Anda di halaman 1dari 21

Laporan Khusus

Laboratorium Satuan Operasi dan Proses

EKSTRAKSI PADAT CAIR

Disusun oleh:
Kelompok B-2

Halimatussakdiah
2004103010027

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111Telp 0651-51997 pes 4326

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Khusus Praktikum Operasi Teknik Kimia II ini disusun oleh :

Nama : Halimatussakdiah
NIM : 2004103010027
Judul Praktikum : Ekstraksi Padat Cair

Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Operasi Teknik Kimia II” pada Laboratorium Satuan Operasi
dan Proses.

Darussalam,
Dosen Pembimbing, Praktikan,

Dr. Hesti Meilina, S.T., M.Si Halimatussakdiah


NIP. 197605052003122001 NIM. 2004103010027

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Satuan Operasi dan Proses

Dr.Ir. Adi Salamun, M.T


NIP.196705271993031003

i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111Telp 0651-51997 pes 4326

IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM


LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES

Kelompok : B-2
Nama / NIM : Halimatussakdiah 2004103010027
Wanda Muharrivah 2004103010008
Radika Putri 2004103010037
Nurul Aulia 2004103010038

Melaksanakan percobaan di Laboratorium Satuan Operasi dan Proses :


Percobaan : Ekstraksi Padat Cair
Hari / Tanggal : 12-13 Oktober 2022
Pukul : 08.00 s.d. selesai
Pembimbing percobaan telah menyetujui atas penggunaan segala fasilitas di
Laboratorium Satuan Operasi dan Proses untuk melakukan percobaan di atas.

Darussalam, November 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Hesti Meilina, S.T., M.Si


NIP. 197605052003122001

ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111Telp 0651-51997 pes 4326

LEMBARAN PENUGASAN

Percobaan : Ekstraksi Padat Cair


Kelompok : B-2
Nama / NIM : Halimatussakdiah 2004103010027
Wanda Muharrivah 2004103010008
Radika Putri 2004103010037
Nurul Aulia 2004103010038

Darussalam, November 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Hesti Meilina, S.T., M.Si


NIP. 197605052003122001

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan hidayah kepada penyusun sehingga telah dapat
menyelesaikan laporan khusus praktikum “Ekstraksi Padat Cair” pada
Laboratorium Satuan Operasi dan Proses.
Maksud dari penyusunan laporan khusus ”Ekstraksi Padat Cair” ini adalah
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata kuliah
”Praktikum Operasi Teknik Kimia II” pada Laboratorium Satuan Operasi dan
Proses.Penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia , M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Universitas Syiah Kuala.
2. Bapak Dr.Ir. Adi Salamun, M.T selaku Ketua Laboratorium Satuan
Operasi dan Proses
3. Ibu Dr. Hesti Meilina, S.T., M.Si selaku dosen pembimbing praktikum
”Ekstraksi Padat Cair”.
4. Saudari Adiba Imani Salsabila selaku asisten praktikum ”Ekstraksi
Padat Cair”.
5. Saudari Nurul Aulia, Radika Putri, Wanda Muharrivah selaku teman-
teman dari kelompok B-2 dan seluruh teman-teman Teknik Kimia
Angkatan 2020 yang telah banyak membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangannya, karena itu kritik dan saran dari teman-teman dan dosen
pembimbing sangat diharapkan. Semoga laporan ini ada manfaatnya bagi kita
semua. Aamiin.

