DISUSUN OLEH :
1. YASYKUR IQBAL F (202010340311155)
FAKULTAS TEKNIK
2023/2024
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Kelompok U-6
NILAI
1. YASYKUR IQBAL F (202010340311155) A
2. M RIKI FANANI (202010340311151) A
3. MASYITA AULIA HALID (202010340311190) A
4. KEVAL IKLASTYO K (202010340311176) A
5. ACHMAD DHANI F (202010340311187) A
6. RAFLI ACHMADITAMA (202010340311174) A
7. MOCH. CHOIRUL APRIZAL (202010340311167) A
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti program
Praktek Kerja Nyata di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Malang.
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehigga kami dapat menyeleasikan
Laporan Mekanika Tanah ini dengan baik. Laporan ini disusun sebagai syarat untuk
mengikuti program Praktek Kerja Nyata Mekanika Tanah di Fakultas Teknik
Jurusan Sipil pada Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan ini
penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
Malang, 2023
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Mekanika tanah adalah bagian dari ilmu teknik yang mempelajari sifat-sifat
fisik tanah serta perilakunya. Mengapa ilmu ini sangat penting bagi Teknik Sipil?
Kita ketahui bahwa hampir semua pekerjaan teknik sipil bertumpu pada tanah,
sehingga bangunan yang akan dibuat tersebut berkaitan erat dengan tanah yang ada
di bawahnya. Hal-hal yang akan dipelajari dalam Mikanika Tanah antara lain :
proses pembentukan tanah, klasifikasi tanah, menentukan sifat fisik tanah dan lain-
lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan konstruksi tanah sebenarnya sudah
lama dikenal manusia, sejak mereka menggali gua-gua dan membangun tempat
tinggal. Pada perkembangannya Mekanika Tanah sebagai suatu ilmu teknik dimulai
dengan adanya publikasi buku “Erdbau Mekanich Auf Boden Physikasi Shear
Grundlage “ oleh Karl Terzaghi sebagai buku text pertama mengenai mekanika
tanah terbitan Jerman tahun 1925. Buku tersebut tersebar hingga ke Eropa dan
Amerika, sehingga beliau terkenal sebagai Bapak Mekanika Tanah.
Sekarang ilmu ini telah berkembang dengan pesat sejalan dengan
perkembangan ilmu teknologi, terutama di Negara-negara maju dan telah benyak
1
menciptakan alat-alat pengujian tanah, sehingga didapat hasil-hasil yang lebih
akurat.
2
Sering disebut tanah berbutir kasar dengan sudut geser dalam
sebagai parameter kekuatan geser dan tidak mempunyai daya lekat.
Contoh : Pasir dan krikil.
Berdasar organ-organ yang terkandung di dalamnya, tanah dapat dibagi menjadi 2
jenis :
1. Tanah Organik
Tanah yang terdiri dari mineral tanpa kandungan bahan organic.
Contoh : krikil, pasir, dan mineral lainnya.
2. Tanah Non Organik
Tanah yang banyak mengandung unsure organic dari tumbuhan
maupun hewan. Contoh : Hunus, gambut, batu bara dll.
Berdasar ukuran butiran, tanah dapat digolongkan menjadi 5 jenis :
a. Batuan (stone) lebih dari 63mm
b. Krikil (gravel) antara 2 – 63 mm
c. Pasir (sand) antara 0,06 – 2 mm
d. Lanau (silt) antara 0,002 – 0,06 mm
e. Lempung (clay) < 0,002 mm
3
BAB II
PERCOBAAN I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DILAPANGAN
(SOIL SAMPLING)
PB - 0100 – 76
1. TUJUAN
1) Dapat melaksanakan pengambilan contoh tanah, baik yang
terganggu maupun asli dengan prosedur pelaksanaan yang benar.
2) Dapat menggumpulkan berbagai informasi dan menggambarkan
dalam grafik, hubungan antara perubahan kadar air alami terhadap
kedalaman.
2. DASAR TEORI
Indikator yang berhubungan dengan karakteristik mekanik tanah
pondasi harus dicari dengan pengujian yang sesuai dengan letak asli tanah
tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan pengambilan sampel tanah dengan
mengeksplorasi lapisan tanah bagian bawah.
Untuk maksud ini, biasanya dibuat suatu lubang bor kedalam tanah
pondasi yang kemudian dilakukan berbagai pengujian. Pengeboran serta
pengambilan contoh exsplorasi tanah karakteristik fisik dan mekanis tanah
pondasi dari pada cara yang lain, akan tetapi metode ini hanya memberikan
informasi dalam arah vertical pada titik pengeboran, sehingga untuk
memperkirakan luas penyebaran karakteristik tanah pada arah mendatar
diperlukan rencana survei yang menggabungkan pengujian pengeboran
dengan metode survei yang lain, misalnya penyelidikan geofisika. Apabila
dibutuhkan penyelidikan yang continue, contoh tanah yang banyak maka
lebih baik diadakan penggalian sumur uji.
Alat-alat bor yang digunakan untuk ekplorasi tanah adalah :
1) Alat bor tangan (Hand Auger Boring)
4
2) Alat bor rotasi tangan (Hand Feed Rotary Driling )
3) Alat bor rotasi hidrolik (Hidrolic Feed Rotary Driling )
Pada pengambilan contoh tanah pada tempat aslinya, terutama
diperlukan dinding lubang bor yang bersih dan berbentuk baik.
Pengambilan contoh tanah dibagi dalam pengambilan contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed sampling) dan pengambilan contoh tanah terganggu
(disturbed sampling). Untuk contoh tanah tidak terganggu diperlukan
penentuan berat isi, untuk mendapatkan karakteristik mekanik diperlukan
kekuatan atau penurunan. Untuk keperluan pengujian tanah seperti
klasifikasi tanah, pengujian pemadatan untuk bahan timbunan dapat
digunakan contoh tanah terganggu.
Metode pengambilan contoh tanah dibagi dalam 4 metode :
1) Metode pembuatan lubang pengeboran sampai kedalaman tertentu.
Metode ini dilakukan pengambilan contoh tanah dengan alat bor
tangan (contoh tidak terganggu dan contoh terganggu)
2) Metode pengambilan tanah yang langsung (contoh terganggu dan
contoh tidak terganggu.
3) Metode pengambilan contoh tanah dengan mesin bor (contoh
terganggu)
4) Metode pengambilan contoh tanah dengan tenaga manusia dari
sumur uji atau parit uji (contoh tidak terganggu dan contoh
terganggu )
Contoh tanah yang telah diambil harus diberi tanggal dan dalam
pengambilan dengan tulisan yang jelas. Kadar air contoh tanah harus dijaga
supaya tidak berubah sampai diadakan pengujian. Khusus bagi contoh tidak
terganggu harus dijaga agar tidak mengalami benturan dan perubahan suhu.
Pengujian contoh tanah sedapat mungkin dilakukan sesuai contoh yang
diambil, karena bilaman disimpan agak lama, maka tekstur tanah dapat
berubah oleh pengaruh perubahan suhu, perubahan kimia, atau perubahan
kadar air.
5
3. PERALATAN
4. BENDA UJI
6
tidaklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik-teknik
pelaksanaan yang baik dan cara pengamatan yang tepat, maka
kerusakan-kerusakan terhadap contoh tanah dapat dibatasi sekecil
mungkin. Contoh tanah tersebut diambil dengan memakai tabung-
tabung contoh (sample tube), atau dengan mengambil secara
langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam bentuk bongkah-
bongkah. Sampel tanah ini dipergunakan untuk percobaan
Engineering Propertis, antara lain :
a. Permeability Test
b. Consolidation Test
e. Triaxial Test
a. Atterberg Limit
b. Berat Jenis
c. Analisa saringan
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum pemboran berlangsung daerah sekitar lubang pemboran harus
dibersihkan. Auger kemudian dimasukkan ke dalam tanah dan diputar melalui
7
stang-stang bor, kemudian dengan hati-hati dikeluarkan dari lubang. Tanahnya
diambil dari auger dan diletakkan sebagai gundukan kecil kira-kira 60 cm dari
lubang, di atas telapak kanvas. Memukul kepala auger perlahan-lahan dengan palu
adalah cara yang baik untuk mengeluarkan tanah kepasiran secara cepat. Untuk
tanah kelempungan yang lekat gunakanlah tongkat. Auger kemudian ditempatkan
kembali ke dalam lubang dan pekerjaan diulangi kembali sesuai dengan kedalaman
yang dikeluarkan, contoh diletakkan di samping gundukan contoh tanah yang
terdahulu dalam bentuk setengah lingkaran sekitar lubang.
8
contoh pada stang bor. Susunan ini kemudian dimasukkan ke dalam
lubang dan pipa contoh di tekan perlahan-lahan sampai masuk sedalam
40 cm (16 inch). Pipa kemudian diputar untuk melepaskan contoh pada
tanah dasar tabung contoh dan keseluruhan contoh diangkat. Apabila
tabung tidak dapat dimasukkan ke dalam tanah yang ditekan, dapat
dimasukkan dengan pukulan secara hati-hati dengan menggunakan palu.
Tabung contoh kemudian dilepas dari kepala tabung dan dinding
luarnya dibersihkan. Ujungnya kemudian dipotong hati-hati sampai rata
sedalam 1 cm untuk tempat lilin. Tabung kemudian ditempatkan pada rak
tabung dan cairan lilin kemudian dituangkan pada salah satu ujung
tabung dengan menggunakan corong. Apabila lilin telah mengeras
tabung dibalik dan lilin dituangkan pada ujung yang lain, kedua ujung ini
kemudian ditutup dengan tutup tabung contoh dan dimasukkan lagi ke
dalam cairan ini untuk mendapatkan lapisan pelindung. Tanda pengenal
(label) kemudian diikatkan pada tabung contoh.
SOIL SAMPLING
SOIL SAMPLING
9
Jenis tanah : Lempung
0.2
Warna : Coklat kehitaman
Butiran : Sedikit Halus
10
PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIR TANAH
PB-0107-76
AASHTO T-88-72
ASTM D-422-72
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran
butir tanah, hingga ukuran pasir (saringan No.10). Penentuan dan analisa
butiran tanah yang lebih kecil dari 0,075 atau lolos dari saringan No.10
digunakan analisa dengan hidrometer.
2. DASAR TEORI
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah
mempunyai ukuran bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah kohesif
maupun tanah non kohesif. Sifat suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran
butir dan distribusinya. Sehingga dalam mekanika tanah analisa ukuran
butir banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan
tanah.
ANALISA SARINGAN
1) TUJUAN
11
3) BENDA UJI
12
terbuang. Pencucian diteruskan hingga air pencucinya tidak lagi
kotor. Sampel yang tertinggal dalam saringan dikembalikan
kedalam baki.
C. Seluruh sampel dalam baki dikeringkan dalam oven, setelah kering
lalu disaring dengan saringan 3/4 inchi, No.4, No.8, dan No.10
dalam keadaan dingin.
D. Dari sampel yang melalui saringan No.10 diambil dan digunakan
seluruhnya pada analisa Hidrometer.
ANALISA HIDROMETER
1) TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan ukuran
butiran tanah yang mempunyai diameter lebih kecil dari 0,075 atau yang
lolos saringan No.10 dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer
tersebut berfungsi untuk mengetahui specific gravity larutan setiap waktu
pengamatan. Dari data data tersebut dapat digambarkan grafik distribusi
butiran yang merupakan hubungan antara diameter dan prosentase yang
lolos.
2) DASAR TEORI
Pada dasarnya tanah memiliki berbagai ukuran dan bentuk yang
beraneka ragam baik tanah kohesif maupun tanjah non kohesif . sifat tanah
banyak ditentukan oleh ukuran butiran dan distibusinya, sehingga analisa
ukuran butiran banyak dipakai sebagai acuan dalam Mekanika Tanah.
