Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KIMIA ANALISIS

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Anak Agung Ngurah Pradipta Dwipayana


172200068
B-2a

Farmasi Klinis
Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali
2018
EKSTRAKSI CAIR – CAIR

Menurut Laddha dan Degaleesan (1976) dalam Martunus dan Zuchra


Helwani (2006), Ekstraksi cair-cair merupakan suatu proses pemisahan suatu
komponen dari suatu fasa cair ke fasa cair lainnya. Proses ekstraksi cair-cair
terdiri dari beberapa tahap diantaranya :

1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang memiliki zat
terlarut (solute), kemudian zat terlarut tersebut akan pindah ke fasa
pelarut cair yang digunakan.
2. Pemisahan fasa yang tidak saling larut yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut sebagai fasa ekstrak dan fasa yang banyak
mengandung pelarut asal disebut fasa rafinat.

Mengaplikasian metode ekstraksi cair-cair telah digunakan secara luas pada


industry kimia, yang meliputi industry kimia organic ataupun industry kimia
anorganik. Penggunaan metode ekstraksi cair-cair untuk mengambil senyawa
atau zat-zat kimia baru yang ada dalam suatu bahan atau dapat juga digunakan
untuk menemukan pelarut baru yang dapat memberikan hasil ekstraksi yang
lebih baik dari pelarut-pelarut sebelumnya.

Pemilihan solvent pada proses ekstraksi cair-cair sangat penting karena


solvent berperan dalam menentukan kecepatan pemisahan, peningkatan efisiensi
dan factor pemisahan.

Menurut Hermawan (2016), solvent yang digunakan dalam ekstraksi cair-


cair harus memiliki sifat antara lain :

1. Solute memiliki kelarutan yang besar dalam solvent tetapi solvent sedikit
atau tidak melarutkan diluen
2. Tidak mudah menguap saat ekstraksi
3. Mudah dipisahkan dari solute sehingga dapat digunakan kembali.
Berdasarkan sifat diluen dan solvent, system ekstraksi dibagi menjadi 2
diantaranya:

1. Immiscible extraction, solvent dan diluen tidak saling larut


2. Partially miscible, solvent sedikit larut dalam diluen dan sebaliknya,
meskipun demikian, campuran ini bersifat heterogen dan jika dipisahkan
akan terdapat fase diluen dan fase solvent.

Menurut Martunus dan Zuchra Helwani (2004), agar tercapai proses ekstrasi
cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi criteria
diantaranya :

1. Kemampuan tinggi melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran


2. Kemampuan tinggi untuk diambil kembali
3. Perbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar
4. Pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah bercampur
5. Tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diekstraksi
6. Tidak merusak alat secara korosi
7. Tidak mudah terbakar, tidak beracun dan memiliki harga yang relative
murah

Menurut Martunus dan Zuchra Helwani (2006), terdapat tiga faktor penting
yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalam ekstraksi cair-
cair diantaranya :

1. Perbandingan antara pelarut-umpan (S/F)


Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatkan hasil
ekstraksi tetapi harus ditentukan titik (S/F) minimal agar proses ekstrasi
menjadi lebih ekonomis
2. Waktu ekstraksi
Ekstraksi yang efisien tingginya pengambilan zat dengan waktu yang
lebih cepat
3. Kecepatan pengadukan
Pengadukan yang baik dapat menghasilkan ekstraksi yang efisien,
pengadukan yang baik adalah memberikan hasil ekstraksi yang maksimal
dengan kecepatan pengadukan yang minimum sehingga dihasilkan
konsumsi energy yang paling minimum
DAFTAR PUSTAKA

Basuki Kris Tri dan Biyantoro Dwi. 2011. KINETIKA REAKSI PEMISAHAN Zr-Hf
PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DALAM MEDIA ASAM NITRAT.
YOGYAKARTA. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.

Fanggida Victor Purnama Agung. 2013. PERBANDINGAN METODEEKSTRAKSI CAIR-


CAIR DAN ULTRASONIKASI UNTUK PEMISAHAN PIRANTEL PAMOAT
DARI SEDIAAN SUSPENSI MERK “X”. Yogyakarta. Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.

Martunus dan Helwani Zuchra. 2004. EKSTRAKSI SENYAWA AROMATIS DARI


HEAVY GAS OIL (HGO) DENGAN PELARUT DETILEN GLOKOL (DEG).
Riau. Jurnal Sains dan Teknologi.

Martunus dan Helwani Zuchra. 2006. Ekstraksi Dioksin dalam Limbah Air Buangan
Industri Pulp dan Kertas dengan Pelarut N-Heksana. Bandung. Jurnal ITENAS.

Anda mungkin juga menyukai