DISUSUN OLEH :
Nama : Suci
NISN : 0059085635
Kelas : XIII
Program keahlian : GP{Geologi pertambangan}
Tempat Prakering : PT. Tambang bumi sulawesi
Alamat industri : Desa Pongkalaeru Kec. Kabaena
Selatan Kab. Bombana
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nikel merupakan mineral logam yang digunakan dalam industri baja karena
sifatnya yang anti korosi. Nikel biasanya digunakan sebagai campuran bersama
dengan krom dan besi untuk menghasilkan baja tahan karat. Nikel merupakan
unsur yang terdapat pada batuan ultramafik. Batuan ultramafik merupakan
batuan beku yang kaya akan mineral mafik (ferromagnesian). Batuan ini memiliki
komposisi mineral olivin, piroksen, hornblenda, dan mika yang sangat tinggi
(Ahmad, 2008). Keterdapatan batuan ultramafik ini sangat berperan penting bagi
mineralisasi nikel. Batuan ultramafik yang merupakan batuan asal banyak
mengandung mineral olivin yang merupakan mineral pembawa nikel primer
dengan komposisi nikel sekitar 0,3 - 0,5% . Hampir seluruh batuan ultramafik
merupakan batuan ultrabasa. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
nikel terbesar di dunia. Cadangan nikel di Indonesia pada tahun 2016
diperkirakan mencapai 221 juta ton yang berasal dari nikel laterit dan nikel
sulfida . Sebagian besar nikel yang dihasilkan di Indonesia merupakan nikel
laterit. Nikel laterit terbentuk sebagai hasil pelapukan dari batuan ultramafik.
Kondisi iklim Indonesia yang tropis menyebabkan batuan ultramafik yang kurang
resisten mudah mengalami pelapukan sehingga menghasilkan endapan laterit
yang di dalamnya terdapat unsur nikel. Nikel tersebut mengalami pengayaan
unsur pada saat terjadinya pelapukan batuan dasar (bedrock) menjadi pelapukan
(laterit). Potensi nikel laterit di Indonesia tersebar di Sulawesi, Kalimantan,
Papua, dan Maluku.
Salah satu daerah yang memiliki potensi endapan nikel laterit adalah Pulau
kabaena Kabupaten bombana, sulawesi tenggara. Untuk dapat mengetahui
keberadaan nikel laterit pada daerah ini di lakukan Kegiatan eksplorasi. Kegiatan
eksplorasi pertambangan nikel pada daerah ini dimiliki oleh PT. Tambang Bumi
Sulawesi [TBS].
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses kegiatan Eksplorasi Pengeboran yang ada di
Tambang Bumi Sulawesi?
C. TUJUAN
Untuk bisa mengetahui proses pengeboran yang ada di PT.
Tambang Bumi Sulawesi.
Untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan.
Mengetahui apa saja tahapan kegiatan pengeboran di tempat
praktik kerja lapangan.
D. WAKTU DAN TEMPAT PKL
Lokasi praktik kerja lapangan berada di PT. Tambang Bumi Sulawesi
Kecamatan kabaena, Kabupaten bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan selama tiga bulan dimulai dari
tanggal 06 Juli 2023 – 06 Oktober 2023.
E. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
Visi Sekolah
a) Unggul dalam prestasi yang berwawasan kewirausahaan.
b) Memaksimalkan pelayanan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai kompetensi siswa yang berstandar nasional dan
internasional.
c) Mengembangkan karakter dan budaya sekolah yang berwawasan
kewirausahaan.
d) Menghasilkan lulusan yang kreatif, terampil, inovatif, dan
kompetitif.
Tujuan sekolah
a) SMKN 3 BUTON TENGAH menjadi sekolah unggulan ditingkat
Kabupaten Buton Tengah.
b) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia
sebagai tenaga kerja tingkatan menengah.
c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan teknologi, dan
seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari.
