Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM HIDRAULIKA

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

A. Isi Laporan:
1. Cover
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Percobaan
6. Laporan Percobaan
Percobaan – 1 : …………………….(nama percobaan)
a. Teori Percobaan
b. Maksud & Tujuan Percobaan
c. Alat dan Bahan yang Digunakan
d. Metode dan Prosedur Pengamatan
e. Tabel Pengamatan
f. Pengolahan dan Analisa Data
g. Hasil dan Pembahasan
h. Kesimpulan dan Saran
i. Daftar Pustaka
j. Lampiran (tabel, nomogram, foto pelaksanaan percobaan)
7. Kartu Asistensi

B. Contoh-contoh format
1. Contoh Cover
2. Contoh Lembar Pengesahan
3. Contoh Daftar Isi
4. Contoh Daftar Percobaan
5. Contoh Laporan Percobaan
6. Contoh Kartu Asistensi

1
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Contoh Cover

LAPORAN

PRAKTIKUM HIDROLIKA

Disusun oleh :
Kelompok 3

1 Abdul Rahman 20170611014009


2 Dinda Prasetyaningrum 20170611014011
3 Ivander Stevy Sampe 20170611014113
4 Jhony Asmuruf 20170611014015
5 Melysa Muabuai 20170411014153
6 Meshel Marinto 20170611014029
7 Prana Manggedong 20170611014017
8 Reynhart A Ramandey 20170611014075
9 Daniel Kogoya 20170611014

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA
2019

2
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Contoh Lembar Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum Hidrolika adalah bagian integrasi dari mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika
yang merupakan mata kuliah keilmuan dan keterampilan berkarya di dalam Kurikulum Strata-1
Program Studi Teknik Sipil. Laporan ini merupakan bagian dari Praktikum Hidrolika yang telah
dilaksanakan pada tanggal …………………… s/d …………………. di Laboratorium Mekanika
Fluida & Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNCEN - Jayapura.

Laporan ini disusun oleh Kelompok Praktikan 3 , masing-masing:


1 Abdul Rahman 20170611014009
2 Dinda Prasetyaningrum 20170611014011
3 Ivander Stevy Sampe 20170611014113
4 Jhony Asmuruf 20170611014015
5 Melysa Muabuai 20170411014153
6 Meshel Marinto 20170611014029
7 Prana Manggedong 20170611014017
8 Reynhart A Ramandey 20170611014075
9 Daniel Kogoya 20170611014

Jayapura, ………………..

Telah diperiksa dan disetujui:

Koordinator Lab Pelaksana Praktikum,


Mekanika Fluida & Hidrolika,

……………………………. Deliana Mangisu, ST,MT

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil,

3
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Dr.Bahtiar, ST., MT

Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………........................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
DAFTAR PERCOBAAN....................................................................................... iv
LAPORAN PERCOBAAN.................................................................................... 1
Percobaan – 1 : Percobaan Bernoully ........................................................ 1
Percobaan – 2 : Tekanan Hidrostatis..........................................................
Percobaan – 3 : Current Meter....................................................................
KARTU ASISTENSI

4
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Contoh Kartu Asistensi

KARTU ASISTENSI LAPORAN PRAKTIKUM


Kelompok Praktikum: 01 (Satu)

A. Kontrol Keaktifan Praktikan


Asistensi
No Stambuk Nama Prak LS Ket
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
7

B. Asistensi Laporan
Tanda Tangan
No Tanggal Catatan Perbaikan
Asisten

5
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

6
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Tanda Tangan
No Tanggal Catatan Perbaikan
Asisten

C. Laporan Selesai Tanggal: ………………………………………………..

Pelaksana Praktikum, Asisten,

Deliana Mangisu, ST,MT ………………………..

7
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

A. PERCOBAAN OSBORNE – REYNOLDS

A.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menghitung besarnya bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan macam aliran yang
terjadi apakah aliran laminer, transisi atau turbulen dalam pipa percobaan.
2. Mengamati profil kecepatan (berbentuk parabola) pada aliran dalam pipa percobaan.

A.2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Pesawat Osborne – Reynolds (O – R)

SKET PESAWAT PERCOBAAN OSBORNE – REYNOLDS

tabung zat warna


overflow

stop kran inflow

pipa pembuangan


(1000 ml)
gelas ukur

stop kran pengatur


aliran

2. Termometer
3. Stopwatch
4. Gelas ukur
5. Reservoir dengan stop kran
6. Cairan berwarna yang berat jenisnya kurang lebih sama dengan berat jenis air dalam
pesawat O – R.

