Afif Al Ayyubi
1162004027
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
NOVEMBER
2019
i
LAPORAN KERJA PRAKTIK
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
NOVEMBER
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh:
Afif Al Ayyubi
1162004027
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyusun
Laporan Kerja Praktik ini. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan kurikulum guna menyelesaikan studi S1 pada jurusan
Teknik Sipil Universitas Bakrie.
Selama melaksanakan Kerja Praktik, maupun dalam menyelesaikan laporan
penyusun banyak menerima kritik dan saran, dukungan dan bimbingan serta
petunjuk – petunjuk yang senantiasa sangat bermanfaat. Oleh karena itu saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Alfredo Yulianto, S.T sebagai Project Manager dari proyek instalasi
ground anchor di Dharmawangsa Tower yang membimbing pada saat di
lapangan dan yang selalu memberikan informasi serta pengetahuan baru
tentang ground anchor.
2. Bapak Roland Simanjuntak sebagai supervisor yang membimbing dan
memberikan informasi tentang kerasnya lapangan pekerjaan di dunia teknik
sipil.
3. Bapak Dr. Ir. Ade Asmi, S.T., M.Sc., IPM. selaku Ketua Program Studi
Teknik Sipil Universitas Bakrie.
4. Ibu Fatin Adriati, ST., M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktik yang
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik.
5. Teman-teman yaitu Azhar Cikal Rahayu dan Ardi Hamzah yang berperan
sebagai tempat bertukar pikiran dan berkeluh kesah perihal kerja praktik.
6. Keluarga kecil Asrama UKM yang tiada henti memberikan semangat
kepada penulis serta membantu dalam banyak hal.
7. Teman-teman Teknik Sipil Universitas Bakrie khususnya angkatan 2016
yang selalu saling membantu, menyemangati, dan mengingatkan satu sama
lain untuk menyelesaikan kerja praktik.
Dengan segenap kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan, saya selaku
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini. Harapan saya selaku penulis, semoga laporan ini
iv
dapat bermanfaat nantinya sebagai referensi dalam bidang teknik sipil dan terutama
kelanjutan study penulis.
Afif Al Ayyubi
v
DAFTAR ISI
vi
2.2 Gambaran Umum Proyek Dharmawangsa Tower .................................... 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 34
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa
adanya ilmu maka kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan baik. Ilmu
pengetahuan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Era globalisasi ini
menuntut setiap individu untuk mampu bersaing dalam mempertahankan eksistensi
perihal karir. Ilmu yang dibutuhkan tak hanya yang didapatkan di sekolah ataupun
kampus namun juga ilmu dalam hal penerapan di lapangan juga diperlukan. Ilmu
yang khususnya berhubungan dengan konstruksi membutuhkan suatu pengalaman
dan jam terbang dalam bekerja.
Berkembangnya ilmu baik itu teknologi, informasi, dan metode pada bidang
pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi tetaplah membutuhkan suatu
pengalaman dalam pekerjaan lapangan. Program Studi Teknik Sipil Universitas
Bakrie mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata kuliah Kerja Praktik yang
dilaksanakan pada proyek konstruksi seperti gedung, jalan raya, jembatan, dan
bangunan selama kurang lebih 2 bulan. Dimana kerja praktik tersebut diharapkan
mampu mencetak seorang sarjana yang tidak hanya menguasai teori yang
didapatkan dalam proses perkuliahan tetapi juga dapat memahami praktik
konstruksi dan pemanfaatan serta penerapan ilmu Teknik Sipil secara nyata. Dan
juga diharapkan mahasiswa dapat membangun relasi yang baik dengan perusahaan
yang menjadi labuhan untuk belajar di lapangan nanti.
