Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

MINING GEOLOGICAL DATABASE

AKMAL RATA
09320200062
C2

PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2Penambangan
dengan metoda
tambang terbuka
adalah suatu kegiatan
penggalian
1.3bahan galian
seperti batubara, ore
(bijih), batu dan
sebagainya di mana
para
1.4pekerja berhubungan
langsung dengan udara
NURHIDAYAT AKMAL RATA
093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

luar.dan iklim.
Tambang terbuka
1.5(open pit mining)
juga disebut dengan
open cut mining;
adalah metoda
1.6penambangan yang
dipakai untuk
menggali mineral
deposit yang ada pada
suatu
1.7batuan yang berada
atau dekat dengan
permukaan
NURHIDAYAT AKMAL RATA
093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis
dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan
keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja
yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Perencanaan Tambang merupakan suatu proses penetapan desain tambang dan
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam menentukan kelayakan
rancangan tambang dan tahapan pelaksanaan operasi penambangan guna mencapai
hasil yang telah ditentukan.
Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan
dan rencana operasi penambangan. Perencanaan tambang terbuka yang modern
memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa
block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk
endapan tabular seperti batubara. Aspek penting pekerjaan perencanaan tambang
adalah perancangan pit, penentuan batas akhir penambangan. Geological Database
terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki jenis data tertentu. Dalam tiap
tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga memiliki isi berupa data.
Surpac menggunakan model database relasional dan mendukung beberapa jenis
database, termasuk Oracle, Paradox dan Microsoft Access. Surpac Database bisa
berisi maksimum 50 tabel dan tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field).
Surpac membutuhkan 2 tabel wajib dalam database tabel collar dan tabel survey.
Pada praktikum kali ini, kita membuat pemodelan lubang bor menggunakan
software surpac. Adapun database yang digunakan adalah data assay, collar, geologi
dan survey dimana file tersebut dalam bentuk excel dan berformat csv. Tujuan
praktikum ini yaitu agar praktikan mengenali nikel laterit, genesa nikel laterit serta
perlapisannya, mampu membuat database, import database dan cek database,
mampu mengatur drillhole style dan display drillhole (Kurniadi, 2011).
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud mengikuti praktikum ini yaitu mengetahui Geological
Database.
1.2.2 Tujuan

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

a. Mengenali nikel laterit, genesa nikel laterit serta perlapisannya;


b. Mampu membuat database, import database dan cek database.
c. Mampu mengatur drillhole style dan display drillhole.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Laptop;
b. Mouse;
c. Stop kontak;
d. Alat tulis menulis.
1.3.2 Bahan
a. Software Surpac 6.6.2;
b. Kertas HVS A4;
c. Tugas Pendahuluan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Endapan Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil
dari bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M.
F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara
dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat
rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat
sekali mengeras dan sangat kuat. Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit
merupakan regolith atau tubuh batuan yang mempunyai kandungan Fe yang tinggi
dan telah mengalami pelapukan, termasuk di dalamnya profil endapan material hasil
transportasi yang masih tampak batuan asalnya.
Nikel merupakan salah satu komoditas tambang utama dari negara
Indonesia. Pada dasarnya sumber bahan galian nikel di alam dapat dijumpai dalam
dua bentuk yaitu nikel primer yang berasal dari pembekuan magma yang bersifat
ultra basis dan nikel sekunder yang dihasilkan oleh proses pengkayaan sekunder di
bawah zona water table. Di Indonesia sumber nikel hanya dijumpai dalam bentuk
nikel sekunder atau yang disebut juga sebagai nikel laterit. Nikel mempunyai sifat
tahan karat. Istilah “laterite” bisa diartikan sebagai endapan yang kaya oksida besi,
miskin unsur silika dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan pada iklim
tropis. Ada juga yang mengartikan nikel laterit sebagai endapan lapukan yang
mengandung nikel dan secara ekonomis dapat ditambang.
Batuan induk endapan Nikel laterit adalah batuan ultrabasa; umumnya dari
jenis harzburgit (peridotit yang kaya unsur ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite
yang lain. Endapan nikel laterit ini ditemukan di daerah Indonesia bagian timur
seperti Pulau Sulawesi, pulau-pulau di Maluku Utara maupun di daerah Papua. Di
daerah Maba, Pulau Halmahera, Maluku Utara dijumpai deposit nikel laterit dengan
sebaran yang cukup luas. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan
logam yang tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi,
nikel, mangan dan bauksit.
Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatu
material dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses
pelapukan yang terjadi pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi. Di
dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanya
proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder.