8
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

A.3 TEORI
1. Macam Aliran
a. Aliran Laminer adalah aliran dimana gaya kekentalan lebih besar daripada gaya
kelembaman sehingga aliran dipengaruhi oleh kekentalan, di mana partikel-partikel
cairan bergerak secara teratur menurut lintasan-lintasan arusnya dan berlapis-lapis
seolah-olah lapisan yang satu menggelincir di atas lapisan yang lainnya. Pada aliran
laminer bila kecepatan aliran dipercepat dengan memperbesar debit air yang mengalir,
maka aliran akan berangsur bersifat turbulen. Distribusi kecepatan akan mengikuti
bentuk parabolik dengan kecepatan maksimum terjadi pada sumbu pipa yang besarnya
dua kali lebih besar dari kecepatan rata-rata.
b. Aliran Turbulen adalah aliran dimana gaya kelebaman relative lebih besar daripada
gaya kekentalan sehingga aliran dipengaruhi oleh gaya inersia (pengaruh
kelembaman). Pada aliran ini, partikel-partikel cairan bergerak pada lintasan yang
tidak teratur atau pada lintasan sembarang. Pada aliran turbulen terjadi pusaran-
pusaran sehingga aliran mendapatkan hambatan dari gesekan dan tumbukan antar
partikel cairan itu sendiri. Distribusi kecepatannya lebih uniform daripada aliran
laminer. Tegangan geser pada aliran turbulen dipengaruhi oleh viskositas dan gerak
turbulensinya.
c. Aliran transisi adalah aliran di antara aliran laminer dan turbulen yang merupakan
suatu aliran peralihan yang biasanya sulit untuk diamati kelakuannya
2. Bilangan Reynolds (Re)
Adalah suatu bilangan / angka untuk menunjukkan perbedaan antara aliran
laminer dan turbulen yang didapat dari suatu percobaan dengan menggunakan bermacam-
macam jenis aliran dan bermacam-macam diameter pipa yang dilakukan oleh Reynolds,
yaitu :

VD 4Q
Re= Re=
v π Dv
Keterangan:
Re : Bilangan Reynold
Q : Debit (m3/dtk)
D : Diameter pipa (m)
V : kecepatan rata2 (m/s2)
v : viskositas kinematik (m2/s)

9
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Menurut hasil percobaan yang dilakukan oleh Reynolds menunjukkan :


Re < 2000  adalah aliran laminer
Re > 2800  adalah aliran turbulen
2000 ≤ Re ≤ 2800  adalah aliran transisi

3. Faktor Geseran (f )
Geseran yang dimaksud adalah geseran antara cairan dan dinding pipa atau saluran yang
menyebabkan kehilangan energi pada aliran tersebut. Harga faktor geseran berbeda
menurut jenis alirannya.
Untuk aliran laminer ( Re < 2000 )
64
f=
Re
Dimana f = factor gesek
Re = Bilangan Reynold
Untuk aliran turbulen ( Re > 2800 ), pipa licin :
0 ,316
f = 0 , 25
Re

Untuk aliran transisi (2000<Re<2800) :


1 , 325
f=
1
(
ε 2 ,51
) [ )]
2

f
=−2 log +
3,7 .d Re. √ f atau
ln( ε
3,7 . D)(
+
5 , 74
Re0,9
Dimana, ε = tinggi kekasaran dinding pipa (m)

4. Hubungan antara faktor gesek dengan Tegangan Geser

8.τ
f=
ρ. V 2
dimana : τ = tegangan geser (N/m)
ρ = kerapatan air (kg/m3)
V = kecepatan rata2 dalam aliran (m/s)
5. Profil Kecepatan
Profil kecepatan aliran adalah arus ų yang terjadi pada suatu aliran. Kecepatan garis arus
terbesar ųmax pada pipa terjadi pada sumbunya.
a. Aliran Laminer

( )
1/7
υ r 0 −r
=
υ max r

b. Aliran Turbulen

ro
ų = ( 1 + 1,33 √ƒ ) x Vturbulen - 2,04 √ƒ x Vturbulen x log { }
ro -r

10
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
ųmax = ( 1 + 1,33 √ƒ ) x Vturbulen