Proyek yang dipilih sebagai tempat kerja praktik adalah proyek
Dharmawangsa Tower and Apartment dengan topik metode pelaksanaan ground
anchor oleh PT Freyssinet Total Technology. PT Freyssinet Total Technology
dipilih sebagai tempat kerja praktik karena merupakan salah satu perusahaan
kontraktor multinasional yang dikenal dengan prestressed-nya, dan juga sebagai
salah satu pelopor sub-kontraktor di bidang ground anchor. Proyek Dharmawangsa
Tower and Apartment dipilih karena lokasi yang bersebelahan dengan hotel bintang
5 dan pemukiman mewah. Lokasi tersebut menimbulkan batasan terkait kebisingan
dan kebersihan terhadap pelaksanaan proyek. Pembatasan yang berwujud aturan
1
kebersihan dan waktu pekerjaan yang ketat akan mempengaruhi pemilihan metode
kerja.
Topik metode pelaksanaan ground anchor dipilih karena dianggap
sederhana namun pada realitanya tidak sesederhana itu. Metode pelaksanaan
ground anchor memiliki tahapan yang cukup sulit seperti harus melakukan proving
test berkali-kali dan sangat bergantung dengan pekerjaan lain seperti pekerjaan
galian dan pemasangan waller beam. Selain itu, pemilihan topik diharapkan
memberikan banyak informasi menyangkut dengan keilmuan Teknik Sipil,
khususnya metode pelaksanaan ground anchor sebagai salah satu metode untuk
perkuatan dinding penahan tanah. Oleh karena itu dalam Laporan Kerja Praktik ini
membahas tentang metode pelaksanaan pekerjaan persiapan, pekerjaan proving test
ground anchor, dan pekerjaan instalasi ground anchor.
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Kerja praktek dilakukan di PT Freyssinet Total Technology di divisi
Ground Anchor. Pada proyek ini PT Freyssinet Total Technology bertindak
sebagai sub-kontraktor untuk bagian instalasi ground anchor pada proyek
Dharmawangsa Tower and Apartment, dengan kontraktor utama Shimizu – Bangun
Cipta Kontraktor Joint Operation. Adapun cakupan pekerjaan meliputi pengawasan
dan pengadaan keperluan logistik proyek instalasi ground anchor pada proyek
Dharmawangsa Tower & Apartment.
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik
1.3.1 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan umum kerja praktik adalah untuk memahami gambaran umum
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek Dharmawangsa Tower,
khususnya pada pekerjaan Basement dengan menggunakan metode Ground
Anchor. Selain itu, kerja praktik juga bertujuan agar mendapatkan wawasan dan
pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri untuk terjun langsung
dalam pekerjaan proyek konstruksi.
Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik antara lain ialah:
1. Dapat memahami gambaran umum perusahaan konstruksi, yaitu PT
Freyssinet Total Technology.
2
2. Mampu memahami dan mengerti metode pelaksanaan perkuatan
dinding penahan tanah dengan menggunakan ground anchor.
3. Dapat memahami skema hubungan kerja PT Freyssinet Total
Technology sebagai sub-kontraktor bidang instalasi ground anchor
dengan pihak terkait.
4. Menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, khususnya di
bidang proyek konstruksi.
1.3.2 Manfaat Kerja Praktik
Kerja Praktik ini memiliki beberapa manfaat seperti:
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh di
dalam perkuliahan.
b. Mahasiswa dapat menambah wawasan dalam dunia kerja untuk
modal selepas lulus dari universitas.
c. Mahasiswa dapat meningkatkan softskill yang didapatkan dari
bidang akademik maupun non akademik.
d. Mahasiswa mendapatkan relasi yang sangat penting di dunia
konstruksi.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Terjadinya kerjasama bilateral antara universitas dengan
perusahaan.
b. Universitas dapat meningkatkan kualitas lulusan yang
berpengalaman.
3. Manfaat bagi perusahaan
a. Membuka hubungan baik dengan lembaga pendidikan atau
perguruan tinggi.
b. Membantu meringankan tugas-tugas karyawan perusahaan.
1.3.3 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja praktik dilakukan pada tanggal 1 Juli 2019 hingga tanggal 19 Agustus
2019 dengan total durasi selama 7 minggu.
3
BAB II
4
2.1.2 Visi dan Misi PT Freyssinet Total Technology
PT Freyssinet Total Technology memiliki visi dan misi seperti:
Visi: Menjadi pilihan dalam pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan
bangunan.
