PROPOSAL PENELITIAN
SULAWESI SELATAN
SYAHRIL
MAKASSAR
2018
PROPOSAL PENELITIAN
SYAHRIL
093 2013 0151
MAKAS SAR
2018
PROPOSAL PENELITIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SEKRETARIAT : Kampus II UMI, JL. Urip Sumoharjo Km. 05, Tlp (0411) 420351/082322295852
Latar Belakang
Kegiatan Penelitian (Tugas Akhir) ini dimaksudkan pada analisis data eksplorasi
nikel laterit untuk perhitungan estimasi sumberdaya nikel laterit pada PT. Vale
Indonesia Tbk.
Tujuan dari penelitian di PT. Vale Indonesia Tbk ini adalah untuk:
1. Mengetahui sebaran kadar endapan nikel laterit.
2. Mengetahui tonase sumberdaya endapan nikel laterit.
Judul Penelitian
Pada kesempatan Ini, Peneliti Mengajukan Judul Penelitian Tugas Akhir (TA)
Adalah ” Pemodelan dan Estimasi Sumberdaya Endapan Nikel Laterit Pada PT.
Vale Indonesia Tbk Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan ” atau judul
dapat ditentukan oleh kebijakan perusahaan apabila judul tidak sesuai dengan kondisi
kegiatan perusahaan.
Waktu Pelaksanaan
Peserta Penelitian TA
Peserta Penelitian Tugas Akhir yang mengikuti kegiatan ini adalah Mahasiswa
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia Makassar, yaitu:
Nama : Syahril
NIM : 093 2013 0151
Jurusan : Teknik Pertambangan
(Biodata Diri/Curriculum Vitae, Terlampir)
Pada kegiatan Penelitian Tugas Akhir ini terdiri dari 2 Pembimbing, yaitu
Dosen yang ditunjuk oleh Jurusan Teknik Pertambangan (bagian Tugas Akhir) dan
diharapkan Pembimbing khusus di lapangan yang ditunjuk oleh Perusahaan.
Adapun peralatan & fasilitas yang akan digunakan saat di lokasi maupun di
lapangan, yaitu:
Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata yang dimana
membentuk bongkah-bongkah yang berwarna merah bata (Waheed, 2002). Hal ini
dikarenakan tanah laterit tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang
mengambang di antara matriks, seperti bata di antara semen.
Endapan nikel laterit merupakan endapan hasil proses pelapukan lateritik
batuan induk ultrabasa (peridotit, dunit dan serpentinit) yang mengandung Ni
dengan kadar tinggi, agen pelapukan tersebut berupa air hujan, suhu, temperatur,
dan topografi (Golightly, 1979).
Menurut Waheed (2002) bahwa inti bumi mengandung lebih kurang 3%
nikel, kemudian zona mantel bumi yang mempunyai ketebalan sampai 2.898 km
mempunyai kandungan nikel antara 0,1–0,3%.
Nikel dalam batuan ultrabasa terutama terdapat dalam mineral mafik
(olivin, piroksin) dan serpentin. Di dalam mineral mafik, nikel terutama terdapat
dalam jaringan mineral olivin. Olivin dapat mengandung 0,4% NiO dan 0,32%
Ni. Olivin merupakan mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi (1500O),
sangat tidak stabil, sehingga saat terjadi pelapukan akan melepaskan ion Ni yang
terdapat dalam ikatan atomnya (Waheed, 2002).
Umumnya hidroksidasi dari beberapa unsur kimia dijumpai berasosiasi
dengan lingkungan laterit. Ion-ion yang dilepaskan selama proses hidrolisis dari
mineral-mineral mafik, ditetapkan sebagai hidroksida (Waheed, 2002). Pada
hidrosilikat nikel (mineral garnierit), nikel menggantikan atom Mg dalam mineral
serpentin, dan klorit. Anggota nikel murni tidak muncul secara alami dan
kebanyakan garnierit berisi (Ni, Mg) sebagai pengganti Mg (Waheed, 2002).
Garnierit terjadi dengan mengisi rekahan-rekahan yang ada. Warna
garnierit mencakup dari hijau (terang dan gelap) kekuning-kuningan, biru terang-
gelap. Variasi yang kaya hijau berisi lebih banyak nikel (Waheed, 2002).