A.4 PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Untuk pengamatan aliran maka pesawat O-R dibuat mendatar posisinya sehingga pipa
percobaan dalam posisi vertikal.
2. Alirkan debit dalam pipa percobaan O-R dengan mengatur stopkran yang
menghubungkan pesawat O-R dengan tampungan air.
3. Jaga permukaan air dalam pesawat O-R tetap konstan dengan memasang pipa pembuang
kelebihan air.
4. Tabung zat warna diisi dan selanjutnya ujung injector diturunkan sampai mulut genta
bagian atas.
5. Diamkan air dalam pesawat O-R selama 5 menit kemudian ukur temperatur air dalam
pesawat O-R tersebut.
6. Buka stopkran pada pesawat O-R dengan mengatur besarnya aliran (debit) yang
dikehendaki dalam pipa percobaan.
7. Pengukuran debit yang lewat dalam pipa percobaan dilakukan dengan mengukur volume
aliran (m3) yang terjadi dengan menampung air yang mengalir kedalam gelas ukur
selama selang waktu tertentu (detik) dengan menggunakan stop watch.
8. Alirkan zat warna lewat jarum injector sehingga tampak macam aliran yang terjadi
dalam pipa.
9. Amati dan catat macam aliran yang tejadi dengan indikasi garis arus yang tebentuk oleh
zat warna dalam pipa percobaan (aliran laminar atau turbulen).
10. Ulangi percobaan diatas dengan variasi debit (paling sedikit 15 kali) sehingga akan
terlihat macam aliran mulai laminer sampai terbulen.
11. Untuk pengamatan profil kecepatan maka tutup stopkran pengatur aliran pada pipa
percobaaan .Keluarkan zat warna pada mulut genta pada mulut genta sampai terjadi
tetesan bola zat warna .
12. Keluarkan injector dari mulut genta kemudian buka stopkran pengatur aliran dalam pipa
percobaan .
13. Amati tetesan bola zat warna dalam pipa percobaan yang mengalami perubahan bentuk
menjadi profil paraboloida.
14. Lakukan pengamatan profil kecepatan ini dengan mengatur bukaan stopkran pengatur
aliran dalam pipa sehingga diperoleh aliran laminer atau turbulen.

SKET DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN DALAM PIPA

11
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

A.5 TUGAS
1. Nyatakan macam aliran yang saudara amati tehadap besaran bilangan Reynolds dari
hasil pengukuran yang saudara lakukan.
Catatan: teoritis menyatakan bahwa untuk aliran laminer besaran Re<2000
2. Menyatakan hubungan antara bilangan Reynolds dengan faktor gesek ( f ) dan bilangan
Reynolds dengan tegangan geser ( τ ). Menggambarkan kedua grafik hubungan tersebut.
3. Menyatakan hubungan antara debit ( Q ) dengan tegangan geser ( τ ) dan
menggambarkan grafik hubungan tersebut.
4. Membuat perkiraan profil kecepatan aliran dari hasil percobaan yang dilakukan pada
debit-debit yang menyebabkan aliran laminer dan turbulen dengan memakai persamaan-
persamaan teoritis.
5. Beri kesimpulan hasil percobaan yang saudara lakukan

12
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

B. ALIRAN DI BAWAH PINTU

B.1. TUJUAN PERCOBAAN


Mengamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah
pintu.

B.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Flume beserta perlengkapanya (Meja hidrobank)
2. Model pintu angkat/sorong
3. Alat ukur
4. Penggaris / roll meter
5. Waterpass

y0 He
y

y1

ycr

Sket Percobaan Aliran di bawah pintu

C.3. TEORI

Besarnya debit Q (m3/dt) yang lewat dibawah pintu :

Q=Cd×b× y× √2 gHe
dimana :
Cd = Koefisien debit

13
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

b = Lebar bukaan pintu (m)


ycr = tinggi bukaan pintu (m)
y0 = tinggi air di depan pintu terhadap as bukaanm (m)
y = tinggi air di hulu (sebelum pintu sorong) (m)
y1 = tinggi air di hilir ( setelah pintu sorong ) (m)
He = tinggi energi di depan pintu = y0 + V2 / 2g (m)
V = Kecepatan aliran di depan pintu (m/dt)

Ada dua macam aliran yang dapat terjadi lewat di bawah pintu. Pertama aliran bebas,
dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air di belakang pintu. Kedua aliran tidak bebas,
dimana loncatan air tidak terjadi dan tinggi muka air di belakang pintu > tinggi bukaan pintu
(pintu tenggelam).
Untuk aliran bebas berlaku persamaan debit di atas. Sedang untuk aliran tidak bebas,

persamaan di atas tidak berlaku, harus diturunkan dari persamaan Bernoulli.