Selain itu analisa ukuran butiran dapat digunakan untuk :
1. Memperoleh informasi gradasi tanah
2. Kandungan butiran dan bahan organik
3. Mengetahui permeabilitas tanah
4. Untuk mengetahui perkiraan tinggi air kapiler
5. Perencanaan filter pencegahnya terhanyutnya butiran halus.
Pengujian ini dilakukan dengan dua cara yaitu analisa hidrometer
dan analisa ayak. Dalam pengujian kali ini sample yang digunakan adalah
tanah yang lolos ayakan no.200, hal ini berarti diklasifikasikan dalam tanah
berbutir halus. Maka dari itu untuk menganalisa butir tanah ini digunakan
13
pengujian analisa hidrometer. Yang dimaksud dengan hidrometer adalah
alat yang dicemplungkan ke dalam suatu larutan untuk menegetahui berat
jenis larutan, dan kemudiadapat dipakai untuk menentukan density larutan
tanah dan air dari waktu kewaktu sebagai fungsi dari diameter butiran
ekivalen.
3) PERALATAN
A. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 - 60 gram/liter) atau
untuk pembacaan berat jenis campuran (0,995 - 1,038).
B. Tabung-tabung gelas kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5 cm.
C. Termometer 0 - 50 C dengan ketelitian 1 C.
D. Pengaduk mekanis dan mangkok dispresi / mechanical stirer.
E. Saringan-saringan No.10 ; No.20 ; No.40 ; No.80 ; No.100 ; No.200.
F. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
G. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5 ).
H. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
I. Batang pengaduk dari gelas.
J. Stop watch.
4) BENDA UJI
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara menyiapkan contoh tanah
pada pemeriksaan PB - 0106 - 76 atau secara langsung sebagai berikut :
A. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu atau hampir semua
butirannya lebih halus dari saringan No. 10. Dalam hal ini benda uji
tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No.
10.
B. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung yang
lebih kasar dari saringan no. 10. Keringkan contoh diudara sampai
bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan No. 10.
C. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda uji sesuai PB
- 0106 - 76.
14
5) PROSEDUR PERCOBAAN
A. Rendamlah benda uji tersebut dengan 100 ml air suling dan bahan
dispersi waterglass sebanyak 20 ml, atau 50 ml air suling dan bahan
dispersi SHP (sodium hexametaphospat) sebanyak 100 ml, aduk
sampai merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama
24 jam.
B. Sesudah perendaman, pindahkan campuran semua ke dalam
mangkok pengaduk dan tambahkan air suling sampai kira-kira
setengah penuh. Aduklah campuran selama 15 menit.
C. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling atau air bebas mineral sampai campuran
menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat-rapat mulut tabung tersebut
dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah mendatar selama 1
menit.
D. Segera setelah dikocok letakan tabung dan dengan hati-hati
masukkan hidrometer. Biarkan hidrometer terapung bebas, dan
tekanlah stop watch. Bacalah angka skalanya pada saat stopwatch
menunjukkan 0,5 menit ; 1 menit dan 2 menit dan catatlah pada
Form No.06. Bacalah pada puncak meniscus nya dan catatlah
pembacaan itu sampai 0,5 gram per liter yang terdekat atau 0,001
berat jenis (Rh). Sesudah pembacaan pada menit kedua, angkatlah
hidrometer dengan hati-hati, cuci dengan air suling dan masukkan
ke dalam air tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti
suhu tabung percobaan.
E. Masukkan kembali hidrometer dengan hati-hati ke dalam tabung dan
lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat 5, 15, 30 menit, 1, 4,
24 jam.Sesudah setiap pembacaan dan kembalikan hidrometer ke
dalam air suling. Lakukan proses memasukkan dan mengangkat
hidrometer masing-masing selama 10 detik.
F. Ukur suhu campuran tersebut sekali dalam 15 menit yang pertama,
kemudian pada setiap pembacaan berikutnya.
15
G. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran tersebut ke
dalam saringan No. 200 dan cucilah air pencucinya hingga jernih
dan biarkan air ini mengalir terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas
saringan No. 200 harus dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar.
6) ANALISA DATA
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIRAN TANAH
PB – 0107 – 76
A. ANALISA SARINGAN
FRAKSI KASAR
BERAT KERING = 2500
Jumlah
Berat Persen
berat Persentase
tertahan seluruh
tertahan
Saringan
contoh
(gram) (gram) tertahan (%) lewat (%) yang lewat
(%)
3 inchi 0 0 0 100 100
1 inchi 18 18 0.72 99.28 99.28
3/4 inchi 40 58 1.6 97.68 97.68
1/2 inchi 318 376 12.72 84.96 84.96
Pan 2124 2500 84.96 0.00 0.00
Contoh Perhitungan :
318
• Persentase Tertahan (%) 1
2 inchi = x 100 %
2500
= 12,72 %
• Persentase Lewat (%) 1 2 inchi = 100 % - Persentase Tertahan
(%) 1 2 inchi
= 100 % - 12,72 %
= 84,96 %
16
FRAKSI SEDANG
BERAT KERING = 2124
Jumlah
Berat Persen
berat Persentase
tertahan seluruh
tertahan
Saringan
contoh
(gram) (gram) tertahan (%) lewat (%) yang lewat
(%)
3/8 inchi 475 475 22.36 77.64 77.64
No. 4 896 1371 42.18 35.45 35.45
No. 8 480 1851 22.60 12.85 12.85
Pan 273 2124 12.85 0.00 0.00
Contoh Perhitungan :
475
• Persentase Tertahan (%) 3 8 inchi = x100 %
2124
= 22,36 %
• Persentase Lewat (%) 3
8 inchi = 100 % - Persentase
Tertahan (%) 3 8 inchi
= 100 % - 22,36 %
= 77,64%
FRAKSI HALUS
BERAT KERING = 273
Berat Jumlah berat Persen
Persentase
tertahan tertahan seluruh
Saringan
contoh yang
(gram) (gram) tertahan (%) lewat (%)
lewat (%)
No. 10 105 105 38.46 61.54 61.54
No. 20 62 167 22.71 38.83 38.83
No. 40 27 194 9.89 28.94 28.94
No. 80 33 227 12.09 16.85 16.85
No. 100 14 241 5.13 11.72 11.72
No. 200 12 253 4.40 7.33 7.33
Pan 20 273 7.33 0.00 0.00
Contoh Perhitungan :
105
• Persentase Tertahan (%) No.10 = x 100%
273
= 38,46 %
• Persentase Lewat (%) No. 10 = 100% - Persentase
Tertahan (%) No.10
= 100% - 38,46%
= 61,54 %
17
B. ANALISA HIDROMETER
FRAKSI LEWAT SARINGAN NO.200
BERAT KERING = 50
Koreksi
Lama Pembacaan Diameter Koreksi Pembacaan Persen
Suhu berat
pengamatan hidrometer butiran suhu terkoreksi Hr K mengendap
T°C jenis
(menit) Rh D Kt (Rh+Kt) (%)
(a)
0
0.5 27 18 0.2021 2 20 0.98 133 0.01239 35.3
1 27 15 0.1455 2 17 0.98 138 0.01239 29.4
2 27 13 0.1044 2 15 0.98 142 0.01239 25.5
5 27 11 0.0667 2 13 0.98 145 0.01239 21.5
15 27 10 0.0388 2 12 0.98 147 0.01239 19.6
30 27 9 0.0275 2 11 0.98 148 0.01239 17.6
60 27 8 0.0196 2 10 0.98 150 0.01239 15.7
240 27 7 0.0099 2 9 0.98 152 0.01239 13.7
1440 27 6 0.0040 2 8 0.98 153 0.01239 11.7
Contoh Perhitungan :
• Kt = Berdasarkan table nilai faktor koreksi suhu (tabel 6.1 Petunjuk Praktikum,
hal.22)
• a = Berdasarkan tabel nilai faktor koreksi berat jenis (tabel 6.2 Petunjuk
Praktikum, hal.22)
Hr 135
• Diameter Butiran (D) = 𝑘 𝑥 √ 𝑡 = 0.01239√ 0.5 = 0,2036
-K = Faktor koreksi Total (Tabel 6.3, buku panduan praktikum )
- Hr = Dalam efektif hydrometer (Tabel 6.4, buku panduan praktikum)
-T = Waktu
BERAT KERING = 2500
gram
PRESENTASE PERSEN
JUMLAH
BERAT SELURUH
BERAT
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN LEWAT CONTOH
TERTAHAN
(gram) (%) (%) YANG
(gram)
LEWAT (%)
3 inchi 0 0 0 100 100
1 inchi 18 18 0.72 99.28 99.28
3/4 inchi 40 58 1.6 97.68 97.68
1/2 inchi 318 376 12.72 84.96 84.96
3/8 inchi 475 851 19 65.96 65.96
No. 4 896 1747 35.84 30.12 30.12
No. 8 480 2227 19.2 10.92 10.92
No. 10 105 2332 4.2 6.72 6.72
No. 20 62 2394 2.48 4.24 4.24
No. 40 27 2421 1.08 3.16 3.16
18
No. 80 33 2454 1.32 1.84 1.84
No. 100 14 2468 0.56 1.28 1.28
No. 200 12 2480 0.48 0.8 0.8
Pan 20 2500 0.8 0 0
19
GRAFIK HIDROMETER :
20
➢ Dari grafik gradasi tanah diperoleh:
D60 = 8 mm
D10 = 2 mm
D30 = 4,8 mm
A) Koefisien Keseragaman (Cu)
D60 8
Cu = = =4
D10 2
(D30 )2 (4,8) 2
= 1,44
Cc = =
D10 xD60 (2) x(8)
7) KESIMPULAN
• Dengan menggunakan berbagai ukuran ayakan, kita dapat
membedakan antara fraksi kasar, sedang, halus.
• Dengan analisa hidrometer kita dapat mengetahui ukuran butiran
tanah yang lebih kecil dari butiran yang lolos ayakan No.200
• Tanah yang lolos ayakan No.200 adalah tanah lanau
• Dari hasil perhitungan Cu = 4, maka tanah tsb bergradasi baik dan
mamiliki susunan yang rapat
8) NOTASI & KETERANGAN
Hr = dalam efektif hidrometer
t = lamanya waktu pengamatan (detik)
K = faktor koreksi total
Kt = faktor koreksi suhu
a = faktor koreksi untuk berat jenis
h1 = jarak dari pembacaan Rh ke leher hidrometer (cm), lihat
nomogram.
h = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala (cm).
Vh = volume kepala hidrometer (ml)
A = luas penampang silinder (cm2), didapat dengan membagi
volume silinder (1000 cm3) dengan jarak antara tanda 0 dan
1000.
21
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) DAN BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas air adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2. DASAR TEORI
Pengujian ini digunakan pada jenis tanah yang mengandung lempung dan tak
dapat digunakan untuk tanah yang mengandung pasir. Hal tersebut terjadi karena
tanah lempung sangat peka terhadap perubahan kadar air.
Jika kadar air sangat tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat
kembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah, tanah
dapat dipisahkan ke dalam 4 (empat) keadaan dasar, yaitu ;
1. Padat 3. Plastis
2. Semi padat 4. Cair
Dari pengujian ini dapat diketahui batas Plastis atau keadaan antar plastis dan
semi padat (Plastis Limit ), batas cair yaitu batas atau keadaan antara cair dan
plastis (Liquid Limit ), dan batas susut yaitu keadaan antara semi padat dan padat
(Shrinkage Limit). Batas-batas tersebut lebih dikenal dengan batas-batas Atterberg
( Atterberg Limits ).
