Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT VALE INDONESIA TBK


DAERAH SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

DISUSUN OLEH :

MUH. IRWANSYAH PAEMBONAN


4520045008

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2023
PROPOSAL

KERJA PRAKTEK LAPANGAN

PT VALE INDONESIA TBK


DAERAH SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR,
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Diajukan Oleh :

NAMA : MUH. IRWANSYAH PAEMBONAN


NIM : 4520045008

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

“Analisis pengaruh morfologi dan batuan dasar terhadap literasi terhadap endapan
nikel laterit pada PT Vale Indonesia Tbk Daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur,
Provinsi Sulawesi Selatan”

Diajukan Oleh :

MUH.IRWANSYAH PAEMBONAN
4520045008

Telah selesai dievaluasi dan disetujui untuk melaksanakan Kerja Praktek


Lapangan sesuai dengan judul dan tempat yang dimaksud.
Disahkan di
Makassar, Mei 2023

Oleh

KPS Teknik Geologi Dosen Penanggung jawab

Ir. Hasanuddin M.Si Ir. Ramli, S.T, M.T


NIDN. 0023065901 NIDN. 0921128501
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal kerja praktek yang berjudul “Analisis
pengaruh morfologi dan batuan dasar terhadap literasi terhadap endapan nikel
laterit pada PT Vale Indonesia Tbk Daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur,
Provinsi Sulawesi Selatan” dengan baik.
Pada kesempatan ini, saya ingin juga mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua atas bimbingannya dan Bapak Ir. Ramli, S.T.,M.T selaku dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi
sehingga proposal ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna olehnya
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini
dapat menjadi referensi bagi siapapun yang membacanya.

Makassar, April 2023

Penulis,
MUH.IRWANSYAH P
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerja Praktik (KP) merupakan suatu bentuk implementasi perkuliahan yang


dilakukan secara langsung ke suatu Instansi atau suatu Perusahaan. Dengan
adanya kegiatan Kerja Praktik mampu memberikan pengalaman, mengasah
keahlian dan kemampuan mahasiswa dalam dunia kerja.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki endapan nikel laterit
terbesar didunia, khususnya di Pulau Sulawesi. Nikel umumnya diproduksi
menjadi beberapa jenis seperti logam halus, bubuk, spons dan lain-lain. Dari
beberapa jenis tersebut, lebih dari 60% digunakan sebagai bahan baku
pembuatan baja tahan karat atau stainless steel sedangkan sisanya digunakan
sebagai superalloy dan paduan nirbesi (Herianto, 2008).
Biji nikel dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu nikel sulfida dan
nikel laterit. Endapan nikel yang terdapat di Indonesia umumnya berupa nikel
laterit. Endapan nikel laterit adalah hasil pelapukan batuan ultramafik secara
kimiawi kemudian membentuk lapisan-lapisan seperti limonit, saprolite, dan
bedrock. Dari ketiga lapisan tersebut, lapisan limonit hanya dianggap sebagai
waste atau lebih dikenal dengan overburden. Sedangkan saprolite merupakan
lapisan yang paling sering ditambang untuk diolah menjadi biji nikel yang
ekonomis.
Salah satu produk pengolahan biji nikel adalah ferronickel. Pemurnian
logam mentah dari tanur listrik merupakan salah satu langkah penting dalam
produksi ferronickel. Hal yang paling penting dalam proses pemurnian adalah
pelepasan karbon, silikon, fosfor, sulfur serta deoxidation. Oleh karena itu,
Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT Vale Indonesia Tbk untuk mempelajari
lebih dalam tentang pengolahan biji nikel pada perusahaan terkait.
B. Maksud dan Tujuan
Kegiatan Kerja Praktek pada PT Vale Indonesia Tbk ini dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman kerja dan juga sebagai ruang
untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah didapat
dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada terjadi dilapangan.
Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh morfologi dan batuan dasar terhadap literasi
terhadap endapan nikel laterit pada di PT Vale Indonesia Tbk,
2. Untuk mendapatkan pengalaman kerja dan penerapan ilmu yang
didapatkan di bangku perkuliahan dengan kenyataan di dunia kerja,
3. Untuk memenuhi persyaratan agar dapat melaksanakan Tugas Akhir.

C. Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kerja praktek ini ialah :
- Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat
menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan
perusahaan di masa yang akan datang serta sebagai sarana untuk menjembatani
hubungan kerja sama antara perusahaan dengan instansi pendidikan dimasa
yang akan datang, khususnya mengenai recruitment tenaga kerja.
- Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan
yang ada dalam dunia industri, sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam bidang industri serta menambah
wawasan, pengetahuan, dan pengalaman sebagai generasi terdidik untuk
terjun dalam masyarakat terutama di lingkungan industri.
- Bagi Perguruan Tinggi
Dapat menjadi tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan
industri di Indonesia tentang proses dan teknologi yang mutakhir serta dapat
digunakan oleh pihak–pihak yang memerlukan. Sebagai bahan tambahan
untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan
guna mencetak tenaga kerja yang terampil dibidangnya
BAB Ⅱ
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki


symbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat.Dalam
keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom,
dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.Sedangkan
nikel laterit, merupakan nikel yang terbentuk dari hasil laterisasi,  Nikel
merupakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena
pada masa sekarang dan masa yang akan datang kebutuhan nikel semakin
meningkat disamping dari kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin
terbatas, sehingga mendorong minat pengusaha untuk membuka pertambangan
nikel.
Endapan laterit terbentuk dari akibat proses pelapukan batuan ultramafik,
yang merupakan campuran kompleks mineral-mineral ferromagnesian seperti
olivine [(Fe,Mg)2Si2O4], Piroksin [(Fe,Mg)2Si2O6] dan ampibol [(Fe,
Mg)7Si8O22(OH)2]. Akibatnya endapan banyak ditemukan didaerah tropis
seperti Kuba, Indonesia, Kaledonia Baru, Filipina dan Amerika Selatan (Solar,
2015).
Indonesia memiliki cadangan biji nikel laterit yang cukup besar terutama
di Sulawesi, Halmahera, Papua dan Kalimantan. Cadangan biji nikel tersebut
sekitar 1576 Mt atau 15% dari cadangan nikel didunia; dengan jumlah sebesar
itu baru dua perusahaan yang mengolah biji nikel terutama saprolite (nikel
berkadar tinggi), yaitu PT Vale Indonesia Tbk menjadi nikel matte dan PT.
Antam menjadi ferronikel. Sebagian besar biji nikel, terutama limonit (nikel
berkadar rendah) masih diekspor dalam bentuk mentahdan sisanya masih
merupakan material yang belum dioalah (Astuti, 2011).
B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Nikel Laterit
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah:
1. Batuan Asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya
endapan nikel laterit. Batuan asal yang berperan penting dalam
pembentukan nikel laterit berupa batuan ultrabasa seperti harzburgit.
Batuan ultrabasa mengandung mineral-mineral yang kurang stabil dan
mudah melapuk seperti olivin dan piroksin. Oleh karena itu, batuan
ultrabasa mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan
memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
2. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat
menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya
pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan
yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
3. Senyawa kimia dan vegetasi
Senyawa kimia merupakan faktor yang mempercepat proses
pelapukan, seperti air tanah mengandung CO2 yang bersifat asam berperan
penting dalam proses pelapukan kimia. Terkait dengan faktor vegetasi
terdapat asam humus yang menyebabkan dekomposisi batuan serta
mengubah pH larutan. Jenis vegetasi suatu daerah erat hubungannya
dengan terbentuknya asam humus didaerah tersebut. Dalam hal ini,
vegetasi yang rapat dan bervariasi mempengaruhi penetrasi air yang lebih
dalam sehingga air tanah yang terkumpul akan lebih banyak dan untuk
terbentuknya lebih tebal. Kondisi ini merupakan lingkungan yang baik
untuk terbentuknya endapan nikel berkadar tinggi.