C.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Atur dasar flume dalam kedudukan horisontal (sesuaikan dasar meja hidrobank).
2. Letakkan model pintu sorong pada flume yang akan digunakan (dilakukan oleh petugas).
3. Ukur dimensi bukaan pintu ( dalam percobaan ini bukaan pintu selalu tetap untuk
semua debit )
4. Alirkan air lewat pintu dengan debit tertentu dan buat kondisi aliran bebas dengan cara
mengatur tinggi bukaan tail gate.
5. Ukur tinggi muka air di depan dan di belakang pintu tersebut. Masing-masing dilakukan
5 kali.
6. Ukur debit percobaan ini.

VIII.5. TUGAS
1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan pintu yo dengan debit lewat bawah
pintu Q untuk aliran bebas
2. Nyatakan hubungan antara rasio y dan yo dengan koefisien debit Cd untuk aliran bebas
3. Nyatakan hubungan antara rasio y dan yo dengan koefisien koreksi debit Cs untuk aliran
tak bebas
4. Gambar garis energi pada setiap percobaan

14
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

C. TEKANAN HIDROSTATIS

C.1. Tujuan
a. Mencari besarnya gaya hidrostatis pada bidang vertikal.
b. Mencari hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada alat gerak.

C.2. Teori

Gambar 2.1 Gaya fluida pada sebuah bidang

Pada gambar di atas p = g.h dan h = y.sin ∅


dF = p.dA = g.y.sin ∅dA
F = g. sin ∅.∫ y.dA = g. sin ∅.yc.A .................................................................(3)

Dengan cara yang sama,


hc = y c sin Φ ,

F =
γ .h c . A .........................................................................................................(4)
Gaya momen pada sumbu OX :

dM = y.dF = γ . y .sin φ.dA

M = ∫ y .dF =
γ .sin φ ∫ y 2 .dA

=
yp. F =
γ .sinφ. IOX

15
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

I
Di mana OX = momen inersia pada sumbu OX, m4.
γ .sin φ .I OX γ .sin φ. I OX I OX
y p= = =
F γ .sin φ . y c . A y c . A ..................................................................(5)
2
I OX = y c . A +I c ....................................................................................................(6)
Subtitusikan persamaan (5) ke dalam persamaan (6) :
2
A . y c +I c I
y p= = y c+ c
yc . A y c . A .................................................................................. (7)

a. Kondisi elevasi air berada di atas tepi atas dari quadrant

Gambar 2.2 Elevasi muka air berada di atas tepi atas quadrant

Dari gambar 2.2 : F x Y = W x L ........................................................................(8)

hc = [ ]
Ro −Ri
2
+h

Pada kondisi ini F =


ρ.g.hc . A

=
ρ.g.
[( ) ]
Ro −R 1
2
+h . A
.........................................................(9)

16
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Subtitusi F dari persamaan (9) ke dalam persamaan (8)

WxL
Y=
ρ.g. ( Ro −Ri
2 )
+h . A
.....................................................................................(10)
h p =Y −( Ri −h )
WxL
h p= −( Ri −h )
ρ.g. [ R o −Ri
2 ]
+h . A
......................................................................(11)

b. Kondisi elevasi air berada di bawah tepi atas dari quadrant

Gambar 2.3 Elevasi muka air berada di bawah tepi atas quadrant

Pada kondisi yang ditunjukkan gambar 2.3 :

hc =
1
2 [( o i) ]
R −R −h =
R o −Ri h
2

2 [ ]
F=ρ .g.hc . A , maka :

F=ρ . g
[( ) ]
R o −Ri h
2
− .A
2
..................................................................................(12)
Di mana : h = jarak muka air dari tepi atas quadrant, m

