Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

MINING GEOLOGICAL DATABASE

RESKI AMELIA
09320200171
C5

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan adalah penentuan persyaratan yang harus dipenuhi dari segi


teknik dan ekonomi serta urutan pelaksanaan teknis dari berbagai sub kegiatan yang
harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut.
Tiga
Aspek penting dalam perencanaan tambang adalah perancangan pitlimit atau
penentuan batas akhir penambangan, tahapan penambangan, dan penjadwalan
produksi. Hasil yang diperoleh adalah jumlah cadangan serta distribusi ton batubara
yang harus direncanakan besar produksi dan tahap-tahap penambangannya. Tingkat
produksi yang direncanakan akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja
yang dibutuhkan. Perencanaan tambang dapat mencakup kegiatan-kegiatan
prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasiblty study) yang dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan
konstruksi prasarana (infrastruktur),serta sarana (fasilitas) penambangan, kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), dan pemantauan lingkungan hidup.. (Engine123,2020).
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, DTM surface dan solid model, rencana
pembuatan pit, dan penambangan. Surpac database pensurvei visi mengijinkan kamu
untuk menciptakan dan memelihara permukaan kedua-duanya dan database kendali
survei bawah tanah. Sekali ketika survei setasiun telah disimpan database, kamu
dapat masuk pengamatan bidang mu yang manapun, menggunakan papan tombol
atau melalui suatu variasi perekam data. Ini memastikan dengan tepat file yang
dibentuk kemudian bisa digunakan untuk kalkulasi volume, merencanakan, 3D model
ciptaan.
Pada mata acara ke 2 merupakan kegiatan pembuatan geological database.
Databes geologi sangatlah penting dalam kebutuhan proses perenvanaan tambang
diaman data ini merupakan data awal untuk mengathui kadar mineral, sebaran
mineral, luas area, dan untuk melakukan estimasi sumber daya. Maka dari itu

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
perlunya praktikum ini untuk dipelajari oleh para mahasiswa agar dapat memiliki
dasar dalam perencanaan tambang (Wahid,2023).
1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud mengikuti praktikum ini yaitu mengetahui Mining


Geological Database.
1.2.2 Tujuan
1. Mengenal nikel laterit, genesa nikel laterit serta pelapisannya;
2. Mampu membuat database, import database dan cek database;
3. Mampu mengatur drillhole style dan display drillhole.

1.3 Alat Dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Laptop;
2. Mouse;
3. Stop kontak;
4. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
1. Software Surpac 6.6.2;
2. Kertas HVS;
3. Modul.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Software Surpac

Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat Pemodelan Geologi, Rencana Pembuatan Pit dan Penambangan.
Aplikasi Surpac di kembangkan oleh Gemcom Software International.Inc (sekarang
berubah nama menjadi Geovia/Surpac Minex Group Pty Ltd). Didirikan pada tahun
1985, Gemcom memiliki jangkauan global memberikan solusi yang komprehensif di

semua pusat pertambangan besar di lebih dari 130 negara.


Gambar 2.1 Tampilan Startup Surpac
Surpac adalah software yang digunakan di industri pertambangan untuk perencanaan
tambang, pemodelan geologi, survei, dan tujuan IT dan keuangan. Berikut adalah
beberapa kegunaan Surpac di bidang pertambangan:
1. Perencanaan tambang: Surpac dapat digunakan untuk perencanaan tambang
terbuka atau bawah tanah dan dapat menghitung volume awal bahan tambang
seperti bijih dan overburden serta merancang pit tambang.
2. Pemodelan geologi: Surpac dapat digunakan untuk memodelkan sumber daya
mineral dan cadangan tambang.
JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI
09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
3. Surveying: Surpac dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menganalisis,
dan memodelkan data orientasi.
4. IT dan keuangan: Surpac dapat digunakan untuk mengelola data dan
informasi keuangan serta menghitung estimasi laba-rugi per project dan
pembukuan instan yang menghasilkan laporan keuangan komprehensi.
Untuk cara menggunakan Surpac, terdapat berbagai tutorial dan pelatihan yang
tersedia di internet seperti di YouTube dan situs web lainnya.
Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki
jenis data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga
memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan
mendukung beberapa jenis database, termasuk Oracle, Paradox dan Microsoft
Access. Surpac juga mendukung Open Connectivity Database (ODBC) dan dapat
terhubung ke database di seluruh jaringan. Surpac Database bisa berisi maksimum
50 tabel dan tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan
2 tabel wajib dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey. Database awal yang
akan digunakan dalam pemuatan database Surpac bisa berformat .txt atau .csv.