Misi:
Menjadi contoh dalam bidang pembangunan khusus.
Berusaha menjadi pelopor dalam inovasi dan mengantisipasi kebutuhan
klien.
Meningkatkan pelayanan dengan menggabungkan kompetensi
internasional dan koneksi lokal.
2.1.3 Struktur Organisasi PT Freyssinet Total Technology
Struktur organisasi merupakan sebuah garis hierarki atau bertingkat yang
mendeskripsikan komponen-komponen setiap individu atau sumber daya manusia
yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing-
masing. Gambar 2.1 berikut adalah struktur organisasi PT Freyssinet Total
Technology.
2.1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Perusahaan
PT Freyssinet Total Technology memiliki beberapa ruang lingkup pekerjaan
sebagai berikut:
Menyediakan produk:
Expansion Joint
Bearings
Freyssibar (Post Tensioning Bar)
Seismic Device & Seismic Isolator
Post-Tensioning:
Building (Beam & Slab)
Bridges (Beam & Box Girder)
Storage & Cement Silo
Reservoir
Liquefied Natural Gas Tank
Rekayasa Tanah:
Ground and Rock Anchor
5
Soil Nailing & Shotcrete
Mechanically Stabilized Earth-Wall: Reinforced Earth
Pembangunan Jembatan:
Cable Stay Bridge
Balance Cantilever Bridge
Incremental Launching
Suspension Bridge
Segment & Beam Erection
Metode Pembangunan:
Heavy Lifting and Structure Sliding
Perbaikan dan Perkuatan:
External Post Tensioning
Grout Injection
Shotcrete
Carbon Fibre
Foreva Solution
PT Freyssinet Total Technology juga memiliki divisi safety perusahaan
untuk memastikan keamanan semua orang dan mencegah kecelakaan kerja,
perusahaan telah membuat beberapa peraturan keamanan internasional. Untuk
mencegah adanya kecelakaan kerja maka dilakukan:
Pemberian safety induction kepada pekerja.
Memastikan pekerja menggunakan alat pelindung diri yang harus
digunakan.
Meminimalisir resiko yang biasa terjadi di lapangan.
Memberikan sanksi pada pelanggar.
Tugas utama divisi safety adalah menjaga keamanan fisik para pekerja dan
memastikan setiap pekerja dapat pulang dengan keadaan sehat setelah bekerja.
Komitmen ini terlihat dari peraturan, peralatan dan tindakan tegas terhadap
pelanggar. PT Freyssinet Total Technology memiliki moto safety: “The Safe Way
is The Only Way”.
6
Divisi tempat
mahasiswa
kerja praktik
dibawah GA
Project
Manager:
Alfredo
Joseph
7
Gambar 2. 2 Safety First
8
d. Drafter
Membuat shop drawing pekerjaan ground anchor pada proyek yang
berlangsung.
e. Quality, Health, Safety and Environment Advisor (QHSE)
Berkoordinasi dengan project manager dan site manager untuk memastikan
penerapan aspek Quality, Health, Safety, and Environment dalam proyek
tersebut.