Dengan diketahui nilai konsistensi tanah maka sifat plastisitas dari tanah
dapat diketahui. Sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indeks plastisitas
(Plasticity Index) yang merupakan selisih nilai adar air batas cair dengan nilai kadar
batas plastis (IP = LL - PL). Nilai IP tinggi menunjukan tanah tersebut peka
terhadap perubahan kadar air, dan mempunyai sifat kembang susut yang basar, serta
pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah. Dan pada berbagai jenis
pengujian batas-batas Atterberg bahwa kadar air yang bersesuaian pada transisi
keadaan tanah menunjukkan nilai yang berbeda, sehingga nilai tersebut dapat
22
digunakan sebagai petunjuk dalam klasifikasi tanah apakah tanah yang diuji
termasuk tanah lempung atau lanau dan jenis lainnya.
3. PERALATAN
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran yang
lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan contoh di udara sampai kering
udara sehingga bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan No. 40.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Letakan benda uji 100 gram yang sudah dipersiapkan dalam pelat kaca
pengaduk.
2) Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan air suling
sedikit demi sedikit sampai homogen.
3) Setelah sampel menjadi campuran yang merata, diambil sebagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sampai
sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus
1 cm.
23
4) Buatlah alur dengan alat pembuat alur (grooving tool) tanah hingga membagi
dua benda uji tersebut. Pada waktu membuat alur posisi grooving tool harus
tegak lurus dengan permukaan mangkok.
5) Putarlah alat itu sedemikian sehingga mangkok naik dan jatuh dengan
kecepatan 2 putaran/detik, sampai dasar alur benda uji bersinggungan
sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catatlah jumlah ketukan pada waktu
bersinggungan.
6) Ulangi pekerjaan (c) sampai (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan
yang sama. Hal ini untuk meyakinkan apakah adukan tersebut benar-benar
merata kadar airnya. Jika dalam 3 (tiga) kali percobaan diperoleh hasil jumlah
ketukan yang sama maka ambilah sebagian benda uji dari dalam mangkuk dan
masukkan kedalam cawan yang telah disiapkan untuk mendapatkan kadar
airnya.
7) Kembalikan benda uji tersebut ke atas kaca pengaduk dan mangkok alat batas
cair dibersihkan. Benda uji tadi diaduk kembali dengan merubah kadar airnya
kemudian ulangi langkah diatas minimal 3 kali berturut-turut.
7. ANALISA DATA
PEMERIKSAAN
KONSISTENSI ATTERBERG
PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66
ASTM D-423-66
24
LL PL PI
Catatan:
W (%) W (%) W (%) Contoh dalam keadaan
54,57 37,26 17,31 - Asli
- Disaring / tidak
Contoh Perhitungan :
24,2 𝑔𝑟
= x 100%
42,1 gr
= 57 %
• Plastis Index (PI) = LL – PL
= 54,57 – 37,26
= 17,31 %
LL−PL
• Liquid Index (LI) = PI
54,57 % −37,26 %
= 17,31 %
= 1%
kadar air maksimum−kadar air minimum
• Flow Index = log 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−log 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚
57,48−52,25
= 𝑙𝑜𝑔45−𝑙𝑜𝑔15
= 10,96 %
25
8. KESIMPULAN
MACAM
PI SIFAT KOHESIF
TANAH
0 Non Plastis Pasir Non Kohesif
Kohesif
<7 Plastis Rendah Lanau
Sebagian
Lempung
7–17 Plastis Sedang Kohesif
Berlanau
> 17 Plastis Tinggi Lempung Kohesif
Sumber: Mekanika Tanah; Hary Christady Hardiyatmo
Dari hasil Perhitungan nilai Kadar air untuk Batas Cair (LL) sebesar 54,57
%; Batas Plastis (PL) sebesar 37,26 % dengan nilai Plastic Index (PI) adalah
17,31 % yang termasuk tanah lempung dengan plastis tinggi dan bersifat
kohesif.
26
𝑊
Kadar air (%) = 𝑊3 x 100%
5
PL = Plastic Limit
LL = Liquid Limit
PI = Plasticity Index
27
PERCOBAAN IV
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
PB-0106-76
ASTM D-2216-71
1. TUJUAN
28
6) Desikator (alat pendingin) berisi calsium chlorida.
7) Penjepit (crubicle tongs).
4. BENDA UJI
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk memeriksa kadar air tanah
tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan
ketelitian seperti pada :
Tabel 4.1 : Jumlah / berat benda uji untuk pemeriksaan kadar air
5. PROSEDUR PERCOBAAN
29
6. ANALISA DATA
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
PB-0106-76
ASTM D-2216-71
Lokasi A B
No. Titik
No. Cawan A B C D
Berat cawan (gram) 3,9 3,9 3,9 3,9
Berat cawan + Tanah basah (gram) 43,6 36,7 40,8 40,6
Berat cawan + Tanah kering (gram) 33,2 27,8 30,6 30,1
Berat tanah kering (gram) 29,3 23,9 26,7 26,2
Berat air (gram) 10,4 8,9 10,2 10,5
Kadar air, W (%) 35,5 37,2 38,2 40,1
kadar air rata-rata 36,4 39,1
7. KESIMPULAN
- Jika kadar air (Water content) didefinisikan sebagai perbandingan berat
air yang terkandung dalam tanah dengan butiran kering dari volume
tanah yang diselidiki . Pada tanah dalam keadaan aslinya kadar air
besarnya dari 15% - 100%.
- Dari hasil percobaan yang didapat, berdasarkan pada cara uji SNI 03-
6793-200 maka tanah lokasi A dan B termasuk dalam ketentuan kadar
air tanah asli yaitu : 15% < 36,367% & 39,139% < 100% dan termasuk
dalam golongan.
30
PERCOBAAN V
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
PB-0108-76
AASHTO T-100-74
ASTM D-854-58
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah
yang mempunyai butiran lewat saringan No-4 dengan piknometer. Berat
jenis adalah perbandingan antara berat isi butiran tanah dengan berat isi air
suling yang sama pada suhu tertentu.
2. DASAR TEORI
Berat jenis tanah merupakan perbandingan antara berat butir tanah
dengan berat air yang mempunyai volume sama dalam temperatur tertentu.
Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indeks propertis
tanah (misalnya angka pori, berat isi tanah, derajat kejenuhan, karakteristik
pemampatan) dan sifat-sifat penting lainnya. Selain itu berat jenis tanah
dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanah secara umum, misal tanah
organik mempunyai berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan
mineral berat seperti besi menyebabkan berat jenis tanah mejadi besar.
Tabel 4.1 harga-harga berat jenis (berat spesifik) beberapa mineral yang
umumnya terdapat pada tanah.
31
Montmorillonite 2,65 -2,80
Halloysite 2,0 – 2,55
Potassium feldspar 2,57
Sodium and calcium feldspar 2,62 – 2,76
Chlorite 2,6 – 2,69
Biotite 2,8 – 3,2
Muscovite 2,76 – 3,1
Hornblende 3,0 – 3,47
Limonite 3,6 – 4,0
Olivine 3,27 – 3,37
3. PERALATAN
1) Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur
dengan kapasitas minimum 50 ml.
2) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
3) Desikator
4) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 5)C
5) Termometer dengan ukuran 0 - 50 C dengan ketelitian 1 C
6) Saringan No. 4, No. 10, No. 40 dan penadahnya.
7) Botol berisi air suling.
8) Bak perendam.
9) Pompa hampa udara (vacum 1 - 1,5 PK) atau tungku listrik (hot-
plate).
32
4. BENDA UJI
1) Benda uji diambil dari contoh tanah asli dan disaring dengan
saringan No.4 jika bahan tersebut terdiri dari butiran yang tertahan
pada saringan No. 4. Jika bahan yang diperiksa mengandung bahan
butir yang tertahan dan yang lewat pada saringan No. 4 maka
dilakukan pemeriksaan menurut PB-0107-76. Berat jenis bahan
adalah harga rata-rata (sebanding dengan prosentase berat kering
masing-masing ukuran) seperti yang dicantumkan pada Form.4.
Untuk pemeriksaan berat jenis yang juga akan dipakai pada analisa
hidrometer, maka contoh tanah harus dipilih yang melalui saringan
No.10 atau No.40.
2) Diperoleh contoh tanah dengan pemisah contoh atau cara
quartering/perempat bahan yang lewat saringan No. 4 atau No. 10.
Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh lebih dari 10 gram
untuk botol ukur, dan 50 gram untuk piknometer.
3) Keringkan benda uji pada suhu 105 - 110 C dan sesudah itu
didinginkan dalam desikator. Atau benda uji dalam keadaan tidak
dikeringkan.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Cuci piknometer dengan air suling yang dikeringkan. Timbang
piknometer dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
2) Masukan benda uji ke dalam piknomter dan timbang bersama
tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W2).
3) Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga
volumenya. Untuk bahan yang mengandung lempung, diamkan
benda uji terendam paling sedikit 24 jam.
4) Didihkan isi piknometer dengan hati-hati minimal 10 menit dan
miringkan botol tersebut sekali-sekali untuk mempercepat
pengeluaran udara yang tersekap dalam benda uji.
5) Jika menggunakan pompa vakum, tekanan udara dalam piknometer
atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 ml. Kemudian isi
piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya
33
untuk mencapai suhu konstan di dalam bejana air atau dalam kamar.
Sesudah suhunya konstan tambahkan air suling secukupnya sampai
tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah piknometer, keringkan
bagian luarnya dan timbang sampai mencapai ketelitian 0,01 gram
(W3). Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 10 C
6) Bila isi piknomter belum diketahui, maka tentukan harga sebagai
berikut : kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer
dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada (c) dengan
ketelitian 1 C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan dikoreksi terhadap suhu
(W4).
7) Pemeriksaan dilakukan ganda (dua-kali).
6. CONTOH PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
PB – 0108 – 76
AASHTO T – 100 - 74
ASTM D – 854 – 71
34
Didapat Nilai :
Berat Jenis Tanah < Berat Jenis Beton
2,25 < 2,4 (OK)
Contoh Perhitungan Pada A:
➢ Berat Tanah :
Wt = W2 – W1
= 67,5 gr – 42,5 gr
= 25 gr
➢ W5 = W2 – W1 + W4
= 67,5 gr – 42,5 gr + 139,6 gr
= 164,6 gr
➢ Isi Tanah :
W5 – W3 = 164,4 gr – 153,3 gr = 11,3 gr
➢ Berat jenis :
Wt
GS =
W5 −W3
= 25/11,3 = 2,21
7. KESIMPULAN
Jadi harga rata – rata berat jenis (Perbandingan antara berat bahan dengan
berat air yang isinya sama) dari hasil kedua pemeriksaan diatas didapat rata-
rata berat jenis sebesar 2,22 (untuk kedalaman P1) dan 2,20 (untuk
kedalaman P2)
8. NOTASI & KETERANGAN
W4 = W25 x K
W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi
W25 = berat piknometer dan air pada suhu 25 C
K = faktor koreksi (daftar No.1)
Gs = berat Jenis
W1 = berat piknometer (gram)
W2 = berat piknometer dan bahan kering (gram)
W3 = berat piknometer dan bahan serta air (gram)
W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi (gram).
35
PERCOBAAN VI
PEMERIKSAAN BERAT ISI,
ANGKA PORI DAN DERAJAT KEJENUHAN
1. TUJUAN
Selain pemeriksaan kadar air, tidak kalah pentingnya juga adalah
pemeriksaan berat isi tanah, untuk mengetahui beratnya tanah persatuan
volume. Selain itu berat isi, angka pori dan derajat kejenuhan merupakan
parameter yang diperlukan pada pengujian geser langsung (Direct Shear) ,
kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength ) dimana sebenarnya
dipakai benda uji asli (undisturb ). Bila tidak diperoleh benda uji yang asli
maka dapat diganti dengan benda uji buatan / sudah terganggu (disturb )
tetapi berat isinya tidak mengalami perubahan. Atau pemeriksaan benda uji
dimana yang kita punyai adalah tanah dalam keadaan kering maka berat isi,
angka pori dan derajat kejenuhan tanah pada kondisi ini sangat dibutuhkan
kehadirannya.