Gambar 2.2 Halaman utama Software Surpac

2.1 Endapan Nikel Laterit

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari
bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M. F.
Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara dan
Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat rapuh
dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat sekali
mengeras dan sangat kuat.
Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh
batuan yang mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan,
termasuk di dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak
batuan asalnya. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang
tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel,
mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu
material dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses
pelapukan yang terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Di
dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya
proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder.

2.2 Genesa Endapan Nikel Laterit

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan


ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung
olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil dan
mudah mengalami proses pelapukan. Proses pelapukan dimulai pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung
mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya
mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh
pelapukan lateritic. Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang
mudah larut dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat
dan lembab serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi
pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co (Rose, 2002).
Menurut Hasanudin, dkk, 1992, air permukaan yang mengandung CO2 dari
atmosfir dan terkayakan kembali oleh material – material organis di permukaan

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
meresap ke bawah permukaan tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi
air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak
dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral –
mineral yang tidak stabil seperti olivin/serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan
larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral –
mineral baru pada proses pengendapan kembali .Endapan besi yang bersenyawa
dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan
magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun
selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses
ini merupakan proses pelapukan dan pelindihan/leaching.
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel
(Ni) akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut
akan cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium
hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit [(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral
pembawa Ni. Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa
kekar, maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di
zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan
dasar(bedrock). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan
membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila
proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses
pengkayaan supergen/supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini terbentuk
di zona Saprolit.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Endapan
Proses dan kondisi yang mengendalikan proses lateritisasi batuan ultramafik
sangat beragam dengan ukuran yang berbeda sehingga membentuk sifat profil yang
beragam antara satu tempat ke tempat lain, dalam komposisi kimia dan mineral, dan
dalam perkembangan relatif tiap zona profil. Faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan tingkat pelapukan kimia yang pada akhirnya mempengaruhi pembentukan
endapan adalah:
1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim tropis dan
sub tropis, di mana curah hujan dan sinar matahari memegang peranan penting
JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI
09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan
asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi menimbulkan
perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-pecah, disebut
pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat permukaan bumi.
Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang melewati tanah,
yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan komponen yang dapat
dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan juga penting. Suhu tanah
(suhu permukaan udara) yang lebih tinggi menambah energi kinetik proses
pelapukan.
2. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan
sirkulasi air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk
pengendapan bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan
kemiringan antara 10-30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke
permukaan lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap
kedalam tanah, sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif.
Pada daerah ini sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan endapan
nikel yang tipis. Sedangkan pada daerah yang landai, air hujan bergerak
perlahan-lahan sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi
lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan dan mengakibatkan
terjadinya pelapukan kimiawi secara intensif. Akumulasi andapan umumnya
terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini
menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan
nikel laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0.2-
0.3%, merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara batuan
lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil
(seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap
pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses pelapukan
terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat pula berfungsi
sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung Ni sebagai vein-
vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai porositas dan
permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya air dan proses
pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
5. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia.
Asam-asam humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa
tumbuhan akan menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta
membantu proses pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam humus
ini erat kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur
akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan
lapisan humus.
6. Waktu
Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,
transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan
tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk endapan yang tipis.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Banyak dari faktor tersebut yang
saling berhubungan dan karakteristik profil di satu tempat dapat digambarkan
sebagai efek gabungan dari semua faktor terpisah yang terjadi melewati waktu,
ketimbang didominasi oleh satu faktor saja.
Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan kadar pelapukan kimia
di dasar profil dan pemindahan fisik ujung profil karena erosi. Tingkat pelapukan
kimia bervariasi antara 10 – 50 m per juta tahun, biasanya sesuai dengan jumlah
air yang melalui profil, dan 2 – 3 kali lebih cepat dalam batuan ultrabasa daripada
JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI
09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
batuan asam. Disamping jenis batuan asal, intensitas pelapukan, dan struktur
batuan yang sangat mempengaruhi potensi endapan nikel lateritik, maka
informasi perilaku mobilitas unsur selama pelapukan akan sangat membantu
dalam menentukan zonasi bijih di lapangan (Darijanto, 1986).