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Endapan bijih nikel laterit adalah termasuk mineral permukaan, yang berasal
dari hasil proses pelapukan batuan ultrabasa. Saat itu endapan nikel laterit kerap
digunakan untuk bahan bangunan di sejumlah wilayah di India Selatan. Nikel laterit
ini memiliki sifat yang unik di mana sangat rapuh sehingga memudahkan dalam
proses pemotongan, namun akan menjadi sangat keras dan kuat apabila lama
terpapar udara luar.
Kemudian di tahun 1992 ditetapkan bahwa laterit adalah termasuk golongan
regolith atau dalam pengertian lain tubuh batuan yang memiliki kandungan Fe yang
jumlahnya sangat tinggi dan sebelumnya telah mengalami pelapukan. Sebagian
besar endapan tersebut memiliki kandungan logam yang jumlahnya sangat tinggi
dan memiliki nilai ekonomis yang besar. Contohnya dalam hal ini seperti endapan
besi, nikel, mangan dan juga bauksit.

2.2 Genesa Endapan Nikel Laterit

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan


ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung
olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil
dan mudah mengalami proses pelapukan.
Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit,
serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen,
magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel.
Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan.
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut
dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab
serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur
Fe, Cr, Al, Ni dan Co. Menurut Hasanudin, dkk, 1992, air permukaan yang
mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali oleh material-material
organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah sampai pada zona
pelindian, fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya
CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal dan
melarutkan mineral-mineral yang tidak stabil seperti olivin/serpentin dan piroksen.
Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

memberikan mineral-mineral baru pada proses pengendapan kembali. Endapan besi


yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah,
sedangkan magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan
bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung.
Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan pelindihan/leaching.
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel
(Ni) akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam. Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut
akan cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium
hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit (Ni,Mg)6Si4O10(OH)8 atau mineral
pembawa Ni.
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,
maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona
air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar (bedrock).
Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral
garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si 4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung
terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan
supergen/supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di zona
Saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona
pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah
yang selalu berubah-ubah, terutama tergantung dari perubahan musim. Di bawah
zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak
terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai
zona batuan dasar (bedrock). Biasanya berupa batuan ultramafik seperti Peridotit
atau Dunit.
Endapan laterit biasanya terbentuk melalui proses pelapukan kimia yang
intensif, yaitu di daerah dengan iklim tropis-subtropis. Proses pelindian batuan
lapuk merupakan proses yang terjadi pada pembentukan endapan laterit, proses ini
memiliki penyebaran unsur-unsur yang tidak merata dan menghasilkan konsentrasi
bijih yang sangat bergantung pada migrasi air tanah.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Endapan
Proses dan kondisi yang mengendalikan proses lateritisasi batuan ultramafik

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

sangat beragam dengan ukuran yang berbeda sehingga membentuk sifat profil yang
beragam antara satu tempat ke tempat lain, dalam komposisi kimia dan mineral, dan
dalam perkembangan relatif tiap zona profil. Faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan tingkat pelapukan kimia yang pada akhirnya mempengaruhi pembentukan
endapan adalah:
1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk pembentukan endapan laterit adalah iklim
tropis dan sub tropis, pada curah hujan dan sinar matahari memegang peranan
penting dalam proses pelapukan dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat
pada batuan asal. Sinar matahari yang intensif dan curah hujan yang tinggi
menimbulkan perubahan besar yang menyebabkan batuan akan terpecah-
pecah, disebut pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan yang dekat
permukaan bumi.
Secara spesifik, curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang
melewati tanah, yang mempengaruhi intensitas pelarutan dan perpindahan
komponen yang dapat dilarutkan. Sebagai tambahan, keefektifan curah hujan
juga penting. Suhu tanah yang tinggi menambah energi proses pelapukan.
2. Topografi
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan
sirkulasi air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk
pengendapan bijih nikel adalah punggung-punggung bukit dengan kemiringan
antara 10 – 30°. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke permukaan
lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap kedalam tanah,
sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif. Pada daerah ini
sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan endapan nikel yang
tipis. Sedangkan pada daerah yang landai, air hujan bergerak perlahan-lahan
sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam
melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan dan mengakibatkan terjadinya
pelapukan kimiawi secara intensif. Akumulasi andapan umumnya terdapat
pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini
menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya


endapan nikel laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan
kadar Ni 0.2- 0.3%, merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak
di antara batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah
lapuk atau tidak stabil (seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-
komponen yang mudah larut, serta akan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk nikel. Mineralogi batuan asal akan menentukan
tingkat kerapuhan batuan terhadap pelapukan dan elemen yang tersedia untuk
penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit
adalah rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini
akan mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses
pelapukan terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat
pula berfungsi sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung
Ni sebagai vein-vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai
porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat
sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan
masuknya air dan proses pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
Mempunyai komponen-komponen yang mudah larut, serta akan memberikan
lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
5. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia.
Asam-asam humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa
tumbuhan akan menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta
membantu proses pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam
humus ini erat kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini,
vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah
dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

hujan, serta menebalkan lapisan humus. Keadaan ini merupakan suatu


petunjuk, dimana kondisi hutan yang lebat pada lingkungan yang baik akan
membentuk endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi.
Selain itu, vegetasi juga dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan
terhadap erosi.
6. Waktu
Waktu merupakan proses yang sangat penting dalam proses
pelapukan, transportasi, dan konsentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk
terbentuknya endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin
ribuan atau jutaan tahun. Bila waktu pelapukan terlalu muda maka terbentuk
endapan yang tipis. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan
yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Banyak dari
faktor tersebut yang saling berhubungan dan karakteristik profil di satu
tempat dapat digambarkan sebagai efek gabungan dari semua faktor terpisah
yang terjadi melewati waktu, ketimbang didominasi oleh satu faktor saja.
Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan kadar
pelapukan kimia di dasar profil dan pemindahan fisik ujung profil karena
erosi. Tingkat pelapukan kimia bervariasi antara 10-50 m per juta tahun,
biasanya sesuai dengan jumlah air yang melalui profil dan 2-3 kali lebih cepat
dalam batuan ultrabasa daripada batuan asam. Disamping jenis batuan asal,
intensitas pelapukan, dan struktur batuan yang sangat mempengaruhi potensi
endapan nikel laterit, maka informasi perilaku mobilitas unsur selama
pelapukan akan sangat membantu dalam menentukan zonasi bijih di lapangan
faktor terpisah yang terjadi melewati waktu, ketimbang didominasi oleh satu
faktor.

2.3 Software Surpac

Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat Pemodelan Geologi, Rencana Pembuatan Pit dan
Penambangan. Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel
memiliki jenis data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap
tabel juga memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