Air permukaan yang mengandung CO2 dan terkayakan kembali oleh
material–material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah
sampai pada zona pelindian, dimana penyerapan air tanah berlangsung. Akibat
penyerapan ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang
masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral–mineral yang tidak stabil
seperti olivin/serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai
dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral–mineral baru pada proses
pengendapan kembali (Hasanudin dkk., 1992).
Tim Analisis Mineral Internasional (1985), menyatakan bahwa proses
pelapukan dimulai pada batuan ultrabasa (peridotit, dunit, serpentin), dimana
batuan ini banyak mengandung mineral olivin, magnesium silikat dan besi silikat,
yang pada umumnya mengandung 0,30% nikel. Batuan tersebut sangat mudah
dipengaruhi oleh pelapukan lateritik. Air tanah yang kaya CO2 berasal dari udara
luar dan tumbuh–tumbuhan, akan menghancurkan olivin. Terjadi penguraian
olivin, magnesium, besi, nikel dan silika ke dalam larutan, cenderung untuk
membentuk partikel partikel silika. Di dalam larutan, besi akan bersenyawa
dengan oksida. Akhirnya endapan ini akan menghilangkan air dengan membentuk
mineral–mineral seperti karat, yaitu hematit dan kobalt dalam jumlah kecil. Jadi,
besi oksida mengendap dekat dengan permukaan tanah. Oksidasi yang terbentuk,
bereaksi dengan air membentuk limonit yang terakumulasi pada zona oksidasi.
Proses pelapukan dan pencucian yang terjadi, akan menyebabkan unsur
Fe, Cr, Al, Ni dan Co terkayakan di zona limonit dan terikat sebagai mineral–
mineral oxida/hidroksida, seperti limonit, hematit, geothite dan sebagainya
(Hasanudin dkk., 1992). Selanjutnya pada proses pelapukan lebih lanjut
magnesium (Mg), silika (Si), dan nikel (Ni) akan tertinggal di dalam larutan
selama air masih bersifat asam sehingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup
netral akibat adanya reaksi air tanah dengan batuan, maka ada kecenderungan
untuk membentuk endapan silika seperti garnierit. Tetapi jika dinetralisasi karena
adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat–zat tersebut akan cenderung
mengendap sebagai mineral hidrosilikat yang disebut mineral garnierit (Waheed,
2002).
Menurut Waheed (2002) nikel mempunyai sifat kurang kelarutannya
dibandingkan magnesium, perbandingan antara nikel dengan magnesium di dalam
endapan lebih besar daripada larutan, karena sedikit magnesium yang terbawa
oleh air. Kadang-kadang olivin di dalam tanah diubah menjadi serpentin terurai ke
dalam komponen bersama-sama dengan terurainya olivin.
Adanya erosi air tanah asam dan erosi dipermukaan bumi akan mengubah
mineral-mineral yang telah diendapan. Zat tersebut dibawa ke tempat yang lebih
dalam, selanjutnya diendapkan sehingga terjadi pengayaan pada bijih nikel.
Kandungan nikel pada saat terendapkan akan semakin bertambah banyak, dan
selama itu magnesium tersebar pada aliran tanah (Waheed, 2002).
Penutup
Demikian Proposal Penelitian Tugas Akhir ini disusun sebagai bahan
pertimbangan bagi Departement Mining and Exploration PT. Vale Indonesia Tbk,
Semoga tuntutan dunia industri terhadap tenaga-tenaga profesional dalam bidang
Industri Pertambangan diharapkan dapat dipenuhi melalui proses-proses seperti
ini.
Juga merupakan semangat baru dalam rangka membangun kemandirian
menuju tatanan masyarakat industri Pertambangan baru yang madani dan ramah
lingkungan. Atas perhatian dan bantuan Bapak/ibu/Saudara(i), pemohon
mengucapkan banyak terimah kasih.
SYAHRIL
093 2013 0151
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
1. Nama Lengkap : ....
2. Alamat : ....
3. Tempat Tanggal Lahir : .... FOTO
3X4
4. Jenis Kelamin : ....
5. Agama : ....
6. Tinggi/Berat Badan : ....
7. Status : ....
8. Warga Negara : ....
9. No. Telp/Hp : ....
10. Email : ....
Pendidikan Formal:
1. ....
2. ....
3. ....
Non Formal:
Keorganisasian:
1. ....
2. ....
Kompetensi:
1. ....
2. ....
Hormat Saya,
Nama Lengkap