Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

BAB IV
PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH

4.1. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum tambang bawah tanah yang dilakukan kali ini yaitu
sebagai berikut :
1. Memperhatikan pemasangan penyanggan kayu three piece set pada tambang
bawah tanah.
2. Menghitung besar beban total yang diterima oleh penyangga dan menghitung
nilai FK.

4.2. Dasar Teori

Sistem penambangan bawah tanah sendiri memiliki resiko yang sangat


besar, salah satunya adalah masalah kestabilan lubang bukaan, karena
berhubungan dengan keselamatan kerja baik bagi pekerja maupun peralatan
tambang demi kelanjutan produksi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan sistem
penyanggaan yang tepat dan efisien demi mendukung kelancaran produksi dan
keselamatan kerja serta ekonomis. Sistem penyanggaan pada tambang bawah
tanah secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu penyangga aktif dan penyangga
pasif. Penyangga aktif yaitu penyangga yang bersifat memperkuat batuan secara
langsung sedangkan penyangga pasif adalah penyangga yang dipasang pada
bagian yang merupakan massa batuan itu sendiri sehingga membuat massa batuan
tersebut dapat menahan dirinya sendiri.
Pada dasarnya setiap metode tambang bawah tanah bersifat spesifik, meski
demikian, pada prakteknya sangat susah secara menyeluruh memenuhi kondisi
idealnya, dilain pihak, bijih juga memungkinkan mempunyai kondisi yang cocok
untuk aplikasi beberapa metode, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap
metode-metode tambang bawah tersebut. Setiap metode mempunyai aplikasi yang
spesifik, tetapi karakteristik bijih dan country rock tidak senantiasa ideal,
karakteristik bijih dan country rock kadang memungkinkan aplikasi dua atau lebih
metode.

Kelompok I IV-1
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Eksploitasi mineral dimana seluruh ekstraksinya dilakukan di bawah


permukaan bumi disebut dengan istilah underground mining (tambang bawah
tanah), atau deep mining (tambang dalam). Metode tambang bawah tanah
diterapkan apabila kedalaman cebakan atau eksploitasi material tidak dapat
dilakukan dari permukaan. Pemilihan metode yang cocok, mencakup aspek dalam
menentukan perlu tidaknya penyangga, dan penyangga yang mestinya dipakai dan
merancang konfigurasi bukaan dan urutan ekstraksi dikaitkan penyebaran bijihnya.
Saat ini penyangga beton dan rockbolt sangat banyak digunakan pada
tambang bawah tanah. Shotcrete (beton tembak) dan Splitsets (Friction Bolt)
merupakan contoh penyangga batuan primer (primary ground supporting) yang
dominan digunakan pada tambang bawah tanah. Shotcrete merupakan penyangga
pasif, sementara splitsets merupakan contoh penyangga aktif. Namun, demi
kepentingan faktor ekonomis maka diperlukan penyanggaan yang tepat, aman
namun tetap menguntungkan secara ekonomis.
Fungsi utama dari penyanggaan pada tambang bawah tanah yaitu
menyangga batuan yang berpotensi untuk runtuh dan menahan atau menghentikan
perpindahan lubang bukaan. Adapun fungsi dari penyanggaan sendiri berfungsi
untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, seperti menahan
perpindahan tegangan pada dindin lubang bukaan menyangga batuan yang
potensial untuk runtuh atau memperkecil deformasi masa batuan. Tujuan dari
penyanggan sendiri adalah mempertahankan luas dan bentuk bidang penampang
yang cukup dan melindungi pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.
Didasarkan pada sifat penyanggan, jenis penyanggan dapat dibagi menjadi
penyangga aktif dan penyangga pasif.
1. Penyangga aktif, yaitu penyanggan yang bersifat mendukung atau menahan
batuan yang akan runtuh dan tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban
yang diterima (rigid). Contoh penyangga aktif hydraulic props, powered roof
support (PRS) dan baut batuan termasuk penyangga aktif karena mempunyai
sifat memperkuat massa batuan secara langsung dimana penyangga dipasang
merupakan bagian dari massa batuan.
2. Penyangga pasif, yaitu penyanggaan yang bersifat melakukan reaksi langsung
(yield) dan memperkuat batuan tersebut secara langsung. Contoh penyanggan
pasif antara lain penyangga kayu, penyangga besi baja dan penyangga beton.
(Cakild, 2016)

