Disusun oleh:
Kelompok C-4
Kelompok :C–4
Nama/NIM : Siti Hartati / 2104103010087
Cut Keumala Firna / 2104103010025
Desi Widyasari Harahap / 2104103010058
Eti Purwati / 2104103010061
Darussalam, 2023
Menyetujui
Pembimbing ,
LEMBARAN PENUGASAN
Percobaan : Ekstraksi Padat-Cair
Kelompok :C–4
Nama/NIM : Siti Hartati / 2104103010087
Cut Keumala Firna / 2104103010025
Desi Widyasari Harahap / 2104103010058
Eti Purwati / 2104103010061
Penugasan Sampel :
Mol CaO = 0,15
Mol Na2CO3 = 0,15
Volume Pelarut = 125 dan 225 mL
Waktu Pengadukan = 7 Menit
Stage =4
Konsentrasi Larutan H2SO4 = 0,5 N
Arah Aliran = Counter Current
Darussalam, 2023
Menyetujui
Pembimbing ,
Daftar Pustaka
Sulistiani, R. P., dan Isworo, J. T. 2022. Efektivitas Jenis Pelarut dan Metode
Ekstraksi dari Daun Talas (Colocasia esculenta L. Schoot). Jurnal
Gizi, 11(2): 68-76.
Indriyani, P. D., Prasetyaningrum, T., dan Adhani, L. 2023. Pembuatan Sediaan
Gel Dari Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) Sebagai
Obat Luka Sayat. PENDIPA Journal of Science Education, 7(2):259-264.
Saputra, A., Arfi, F., dan Yulian, M. 2020. Literature Review: Analisis Fitokimia
Dan Manfaat Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera). Amina, 2(3):114-
119.
Eti Purwati :
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solvent) sebagai separating agent. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larut yang berbeda darikomponen-komponen dalam campuran. Tujuan ekstraksi
adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bahan. Ekstraksi ini
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut (Permana dan Robiah, 2020).
Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah ekstraksi padat cair dengan
perantara suatu zat pelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat
terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan padatan dari cairan yang
membuat padatan terkontaminasi. Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan
ditentukan oleh banyaknya zat yang larut, penyebarannya dalam padatan, sifat
padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar merata di dalam padatan,
material yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih dahulu. Biasanya
proses leaching berlangsung dalam tiga tahap yaitu yang pertama perubahan fase
dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut masuk. Kedua terjadi proses
difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar (Kuntaarsa dkk., 2021).
Ekstraksi cair-cair adalah suatu metode pemisahan untuk memisahkan satu
atau lebih komponen dalam suatu campuran homogen dengan penambahan pelarut
cair yang membuatnya terpisah menjadi dua fase yaitu fase organik dan fase
aqueous. Performansi dari nilai proses ekstraksi ditentukan dari nilai separation
factor dan koefisien distribusi. Separation factor didefinisikan sebagai rasio dari
koefisien distribusi pada solute (D2) terhadap koefisien distribusi pada air (D1).
Selain itu, berfungsi untuk menentukan kemampuan dari pelarut untuk secara
selektif mengekstrak zat terlarut dari larutan awal (Sugiarto dkk., 2023).
Daftar Pustaka
Permana, S. H. A., & Robiah, R. 2020. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk
Sebagai Bahan Peluruhan Styrofoam. Jurnal Distilasi: 3(2), 16-21.
Kuntaarsa, A., Achmad, Z., & Subagyo, P. 2021. Ekstraksi Biji Ketumbar Dengan
Mempergunakan Pelarut N-Heksana. Jurnal Teknologi Technoscientia:
60-73.
Sugiarto, K. W., Honora, F., Altway, S., & Zuchrillah, D. R. 2023. Prediksi Data
Kesetimbangan Cair-cair Pada Sistem Terner Air+Asam Laktat+Pelarut
Menggunakan Model UNIFAC-DMD. In Seminar Nasional Teknik
Kimia" Kejuangan" (pp. 4-1).
Daftar Pustaka
Fauzan, A., Ghozali, M., Saputra, T. R., Muchtari, H. K., & Mopa, M. R. M.
(2020). Pemisahan Bahan Aktif Dalam Buah Sosis (Kigelia Africana)
Dengan Metode Ekstraksi Padat-Cair (Leaching). Fluida, 13(1), 17-23.
Lestrari, N. M. M., Ni, M. Y, dan Komang, A. N. 2020. Pengaruh Lama
Ekstrakksi Menggunakan Ultrasonic Terhadap Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Tempuyung. Jurnal Itepa. 9(3).
Saleh, E. K. 2019. Karakterisasi Puncak Kromatogram dalam HPLC Terhadap
Perbedaan Fase Gerak, Laju Alir dan Penambahan Asam. Kandaga–Media
Publikasi Ilmiah Jabatan Fungsional Tenaga Kependidikan, 1(2).
Siti Hartati :
Ekstraksi padat cair (leaching) adalah proses pemisahan suatu zat terlarut
yang terdapat dalam suatu padatan dengan mengontakkan padatan tersebut dengan
pelarut (solvent) sehingga padatan dan cairan bercampur dan kemudian zat terlarut
terpisah dari padatan karena larut dalam pelarut. Terdapat dua fase dalam
leaching yaitu fase overflow (ekstrak) dan fase underflow (rafinat/ ampas).
Pemisahan dapat terjadi karena adanya driving force yaitu perbedaan konsentrasi
solute di padatan dengan pelarut dan adanya perbedaan kemampuan melarut
komponen dalam campuran (Sihombing dkk., 2022).