2.3 Profil Endapan Nikel Laterit

Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau
top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit, dan bedrock.
1. Lapisan tanah penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa
tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe-
Oksida (mineral Hematite dan Goethite), dan Chromiferous dengan kandungan
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0 – 2 m. Tekstur batuan asal
sudah tidak dapat dikenali lagi.
2. Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai
pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit,
dengan tebal lapisan berkisar antara 1 – 10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang
terjal, dan sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur
yang mudah larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat
dan kadar SiO2 berkisar 2 – 5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60
– 80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh
mineral Goethit, disamping juga terdapat Magnetit, Hematit, Kromit, serta
Kuarsa sekunder. Pada Goethit terikat Nikel, Chrom, Cobalt, Vanadium, dan
Aluminium.
3. Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang terletak
di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni
keseluruhan lapisan antara 2 – 4%, sedangkan Magnesium dan Silikon hanya

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite, Mangan,
Serpentin, Kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni-Kalsedon, dan di beberapa
tempat sudah terbentuk limonit yang mengandung Fe-hidroksida.

4. Bedrock (Batuan Dasar)


Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah-bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm,
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% serta Ni
dan Co antara 0.01 – 0.30%.

2.4 Mining Geological Database

Seorang ahli mining geology memiliki peran besar dalam sektor


pertambangan, geologi pertambangan atau mining geology menjadi salah satu aspek
penting yang tidak bisa dipisahkan. Mining geology adalah ilmu terapan yang
menggabungkan prinsip-prinsip geologi ekonomi dan teknik pertambangan untuk
pengembangan sumber daya mineral tertentu. Ahli geologi pertambangan dan
insinyur bekerja untuk mengembangkan deposit bijih yang teridentifikasi untuk
mengekstraksi bijih secara ekonomis. Seorang ahli geologi pertambangan memiliki
tanggung jawab untuk memungkinkan keuntungan maksimal dengan meminimalisir
masalah. Selain itu, seorang ahli geologi pertambangan juga diharapkan mampu
mempraktikan teori dan ilmunya dalam dunia tambang. Untuk mendapatkan
keuntungan dari berbagai macam mineral, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menemukannya mineral-mineral tersebut. Supaya lebih jelas, Anda bisa
memahaminya lebih lanjut mengenai berbagai informasi mengenai geology
pertambangan.
Mining geological database adalah proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data geologi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Tujuan utama
dari mining geological database adalah untuk memahami karakteristik dan potensi
sumber daya mineral di suatu wilayah, serta mengoptimalkan kegiatan pertambangan
dengan meminimalkan risiko dan dampak lingkungan.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Beberapa tugas yang dilakukan oleh ahli geologi pertambangan dalam mining
geological database antara lain:
1. Memperkirakan dan menentukan berapa lama masa tambang di suatu
wilayah.
2. Menganalisis struktur geologi dan litologi di sekitar area tambang.
3. Mengidentifikasi dan memetakan deposit mineral yang ada.
4. Menganalisis kualitas dan kuantitas sumber daya mineral.
5. Memonitor dan mengelola risiko geologi, seperti longsor, gempa bumi dan
banjir.
6. Mengembangkan model geologi dan melakukan simulasi untuk perencanaan
tambang.
Mining geological database juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
eksplorasi mineral, perencanaan tambang, pengelolaan limbah, dan pemantauan
lingkungan. Dalam skala nasional, pengembangan database geologi pertambangan
dapat menjadi sumber informasi yang otoritatif tentang tambang, deposit mineral dan
distrik mineral yang paling penting di suatu negara.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Data-data Yang Diperlukan Pembuatan Mining Geological Database

1. Data Collar
Gambar 3.1 Data Collar
2. Data Survey

Gambar 3.2 Data Survey

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3. Data Assay
Gambar 3.3 Data Assay
4. Data Geology

Gambar 3.4 Data Geology

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

3.2 Langkah-langkah Pembuatan Geological Database

1. Pertama-tama buka aplikasi Surpac pada laptop dan tentukan folder kerja
dengan cara klik kanan pada folder yang akan dijadikan folder kerja lalu pilih
set as work directory

