LAPORAN
PRAKTIKUM HIDROLIKA
Disusun oleh :
Kelompok
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
1
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikum Hidrolika adalah bagian integrasi dari mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika
yang merupakan mata kuliah keilmuan dan keterampilan berkarya di dalam Kurikulum Strata-1
Program Studi Teknik Sipil. Laporan ini merupakan bagian dari Praktikum Hidrolika yang telah
dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 5 April di Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik UNCEN - Jayapura.
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
2
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Dr.Bahtiar, ST., MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya saya bisa menyelesaikan laporan pratikum HIDROLIKA,dan sebagai
bukti dari pelaksanaan pratikum ini dengan baik.
Dalam penyelesaian laporan ini, saya mendapat bantuan,bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebasar-besarnya. Saya menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan laporan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, saya harap laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.
Kelompok 6
3
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………........................................................ 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
KARTU ASISSTENSI........................................................................................... 5
LAPORAN PERCOBAAN ....................................................................................
A. Percobaan – 1 : Percobaan Hidrobanch .................................................. 6
• Teori ................................................................... ........... 7
• Prosedur Percobaan ......................................... .............. 7
• Percobaan 1- Penghalang Segitiga tanpa bukaan .......... 16
• Percobaan 2- Penghalang Segitiga dengan bukaan ....... 17
• Kesimpulan . .................................................................. 18
• Percobaan 3- Penghalang Trapesium tanpa bukaan ........... 18
• Percobaan 4- Penghalang Trapesium dengan Bukaan . 20
• Kesimpulan . .................................................................. 22
B. Percobaan – 2 : Tekanan Hidrostatis .......................................................
• Teori .............................................................................. 23
• Prosedur Percobaan ........................................................ 26
• Percobaan 1 ................................................................... 27
• Percobaan 2 ................................................................... 29
• Kesimpulan ................................................................... 31
DOKUMENTASI…………………....................................................................... 32
4
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
5
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
y0 He
y
y1
ycr
6
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
A.3. TEORI
Q = Cd b y 2 gHe
dimana :
Cd = Koefisien debit
b = Lebar bukaan pintu (m)
ycr = tinggi bukaan pintu (m)
y0 = tinggi air di depan pintu terhadap as bukaanm (m)
y = tinggi air di hulu (sebelum pintu sorong) (m)
y1 = tinggi air di hilir ( setelah pintu sorong ) (m)
He = tinggi energi di depan pintu = y0 + V2 / 2g (m)
V = Kecepatan aliran di depan pintu (m/dt)
Ada dua macam aliran yang dapat terjadi lewat di bawah pintu. Pertama aliran bebas,
dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air di belakang pintu. Kedua aliran tidak bebas,
dimana loncatan air tidak terjadi dan tinggi muka air di belakang pintu > tinggi bukaan pintu
(pintu tenggelam).
Untuk aliran bebas berlaku persamaan debit di atas. Sedang untuk aliran tidak bebas,
1. Atur dasar flume dalam kedudukan horisontal (sesuaikan dasar meja hidrobank).
2. Letakkan model pintu sorong pada flume yang akan digunakan (dilakukan oleh petugas).
3. Ukur dimensi bukaan pintu ( dalam percobaan ini bukaan pintu selalu tetap untuk
semua debit )
4. Alirkan air lewat pintu dengan debit tertentu dan buat kondisi aliran bebas dengan cara
mengatur tinggi bukaan tail gate.
5. Ukur tinggi muka air di depan dan di belakang pintu tersebut. Masing-masing dilakukan
5 kali.
6. Ukur debit percobaan ini.
7
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Salah satu penerapan praktis dari konsep aliran melalui bendung bermercu tajam (ambang
tajam) yaitu pengukuran debit aliran saluran terbuka dengan menggunakan bendung (weir)
atau ambang tajam sebagai pintu ukur.
Dalam praktek umumnya digunakan pintu ukur bentuk segi empat, bentuk segi tiga, dan
bentuk trapezium. Untuk pengujian di laboratorium, pintu ukur tersebut dipasang pada
sebuah bak hidrolis (hydraulic bench) yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi air. Makin
besar debit air yang dialirkan, makin besar pula pengaliran yang melalui pintu, demikian pula
sebaliknya sehingga dengan mengetahui geometri (dimensi) pintu serta saluran di hulu pintu
dan mengukur tinggi muka air di atas mercu pintu, dapat dihitung besarnya debit aliran.
