Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA II

RANGKA BATANG TORENT AIR


Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Struktur Baja II

Dosen:
Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc.

Disusun oleh:
Ardi Hamzah Sakbani
1162004019

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BAKRIE - JAKARTA
Juni 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya yang
dilimpahkan, kami dapat mengikuti dan menyelesaikan makalah tugas besar
Struktur Baja II yang bertema jembatan rangka baja dengan judul “Rangka Batang
Torent Air”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Struktur Baja II.
Dalam kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang mendukung dalam membantu pembuatan tugas besar Struktur
Baja II ini, yaitu:
1. Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc., selaku dosen Struktur Baja II yang
telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan tugas besar
jembatan rangka baja.
2. Teman-teman Teknik Sipil khususnya keluarga besar Program Studi Teknik
Sipil yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada kami.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, laporan yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Jakarta, Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 5
1.2. POKOK BAHASAN........................................................................................................... 6
1.3. TUJUAN PENULISAN ...................................................................................................... 6
1.4. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................... 8
TEORI DASAR ..................................................................................................... 8
2.1. Torent Air RANGKA BATANG................................................................................. 8
2.1.1. Triangulasi ....................................................................................... 8
2.1.2. Konfigurasi Segitiga......................................................................... 9
2.1.3. Gaya Batang ..................................................................................... 9
2.1.4. . ........................................................................................................ 10
2.2. MATERIAL BAJA CANAI DINGIN ........................................................................... 11
2.2.1. Sifat Mekanis Baja Canai Dingin ................................................. 12
2.2.2. Tegangan Regangan Baja Canai Dingin ...................................... 13
2.4. ..................................................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 16
PERMODELAN STRUKTUR ........................................................................... 16
3.1. ACUAN PERATURAN DAN SOFTWARE ................................................................. 16
3.2. PROSEDUR PERMODELAN DI SAP2000 ................................................. 16
3.3. PERMODELAN DI TEKLA STRUCTURES LEARNING........................................ 22
BAB IV ................................................................................................................. 23
ANALISA PERHITUNGAN SAP ..................................................................... 23
4.1. DATA INPUT SAP ................................................................................... 23
4.2. ANALISA HASIL SAP.............................................................................. 24
BAB V................................................................................................................... 25
PENUTUP ............................................................................................................ 25
5.1. KESIMPULAN ................................................................................................................. 25
5.2. SARAN ............................................................................................................................... 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di zaman yang serba instan seperti sekarang tentu masyarakat ingin
sesuatu yang lebih mudah dan cepat termasuk dalam penyimpanan air. Jika
dulu orang banyak yang memakai bak terbuka dengan cor untuk tempat
mengisi air atau bahkan menggunakan air dari mesin pompa langsung
namun kini sudah banyak yang memilih untuk menggunakan tandon atau
tangki air.

Dengan memakai tandon air tersebut kita bisa menyimpan air lebih
mudah dan dapat digunakan kapanpun. Namun untuk bisa mengalir ke kran
dengan baik kita harus menaruh tandon air di tempat yang lebih tinggi.
Dalam perkembangannya pembangunan jembatan sangat berkaitan
dengan upaya pengembangan wilayah dalam mendukung kegiatan ekonomi
seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pariwisata,
pertambangan serta pengembangan kegiatan social kemasyarakatan.
Teknologi mengenai jembatan suah seharusnya dikuasai oleh bangsa
Indonesia untuk terciptanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
dibidang Teknik jembatan. Hal ini mendorong rasa semangat putra-putri
Indonesia untuk mampu merencanakan serta merealisasikan suatu
konstruksi jembatan yang memenuhi kriteria dengan material yang kuat,
stabil, ringan, dan ekonomis merupakan suatu keharusan khususnya bagi
setiap lulusan Teknik Sipil.
Konfigurasi jembatan rangka baja telah banyak dikembangkan
untuk mendapatkan desain yang efisien dari penggunaan material yang
memiliki kekuatan optimal, serta indah dari segi estetika. Berdasarkan
pemikiran terebut, kami merancang model jembatan yang mengacu pada
teori-teori yang telah diajarkan dalam mata kuliah Struktur Baja II dan
sumber-sumber yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti SNI
(Standar Nasional Indonesia) yang digunakan dalam perencanaan
konstruksi jembatan di Indonesia dan LRFD (Load and Resistance Factor
Design) tanpa mengesampingkan nilai estetika.