A = luas yang terendam, m2 = [ ( R o−Ri )−h ] xw

17
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
w = lebar quadrant, m

Subtitusi F dari persamaan (12) ke dalam persamaan (8) :

WxL
Y=
ρ.g. ( Ro −Ri h
2

2 )( ( Ro −R i )−h ) xw
................................................................(13)
h p =Y −( Ri −h )
WxL
−( Ri +h )

=
R −R h
2 2( )
ρ. g o i − . (( R o −Ri ) −h ) xw
...............................................(14)

C.3. Alat-Alat
a. Meja hidraulika (lihat gambar 1.2)
b. Alat peraga Tekanan Hidrostatis
c. Beban
d. Mistar

Gambar 2.4 Alat peraga tekanan hidrostatis

C.4. Prosedur Percobaan

18
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1. Letakkan alat peraga tekanan hidrostatis pada meja hidrolika dan atur agar alat terletak
benar-benar datar.
2. Setel posisi dari counter balance weight, W0 (kondisi alat peraga belum terisi air) sampai
lengan timbangan berada dalam keadaan seimbang.

3. Isi alat peraga dengan air sampai di atas tepi atas quadrant atau hampir pada posisi
penuh(menyebabkan kondisi timbangan tidak berada dalam keadaan seimbang).
4. Tambahkan beban W secara perlahan-lahan sampai lengan timbangan berada dalam
keadaan seimbang kembali.
5. Ukur kedalaman air atau jarak h bersamaan dengan nilai beban W.
6. Ubah elevasi air dengan memutar drain valve dan ulangi langkah 4 dan 5.
7. Hitung hp untuk menentukan posisi dari pusat tekanan dengan menggunakan persamaan
(11) atau (14).
8. Bandingkan nilai pusat tekanan yang dihasilkan dari langkah 7 dengan nilai teoritis di
persamaan (7).

Contoh perhitungan :
1. Kondisi elevasi air berada di atas tepi atas quadrant
Dari hasil percobaan didapatkan :
W = 5,886 N
h = 95 mm = 0,095 m
Untuk menghitung hp(aktual) gunakan persamaan (11):
WxL
h p (aktual )= −( R i−h )
ρ. g . ( R o −Ri
2 )
+h . A
5 , 886 Nx 0 , 28 m
h p (aktual )= −(0,1−0 , 095 )m
kg m 0,2 m−0,1 m
1000 3 x 9 , 81 2
m dtk 2 ( )
+0 , 095 m . ( 0,2m−0,1m ) .0 , 075 m

= 0,15448 m−0,005 m
= 0,14948 m
= 149,48 mm

Untuk menghitung hp(teoritis) gunakan persamaan (7):


A . y 2c +I c I
y p= = y c+ c
yc . A y c. A
Pada kondisi ini, luasan daerah terendam berada pada posisi vertikal, sehingga :

19
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2
A . y c +I c I
h p= =hc + c
hc . A hc. A

Di mana :
−3 2
A=( Ro −Ri ) w= ( 0,2m−0,1m ) x0 ,075m=7,5 x10 m

hc = ( R o−R i
2 ) (
+h=
3
0,2 m−0,1 m
2 )
+0 ,095 m=0, 145 m
w ( R o −Ri ) 0 , 075m ( 0,2 m−0,1 m)
3
I c= = =6 , 25 x 10−6 m4
12 12
Ic
h p (teoritis )=h c +
hc . A
−6 4
6 ,25 x 10 m
=0 , 145 m+
0 ,145 mx ( 7,5 x 10−3 m2 )
= 0,15075 m
= 150,75 mm
h p(teoritis)−h p (aktual )
x100
Persentase perbedaan dari hp adalah:
h p (teoritis )
150,75−149,48
x100
= 150,75
= 0,84

C.5. Tabel Pengamatan


1. Kondisi elevasi air berada di atas tepi atas quadrant
Berat Beban Persentase
h hp(aktual) hp(teoritis)
No W Perbedaan
mm mm mm
Newton %
1
2
3

2. Kondisi air berada di atas tepi bawah quadrant


Berat Beban Persentase
h hp(aktual) hp(teoritis)
No W Perbedaan
mm mm mm
Newton %