Untuk kalibrasi alat, harus ditentukan terlebih dahulu koefisien pengaliran setiap pintu (Cd)
yang merupakan perbandingan antara debit aktual dan debit teoritis melalui pintu ukur.
b h
h
H
dA H-h
8
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Perhatikan gambar diatas, geometri pintu ukur segi tiga ditentukan oleh besarnya sudut antara
kedua kaki segi tiga dan tinggi total pintu. Hubungan antara geometri pintu dan unsure
geometrik penampang aliran ditentukan dengan persamaan:
b2
tan =
2 H−h
atau b = 2(H − h ) tan (4.1)
2
Untuk memperoleh persamaan aliran, perhatikan elemen luas dA.
Secara teoritis, debit aliran melalui elemen luas dA dinyatakan dengan persamaan:
dQ = V dA (4.2)
9
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
10
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
V
Qa = V = volume aliran rata-rata
t
t = waktu pengaliran rata-rata
8
• Hitung debit teoritis dengan persamaan: Q t =
2g tan H 2.5
15 2
dengan H = tinggi muka air di atas mercu ambang, = sudut antara kedua sisi
pintu
Q
• Hitung koefisien pengaliran: C d = a
Qt
b. Gambarkan hubungan antara Qa dan Cd, dan lakukan koreksi Cd dengan cara regresi
(baca dari grafik).
c. Hitung debit sebenarnya dengan persamaan (4.5) dan koreksi debit berdasarkan nilai
Cd yang sudah dikoreksi.
2. Pembahasan hasil
a. Diskusikan hubungan antara Q dan Cd
b. Diskusikan pula hasil perhitungan debit sebenarnya dan koreksinya; komentari apa
penyebabnya.
3. Kesimpulan dan saran
Tuliskan kesimpulan dan saran-saran Anda berdasarkan hasil pembahasan pada point 2 di
atas.
11
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
B.6. TUGAS
1. Merekap data hasil pratikum
2. Membuat kesimpulan
PERCOBAAN 1
19,2 cm
11,8 cm
Panjang lintasan : 40 cm
Waktu on off : 10 detik
Waktu air : 2,5 detik
Waktu aliran
Tinggi kritis : 9,3 cm
Titik jatuh
Panjang : 17,5 cm
Lebar : 14,5 cm
Debit : 6 L
Volume air
Tinggi : 10 cm
Lebar : 22.3 cm
Panjang : 44.8 cm
12
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PERCOBAAN 2
19,2 cm
11,8 cm
Panjang lintasan : 40 cm
Waktu on off : 10 detik
Waktu air : 1,47 detik
Waktu aliran
Tinggi kritis : 11,1 cm
Titik jatuh
Panjang : 15 cm
Lebar : 16,2 cm
Debit : 8 L
Volume air
Tinggi : 10,4 cm
Lebar : 22.3 cm
Panjang : 44.8 cm
13
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PERCOBAAN 3
11,5 cm
12,9 cm
10 cm
Panjang lintasan : 40 cm
Waktu on off : 10 detik
Waktu air : 5,16 detik
Waktu aliran
Tinggi kritis : 11,8 cm
Titik jatuh
Panjang : 17,2 cm
Lebar : 13 cm
Debit : 11,5 L
Volume air
Tinggi : 13,8 cm
Lebar : 22.3 cm
Panjang : 44.8 cm
14
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PERCOBAAN 4
11,5 cm
12,9 cm
10 cm
Panjang lintasan : 40 cm
Waktu on off : 10 detik
Waktu air : 2,23 detik
Waktu aliran
Tinggi kritis : 9,2 cm
Titik jatuh
Panjang : 17.9 cm
Lebar : 12.4 cm
Debit : 6 L
Volume air
Tinggi : 12,5 cm
Lebar : 22.3 cm
Panjang : 44.8 cm
15
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Penyelesaian :
1. Penghalang segitiga tanpa bukaan
➢ Sudut pintu : 81̊
Tinggi muka air (y) : 9,3 cm
h 1 : 11.5 cm
h 2 : 17 cm
h1 = 11.5 cm
Hw
h2 = 17 cm
Tinggi
: 567,944 cmᶟ/dtk
𝑄𝑎 2400
Cd :
𝑄𝑡
= 56,7944
= 4,2257
16
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
5
8 Ɵ
Q: 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 √2𝑔 𝑥 tan 2 𝑥 𝐻𝑤 2
15
5
8 81
: 𝑥 42,257 𝑥 √2 𝑥 981 𝑥 tan 𝑥3.82
15 2
: 2399,964 cmᶟ/dtk
h1 = 11.5 cm
Hw
h2 = 17 cm
Tinggi
: 1497,329 cmᶟ/dtk
17
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
𝑄𝑎 5442,177
Cd : = = 3,621
𝑄𝑡 1497,329
: 5421,828 cmᶟ/dtk
Kesimpulan
a. Koefisien pengaliran (Cd) didapatkan dari perbandingan Q aktual dengan Q teoritis.