Darussalam,

Penyusun

4
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN........………………………………….…………i
IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM......................................................................ii
LEMBARAN PENUGASAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI…………………………………………………..
DAFTAR TABEL…………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..
BAB I.......................................................................................................................7
1.1 Latar Belakang...............................................................................................7
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
2.1 Ekstraksi.........................................................................................................8
2.2 Prinsip Dasar……………………………………………………………..
2.3 Jenis- Jenis Ekstraksi…………………………………………………..
2.3.1 Ektsraksi Padat - Cair………………………………………
2.3.2 Ekstraksi Cair - Cair…………………………………………
2.4 Metode Ekstraksi Padat- Cair………………………………
2.4.1 Ekstraksi Cara Panas………………………………………
2.4.2 Ekstraksi Cara Dingin……………………………………
2.5 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ekstraksi…………………………
2.6 Aplikasi Ekstraksi Dalam Industri………………………………………
2.6.1 Industri Kimia…………………………………………………..
2.6.2 Industri Makanan…………………………………………………..
2.6.3 Industri Pertambangan…………………………………………….
BAB III..................................................................................................................15
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................15
3.2 Prosedur Kerja..............................................................................................15

5
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekstraksi adalah suatu proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut,
sehingga kandungan tersebut terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan
menggunakan pelarut cair. Ekstraksi padat-cair dapat terjadi apabila terdapat
kontak antara padatan dan pelarut sehingga didapat larutan yang diinginkan yang
dipisahkan dari padatannya. Ketika pelarut dan padatan tersebut berkontak terjadi
perisitiwa pelarutan dan difusi antara dua zat tersebut (Ananingsih dkk., 2020).
Pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman terjadi dengan cara
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dalam pelarut organik di bagian luar
dinding sel, sehingga larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di
dalam dan di luar sel (Riana dan Jauhar, 2022).
Menurut Wijaya dkk. (2019), laju peningkatan rendemen hasil ekstraksi
selaras dengan lamanya waktu kontak selama ekstraksi. Hal ini disebabkan karena
semakin lama waktu ekstraksi, mengakibatkan waktu kontak antara pelarut dan
bahan baku semakin lama pula. Sehingga proses penetrasi pelarut ke dalam sel
bahan baku akan semakin baik, dan menyebabkan semakin banyaknya senyawa
yang berdifusi keluar sel.

1.2 Tujuan Percobaan


Percobaan Ekstraksi Padat Cair ini bertujuan untuk menentukan pengaruh
jumlah tahap pencucian dan kecepatan putaran pengaduk terhadap konsentrasi
NaOH yang dihasilkan serta untuk mengetahui efisiensi reaktor.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan senyawa dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi juga dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan bahan. Pada ekstraksi,
kandungan kimia yang dapat larut dari suatu bahan yang tidak dapat larut ditarik
atau diambil dari bahan tersebut dengan bantuan dari pelarut cair. Proses ekstraksi
akan berhenti ketika kesetimbangan konsentrasi tercapai (Saputra, 2020).
Ekstraksi adalah proses perpindahan suatu zat atau solut dari larutan asal atau
padatan ke dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
berdasarkan perbedaan kemampuan melarutnya komponen-komponen yang ada
dalam campuran. Secara garis besar ekstraksi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu ekstraksi padat-cair (leaching) dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair
atau leaching adalah proses pemisahan solut dari padatan yang tidak dapat larut
yang disebut inert (Aji dkk., 2022).
Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan zat yang dapat
melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut
(inert) dengan menggunakan pelarut cair. Proses yang terjadi didalam leaching ini
biasanya disebut juga dengan difusi. Prinsip proses ekstraksi yaitu: Pelarut
ditransfer dari bulk menuju ke permukaan. Pelarut menembus masuk atau terjadi
difusi massa pelarut pada permukaan padatan inert ke dalam pori padatan.
(intraparticle diffusion). Zat terlarut (solut) yang ada dalam padatan larut kedalam
pelarut lalu karena adanya perbedaan konsentrasi. Campuran solut dalam pelarut
berdifusi keluar dari permukaan padatan inert. Selanjutnya, zat terlarut (solut)
keluar dari pori padatan inert dan bercampur dengan pelarut yang ada pada luar
padatan (Prayudo dkk., 2020).