2.1.7 Ruang Lingkup Pekerjaan Divisi Ground Anchor
Dalam proses pembangunan, divisi ground anchor memiliki ruang lingkup
pekerjaan sebagai berikut:
a. Pengadaan material untuk pekerjaan ground anchor yang meliputi:
Prestressed Concrete Strand diameter 12.7 mm, ASTM A416 grade
270, low relaxation
Freyssinet anchorages (jaws and block)
High Density Polyethylene (HDPE) Tube
Portland Cement Type 1
Spacer and Centralizer
b. Penyediaan supervisor, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ground
anchor, yang meliputi pekerjaan drilling tanah, fabrikasi dan instalasi
tendon, dan stressing
c. Penyediaan gambar kerja (Shop Drawing)
2.2 Gambaran Umum Proyek Dharmawangsa Tower
2.2.1 Latar Belakang Proyek
Jakarta merupakan kota metropolitan yang sampai saat ini dijadikan tujuan
utama masyarakat sebagai tempat untuk mengejar impian. Para pendatang dari
daerah luar Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar dan bekerja di
ibukota. Hal ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Karena kurangnya lahan yang tersedia di Jakarta, para pengembang membangun
banyaknya perumahan secara horizontal di daerah pinggiran kota Jakarta antara lain
Bekasi, Cikarang, Tanggerang, dan Depok. Namun banyak penduduk yang
memiliki keinginan untuk tinggal di pusat kota disebabkan oleh banyaknya
permasalahan yang mulai bermunculan. Jarak tempuh yang cukup jauh antara
9
rumah tinggal dan tempat kerja, kemacetan yang harus dihadapi setiap harinya dan
mahalnya bahan bakar menjadi permasalahan utama yang menjadikan bahan untuk
pertimbangan mereka tinggal di daerah pinggiran Jakarta
Salah satu kawasan yang cukup ideal untuk dijadikan tempat hunian adalah
kawasan Kebayoran Baru. Selain bebas banjir khususnya pada daerah
Dharmawangsa, kawasan ini juga dekat dengan Golden Triangle (Central Business
District). Dari segi transportasi, kawasan ini terbilang memiliki banyak akses
transportasi umum, seperti Trans Jakarta dan juga MRT. Hal-hal tersebut
merupakan poin-poin yang cukup penting dalam pemilihan lokasi tempat tinggal.
10
Gambar 2. 5 Dharmawangsa Tower & Apartment
11
Konsultan Tanah : PT GEO PRIMA
Nilai Kontrak : Rp. 1.544.060.000,00
Sistem Kontrak : Unit Price
12
rapat harian yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait dengan konstruksi
ground anchor yang memiliki tujuan untuk memahami situasi lapangan
yang sedang terjadi. Kegiatan ini menuntut untuk lebih sadar dengan
keadaan sekitar yang sekiranya dapat mengganggu atau menghambat
jalannya pekerjaan pada hari tersebut.
d. Observasi
Kegiatan ini merupakan proses pengamatan langsung terkait aspek
yang berkaitan dengan ground anchor. Pengamatan langsung dilakukan
untuk mengetahui metode pekerjaan, kondisi lapangan sebenarnya, dan
proses pelaksanaan. Kegiatan observasi juga dilakukan bersama supervisor,
agar jika terdapat kesalahan pekerjaan di lapangan bisa dengan cepat
teratasi.
e. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh pembuktian dan alasan-alasan
ilmiah dalam melakukan analisis terhadap permasalahan-permasalahan
yang dihadapi di lapangan.
Tabel 2. 1 Kegiatan Kerja Praktik
13
4 Ikut bersama dalam Tanggal 22 Juli 2019 bersama
pembahasan pemilihan titik Project Manager, Owner dan
kerja untuk pekerjaan Ground pihak sub-kontraktor terkait
Anchor
5 Observasi ke proyek untuk Tanggal 30 Juli 2019 bersama
menganalisa kondisi lapangan Project Manager dan Supervisor
dan penyusunan laporan kerja
praktik
6 Penyusunan laporan kerja Tanggal 5 Agustus 2019 bersama
praktik dan pengumpulan data teman-teman mahasiswa peserta
yang dibutuhkan ke kantor PT Kerja praktik
Freyssinet Total Technology
7 Asistensi laporan kerja praktik Tanggal 16 Agustus 2019 dengan
bersama praktisi pembimbing teman-teman mahasiswa peserta
kerja praktik dan dosen Kerja Praktik
pembimbing kerja praktik
14
Gambar 2. 7 Ground Anchor
15
yang memiliki total titik kerja sebanyak 387 titik yang terbagi menjadi 3 layer. PT
Freyssinet Total Technology mengerjakan instalasi ground anchor pada area office
sebanyak 43 titik per-layer atau jika di total sebanyak 129 titik dari 3 layer.