1.2. Pokok Bahasan


Bahasan yang kami ambil dalam penyusunan laporan ini adalah
mendesain konstruksi struktur rangka baja dengan konstruksi utama berada
di torent air yang kuat, ekonomis dan kreatif dilihat dari segi struktur, biaya,
estetika, dan kemudahan pelaksanaan.

1.3. Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Struktur Baja II.
b. Mahasiswa mampu mengolah, menganalisa, dan merencanakan suatu
rangka baja sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan.
c. Mahasiswa dapat mengoperasikan program SAP2000.
d. Mahasiswa dapat mengoperasikan program Tekla Structure.

1.4. Rumusan Masalah


Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini
adalah:
a. Bagaimana model rangka baja yang akan direncanakan dan dianalisa?
b. Apa saja data teknis dan spek material yang dibutuhkan dalam
perancangan?
c. Bagaimana menentukan dan memperhitungkan pembebanan serta
dimensi penampang yang efisien?
d. Bagaimana cara mengetahui perhitungan dan menentukan gaya tarik
dan tekan yang bekerja pada struktur utama?
e. Bagaimana cara mengetahui lendutan pada diafragma?
f. Bagaimana pembebanan yang bekerja pada struktur utama rangka?
g. Bagaimana merencanakan sambungan yang digunakan pada struktur
rangka?

Mengingat begitu kompleksnya dalam perencanaan struktur


jembatan maka untuk perencanaan pier head, abutment, dan pondasi
diabaikan dalam perumusan masalah di atas.
BAB II

TEORI DASAR

2.1. Torent Air Rangka Batang


Sebelum hendak memasang toren atau tangki air di rumah, ada
beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan yaitu :
1. Tempat untuk peletakkan tangki :

 Tower yang terbuat dari kerangka besi (tidak mempunyai celah


pada alas dudukan tangki).
 Tower yang terbuat dari beton bertulang
 Dak dari beton bertulang
 Lantai dasar dibuat dari beton bertulang atau pasangan batu bata
2. Pondasi untuk alas tangki ini harus bersih, datar, rapat dan rata
(usahakan diatur dengan waterpass)

3. Tempat yang dipakai untuk membuat pondasi harus dalam kondisi


yang padat dan stabil

4. Lebar pondasi sebaiknya lebih besar dibandingkan dengan diameter


tangki

5. Usahakan untuk tidak menempatkan toren air di atas instalasi pipa


atau kabel tertimbun (untuk memudahkan jika suatu saat pipa atau
kabel tersebut akan diservis atau perawatan secara rutin)

6. Tempat yang akan Anda pasangi toren harus terbebas dari lalu lintas
atau mobilitas sehingga seluruh peralatan yang berhubungan dengan
tangki nantinya akan aman dari gangguan.

7. Jangan samapi memasang toren air di atas struktur bawah tanah


seperti gudang, saluran limbah, dan lainnya

8. Pilihlah toren air yang berkuaitas dan ketahanan tinggi sehingga akan
terhindar dari segala resiko seperti pecah atau rusak..

2.1.1. Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang
sebagai struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi
konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk
segiempat atau bujursangkar, bila struktur diberi beban maka akan
terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur
ini diberi beban, maka akan membentuk mekanisme runtuh (collapse).
Struktur seperti itu dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya
perubahan panjang pada setiap batang. Sebaliknya konfigurasi segitiga
tidak dapat berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa
bentuk ini stabil.
Gambar 1 Konfigurasi rangka batang yang stabil dan tidak stabil

2.1.2. Konfigurasi Segitiga


Bila susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk stabil,
maka sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil dan
kokoh. Bentuk kaku yang lebih besar untuk sembarang geometri dapat
dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Pada struktur stabil,
gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang. Gaya-
gaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan (Daniel L. Schodek, 1998).