2. DASAR TEORI
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat total tanah
dengan isi atau volume total tanah, dan dinyatakan dengan γwet (gram/cm3).
Pengujian berat isi ini menggunakan sebuah tabung silinder tipis yang
dimasukkan kedalam tanah (drive cylinber method), sehingga tanah yang
terambil masih dalam kondisi yang tidak terganggu. Pengujian berat isi ini
tidak dapat dilakukan untuk tanah berpasir lepas atau tanah yang
mengandung banyak kerikil.
Berat isi tanah biasanya dinyatakan dalam berat isi tanah kering atau
γdry, yang diukur setelah sampel tanah dikeringkan dalam oven selama
kurang lebih 24 jam. Jika tidak didapatkan benda uji yang asli, maka dapat
diganti dengan benda uji buatan (reumelded samples) dengan
mempertahankan berat isi dan kadar air yang sesuai dengan keadaan aslinya.
36
3. PERALATAN
1) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2) Ring cetakan
3) Alat pemotong untuk tanah / spatula
4) Jangka sorong
4. BENDA UJI
1) Contoh tanah dikeluarkan dari tabung yang ujungnya diratakan.
2) Cincin ditaruh di depan tabung dan tanah dikeluarkan supaya
langsung masuk kecincin cetakan, kemudian ujungnya diratakan.
3) Dalam pemeriksaan ini tercakup pula pemeriksaan kadar air dan
berat jenis, yang digunakan sebagai pelengkap dan perhitungan-
perhitungan, sehingga perlu disiapkan benda uji untuk percobaan
kedua parameter tersebut.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Ring / cincin cetakan ditimbang beratnya (W1).
2) Ukur diameter dan tinggi ring untuk menghitung volume tanah
dalam ring.
3) Bagian yang tajam diletakkan pada permukaan tanah dan dorong
hati-hati sampai tanahnya masuk serta mempunyai sedikit
kelebihan.
4) Kemudian ratakan permukaan tanah yang mempunyai kelebihan
tadi dengan menggunakan pisau / spatula
5) Kemudian timbang ring yang berisi tanah tadi (W2)
6) Kadar air dan berat jenis ditentukan dengan percobaan PB-0106-76
dan PB-0108-76.
37
6. ANALISA DATA
Form.No.09
PROYEK :
LOKASI :
JENIS TANAH : TANGGAL PERCOBAAN
:
DIKERJAKAN : TANGGAL
PENIMBANGAN :
NO. RING
CONTOH TANAH 1 2 3 4
DALAM M.T
MACAM TANAH
1. Berat ring + tanah
(gr)
basah 106 104,7 105,1 107,7
2. Berat ring (gr) 31,5 31,5 31,5 31,5
3. Berat tanah basah (1)-(2) (gr) 74,5 73,2 73,6 76,2
4. Berat tanah kering (3)x100/100+(10) (gr) 54,63 53,68 52,90 54,77
5. Isi tanah basah (cm3) 53,391 53,391 53,391 53,391
6. Isi tanah kering (4)/(11) (cm3) 24,58 24,15 23,49 24,64
7.Berat tanah kering (4)/(5) 1,023 1,005 0,991 1,026
8. Isi pori (5)-(6) (cm3) 28,807 29,236 29,905 28,747
9. Angka pori (12)/100-(12) 1,17 1,21 1,27 1,17
10. Kadar air tanah 36,367 36,367 39,139 39,139
11. Berat jenis tanah 2,22 2,22 2,25 2,22
12. Pori dalam tanah
(8)/(5)x100
basah 53,955 54,758 56,011 53,843
13. Berat isi (3)/(5) 1,395 1,371 1,379 1,427
14. Derajat kejenuhan (3)-(4)/(8)x100% 68,97 66,77 69,23 74,56
38
• Berat air (W) = Berat tanah basah - Berat tanah
kering
= 74,5 gram – 54,63 gram = 19,87
gram
= π x 6,132 x 1,81
= 53,391 𝑐𝑚3
• Berat tanah kering ( d) = (berat tanah basah)x100/100+(kadar
air tanah)
= (74,5 x 100)/(36,367 x 100)
= 54,63
= 0,710 gr/cm3
• Isi pori (vv) = Isi tanah basah – Isi tanah kering
= 53,391 – 24,58
= 28,807 gr/cm3
= 53,955 %
𝑃𝑜𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
• Angka Pori (e) = 100−𝑃𝑜𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
53,955
= 100−53,955
= 1,17
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎𝑟−𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
• Derajat Kejenuhan (Sr) = 𝑥 100%
𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑟𝑖
74,5−54,63
= 𝑋 100% = 68,97
28,807
39
7. KESIMPULAN :
Dari hasil pemeriksaan jenis material yang di maksudkan didapat hasil rata
rata :
𝛴 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖
• Berat Isi Rata-rata = = 1,393 gr/cm3
4
40
PERCOBAAN VII
KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
PB-0116-76
AASHTO T-236-72
ASTM D-3080-72
6.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser
() dari tanah. Parameter ini dipakai untuk menghitung daya dukung dan tegangan
tanah.
6.2 Dasar Teori
Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan
sangat sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah c dan Ø. Dalam
percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai kekuatan
geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran atau dalam konsep tegangan total.
Pengujian ini diperuntukan bagi tanah non-kohesif, namun dalam
perkembangannya dapat pula diterapkan pada jenis ntanah kohesif. Pengujian lain
dengan tujuan yang sama, yakni : Kuat tekan bebas dan Triaksial serta percobaan
Geser Baling, yang dapat dilakukan di labolatorium maupun di lapangan.
Prinsip dasar dari pengujian ini adalah dengan pemberian beban
geser/horizontal pada contoh tanah melalui cincin/kotak geser dengan kecepatan
yang tetap sanpai tanag mengalami keruntuhan. Sementara itu tanah juga diberi
beban vertikal yang besarnya tetap selama pengujian berlangsung. Selama
pengujian dilakukan pembacaan dial regangan pada interval yang sama dan secara
bersamaan dilakukan pembacaan beban dial geser pada bacaan regangan yang
bersesuaian, sehingga dapat digambarkan suatu grafik hubungan regangan dan
tegangna geser yang terjadi.
Umumnya pada pengujian ini dilakukan pada 3 sampel tanah yang identik,
dengan beban normal yang berbeda untuk melengkapi satu seri pengujian geser
langsung. Dari ketiga hasil pengujian akan didapatkan 3 pasang data tegangan
normal dan tegangan geser, sehingga dapat digambarkan suatu grafik hubungan
keduanya untuk menentukan nilai c dan Ø. Adapun prosedur pembebanan vertikal
41
dan kecepatan regangan geser akibat pembebanan horisontal, sangat menentukan
parameter – parameter kuat geser tanah yang diperoleh.
Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam merencanakan
kestabilan lereng, serta daa dukung tanah pondasi, dan lain sebagainya. Nilai
kekuatan geser ini dirumuskan oleh Coloumb dan Mohr dalam persamaan berikut
ini :
Keterangan :
𝜏 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟 (𝑘𝑔/𝑐𝑚²)
c = kohesivitas tanah (kg/cm2)
Ø = sudut geser dalam (o)
Dalam pelaksanaanya, percobaan geser langsung dapat dilaksanakan dalam
tiga cara :
• Consolidated Drained Test
Pembebanan horisontal dalam percobaan ini dilaksanakan dengan lambat,
yang memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori
bernilai tetap selama pengujian berlangsung. Parameter c dan Ø yang
diperoleh digunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.
• Consolidated Undrained Test
Dalam penguian ini, sebelum digeser benda uji yang dibebani vertikal
(beban normal) dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai.
Selanjutnya pembebanan horisontal dilakukan dengan cepat.
• Unconsolidated Undrained Test
Pembebanan horisontal dalam pengujian ini dilakukan dengan cepat,
sesaat setelah beban vertikal cdikenakan pada benda uji. Melalui
pengujian ini diperoleh parameter – parameter geser Cu dan Øu.
42
Pada dasarnya percobaan geser langsung lebih sesuai untuk jenis pengujian
Consolidated Drained test, oleh karena panjang pengaliran relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan pengujian yang sama, pada percobaan triaksial.
6.3 Peralatan
a. Alat geser langsung (direct shear apparatus) terdiri dari :
• Stang penekan dan pemberi beban
• Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan dua
buah arloji geser (extensiometer).
• Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletak dalam
kotak.
• Beban-beban
• Dua buah batu pori (porous stone)
b. Alat pengeluaran contoh dan pisau pemotong.
c. Cincin cetak benda uji
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Stop watch
f. Oven yang lengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)
C.
g. Desikator.
43
c. Benda uji buatan (dipadatkan).
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat yang dikehendaki.
Pemadatan dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada
tabung pemadatan.
d. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,5 cm tetapi tidak boleh kurang dari 6 kali
diameter butir maksimum.
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal harus 2 : 1.
Untuk benda uji bentuk persegi perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1.
Catatan :
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.
44
i. Memberikan benda normal pada benda uji ketiga sebesar tiga kali beban
normal yang pertama dan lakukan langkah (f) dan (g), begitu juga terhadap
beban selanjutnya.
6.6 Analisa Data
Gaya Normal P1 = 5 kg P2 = 10 kg P3 = 15 kg
Tegangan Normal σ = 0,116 kg/cm σ2 = 0,337
2
kg/m σ3 = 0,505 kg/cm2
2
Contoh Perhitungan:
Data : Diameter = 61.7 mm = 6.17 cm
Tinggi = 20.9mm = 2.09 cm
Luas = 1
4 d2
= 1
4 .6,17 2
= 29,88 cm2
Kalibrasi = 0.401
Berat = 71,4 gr
45
• Gaya Geser = Dial Reading x Kalibrasi
= 28 x 0.401
= 11,23 kg
• Tegangan Geser
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟 11,23 𝑘𝑔
= 29,88 cm2 = 0,38 kg/𝑐𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠
C = 0,762 Kg cm2
ϕ = 310
6.7 Kesimpulan
Dari grafik hasil uji kekuatan geser langsung didapatkan nilai kohesi (C)
sebesar 0,762 Kg/cm2 dengan sudut antara tegangan geser dan tegangan normal (
) dalam sebesar 550.
46
6.8 Notasi
Pmaks = Gaya geser maksimum (kg).
A = Luas bidang geser benda uji (cm2).
maks = Tegangan geser maksimum (kg/cm2)
47
PERCOBAAN VIII
KEKUATAN TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE TEST)
PB-0114-76
AASHTO T-208-70
AASTM D-2166-66
8.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan
bebas contoh tanah berbentuk silinder yang bersifat kohesif dalam keadaan asli
(undisturbed) maupun tidak asli (compacted or remoulded), serta batuan.
Percobaan ini tidak dapat dilakukan pada tanah non-kohesif atau tanah kohesif
yang terlalu lembek, sehingga tidak dapat berdiri tegak pada alat percobaan karena
akan runtuh sebelum dibebani. Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas
adalah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat regangan aksial mencapai
20 %.
48
Selain itu, melalui pengujian ini dapat ditentukan nilai kepekaan (sensifity)
dari tanah kohesif, yaitu perbandingan antara nilai qu tanah asli terthadap qu tanah
buatan. Pengujian kuat tekan bebas pada dasarnya merupakan keadaan yang
khusus pada percobaan triaksial, dimana tegangan sel (confining pressure) - 3,
besarnya sama dengan nol. Dengan demikian dapat pula ditentukan nilai kohesi (c)
dalam konsep tegangan total (total preassure), yaiyu sebesar ½ dari nilai qu.