20
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1
2
3

D. CURRENT METER

D.1. Teori Percobaan


Current meter atau alat ukur arus adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
aliran pada saluran terbuka. Ada dua tipe current meter yaitu tipe price dan tipe propeller
(baling-baling). Perbedaan antara kedua tipe alat ukur tersebut terletak pada bagian yang
berputar. Pada tipe price, bagian yang berputar terdiri dari beberapa (biasanya enam) buah
mangkuk atau konis yang berputar terhadap sumbu vertikal, sedangkan pada tipe propeller
bagian yang berputar yaitu baling-baling berputar terhadap sumbu horizontal. Bagian yang
berputar dihubungkan dengan alat elektronik yang mencatat jumlah putaran. Berdasarkan
jumlah putaran tersebut, dihitung kecepatan aliran dengan rumus umum:
V =an+b
V adalah kecepatan aliran, n adalah jumlah putaran per detik, a dan b adalah konstanta
kalibrasi alat.
Penentuan titik pengukuran.
Titik pengukuran ditentukan dengan mempertimbangkan distribusi kecepatan aliran, baik
dalam arah vertical, maupun dalam arah horizontal.

Gambar 4.4 Penentuan titik pengukuran kecepatan aliran

Dalam arah horizontal (melintang sungai) jumlah titik pengukuran minimal 10 titik (10
segmen penampang). Secara matematis kriteria tersebut dinyatakan dengan persamaan:
b≤0 .1 B

dengan b adalah lebar segmen penampang dan B adalah lebar total saluran/sungai (lihat
gambar 4.4).

21
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Dalam arah vertikal jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kedalaman aliran (D),
sedangkan kedalaman titik pengukuran dari muka air (d) disesuaikan dengan distribusi
kecepatan dalam arah vertikal.
(a) Pengukuran pada 1 (satu) titik kedalaman hanya dibenarkan untuk keperluan praktis
D≤0 . 6 m
apabila kedalaman aliran . Dalam hal ini, pengukuran dilakukan pada
d=0 . 6 D
kedalaman 0.6 kali kedalaman aliran, diukur dari permukaan aliran. ( )

(b) Pengukuran pada dua titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada dua titik
d=0 . 2 D d=0 . 8 D
kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: dan
diukur dari permukaan aliran.
(c) Pengukuran pada tiga titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada tiga titik
d=0 . 2 D d=0 . 6 D
kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: , dan
d=0 . 8 D
diukur dari permukaan aliran.

Perhitungan kecepatan rata-rata kedalaman


(a) Apabila pengukuran hanya dilakukan pada 1 (satu) titik kedalaman, maka kecepatan rata-
rata kedalaman:
V d̄=V 0.6

(b) Apabila pengukuran dilakukan pada 2 (dua) titik kedalaman, maka kecepatan rata-rata
kedalaman:
V +V
V d̄ = 0 . 2 0 .8
2

(c) Apabila pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) titik kedalaman, maka kecepatan rata-rata
kedalaman:
V +2V 0. 6 +V 0. 8
V d̄ = 0 . 2
4

dengan V0.2; V0.6 dan V0.8; berturut-turut adalah kecepatan aliran pada kedalaman 0.2 D; 0.6 D;
dan 0.8 D; diukur dari permukaan aliran. Kecepatan aliran pada masing-masing kedalaman
tersebut dihitung dengan persamaan (4.4)
Perhitungan luas penampang basah (A)

22
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Gambar 4.5 Luas penampang basah (A)

Perhitungan luas penampang basah (A) dengan metode interval tengah (mid section):
d +d
A i = i i +1 × ( x i−x i−1 )
2
d i + di +1
= ×bi
2

i adalah nomor segmen (sub) penampang; i = 1, 2, 3, . . ., n; n adalah jumlah segmen


penampang.

Perhitungan debit aliran (Q)


Debit per sub penampang (Qi) dihitung dengan persamaan:
Qi= A i×V̄ i

V̄ i
dengan Ai adalah luas sub penampang ke-i dan adalah kecepatan rata-rata sub
penampang ke – i.
Debit total (Q) dihitung dengan persamaan:
n
Q=∑ Qi =Q 1 +Q 2 +Q 3 +…+Q n
i =1

Kecepatan rata-rata penampang, dihitung dengan persamaan:


Q
V̄ =
A

dengan Q adalah debit total, dan A adalah luas total penampang basah yang dihitung
dengan persamaan:

23
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
n
A=∑ A i= A 1 + A2 + A 3 +…+ A n
i=1