2.4.1 Alat dan Bahan Pekerjaan Ground Anchor
Peralatan dan bahan yang digunakan pada pekerjaan ground anchor seperti
yang tertera dalam Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2. 2 Alat dan Bahan Pekerjaan Ground Anchor
Untuk penekanan
Hydraulic Jack langsung pada saat
stressing
16
Sebagai mixer dan
Grout Pump pompa yang mengaliri
bahan grouting hingga
ke dalam lubang
Sebagai bahan
Semen PC tipe 1 campuran untuk
grouting
Sebagai bahan
Estop SP2000 campuran untuk
grouting
17
Sebagai bahan utama
Strand pada rangkaian tendon
Sebagai penahan
Anchor Block & Jaws tendon setelah
dilakukannya stressing
Sebagai penahan
Centralizer strand agar tidak
bersentuhan langsung
ke permukaan tanah
18
1. Pekerjaan Persiapan
Berikut adalah tahapan pekerjaan persiapan yang dilakukan di lapangan:
Persiapan area penyimpanan di lapangan untuk material dan
peralatan
Persiapan lokasi perakitan tendon yang letaknya tidak jauh dari titik
ground anchor yang akan diinstalasi
Persiapan alat grouting & mixer
Persiapan platform kerja sebagai tempat dudukan mesin bor apabila
permukaan tanah tidak dapat digunakan sebagai pijakan mesin bor
dan peralatan lainnya
Pengadaan tenaga listrik dengan beban minimum 15kVA, 3 phase
(330 V) untuk alat grout & mixer dan 2 phase (220 V) untuk alat
pompa stressing
Persiapan air kerja untuk pekerjaan pengeboran, dan instalasi
Persiapan air bersih, semen PC tipe 1 dan additive untuk mortar
grouting
Pembuatan sump pit sebagai tempat penampungan sementara
lumpur sisa pengeboran
2. Proving Test
British Standard BS 8081: Code of Practice for Ground Anchorage
mengatur mengenai test pada ground anchor, dan test pada unused ground anchor
yang disebut “Proving Test”. Proving test ini dilakukan sampai failure atau sampai
80% fpu (characteristic strength dari tendon). Sesuai dengan tujuan test untuk
mendapatkan tahanan friksi desain, maka ground anchor untuk proving test ini
didesain sedemikian rupa sehingga failure terjadi antara tahanan friksi tanah dengan
grout, bukan pada strand nya. Proving test ini dilaksanakan sebelum kegiatan
produksi temporary ground anchor dimulai. Tujuan dari proving test adalah untuk
menyelidiki kesesuaian desain dalam penerapan dipelaksanaan sehubungan dengan
kondisi tanah dan bahan yang digunakan serta safety factor yang disediakan oleh
desain. Proving Test ini dilakukan di permukaan tanah seperti ilustrasi yang ada di
Gambar 2.8
19
Free length terletak diantara kepala jangkar dan
awal dari bond length. Hal ini memungkinkan
untuk elongasi dari tendon selama penegangan dan
mentransmisikan gaya ke bond length.
20
untuk pembuatan sump pit sebagai tempat pembuangan lumpur sisa pengeboran
tanah. Ruang yang dibutuhkan untuk tempat mesin drilling adalah 4,5-5 meter di
belakang lubang.
4. Coring
Proses coring adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melubangi bagian
secant pile sebagai jalur utuk proses selanjutnya dengan sudut kemiringan 45o.
Tahapan ini alat yang digunakan ialah mesin coring beton beserta dengan mata
coring berdiameter 228,6 mm.
5. Drilling
Drilling atau pengeboran tanah dilakukan setelah titik kerja telah selesai
di coring dengan cara mengarahkan dan menyetel posisi mesin bor sesuai dengan
gambar rencana dan dengan diameter lubang bor sesuai dengan rencana. Sebelum
21
pekerjaan pengeboran dimulai, pastikan sirkulasi air dan segala keperluan untuk
pelaksanaan pengeboran sudah siap di lokasi pekerjaan.
