A. Isi Laporan:
1. Cover
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Percobaan
6. Laporan Percobaan
Percobaan – 1 : …………………….(nama percobaan)
a. Teori Percobaan
b. Maksud & Tujuan Percobaan
c. Alat dan Bahan yang Digunakan
d. Metode dan Prosedur Pengamatan
e. Tabel Pengamatan
f. Pengolahan dan Analisa Data
g. Hasil dan Pembahasan
h. Kesimpulan dan Saran
i. Daftar Pustaka
j. Lampiran (tabel, nomogram, foto pelaksanaan percobaan)
7. Kartu Asistensi
B. Contoh-contoh format
1. Contoh Cover
2. Contoh Lembar Pengesahan
3. Contoh Daftar Isi
4. Contoh Daftar Percobaan
5. Contoh Laporan Percobaan
6. Contoh Kartu Asistensi
1
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Contoh Cover
LAPORAN
PRAKTIKUM HIDROLIKA
Disusun oleh :
Kelompok 3
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
2
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Contoh Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikum Hidrolika adalah bagian integrasi dari mata kuliah Mekanika Fluida dan Hidrolika
yang merupakan mata kuliah keilmuan dan keterampilan berkarya di dalam Kurikulum Strata-1
Program Studi Teknik Sipil. Laporan ini merupakan bagian dari Praktikum Hidrolika yang telah
dilaksanakan pada tanggal …………………… s/d …………………. di Laboratorium Mekanika
Fluida & Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNCEN - Jayapura.
Jayapura, ………………..
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
3
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Dr.Bahtiar, ST., MT
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………........................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
DAFTAR PERCOBAAN....................................................................................... iv
LAPORAN PERCOBAAN.................................................................................... 1
Percobaan – 1 : Percobaan Bernoully ........................................................ 1
Percobaan – 2 : Tekanan Hidrostatis..........................................................
Percobaan – 3 : Current Meter....................................................................
KARTU ASISTENSI
4
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
B. Asistensi Laporan
Tanda Tangan
No Tanggal Catatan Perbaikan
Asisten
5
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
6
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Tanda Tangan
No Tanggal Catatan Perbaikan
Asisten
7
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
pipa pembuangan
(1000 ml)
gelas ukur
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Gelas ukur
5. Reservoir dengan stop kran
6. Cairan berwarna yang berat jenisnya kurang lebih sama dengan berat jenis air dalam
pesawat O – R.
8
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
A.3 TEORI
1. Macam Aliran
a. Aliran Laminer adalah aliran dimana gaya kekentalan lebih besar daripada gaya
kelembaman sehingga aliran dipengaruhi oleh kekentalan, di mana partikel-partikel
cairan bergerak secara teratur menurut lintasan-lintasan arusnya dan berlapis-lapis
seolah-olah lapisan yang satu menggelincir di atas lapisan yang lainnya. Pada aliran
laminer bila kecepatan aliran dipercepat dengan memperbesar debit air yang mengalir,
maka aliran akan berangsur bersifat turbulen. Distribusi kecepatan akan mengikuti
bentuk parabolik dengan kecepatan maksimum terjadi pada sumbu pipa yang besarnya
dua kali lebih besar dari kecepatan rata-rata.
b. Aliran Turbulen adalah aliran dimana gaya kelebaman relative lebih besar daripada
gaya kekentalan sehingga aliran dipengaruhi oleh gaya inersia (pengaruh
kelembaman). Pada aliran ini, partikel-partikel cairan bergerak pada lintasan yang
tidak teratur atau pada lintasan sembarang. Pada aliran turbulen terjadi pusaran-
pusaran sehingga aliran mendapatkan hambatan dari gesekan dan tumbukan antar
partikel cairan itu sendiri. Distribusi kecepatannya lebih uniform daripada aliran
laminer. Tegangan geser pada aliran turbulen dipengaruhi oleh viskositas dan gerak
turbulensinya.
c. Aliran transisi adalah aliran di antara aliran laminer dan turbulen yang merupakan
suatu aliran peralihan yang biasanya sulit untuk diamati kelakuannya
2. Bilangan Reynolds (Re)
Adalah suatu bilangan / angka untuk menunjukkan perbedaan antara aliran
laminer dan turbulen yang didapat dari suatu percobaan dengan menggunakan bermacam-
macam jenis aliran dan bermacam-macam diameter pipa yang dilakukan oleh Reynolds,
yaitu :
VD 4Q
Re= Re=
v π Dv
Keterangan:
Re : Bilangan Reynold
Q : Debit (m3/dtk)
D : Diameter pipa (m)
V : kecepatan rata2 (m/s2)
v : viskositas kinematik (m2/s)
9
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
3. Faktor Geseran (f )
Geseran yang dimaksud adalah geseran antara cairan dan dinding pipa atau saluran yang
menyebabkan kehilangan energi pada aliran tersebut. Harga faktor geseran berbeda
menurut jenis alirannya.
Untuk aliran laminer ( Re < 2000 )
64
f=
Re
Dimana f = factor gesek
Re = Bilangan Reynold
Untuk aliran turbulen ( Re > 2800 ), pipa licin :
0 ,316
f = 0 , 25
Re
f
=−2 log +
3,7 .d Re. √ f atau
ln( ε
3,7 . D)(
+
5 , 74
Re0,9
Dimana, ε = tinggi kekasaran dinding pipa (m)
8.τ
f=
ρ. V 2
dimana : τ = tegangan geser (N/m)
ρ = kerapatan air (kg/m3)
V = kecepatan rata2 dalam aliran (m/s)
5. Profil Kecepatan
Profil kecepatan aliran adalah arus ų yang terjadi pada suatu aliran. Kecepatan garis arus
terbesar ųmax pada pipa terjadi pada sumbunya.
a. Aliran Laminer
( )
1/7
υ r 0 −r
=
υ max r
b. Aliran Turbulen
ro
ų = ( 1 + 1,33 √ƒ ) x Vturbulen - 2,04 √ƒ x Vturbulen x log { }
ro -r
10
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
ųmax = ( 1 + 1,33 √ƒ ) x Vturbulen
11
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
A.5 TUGAS
1. Nyatakan macam aliran yang saudara amati tehadap besaran bilangan Reynolds dari
hasil pengukuran yang saudara lakukan.
Catatan: teoritis menyatakan bahwa untuk aliran laminer besaran Re<2000
2. Menyatakan hubungan antara bilangan Reynolds dengan faktor gesek ( f ) dan bilangan
Reynolds dengan tegangan geser ( τ ). Menggambarkan kedua grafik hubungan tersebut.
3. Menyatakan hubungan antara debit ( Q ) dengan tegangan geser ( τ ) dan
menggambarkan grafik hubungan tersebut.
4. Membuat perkiraan profil kecepatan aliran dari hasil percobaan yang dilakukan pada
debit-debit yang menyebabkan aliran laminer dan turbulen dengan memakai persamaan-
persamaan teoritis.
5. Beri kesimpulan hasil percobaan yang saudara lakukan
12
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
y0 He
y
y1
ycr
C.3. TEORI
Q=Cd×b× y× √2 gHe
dimana :
Cd = Koefisien debit
13
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Ada dua macam aliran yang dapat terjadi lewat di bawah pintu. Pertama aliran bebas,
dapat dilihat dengan terjadinya loncatan air di belakang pintu. Kedua aliran tidak bebas,
dimana loncatan air tidak terjadi dan tinggi muka air di belakang pintu > tinggi bukaan pintu
(pintu tenggelam).
Untuk aliran bebas berlaku persamaan debit di atas. Sedang untuk aliran tidak bebas,
1. Atur dasar flume dalam kedudukan horisontal (sesuaikan dasar meja hidrobank).
2. Letakkan model pintu sorong pada flume yang akan digunakan (dilakukan oleh petugas).
3. Ukur dimensi bukaan pintu ( dalam percobaan ini bukaan pintu selalu tetap untuk
semua debit )
4. Alirkan air lewat pintu dengan debit tertentu dan buat kondisi aliran bebas dengan cara
mengatur tinggi bukaan tail gate.
5. Ukur tinggi muka air di depan dan di belakang pintu tersebut. Masing-masing dilakukan
5 kali.
6. Ukur debit percobaan ini.
VIII.5. TUGAS
1. Nyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan pintu yo dengan debit lewat bawah
pintu Q untuk aliran bebas
2. Nyatakan hubungan antara rasio y dan yo dengan koefisien debit Cd untuk aliran bebas
3. Nyatakan hubungan antara rasio y dan yo dengan koefisien koreksi debit Cs untuk aliran
tak bebas
4. Gambar garis energi pada setiap percobaan
14
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
C. TEKANAN HIDROSTATIS
C.1. Tujuan
a. Mencari besarnya gaya hidrostatis pada bidang vertikal.
b. Mencari hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada alat gerak.
C.2. Teori
F =
γ .h c . A .........................................................................................................(4)
Gaya momen pada sumbu OX :
M = ∫ y .dF =
γ .sin φ ∫ y 2 .dA
=
yp. F =
γ .sinφ. IOX
15
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
I
Di mana OX = momen inersia pada sumbu OX, m4.
γ .sin φ .I OX γ .sin φ. I OX I OX
y p= = =
F γ .sin φ . y c . A y c . A ..................................................................(5)
2
I OX = y c . A +I c ....................................................................................................(6)
Subtitusikan persamaan (5) ke dalam persamaan (6) :
2
A . y c +I c I
y p= = y c+ c
yc . A y c . A .................................................................................. (7)
Gambar 2.2 Elevasi muka air berada di atas tepi atas quadrant
hc = [ ]
Ro −Ri
2
+h
=
ρ.g.
[( ) ]
Ro −R 1
2
+h . A
.........................................................(9)
16
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
WxL
Y=
ρ.g. ( Ro −Ri
2 )
+h . A
.....................................................................................(10)
h p =Y −( Ri −h )
WxL
h p= −( Ri −h )
ρ.g. [ R o −Ri
2 ]
+h . A
......................................................................(11)
Gambar 2.3 Elevasi muka air berada di bawah tepi atas quadrant
hc =
1
2 [( o i) ]
R −R −h =
R o −Ri h
2
−
2 [ ]
F=ρ .g.hc . A , maka :
F=ρ . g
[( ) ]
R o −Ri h
2
− .A
2
..................................................................................(12)
Di mana : h = jarak muka air dari tepi atas quadrant, m
17
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
w = lebar quadrant, m
WxL
Y=
ρ.g. ( Ro −Ri h
2
−
2 )( ( Ro −R i )−h ) xw
................................................................(13)
h p =Y −( Ri −h )
WxL
−( Ri +h )
=
R −R h
2 2( )
ρ. g o i − . (( R o −Ri ) −h ) xw
...............................................(14)
C.3. Alat-Alat
a. Meja hidraulika (lihat gambar 1.2)
b. Alat peraga Tekanan Hidrostatis
c. Beban
d. Mistar
18
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1. Letakkan alat peraga tekanan hidrostatis pada meja hidrolika dan atur agar alat terletak
benar-benar datar.
2. Setel posisi dari counter balance weight, W0 (kondisi alat peraga belum terisi air) sampai
lengan timbangan berada dalam keadaan seimbang.
3. Isi alat peraga dengan air sampai di atas tepi atas quadrant atau hampir pada posisi
penuh(menyebabkan kondisi timbangan tidak berada dalam keadaan seimbang).
4. Tambahkan beban W secara perlahan-lahan sampai lengan timbangan berada dalam
keadaan seimbang kembali.
5. Ukur kedalaman air atau jarak h bersamaan dengan nilai beban W.
6. Ubah elevasi air dengan memutar drain valve dan ulangi langkah 4 dan 5.
7. Hitung hp untuk menentukan posisi dari pusat tekanan dengan menggunakan persamaan
(11) atau (14).
8. Bandingkan nilai pusat tekanan yang dihasilkan dari langkah 7 dengan nilai teoritis di
persamaan (7).
Contoh perhitungan :
1. Kondisi elevasi air berada di atas tepi atas quadrant
Dari hasil percobaan didapatkan :
W = 5,886 N
h = 95 mm = 0,095 m
Untuk menghitung hp(aktual) gunakan persamaan (11):
WxL
h p (aktual )= −( R i−h )
ρ. g . ( R o −Ri
2 )
+h . A
5 , 886 Nx 0 , 28 m
h p (aktual )= −(0,1−0 , 095 )m
kg m 0,2 m−0,1 m
1000 3 x 9 , 81 2
m dtk 2 ( )
+0 , 095 m . ( 0,2m−0,1m ) .0 , 075 m
= 0,15448 m−0,005 m
= 0,14948 m
= 149,48 mm
19
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2
A . y c +I c I
h p= =hc + c
hc . A hc. A
Di mana :
−3 2
A=( Ro −Ri ) w= ( 0,2m−0,1m ) x0 ,075m=7,5 x10 m
hc = ( R o−R i
2 ) (
+h=
3
0,2 m−0,1 m
2 )
+0 ,095 m=0, 145 m
w ( R o −Ri ) 0 , 075m ( 0,2 m−0,1 m)
3
I c= = =6 , 25 x 10−6 m4
12 12
Ic
h p (teoritis )=h c +
hc . A
−6 4
6 ,25 x 10 m
=0 , 145 m+
0 ,145 mx ( 7,5 x 10−3 m2 )
= 0,15075 m
= 150,75 mm
h p(teoritis)−h p (aktual )
x100
Persentase perbedaan dari hp adalah:
h p (teoritis )
150,75−149,48
x100
= 150,75
= 0,84
20
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1
2
3
D. CURRENT METER
Dalam arah horizontal (melintang sungai) jumlah titik pengukuran minimal 10 titik (10
segmen penampang). Secara matematis kriteria tersebut dinyatakan dengan persamaan:
b≤0 .1 B
dengan b adalah lebar segmen penampang dan B adalah lebar total saluran/sungai (lihat
gambar 4.4).
21
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Dalam arah vertikal jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kedalaman aliran (D),
sedangkan kedalaman titik pengukuran dari muka air (d) disesuaikan dengan distribusi
kecepatan dalam arah vertikal.
(a) Pengukuran pada 1 (satu) titik kedalaman hanya dibenarkan untuk keperluan praktis
D≤0 . 6 m
apabila kedalaman aliran . Dalam hal ini, pengukuran dilakukan pada
d=0 . 6 D
kedalaman 0.6 kali kedalaman aliran, diukur dari permukaan aliran. ( )
(b) Pengukuran pada dua titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada dua titik
d=0 . 2 D d=0 . 8 D
kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: dan
diukur dari permukaan aliran.
(c) Pengukuran pada tiga titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada tiga titik
d=0 . 2 D d=0 . 6 D
kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: , dan
d=0 . 8 D
diukur dari permukaan aliran.
(b) Apabila pengukuran dilakukan pada 2 (dua) titik kedalaman, maka kecepatan rata-rata
kedalaman:
V +V
V d̄ = 0 . 2 0 .8
2
(c) Apabila pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) titik kedalaman, maka kecepatan rata-rata
kedalaman:
V +2V 0. 6 +V 0. 8
V d̄ = 0 . 2
4
dengan V0.2; V0.6 dan V0.8; berturut-turut adalah kecepatan aliran pada kedalaman 0.2 D; 0.6 D;
dan 0.8 D; diukur dari permukaan aliran. Kecepatan aliran pada masing-masing kedalaman
tersebut dihitung dengan persamaan (4.4)
Perhitungan luas penampang basah (A)
22
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Perhitungan luas penampang basah (A) dengan metode interval tengah (mid section):
d +d
A i = i i +1 × ( x i−x i−1 )
2
d i + di +1
= ×bi
2
V̄ i
dengan Ai adalah luas sub penampang ke-i dan adalah kecepatan rata-rata sub
penampang ke – i.
Debit total (Q) dihitung dengan persamaan:
n
Q=∑ Qi =Q 1 +Q 2 +Q 3 +…+Q n
i =1
dengan Q adalah debit total, dan A adalah luas total penampang basah yang dihitung
dengan persamaan:
23
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
n
A=∑ A i= A 1 + A2 + A 3 +…+ A n
i=1
24
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Salah satu penerapan praktis dari konsep aliran melalui bendung bermercu tajam (ambang
tajam) yaitu pengukuran debit aliran saluran terbuka dengan menggunakan bendung (weir)
atau ambang tajam sebagai pintu ukur.
Dalam praktek umumnya digunakan pintu ukur bentuk segi empat, bentuk segi tiga, dan
bentuk trapezium. Untuk pengujian di laboratorium, pintu ukur tersebut dipasang pada
sebuah bak hidrolis (hydraulic bench) yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi air. Makin
25
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
besar debit air yang dialirkan, makin besar pula pengaliran yang melalui pintu, demikian pula
sebaliknya sehingga dengan mengetahui geometri (dimensi) pintu serta saluran di hulu pintu
dan mengukur tinggi muka air di atas mercu pintu, dapat dihitung besarnya debit aliran.
Untuk kalibrasi alat, harus ditentukan terlebih dahulu koefisien pengaliran setiap pintu (Cd)
yang merupakan perbandingan antara debit aktual dan debit teoritis melalui pintu ukur.
Perhatikan gambar diatas, geometri pintu ukur segi tiga ditentukan oleh besarnya sudut antara
kedua kaki segi tiga dan tinggi total pintu. Hubungan antara geometri pintu dan unsure
geometrik penampang aliran ditentukan dengan persamaan:
θ b/2
tan =
2 H−h
θ
b=2 ( H −h ) tan
atau 2 (4.1)
Untuk memperoleh persamaan aliran, perhatikan elemen luas dA.
Secara teoritis, debit aliran melalui elemen luas dA dinyatakan dengan persamaan:
dQ=V⋅dA (4.2)
26
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Jika h 0, maka dA=b⋅dh ; dan kecepatan aliran melalui pintu: V = √2gh , sehingga
persamaan (4.2) menjadi:
dQ= √2 gh×bdh
Kombinasi persamaan (4.1) dan (4.2) menghasilkan:
1
θ
dQ=2 √ 2 g⋅tan ×( H−h )⋅h 2 dh
2 (4.3)
Debit teoritis diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan (4.3):
H 1
θ
Qt =2 √2 gtan ∫ (H −h)h 2 dh
20
[ ]
3 5 H
θ 2 2
Qt =2 √2 gtan Hh − h 2 2
2 3 5 0
dengan menyederhanakan persamaan di atas, diperoleh
5
8 θ
Qt = √ 2 g tan ×H 2
15 2 (4.4)
Di dalam pengaliran sebenarnya air yang meluap melalui pintu mengalami kontraksi,
sehingga luas penampang aliran sebenarnya lebih kecil. Oleh karena itu, debit aliran
sebenarnya perlu direduksi dengan suatu koefisien yakni koefisien debit Cd, sehingga debit
sebenarnya melalui pintu tersebut dinyatakan dengan persamaan:
5
8 θ
Q= C d √2 g tan ×H 2
15 2 (4.5)
8 θ
Qt = ×√ 2 g×tan ×H 2. 5
Hitung debit teoritis dengan persamaan: 15 2
dengan H = tinggi muka air di atas mercu ambang, = sudut antara kedua sisi
pintu
Qa
C d=
Hitung koefisien pengaliran: Qt
b. Gambarkan hubungan antara Qa dan Cd, dan lakukan koreksi Cd dengan cara regresi
(baca dari grafik).
c. Hitung debit sebenarnya dengan persamaan (4.5) dan koreksi debit berdasarkan nilai
Cd yang sudah dikoreksi.
2. Pembahasan hasil
a. Diskusikan hubungan antara Q dan Cd
28
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
b. Diskusikan pula hasil perhitungan debit sebenarnya dan koreksinya; komentari apa
penyebabnya.
3. Kesimpulan dan saran
Tuliskan kesimpulan dan saran-saran Anda berdasarkan hasil pembahasan pada point 2 di
atas.
29