dan mendukung beberapa jenis database, termasuk Oracle, Paradox dan Microsoft
Access. Surpac juga mendukung Open Connectivity Database (ODBC) dan dapat
terhubung ke database di seluruh jaringan. Surpac Database bisa berisi maksimum
50 tabel dan tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac
membutuhkan 2 tabel wajib dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey.
Database awal yang akan digunakan dalam pemuatan database Surpac bisa
berformat .txt atau .csv.
Surpac adalah salah satu software tambang analist yang paling popular,
terbaik khususnya didunia industri pertambangan yang secara mumpuni menangani
cakupan kerja di bidang eksplorasi maupun mining engineer dan tersebar hampir di
90 negera menggunakannya. Perangkat lunak ini memberikan efisiensi dan akurasi
melalui kemudahan penggunaan 3-D, grafis yang bagus dan alur kerja otomatis
serta dapat disesuaikan dengan proses kerja khususnya untuk perusahaan yang
bergerak di industri pertambangan. Surpac merupakan sebuah persyaratan basic dari
para ahli geologi, surveyor, dan insinyur pertambangan. Di bidang/sektor sumber
daya lainnya, Surpac cukup fleksibel untuk setiap komoditas, banyak metode yang
dapat diterapkan, kemudian kemampuan multibahasa yang memungkinkan
perusahaan global memanfaatkannya sebagai solusi umum dalam operasi mereka.
Berikut ini adalah kesimpulan secara umum dari bagian utama Surpac serta
fungsionalitas manfaat dan tujuan yang terdapat didalamnya yaitu project open pit
dan underground merupakan sistem penambangan. Surpac adalah software yang
sudah dikenal di dunia pertambangan tidak hanya untuk engineer tapi juga dapat
digunakan untuk geology, surveying, dan juga untuk IT dan finance. Surpac itu
mudah di gunakan dan fleksibel dalam penggunaanya untuk beberapa bidang
pekerjaan untuk geology, surveying dan engineering. Data yang diberikan berupa
data dalam mining dan juga eksplorasi. Surpac dapat mengolah data, membuat
model cadangan estimasi, perhitungan volume, dan system grade control.
Berdasarkan pengalaman salah satu perusahaan tambang yang cukup besar
di Indonesia mereka mengatakan Surpac dapat meningkatkan cadangan dari seluruh
bidang. Surveyor menggunakan Surpac untuk menghitung volume dan engineer
juga dapat menghitung dengan memberikan design 3D dan menghitung untuk
mengelola grade control dan cadangan. Ada banyak software lain di lapangan tetapi

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

tidak ada yang bisa menggantikan Surpac. Sebagai contoh 3D ore dan block model
membantu geologis membuat model dan itu dapat menghasilkan jutaan dolar buat
perusahaan mereka. Surpac disediakan dalam 6 versi bahasa English, Perancis,
Spanyol, German, China dan Rusia yang menjadi support apabila ada kesulitan.
Data yang dihasilkan dalam Surpac mudah untuk dibaca, data dapat dilihat dengan
berbagai sistem IT. Data geography di transfer ke Surpac dengan mudah dan Surpac
memberikan informasi translate data dengan simpel dan mudah sekali untuk di
mengerti.
Software surpac merupakan standard technical, untuk mendukung
penggunaan software ini juga memiliki support. Apabila perusahaan ingin memiliki
pegawai dan project yang memiliki skill dalam penggunaan Surpac lebih baik lagi,
setiap perusahaan akan mendapatkan service untuk training dengan trainer yang
memiliki pengalaman yang banyak di dunia pertambangan. Dengan Surpac
dipastikan pekerjaan di lapangan dapat lebih ringan untuk pekerjaan di lapangan.

2.4 Profil Endapan Nikel Laterit

Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup
atau top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit dan bedrock.
2.4.1 Lapisan tanah penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan
berukuran lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-
sisa tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe-
Oksida (mineral Hematite dan Goethite), dan Chromiferous dengan kandungan
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0 – 2 m. Tekstur batuan asal
sudah tidak dapat dikenali lagi.
2.4.2 Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai
pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit, dengan
tebal lapisan berkisar antara 1 – 10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal dan
sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur yang mudah
larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar SiO2

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

berkisar 2 – 5% berat. Sebaliknya kadar Fe 2O3 menjadi sekitar 60 – 80% berat dan
kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Zone ini didominasi oleh mineral Goethit,
disamping juga terdapat Magnetit, Hematit, Kromit, serta Kuarsa sekunder. Pada
Goethit terikat Nikel, Chrom, Cobalt, Vanadium, dan Aluminium.
2.4.3 Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan tekstur
batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang terletak di atas
batuan asal ini tidak banyak, H2O dan Nikel bertambah, dengan kadar Ni
keseluruhan lapisan antara 2 – 4%, sedangkan Magnesium dan Silikon hanya sedikit
yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite, Mangan, Serpentin,
Kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni-Kalsedon, dan di beberapa tempat sudah
terbentuk limonit yang mengandung Fe-hidroksida.
2.4.4 Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah – bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm, dan
secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral mendekati
atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% serta Ni dan Co antara
0.01 – 0.30%.