Gambar 2 Konfigurasi rangka batang pada jembatan

Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada


umumnya pada bagian atas mengalami gaya tekan dan pada bagian
bawah mengalami gaya tarik. Keruntuhan dapat terjadi jika pembebanan
diberikan secara langsung kepada struktur yang tidak stabil. Maka dari
itu, untuk menentukan kestabilan rangka dapat digunakan persamaan
2J=M+3.
Dimana, J = Joint (titik/nodal)
M = Member (batang)

2.1.3. Gaya Batang


Gaya batang merupakan prinsip yang mendasari Teknik analisis
bahwa setiap struktur harus dalam keadaan seimbang. Artinya, gaya
batang merupakan gaya perlawanan yang diberikan oleh batang akibat
gaya-gaya luar yang diterima oleh batang tersebut. Gaya batang dapat
berupa gaya tarik (positif) maupun gaya tekan (negative). Gaya tarik
adalah gaya batang yang menjauhi titik simpul dan gaya tekan adalah
gaya batang yang menuju titik simpul.

Gambar 3 Gaya tekan dan gaya tarik

2.1.4. Komponen Jembatan Rangka


Struktur jembatan dibagi menjadi dua bagian utama, yakni
struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas berfungsi sebagai
pemikul langsung beban lalu lintas yang melewatinya, sedangkan
struktur bawah berfungsi sebagai pemikul dari beban bangunan atas
yang selanjutnya diteruskan kepada pondasi. Struktur atas jembatan itu
sendiri, yang selanjutnya terdapat komponen jembatan, sedangkan
struktur bawah terdiri atas abutment, pilar dan pondasi.
Komponen jembatan rangka disajikan dalam gambar berikut,

Gambar 4 Komponen Jembatan Rangka

Dalam gambar 4, secara umum dijelaskan bahwa komponen


jembatan rangka terdiri atas:
a. Top chord member, batang tepi atas
b. Bottom chord member, batang tepi bawah
c. Top chord bracing, pengaku bagian atas
d. Bottom chord bracing, pengaku bagian bawah
e. Stringer, balok memanjang
f. Cross girder, balok melintang
g. Diagonal, batang tegak dan diagonal

2.1.5. Sifat Mekanis Baja Canai Dingin


Dalam SNI 7971:2013 diatur bahwa karakteristik material yang
penting untuk desain struktur canai dingin adalah tegangan leleh, kuat
tarik, dan daktalitas. Daktalitas adalah kemampuan baja menahan
regangan plastis atau permanen sebelum mengalami fraktur.
Kemampuan diukur dengan penguluran baja sampai 50 mm satuan
panjang. Penguluran yang terjadi tidak boleh kurang dari 10% untuk
panjang gauge 50 mm atau 7% untuk panjang gauge 200 mm.
Kekuatan minimum baja yang tercantum dalam SNI 7971:2013
sesuai dengan AS 1397 disajikan dalam table 1 berikut,
Tabel 1 Kekuatan Minimum Baja Sesuai dengan AS 1397

Tegangan Leleh (fy) Kekuatan Trik (fu)


Mutu
MPa MPa
G250 250 320
G300 300 340
G350 350 420
G450 450 480
G500+ 500 520
G550++ 550 550
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa

Koefisien pemuaian : 𝛼 = 12 x 10-6 per °C

Modulus geser : G = 80.000 MPa

Angka poisson : v = 0,3

2.1.6. Tegangan Regangan Baja Canai Dingin


Dalam fabrikasi baja canai dingin, dilakukan pembentukan
lembaran baja menjadi bentuk yang diinginkan. Proses pembentukan
dilakukan hingga menghasilkan regangan pada kisaran strain
hardening. Fenomena ini dikenal sebagai strain-aging yang memiliki
efek meningkatkan kekuatan tarik namun sekaligus mengurangi
daktilitas (Total Materia, 2013). Peningkatan kekuatan tarik disajikan
dalam gambar 5 berikut,

Gambar 5 Efek stain hardening dan strain aging pada karakteristik tegangan regangan
BAB III

PERMODELAN STRUKTUR

3.1. Acuan Peraturan dan Software


Pada perencanaan struktur baja ini digunakan RSNI – T – 02 2005,
Standar Pembebanan untuk Jembatan, atau SNI 1725 2016, SNI
Pembebanan untuk Jembatan. Dalam laporan ini digunakan 2 software
untuk membantu perhitungan, yaitu:
1. SAP2000
2. TEKLA STRUCTURES LEARNING

3.2. Prosedur Permodelan di SAP2000


1. Membuka lembar kerja baru dengan cara klik File > New Model > OK.

2. Kemudian klik Draw pada menubar kemudian klik Edit Grid. Langkah
ini dilakukan karena grid yang muncul belum sesuai dengan desain yang
akan kita buat, maka dari itu kita perlu mengedit grid tersebut agar
sesuai dengan kebutuhan desain kita.
3. Kemudian membuat material yang akan digunakan yaitu dengan cara
Define > Materials > Add New Material.
4. Setelah itu membuat desain penampang dengan cara klik Define >
Frame Saction > Add New Property > Tube.

