Anda di halaman 1dari 24

1

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

“PROSES DAN METODE PENAMBANGAN NIKEL LATERIT


PT.BAULA PETRA BUANA KAB. KONAWE SELATAN PROV.
SULAWESI TENGGARA”

DI USULKAN OLEH :

ULIL NUR MUHAMMAD (R1D116047)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGIKEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas khadirat Allah SWT, karena limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Proposal kerja praktek ini dengan judul
“Proses Dan Metode Penambangan Nikel Laterit Pt.Baula Petra Buana Kab. Konawe
Selatan Prov. Sulawesi Tenggara” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal kerja praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari
semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada Bapak Marwan Zam mili, ST.,MT selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga penulisan Proposal kerja praktek ini dapat terselesaikan
sebagaimana yang diharapkan. Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada
pihak perusahaan PT. Baula Petra Buana yang telah bersedia memberikan tempat dan
bimbingan kepada penulis selama proses kerja praktek dan juga berbagai pihak yang
langsung maupun tidak langsung membantu penulis. Terima kasih atas segala
bimbingannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kebaikan.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Maksud Dan Tujuan.........................................................................1
C. Batasan Masalah...............................................................................2
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Genesa Nikel Laterit.........................................................................3
B. Sistem Tambang Terbuka................................................................5
C. Sampling (Pengambilan Sampel)....................................................9
III. TINJAUAN UMUM
A. Waktu Dan Kesampaian Daerah Penelitian................................13
B. Lokasi Kerja Praktek.....................................................................13
C. Waktu Pelaksanaan........................................................................13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiantan

iii
DAFTAR GAMBAR

4
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan telah
menciptakan berbagai fasilitas demi kenyamanan dan kualitas hidup manusia, oleh
karena itu pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia harus terus
ditingkatkan.
Disiplin ilmu pertambangan senantiasa ditumbuhkan dan dikembangkan
sesuai dengan kemajuan perubahan zaman dan peradaban manusia.Pertambangan
(mining) yang merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam
meningkatkan taraf hidup bangsa khususnya pemanfaatan sumber daya alam sehingga
menjadi pilar dasar dalam menghadapi persaingan yang kompetitif dan mengglobal
dalam berbagai bidang.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dunia pendidikan dituntut untuk
menciptakan tenaga-tenaga siap pakai sebagai sumber daya manusia yang
berpotensial dan berkualitas yang nantinya dapat dipercaya akan kemampuannya
dalam mengolah berbagai potensi sumber daya alam.
Salah satu cara bentuk untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari
bangku kuliah yaitu dengan melakukan Kerja Praktek pada perusahaan-perusahaan
yang bergerak dan berkaitan dengan bidang tersebut. Kerja Praktek ini diharapakan
dapat menjadi sarana untuk menimba pengalaman kerja serta dapat terjun langsung ke
lapangan melihat bagaimana mekanisme kerja dalam perusahaan pertambangan yang
profesional.Disisi lain Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah pada
kurikulum yang ada di Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian, Universitas Halu Oleo.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari dilaksanakanya kerja praktek ini merupakan bentuk partisipasi
mahasiswa dalam pendidikan non formal dalam penyelesaian program strata satu (S1)

1
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo.
Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek ini yaitu:
1. Diharapkan dengan melakukan kerja praktek ini, mahasiswa dapat melihat
langsung aplikasi berbagai teori yang didapatkan selama proses pembelajaran
di bangku kuliah.
2. Mengetahui secara langsung bagaiamana proses dan metode penambangan
Nikel laterit yang dijalankan oleh PT. Baula Petra Buana Kab. Konawe
Selatan.
3. Sebagai bekal pengalaman dimasa depan dimana dapat menambah wawasan
dan kemampuan bagi mahasiswa dalam pengoptimalan pengetahuan serta
pengalaman kerja di lapangan

C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dikaji dalam kerja praktek ini yaitu mengenai
Mining Surveying, Impit Drilling/tes pit, Mine Production, Preparation Sample, dan
pada PT. Baula Petra Buana Kab. Konawe Selatan

2
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Genesa Nikel Laterit


Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses
pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur
memiliki endapan nikel laterit yang cukup banyak.
Proses pelapukan dari batuan ultramafik yaitu dimana air permukaan yang
mengandung CO₂ dari atmosfer dan terkayakan kembali oleh material – material
organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah sampai pada zona
pelindihan, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi air tanah yang
kaya akan CO₂ yang mengalami kontak langsung dengan zona saprolit yang masih
mengandung batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak stabil seperti
olivin atau serpentin dan piroksen yang pada umumnya banyak mengandung 0,30 %
nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik.
Pada proses penguraian batuan ultrabasa, mineral-mineral olivin, magnesium,
besi, nikel dan silika cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari partikel –
partikel silika yang submikroskopis. Didalam larutan besi akan bersenyawa dengan
oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan
menghilangkan air dengan membentuk mineral – mineral seperti karat, yaitu hematit
dan kobalt dalam jumlah kecil, jadi besi oksida mengendap dekat dengan permukaan
tanah.
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan
silika pada profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam dan lembab serta
membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe,
Cr, Al, Ni dan Co. Proses pelapukan dan pencucian yang terjadi akan menyebabkan

3
unsur Fe, Cr, Al, Ni dan CO₂ terkayakan di zona limonit dan terikat sebagai mineral –
mineral oxida / hidroksida, seperti limonit, hematit, dan Goetit.
Nikel laterit terbentuk sebab beberapa factor yang mempengaruhinya, yaitu:
a.   Batuan asal
Batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit,
dimana batuan asal dari terbentuknya mineral nikel yaitu batuan ultrabasa. Dalam hal
ini pada batuan ultrabasa tersebut : terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara
batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak
stabil, seperti olivin dan piroksin, mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
b.  Iklim.
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan yang
mempengaruhi penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya
proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperature pula sangatlah
berperan besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi
rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia
pada batuan.
c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi.
Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan
senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang
mengandung CO₂ memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia.
Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan
dan erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air yang lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
jalur akar pohon-pohonan, akumulasi air hujan akan lebih banyak, humus akan lebih
tebal. Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada
lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar

4
yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan
terhadap erosi mekanis.
d. Struktur
Struktur yang sangat dominan adalah struktur kekar (joint) dibandingkan
terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas
dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti
proses pelapukan akan lebih intensif.
e. Topografi.
Topografi lokal akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen
lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan
mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-
rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-
daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikuti bentuk topografi.Pada daerah yang curam, secara teoritis,
jumlah air yang meluncur lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif.
f.   Waktu
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

B. Sistem Tambang Terbuka


Yang dimaksud dengan tambang terbuka adalah metode penambangan yang
segala kegiatannya atau aktvitasnya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
a. Open Pit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel,
endapan bijih besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.

5
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih
atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali
ke bagian bawah sehingga membentuk cekungan atau pit.

Gambar 1. metode open pit sumber :http://r-jotambang.blogspot.co.id/2011/


b. Open Cast/ Open Mine/ Open Cut
Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan open
pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan untuk daerah lereng bukit. Medan
kerja yang digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk
tambang dapat pula melingkari bukit atau pundakan, hal tersebut tergantung dari letak
endapan penambangan yang diinginkan.

6
Gambar 2. Metode Open Cut/Open Mine/Open Cast

c. Quarry
Metode penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian industri atau mineral
industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping, dll.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sindiri
ada 2 (dua) macam, yaitu :
 Side Hill Type
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian
indutri yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-
lereng bukit itu dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu :
 Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja
dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (acces road) berbentuk spiral.
 Bila hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit itu
memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk dari
salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp.
Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah :
 Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja
sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
 Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan
gaya gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi
lebih singkat.
Sementara kerugian yang didapat jika menggunakan proses penambangan ini
adalah :
 Material penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan
dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan
material penutup.

7
 Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut
kurang hati-hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat
menyebabkan kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.
 Pit Type/ Subsurface Type
Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri
yang terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja
harus digali ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit).
Bentuk medan kerja atau cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu :

 Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan kerja
dan jalan masuk dibuat berbentuk spiral.
 Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar,
maka medan kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan
masuk dari sisi yang disebut straight ramp atau berbentuk switch back.
Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk
dasar dari kuari yang tentu saja masih banyak lagi variasi-variasinya yang pada
umumnya diusahakan agar menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan
keadaan dan bentuk endapan serta topografi daerahnya.

d. Strip Mine
Penambangan dengan sistem Strip Mine merupakan penambangan terbuka
yang dialakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring.
Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah cara nisbah penguapan
(stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu perbandingan banyaknya
volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton
endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan
garam-garam.

8
Gambar 3. Penambangan terbuka dengan sistem Strip Mine
Nurhakim, ( 2004)

C. Sampling (Pengambilan Sampel)


Sampling merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu
nilai kadar yang dapat mewakili atau mempresentasikan kadar suatu blok yang
diwakilinya.
sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan
pekerjaan  (tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi).
1. Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineable
thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga pada
zona-zona low grade maupun material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan
batas yang jelas antara masing-masing zona tersebut.
2. Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi
juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh informasi
lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan metode
penambangan.
3. Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan
kontrol kadar (quality control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja
yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar pada umpan material).

9
A. Metode Pengambilan Sampel :
Proses sampling sendiri beberapa metode yaitu:
1. Channel Sampling
Channel sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan membuat
alur channel sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih. Alur tersebut
dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara
horisontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Ada beberapa cara atau
pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan
dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang
tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
 Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada
pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual.
 Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan oleh
variasi (distribusi) zona mineralisasi.
 Untuk kemudahan,dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu analisis
kadar atau dibuat komposit.
 Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per
tebal seam(lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
2. Bulk Sampling
Bulk Sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan cara mengambil
material dalam jumlah yang besar dan umumnya dilakukan pada semua fase kegiatan
(eksplorasi sampai dengan pengolahan).Pada fase sebelum operasi
penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok
atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji
metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses pengolahan.
Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk sampling ini
adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji.

10
3. Chip Sampling
Chip Sampling merupakan metode penagambilan sampel dengan
mengguanakan cara mengumpulkan pecahan batuan yang dipecahkan melalui suatu
jalur ± 15 cm yang memotong zona mineralisasi menggunakan palu atau pahat. Jalur
sampling tersebut biasanya bidang horisontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut
dikumpulkan dalam suatu kantong conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto
yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada
urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan
kesalahan seperti over sampling (salting) jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi
relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

4. Decimating
Decimating merupakan metode pengambilan sampel dari lori namun tidak
seluruh rangkaian pengambilan sampel tersebut dilakukan secara interval (5 lori
setiap shift atau 10 lori perhari).
5. Pile Sampling
Pile Sampling merupakan metode pengambilan sampel pada pile atau ore bin,
pada saaat proses pengambilan sampel harus memperhatikan saat proses pengisian
(pilling) karena akan mempengaruhi letak butiran.
6. Sumur Uji
Sumur Uji merupakan metode pengambilan sampel dengan cara membuat
sumuran. Metode ini dapat dikombinasikan dengan channel sampling.
7. Drill Hole Sampling
Drill Hole Sampling merupakan metode pengambilan sampel dari hasil
pemboran ini dimana prosedur samplingn ini berdasarkan pada alat bor yang
digunakan.
8. Paritan Uji
Paritan Uji merupakan metode pengmabilan sampel dengan membuat parit pada
singkapan bijih memotong atau tegak lurus singkapan.

11
9. Grab Sampling
Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan
cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu
tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus).
Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup
besar. Tingkatan ketelitian dari metode ini memiliki nilai bias cukup besar. Beberapa
kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain:
 Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran
umum kadar.
 Pada material diatas dumptruck atau beltconveyor pada transportasi material,
dengan tujuan pengecekan kualitas.
 Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh
kualitas umum dari material yang diledakkan, dll.

12
III. TINJAUAN UMUM

A. Waktu dan Kesampaian Daerah Penelitian


Dalam proses kerja praktek ini Rencana dilaksanakan pada bulan juni sampai
selesai yang bertempat pada lokasi PT. Baula Petra Buana yang merupakan termasuk
dalam wilayah Kab. Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Lokasi penambangan PT. Baula Petra Buana ini dapat dicapai mulai jalur
dari Kendari yang berjarak ±105 km d e n g a n waktu empuh ± 2 jam.

B. Lokasi Kerja Praktek


Lokasi Kerja Praktek direncanakan pada PT. Baula Petra Buana kab. Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan penempatannya diserahkan sepenuhnya
kepada kebijakan perusahaan.

C. Waktu pelaksanaan
Kami mengharapkan waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini dapat dilakukan
pada awal bulan selama 1.5 (satu) bulan.
Adapun waktu Kerja Praktek tersebut dapat berubah sesuai dengan
kewenangan pihak PT. Baula Petra Buana berdasarkan lowongan Kerja Prektek yang
tersedia.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiantan
No Kegiatan Maret 2020 Juni 2020 Juli 2020
Minggu ke Minggu ke Minggu ke
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Tahapan persiapan
a. pengajuan judul proposal kp
b. penyusunan proposal kp
c. revisi proposal KP
d. perijinan KP
2. Tahap Pelaksanaan
a. pengumpulan data
b. Analisis Data

13
3. Tahap Penyusunan
a. penyusunan laporan kp

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

14
V. PENUTUP

Diberikannya kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Kerja


Praktek (KP) di perusahaan akan lebih mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa
dengan lingkungan kerja yang sebenarnya, dengan demikian keterkaitan antara

15
lembaga Perguruan Tinggi dengan kebutuhan tenaga kerja akan semakin dapat
diantisipasi. Kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam hal ini PT.
Baula Petra Buana tentunya akan dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh mahasiswa
kerja praktek yang hasilnya akan disusun dalam bentuk laporan Kerja Praktik (KP)
yang terbaik bagi PT. Baula Petra Buana Sulawesi Tenggara.

Kerja Praktek ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk


mempersiapkan diri dalam menekuni dunia kerja dibidang teknik pertambangan
dalam perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

Demikian Proposal Kerja Praktek ini, kiranya dapat menjadi pertimbangan


bagi pihak Human Resources Development (HRD) PT.Baula Petra Buana, besar
harapan kami sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo untuk
mendapatkan bimbingan dalam melaksanakan Kerja Praktek pada PT. Baula Petra
Buana. Tanggapan pihak perusahaan atas permohonan Kerja Praktek ini dapat
disampaikan melalui Email

DAFTAR PUSTAKA

Nurhakim.,(2004), Tambang Terbuka, Draft Bahan Kuliah, Jurusan Teknik


Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat.

16
Elias. M., 2001 Global Lateritic Nickel Resources. New Caledonian Nickel
Confrence. Pty Ltd CSA Australia
Elias. M., Butt. C.R.M., 2003 Nickel Lateritic: A. Review. SEG Newsletter 54;
9-15

17

Anda mungkin juga menyukai