2.5 Sumberdaya Mineral dan Cadangan

Dalam pertambangan terdapat berbagai macam klasifikasi sumber daya dan


cadangan. Pembagian ini dibagi berdasarkan tingkat keyakinan terhadap suatu
komoditi tambang yang dipengaruhi oleh keterdapatan data. Klasifikasi ini
mempengaruhi perencanaan dan kegiatan pertambangan.
Sumberdaya merupakan bagian dari endapan yang ‘diharapkan’ dapat
dimanfaatkan. Cadangan merupakan bagian dari sumberdaya batubara yang telah
diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian
kelayakan dinyatakan “layak” untuk ditambang.
Berdasarkan SNI 5015:2011 (tentang Pedoman Pelaporan Sumberdaya, dan
Cadangan Batubara):

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Sumberdaya Batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan


batubara dalam bentuk dan kualitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan
yang memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas
karakteristik geologi dan kemenerusan dari lapisan batubara yang telah diketahui,
diperkirakan atau diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya
batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori
tereka, tertunjuk dan terukur.
Cadangan Batubara (Coal Reserve) adalah bagian dari sumberdaya batubara
tertunjuk dan terukur yang dapat ditambang secara ekonomis. Estimasi cadangan
batubara harus memasukkan perhitungan dilution dan losses yang muncul pada saat
batubara ditambang. Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang
mungkin termasuk studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah
mempertimbangkan semua faktor-faktor yang berkaitan seperti metode
penambangan, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sosial dan peraturan
pemerintah. Penentuan ini harus dapat memperlihatkan bahwa pada saat laporan
dibuat, penambangan ekonomis dapat ditentukan secara memungkinkan. Cadangan
batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan batubara
terkira dan cadangan batubara terbukti.

2.6 Kegunaan Software Surpac

Surpac merupakan sebuah software yang biasa dipergunakan untuk


melakukan pemodelan, analisa dan design terhadap lapis bawah atau permukaan.
Surpac memiliki banyak kegunaan, seperti mengolah data, membuat model
cadangan dan estimasi, perhitungan volume dan system grade control. Surpac di
gunakan untuk mendukung operasi tambang terbuka dan bawah tanah dan proyek
eksplorasi.
Data yang dihasilkan dalam Surpac mudah untuk dibaca, data dapat dilihat
dengan berbagai sistem IT. Data geography ditransfer ke Surpac dengan mudah dan
Surpac memberikan informasi translate data dengan simple dan mudah sekali untuk
di mengerti. Surpac juga merupakan persyaratan dari ahli geologi, surveyor dan
insinyur pertambangan disektor sumber daya dan cukup fleksibel dan juga cocok
untuk setiap komoditi, badan bijih dan metode penambangan. Kemampuan multi

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

bahasa yang memungkinkan perusahaan global untuk mendukung solusi umum


dioperasi mereka. Surpac juga dipergunakan dalam pengerjaan perhitungan cut and
fill, design cut and fill, data prosesing pengukuran, pembuatan peta, sampai ploting
hasil peta, blasting design, mine design, perhitungan cadangan mineral dan lain-
lain. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang
berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil
di layar komputer. Salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat peta
untuk kebutuhan pertambangan adalah surpac.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Import Database

Untuk memasukkan database (import database) yaitu data lithology, assay,


collar dan geology yaitu pertama-tama jalankan software GEOVIA Surpac 6.6.2

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

(x64) lalu cari folder database untuk di sambungkan dengan perangkat lunak, klik
kanan dan pilih set as work directory. Centang hijau adalah tanda bahwa folder
tersebut sudah terhubung dan lakukan import database seperti (Gambar 3.2).

Gambar 3.1 Pilih Folder Database

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.2 Open Database


Selanjutnya, tulis nama file database yang akan kalian buat sesuai dengan
keinginan dan klik apply hingga dapan menambahkan optional table. Setelah
optional table ada pada layar, klik kanan dan tekan add untuk memasukkan data
geology.