F. TUJUAN PKL [PRAKTIK KERJA LAPANGAN]
Tujuan dari kegiatan PKL adalah :
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
berharga, dan memperoleh masukan serta umpan balik guna
memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan dan
kenyataan yang ada di lapangan kerja industri.
2. Meningkatkan pengetahuan pada siswa/siswi pada aspek-aspek
usaha yang profesional dalam lapangan kerja antara lain struktur
organisasi, jenjang karier dan teknik
3. Untuk mencapai Visi dan Misi SMKN 3 BUTON TENGAH
4. Mengimplikasikan antara pendidikan disekolah dan di luar
sekolah.
5. Untuk memperkenalkan siswa/siswi pada dunia usaha
6. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang di
perlukan siswa dan siswi untuk memasuki dunia usaha.
7. Memperkukuh link and match antara SMK dan dunia kerja.
G. MANFAAT PKL
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan[PKL] manfaatnya adalah
Sebagai berikut
1. Dapat mengenali suatu pekerja industri di lapangan sehingga
setelah selesai dari SMK NEGERI 3 BUTON TENGAH dan terjun
kelapangan kerja industri dapat memandang suatu pekerjaan yang
tidak asing lagi baginya.
2. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha
yang profesional dan andal.
3. Untuk mengasah keterampilan yang telah di berikan disekolah dan
juga sesuai dengan Visi dan Misi SMK NEGERI 3 BUTON TENGAH.
4. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Stratigrafi Regional
a. Formasi Meluhu
Nama formasi meluhu diberikan oleh rusman dan
sukarma (1985) kepada satuan batuan yang terdiri atas batu pasir kuarsa,
serpih merah, batulanau dan batulumpur dibagian bawah, dan
perselingan serpih hitam, batu pasir, dan batu gamping dibagian atas.
Formasi meluhu menindih tak selaras batuan malihan dan ditindih tak
selaras oleh satuan batu gamping formasi Tampakura.
Formasi meluhu mempunyai penyebaran yang sangat
luas di Lengan Tenggara Sulawesi. Formasi ini telah dipublikasikan
secara luas; diantaranya oleh surono dkk (1992); Surono (1997b, 1999),
serta Surono dan Bachri (2002). Sebagian besar bahasan selanjutnya
merupakan terjemahan dan/ atau kompilasi dari publikasi tersebut.
Surono (1997) membagi formasi Meluhu mennjadi tiga anggota
(dari bawah ke atas) :
Anggota toronipa yang didominasi oleh batu pasir dan
konglomerat,
Anggota watutaluboto didominasi oleh batulumpu, batulanau,
dan serpih.
Anggota Tuetue dicirikan oleh hadirnya napal dan batu gamping
b. Anggota Toronipa
Anggota Toronipa, formasi Meluhu didominasi oleh batu
pasir dan konglomerat dengn sisipan serpih, batulanau dan batulempung.
Sisipan tipis legenit ditemukan setempat seperti disungai kecil dekat
mesjid Nurul Huda, kota kendari dan tebing tepi jalan diselatan Tinobu.
Lokasi tipe anggota Toronipa berada ditanjung Toronipa, sebelah
tenggara desa Toronipa. Penampang tegak hasil pengukuran hasil
stratigrafi terperinci di Tanjung Toronipa tersebut. Batupasir berlapis baik
berfasies St dan Sp telah ditemukan. Dibeberapa tempat, batupasir pejal
tersingkap baik, yang diduga merupakan hasil pengendapan grain flow.
Secara setempat, batupasir kerikilan Gh sering dijumpai diatas permukaan
bidang rosi. Ketebalan Anggota Toronipa pada lokasi tipe tersebut adalah
800 meter. Ketebalan maksimum anggota ini diduga ke arah timur
(Surono (1997)
Topografi
Topografi yang landai akan menyebabkan air meresap lebih dalam
dan membuat pelapukan yang lebih baik daripada daerah yang
curam karena pada daerah yang curam air hujan tidak terlalu dalam
meresap.