Kelompok I IV-2
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

4.3. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penyanggaan


tambang bawah tanah adalah:
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada bab penyanggaan tambang bawah
tanah yaitu sebagai berikut :
a. Simulator Terowongan, digunakan sebagai tempat dilakukannya praktikum
penyanggaan.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 4.1
Simulator Terowongan
b. Kayu side post digunakan untuk penyanggaan dan pembuatan three piece
set.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 4.2
Kayu Side Post

Kelompok I IV-3
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

c. Kayu cap digunakan untuk penyanggaan dan pembuatan three piece set.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 3.3
Kayu Cap
d. Kayu cribbing, digunakan untuk penyanggaan dan pembuatan cribbing.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 3.4
Kayu Cribbing

Kelompok I IV-4
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

e. Meteran, digunakan untuk mengukur lebar dan panjang lokasi penyanggan.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 4.5
Meteran
f. Palu, digunakan sebagai alat bantu dalam membuat penyanggan.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 4.6
Palu

Kelompok I IV-5
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

g. Gergaji, digunakan untuk memotong kayu

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 4.7
Gergaji

Kelompok I IV-6
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

4.4. Prosedur Kerja Praktikum

Adapun prosedur kerja dari pemasangan three piece set dan cribbing ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada simulasi penyanggan.
2. Ukur dimensi terowongan.
3. Dirikan three piece set di setiap bagian ujung dari simulasi kekar yang akan
dilakukan penyanggan.
4. Setelah three piece set berdiri dengan kokoh, kemudian letakan batang-batang
kayu galam yang telah dipotong membentuk cribbing pada bagian atas three
piece set.
5. Susun kayu galam sampai kayu tersebut dapat menahan struktur kekar dan
three piece set serta balok kayu dapat berdiri stabil tanpa tumpuan.
Lakukan pengecekan terhadap penyanggan.

Kelompok I IV-7
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

4.5. Hasil Kegiatan Praktikum

Adapun data hasil Kegiatan dari praktikum penyanggaan tambang bawah


tanah kali ini adalah sebagai berikut :

1 B ( Lebar Terowongan ) 1,3 m


2 Side Post b 0,11 m dan h 0,053 m

3 Cap b 0,1 m h 0,05 m

4 Lb ( Panjang Penyangga Cap ) 1,14 m


5 Ly (Panjang Penyangga Side Post ) 1,89 m
6 RMR 83
7 a ( Jarak Antar Set Penyangga ) 0,76 m
8 𝜎𝑠f ( Tegangan Kayu Yang Diizinkan ) 1000 ton/m2
9 ᵞ ( Densitas Batuan Terowongan ) 2,32 ton/m2
10 ˅ ( Poisson’s Ratio ) 0,37
11 𝜔 (Faktor Buckling ) 1,81

4.6. Pengolahan Data


Adapun prosedur kerja dari kegiatan praktikum penyanggaan tambang
bawah tanah kali ini adalah sebagai berikut diketahui :
1. Tegangan Pada Lubang Bukaan
100−𝑅𝑀𝑅
a. Hp = 100
xB
100−83
= x 1,3
100

= 0,221 m
b. 𝜎𝑣 = Hp x ᵞ
= 0,221 x 2,32 ton/m2
= 0,512 ton/m2
V
c. K = 1−V
0,37
= 1− 0,37

= 0,58

Kelompok I IV-8
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

d. 𝜎𝐻 = K x 𝜎𝑣
= 0,58 x 0,512 ton/m2
= 0,29 ton/m2
2. Tegangan Pada Cup
a. Mmax = 0,125 x 𝜎v x a x Lb2
= 0,125 x 0,512 x 0,76 x 1,142
= 0,063 ton/m
1
b. W = 6 x b x h2
1
= 6 x 0,1 x 0,022

= 0,00000666 m3
c. 𝜎b ≥ 𝜎𝑠𝑓
Mmax
d. 𝜎𝑏 =
W
0,063 𝑡𝑜𝑛/𝑚
= 0,00000666 𝑚3

= 9459,45 ton/m2
3. Faktor Keamanan Cap
𝜎𝑠𝑓
FK = 𝜎𝑏
1000 𝑡𝑜𝑛/𝑚2
=
9459,45 ton/𝑚2

= 0,105
4. Tegangan Pada Side Post
4𝐿𝑦
a. ℷ =
𝑑𝑦
7,56
= 0,11

= 68,72
b. 𝜔 = 1,81
𝜎𝑣 . 𝑎 . 𝐿𝑏 𝜎𝐻 . 𝑎 . 𝐿𝑦 2
c. 𝜎𝑠𝑓 ≥ −0,5 𝜔 ± 0,638
𝑏𝑥ℎ 𝑏𝑥ℎ2
0,512. 0,76 .1,14 0,29 . 0,76 . 1,892
= - 0,5 x 1,81 x ± 0,638
0,1 𝑥 0,02 0,1 𝑥 0,02 2

= - 200,727 ± 12557,28
𝜎𝑠𝑓 = - 200,727 – 12557,28
= −12758,007 ton/m2
𝜎𝑠𝑓 = - 200,727 + 12557,28
= 12356,55 ton/m2

Kelompok I IV-9
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

5. Faktor Keamaan Side Post


𝜎𝑠𝑓
FK = 𝜎𝑛+ 𝜎𝑏
1000
= 12356,55+9459,45

= 0,0458

Kelompok I IV-10
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

4.7. Pembahasan

Pada praktikum tambang bawah tanah kali ini, kami melakukan kegiatan
praktikum penyanggan tambang bawah tanah yang bertujuan untuk memperhatikan
pemsangan penyanggan kayu three piece set pada tambang bawah tanah dan juga
cara menghitung besar beban total yang diterima oleh penyangga dan menghitung
nilai FK. Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah kayu
balok, kayu galam, palu dan gergaji.
Kegiatan pertama yang kami lakukan ialah mengambil data. Data yang kami
dapatkan dari kegiatan praktikum kali ini ialah B (lebar terowongan) 1,32 m, side
post b 0,11, dan h 0,05 m, Cap b 0,1 m, h 0,05 m, Lb (Panjang penyangga cap) 2 m,
Ly (panjang penyangga side post) 1,89 m, RMR 83, a (jarak antar set penyangga)
0,76 m, 𝜎𝑠𝑓 (tegangan kayu yang diizinkan) 1000 ton/m3, 𝛾 (densitas batuan
terowongan) 2,23 ton/m3, v (poisson’s ratio) 0,37 dan 𝜔 (tabel faktor buckling) 1,81.
Kegiatan yang kedua kami mendapatkan hasil pengolahan data pada
praltikum penyanggaan tambang bawah tanah, data yang didapatkan yaitu,
tegangan pada lubang bukaan didapatkan nilai Hp 0,221 m, 𝜎𝑣 0,512 ton/m3, K 0,58
dan 𝜎H 0,29 ton/m3. Tegangan pada cap didapatkan nilai 𝜎𝑏 9459,45 ton/m2, Mmax
0,063 ton/m2 dan W 0,00000666 m3. Faktor keamanan cap 0,105. Tegangan pada
side post λ 68,72, 𝜔 1,81, 𝜎𝑠𝑓 12205,127 . Faktor keamanan side post 0,0458.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa rangkaian penyanggan tambang
bawah tanah yang telah kami buat berupa three pieces set tidak aman menahan
beban total dari struktur hal ini terbukti dengan batas aman dari FK minimal 1.
Sedangkan nilai FK side post dan cap dari hasil pengolahan yang kami dapat
kurang dari 1.
Untuk mendapatkan faktor keamanan dari penyanggaan tambang bawah
tanah yang sesuai dengan batas minimum 1, lebar dan tebal atau tinggi side post
begitu juga lebar dan tebalatau tinggi cap.

Kelompok I IV-11

Anda mungkin juga menyukai