Gambar 3.3 Tulis Nama File

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.4 Apply

Gambar 3.5 Apply

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.6 Klik Kanan dan Tekan Add

Gambar 3.7 Tambah Data Geology

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.8 Apply

Langkah selanjutnya kita mengkalibrasi data pada perangkat lunak dengan


file csv agar pada saat mengimport data tidak ada data yang error. Dengan cara
membuka semua file csv sambil memperhatikan surpac. Jika ada data yang kurang
bisa di tambahkan pada optional fields.

Gambar 3.9 Pilih semua file csv

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.10 Kalibrasi Data Collar

Gambar 3.11 Kalibrasi Data Survey

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.12 Kalibrasi Data Assay

Gambar 3.13 Klik Kanan Untuk Add Data Masukkan Ni dan Fe

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.14 Kalibrasi Data geology dan Menambahkan Data Litologi

Gambar 3.15 Apply

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.16 Import data

Gambar 3.17 Sesuaikan Nama File

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.18 Apply

Gamba
r 3.19 Pilih Database sesuaikan di file csv

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.20 Sesuaikan kolom file csv

Gamb
ar 3.21 Apply

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.22 Sesuaikan dengan Nama Dikolom

Gambar 3.24 Apply

3.2 Display Drillholes

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Langkah pertama untuk melakukan display drillholes atau lubang bor adalah
klik database yang sudah dimasukkan pada pada lembar kerja, kemudian klik
drillhole display styles. Selanjutnya, klik data assay lalu dan klik kanan ni lalu pilih
get min sampai 2 kali. Lalu diisi seperti pada gambar (3.26). Nilai ini didapatkan Cut
Off Grade berdasrkan smelternya dan mengubah warnah sesuai dengan arahan
asisten. Selanjutnya, klik pada data geology dan klik kanan pada lythology dan akan
ada pilihan klik get field codes maka muncullah BRK, LIM dan SAP. Setelah itu,
pilih warna sesuai dengan arahan dan apply.

Gambar 3.25 Drill Display Style

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.26 Data Assay

Gambar 2.27 Mengatur Warna

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 2.8 Mengatur Warna

Gambar 3.29 Mengatur warna BR

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.29 Mengatur warna LIM

Gambar 3.30 Mengatur warna SAP

Langkah selanjutnya untuk menampilkan yaitu, klik database yang sudah


dimasukkan pada pada lembar kerja, kemudian klik display drillholes. Selanjutnya,
pada bagian trace styles mengubah beberapa opsi antara lain, table diisi dengan
geology dan field dengan lythology untuk cylinder syles dengan diisi dengan fixed.
Pada menu collar styles, opsi label orientation diisi dengan centered.
Selanjutnya ke menu labels kita harus menambahkan 3 tabel yaitu, gelology, dan

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

assay. Untuk kolom field geology diisi dengan lythology, assay diisi dengan ni dan
fe. Kemudian posisi untuk assay kita ubah menjadi left dan allignment menjadi right.
Selanjutnya kita mengganti offset untuk fe menjadi 0.3 dan size untuk assay menjadi
0.3. Setelah itu klik apply.

Gambar 3.31 Display drillholes

Gambar 3.32 Menu Trace Styles

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.33 Menu Collar Styles

Gambar 3.34 Menu Labels

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Gambar 3.35 Apply

Gambar 3.36 Tampillan Drillholes


Langkah selanjutnya yaitu, kita menyimpan file drillhole dengan cara klik
record, kemudian kemudian klik database yang telah kita buat dan klik display
drillholes kemudian klik apply. Setelah itu, matikan record maka data drillholes.