5. Membuat beban kombinasi yang akan dimasukkan pada perencanaan


struktur ini dengan cara Define > Load Patterns.

6. Kemudian membuat gaya gempa yang akan dimasukkan sesuai


ketentuan dengan cara klik Define > Function > Response Spectrum >
Add New Function.
7. Membat beban gempa yang akan dimasukkan kombinasi beban dengan
cara Define > Function > Load Case > Add New Load Case. Disini
kami membuat 2 gaya yaitu satu untuk arah X dan satunya lagi untuk
arah Y.

8. Kemudian membuat beban kombinasi yang akan dimasukkan ke dalam


struktur yang akan dibuat dengan cara Define > Load Combination >
Add New Combo.
9. Setelah semua material, frame dan pembebanan selesai dibuat,
kemudian menggambar desain pada grid area yang telah dibuat sesuai
dengan desain yang direncanakan.

10. Mengubah perletakkan menjadi jepit dan memasangkan frame yang


telah dibuat dengan cara klik batang-batang yang akan dipasangkan
frame propertiesi kemudian klik Assign > Frame > Frame Section >
pilih nama frame yang sesuai.

11. Memasukkan beban kombinasi yang telah dibuat ke dalam struktur


dengan cara memilih semua frame kemudian klik Design > Steel Frame
Design > Select Design Combo > lalu pilih semua kombinasi yang akan
dimasukkan.

12. Setelah semuanya selesai, kemudian merunning desain struktur yang


telah dibuat.

13. Memunculkan Moment yang terjadi pada struktur tersebut dengan cara
klik Display > Show Force/Stresses > Frames/Cables/Tendons > pilih
Moment 3-3 untuk melihat Momen, pilih Shear 2-2 untuk melihat gaya
geser dan pilih Axial Force untuk melihat gaya normal.
3.3. Permodelan di Tekla Structures Learning
BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN SAP

4.1. Data Input SAP


Kombinasi Beban

Tabel 2 Jenis Beban Kombinasi

RSNI T- SNI Beda


No Jenis Beban Dipakai
02-2005 1725:2016 (%)
1 Berat Sendiri (Ms) 53719,1 53719,1 0% √
Beban Mati Tambahan
2 20251,8 20251,8 0% √
(MA)
3 Beban Angin (EW) 922,6 1312,2 30 % √
Pengaruh Temperatur
4 117,7 117,7 0% √
(ER)
5 Beban Gempa (EQ) 33594,6 23565,6 43 % √
Tabel 3 Kombinasi Pembebanan Berdasarkan RSNI T-02-2005

Kombinasi
No Jenis Beban Faktor
1 2 3 4 5 6 7
1 Berat Sendiri (Ms) 1,2 √ √ √ √ √ √ √
2 Beban Mati Tambahan (MA) 2,0 √ √ √ √ √ √ √
3 Beban Angin (EW) 1,2 √ √
4 Pengaruh Temperatur (ER) 1,2 √ √
5 Beban Gempa (EQ) 1,0 √
4.2. Analisa Hasil SAP

Setelah dilakukan perhitungan SAP didapatkan hasil perhitungan


Momen yaitu sebesar -120,64 Kgf.m dan Lendutan sebesar 0,000136 m.
Jadi struktur ini hanya dapat menahan momen sebesar 120,64 Kgf.m, karena
struktur ini hanya sebagai menahan beban dari torent air maka tidak
terpengaruh beban manusia.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada percobaan SAP dan analisa di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Momen yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar -120,64
Kgf.m.
2. Lendutan yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar 0,000136
m.
3. Momen dan lendutan berbanding lurus, semakin besar momen maka
akan semakin besar pula lendutan yang terjadi. Begitu juga sebaliknya.

5.2. Saran
Setelah dilakukannya perhitungan pada percobaan SAP dan analisa
di atas serta selesainya laporan ini, didapatkan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk hasil analisis yang lebih akurat, beban kombinasi dapat
diperbanyak sesuai dengan ketentuan dan beban yang digunakan.
2. Menggunakan profil baja serta properties sesuai dengan ketentuan yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai