Dosen:
Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc.
Disusun oleh:
Ardi Hamzah Sakbani
1162004019
Segala puji bagi Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya yang
dilimpahkan, kami dapat mengikuti dan menyelesaikan makalah tugas besar
Struktur Baja II yang bertema jembatan rangka baja dengan judul “Rangka Batang
Torent Air”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Struktur Baja II.
Dalam kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang mendukung dalam membantu pembuatan tugas besar Struktur
Baja II ini, yaitu:
1. Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc., selaku dosen Struktur Baja II yang
telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan tugas besar
jembatan rangka baja.
2. Teman-teman Teknik Sipil khususnya keluarga besar Program Studi Teknik
Sipil yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada kami.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, laporan yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Dengan memakai tandon air tersebut kita bisa menyimpan air lebih
mudah dan dapat digunakan kapanpun. Namun untuk bisa mengalir ke kran
dengan baik kita harus menaruh tandon air di tempat yang lebih tinggi.
Dalam perkembangannya pembangunan jembatan sangat berkaitan
dengan upaya pengembangan wilayah dalam mendukung kegiatan ekonomi
seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pariwisata,
pertambangan serta pengembangan kegiatan social kemasyarakatan.
Teknologi mengenai jembatan suah seharusnya dikuasai oleh bangsa
Indonesia untuk terciptanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
dibidang Teknik jembatan. Hal ini mendorong rasa semangat putra-putri
Indonesia untuk mampu merencanakan serta merealisasikan suatu
konstruksi jembatan yang memenuhi kriteria dengan material yang kuat,
stabil, ringan, dan ekonomis merupakan suatu keharusan khususnya bagi
setiap lulusan Teknik Sipil.
Konfigurasi jembatan rangka baja telah banyak dikembangkan
untuk mendapatkan desain yang efisien dari penggunaan material yang
memiliki kekuatan optimal, serta indah dari segi estetika. Berdasarkan
pemikiran terebut, kami merancang model jembatan yang mengacu pada
teori-teori yang telah diajarkan dalam mata kuliah Struktur Baja II dan
sumber-sumber yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti SNI
(Standar Nasional Indonesia) yang digunakan dalam perencanaan
konstruksi jembatan di Indonesia dan LRFD (Load and Resistance Factor
Design) tanpa mengesampingkan nilai estetika.
TEORI DASAR
6. Tempat yang akan Anda pasangi toren harus terbebas dari lalu lintas
atau mobilitas sehingga seluruh peralatan yang berhubungan dengan
tangki nantinya akan aman dari gangguan.
8. Pilihlah toren air yang berkuaitas dan ketahanan tinggi sehingga akan
terhindar dari segala resiko seperti pecah atau rusak..
2.1.1. Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang
sebagai struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi
konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk
segiempat atau bujursangkar, bila struktur diberi beban maka akan
terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur
ini diberi beban, maka akan membentuk mekanisme runtuh (collapse).
Struktur seperti itu dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya
perubahan panjang pada setiap batang. Sebaliknya konfigurasi segitiga
tidak dapat berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa
bentuk ini stabil.
Gambar 1 Konfigurasi rangka batang yang stabil dan tidak stabil
Gambar 5 Efek stain hardening dan strain aging pada karakteristik tegangan regangan
BAB III
PERMODELAN STRUKTUR
2. Kemudian klik Draw pada menubar kemudian klik Edit Grid. Langkah
ini dilakukan karena grid yang muncul belum sesuai dengan desain yang
akan kita buat, maka dari itu kita perlu mengedit grid tersebut agar
sesuai dengan kebutuhan desain kita.
3. Kemudian membuat material yang akan digunakan yaitu dengan cara
Define > Materials > Add New Material.
4. Setelah itu membuat desain penampang dengan cara klik Define >
Frame Saction > Add New Property > Tube.
13. Memunculkan Moment yang terjadi pada struktur tersebut dengan cara
klik Display > Show Force/Stresses > Frames/Cables/Tendons > pilih
Moment 3-3 untuk melihat Momen, pilih Shear 2-2 untuk melihat gaya
geser dan pilih Axial Force untuk melihat gaya normal.
3.3. Permodelan di Tekla Structures Learning
BAB IV
Kombinasi
No Jenis Beban Faktor
1 2 3 4 5 6 7
1 Berat Sendiri (Ms) 1,2 √ √ √ √ √ √ √
2 Beban Mati Tambahan (MA) 2,0 √ √ √ √ √ √ √
3 Beban Angin (EW) 1,2 √ √
4 Pengaruh Temperatur (ER) 1,2 √ √
5 Beban Gempa (EQ) 1,0 √
4.2. Analisa Hasil SAP
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada percobaan SAP dan analisa di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Momen yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar -120,64
Kgf.m.
2. Lendutan yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar 0,000136
m.
3. Momen dan lendutan berbanding lurus, semakin besar momen maka
akan semakin besar pula lendutan yang terjadi. Begitu juga sebaliknya.
5.2. Saran
Setelah dilakukannya perhitungan pada percobaan SAP dan analisa
di atas serta selesainya laporan ini, didapatkan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk hasil analisis yang lebih akurat, beban kombinasi dapat
diperbanyak sesuai dengan ketentuan dan beban yang digunakan.
2. Menggunakan profil baja serta properties sesuai dengan ketentuan yang
ada.