8
Menurut Fajriati dkk., (2021) Mekanisme dalam proses ekstraksi padat-cair
meliputi dua langkah, antara lain yaitu:
a. Terjadinya kontak antara cairan dan zat padat yang menyebabkan
terjadinya perpindahan komponen zat padat ke dalam cairan.
b. Pemisahan antara cairan dengan sisa zat padat.

2.2 Prinsip Dasar


Pelarut bercampur dengan padatan inert sehingga permukaan padatan dilapisi
oleh pelarut. Terjadi difusi massa pelarut pada permukaan padatan inert ke dalam
pori padatan inert tersebut. Laju difusi ini lambat karena pelarut harus menembus
dinding sel padatan. Solute yang terdapat dalam padatan melarut dalam pelarut.
Campuran solute dalam pelarut berdifusi keluar dari permukaan padatan inert dan
bercampur dengan pelarut sisa (Mirwan., 2019).
Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu
matriks yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut
tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi
optimum ekstraksi antara lain: senyawa dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu
yang singkat, pelarut harus selektif melarutkan senyawa yang dikehendaki,
senyawa analit
memiliki konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia
metode
memisahkan kembali senyawa analit dari pelarut pengekstraksi (Sihombing dkk.,
2022).

2.3 Jenis- Jenis Ekstraksi


Menurut Arifyana (2020) adapun jenis-jenis ekstraksi yaitu sebagai berikut:
2.3.1 Ekstraksi Padat- Cair
Ekstraksi padat cair merupakan suatu metode pemisahan senyawa dari
suatu padatan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut berbentuk
larutan. Prinsip pemisahan ekstraksi padat-cair yaitu berdasarkan perbedaan
konsentrasi antar solut yang ada pada padatan dengan pelarut yang digunakan dan

9
juga perbedaan kelarutan senyawa dalam campuran. Pada ekstraksi padat cair
terjadi proses adsorpsi dimana pelarut yang berada dipermukaan sampel akan
mengalami proses difusi sehingga analit dapat berinteraksi dengan pelarut.
2.3.2 Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair cair merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen
senyawa dari campuran senyawa yang berupa larutan dengan menggunakan suatu
pelarut. Proses ekstraksi cair cair dilakukan melalui dua tahapan yaitu
pencampuran kedua komponen dan yang kedua pemisahan fasa cair. Campuran
antara senyawa dan pelarut bersifat heterogen sehingga terbentuk dua fasa yaitu
fasa rafinat dan fasa ekstrak. Ekstraksi cair cair dilakukan ketika pemisahan
dengan menggunakan destilasi tidak dapat dilakukan karena beberapa faktor,
salah satunya seperti kepekaan terhadap panas Prinsip dari ekstraksi cair cair
berdasarkan adanya suhu dan tekanan yang konstan dimana senya akan
terdistribusi dalam proporsi yang sama. Distribusi tersebut disebut sebagai
distribusi Nernst.

2.4 Metode Ekstraksi Padat- Cair


Menurut Ibrahim dkk., (2022) Metode ekstraksi berdasarkan ada tidaknya
proses pemanasan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Ekstraksi cara panas dan
ekstraksi cara dingin.
2.4.1 Ekstraksi Cara Panas
Pada metode ini melibatkan pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung. Adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses ekstraksi
dibandingkan dengan cara dingin. Beberapa jenis metode ekstraksi cara panas,
yaitu:
a. Ekstraksi refluks
Ekstraksi refluks merupakan metode ekstraksi yang dilakukan pada titik
didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya
pendingin balik (kondensor). Kelebihan metode refluks adalah padatan yang
memiliki tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak.

10
b. Ekstraksi dengan alat soxhlet
Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Pada metode ini,
padatan disimpan dalam alat soxhlet dan dipanaskan, sedangkan yang dipanaskan
hanyalah pelarutnya. Pelarut terdinginkan dalam kondensor, kemudian
mengekstraksi padatan. 

