Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM BATUBARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN


BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB VIII
HARDGROVE GRINDABILITY INDEX

8.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum yang dilakukan pada bab ini yaitu mampu
melaksanakan proses analisi HGI (Hardgrove Grindability Index). Serta dapat
menghitung nilai ketergerusan batubara.

8.2. Dasar Teori


Batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruh oleh panas dan
tekanan yang berlangsung lama di alam dengan komposisi yang komplek.
Untuk pemanfaatan batubara, perlu diketahui sifat-sifat yang yang
berkaitan dengan sifat kimiawi, fisik dan mekanis. Sifat-sifat ini dapat dilihat dari
data kualitas batubara hasil analisis dan pengujiannya. Dari sekian banyak
parameter kualitas batubara, biasanya hanya beberapa saja yang bermakna untuk
kemanfaatan tertentu, salah satunya adalah nilai hardgrove grindability index (HGI).
Uji ini ditentukan dengan menyiapkan ukuran butir tertentu digerus
menggunakan mesin dalam kondisi standar dan jumlah batubara yang tergerus
dibandingkan secara linieritas standar batubara. Nilai standar HGI yang telah
disertifikasi berdasarkan standar ASTM yaitu 32, 49, 65, dan 95. Semakin tinggi nilai
HGI maka semakin lunak batubara yang berarti semakin mudah batubara tersebut
untuk dihancurkan, sebaliknya semakin rendah nilai HGI, maka semakin sulit
batubara tersebut dihancurkan.
(Hadi dkk, 2012).
Pada pemanfaatannya, batubara harus diketahui terlebih dulu kualitasnya
agar spesifikasi mesin atau peralatan yang memanfaatkan batubara sebagai bahan
bakarnya sesuai dengan mutu batubara yang akan digunakan. Analisi HGI
mengunakan acuan standar sesuai ISO 5074 : 1994 dan ASTM D409-08. Semakin
tinggi nilai hardgrove grindability index akan semakin lunak batubara yang berarti
semakin mudah batubara tersebut untuk dihancurkan. Indeks ini sangat membantu
dalam memperkirakan kapasitas mill yang digunakan untuk menggiling batubara
sampai ukuran yang diperlukan untuk umpan ke furnace. Prinsip kerja alat

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
hardgrove grindability index (machine) termasuk semangkuk penggilingan stasioner
besi cor, dengan delapan bola baja dipoles, bola didorong oleh grinding cincin yang
berputar secara otomatis selama 22 putaran dan digerakan oleh motor listrik.
(Arif, 2012).
Adapun angka dari HGI dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

HGI = 13,6 + 6,93W


...................................................................................(8.1)
Keterangan
W = Massa batubara yang lolos saringan 200 mesh.

8.3. Alat dan Bahan


Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hardgrove
grindability index batubara kali ini adalah sebagai berikut:
8.3.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum hardgrove grindability index
batubara kali ini adalah:
a. Hard-coal determination of hardgrove grindability index, alat ini digunakan untuk
menggiling batubara yang diuji.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.1
Hard-Coal Determination Of Hardgrove Grindability Index
b. Sieve shaker, digunakan untuk memisahkan antara butiran mulai dari yang kasar
hingga yang halus.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.2
Sieve Shaker

c. Neraca analitik, digunakan untuk menimbang massa batubara yang akan diuji
dan hasil pengujian.

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.3
Neraca Analitik
d. Sendok, digunakan untuk mengambil sampel batubara.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.4
Sendok
e. Toples, digunakan untuk menyimpan batubara yang sebelumnya telah diuji.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.5
Toples
f. Kuas, digunakan untuk membersihkan batubara yang tertinggal pada alat.

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.6
Kuas
g. Kertas label, digunakan untuk menandai toples yang berisi sampel.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.7
Kertas Label

h. APD, digunakan untuk melindungi diri dari resiko yang ada pada saat praktikum
berlangsung.

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.8
APD

8.3.2. Bahan

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Bahan yang digunakan dalam praktikum hardgrove grindability index kali ini
adalah batubara dengan ukuran 20 mesh dan kalori ± 4500 kkal/kg (Adb). Tempat
pengambilan sampel batubara ini terdapat di formasi warukin (Tmw)

*Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 8.9
Batubara

8.4. Data Hasil Praktikum


Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun data dari hasil praktikum yang diperoleh pada praktikum yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 8.1
Data Hasil Pengamatan Hardgrove Grindability Index Batubara

Massa Batubara
Ukuran Batubara Massa
No. Kalori Batubara Lolos Sieve 200
(mesh) Batubara
mesh

1 4500 kkal/kg 20 150 gram 14,79 gram

8.5. Prosedur Kerja

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun prosedur percobaan untuk praktikum hardgrove grindability index
yaitu:

