TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan kerja praktek sebagai salah satu syarat dalam program sarjana,
sekaligus memperdalam proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan tentang
ilmu pertambangan, dan kaitan antara materi yang didapatkan di kampus dengan
pengaplikasiannya pada perusahaan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendapatkan
pengalaman kerja lapangan pada perusahaan, yang menjadi bekal mahasiswa (i) ketika
kelak terjun langsung dalam dunia industri pertambangan. Untuk mendukung kegiatan
ini maka perlu adanya sumberdaya manusia dalam bidang rekayasa tambang
(Engineer), maka kami Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan (Prodi Tambang
umum) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia bermaksud
melakukan kegiatan kerja praktek pada perusahaan PT. Ceria Nugraha Indotama.
Kegiatan kerja praktek pada PT. Ceria Nugraha Indotama, Ini dimaksudkan
untuk mencari dan menambah pengalaman serta wawasan sebagai pelengkap materi
pendidikan yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan. Sedangkan tujuan yang
akan di lakukan adalah:
1. Untuk mendapatkan pengalaman kerja dan penerapan ilmu yang diajarkan
dengan kenyataan di dunia kerja.
2. Memberikan latihan dan kesiapan pada mahasiswa untuk menemukan suatu
"Problem Statement" dan ”Problem Solving” di lapangan.
3. Sebagai suatu bentuk kerjasama efektif antara mahasiswa pertambangan
dengan perusahaan pertambangan.
4. Memperoleh pemahaman yang komprehensif akan dunia kerja melalui learning
by doing.
5. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di jurusan Teknik Pertambangan FTI-UMI.
Adapun waktu dimulainya dan lamanya kerja praktek ini tergantung kepada
kewenangan pihak perusahaan (PT. Ceria Nugraha Indotama). Namun kami
mengharapkan pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada interval waktu antara Bulan Juli
dan Agustus 2023. Mengenai tempat pelaksanaan ini adalah di Penambangan Nikel PT.
Ceria Nugraha Indotama.
F. LANDASAN TEORI
Bijih nikel yaitu mineral atau agregat mineral yang mengandung nikel.
Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam paduan) antara besi
(ferrum) dan nikel baja menggunakan produk alloy ini nikel bisa berasal dari laterit
(Ni Oxides) hasil proses pelapukan batuan ultramafik dan sulfida (Ni Sulphides)
hasil dari proses magmatisme. Sumber batuan ultramafik bisa dari Dunite,
Peridotite, Lherzolite, Serpentinite, dll.
Bijih dengan Ni grade yang tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan
batuan (bedrock) yang kaya Olivin karena memang kandungan Ni di Olivin lebih
tinggi dibanding mineral mafik yang lain. Kandungan Ni di bedrock sebenarnya
kecil sekali (<0.7%), kandungan di bedrock didominasi oleh silika (>40%) dan
magnesian (>30%), proses pengkayaaan Ni terjadi karena adanya proses Leaching
dimana elemen-elemen yang mudah larut dan punya mobilitas tinggi terutama Si O2
dan MgO dilarutkan oleh air sehingga %Ni yang tinggal di profile jadi tinggi (>2%).
Proses leaching yang efektif biasanya terjadi pada daerah tropis dimana
curah hujan tinggi dan banyak vegetasi yang membentuk lingkungan asam.
Morfologi yang sedang karena sirkulasi air bagus untuk "mencuci/mengeluarkan"
silika dan magnesia, jika terlalu terjal hasil pelapukan akan tererosi sehingga profile
yang akan dihasilkan tipis. Kalo terlalu landai seperti di lembah/dataran rendah
sirkulasi air kurang bagus. Struktur geologi yang intensif karena penetrasi air ke
bedrock akan lebih efektif.
b) Pengaruh Iklim
3. Sifat-Sifat Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam
keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom,
dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
a. Sifat Fisik
Nikel merupakan unsur logam dengan fasa padat, memiliki massa jenis
sekitar 8,908 g/cm3 serta massa jenis cair saat melewati titik didihnya 7,81 g/cm.
Titik lebur dari nikel adalah 1455 C, sedangkan titik didihnya adalah 2913 C.
Kalor peleburan nikel adalah 14,48 kJ/mol, sedangkan kalor penguapan nikel
adalah 377,5 kJ/mol, dan kapasitas kalor saat suhu ruang adalah 26,07 J/(molK).
b. Sifat Kimia
Informasi dasar
Nama : Nikel
Simbol : Ni
Nomor Atom : 28
Massa Atom : 58.6934 amu
Titik Leleh : 1453.0 °C (1726.15 K, 2647.4 °F)
Titik Didih : 2732.0 °C (3005.15 K, 4949.6 °F)
Jumlah Protons/Elektron : 28
Jumlah Neutron : 31
Klasifikasi : Transition Metal
Struktur kristal : Cubic
Massa jenis @ 293 K : 8.902 g/cm3
Warna : Putih dasar
4. Kegiatan Penambangan
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan
tanah yang bersentuhan langsung dengan sinar matahari, bertujuan untuk mengambil
endapan nikel, dan akan dibiarkan tetap terbuka selama penambangan nikel masih
berlangsung. Untuk mencapai endapan nikel yang umumnya terletak di kedalaman,
diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar.
Tujuan utama dari operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah
mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.
Setelah bahan galian ditambang dan lalu diangkut dengan alat muat
(wheel loader) menuju ke stockfile Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan
proses pengolahan nikel. Dalam proses pengolahan bijih nikel meliputi beberapa
tahapan proses utama
1) Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral
berharga bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas,
dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30
mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.
2) Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockfile, hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron
feeder ore mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut
dengan belt conveyor menuju dryer atau tanur pengering. Diruang
pembakaran tersebut terdapat alat pembakar yang menggunakan high
sulphur oil atau yang biasa disebut minyak residu sebagai bahan bakar.
Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan sebagian
kandungan air dalam bijih basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian
dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di gudang bijih kering (Dry Ore
Storage).
3) Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi
Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses
drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya
belum kering secara sempurna, karena itu tahapan ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel
oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi.
Bijih dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi
pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan komposisi
silika magnesia dan besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain
itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada
tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi
reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka
ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang
bertemperatur sekitar 700 C
4) Peleburan di Tanur Listrik
Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa
lelehan matte dan slag. Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai
umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surge bin lalu kemudian dibawa
dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk
melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding
furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air
melalui balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarkan berat
jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan
khusus.
5) Pengkayaan di Tanur Pemurni
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27%
menjadi ¿75%. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag
diangkut ke tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap pemurnian
dan pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan
udara dan penambahan silika. Silika ini akan mengikat besi oksida dan
membentuk ikatan yang memiliki granulasi dan pengemasan berat jenis
lebih rendah dari matte sehingga menjadi mudah untuk dipisahkan.
6) Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran
yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang
kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan air
Kerja Praktek 2023 – Page_9
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
G. PENUTUP
Adapun hal lain semangat baru dalam rangka membangun kemandirian menuju
tatanan masyarakat industri Pertambangan baru yang madani dan ramah lingkungan.
Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami ucapkan banyak terima kasih.
ALAMAT SURAT
Kampus II UMI
Jl. Urip Sumoharjo Km. 05
Tlp (0411) 447562
Fax (0411) 447562
Makassar 90231
Email : Fakultasteknologiindustri.umi@gmail.com