i
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa sehinggakami
dapat menyelesaikan Laporan yang membahas tentang Kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN).
Laporan ini disusun sesuai hasil kegiatan yang kami lakukan selama melaksanakan
kegiatan PRAKERIN 27 Juni 2022 Sampai dengan tanggal 3 Oktober 2022
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
memberi bantuan, dorongan, dan arahan kepada penyusun. Ucapan terimakasih tersebut
kami sampaikan kepada:
Belny Ariska
iii
DAFTAR ISI
IDENTITAS PESERTA DIDIK
.......................................................................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH
.......................................................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
.......................................................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin
.......................................................................................................................................................
1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Industri...........................................
.................................................................................................................1
1.3. Manfaat Prakerin.............................................................................................
.................................................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN
.......................................................................................................................................................
2
2.3. Kegiatan Produksi / Kegiatan Selama Prakerin
.......................................................................................................................................................
2
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
.......................................................................................................................................................
3
3.1. Waktu dan Tempat Prakrin
.......................................................................................................................................................
3
3.2. Materi Kegiatan Prakrin
.......................................................................................................................................................
3
3.3. Pelaksanaan Prakerin
.......................................................................................................................................................
15
3.4. Hambatan
.......................................................................................................................................................
15
3.5. Hasil Yang Dicapai
.......................................................................................................................................................
16
BAB IV PENUTUP
.......................................................................................................................................................
17
5.1. Kesimpulan
.......................................................................................................................................................
17
5.2. Saran
.......................................................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................................................................
18
LAMPIRAN.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN
BAB III.
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dicari
oleh masyarakat. Ikan ini banyak diminati sebagai menu kuliner karena memiliki
kandungan lemak paling rendah jika dibanding jenis ikan lainnya. Permintaan
pasarnya pun cukup tinggi, sehinga memberikan proses cerah dalam hal
pembudidayaan.
Secara fisik ikan patin mempunyai struktur anatomi atau morfologi mirip
seperti ikan lele namun dengan beberapa perbedaan. Patin sebenarnya terbagi
menjadi berbagai macam spesies yang hidup di negara berbeda. Di Indonesia,
umumnya ikan bernama latin Pangasius djambal atau Pangasius nasutus ini
hidup di sungai besar, muara sungai, dan perairan danau.
Ikan patin memiliki bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak. Ikan
patin tidak memiliki sisik. Hal ini merupakan ciri utama ikan golongan catfish.
Panjang tubuh dapat mencapai 120 cm. Sirip punggung memiliki sebuah jari –
jari keras yang berubah menjadi patil yang besar serta bergerigi dibelakangnya,
sedangkan jari – jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6 – 7 buah. Pada
permukaan punggung terdapat sirip lemak yang berukuran sangat kecil dan sirip
ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris. Sirip duburnya agak panjang
dan mempunyai 30 – 33 jari – jari lunak, sirip perutnya terdapat 6 jari – jari
lunak. Sedangkan sirip dada terdapat sebuah jari – jari yang berubah menjadi
senjata yang dikenal sebagai patil dan memiliki 12 – 13 jari – jari lunak.
Berdasarkan bentuk fisiknya, bagian tubuh patin dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu kepala, tubuh, dan sirip. Ciri tubuh patin dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepala
Pada kepala patin terdapat organ mulut, mata, tutup insang, dan sirip yang tumbuh.
Bagian kepala mempunyai ukuran yang terbilang kecil jika dibandingkan dengan ukuran
tubuhnya. Mulut ikan ini berada di bagian paling ujung dan letaknya segaris horizontal
dengan mata, sedangkan sirip dada yang tumbuh di kepala berada tepat di bawah mata.
Posisi mulut ikan patin juga termasuk dalam salah satu ciri kelompok catfish, karena
selain berada di ujung kepala, posisinya mulutnya agak sedikit ke bawah. Kemudian tepat
di kedua sudut mulut ikan ini tumbuh dua pasangkumis berukuran pendek yang berperan
sebagai indera peraba.
2. Tubuh
Meski ukuran kepala ikan ini tergolong kecil, namun patin memiliki tubuh cukup besar
memanjang. Bahkan dibeberapa penelitian disebutkan bahwa panjang tubuh ikan air tawar
ini bisa mencapai 120 cm atau lebih dari satu meter. Ukuran tersebuttermasuk besar untuk
jenis ikan air tawar pada umumnya.
Warna tubuh ikan patin putih keperakan diseluruh bagiannya, sedangkan pada bagian
punggungnya berwarna agak kebiru-biruan. Menariknya, tubuh ikan patin tidak ditutupi
oleh lapisan sisik. Akan tetapi struktur kulit tubuhnya cukup keras dan tebal yang berguna
untuk melindungi diri dari gangguan luar.
3. Sirip
Tidak jauh berbeda denganikan pada umumnya, ikan patin juga mempunyai sirip yang
berfungis untuk bergerak di dalam air. Sirip yang dimiliki oleh ikan ini berjumlah enam
jenis yang tersebar di sepanjang tubuhnya. Setiap sirip tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda-beda.
Keenam sirip ikan patin terdiri atas satu pasang sirip dada (pectoral fin), satu pasang
sirip perut (ventral fin), satu sirip dubur (anal fin), satu sirip ekor (caudal fin), satu sirip
punggung (dorsal fin), serta satu siriptambahan (adpose fin).
Keenam jenis sirip ini tersusun atas tiga struktur penyusun, yaitu jari-jari keras, jari-jari
lunak, dan selaput sirip.