Salah satu metode dalam ekstraksi padat cair adalah metode maserasi.
Metode maserasi terbagi menjadi 2 yaitu: Metode ekstraksi cara dingin dan
metode ekstraksi cara panas. Metode cara dingin digunanakan untuk mengambil
senyawa yang bersifat termolabil (tidak tahan pemanasan). Metode cara dingin
contohnya yaitu: maserasi, maserasi kinetik dan perkolasi. Pada metode ekstraksi
cara panas proses ekstraksi ini dibantu oleh suhu yang tinggi dan di gunanakan
untuk senyawa yang tahan akan pemanasan tinggi. Metode ekstraksi cara panas
seperti: refluks, sokletasi, digesti, infudasi dan dekokta (Huda dkk.,2022).
Operasi ekstraksi bisa dilakukan dengan sistem batch, semi batch, atau
kontinyu. Proses ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk meningkatkan
kelarutan solute didalam pelarut. Untuk meningkatkan unjuk kerja, strem aliran
dalam ekstrak dapat dilakukan dengan cara arus berhadapan (cross-current) atau
arus searah (counter-current) (Bahri 2019).
Daftar Pustaka
Bahri, S. 2019. Ekstraksi Kulit Batang Nangka menggunakan Air untuk Pewarna
Alami Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 8(2): 73-88.
Huda, K., Bintari, Y. R., & Wulandari, D. N. 2022. Pengaruh Variasi Metode
Ekstraksi Terhadap Berat Rendemen dan Total Kadar Fenol Daun Serai
(Cymbopogon citratus). Jurnal Bio Komplementer Medicine, 9(2): 1-6.
Sihombing, R. P., Tamba, A. P., Renata, C. A., & Ngatin, A. (2022, July).
Ekstraksi Daun Tembakau Dengan Metode Mae (Microwave Assisted
Extraction) Dengan Variasi Jenis Pelarut Dan Waktu Ekstraksi Pada Daya
Microwave 150 Watt. In Prosiding Industrial Research Workshop And
National Seminar. 13 (01): 807-812.
Tabel 4.2 Data pengamatan hasil ekstraksi NaOH dari campuran Na 2CO3 dan CaO
dengan perbandingan mol 0,15 : 0,15 dengan volume pelarut 225 mL
Waktu Volume Volume Titrasi (mL)
Volume rata-
Pengadukan Reaktor Ekstrak
I II III rata (mL)
(menit) (mL)
7 1 192 4,3 4,4 4,6 4,4
2 180 4,4 4,5 4,8 4,6
3 176 4,6 4,8 5,3 4,9
4 172 5 5,2 5,6 5,3
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.1 Hasil pengolahan data ekstraksi NaOH dari campuran Na 2CO3 dan CaO
dengan perbandingan mol 0,15 : 0,15 dengan volume pelarut 125 mL
Waktu Volume Efisiensi
N NaOH Wi NaOH
Pengadukan Reaktor Titrasi Reaktor
(N) (gram)
(menit) Rata-rata (%)
1 4,3 0,433 2,080 50,390
2 4,5 0,447 1,965 51,941
7
3 4,7 0,473 1,799 55,042
4 5,2 0,517 1,653 60,081
Tabel 5.2 Hasil pengolahan data ekstraksi NaOH dari campuran Na 2CO3 dan CaO
dengan perbandingan mol 0,15 : 0,15 dengan volume pelarut 225 mL
Waktu Volume Efisiensi
N NaOH Wi NaOH
Pengadukan Reaktor Titrasi Reaktor
(N) (gram)
(menit) Rata-rata (%)
1 4,4 0,443 3,40 61,37
2 4,6 0,457 3,29 63,22
7
3 4,9 0,490 3,45 67,83
4 5,3 0,527 3,62 72,91
5.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah ekstraksi padat-cair
menggunakan sampel berupa Na2CO3 sebanyak 15,9 gram dan CaO 8,4 gram
dengan variasi volume pelarut 125 mL dan 225 mL dengan waktu pengadukan
selama 7 menit. Proses ekstraksi ini dilakukan dengan 4 tahapan dengan aliran
berlawanan arah (counter current).
5.2.1 Hubungan Tahap Pencucian dan Volume Pelarut Terhadap
Konsentrasi NaOH
Pada proses ekstraksi, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
konsentrasi ekstrak NaOH yaitu jumlah tahap pencucian dan volume pelarut.
Adapun hubungan antara jumlah tahap pencucian dan volume pelarut terhadap
konsentrasi NaOH dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Konsentrasu NaOH (N)
0.52
0.50
0.48
0.46 125 ml
225 ml
0.44
0.42
1 2 3 4
Tahap Pencucian
Gambar 5.1 Hubungan jumlah tahap pencucian terhadap konsentrasi NaOH pada
waktu pengadukan 7 menit dengan volume pelarut 125 mL dan 225
mL
70
60
125 mL
50 225 mL
40
1 2 3 4
Tahap Pencucian
Gambar 5.2 Hubungan jumlah tahap pencucian terhadap efisiensi reaktor dengan
waktu pengadukan 7 menit dengan volume pelarut 125 mL dan 225
mL
1000
V ekstrak
=
( 040,19636 gram
gram/mol
+
15,3 gram
106 gram/mol
+
0,3682 gram
100 gram/mol ) x
1000
120 mL
= 0,860 N