D.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


 Menentukan kecepatan aliran di beberapa titik pada penampang saluran
 Menentukan kecepatan rata-rata dan debit aliran
 Menggambarkan kurva distribusi kecepatan pada penampang saluran

D.3. Alat dan Bahan yang Digunakan


 Current Meter
 Saluran terbuka.
 Waterpass + bak ukur
 Roll Meter
 Stop watch
 Patok dan tali

D.4. Prosedur Percobaan


1. Rakit dan atur posisi waterpass hingga siap pakai.
2. Pasang patok, rentangkan tali dan levelkan dengan waterpass pada penampang saluran
yang ditentukan Asisten.

3. Bagi penampang menjadi beberapa segmen sesuai petunjuk Asisten.


4. Baca dan catat elevasi muka air, dan ukur kedalaman aliran pada setiap segmen
penampang.
5. Tentukan titik-titik pengukuran kecepatan aliran pada penampang tersebut.

6. Pasang current meter pada statif dan hubungkan dengan counter


7. Baca/catat kalibrasi alat dan tentukan jumlah putaran.
8. Pasang current meter pada titik pengukuran kecepatan kemudian baca dan catat waktu
yang diperlukan untuk mencapai jumlah putaran yang telah ditentukan; pembacaan waktu
dilakukan minimal 3 (tiga) kali.
9. Lakukan prosedur 8 pada setiap titik pengukuran yang telah ditentukan.
Warning: Kontrol kemungkinan perubahan elevasi muka air selama pengukuran
berlangsung.

D.5. Analisa Data, Pembahasan dan Kesimpulan


1. Analisa Data

24
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

a. Hitung kecepatan aliran pada setiap titik pengukuran dengan persamaan:


V =an+b
N
n=
dengan a dan b adalah konstanta kalibrasi alat; t̄ ; N = jumlah putaran yang

ditentukan dan adalah nilai rata-rata waktu pembacaan.
b. Hitung kecepatan rata-rata kedalaman pada setiap segmen penampang sesuai jumlah
titik pengukuran
c. Hitung luas segmen dan luas total penampang basah saluran.
d. Hitung debit pada setiap segmen penampang dan debit total aliran.
e. Gambarkan hubungan antara jumlah putaran n dan kecepatan aliran V
f. Gambarkan kurva distribusi keceppatan vertikal pada setiap segmen penampang.
g. Gambarkan pula kurva / kontur kecepatan pada penampang melintang saluran.
2. Pembahasan hasil
a. Diskusikan hubungan antara n dan V
b. Diskusikan hubungan antara kedalaman aliran dan kecepatan aliran
c. Diskusikan pula distribusi kecepatan pada keseluruhan penampang saluran
3. Kesimpulan dan saran
Tuliskan kesimpulan dan saran-saran Anda berdasarkan hasil pembahasan pada point 2 di
atas.

E.PINTU UKUR SEGI TIGA

E.1. Teori Percobaan

Salah satu penerapan praktis dari konsep aliran melalui bendung bermercu tajam (ambang
tajam) yaitu pengukuran debit aliran saluran terbuka dengan menggunakan bendung (weir)
atau ambang tajam sebagai pintu ukur.
Dalam praktek umumnya digunakan pintu ukur bentuk segi empat, bentuk segi tiga, dan
bentuk trapezium. Untuk pengujian di laboratorium, pintu ukur tersebut dipasang pada
sebuah bak hidrolis (hydraulic bench) yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi air. Makin

25
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
besar debit air yang dialirkan, makin besar pula pengaliran yang melalui pintu, demikian pula
sebaliknya sehingga dengan mengetahui geometri (dimensi) pintu serta saluran di hulu pintu
dan mengukur tinggi muka air di atas mercu pintu, dapat dihitung besarnya debit aliran.
Untuk kalibrasi alat, harus ditentukan terlebih dahulu koefisien pengaliran setiap pintu (Cd)
yang merupakan perbandingan antara debit aktual dan debit teoritis melalui pintu ukur.