b. Harga Cd yang diperoleh (tidak konstan). Hal ini membuktikan adanya perbedaan antara
Q aktual dengan Q teoritis ini karena perhitungan toeoritis tidak di perhitungkan ,
kehilangan energi akibat gesekan yang terjadi dan akibat perubahan bentuk penampang
saluran.
c. Semakin tinggi muka air di depan ambang pintu maka semakin besar pula debit yang
mengalir.
Penyelesaian :
➢ Perhitungan Trapesium
1. Penghalang Trapesium tanpa bukaan
a. Perhitungan tinggi air yang melewati pintu (HW)
19,6
12,9
10
18
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
12.9
Sudut pintu : sin Ɵ = 13.76/𝑠𝑖𝑛90
12.9
Sin Ɵ =
13.76
Sin Ɵ = 0.938
Ɵ = 53.72
𝑣 11500
Qa = = = 2228,682 cmᶟ/dtk
𝑡 5,16
5
8 126,282
Qt = 15 𝑥 √2 𝑥 981 𝑥 𝑡𝑎𝑛 𝑥 5,22 = 2876,322 𝑐𝑚ᶟ/𝑑𝑡𝑘
2
c. Perhitungan Cd
𝑄𝑎 2228,682
Cd = 𝑄𝑡
= 2876,322
= 0,775
19
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
8 Ɵ 5
Q = 15 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 √2𝑔 𝑥 tan 2 𝐻𝑤 2
5
8 126.282
= 15 𝑥 0,775 𝑥 √2 𝑥 981 𝑥 tan 𝑥5,22
2
19,6
12,9
10
12.9
Sudut pintu : sin Ɵ = 13.76/𝑠𝑖𝑛90
12.9
Sin Ɵ = 13.76
Sin Ɵ = 0.938
Ɵ = 53.72
20
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Hw = Tinggi air – Tinggi Level
= y – ( h2 – h1 )
= 9,2 – ( 18 – 12.9 )
= 4,1 cm
𝑣 6000
Qa = = = 2690, 583 cmᶟ/dtk
𝑡 2,23
5
8 126,282
Qt = 15 𝑥 √2 𝑥 981 𝑥 𝑡𝑎𝑛 𝑥 4,12 = 1587, 775 𝑐𝑚ᶟ/𝑑𝑡𝑘
2
c. Perhitungan Cd
𝑄𝑎 2690,583
Cd = = = 1,695
𝑄𝑡 1587,775
8 Ɵ 5
Q = 15 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 √2𝑔 𝑥 tan 2 𝐻𝑤 2
5
8 126.282
= 15 𝑥 1,695 𝑥 √2 𝑥 981 𝑥 tan 𝑥4,12
2
= 3364,098 cmᶟ/dtk
21
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
air pengamatan rata air (cm) (cm) rata
(cm³) t1 t2 (cm)
0,069 4,3 4,3 4,3 7,5 7 7 7 Qt
Kesimpulan
1. Koefisien pengaliran (Cd) didapatkan dari perbandingan Q aktual dengan Q teoritis
2. Harga Cd yang diperoleh ( tidak konstan). Hal ini membuktikan adanya perbedaan
anatara Q aktual dengan Q teoritis ini karena perhitungan teoritis tidal di
perhitungkan, kehilngan energi akibat gesekan yang terjadi dan akibat perubahan
bentuk penampang saluran.
3. Semakin tinggi muka air di depan ambang pintu maka semakin besar pula debit yang
mengalir.
22
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
C. TEKANAN HIDROSTATIS
C.1. Tujuan
a. Mencari besarnya gaya hidrostatis pada bidang vertikal.
b. Mencari hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada alat gerak.
C.2. Teori
23
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
F = .h . A .........................................................................................................(4)
c
= y p .F = . sin .I
OX
. sin .I OX . sin .I OX I OX
yp = = = ..................................................................(5)
F . sin . y c . A yc .A
I OX = y c2 . A + I c ....................................................................................................(6)
Gambar 2.2 Elevasi muka air berada di atas tepi atas quadrant
R − Ri
hc = o +h
2
24
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Pada kondisi ini F = .g.h . A
c
R − R
= .g. o 1
+ h. A .........................................................(9)
2
Gambar 2.3 Elevasi muka air berada di bawah tepi atas quadrant
hc =
1
( )
R − Ri h
Ro − Ri − h = o −
2 2 2
F = .g.hc . A , maka :
25
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
R − R h
F = .g o i − . A ..................................................................................(12)
2 2
Di mana : h = jarak muka air dari tepi atas quadrant, m
A = luas yang terendam, m2 = R − R − h xw ( o i
)
w = lebar quadrant, m
C.3. Alat-Alat
a. Meja hidraulika (lihat gambar 1.2)
b. Alat peraga Tekanan Hidrostatis
c. Beban
d. Mistar
26
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
3. Isi alat peraga dengan air sampai di atas tepi atas quadrant atau hampir pada posisi
penuh(menyebabkan kondisi timbangan tidak berada dalam keadaan seimbang).
4. Tambahkan beban W secara perlahan-lahan sampai lengan timbangan berada dalam
keadaan seimbang kembali.
5. Ukur kedalaman air atau jarak h bersamaan dengan nilai beban W.
6. Ubah elevasi air dengan memutar drain valve dan ulangi langkah 4 dan 5.
7. Hitung hp untuk menentukan posisi dari pusat tekanan dengan menggunakan persamaan
(11) atau (14).
8. Bandingkan nilai pusat tekanan yang dihasilkan dari langkah 7 dengan nilai teoritis di
persamaan (7).
C.5 Perhitungan
Perhitungan hp(aktual)
27
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
h p ( aktual) =
WxL
Ro − Ri
(
− Ri − h )
.g. + h . A
2
2,354𝑁 𝑥 0,232𝑚
ℎ𝑝(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) = − (0,1𝑚 − 0,01031𝑚)
𝑘𝑔 𝑚 0,2𝑚 − 0,1𝑚
1000 3 𝑥 9,81 2 ( + 0.0103 𝑚) . (0,2𝑚 − 0,1𝑚). 0,075𝑚
𝑚 𝑠 2
= 0,033 𝑚
= 33,41 𝑚𝑚
Perhitungan hp(teoritis)
A. y c2 + I c I
yp = = yc + c
yc .A yc .A
Pada kondisi ini, luasan daerah terendam berada pada posisi vertikal, sehingga :
A. y c2 + I c I
hp = = hc + c
hc . A hc . A
Di mana :
( )
A = Ro − Ri w = (0,2m − 0,1m)x0,075m = 7,5 x10 −3 m 2
𝑅𝑜 − 𝑅𝑖 0,2𝑚 − 0,1𝑚
ℎ𝑐 = +ℎ = + 0,01031𝑚 = 0,0603𝑚
2 2