Gambar 3.5 Membuat folder kerja pada aplikasi Surpac


2. Langkah selanjutnya yaitu membuat database dengan cara masuk pada menu

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
database pilih database lalu pilih open/new
Gambar 3.6 Membuat Database

3. Selanjutnya pada menu yang muncul isi seperti pada gambar 3 lalu apply
Gambar 3.7 Klik Apply
4. Pada menu yang muncul untuk collar, surver, geology dan assay pada angka

0 diubah menjadi -9999.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Gambar 3.8 Mengatur lembar kerja

5. Pada translation dan styles tidak ada yang diubah setelah itu klik apply untuk

menyimpan lembar kerja.


Gambar 3.9 Klik apply
6. Langkah berikutnya yaitu memasukkan data yang akan dijadikan data
pembuatan geological database dengan cara masuk pada menu database lalu

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
pilih import data
Gambar 3.10 Mengimport data

7. Selanjutnya, pada menu ini hapus centang pada translation dan styles karena

tidak digunakan lalu klik apply


Gambar 3.11 Klik apply
8. Pada menu selanjutnya cocokkan kolom berdasarkan data yang dimiliki lalu

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
klik apply.
Gambar 3.12 Mencocokkan kolom berdasarkan Data

9. Kemudian selanjutnya masukkan data csv berdasarkan nama yang ada lalu

apply
Gambar 3.13 Memasukkan Data CSV berdasarkan nama
10. Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
yang telah dibuat lalu pilih drillhole display styles.
Gambar 3.14 Klik Drillhole Display Styles

11. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini untuk mengatur warna

pada tampilan lubang bor, setelah itu klik apply.


Gambar 3.15 Table and Fields
12. Kemudian klik Assay untuk memunculkan Attribute lalu klik kanan pada
folder Ni untuk menambahkan Get Min-Max Range, lakukan hal yang sama

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
pada Geologi, klik kanan pada litologi untuk menambahkan Get Field Codes.
Gambar 3.16 Menambahkan Get Min-Max Range pada Assay (Ni)

Gambar 3.17 Menambahkan Get Field Codes pada Geologi (Litologi)


13. Selanjutnya mengatur Value Min-Max serta menganti warna yang diinginkan
pada drillhole dan juga menganti warna yang diinginkan pada litologi, setelah

itu klik apply

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Gambar 3.18 Menganti Warna Lubang Bor

Gambar 3.19 Menganti Warna Litologi


14. Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database
yang telah dibuat lalu pilih display drillholes

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Gambar 3.20 Klik Display Drillholes

15. Selanjutnya pada menu yang muncul bagian trace styles isi seperti pada

gambar berikut.
Gambar 3.21 Menu Trace Styles

16. Pada collar styles isi seperti pada gambar berikut.


Gambar 3.22 Menu Collar Styles

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

17. Pada labels isi seperti gambar berikut lalu klik apply
Gambar 3.23 Menu Labels, Klik Apply

18. Selanjutnya yaitu akan muncul lubang bor seperti gambar dibawah ini pada

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
aplikasi Surpac.
Gambar 3.24 Drillhole

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Hasil Pembuatan Database Surpac


Gambar 4.1 Database Surpac

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

2. Hasil Import dan cek Database


Gambar 4.2 Import dan cek Database

3. Hasil Drillhole

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Gambar 4.3 Drillhole
Gambar 4.4 Peta Sebaran Titik Bor

4.2 Pembahasan
Langkah pertama kita perlu menghubungkan folder tempat penyimpanan file
pada Surpac, Kemudian membuat database dengan cara mengklik database,
kemudian pilih new atau open file, setelah itu baru.kita menyesuaikan data collar,
survey, geology dan assay yang kita miliki dengan data pada Surpac. Selanjutnya
mengimport data collar, survey, geology, assay ke dalam database dengan cara
mengklik database. Kemudian pilih import file. Selanjutnya kita menyesuaikan
kolom database pada Surpac. Kemudian kita menampilkan data geology dan litology
pada Surpac dengan cara memasukkan data bor kedalam workspace pada Surpac,
kemudian pilih display drillhole. Setelah itu kita merubah tampilan warna data

bedrock, saprolite, dan limonite pada menu display drillhole styles.