Waktu
Waktu yang cukup lama akan menyebabkan pelapukan lebih
insentif. karena semakain lama proses pelapukan semakin baik,
cadangan bahan galian juga semakin tebal
2. GENESA ENDAPAN NIKEL LATERIT
Laterit merupakan produk sisa dari pelapukan kimia batuan di atas
permukaan bumi dimana berbagai mineral primer mengalami
ketidakstabilan karena adanya air, kemudian larut dan pecah lalu
membentuk mineral baru yang lebih stabil, proses pembentukan endapan
nikel laterit dimulai dari adanya pelapukan yang intensif pada batuan
induk. Batuan induk akan mengalami perubahan menjadi serpentinit
disebabkan oleh larutan hidrotermal, proses itu disebut proses
serpentinisasi kemudian terjadi pelapukan kimia dan fisika.
Air resapan yang mengandung CO2 yang berasal dari udara luar
meresap melalui jalur akar pohon dan rekahan atau retakan pada
batuan kemudian melindih mineral-mineral primer seperti olivine, dan
piroksin kemudian larut dan pecah lalu membentuk mineral baru.
Untuk batuan-batuan yang sukar atau tidak mudah larut akan
tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah bersama larutan
sebagai larutan koloid lalu unsur seperti Fe, Ni dan Co akan membentuk
konsentrasi residual dan konsentrasi cela pada zona yang disebut zona
saprolit berwarna kuning coklat kemerahan
Top Soil
Zona Tanah Penutup atau Top Soil memiliki karakteristik
berwarna coklat tua kemerahan, dengan kekerasan lunak hinga sedang,
dengan ukuran butir halus. Pada bagian atas top soil memiliki karakter
gembur dan mengandung humus/lapisan organik. Tidak terlihat indikasi
adanya mineral. Gradasi ke arah zona Limonit ditunjukkan dengan
hilangnya material di atas, perubahan warna lebih cerah, coklat
kekuningan–coklat merah
Limonit
Zona limonit memiliki karakteristik warna coklat kemerahan,
coklat kekuningan, merah, dengan kekerasan lunak hingga sedang,
tanah residu yang kaya akan besi dengan ukuran butir halus hinga kasar
sudah terdapat mineral. Tingkat elastisitas lebih tinggi dibandingkan
dengan yang lain. Sering dijumpai fragmen batuan asal seperti silica.
Kehadiran laterit dengan campuran tersebut diatas dapat merupakan
perselingan dengan laterit yang cenderung homogen. Mineral utama
(mayor mineral) pada zona ini, geotit (FeOH) dan mineral lempung
(clay) seperti kaolin. Minor mineral zona ini, adalah mineral-mineral
oksida seperti magnetit dan cromite.
Saprolit
Zona Saprolit memiliki karakteristik berwarna coklat
kekuningan, coklat kehijauan, kuning kehijauan, dengan kekerasan
sedang hinga keras, dan ukuran butirnya sedang sampai kasar.
Cenderung heterogen, Sering dijumpai fragmen batuan asal, silika.
Perselingan antara Laterit dengan batuan asal (biasanya berukuran
boulder) sering dijumpai di zona ini, Semakin ke arah bawah terlihat
adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih kasar. Kearah bawah kondisi
fracturing semakin intensif yang biasanya terisi oleh mineral-mineral
silika seperti garnierit dan crysopras. Mineral tambahan (minor mineral)
pada zona ini adalah lempung (clay) dan mineral oksida seperti geotit,
magnetit, cromite dan chrysotile asbestos.
C. TAHAPAN EKSPLORASI
Eksplorasi tambang adalah kegiatan untuk mempelajari suatu
wilayah yang diharapkan memiliki potensi dalam menghasilkan Sumber
Daya Alam (SDA) tertentu. Biasanya kegiatan eksplorasi dilakukan
sebagai bentuk proses tindak lanjut dan kajian mendalam yang
sebelumnya pernah dilakukan. Tujuannya untuk memaksimalkan
potensi hasil tambang yang ada di wilayah tersebut.