8.3 Peralatan
a. Mesin tekan bebas (unconfined compressive machine).
b. Alat untuk mengeluarkan contoh (extruder).
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter.
d. Pisau tipis dan rata
e. Pisau kawat
f. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
g. Stop watch
49
Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm, besar butiran maksimum yang
terkandung dalam benda uji harus lebih kecil dari 1/ 6 kali diameter benda
uji.
4) Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang lebih besar dari
ketentuan diatas, hal ini harus dicantumkan dalam laporan.
5) Menyiapkan benda uji.
i. Persiapan benda uji dari contoh tanah asli (undisturbed samples)
- Apabila ujung tabung contoh keadaannya tidak rata dan tidak lurus
terhadap sumbu tabung, maka contoh tanah harus dikeluarkan dari tabung
contoh dan dipotong dengan panjang secukupnya yaitu 2 cm lebih panjang
dari pada contoh tanah pengujian yang dipersiapkan.
- Masukkan contoh tanah ini kedalam "Split Mould" dan dengan
mempergunakan pisau tajam serta pelat baja yang bertepi lurus permukaan
atas dan bawah contoh dapat dibuat rata dan tegak lurus pada sumbunya.
- Apabila ujung tabung contoh, keadaannya sudah rata dan tegak lurus
sumbu tegak tabung, maka contoh tanah dikeluarkan sedikit saja dari
dalam tabung dan dengan mempergunakan pisau dan pelat baja yang
bertepi lurus permukaan tanah dapat dibuat benar-benar lurus dan rata
dengan ujung tabung contoh.
- Ujung contoh yang sudah rata ini dapat langsung dipakai sebagai
permukaan atas atau bawah contoh tanah pengujian tanah yang
dipersiapkan.
- Kemudian contoh tanah dikeluarkan dari tabung contoh, dipotong
secukupnya dan ditempatkan dalam "Split Mould" untuk meratakan ujung
lainnya.
- Diameter dan panjang serta berat contoh tanah dapat diukur.
ii. Persiapan benda uji dari contoh tanah buatan (remoulded)
Contoh tanah ini dipersiapkan dari tanah asli yang mengalami kerusakan
bentuk (a failed undisturbed specimen) atau dari contoh tanah tidak asli (
a disturbed samples).
A failed undisturbed specimen
50
- Contoh tanah harus dibungkus dengan kawat membran dan diremas-remas
dengan jari tangan sedemikian rupa agar didalam pencetakannya kembali
sempurna.
- Selain itu agar didalam pencetakannya diperoleh harga berat isi, void ratio,
yang sama seperti contoh tanah asli mula-mula, maka perlu dijaga
ketetapan nilai kadar airnya.
- Padatkan contoh tanah tersebut didalam moul silinder, sehingga diperoleh
ukuran contoh tanah pengujian seperti yang telah disyaratkan tersebut
diatas.
A disturbed sample
- Contoh tanah dipadatkan dalam mould silinder dengan ketentuan nilai-
nilai berat isi dan kadar air telah ditentukan terlebih dahulu, dan setelah
contoh tanah dibentuk, ratakan permukaannya sehingga tegak lurus
terhadap sumbu permukaan, kemudian contoh tanah dikeluarkan dari
mould dan ditimbang.
51
8.6 Analisa Data
KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE TEST)
PB-0114-76
52
Contoh Perhitungan:
• Luas Contoh = 1 4 .d 2
= 1 4 .4,72
= 17,34 cm 2
• Luas Terkoreksi = Luas Contoh x Angka Terkoreksi
= 17,34 cm 2 x 1,005
= 17,43cm 2
𝑃 0,993 𝑘𝑔
• Tegangan = 𝐴 = 17,43 cm 2 = 0,057 kg/cm2
Grafik :
Grafik Hasil Uji UCT ( Unconfined Compression Test )
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN
0,2
0,18
0,16
Tegangan (kg/cm2)
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Regangan (%)
53
8.7 Kesimpulan
Dari percobaan kekuatan tekan bebas yang telah dilakukan didapat tegangan
maksimum sebesar 0,12,8 Kg/cm2 pada regangan 15% termasuk kedalam
konsistensi lempung sangat lunak dan untuk nilai kohesi yang didapatkan sebesar
0,064 kg/cm2.
8.8 Notasi
= regangan aksial (%)
L = perubahan panjang benda uji (cm)
Lo = panjang benda uji semula (cm)
Ao = luas penampang benda uji semula (cm2)
n = pembacaan arloji tegangan
= angka kalibrasi dari cincin penguji (proving ring)
qu = Kuat tekan bebas unconfined compressive strength (kg/cm2)
2
= besar tegangan normal, (kg/cm )
54
PERCOBAAN IX
KONSOLIDASI
PB-0115-76
AASHTO T-216-74
ASTM D-2435-70\
9.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat pemampatan
suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari
dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertikal yang
bekerja pada tanah tersebut.
55
(permeabilitas) tanah. Pada tanah pasir/berpasir yang biasanya mempunyai
koefisian permeabilitas tinggi, waktu yang diperlukan untuk proses konsolidasi
terjadi relative cepat, sehingga pada umumya tidak perlu diperhatikan. Sebaliknya
pada tanh-tanah lempung, terutama yang nilai permeabilitasnya sangat rendah,
proses konsolidasi akan berlangsung dalam selang waktu yang lebih lama, sehingga
sangat perlu untuk diperhatikan.
Tujuan percobaan ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya
penurunan konsolidasi tanah (rate and magnitude of settlement consolidation) yang
ditahan secara lateral akibat pembebanan dan pengaliran air secara vertical.
Dimana kecepatan penurunan dinyatakan dalam koefisien konsolidasi
(Consolidation Coeficient) Cv, sedangkan untuk penggambaran besarnya
penurunan, digunakan indeks pemampatan (Compression index) Cc.
Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
besaran kecepatan dan penuruanan pondasi bangunan yang didirikan diatas tanah
lempung jenuh.
9.3 Peralatan
a. Satu set konsolidasi (consolidation container) yang terdiri dari alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
b. Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal
1,0 cm).
c. Beban-beban yakni ; 1 kg, 2 kg, 4 kg.
d. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan pisau kawat.
e. Alat pengeluaran contoh dari dalam tabung (extruder)
f. Stop watch.
g. Pemegang cincin contoh.
h. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5) C.
56
tabung, ujungnya diratakan dulu dengan jalan mengeluarkan contoh
tersebut 1 - 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan ujung
contoh ini harus rata dan tegak lurus sumbu contoh.
b. Cincin dipasang pada pemegangnya kemudian diatur sehingga bagian
yang tajam berada pada 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan ke dalam
cincin sepanjang kira-kira 2 cm, kemudian dipotong. Agar diperoleh
ujung yang rata pemotongan harus dilebihkan 0,5 cm, kemudian
diratakan dengan penentu alat tebal. Pemotongan harus dilakukan hati-
hati agar pisau tidak sampai menekan benda uji tersebut.
57
h. Lakukan cara (f) dan (g) untuk beban-beban selanjutnya. Beban-beban
tersebut menunjukkan tekanan normal terhadap benda uji masing-
masing sebesar ; 0,25 kg/cm2 ; 0,5 kg/cm2 ; 1,0 kg/cm2 ; 2,0
kg/cm2 ; 4,0 kg/cm2 ; 8,0 kg/cm2 dan seterusnya.
i. Beban maksimum ini sebenarnya tergantung pada kebutuhan, yaitu
sesuai dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
j. Setelah pembebanan maksimum dan sudah menunjukkan pembacaan
yang tetap, kurangilah beban dalam dua langkah sampai mencapai beban
pertama, misalnya jika dipakai harga-harga tekanan 0,25 sampai 8,0
kg/cm2, maka sebaiknya beban dikurangi dari 8,0 menjadi 2,0 kg/cm2,
dan sesudah itu dari 2,0 menjadi 0,25 kg/cm2. Pada waktu beban
dikurangi, setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja sekurang-
kurangnya 5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam,
yaitu saat sebelum dikurangi lagi.
k. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda
uji dari sel konsolidasi, ambilah batu pori dari permukaan atas dan
bawah. Keringkan permukaan atas dan bawah benda uji.
l. Keluarkan benda uji dari cincin dan ditimbang beratnya. Kemudian
keringkan dalam oven selama 24 jam untuk menetukan kadar air dan
berat keringnya.