4. Sruktur Geologi
Batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil
sehingga penetrasi air sangat sulit, dengan adanya rekahan batuan akan
lebih memudahkan masuknya air sehingga proses pelapukan akan lebih
intensif. Contohnya didaerah Pomala terdapat struktur kekar (joint) yang
lebih dominan dibandingkan dengan struktur patahannya. Daerah ini
disusun oleh batuan ultrabasa sebagai saluran tempat naiknya magma yang
mengandung unsur nikel, sehingga struktur ini menjadi salah satu faktor
dalam pembentukan cebakan biji nikel.
5. Topografi
Topografi setempat sangat berpengaruh terhadap sirkulasi air dan
senyawa lain; untuk daerah landai maka air akan bergerak perlahan-lahan
sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih
dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan
umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan
sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk
topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang
meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif.
6. Waktu
Semakin lama waktu pelapukan semakin besar endapan nikel yang
terbentuk.
C. Proses Pembentukan Nikel Laterit
Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov
batuan ultrabasa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur
nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin,
sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi
antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang
hampir bersamaan diantara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi yang
terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan
merubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit
peridotit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian
panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi
pada batuan induk.
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO 2 berasal
dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral
yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultrabasa, menghasilkan Mg,
Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika
yang sangat halus. Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai
ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit,
dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta
unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama
larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup
netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan
untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai
silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut
akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan
urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk
suatu senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan.
Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan
terbawa kebawah sampai batas pelapukan dan akan diendapkan sebagai
dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan pada
batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk antara
zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan
(root of weathering).
Menurut (Kadarusman, 2004), pembentukan Nikel laterit terdiri atas 4
horizon/lapisan yaitu :
1) Tudung besi (iron cap) yang merupakan campuran gutit dan limonit
berwarna merah tua. Lapisan ini memiliki kadar besi tinggi dan kadar nikel
yang rendah yaitu sekitar 60% Fe. Kadang-kadang ditemukan hematit dan
kromiferus yang merupakan lapisan paling atas biji laterit dan menjadi
oveburden pada saat penambangan biji nikel laterit.
2) Lapisan Limonit, yaitu merupakan lapisan yang kaya besi sekitar 40-50%
Fe, berukuran halus dan berwarna merah, coklat bahkan kekuningan. Dalam
limonit, sebagian besar nikel berada dalam gutit (sebagai larutan padat),
sebagian lagi berada dalam oksida mangan dan litioforit. Dalam lapisan ini
juga kadang-kadang ditemukan talk, tremolit, kromiferus, kuarsa, gibsit dan
magemit.
3) Lapisan Saprolit. Pada lapisan ini mineral utamanya adalah serpentin
(Mg3Si2O5(OH)4); nikel mensubtitusi Mg. Biji saprolit memiliki kandungan
yang lebih tinggi dari pada yang terdapat pada lapisan limonit, yaitu sekitar
1,5-3% Ni. Kandungan magnesia dan silikanya juga lebih tinggi namun
kadar besinya rendah.
4) Batuan dasar (bed rock), bagian ini berbentuk bongkah berukuran >75
cm. Secara umum kadar nikelnya kecil, sekitar 0,2 - 0,4% Ni. Zona ini
mengalami perengkahan kuat dan kadang-kadang bersifat terbuka dan terisi
oleh garnierit dan silika. Perengkahan ini diperkirakan menjadi root zone
yaitu suatu zona dengan kandungan nikel tinggi berupa urat dalam atuan
dasar.
Gambar 2.1 Pembentukan Endapan Nikel

Berdasarkan tipe mineral yang dominan, biji nikel laterit didunia dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tipe (Mubarok, 2013) yaitu :
- Laterit oksida (oxide laterites) merupakan produk yang paling umum proses
laterisasi, sebagian besar terdiri atas Fe-hidroksida dibagian atas lapisan
bijih;
- Laterit lempung (clay latrite) sebagian besar terdiri atas lempung semektit
pada bagian atas lapisan bijih;
- Laterit silikat, terbentuk pada bagian yang lebih dalam dan mungkin dilapisi
oleh laterit oksida. Sebagian besar terdiri atas Mg-Ni silikat (serpentin dan
garnierite).
D. Proses Laterisasi
1. Proses pelapukan batuan peridotit, yang tersusun oleh group olivine →

Magnesium Silikat (forsterite) Mg2SiO4, besi Silikat (Fayalit) Fe2SiO4.

2. beraksi dengan air tanah yang kaya akan CO 2, yang menguraikan olivin

menjadi larutan MG, Fe dan Ni serta Koloidal Si, dengan reaksi

( Mg , Fe )2 SiO4 +CO 4 + H 2 O→ ( Mg , Fe ) ( HCO3 ) + H 2 SiO 4


3. Dalam larutan besi akan teroksidasi dan membentuk ferrihidroksida (ferro

→ ferri/Fe2+-Fe3+) dan mengalami hidrasi (penyerapan molekul air)

membentuk geothit (FeO(OH)2) dan Hematit (Fe2O3) dan membentuk

kerak.

4. Sedangkan MG, Ni, dengan SiO tetap dalam larutan akan tetapi jika larutan

yang asam ini dinetralisasikan oleh tanah dan batuan, maka zat tersebut

mengendap sebagaim mineral hidrosilikat (salah satunya garnierit).