2.4.2 Ekstraksi Cara Dingin


Pada metode ini tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung dengan tujuan agar senyawa yang diinginkan tidak menjadi rusak.
Beberapa jenis metode ekstraksi cara dingin, yaitu:
a. Maserasi atau dispersi
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut diam
atau dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan. Metoda ini
dapat dilakukan dengan cara merendam bahan dengan sekali-sekali dilakukan
pengadukan. Pada umumnya perendaman dilakukan selama 24 jam, kemudian
pelarut diganti dengan pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan dengan
pengadukan secara sinambung (maserasi kinetik). Kelebihan dari metode ini yaitu
efektif untuk senyawa yang tidak tahan panas (terdegradasi karena panas),
peralatan yang digunakan relatif sederhana, murah, dan mudah didapat.
b. Perkolasi
Perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan bahan yang disusun secara
unggun dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai prosesnya
sempurna dan umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Prosedur metode ini yaitu
bahan direndam dengan pelarut, kemudian pelarut baru dialirkan secara terus
menerus sampai warna pelarut tidak lagi berwarna atau tetap bening yang artinya
sudah tidak ada lagi senyawa yang terlarut. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak
diperlukan proses tambahan untuk memisahkan padatan dengan ekstrak.

11
2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ekstraksi
Menurut Chairunnisa dkk., (2019) adapun faktor - faktor yang mempengaruhi
proses ekstraksi adalah sebagai berikut:
a. Jenis pelarut, dimana jenis pelarut dapat mempengaruhi senyawa yang
tersari, jumlah zat terlarut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi.
b. Suhu, dimana kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke
dalam pelarut.
c. Rasio pelarut dan bahan baku, dimana jika rasio pelarut-bahan baku besar
maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut. Akibatnya
laju ekstraksi akan semakin meningkat.
d. Ukuran partikel, dimana laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran
partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan
semakin besar bila ukuran partikel semakin kecil.
e. Pengadukan, fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya
reaksi antara pelarut dengan zat terlarut.
f. Lama waktu, semakin lama waktu ekstraksi maka akan menghasilkan
ekstrak yang lebih banyak, karena kontak antara zat terlarut dengan pelarut
lebih lama

Menurut Bahri (2019) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
proses ekstraksi padat-cair (leaching), antara lain sebagai berikut:
a. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang kecil akan memperbesar luas permukaan kontak
antara
partikel dan liquid, maka akan memperbesar rate transfer material, di samping itu
juga akan memperkecil jarak difusi. Namun demikian partikel yang sangat halus
akan tidak efektif bila sirkulasi proses tidak dijalankan. Di samping itu juga
mempersulit drainase sisa liquid (residu). Jadi harus ada range tertentu untuk
ukuran partikel dimana suatu partikel harus cukup kecil, tetapi juga tidak terlalu
kecil sehingga tidak menggumpal dan menyulitkan drainase.
b. Jenis Pelarut

12
Perlu larutan yang cukup baik dimana tidak merupakan perusak konstituen
yang diharapkan atau residu. Di samping itu pelarut tidak boleh mempunyai
viskositas tinggi agar sirkulasi bebas dapat terjadi.
c. Temperatur Operasi
Umumnya kelarutan suatu solute yang akan diekstraksi akan bertambah
dengan meningkatkan temperatur, demikian juga dengan laju difusi. Secara
keseluruhan akan menambah laju ekstraksi.
d. Pengadukan
Laju difusi akan bertambah dengan adanya pengadukan, karena
perpindahan bahan dari suatu permukaan ke permukaan lain akan bertambah
dengan adanya pengadukan.