Jenis pengeboran yang akan digunakan ialah rotary wet drilling. Kotoran
atau lumpur hasil pengeboran dikeluarkan dari lubang dengan menyemprotkan air
ke dalam lubang bor. Lumpur dari sisa pengeboran akan dialirkan ke dalam sump
pit. Saat pengeboran dilakukan flushing untuk membuang lumpur dan kotoran dari
lubang yang telah di bor. Di sini yang digunakan ialah satu set mesin bor beserta
pipanya dan juga mnggunakan pompa untuk mengalirkan air ke dalam lubang pada
saat flushing.
6. Fabrikasi Tendon
Proses fabrikasi tendon ialah perakitan beberapa bahan seperti strand,
centralizer, spacer, anchor foot, anchor block, dan jaws. Material strand yang
digunakan adalah 8-wire strand berdiameter 12,7 mm. Strand dipotong dengan
panjang sesuai dengan gambar kerja.
Perakitan tendon dilakukan di lokasi proyek. Tendon dirakit dengan
spacer, centralizer, dan tremie. Kemudian tendon tersebut siap untuk dimasukkan
ke dalam tanah bila pengeboran telah selesai dilakukan. Centralizers diperlukan
agar posisi tendon berada di tengah-tengah lubang, sedangkan spacer dipakai agar
posisi tiap tendon tetap paralel.
22
Gambar 2. 12 Proses Fabrikasi Tendon
7. Instalasi Tendon
Instalasi tendon di lakukan sesuai dengan desain dan sesuai dengan denah
titik kerja seperti yang terlihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 11. Sebelum instalasi
tendon biasanya lubang hasil drilling disemprot dengan air (flushing) terlebih
dahulu untuk mendapatkan lubang yang bersih. Instalasi dilakukan dengan cara:
1. Tendon dimasukkan ke dalam lubang dengan hati-hati.
2. Panjang strand diluar lubang dipastikan mencukupi untuk stressing.
3. Pengecekan dan perbaikan posisi tendon sebelum digrouting.
Tahap ini memerlukan banyak tenaga untuk mempermudah memasukkan
rangkaian tendon yang telah dibuat.
23
Gambar 2. 14 Proses Instalasi Tendon
8. Grouting
Pada saat tendon berhasil terpasang dengan sempurna, proses grouting
dilaksanakan dalam waktu kurang dari 24 jam dengan menggunakan pompa
grouting. Di tahap ini perlu memperhatikan perbandingan bahan-bahan yang
digunakan sesuai dengan perencanaan, setelah dilakukannya proses mixing bahan-
bahan tersebut harus dilakukan flow cone test untuk mengetahui tingkat kekentalan
bahan grouting yang dilihat melalui lamanya waktu untuk menghabiskan bahan
grouting di dalam cone. Range waktunya sesuai dengan perencanaan sekitar ± 25
detik. Sebagian hasil mixing bahan grouting diletakkan di cetakan berbentuk kubus
untuk dilakukan tes uji beton di laboratorium.
24
Pekerjaan injeksi mortar grouting dilakukan setelah tendon terpasang
dan lumpur di dalam lubang sudah dibersihkan/dibilas dengan air. Mortar grouting
dipompa ke dalam lubang dengan grouting pump yang dihubungkan dengan grout
pipe. Setelah mortar grouting keluar dari lubang dan mortar yang keluar sudah
homogen maka pekerjaan grouting bisa dihentikan.
25
10. Pemasangan Anchor Block
Pada tahap ini posisi kepala anchor tergantung pada sistem ground anchor
yang digunakan. Biasanya untuk temporary ground anchor, kepala anchor akan
dipasang langsung pada bracket baja dan akan dilepas setelah pengecoran slab
lantai basement sudah mencapai level kepala ground anchor tersebut.
11. Stressing
Tahapan stressing adalah tahapan dimana rangkaian tendon ditarik
menggunakan hydraulic jack agar tendon menjadi tegang. Tahap stressing ini
merupakan tahap yang sangat menentukan, tahapan ini baru dapat dilakukan saat
grouting telah mencapai ± 30 Mpa atau usia lebih dari 5 hari (sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
Stressing dilakukan dengan cara:
1. Hydraulic jack pada anchor head diposisikan dengan baik.
2. Antara jack dengan anchor dipastikan agar tidak ada celah.
3. Di depan hydraulic jack dipastikan tidak ada orang untuk menghindari
kemungkinan kecelakaan kerja karena putusnya strand pada saat di stressing.