6 ( Ni , Mg ) O+4 SiO 2+ 4 H 2 O→( Ni , Mg )6 Si 4 O 10 ( OH )


Garnierit

E. Proses Serpentinisasi
Pelapukan serpentinisasi → proses oleh adanya reaksi antara batuan dan
larutan encer yang kaya CO2 (unsure organik) pada P&T >>> sehingga
mengakibatkan pengurangan kadar MgO pada batuan karena adanya pengikatan
oleh air dan CO2 dan membentuk mineral brucite dan magnesit.
Misalnya pada batuan dunit yang kaya akan olivine : (menurut Charles F.
Parks,1964. Ore deposit)
2 Mg 2 SiO 4 +3 H 2 O→Mg 3 Si 2 O 5 ( OH )4 +Mg ( OH )2 atau
Olivin Serpentin Brucite

2 Mg 2 SiO 4 +2 H 2 O+CO 2 → Mg 3 Si 2 O 5 (OH )4 +MgCO 4


Olivin Serpentin Magnesit

Atau pada Harzburgit yang kaya akan orthopiroxen


Mg 2 SiO 4 + MgSiO 2 +2 H 2 O→Mg 3 Si 2 O5 (OH )4
Olivin Orthopiroxen Serpentin
BAB Ⅲ
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A.Lokasi pelaksaan kerja praktik


Lokasi kerja praktek berada di Kabupaten Luwu Timur yang dimana

kabupaten berbatasan dengan dua propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Tenggara

Tengah di sebelah utara dan timur dan Propinsi Sulawesi Tenggara di sebelah

selatan. Selain itu Kabupaten Luwu Timur juga berbatasan langsung dengan laut

yaitu dengan Teluk Bone di sebelah selatan. Kabupaten Luwu Timur terletak di

sebelah selatan garis khatulistiwa di antara 2o 03’00” - 2 o 03’25” Lintang

Selatan dan 119o 28’56” - 121o 47’27” Bujur Timur.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Luwu Timur (RPI2JM 2016-2020)


B.Tahapan Kerja Praktek
Kerja Praktek merupakan suatu kegiatan studi lapangan dalam bidang

industri, yang mencakup aktivitas sebagai berikut:

a) Persiapan dan Pembekalan Kerja Praktek

Tahap ini dilakukan dikampus sebelum mahasiswa melaksanakan

Kerja Praktek, diarahkan oleh Dosen Pembimbing dan menggunakan

berbagai sumber rujukan termasuk diskusi dengan mahasiswa yang pernah

melaksanakan kegiatan pada perusahaan serupa.

b) Orientasi Umum

Pada tahap ini akan dilakukan pengenalan hal-hal umum yang

berkaitan dengan perusahaan, meliputi sejarah, struktur organisasi, system

manajemen operasi dan personalia. Tahap ini dilakukan melalui kegiatan

Studi kepustakaan, observasi dan wawancara.

c) Orientasi Lapangan

Pada bagian ini, pelaksana akan melakukan kunjungan lapangan guna

melihat, mempelajari, dan mengeksplorasi kegiatan operasi pabrik,

pengenalan proses, pengenalan peralatan industry, pengendalian proses

termasuk pemeliharaan peralatan, pengendalian mutu, sistem distribusi, dan

pemasaran industri, serta pengolahan limbah. Selama kegiatan ini

berlangsung pelaksana didamping dan diarahakn oleh pembimbing lapangan

yang ditugaskan dari perusahaan, dan melibatkan pembimbing dari Kampus

untuk memberi masukan dan arahan.


d) Tugas Khusus

Topik dan Tema Tugas khusus ditentukan berdasarakan relevansi pada

unit proses/unit operasi pabrik yang dikunjungi. Tema dapat ditentukan oleh

pembimbing lapangan dari pihak perusahaan atau berdasarkan arahan usulan

pembimbing KP kampus Universitas Bosowa. Tugas khusus sebaiknya

merupakan studi kasus/problem actual yang terjadi di lapangan dan

diselesiakan dengan prinsip ilmu Teknik Geologi dengan menggunakan

aplikasi/piranti modern yang relevan.

e) Penyusunan Laporan Kerja Praktek

Laporan Kerja Praktek dibuat sesuai ketentuan (strutur dan format)

yang berlaku baik di perusahaan maupun Program Studi Teknik Geologi

Universitas Bosowa. Pembimbing lapangan dan Pembimbing Kerja Praktek

dari Program Studi Teknik Geologi diharapkan terlibat dalam mensupervisi

Proposal ini.

f) Seminar Kerja Praktek

Seminar kerja Praktek dapat dilakukan diperusahaan atau dikampus

Universitas Bosowa. Ketentuan Seminar mengikuti aturan yang berlaku baik

diperusahaan maupun Program Studi Teknik Geologi Universitas Bosowa.