2.6 Aplikasi dalam Industri


2.6.1 Industri Kimia
Salah satu contoh aplikasi ektraksi padat cair dalam indutri kimia adalah
ekstraksi titanium dioksida (tio2) anatase dari pasir mineral. Kandungan utama
pada pasir mineral adalah unsur Fe dan Ti yang berikatan dengan unsur lainnya.
Unsur Fe dan Ti akan saling berikatan membentuk senyawa ilmenite (FeTiO3),
hematite (Fe2O3) dan magnetite (Fe3O4). Dari ketiga senyawa tersebut yang
dapat diekstrak menjadi Titanium Dioksida (TiO2) adalah senyawa ilmenite.
Senyawa anatase (TiO2) yang diperoleh dari ekstraksi ilmenite (FeTiO3) yang
merupakan kandungan dari pasir pesisir pantai dapat digunakan dalam bidang
industri kemasan sebagai antibakteri pada kemasan, di Industri kimia yaitu
sebagai katalis dan kosmetik. Dimana TiO2 diekstraksi dari pasir mineral dengan
proses pelarutan menggunakan H2SO4 (leaching). Penggunaan metode leaching
sangat menguntungkan karena mempercepat proses ekstraksi TiO2 serta mampu
menghasilkan TiO2 yang lebih banyak daripada menggunakan metode
hidrometalurgi (Istiqamah dkk., 2019).

13
2.6.2 Industri Makanan
Salah satu contoh aplikasi ektraksi padat cair dalam indutri makanan adalah
ekstraksi pelarut dalam pemisahan minyak atsiri jahe merah (Zingiberen officinale
Var.rubrum) menggunakan pelarut N-heksane, metode ekstraksi yang digunakan
yakni maserasi. Senyawa khas jahe lainnya adalah gingerol, shogaol dan zingeron.
Ketiga senyawa ini merupakan pemberi rasa pedas, panas dan pahit. Gingerol
merupakan senyawa utama pada jahe segar, sedangkan shogaol dan zingeron
merupakan turunan gingerol yang dihasilkan dari proses pemanasan atau
penyimpanan jangka panjang. pelarut yang digunakan harus pelarut yang bersifat
inert, bertitik didih yang rendah serta dapat melarutkan dengan cepat dan
sempurna. Untuk mendapatkan minyak atsiri dari jahe terdapat dua tahap yang
dapat dilakukan, yaitu perlakuan pendahuluan dan pemisahan minyak atsiri
jahe(Pamungkas dan Indah, 2022).

2.6.3 Industri Pertambangan


Salah satu contoh aplikasi ektraksi padat cair dalam industri adalah ekstraksi
emas (Au) dan perak (Ag) oleh sianida dengan bantuan oksigen terlarut. Pada
proses leaching dalam melarutkan emas dan perak dipengaruhi jumlah kadar
oksigen yang terlarut. Semakin tinggi konsentrasi oksigen dalam larutan maka
persen ekstraksi emas (Au) dan perak (Ag) akan semakin meningkat. Oxygen
Plant adalah suatu sistem yang menghasilkan oksigen murni yang akan digunakan
dalam proses ekstraksi bijih (ore) emas, Pada proses leaching oksigen merupakan
faktor yang sangat penting dalam membantu proses sianidasi emas (Au) dan perak
(Ag) (Basongan dkk., 2021).

14
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat Jumlah
1. Gelas Beaker 500 mL 5 buah
2. Erlenmeyer 25 mL 4 buah
3. Gelas ukur 100 mL 2 buah
4. Buret 50 mL 1 buah
5. Batang statif 1 buah
6. Spatula 1 buah
7. Magnetic Stirrer 1 buah
8. Stirrer 1 buah
9. Pipet volume 1 buah
10. Bola hisap 1 buah
11. Timbangan 1 buah
3.1.2 Bahan
1. Na2CO3 10,6 gram
2. CaO 3,92 gram
3. H2SO4 Secukupnya
4. Aquadest Secukupnya
5. Kertas saring Secukupnya
6. Aluminium foil Secukupnya
7. Tissue Secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Pembuatan Larutan H2SO4 0,5 M
1. Konsentrasi HCl pekat 98% di dalam botol dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
ρ× 10 ×%
M=
BM

15
2. Diencerkan menjadi H2SO4 0,5 M menggunakan perhitungan dengan
rumus pengenceran sebagai berikut:
M 1 ×V 1=M 2× V 2
Dengan M1 : Konsentrasi HCl pekat dalam botol (M)
V1 : Volume HCl pekat yang dibutuhkan (ml)
M2 : Konsentrasi HCl yang diinginkan (M)
V2 : Volume HCl yang diinginkan (ml)
3. H2SO4 pekat diambil dari botol dengan menggunakan pipet volume sesuai
dengan kebutuhan.
3.2.2 Prosedur Ekstraksi Padat-Cair
1. Ditimbang gelas beaker, cawan petri dalam keadaan kosong.
2. Ditimbang Na2CO3 sebanyak 10,6 gram dan CaO sebanyak 3,92 gram,
dimasukkan ke dalam gelas beaker, kemudian ditambahkan aquadest
sebanyak 150 mL.
3. Diaduk selama interval waktu penugasan (4 dan 5 menit)
4. Dibiarkan selama 5 menit, kemudian ekstrak dipisahkan dari rafinat
melalui penyaringan.
5. Demikian seterusnya, langkah-langkah percobaan ini dilakukan.
3.2.3 Proses Analisa Ekstrak
1. Diukur volume ekstrak dan diambil sebanyak 5 mL, lalu dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer 10 mL.
2. Ditambahkan 2 tetes indikator PP
3. Dititrasi dengan larutan H2SO4 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari
merah muda menjadi jernih, kemudian dicatat volume titran, dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali dan dicatat volume titran rata-ratanya.

BAB IV
DATA PENGAMATAN

16
Tabel 4.1 Data pengamatan hasil ekstraksi NaOH dari campuran Na 2CO3 dan
CaO dengan perbandingan mol 0,1 : 0,07 dengan volume pelarut 150
mL
Waktu Volume Volume Titrasi (mL)
Volume rata-
Pengadukan Reaktor Ekstrak
I II III rata (mL)
(menit) (mL)
1 102 3,3 3,7 3,6 3,53
2 120 3,6 3,2 3,6 3,46
3 108 3,2 3,4 3,3 3,3
4 134 3,2 3,4 3,4 3,33
4 5 112 3,3 3,7 3,3 3,43
6 123 3,4 3,8 3,5 3,56
7 135 3,5 3,3 3,3 3,36
8 111 3,4 3,2 3,2 3,26
9 143 3,8 3,5 3,8 3,7
1 98 3,5 3,5 3,5 3,5
2 123 3,1 3 3 3,03
3 101 3,6 3,4 3,6 3,53
4 127 3,3 3,3 3,2 3,26
5 5 105 3,4 3,3 3,4 3,36
6 112 3,5 3,6 3,4 3,5
7 115 3,1 3,8 3,5 3,46
8 109 3,7 3,8 3,5 3,66
9 138 3,9 3,8 3,8 3,83

17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 5.1 Hasil pengolahan data ekstraksi NaOH dari campuran Na2CO3 dan CaO
dengan perbandingan mol 0,1:0,07 dengan volume pelarut 150 mL
Waktu Volume Efisiensi
N NaOH Wi NaOH
Pengadukan Reaktor Titrasi Reaktor
(N) (gram)
(menit) Rata-rata (%)
1 3,53 0,353 1,441 33,297
2 3,46 0,346 1,664 38,434
3 3,3 0,33 1,425 32,928
4 3,33 0,333 1,786 41,267
4 5 3,43 0,343 1,538 35,527
6 3,56 0,356 1,754 40,531
7 3,36 0,336 1,818 41,991
8 3,26 0,326 1,450 33,500
9 3,7 0,37 2,116 48,884
1 3,5 0,35 1,372 34,410
2 3,03 0,303 1,492 37,430
3 3,53 0,353 1,427 35,801
4 3,26 0,326 1,659 41,620
5 5 3,36 0,336 1,414 35,463
6 3,5 0,35 1,568 39,326
7 3,46 0,346 1,594 39,994
8 3,66 0,366 1,598 40,095
9 3,83 0,383 2,116 53,070