4. Pencatatan penarikan tendon dalam lembar stressing record yang mencatat
pressure pada hydraulic jack dan panjang elongasi yang terjadi pada strand.
26
Gambar 2. 19 Proses Stressing
27
Gambar 2. 20 Flow Chart Pekerjaan Ground Anchor
28
1. Kendala Lingkungan
Dikarenakan lokasi proyek terdapat di lokasi pemukiman maka banyak hal-
hal yang perlu diperhatikan seperti tingkat kebisingan dan kebersihan. Seperti pada
saat ada acara di hotel The Dharmawangsa, pekerjaan dihentikan selama 1 hari
penuh dikarenakan terlalu bising. Hal tersebut dapat menimbulkan keterlambatan
pekerjaan. Solusi dari permasalahan di atas ialah dengan cara menambah tenaga
kerja dan jam kerja (lembur) untuk mengejar keterlambatan pekerjaan yang terjadi.
2. Kendala Teknis dalam Pelaksanaan
Pelaksanaan teknis adalah pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan
sesuai dengan teknis yang sudah ada. Tetapi pada praktiknya di lapangan tidak
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai teknis atau metode yang ada. Terkadang ada
hal-hal di lapangan yang membuat itu terjadi. Biasanya kesalahan tersebut bisa
terjadi secara sengaja ataupun tidak disengaja. Dan apabila terjadi kesalahan dalam
pekerjaan maka akan ada hasil yang tidak memuaskan. Berikut adalah beberapa
kesalahan teknis yang ada di lapangan:
a. Terdapat material penghalang yang tidak dapat di bor pada saat proses
pengeboran.
b. Kondisi material yang kurang bagus sehingga menyebabkan slip pada jaws
ketika selesai di stressing.
c. Pada saat flushing masih kurang bersih, sehingga dapat menghambat proses
instalasi tendon.
Untuk mengatasi kesalahan di bagian teknis pada penjelasan sebelumnya
ialah dengan cara menambah titik baru untuk memperkuat titik-titik yang
bermasalah. Tetapi dengan solusi ini dapat merugikan dari sisi anggaran.
3. Kendala Keterlambatan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu akan menghasilkan proyek
konstruksi yang baik pula. Dalam setiap proyek konstruksi pasti ada hambatan yang
dihadapi. Salah satunya adalah permasalahan keterlambatan dalam pekerjaan
konstruksi. Keterlambatan pekerjaan ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Keterlambatan pihak sub-kontraktor dalam tahapan land clearing yang dapat
memperlambat pekerjaan.
29
b. Keterlambatan pihak sub-kontraktor dalam pemasangan waller beam yang
dapat memperlambat pekerjaan stressing.
c. Keterlambatan pengiriman bahan material dan alat.
Solusi penyelesaian masalah di atas ialah bila sebuah proyek pembangunan
mengalami permasalahan tentang keterlambatan pekerjaan maka hal yang perlu
dilakukan adalah mencari tambahan pekerja atau dengan cara menambah jam kerja
(lembur), dan mencari alternatif supplier lain untuk bahan material.
30
BAB III
31
1. Pada pekerjaan instalasi ground anchor seharusnya lebih teliti saat tahapan
pengeboran tanah, supaya pada saat proses instalasi ground anchor tidak
terhambat.
2. Penerapan K3 pada proyek instalasi ground anchor sudah cukup baik, tetapi
masih ada beberapa pekerja yang kurang aware dengan tidak
memperhatikan penggunaan APD yang sesuai dengan peraturannya.
3. Masih kurangnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang dapat
menyebabkan keterlambatan pekerjaan.
4. Memastikan kembali material yang digunakan dalam kondisi baik sehingga
tidak menyebabkan kendala lainnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34