Luaran kegaitan Seminar KP adalah berita acara Seminar dan Dokumentasi.

g) Penilaian Kerja Praktek dan Sertifikat/Surat Keterangan

Nilai Kerja Praktek diperoleh dari pembimbing Kerja Praktek

dilapangan dan Pembimbing Kerja Praktek Program Studi Teknik Geologi


Universitas Bosowa. Administrasi Nilai Kerja Praktek hanya diterbitkan

apabila peserta Kerja Praktek telah mengikuti Seminar Kerja Praktek dan

melengkapi administrasi Kerja Praktek

C.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan di

lapangan dimana mahasiswa ikut langsung terjun ke lapangan dengan

mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan keperluan penelitian,

adapun jenis kegiatannya yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan observasi dan pengenalan lapangan di lokasi penambangan

b. Melakukan pengumpulan data terdiri atas 2 bagian yaitu:

- Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari daerah penelitian,

pengambilan conto batuan dan dokumentasi juga merupakan pengamatan

langsung di lapangan khususnya di lokasi penambangan.

- Data sekunder adalah data nikel yang disediakan oleh perusahaan PT.

Vale Indonesia Tbk.

D.Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Mengenai pelaksanaan Kerja Praktek,agar dapat dilaksanakan bulan juni dan

apabila waktu yang kami ajukan belum sesuai dengan jadwal perusahaan, saya

siap menerima waktu yang akan diberikan oleh pihak perusahaan kepada saya.

Saya selaku Mahasiswa (pemohon) menaruh harapan besar kepada perusahaan di

PT. Vale Indonesia Tbk. Daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi
Sulawesi Selatan agar diterimanya proposal ini agar saya dapat melakukan Kerja

Praktek di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Adapun estimasi jadwal sebagai

berikut:

Minggu ke -
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengenalan perusahaan
Orientasi lapangan
Pengambilan data
Analisis data
Penyusunan laporan
Seminar kerja praktek

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

Dalam pelaksanaannya nantinya jadwal kegiatan ini dapat berubah


tergantung dari pihak perusahaan dan saya selaku pemohon bersedia
menyesuaikan semua kebiakan yang ditetapkan dari pihak PT Vale Indonesia
Tbk.

E. Peserta kegiatan kerja praktik

Peserta yang mengikuti kegiatan kerja praktek lapangan ini adalah mahasiswa
dari jurusan Teknik Geologi Universitas Bosowa Makassar yang berjumlah 1
(satu) orang dengan biodata sebagai berikut :
Nama : Muh.irwansyah paembonan
Tempat/tanggal lahir : Makale, 13 November 2002
Nim :4520045008
Jurusan : Teknik Geologi
Nomor Hp :0821-9244-7630
Email :muhirwanyahpaembonan@gmail.com

BAB Ⅳ
PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktek ini saya buat, besar harapan saya
agar kiranya pihak perusahaan dapat menerima saya untuk melaksanakan kerja
praktek di PT Vale Indonesia Tbk. Saya juga berharap melalui proposal ini dapat
membuat semangat baru dalam rangka membangun kemandirian menuju Geologist
baru yang berlandaskan ilmu geologi.
Demikian proposal ini saya buat, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak
yang terkait diucapkan terima kasih.

Makassar, Mei 2023


Pemohon Kerja Praktik,

Muh.irwansyah paembonan
DAFTAR PUSTAKA

Darijanto, T., 2000. Ganesa Bijih Nikel Lateritik Gebe. Jurnal Teknologi Mineral
ITB. VII(2), 95-108.
Kurniadi, A., Rosana, F. M., Yuningsih, T. E., Pambudi, L., 2017. Karakteristik
Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah Madang dan
Serakaman Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 1(2).
Hardyanto, H., 2015. Pemodelan Endapan Nikel Laterit, Kabupaten Morowali,
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine, 2(1)
Mubdiana, A., Widodo, S., Anshariah., 2015. Karakteristik Endapan Nikel Laterit
Pada Blok X Pt. Bintang delapan Mineral Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine, Vol. 01
No. 1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai