Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
hardgrove grindability index (machine) termasuk semangkuk penggilingan stasioner
besi cor, dengan delapan bola baja dipoles, bola didorong oleh grinding cincin yang
berputar secara otomatis selama 22 putaran dan digerakan oleh motor listrik.
(Arif, 2012).
Adapun angka dari HGI dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
c. Neraca analitik, digunakan untuk menimbang massa batubara yang akan diuji
dan hasil pengujian.
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
h. APD, digunakan untuk melindungi diri dari resiko yang ada pada saat praktikum
berlangsung.
8.3.2. Bahan
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Bahan yang digunakan dalam praktikum hardgrove grindability index kali ini
adalah batubara dengan ukuran 20 mesh dan kalori ± 4500 kkal/kg (Adb). Tempat
pengambilan sampel batubara ini terdapat di formasi warukin (Tmw)
Massa Batubara
Ukuran Batubara Massa
No. Kalori Batubara Lolos Sieve 200
(mesh) Batubara
mesh
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun prosedur percobaan untuk praktikum hardgrove grindability index
yaitu:
digerus
dihasilkan
dihasilkan
Neraca Analitik
dihasilkan
Analisis
Gambar 8.10
Flowchart Hardgrove Grindability Index
Langkah Kerja:
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Menyiapkan alat dan batubara dengan ukuran ±30-16 mesh.
2. Menimbang batubara tersebut sebanyak 150 gram yang dipisahkan 50 gram di
3 wadah berbeda.
3. Memasukkan batubara ke alat hardgrove grindability index per 50 gram.
4. Menghidupkan alat, dengan 20x putaran sebanyak 3x pengulangan setiap
wadahnya.
5. Mencampurkan kembali hasil gerusan di satu wadah.
6. Menyaring batubara hasil gerusan dengan sieave shaker ukuran sieave nomor
200 selama 15 menit.
7. Menimbang batubara yang lolos sieve nomor 200 dengan neraca analitik.
8. Menghitung nilai HGI sampel batubara.
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun hasil pengolahan data dari praktikum hardgrove grindability index
batubara adalah sebagai berikut:
Diketahui :
w = 14,79 gram
Ditanya : Nilai Hardgrove Grindability Index (HGI) ?
Penyelesaian :
HGI = 13,6 + 6,93 (w)
= 13,6 + 6,93 (14,79)
= 13,6 + 102,4947
= 116,09
Jadi, nilai hardgrove grindability index yang didapatkan adalah sebesar 116,09
8.7. Pembahasan
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pada praktikum kali ini nilai dilakukan proses hardgrove grindability index
dengan tujuan menentukan nilai indeks ketergerusan hardgrove dari batubara.
Proses pertama sampel batubara berukuran ± 30 mesh, ditiimbang sampel
sebanyak 150 gram, sampe batubara yang digunakan adalah 20 mesh. Kemudian
sampel yang digunakan dalam percobaan setiap kali percobaan adalah 50 gram
yang dilakukan sebanyak 3 kali percobaan.sampel dilakukan proses penggerusan
dengan dan kemudian diayak dengan menggunakan sieve shaker ukuran 200
mesh, dengan rotasi sebanyak 60 kali putaran dari percobaan yang telah dilakukan
nilai hardgrove grindability index adalah 116,09. Jadi apabila suatu nilai hardgrove
grindability index tinggi maka nilai hardgrove grindability suatu batubara maka
semakin rapuh batubara tersebut atau semakin mudah untuk dihancurkan,
sedangkan semakin rendah nilai suatu hardgrove grindability batubara maka
semakin keras dan tidak mudah untuk tergerus.
Penggerusan batubara sampai ukuran tertentu menjamin tidak akan
merubah kualitas batubara tersebut, sedangkan kualitas batubara adalah sifat fisika
dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Batubara
ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusun serta coalification (rank).
Umumnya untuk menentukan apakah baik tidaknya kualitas batubara tergantung
pada pemanfaatan (kegunaan). Batubara hasil dari akumulasi tumbuhan pada
kondisi lingkungan pengendapan tertentu, akumulasi tersebut telah dikenal dengan
pengaruh sedimentasi, akibat pengaruh tersebut batubara dengan tingkat (rank)
dan struktur yang bervariasi.
Nilai ketergerusan batubara adlah sifat fisik yang mencakup sifat kekuatan,
ketergerusan, kekerasan dan kuat tekan. Makin tinggi nilai ketergerusan, maka
maka makin mudah batubara tersebut untuk digerus. Batubara yang paling mudah
digerus adalah batubara bituminous low volatile dan medium volatile bila
dibandingkan dengan antrasite.
8.8. Penutup
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
8.1.1. Kesimpulan
Perbedaan nilai hardgrove grindability disebabkan oleh proses
pembentukan batubara itu sendiri misalnya yaitu faktor tumbuhan purba yang
jenisnya berbeda-beda sesuai dengan zaman geologi dan lokasi tempat tumbuh
dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi)
tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi
yang berlangsung kemudian akan menyebabkan terbentuknya batubara yang
jenisnya berbeda-beda. Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu
dan tekanan serta lama waktu pembentukan.
Semakin tinggi nilai hardgrove grindability suatu batubara maka semakin
rapuh batubara tersebut atau semakin mudah untuk dihancurkan, sedangkan
semakin rendah nilai suatu hardgrove grindability batubara maka semakin keras
atau semakin bagus batubara tersebut.
8.1.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Kunci cadangan untuk melepas dan memasang baut di sediakan khusus.
2. Pada saat praktikum dilakukan di tempat yang lebih terang, misalnya dilapangan
langsung.
Kelompok IV