Mengutip dari buku Geologi eksplorasi, tahapan eksplorasi
pertambangan memiliki 4 tahapan. Masing-masing tahapannya
menghasilkan kesempatan dan pengambilan keputusan untuk
penyempurnaan model eksplorasi serta mendapatkan petunjuk geologi.
Berikut adalah tahapannya
Tahapan Rencana Eksplorasi (Eksploration Design Stage)
Pada tahapan ini, umumnya dilakukan review literatur, geologi
regional, citra landsat, dan interprestasi foto udara. Tidak hanya itu,
ditahap ini juga akan dibahas model Eksplorasi untuk menentukan
strategi dan metode eksplorasi yang dilakukan secara tidak langsung.
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
Aris Munandar, ST
Agus Lamaga, ST
Zulkifli suleman, ST
BAB IV
PEMBAHASAN KEGIATAN PRAKERING
A. IDENTITAS SISWA/SISWI
Nama....................................:
NISN
Tempat Tanggal lahir
Umur
Agama
Jenis kelamin
Alamat
No. Hp
Bahasa sehari-hari
Nama Orang Tua/Wali
Ayah
Ibu
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
Ibu
Alamat Orang Tua
No. HP
B. KEGIATAN PENGEBORAN
1. Pengeboran inti [Core Driling]
A. Tujuan
Pengeboran dilakukan untuk mendapatkan contoh [sample] bahan
tambang dikoordinat dan kedalaman tertentu secara benar, Contoh
[sample] yang di hasilkan dari proses pengeboran yang benar akan di
analisa untuk memastikan jumlah kandungan bahan tambang di daerah
yang di bor. Bila dalam proses pengambilan contoh [sample] tidak
memenuhi standar, maka analisa yang dihasilkan akan tidak benar.
Untuk mendapatkan kualitas contoh [sample] yang benar, maka
diperlukan prosedur pengeboran standar, yaitu:
1) Maksimum penetrasi [run] 1m untuk menghindari blok core, bila
terjadi swelling karena panjang inner tube 1,5m.
2) Core barrel harus menggunakan triple tup wire line untuk
meminimalkan kontaminasi [sample] yang di hasilkan.
3) Pada zona bedrock harus dibor sampai kedalaman 2 meter,
pengecualian pada zona silika di daerah bedrock.
4) pemisahan berdasarkan zonasi dengan asumsi bahwa analisa yang
nantinya diperoleh merupakan hasil dari contoh per zonasinya.
5) apa bila tiga meter berturut-turut di mana pada setiap meter Core
Recovery < 90% karena kelalaian atau ke tidak cukupan driller maka
akan digeser dan dibor ulang (sesuai arahan geoligist) kecuali pada
zona yang tidak mungkin untuk mendapatkan recovery > 90%
misalnya zona silika dan lumpur atau menurut pertimbangan
geologist tidak mempengaruhi kualitas data semuanya harus
berdasarkan kebenaran (justification) dari geologist.
6) apabila pada lubang kedua hasilnya mirip dan driller sudah
menunjukkan usaha yang maksimal untuk mendapat kan recovery
yang lebih baik dan menurut pertimbangan geologist akan
melakukan evaluasi dan apabila keputusannya adalah kesulitan
formasi bukan dari skill driller dan kemampuan mesin maka hole
tersebut akan dibayar sesuai core yang dihasilkan ( prorate ) dan
hasil dari lubang pertama dianggap tidak ada.
7) bila dalam suatu keadaan tertentu dalam rangka melakukan
pembuktian kesulitan pengeboran oleh mesin atau driller yang lain
dengan kontraktor yang sama ataupun berbeda pada titik tersebut
yang dianggap gagal.
8) kegagalan pengeboran karena terjepitnya pipa sehingga
pengeboran tidak dapat dilanjutkan, maka akan di geser dan dibor
ulang (re-drill) di titik terdekat dari titik bor pertama (sesuai arahan
geoligist) sehingga kedalaman pengeboran pada titik bor pertama
tidak dihitung.
9) core di tempatkan pada core box dari kiri ke kanan, dimulai dari
sudut kiri atas pada core box.
10) Setiap meter di berikan label.
11) Pada saat pemindahan core box [yang berisi core hasil driling] dari
titik pengeboran menuju sampel house terjadi kontaminasi
terhadap core [misalnya ; core box terjatuh dan isinya tertumpah]
maka akan dilakukan pengeboran ulang [re-drill].
12) Pengambilan foto core dilakukan setelah core dibelah, dan core
box ditempatkan dengan miring yang sebelumnya telah di beri
label nama prospek, no hole, no core box, range ke dalam pada box
tersebut, tanggal, hari, inisial longger.
13) Pengambilan foto dengan zoom/inzet dilakukan pada setiap core
box yang mewakili serta mempunyai arti penting untuk meng
informasikan gambaran secara jelas dari mineral, tekstur, struktur,
terjadinya core loss, kontaminasi, swelling core.
14) Proses pemotretan sebaiknya dilakukan di daerah yang mendapat
sinar matahari cukup karena akan memberikan cahaya yang baik
terhadap hasil pemotretan.
15) Setelan proses pengeboran selesai dilakukan, maka lubang bor
harus diberi keterangan dengan menggunakan patok kayu
[ukuran ; panjang 70 cm, lebar 10 cm] yang di beri tanda berupa
cat warna merah pada bagian atas patok kayu tersebut dan di
tambahkan dengan keterangan spidol permanen pada patok kayu
tersebut agar keterangannya dapat lebih tahan lama. Keterangan
yang tertulis pada patok kayu tersebut antara lain ; Hole-ID,
kedalaman stop pengeboran [EOH], tanggal stop bor, koordinat
titik pengeboran dan Nama atau inisial logger. Patok kayu akan
disiapkan oleh kontraktor pengeboran.
B. Pelaksanaan
C. Setelan pengeboran
BAB V
PENUTUPAN
Atas berkat ramhat Allah Yang Maha Esa, serta kerjasama dan kerja
keras saya, selesailah penyusunan laporan Prakerin yang menjadi tugas
wajib dalam kegiatan ini.
Dalam penyusunan laporan Prakerin, saya mendapatkan pengarahan
dari pembimbing, bapak dan ibu guru, serta sekan-rekan SMK NEGERI 3
BUTON TENGAH. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya.
A. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan Prakeri ini, saya menyimpulkan bahwa
kegiatan ini sangat bermanfaat bagi seluruh siswa dan siswi SMK.
Pengalaman kerja yang didapatkan tentu akan membuat siswa dan siswi
memiliki keahlian sesuai bidangnya. Dan sudah pasti ini semua akan
membantu untuk kedepannya, ketika sudah terjun ke dunia kerja.
B. Kesan
Kami sangat antusias saat menjalani kegiatan prakerin di PT. Tambang
Bumi Sulawesi. Pemiliknya sangat ramah dan mau mengajarkan dengan
baik. Saya dituntut untuk aktif bertanya ketika ada yang kebingungan,
sehingga saya memiliki pengalaman lebih.
saya yakin, pengalaman yang didapatkan saat prakerin dapat
membantu kami kedepannya.
C. Saran
Untuk adik kelas yang mau melaksanakan kegiatan prakerin,
hendaknya persiapkan semuanya dengan matang. Terlebih untuk materi
yang sudah diajarkan di sekolah. Karena semua itu pasti akan
berhubungan dengan kegiatan prakerin nantinya.
Untuk pihak PT. Tambang Bumi Sulawesi saya berharap tempat ini
bisa menerima rekan kami dari SMK NEGRI 3 BUTON TENGAH yang
membutuhkan bimbingan praktik.