9.6 Data dan Analisa Data
Form No.16
Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah
Jenis Tanah : Lanau
Dikerjakan :
KONSOLIDASI
PB – 0115 - 76
Waktu PEMBEBANAN (Kg/cm²)
Pembacaan 1 2 4 8 4 2
0 0 0,06 0,098 0,15 0,208 0,2035
9.6 dt 0,032 0,061 0,1 0,158 0,208 0,2035
58
15 dt 0,033 0,0612 0,101 0,16 0,208 0,2035
21.4 dt 0,034 0,062 0,102 0,163 0,208 0,203
29.4 dt 0,034 0,0621 0,103 0,165 0,208 0,203
38.4 dt 0,0345 0,0625 0,104 0,168 0,208 0,2025
1 menit 0,036 0,0631 0,106 0,17 0,208 0,2025
2.25 menit 0,04 0,0649 0,1075 0,174 0,208 0,2023
4 menit 0,0467 0,0649 0,112 0,177 0,208 0,202
9 menit 0,0485 0,0685 0,116 0,182 0,207 0,2018
16 menit 0,049 0,0689 0,119 0,1855 0,2065 0,2015
25 menit 0,0492 0,07 0,121 0,189 0,2063 0,2012
36 menit 0,0492 0,0708 0,123 0,192 0,2063 0,201
49 menit 0,0493 0,071 0,125 0,1935 0,2062 0,2009
1 jam 0,0494 0,072 0,126 0,195 0,2061 0,2009
24 jam 0,051 0,08 0,1385 0,21 0,2045 0,2005
Angka pori
Kadar Air dan
Sebelum Sesudah dan Derjat Sebelum Sesudah
Berat Bersih
Kejenuhan
Berat contoh
Ho = 2 H1= 1,76
basah dan cincin 109,4 115,9 Tinggi contoh
cm cm
(gr)
Berat cincin (gr) 46 46 Angka pori, e 1,15 1,15
Berat contoh Derajat
63,4 69,9 55,32 85,04
basah (gr) kejenuhan
Berat contoh
51,3 51,3 Berat jenis Gs 2,7 2,7
kering (gr)
Berat air (gr) 12,1 18,6
Kadar air (%) 23,59 36,26
Berat isi
1,55 1,71
(gr/cm3)
59
Contoh Perhitungan :
• Berat Air (sebelum) = Berat contoh basah – berat contoh kering
= (63,4 – 51,3) gram
= 12,1 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟
• Kadar Air (sebelum) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
12,1
= x 100 %
51,3
= 23,59 %
• Volume = 1
4 .d2. t
= 1
4 . (5,1 cm)2 . 2 cm
= 40,87 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
• Berat Isi (sebelum) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
63,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 40,87 𝑐𝑚³
= 1,55 gram/cm3
= 19 cm3
• Isi Pori = Volume – Isi Tanah Kering
= (40,87 – 19 cm³
= 21,87 cm3
• Angka Pori (sebelum) = isi pori/ isi tanah kering
= 21,87 cm³ /19 cm³
= 1,15
𝐵.𝑇.𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵.𝑇. 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
• Derajat Kejenuhan (sebelum) = 𝑥 100 %
𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑟𝑖
63,4−51,3
= 𝑥 100 %
21,87
=55,32 %
Dial Penurunan e= e0 -
Tekanan Tinggi (H) ∆𝑒= ∆ℎ/𝐻𝑡
Reading (∆h) ∆e
(kg) (kg/cm²) (cm) (cm)
60
0 0 2,000 0,000 0,000 1,151
1 0,051 1,939 0,061 0,066 1,086
2 0,08 1,904 0,096 0,103 1,048
4 0,1385 1,834 0,166 0,178 0,973
8 0,21 1,749 0,251 0,270 0,881
4 0,2045 1,755 0,245 0,263 0,888
2 0,2005 1,760 0,240 0,258 0,893
Cara Perhitungan pada Tekanan 1 kg:
• Penurunan (∆ℎ) = 2 cm – 1,939 cm = 0,061 cm
• ∆𝑒 = ∆ℎ/Ht = 0,061 cm/ 0,93 cm = 0,66
• 𝑒 = 𝑒0 − ∆ℎ = 1,151 – 0,66 = 1,086
61
Grafik antara Tekanan dengan Angka Pori
1,1
1,09
1,0855
1,08
1,07
A B
1,06
1,05
1,04 1,0482
1,03
1,02
D
1,01
1
Angka Pori, e
0,99
0,98
e1(Cc) 0,9729
0,97
C
0,96
0,95
0,94
0,93
0,92
0,91 0,8931
e1(Cs)
0,9
0,8879
0,89
e2(Cs) = 0,884
0,8808
0,88
e2(Cc)
0,87
1 2 4 8 10 100
P’c = 2,4 Tekanan (kg/cm2)
62
Kurva penampatan asli di laboratorium mendekati linier dari 3 sampai 6
kg/cm2,maka dari hasil di atas mendapatkan nilai sebagai berikut :
Koefisien Pemampatan (Cc)
𝑒1 = 0,9729
𝑒2 = 0,8808
𝑝1 = 4 kg/cm²
𝑝2 = 8 kg/cm²
𝑒1−𝑒2 0,9729−0,8808
Cc = 𝑝2 = 8 𝑘𝑔/𝑐𝑚² = 0,3060
𝐿𝑜𝑔 𝐿𝑜𝑔
𝑝1 4 kg/cm²
63
1) Beban 1 Kg
Cara untuk menentukan harga Cv yang diperlukan dengan metode
akar waktu sebagai berikut :
1) Gambar garis AB melalui bagian awal dari kurva
2) Gambar garis AC dengan OC = 1,15 OB
3) Absis titik D (potongan garis AC dan kurva konsolidasi
memberikan harga ajar waktu untuk tercapainya U90%, TV
= 0,848
4) Untuk U = 90%, TV = 0,848 sehingga T = 0,848 =
𝐶𝑣 . 𝑡90 0,848 𝐻²𝑑𝑟
atau
𝐻 2 𝑑𝑟 𝑡90
𝑇𝑣 . 𝐻𝑡²
➢ Cv = =, Tv untuk U = 90% adalah 0,848
𝑡90
0,848 𝑥 (1 𝑐𝑚)2
= = 0,0979 cm²/dtetik
8,664 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
64
65
2) Beban 2 Kg
Cara untuk menentukan harga Cv yang diperlukan dengan metode
akar waktu sebagai berikut :
1) Gambar garis AB melalui bagian awal dari kurva
2) Gambar garis AC dengan OC = 1,15 OB
3) Absis titik D (potongan garis AC dan kurva konsolidasi
memberikan harga ajar waktu untuk tercapainya U90%, TV
= 0,848
4) Untuk U = 90%, TV = 0,848 sehingga T = 0,848 =
𝐶𝑣 . 𝑡90 0,848 𝐻²𝑑𝑟
atau
𝐻 2 𝑑𝑟 𝑡90
𝑇𝑣 . 𝐻𝑡²
➢ Cv = =, Tv untuk U = 90% adalah 0,848
𝑡90
0,848 𝑥(1 𝑐𝑚)2
= = 0,0117 cm²/detik
72,6 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
66
67
3). Beban 4 Kg
Cara untuk menentukan harga Cv yang diperlukan dengan metode
akar waktu sebagai berikut :
1) Gambar garis AB melalui bagian awal dari kurva
2) Gambar garis AC dengan OC = 1,15 OB
3) Absis titik D (potongan garis AC dan kurva konsolidasi
memberikan harga ajar waktu untuk tercapainya U90%, TV
= 0,848
4) Untuk U = 90%, TV = 0,848 sehingga T = 0,848 =
𝐶𝑣 . 𝑡90 0,848 𝐻²𝑑𝑟
atau
𝐻 2 𝑑𝑟 𝑡90
𝑇𝑣 . 𝐻𝑡²
➢ Cv = =, Tv untuk U = 90% adalah 0,848
𝑡90
0,848 𝑥(1 𝑐𝑚)2
= = 0,00696 cm²/detik
121,8375
68
69
d. Beban 8 Kg
Cara untuk menentukan harga Cv yang diperlukan dengan metode
akar waktu sebagai berikut :
1) Gambar garis AB melalui bagian awal dari kurva
2) Gambar garis AC dengan OC = 1,15 OB
3) Absis titik D (potongan garis AC dan kurva konsolidasi
memberikan harga ajar waktu untuk tercapainya U90%, TV
= 0,848
4) Untuk U = 90%, TV = 0,848 sehingga T = 0,848 =
𝐶𝑣 . 𝑡90 0,848 𝐻²𝑑𝑟
atau
𝐻 2 𝑑𝑟 𝑡90
𝑇𝑣 . 𝐻𝑡²
➢ Cv = =, Tv untuk U = 90% adalah 0,848
𝑡90
0,848 𝑥(1 𝑐𝑚)2
= = 0,0203 cm²/detik
41,8335
70
71
Tekanan H ∆ℎ √t90 t90 Cv
(kg/cm2) (cm) (menit) (detik) 2
(cm /detik)
1 1,939 0,061 0,38 8,664 0,0979
2 1,904 0,096 1,10 72,6 0,0117
4 1,834 0,166 1,425 121,8375 0,0070
8 1,749 0,251 0,835 41,8335 0,0203
= 0,0342 cm²/detik
0,097876
0,096
0,086
0,076
0,066
cv = cm2/detik
0,056
0,046
0,036
0,026
0,020271
0,016 0,01168
0,00696
0,006
1 2 4 8 10 100
Tekanan (kg/cm2)
72
9.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan data sebagai berikut :
❖ Nilai Indeks Pemampatan (Cc) = 0,3060
❖ Nilai Koefisien Pengembangan (Cs) = 0,0191
❖ Koefisien Konsolidasi (Cv) rata rata = 0,0342 cm²/detik
❖ Tekanan Prakonsolidasi (P’c) = 2,4 kg/cm²
73
PERCOBAAN X
PERMEABILITY TEST
10.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan koefisien
daya rembes (k) pada suatu contoh tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan
permeability adalah kemungkinan adanya air yang merembes melalui satu jenis
tanah. Apabila porositas tanah makin besar, maka makin besar pula air yang
merembes pada tanah tersebut, atau makin besar pula koefisien permeability (k)
tanah tersebut.
74
Koefisien permeabilitas tergantung dari jenis serta kerapatan tanah. Pada
umumnya koefisien permeabilitas itu mempunyai harga yamg berbeda-beda seperti
yang tercantum dalam table dibawah ini.
75
g. Mistar
10.4 Prosedur Pengujian
a. Mengambil sempel tanah yang akan di uji dengan menekan tabung silinder
ke dalam tanah sampai penuh.
b. Memasukkan tabung dan tanah ke dalam kotaknya dan merendamnya dalam
reservoar sampai penuh.
c. Menghubungkan reservoir atau kotak tabung dengan alat pengukur head,
setelah itu air dialirkan jatuh bebas dari ketinggian tertentu yang mana
nantinya akan merembes melalui tanah.
d. Mencatat ketinggian air mula-mula (h0), sampai pada suatu ketinggian
dimana air akan turun (h1), juga dicatat interval waktu.
10.5 Analisa Data
Selan
Panja Ting
g µToC
Tanggal ng Waktu gi Permeabil Permeabil
Temperat wakt /
Pengamat Samp t muka ity (KToC) ity (K20)
ur (Co) u µ20o
an el L (detik) air h (cm/dtk) (cm/dtk)
(deti C
(cm) (cm)
k)
0.86
5/19/2021 6.2 27 0 95 7 0
0.86 0,07706
5/19/2021 6.2 27 5 87 5 0.08888 7
0.86 0,03130
5/20/2021 6.2 27 10 81 5 0.03610 7
0.86 0,02247
5/21/2021 6.2 27 15 75 5 0.02592 7
0.86 0,01511
5/22/2021 6.2 27 20 70 5 0,01743 7
0.86 0,01846
5/23/2021 6.2 27 25 63 5 0,02129 7
0.86 0,00958
5/24/2021 6.2 27 30 59 5 0,01105 7
76
0.86 0,00432
5/25/2021 6.2 27 35 57 5 0,00498 7
0.86 0,01005
5/26/2021 6.2 27 40 52 5 0,01159 7
0.86 0,00779
5/27/2021 6.2 27 45 48 5 0,00899 7
0.86 0,02520
5/28/2021 6.2 27 50 36 5 0,02906 7
0.86 0,02291
5/29/2021 6.2 27 55 27 5 0,02642 7
0.86 0,01170
5/30/2021 6.2 27 60 23 5 0,01350 7
0.86 0,04970
5/31/2021 6.2 27 65 11 5 0,05732 7
0.86 0,04933
6/01/2021 6.2 27 70 5 5 0,05690 7
0.86
6/02/2021 6.2 27 75 0 5 0.00000 7 0.00000
• ho= 100 cm
• Untuk suhu ruangan 27oC didapat factor koreksi µToC / µ20oC= 0.867
77
CONTOH PERHITUNGAN (pada baris 7 t = 30 detik) :
• a = 31,35
𝑎.𝐿 ℎ𝑜
• Permeability (KToC) = 2.3 ( 𝐴.𝑡 ) log (ℎ1)
Kesimpulan
• Semakin besar koefisien permeability (K) suatu jenis tanah maka semakin
besar pula air yang merembes pada tanah tersebut.
• Pada percobaan di atas diperoleh harga permeability :
Pada selang waktu 5 detik
(KToC) = 0.08888 cm/dtk
(K20) = 0,07706 cm/dtk
Pada selang waktu 30 detik
(KToC) = 0,01105 cm/dtk
(K20) = 0,00958 cm/dtk
78
Pada selang waktu 45 detik
(KToC) = 0,00899 cm/dtk
(K20) = 0,00779 cm/dtk
• Pada percobaan permeabilitas dengan menggunakan Constant head yang
diukur adalah air yang keluar dari selang pembuang.
• Percobaan dihentikan setelah air yang keluar dari selang pembuang konstan.
10.6 Notasi
kT 0c = permeability tanah pada suhu T0C
a = luas pipa (cm2)
d = diameter pipa (cm)
L = tinggi atau panjang sampel (cm)
A = luas sampel (cm2)
t = interval waktu penurunan dari h0 ke h1.
h0 = tinggi antara permukaan air dalam pipa dan kontainer pada
pembacaan pertama (cm)
h1 = tinggi antara permukaan air dalam pipa dan kontainer pada
k20 0c = permeability tanah pada temperatur standar
T 0c
= faktor koreksi (lihat tabel terlampir)
20 0c
79
PERCOBAAN XI
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH (STANDARD COMPACTION
TEST)
PB-0111-76
AASHTO T-99-74
ASTM D-698-70
11.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air
dan berat isi kering suatu contoh tanah dengan memadatkan di dalam cetakan
silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi
jatuh 45,7 cm. Disamping itu juga menentukan kadar air optimum untuk suatu
kepadatan kering maksimum dari contoh tanah
Pemeriksaaan kepadatan dapat dilakukan dengan 4 (empat) macam cetakan berikut
:
- Cara A : cetakan diameter 102 mm ; bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4).