Ic =
(
w Ro − Ri
3
)=
0,075m(0,2m − 0,1m)
3
= 6,25 x10 −6 m 4
12 12
I
h p (teoritis ) = hc + c
h .A c
6,25𝑥10−6 𝑚4
= 0,1531𝑚 +
0,1531𝑚 . 7,5𝑥10−3 𝑚2
= 0,159 𝑚
= 158,54 𝑚𝑚
h p ( teoritis ) − h p ( aktual)
Persentase perbedaan dari hp adalah: x100
h p ( teoritis )
158,54𝑚𝑚−33,41𝑚𝑚
= 𝑥 100%
158,54𝑚𝑚
= 0,826 %
28
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2 2,5506 10,32 43,65 74,14 0,41117
3 2,7468 10,33 53,90 74,14 0,27
Aktual Teoritis
Persentase
NO m hp Ph F A hc 𝑐 hp Ph F
(gr) (mm) (𝑁/𝑚2 ) (N) (𝑚2 ) (m) (𝑚4 ) (mm) 𝑁/𝑚2 (N) (%)
1 240 33.41 327.7259 2.457944 0.0075 0.06031 0.00000625 74.13 727.1908 5.453931 0.55
2 260 43.65 428.2392 3.211794 0.0075 0.06032 0.00000625 74.14 727.2664 5.454498 0.41
3 280 53.90 528.7192 3.965394 0.0075 0.06033 0.00000625 74.14 727.342 5.455065 0.27
Perhitungan hp(aktual)
− (Ri − h )
WxL
h p ( aktual) =
R o − Ri h
.g. + . A
2 2
0,4905𝑁 𝑥 0,232𝑚
ℎ𝑝(𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙) = − (0,1𝑚 − 0,0038𝑚)
𝑘𝑔 𝑚 0,2𝑚 − 0,1𝑚 0.0103𝑚
1000 3 𝑥 9,81 2 ( + ) . ((0,2𝑚 − 0,1𝑚) − 0,0038).0,075𝑚
𝑚 𝑠 2 2
= − 0,070 𝑚
= − 70,37 𝑚𝑚
Perhitungan hp(teoritis)
A. y c2 + I c I
yp = = yc + c
yc .A yc .A
Pada kondisi ini, luasan daerah terendam berada pada posisi vertikal, sehingga :
A. y c2 + I c I
hp = = hc + c
hc . A hc . A
29
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Di mana :
𝐴 = ((𝑅0 − 𝑅𝑖 ) − ℎ)𝑤 = ((0,2𝑚 − 0,1𝑚) − 0,0038𝑚)0,075𝑚 = 7,2𝑥10−3 𝑚2
= 2,097 %
Aktual Teoritis
Persentase
NO m hp Ph F A hc 𝑐 hp Ph F
(gr) (mm) 2
(𝑁/𝑚 ) (N) (𝑚2) (m) (𝑚4) (mm) 𝑁/𝑚 2
(N) (%)
1 50 -70.37 -690.375 -4.98105 0.0072 0.048 0,00000556 64.13 629.148 4.539303 2.10
2 100 -36.95 -362.433 -2.61469 0.0072 0.048 0,00000556 64.13 629.0826 4.538359 1.58
3 170 9.89 96.99407 0.699594 0.0072 0.048 0,00000556 64.11 628.9518 4.536472 0.85
Kesimpulan
30
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1. Tekanan hidrostatis dipengaruh oleh massa jenis zat cair, percepatan gravitasi, dan
ketinggian atau kedalaman
2. Untuk jarak perhitungan jarak ke pusat tekanan (hp) pada benda kuadrant yang tenggelam
seluruhnya dan tenggelam sebagian adalah berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh titik acuan
muka air terhadap tepi atas kuadrant (h) dan cara mencari luas kuadrant yang terendam
(A).
3. Di saat kondisi kuadant tenggelam sebagian maupun seluruhnya, tekanan hidrostatis (Ph)
dan gaya hidrostatis (F) saling berbanding lurus dengan jarak/kedalaman muka air ke
pusat tekanan (hp) yang berarti : semakin besar hp, maka semakin besar Ph dan F yang
bekerja pada benda di dalam zat cair.
4. Disaat kondisi kuadrant tenggelam sebgaian maupun seluruhnya, diperoleh hubungan
antara massa beban yang tergantung pada alat gerak (meter) dan tinggi muka air ke dasar
kuadrant (y) adalah saling berbanding lurus, yang berarti semakin besar nilai m maka
semakin besar juga nilai y yang didapatkan
DOKUMENTASI
31
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
32