BAB IV

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 4.1 Hasil Geological Database

4.2 Pembahasan

Pertama-tama kita menyiapkan data-data seperti data collar, assay, survey,


geologi dan data topografi. Setelah itu kita input data-datanya pada menu database
lalu pilih open/new. Lalu kita mengatur data pada menu yang muncul lalu pilih
apply. Langkah selanjutnya, kita impor database yang sudah dibuat di menu database
lalu pilih import data. Pada menu yang muncul hapus centang pada translation dan
styles. Kemudian cocokkan kolom sesuai data yang dimiliki lalu pilih apply.
Tampilkan lubang bor yang sudah dibuat dengan masuk ke database lalu pilih
display drillholes. Cara menampilkan zona litologi pada lubang bor dengan masuk
pada database lalu pilih drillholes display styles.
Pada gambar tersebut (4.1) dapat ketahui lapisan tanah yang berwarna biru
merupakan limonit (LIM), berwarna orange merupakan lapisan saprolite (SR), dan
warnah merah merupakan lapisan bedrock (BR).

BAB V
PENUTUP

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

5.1 Kesimpulan

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil
dari bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh M.
F. Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara
dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Proses pembentukan
nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah
batuan harzburgit. Secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah
penutup atau top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit dan bedrock.
Untuk memasukkan database (import database) yaitu data lithology, assay,
collar dan geology yaitu pertama-tama jalankan software GEOVIA Surpac 6.6.2
lalu cari folder database untuk di sambungkan dengan perangkat lunak, klik kanan
dan pilih set as work directory. Selanjutnya, tulis nama file database yang akan
kalian buat sesuai dengan keinginan dan klik apply hingga dapan menambahkan
optional table. Langkah selanjutnya kita mengkalibrasi data pada perangkat lunak
dengan file csv agar pada saat mengimport data tidak ada data yang error.
Langkah pertama untuk melakukan display drillholes atau lubang bor adalah
klik database yang sudah dimasukkan pada pada lembar kerja, kemudian klik
drillhole display styles. Selanjutnya, klik data assay lalu dan klik kanan ni lalu pilih
get min sampai 2 kali. Lalu diisi nilai sesuai dengan arahan asisten. Nilai ini
didapatkan Cut Off Grade berdasarkan smelternya dan mengubah warnah sesuai
dengan arahan asisten. Selanjutnya, klik pada data geology dan klik kanan pada
lythology dan akan ada pilihan klik get field codes maka muncullah BRK, LIM dan
SAP. Setelah itu, pilih warna sesuai dengan arahan dan apply. Langkah selanjutnya
untuk menampilkan yaitu, klik database yang sudah dimasukkan pada pada lembar
kerja, kemudian klik display drillholes. Selanjutnya, pada bagian trace styles
mengubah beberapa opsi antara lain, table diisi dengan geology dan field dengan
lythology untuk cylinder syles dengan diisi dengan fixed.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Sebaiknya laboratorium menyediakan rak sepatu untuk praktikan agar sepatu


praktikan dapat tersimpan dengan rapi dan teratur.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Sebaiknya asisten menyediakan video tutorial dalam pembuatan problem set
dan meluangkan waktunya mengajar praktikan dalam pembuatan peta dan problem
set karena belajar praktikum waktu dibatasi.

DAFTAR PUSTAKA

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINING GEOLOGICAL DATABASE

Isjudarto A, 2013. Pengaruh Morfologi Lokal Terhadap Pembentukan Nikel Laterit.


SEMINAR NASIONAL Ke 8 Tahun 2013: Rekayasa Teknologi Industri Dan
Informasi. STTNAS. Depok.
Kurniadi A, dkk, 2017. Karakteristik Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel
Laterit Di Daerah Madang Dan Serakaman Tengah. Padjadjaran Geoscience
Journal. Vol.01, No. 02, Oktober 2017: 149-163. Universitas Padjajaran.
Jatinangor.
Syafrizal, 2011. Karakterisasi Mineralogy Endapan Nikel Laterit di daerah
Tinanggea Kabupaten Palangga Provinsi Sulawesi Tenggara. JTM. 18, (4).
Arrijal M, 2015. Pemodelan Endapan Nikel Laterit Menggunakan Software Surpac
Pada PT. Cipta Mandiri Putra Perkasa Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine, Vol 03, Desember 2015. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Hardyanto, 2015. Pemodelan Endapan Nikel Laterit, Kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine, Vol 02, Agustus 2015. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

NURHIDAYAT AKMAL RATA


093201900105 09320200062

Anda mungkin juga menyukai