Pintu Ukur Segitiga

Perhatikan gambar diatas, geometri pintu ukur segi tiga ditentukan oleh besarnya sudut antara
kedua kaki segi tiga dan tinggi total pintu. Hubungan antara geometri pintu dan unsure
geometrik penampang aliran ditentukan dengan persamaan:
θ b/2
tan =
2 H−h
θ
b=2 ( H −h ) tan
atau 2 (4.1)
Untuk memperoleh persamaan aliran, perhatikan elemen luas dA.
Secara teoritis, debit aliran melalui elemen luas dA dinyatakan dengan persamaan:
dQ=V⋅dA (4.2)

26
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Jika h  0, maka dA=b⋅dh ; dan kecepatan aliran melalui pintu: V = √2gh , sehingga
persamaan (4.2) menjadi:

dQ= √2 gh×bdh
Kombinasi persamaan (4.1) dan (4.2) menghasilkan:
1
θ
dQ=2 √ 2 g⋅tan ×( H−h )⋅h 2 dh
2 (4.3)
Debit teoritis diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan (4.3):
H 1
θ
Qt =2 √2 gtan ∫ (H −h)h 2 dh
20

[ ]
3 5 H
θ 2 2
Qt =2 √2 gtan Hh − h 2 2
2 3 5 0
dengan menyederhanakan persamaan di atas, diperoleh
5
8 θ
Qt = √ 2 g tan ×H 2
15 2 (4.4)
Di dalam pengaliran sebenarnya air yang meluap melalui pintu mengalami kontraksi,
sehingga luas penampang aliran sebenarnya lebih kecil. Oleh karena itu, debit aliran
sebenarnya perlu direduksi dengan suatu koefisien yakni koefisien debit Cd, sehingga debit
sebenarnya melalui pintu tersebut dinyatakan dengan persamaan:
5
8 θ
Q= C d √2 g tan ×H 2
15 2 (4.5)

Debit aktual dapat diukur dan dihitung dengan persamaan:


V
Qa=
t ; dalam hal ini, V adalah volume aliran rata-rata dan t adalahwaktu
pengaliran rata-rata.
Dengan demikian koefisien pengaliran dapat ditentukan dengan persamaan:
Qa
C d=
Qt (4.6)

E.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


 Menentukan koefisien pengaliran melalui pintu ukur segitiga
27
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
 Mengukur debit dengan pintu ukur segitiga

E.3 Alat dan Bahan yang Digunakan


 Hydraulic Bench
 Stopwatch
 Pintu ukur segitiga
 Alat ukur tinggi muka air (point gauge)
 Mistar ukur

E.4 Prosedur Percobaan


1. Pasang pintu ukur segitiga pada hidrolik bench
2. Hidupkan pompa dan alirkan air dari bak penampung ke dalam bak pengaliran hingga
melimpah melalui pintu
3. Diamkan beberapa saat hingga pengaliran konstan dan ukur tinggi muka air
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk menampung volume aliran tertentu melalui pintu.
5. Lakukan pengukuran dan pencatatan untuk beberapa variasi debit

E.5 Analisa Data, Pembahasan dan Kesimpulan


1. Analisa Data
a. Tentukan koefisien pengaliran sebagai berikut:
 Hitung debit aktual (Qa) dengan persamaan:
V
Qa=
t V = volume aliran rata-rata
t = waktu pengaliran rata-rata

8 θ
Qt = ×√ 2 g×tan ×H 2. 5
 Hitung debit teoritis dengan persamaan: 15 2
dengan H = tinggi muka air di atas mercu ambang,  = sudut antara kedua sisi
pintu
Qa
C d=
 Hitung koefisien pengaliran: Qt
b. Gambarkan hubungan antara Qa dan Cd, dan lakukan koreksi Cd dengan cara regresi
(baca dari grafik).
c. Hitung debit sebenarnya dengan persamaan (4.5) dan koreksi debit berdasarkan nilai
Cd yang sudah dikoreksi.
2. Pembahasan hasil
a. Diskusikan hubungan antara Q dan Cd

28
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
b. Diskusikan pula hasil perhitungan debit sebenarnya dan koreksinya; komentari apa
penyebabnya.
3. Kesimpulan dan saran
Tuliskan kesimpulan dan saran-saran Anda berdasarkan hasil pembahasan pada point 2 di
atas.

E.6. Tabel Pengamatan

Volum Waktu Tinggi


Rata- ta1 ta2 Rata-
Pengamatan e air pengamatan air Ket
rata (cm) (cm) rata
(cm³) t1 t2 (cm)

29

Anda mungkin juga menyukai