DAFTAR PUSTAKA

18
Aji, A., Bahri, S., Tantalia. 2022. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi HCl
Untuk Pembuatan Pektin Dari Kulit Jeruk Bali (Citrus maxima). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal. 6(1): 33-44.
Arifyana, D. 2021. Pengaruh Waktu Ekstraksi Abu Kulit Buah Kakao
(Theobroma Cacao L.) Terhadap Kadar Alkali (Kalium, Natrium Dan
Kalsium) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Prosiding
Industrial Research Workshop and National Seminar: 6-9.
Bahri, S. 2019. Ekstraksi Kulit Batang Nangka Menggunakan Air Untuk Pewarna
Alami Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 8(2): 73-88.
Basongan M. R., Cahyono, M. R. A., dan Syamsuddin, A. 2021. Analisa
Pengaruh Penerapan Sistem Monitoring Real-Time Pada Oxygen Plant
Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja. JITMI. 4(1): 25-35.
Chairunnisa, S., Wartini, N.M., dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan
Waktu Maserasi Terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus
Mauritiana L.) Sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa Manajemen
Agro Industri. 7(4): 551-560.
Fajriati, I., Rizkiyah, M., dan Muzakky. 2021. Studi Ekstraksi Padat-Cair
Menggunakan Pelarut HF dan HNO3 Pada Penentuan Logam Cr dan Cu
Dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria. Jurnal Ilmu
Dasar. 12(1): 13-22.
Hasnaeni., Wisdawati.,dan Usman, S. 2022. Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap
Rendemen dan Kadar Fenopilik Ekstrak Tanaman Kayu Beta-Beta
(Lunasia amara Blanco). Jurnal Farmasi Galenika. 5(2): 175-183.
Ibrahim, M. T., Purwadi, I., dan Wahyudi, B. 2022. Peningkatan Kadar
Glukomanan Dari Umbi Iles- Iles (Amorphophallus variabilitis) Pada
Proses Ekstraksi Dengan Pelarut Isopropil Alkohol. Jurnal Of Chemical
and Process Engineering. 3(1): 51-57.
Istiqamah., Putri, A.,Patmawati, T., Rohmawati, L., dan Setyarsih, W. 2019.
Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO2) Anatase Menggunakan Metode
Leaching dari Pasir Mineral Tulungagung. Akta Kimindo. 4(2): 145-151.

19
Mirwan, A. 2019. Keberlakuan Model HB-GFT Sistem n-Heksana – MEK – Air
Pada Ekstraksi Cair- Cair Kolom Isian. Jurnal Konversi. 2(1): 32-39.
Pamungkas dan Indah, N.L. 2022. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap
Karakteristik Oleoresin Jahe Gajah (Zingiber Officinale, Rosc)
Dengan Proses Leaching. Jurnal Teknik Kimia. 1(4): 11-19.
Prayudo, A. N., Novian, O., Setyadi., Antaresti. 2020. Koefisien Transfer Massa
Kurkumin Dari Temulawak. Jurnal Ilmiah Widya Teknik. 14(1): 26-31.
Riana, A., dan Jauhar, K. 2022. Karakteristik Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu
Tembesu (Fagreae fragnans), Rengas (Gluta Renghas) dan Medang (Litsea
sp.) Sebagai Larvasida Lalat Rumah (Musca domestica). Jurnal
Tengkawang. 12(1): 86-93.
Sihombing, R. P., Tamba, A. P., Renata, C. A., Ngatin, A. 2022. Ekstraksi Daun
Tembakau Dengan Metode MAE( Microwave Assisted Extraction)
Dengan Variasi Jenis Pelarut dan Waktu Ekstraksi Pada Daya Microwave
150 Watt. Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National
Seminar : 807-812.

20

Anda mungkin juga menyukai