Pada penentuan kadar Ni menggunakan parameter COG (cut off grade) untuk
membedakan waste dan ore bahan galian. Nikel yang memiliki kadar 0,1 - 1,65 yang
anggap sebagai waste atau mineral yang tidak berharga, karena nilai kadarnya berada
di bawah batas nilai COG (cut off grade) dan nikel 1,65 - 10 dianggap sebagai ore
atau material yang bernilai ekonomi. Maksud dari penggunaan parameter ini adalah
batasan kadar dari drillhole untuk menampilkan display drillhole di Surpac sesuai
dengan parameter yang digunakan.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Nikel laterit adalah batuan peridotit yang memiliki kandungan nikel sebesar
0,2%. Unsur nikel terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin, piroksin dan
amphibole. Proses terbentuknya endapan nikel laterit dimulai dengan proses
pelapukan pada batuan peridotit yang mengandung olivin, magnesium silikat dan
besi silikat dengan kandungan nikel sekitar 0,3%. Pelapukan batuan peridotit
menghasilkan bijih nikel limonit, di mana silikat dan unsur-unsur logam larut dari
batuan induk. Nikel silikat banyak terbentuk di daerah beriklim tropis seperti
Indonesia dan Kaledonia Baru, di mana curah hujan tinggi dan banyak tumbuh-

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
tumbuhan yang terurai sehingga menimbulkan asam organik dan CO2 pada air tanah.
Profil endapan nikel laterit umumnya terdiri dari empat lapisan yaitu:
1. Lapisan atas (top soil): Terdiri dari tanah humus dan bahan organik.
2. Lapisan laterit: Terbentuk dari pelapukan batuan ultrabasa dan mengandung
bijih nikel laterit.
3. Lapisan saprolit: Terbentuk dari pelapukan batuan ultrabasa yang lebih dalam
dan mengandung bijih nikel laterit yang lebih tinggi.
4. Lapisan batuan dasar (bedrock): Batuan asal yang tidak mengalami pelapukan
dan berada di bawah lapisan saprolit.
Pelapisan nikel laterit terjadi karena proses pelapukan yang berlangsung
selama ribuan hingga jutaan tahun. Nikel laterit dengan kadar paling tinggi terdapat
pada dasar zona pelapukan dan diendapkan pada tekanan di bagian atas dari lapisan
dasar batuan (bedrock).
Mining geological database adalah proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data geologi yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Tujuan utama
dari mining geological database adalah untuk memahami karakteristik dan potensi
sumber daya mineral di suatu wilayah, serta mengoptimalkan kegiatan pertambangan
dengan meminimalkan risiko dan dampak lingkungan.
Penggunaan drillhole style yaitu dengan cara klik pada database yang telah
dibuat kemudian klik drillhole style lalu pada folder assay (Ni) klik kanan
tambahkan get min - max range, tujuan dilakukan penambahan ini agar display
drillhole nantinya mempunyai parameter kadar yang ada pada tampilan lubang bor.
Sedangkan display drillhole merupakan step akhir dalam menampilan lubang bor,
tujuannya agar tampilan lubang bor sesuai dengan yang diinginkan, apabila tabs
display drillhole telah muncul maka kita mengatur trace style, collar style dan labels
dari luang bor.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Asisten


Agar dapat mempertahankan kebaikannya dan menambah lagi materi mengenai
software surpac.
5.2.2 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE
Saran saya semoga praktikum kedepannya disediakan kursi dan kegiatan
pejelasan pembuatan data bisa tidak terlalu cepat.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, W, 2006, Fundamentals Of Chemistry, Mineralogy, Weathering Processes


And Laterites Formations.
Burger, P. A., 1996. Origins and Characteristic of Lateritic Deposits. Proseding
nickel’96 PP 179 – 183 the australisian institute of mining and metallurgy.
Meulbourne.
Sufriadin, 2013. Mineralogy, Geochemistry, And Leaching Behavior of the Soroako
Nickeliferous Laterite Deposits, Sulawesi, Indonesia. Disertasi Fakultas
Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada.
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah
Tinanggea Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. 18, (4).
PASTIKAN CACATAN KAKI YANG ADA DI BAB 1 DAN 2 ADA DI DAFTAR
PUSTAKA.

JIHAN, S.T. NUR WAHID ASHARI


09320200039

Anda mungkin juga menyukai