- Cara B : cetakan diameter 152 mm ; bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4).
- Cara C : cetakan diameter 100 mm ; bahan lewat saringan 19 mm (3/4).
- Cara D : cetakan diameter 152 mm ; bahan lewat saringan 19 mm (3/4).
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan maka ditetapkan cara A atau cara
D
80
Pemadatan tanah dapat didefinisikan sebagai suatu proses memampatkan
butir-butir tanah dengan mengeluarkan butir udara yang ada dari dalam pori-pori
tanah dengan cara mekanis. Selain itu pemadatan tanah juga bertujuan untuk :
1) Meningkatkan gaya geser tanah
2) Memperkecil nilai permeabilitas tanah
3) Memperkecil nilai pemampatan tanah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu proses pemadatan antara
lain; besarnya energi pemadatan, kandungan air dalam tanah, serta jenis tanah. Dan
tujuan akhir dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan kadar air yang optimum
sehingga akan diperoleh kepadatan yang paling maksimum.
Beberapa istilah penting yang sering dijumpai dalam percobaan pemadatan di
laboratorium, yakni :
• Pemadatan (Compaction) adalah proses merapatkan butiran – butiran
tanah secara mekanis, yang mennyebabkan keluarnya udara dari ruang
pori, sehingga meningkatakan kepadatan tanah.
• Kadar Air Optimum (Optimum Moisture Content – OMC) adalah kadar
air dari suatu contoh tanah, yang jika dipadatkan dengan enersi
pemadatan tertentu, akan menghasilkan nilai kepadatan maksimum (γdry
maks).
81
11.3 Peralatan
a. Cetakan diameter 102 mm (4"), kapasitas 0, 000943 0, 000008 m3, dengan
diameter dalam 101,6 0,406 mm, tinggi 116,43 0,1270 mm (Lihat gambar
No. 2).
b. Cetakan diameter 152 mm (6), kapasitas 0, 002124 0,000021 m3, dengan
diameter dalam 152,4 0,660 mm, tinggi 116,43 0,1270 mm (Lihat gambar
No. 3). Cetakan-cetakan harus diberi logam yang mempunyai dinding teguh
sesuai dengan ukuran diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher
sambung, dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi 60 mm yang dipasang
kuat-kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan-cetakan yang telah dipergunakan
beberapa lama sehingga tidak memenuhi syarat toleransi diatas, masih dapat
dipergunakan bila toleransi tersebut tidak dilampaui lebih dari 50 %.
c. Alat Tumbuk
• Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata
diameter 50,8 0,127 mm, berat 2,496 0,009 kg dilengkapi dengan
selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8
1,524 mm. Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 x 4 buah lubang
udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm (3/8) dengan poros
tegak lurus satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung
harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tanpa
terganggu.
• Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis dari logam yang
dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 1,524 mm dan dapat
membagi-bagi tumbukan secara merata diatas permukaan. Alat
penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang berdiameter 50,8
0,127 mm, berat 2,496 0,009 kg.
d. Alat pengeluar contoh (sample extruder).
e. Alat perata dari besi sepanjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam
dan sisi lain datar.
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
5)C.
82
g. Timabangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram.
h. Saringan 50 mm (2"), 19 mm (3/4") dan 4,75 mm (No. 4).
i. Talam, alat pengaduk dan sendok.
Benda Uji
1) Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab,
contoh tersebut dikeringkan sehingga menjadi gembur, pengeringan dapat
dilakukan di udara terbuka atau dengan alat pengering lain, dengan suhu tidak
lebih dari 60 C. Kemudian gumpalan-gumpalan tanah ditumbuk, tetapi butir
aslinya tidak pecah.
2) Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,75 mm (no. 4) untuk
cara A dan B serta dengan saringan 19 mm (3/4") untuk cara C dan D.
3) Jumlah contoh yang sesuai untuk masing-masing cara pemeriksaan adalah
sebagai berikut :
- Cara A sebanyak 20 kg
- Cara B sebanyak 45 kg
- Cara C sebanyak 35 kg
- Cara D sebanyak 70 kg
Mengambil selisih kadar air masing-masing bagian antara 1 sampai 3%.
4) Benda uji dibagi menjadi 6 bagian dan tiap bagian dicampur air yang telah
ditentukan dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur, sehingga
didapat benda uji sebagai berikut:
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira dibawah optimum.
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum.
5) Masing-masing benda uji dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disimpan
selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.
83
c. Mengambil salah satu dari ke enam contoh tersebut kemudian diaduk dan
dipadatkan di dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah keseluruhan tanah yang digunakan harus tepat, sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 4,54 kg dengan tinggi
jatuh 45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dengan 25 kali tumbukan.
d. Memotong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan
melepaskan leher sambung (collar).
e. Menggunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul-
betul rata dengan permukaan cetakan (mold). Lubang-lubang yang terjadi
pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar, harus ditambal dengan
bahan-bahan yang berbutir lebih halus.
f. Menimbang cetakan yang berisi benda uji beserta keping alasnya dengan
ketelitian 5 gram (B2).
g. Mengeluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji (sample extruder) dan memotong sebagian kecil dari
benda uji pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air.
Menentukan kadar air dari masing-masing benda uji sesuai dengan PB - 0106-
76.
84
11.5 Analisa Data
PERCOBAAN PEMADATAN
Jenis Tanah
Modified
Berat tanah basah (gr) 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Kadar air mula (%) - - - - - -
Penambahan air (%) 100 100 100 100 100 100
Penambahan air (cc) 100 200 300 400 500 600
Berat Isi
Modified
Berat tanah + cetakan (gr) 6280 6519 6485 6463 6390 6257
Berat cetakan (gr) 4755 4755 4755 4755 4755 4755
berat tanah basah (gr) 1525 1764 1730 1708 1635 1502
Isi cetakan (cm3) 948.05 948.05 948.05 948.05 948.05 948.05
Berat isi basah (gr/cm3) 1.609 1.861 1.825 1.802 1.725 1.584
Berat isi kering (gr/cm3) 1.602 1.855 1.819 1.795 1.717 1.576
Contoh Perhitungan:
• Berat Tanah Basah = (Berat tanah + cetakan )- ( Berat cetakan )
= 6280 – 4755
= 1525 gram
• Isi Cetakan = 1
4 .d 2.t
= 1
4 . 10,14 2.11,74
= 948,05 cm3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛 𝑎ℎ𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ 1525
• Berat isi Basah = = 948.05 = 1,609gr/cm3
𝐼𝑠𝑖𝐶𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛
𝛾𝑥100 1,609𝑥100
• Berat Isi Kering = 100+𝑤 = 100+38,46 = 1,602 gr/cm3
85
Kadar Air Modified
Tanah basah + cawan (gr) 41.5 43.6 36.7 38.2 54.9 77.1
Tanah kering + cawan (gr) 32.8 33.9 28.5 29.2 38.6 52
Berat air (gr) 8.7 9.7 8.2 9 16.3 25.1
Berat cawan (gr) 4 4.5 4 4.7 4.2 4.5
Berat tanah kering (gr) 28.8 29.4 24.5 24.5 34.4 47.5
Kadar air (%) 30.21 32.99 33.47 36.73 47.38 52.84
Contoh Perhitungan:
• Berat Air = ( T.basah + Cawan ) – ( T.Kering + Cawan )
= 41,5 – 32,8
= 8,7 gr
• Berat Tanah Kering = ( Tanah Kering + Cawan ) - ( Cawan )
= 32,8 - 4
= 28,8 gr
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐴𝑖𝑟
• Kadar Air ( % ) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥100%
8,7
=28,8 𝑥100%
= 30,21 %
Perhitungan γZAV
𝛾𝑤
γZAV = 1 dengan γw = 1 t/m3 dan Gs = 2,27
𝑤+
𝐺𝑠
• Dengan W = 30,21 %
𝛾𝑤 1
γZAV = 1 = 1 = 2,24
𝑤+ 0,3021+
𝐺𝑠 2,27
86
Grafik Hasil Pemadatan
Hasil Pemadatan
2,40
2,30
2,24
2,22
2,22
2,21
2,20
2,15
2,13
2,10
2,00
Berat Isi Kering
1,90
1,855
1.85
1,819
1,80
1,795
1,70 1,717
1,60 1,576
1,602
y = -0,0018x2 + 0,1449x - 1,0438
1,50
1,40
28,0 30,0 32,0 34,0 36,0 38,0 40,0 42,0 44,0 46,0 48,0 50,0 52,0 54,0
38,65 Kadar Air
87
11.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan tanah tersebut mempunyai berat isi kering maksimum
(γd) adalah sebesar 1,85 gr/cm3 dengan kadar air sebesar 38,65 % termasuk dalam
tipe tanah lempung lembek (soft clay) .
Sumber : Buku Mekanika Tanah Jilid 1 Karangan Braja M. Das (halaman 38)
11.7 Notasi
= berat isi basah (gr/cm3)
B1 = berat cetakan dan keping alas ( gr )
B2 = berat cetakan, keping alas dan benda uji ( gr )
V = isi cetakan (gr/cm3)
d = berat isi kering (gr/cm3)
w = kadar air (%)
G = berat jenis tanah
w = berat isi air (gr/cm3)
88
PERCOBAAN XII
PEMERIKSAAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND CONE
PB-0103-76
AASHTO T-191-61
ASTM D-1556-64
12.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan di tempat dari
lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan di sini
hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butir kasar diameternya tidak lebih
besar dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering per satuan isi.
89
12.3 Peralatan
a. Botol transparan tempat pasir dengan isi ± 4 liter.
b. Corong kerucut diameter 16,51 cm.
c. Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan lubang bergaris
tengah 16,51 cm.
d. Neraca kapasitas 10 kg dengan ketelitian sampai 1,0 gram.
e. Neraca kapasitas 500 gram dengan ketelitian sampai 0,1 gram.
f. Pasir Ottawa yang bersifat bersih, kering, keras dan tidak mengandung bahan
pengikat, serta bergradasi lewat saringan No. 10 dan tertahan pada saringan
No.200.
g. Oven
h. Peralatan lain seperti : palu, sendok, pahat, mistar dan sebagainya.
90
- Meratakan permukaan yang akan diperiksa. Meletakkan pelat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan mengokohkan dengan paku pada
keempat sisinya.
- Kemudian menggali lubang sedalam minimal 10 cm di sekitar lubang pelat
dasar.
- Seluruh tanah hasil galian dimasukkan kaleng tertutup dimana berat kaleng
tersebut sudah terlebih dahulu diketahui beratnya, lalu meniimbang kaleng
beserta tanah tersebut.
- Meletakkan alat dengan posisi terbalik pada pelat dasar yang telah digali
tadi, lalu membuka kran secara perlahan-lahan sehingga pasir masuk ke
dalam lubang. Setelah pasir berhenti mengalir, kran ditutup. Kemudian
botol, corong beserta sisa pasir ditimbang.
- Mengumpulkan seluruh pasir yang dipakai tadi dengan hati-hati agar jangan
ada bahan lain yang terbawa, karena pasir tersebut akan dipakai lagi untuk
percobaan selanjutnya.
- Mengambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar airnya
91
12.6 Analisa Data
1. Menentukan Berat Isi Tanah Pasir d ps gr/cm3
Analisa Perhitungan :
= 7427,5 gr
92
4. Menentukan Berat Isi Tanah Kering ( lap ) d lap gr/ cm3
Berat Tanah Basah + tempat 1922,9 gr
Berat Tempat 134 gr
Berat Tanah Basah = Wtb 2196,7 gr
Wtb
Berat Isi Tanah Basah = =
V 1,68 gr/ cm3
Berat Isi Tanah Kering
0,84 gr/ cm3
d = x 100
100 + W
Analisa Perhitungan :
• Berat tanah basah : 2196,7 gr
Wtb 2196,7 𝑔𝑟
• Berat Isi Tanah Basah () : = = 1,68 gr/ cm3
V 1874,27 cm3
• Berat Isi Tanah Kering (d lap) : x100%
100 + W
1,68 gr/ cm3
: 𝑥 100%
100 +38.65
Catatan : Berat Isi Kering (d maks lab)= 1.85 gr/cm3 ( diperoleh dari data
percobaan 11)
Analisa Perhitungan :
dlap
• Derajat Kepadatan lap = x100%
dlab
1,21
= 𝑥 100% = 65,40 %
1,85
93
6. Menentukan Kadar Air
Berat Tanah Basah + Krus 39,2 gr
Berat tanah Kering + Krus 27,7 gr
Berat Air 10,5 gr
Berat Krus 4 gr
Berat tanah Kering 37,2 gr
Kadar Air =W % 28 %
Analisa Perhitungan :
• Berat Air = Berat Tanah Basah + Krus - Berat tanah Kering + Krus
= 39,2 gr – 27,7 gr
= 10,5 gram
• Berat Tanah Kering = Berat tanah Kering + Krus - Berat Krus
= 27,7 gr – 4 gr
= 23,2 gram
BeratAir
• Kadar Air = x100%
BeratTanahKering
10,5
= 𝑥 100%
23,2
= 38,65 %
94
7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Berat Isi Kering (d lab) = 1,85 gr/ cm3
Berat pasir dalam corong = 1394,7 gr
Volume lubang = 1874,27 cm3
Berat Isi Kering lap 95% (d lap)max = 1,15 gr/ cm3
Berat Isi Kering lap 100% (d lap)max = 1,21 gr/ cm3
Kadar air (W%) = 38,65 %
Derajat Kepadatan lap 100% = 65,40 %
h. Notasi
= berat isi tanah basah (gr/cm3)
w = kadar air (%)
D, laboratorium = berat isi kering dari pemeriksaan PB-0113-76 (gr/cm3)
95
PERCOBAAN VIII
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM
PB-0113-76
AASHTO T-193-74
ASTM D-1663-73
13.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing
Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada
kadar air tertentu. CBR ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan
terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
96
digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan
tebal lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin
tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun
demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan
kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak
konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat
meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air
mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air
keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil
percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Percobaan CBR ini
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
13.3 Peralatan
a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton
(10.000 lb) dengan kecepatan penetrsi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.
b. Cetakan logam yang berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4
0,6609 mm (6 0,0026) dengan tinggi 117,8 0,130 mm. Cetakan harus
dilengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50, 8 mm (2”) dan keping
atas logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9, 53 mm (3/8”) dan diameter
lubang tidak lebih dari 1, 59 mm (1/16”).
97
c. Piring pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150, 8 mm (5
15/16”) dan tebal 61, 4 mm.
d. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau
PB-0112-76.
e. v yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang-lubang dengan
batang pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
f. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), diameter 194,2 mm (5 7/8)
dengan lubang tengah diameter 54 mm (2 1/8).
g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95") luas 1935 mm2 (3
sqinchi) dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm.
h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi peralatan lain
seperti talam, alat perata, alat untuk merendam.
i. Alat timbang sesuai dengan PB - 0111 - 76 atau PB - 0112 - 76.
98
pemisah, membalikkan dan memasang kembali cetakan berisi benda uji pada
keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa.
Bila dikehendaki CBR yang direndam (Soaked CBR) harus dilakukan
langkah sebagai berikut :
- Memasang mesin pengembangan diatas benda uji dan kemudian
memasang keping pemberat yang dikehendaki sebesar 4,5 Kg (10 lb) atau
sesuai dengan keadaan beban perkerasan. Merendam cetakan beserta
beban didalam air sehingga air dapat meresap dari atas maupun dari bawah
.
- Memasang tripot beserta arloji pengukur pengembangan, mencatat
pembacaan pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Permukaan air
selama perendaman harus tetap (kira-kira 2,5 cm di atas permukaan benda
uji). Tanah berbutir halus atau berbutir kasar, perendaman dapat dilakukan
lebih singkat sampai pada pembacaan arloji tetap. Pada akhir perendaman
mencatat pembacaan arloji pengembangan.
- Mengeluarkan cetakan dari bak air dan dimiringkan selama 15 menit
sehingga air bebas mengalir habis, jaga agar selama pengeluaran air
permukaan benda uji tidak terganggu.
- Mengambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya di
timbang. Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.
99
Beban permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji
penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di nolkan.
d. Memberikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan 1, 27 mm/menit (0, 05” per menit). Mencatat
pembacaan pembebanan pada penetrasi 0, 312 mm (0, 0125”) ; 0, 62 mm (0,
025”) ; 1,25 mm (0,05") ; 1,87 mm (0,075") ; 2,5 mm (0,10") ; 3,75 mm
(0,15") ; 5 mm ( 0,20") ; 7,5 mm (0,30") ; 10 mm (0,40") ; dan 12,5 mm
(0,50").
e. Mencatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum
terjadi sebelum penetrasi 12, 50 mm (0, 05”).
f. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan
atas benda uji setebal 25, 4 mm.
g. Pengambilan benda uji untuk kadar air, diambil dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air
sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-
kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir kasar
100
13.6 Analisa Data
Pengembangan Standart
Perubahan 27,5
• Isi Cetakan = 1
4 .d2.t
= 1
4 .15,22.11,78
= 2147,76 cm3
𝑊 3400
• Berat Isi Basah () = = 2147,76 = 1,58 gram
𝑉
1,58
• Berat Isi Kering (d lap) = x100 = x100
100+𝑊 100+3400
= 1,54 gram/cm3
101
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban ( gram )
( menit ) ( inchi ) Atas bawah atas bawah
0 0 - - 0 -
¼ 0,0125 30 - 80 -
½ 0,025 75 - 120 -
1 0,05 125 - 235 -
1.5 0,075 199 - 300 -
2 0,1 222 - 440 -
3 0,15 293 - 513 -
4 0,2 365 - 600 -
6 0,3 483 - 815 -
8 0,4 535 - 1068 -
Harga CBR :
Cbr 0.1 0.2
222 440
x100 x100
Atas 3𝑥1000 3𝑥1000
= 7,4 % = 14,6 %
Kadar Air
No Analisa Sebelum Sesudah
1 Berat tanah basah + cawan ( gram ) 65,8 66,6
2 Berat tanah kering + cawan ( gram ) 45,7 46,5
3 Berat cawan 3,9 3,9
4 Berat air ( gram ) 20,1 20,1
5 Berat tanah kering (gram ) 41,8 42,8
6 Kadar air (%) 48,08 47,18
Analisa Perhitungan :
• Berat Tanah Kering = (2) - (3)
= 45,7 – 3,9 = 41,8 gram
• Berat Air = (1) – (2)
= 65,8 – 45,7 = 20,1 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝐴𝑖𝑟
• Kadar Air (%) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥100%
20,1
= 41,8 x 100 % = 48,08 %
102
Grafik CBR
GRAFIK CBR
1400
1200
1000
800
Beban (Gram)
600600
400
222
200
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penurunan (Inchi)
103
13.7 Kesimpulan
Dengan harga CBR 7,4% untuk penetrasi (0.1”) dan harga CBR 14,6% untuk
penetrasi (0.2”) maka dapat disimpulkan nilai CBR paling mendekati bahan
standart. Tanah layak untuk lapisan tanah perencanaan perkerasan jalan.
CBR Penetrasi
0,1” = 7,4%
0,2” = 14,6%
104
PERCOBAAN XIV
PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR
PB-0101-76
14.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah dengan menggunakan alat sondir. Perlawanan penetrasi
konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya
persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya persatuan panjang.
105
14.3 Peralatan
a. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton) atau mesin sondir berat (kapasitas 10
ton)
b. Satu set pipa sondir (sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1
meter) lengkap dengan baja kanal.
c. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan kapasitas :
• Sondir ringan ; sampai 60 kg/cm2
• Sondir berat ; sampai 250 kg/cm2
d. Mata sondir berupa konus biasa dan bikonus (lihat gambar terlampir).
e. Empat (4) buah angker dengan baut (angker daun atau spiral).
f. Stang pemutar angker
g. Penyambung bikonus 10 buah/ unit-unit penyambung pipa
h. Minyak hidrolik/ oli
i. Perlengkapan/ alat bantu ; kunci plunyer, kunci-kunci pipa, kunci Inggris,
Linggis, rol meter / kopua, pipa untuk mengisi minyak hidrolik, alat
penggeser untuk mengunci sekrup pada waktu menekan dan menarik.
106
menggerakkan konus beserta selubung kebawah sedalam 8 cm; bacalah
manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu penetrasi perlawanan
konus (PK) dan hambatan lekat (HL).
h. Jika dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
penekanan pertama (PK).
i. Menekan pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan
diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
107
14.5 Analisa Data
hambatan hambatan
kedalaman pk jp (HL) hi jhl setempat(HS)
0 0 0 0 0 0 0
0.2 10 25 15 30 15 1.5
0.4 25 28 3 6 18 0.3
0.6 35 38 3 6 6 0.3
0.8 29 38 9 18 12 0.9
1 18 46 28 56 37 2.8
1.2 37 48 11 22 39 1.1
1.4 50 55 5 10 16 0.5
1.6 65 92 27 54 32 2.7
1.8 77 121 44 88 71 4.4
2 132 170 38 76 82 3.8
2.2 187 223 36 72 74 3.6
2.4 223 345 122 244 158 12.2
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Jumlah konus ( PK ) = 10 kg/cm2
Jumlah Perlawanaan (JP) = 25 kg/cm2
• Jadi hambatan lekat ( HL) = JP-PK
= 25 - 10
= 15 kg/cm2
20
• Hambatan Lunak ( HI ) = HL x
10
20
= 15 x
10
= 30 kg/cm2
• Jumlah Hambatan Lekat ( JHL ) = Komulatif dari HL = 0 + 15
= 15 kg/cm2
108
HL 15
• Hambatan setempat ( HS ) = = 10 = 1,5 𝐾𝑔/𝑐𝑚2
10
109
Grafik Uji Penetrasi Konus
0,5
1
PK
HL
KEDALAMAN MT (M)
1,5
2,5
14.6 Kesimpulan
• Nilai perlawanan penetrasi konus (PK) = 10 kg/cm2 .
• Nilai
3 hambatan lekat (HL) = 15 kg/cm2 .
110
• mempengaruhi dalam hal penyondiran, dimana perlawanan penetrasi konus
adalah perlawanan terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per
satuan luas (F/A), sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah
terhadap selubung bikonus dalam satuan Panjang. Nilai konus dan hambatan
lekat diukur bersama-sama, nilai hambatan pelekat didapatkan kemudian
dengan mengurangkan besarnya nilai konus dan nilai jumlah keseluruhan.
• Pada lapisan tanah bagian atas (seperti terlihat pada data) adalah jenis tanah
keras (kadar airnya sedikit) kemudian semakin ke dalam kondisi tanah
bertambah lunak dan semakin dalam lagi bertambah keras sampai pada batas
kemampuan pengeboran. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa
tanah memiliki lapisan yang berbeda-beda dengan kadar air yang berbeda
pula.
Notasi
HL = hambatan lekat (kg/cm)
JP = jumlah perlawanan konus (kg/cm2)
PK = penetrasi konus (kg/cm2)
A = tahap pembacaan ( = 20 cm)
Luas konus
B = faktor alat, atau = 10
Luas torak
111