Batubara kalori ± 4500 kkal/kg


dengan ukuran 20 mesh
ditimbang dan dipisahkan

Batubara Kalori ± 4500 Kkal/Kg


dengan Massa 150 gram, per 50
gram dipisahkan per 3 Wadah

digerus

Alat Hardgrove Grindability


Index

dihasilkan

Batubara Hasil Gerusan


disaring dengan ukuran
Sieave nomor 200
Sieve Shaker

dihasilkan

Batubara lolos Sieave nomor


200
ditimbang

Neraca Analitik

dihasilkan

Analisis

Gambar 8.10
Flowchart Hardgrove Grindability Index

Langkah Kerja:

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Menyiapkan alat dan batubara dengan ukuran ±30-16 mesh.
2. Menimbang batubara tersebut sebanyak 150 gram yang dipisahkan 50 gram di
3 wadah berbeda.
3. Memasukkan batubara ke alat hardgrove grindability index per 50 gram.
4. Menghidupkan alat, dengan 20x putaran sebanyak 3x pengulangan setiap
wadahnya.
5. Mencampurkan kembali hasil gerusan di satu wadah.
6. Menyaring batubara hasil gerusan dengan sieave shaker ukuran sieave nomor
200 selama 15 menit.
7. Menimbang batubara yang lolos sieve nomor 200 dengan neraca analitik.
8. Menghitung nilai HGI sampel batubara.

8.6. Pengolahan Data

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Adapun hasil pengolahan data dari praktikum hardgrove grindability index
batubara adalah sebagai berikut:
Diketahui :
w = 14,79 gram
Ditanya : Nilai Hardgrove Grindability Index (HGI) ?
Penyelesaian :
HGI = 13,6 + 6,93 (w)
= 13,6 + 6,93 (14,79)
= 13,6 + 102,4947
= 116,09
Jadi, nilai hardgrove grindability index yang didapatkan adalah sebesar 116,09

8.7. Pembahasan
Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pada praktikum kali ini nilai dilakukan proses hardgrove grindability index
dengan tujuan menentukan nilai indeks ketergerusan hardgrove dari batubara.
Proses pertama sampel batubara berukuran ± 30 mesh, ditiimbang sampel
sebanyak 150 gram, sampe batubara yang digunakan adalah 20 mesh. Kemudian
sampel yang digunakan dalam percobaan setiap kali percobaan adalah 50 gram
yang dilakukan sebanyak 3 kali percobaan.sampel dilakukan proses penggerusan
dengan dan kemudian diayak dengan menggunakan sieve shaker ukuran 200
mesh, dengan rotasi sebanyak 60 kali putaran dari percobaan yang telah dilakukan
nilai hardgrove grindability index adalah 116,09. Jadi apabila suatu nilai hardgrove
grindability index tinggi maka nilai hardgrove grindability suatu batubara maka
semakin rapuh batubara tersebut atau semakin mudah untuk dihancurkan,
sedangkan semakin rendah nilai suatu hardgrove grindability batubara maka
semakin keras dan tidak mudah untuk tergerus.
Penggerusan batubara sampai ukuran tertentu menjamin tidak akan
merubah kualitas batubara tersebut, sedangkan kualitas batubara adalah sifat fisika
dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Batubara
ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusun serta coalification (rank).
Umumnya untuk menentukan apakah baik tidaknya kualitas batubara tergantung
pada pemanfaatan (kegunaan). Batubara hasil dari akumulasi tumbuhan pada
kondisi lingkungan pengendapan tertentu, akumulasi tersebut telah dikenal dengan
pengaruh sedimentasi, akibat pengaruh tersebut batubara dengan tingkat (rank)
dan struktur yang bervariasi.
Nilai ketergerusan batubara adlah sifat fisik yang mencakup sifat kekuatan,
ketergerusan, kekerasan dan kuat tekan. Makin tinggi nilai ketergerusan, maka
maka makin mudah batubara tersebut untuk digerus. Batubara yang paling mudah
digerus adalah batubara bituminous low volatile dan medium volatile bila
dibandingkan dengan antrasite.

8.8. Penutup

Kelompok IV
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
8.1.1. Kesimpulan
Perbedaan nilai hardgrove grindability disebabkan oleh proses
pembentukan batubara itu sendiri misalnya yaitu faktor tumbuhan purba yang
jenisnya berbeda-beda sesuai dengan zaman geologi dan lokasi tempat tumbuh
dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi)
tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi
yang berlangsung kemudian akan menyebabkan terbentuknya batubara yang
jenisnya berbeda-beda. Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu
dan tekanan serta lama waktu pembentukan.
Semakin tinggi nilai hardgrove grindability suatu batubara maka semakin
rapuh batubara tersebut atau semakin mudah untuk dihancurkan, sedangkan
semakin rendah nilai suatu hardgrove grindability batubara maka semakin keras
atau semakin bagus batubara tersebut.
8.1.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Kunci cadangan untuk melepas dan memasang baut di sediakan khusus.
2. Pada saat praktikum dilakukan di tempat yang lebih terang, misalnya dilapangan
langsung.

Kelompok IV

Anda mungkin juga menyukai