Anak Agung Ngurah Pradipta Dwipayana 172200068
Anak Agung Ngurah Pradipta Dwipayana 172200068
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Farmasi Klinis
Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali
2018
EKSTRAKSI CAIR – CAIR
1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang memiliki zat
terlarut (solute), kemudian zat terlarut tersebut akan pindah ke fasa
pelarut cair yang digunakan.
2. Pemisahan fasa yang tidak saling larut yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut sebagai fasa ekstrak dan fasa yang banyak
mengandung pelarut asal disebut fasa rafinat.
1. Solute memiliki kelarutan yang besar dalam solvent tetapi solvent sedikit
atau tidak melarutkan diluen
2. Tidak mudah menguap saat ekstraksi
3. Mudah dipisahkan dari solute sehingga dapat digunakan kembali.
Berdasarkan sifat diluen dan solvent, system ekstraksi dibagi menjadi 2
diantaranya:
Menurut Martunus dan Zuchra Helwani (2004), agar tercapai proses ekstrasi
cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi criteria
diantaranya :
Menurut Martunus dan Zuchra Helwani (2006), terdapat tiga faktor penting
yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalam ekstraksi cair-
cair diantaranya :
Basuki Kris Tri dan Biyantoro Dwi. 2011. KINETIKA REAKSI PEMISAHAN Zr-Hf
PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DALAM MEDIA ASAM NITRAT.
YOGYAKARTA. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.
Martunus dan Helwani Zuchra. 2006. Ekstraksi Dioksin dalam Limbah Air Buangan
Industri Pulp dan Kertas dengan Pelarut N-Heksana. Bandung. Jurnal ITENAS.