- Satu pasang sirip dada terletak tepat dibagian bawah kepala patin, tepatnya didekat
area mata dan berada pada kedua sisi tubuhnya. Tekstur sirip dada sangat lunak dan
mudah lepas. Sirip ini tersusun atas jari-jari lunak yang berjumlah 12 sampai 13 ruas
dan 1 jari-jari keras yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi senjata yang disebut
patil.
- Satu pasang sirip perut berada dibagian perut. yaitu tepat di tengah-tengah tubuh ikan
patin. Sirip ini berjumlah satu pasang dan mempunyai tekstur lunak karena unsur
penyusunnya adalah jari-jari lunak. Sirip perut berjumlah enam ruas dan mempunyai
fungsi lain sebagai patil.
- Satu sirip dubur dengan ukuran cukup panjang yang membentang mulai dari dekat
sirip perut hingga ke batas batang ekor. Sirip ini mempunyai tekstur sedikit keras
meski sebenarnya terdiri atas jari-jari lunak dengan berumlah 30 hingga 33 ruas.
- Satu sirip ekor yang jika dilihat sepintas berjumlah satu pasang. Akan tetapi
sebenarnya sirip ini hanya berjumlah satu, tetapi bentuknya seperti cagak yang
simetris sehingga seolah-olah ada dua sirip ekor.
- Satu sirip punggung yang terletak di sisi sebelah atas ikan patin dan satu garis vertikal
dengan sirip perut. Sirip punggungmempunyai tekstur yang keras meski hanya
memiliki satu jari-jari keras. Pada waktu tertentusirip ini bisa berubah menjadi patil.
Ukuran sirip punggung membesar di bagian belakang dan mempunyai gerigi.
- Satu sirip tambahan yang terletak di bagian punggung antara sirip punggung dan
batang ekor ikan patin. Sirip tambahan terbentuk dari jaringan lemak yang ukurannya
sangatlah lecil.
Sebagai ikan air tawar, ikan patin hidup di habitat perairan air tawar, seperti
kawasan sungai besar, muara sungai, dan danau. Berdasarkan antomimulutnya yang
terletak agak dibawah kepala, maka dapat disimpulkan bahwa ikan ini hidup di dasar
perairan. Posisi mulut seperti itu digunakan untuk mencari makan di lapisan bawah
sungai yang berlumpur.
Ikan patin dikenal sebagai ikan yang tidak terlalu mempersalahkan lingkungan
hidupnya atau dengan kata lain jenis ikan ini cukup mudah beradaptasi. Meski begitu
lingkungan yang paling optimal untuk pertumbuhan patin sangat dipengaruhi oleh
kualitas air, meliputi suhu, kadaroksigen, serta tingkat keasaman.
Suhu air yang paling baik untuk memelihara ikan patin berkisar antara 25 hingga
33 derajat Celcius. Sedangkan tingkat keasaman atau pH paling optimal berada pada
rentang 7 sampai 8,5, akan tetapi ikan ini masih sanggup bertahan hidup pada air dengan
pH 6 dan 9.
Jenis ikan ini dapat ditemukan di sepanjang perairan air tawar di kawasan Asia
Tenggara. Di Indonesia hampir semua wilayah air tawarnya dihuni dengan ikan patin,
mulai dari sungai di Pulau Sumatera, seperti Sungai Musi, sungai di Pulau Kalimantan
seperti Sungai Mahakam, sungai di Pulau Jawa seperti Sungai Brantas, dan berbagai
pulau lainnya.
Patin dikenal sebagai kelompok binatang omnivora yang dapat memakan binatang
ataupun tanaman, tetapi berdasarkan kebiasaannya ikan ini cenderung bersifat
karnivora. Pada kondisi normal di wilayah perairan air tawar, ikan patin biasanya lebih
sering memakan binatang kecil.
Makanan yang paling disukai oleh ikan ini adalah udang renik yang
ukurannya sangat kecil, serangga atau insekta, dan binatang lunak atau moluska.
Ketiga jenis tersebut merupakan makanan utama ikan patin selain makanan
pelengkap lain, seperti ikan - ikan kecil, rotifera, dan dedaunan yang tumbuh di
perairan.
Ikan patin adalah salah satu jenis ikan yang hidup secara nokturnal.
Hewan ini mulai melakukan aktivitas setelah masuk waktu malam hari. Pada
siang hari patin menghabiskan waktu untuk bersembunyi di dalam liang tanah
yang berada di tepi sungai. Oleh sebab itu, para pencari ikan patin biasanya
mencari ikan ini pada dini hari.
Selain itu, patin juga dikenal sebagai ikan yang hidup secara bergerombol
atau berjumlah banyak. Hampir semua kegiatan ikan ini dilakukan di bagian
7
dasar sungai, tetapi pada saat menjelang fajar akan dijumpai ikan patin yang
muncul ke permukaan untuk mengambil oksigen di udara
Masa kedewasaan ikan patin bergantung pada jenis kelaminnya, sebab ikan
jantan biasanya lebih cepat mencapai kematangan reproduksi dibanding ikan
betina. Sementara itu proses pematangan sel telur dan sperma juga dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan dimana akan lebih cepat jika berada di wilayah tropis
disbanding sub-tropis.
Patin betina mencapai kematangan kelamin pada usia antara dua sampai tiga
tahun setelah berat tubuhnya melebih 2 kg. Bobot tubuh juga mempengaruhi
jumlah telur yang dihasilkan. Misalnya ikan patin betina yang beratnya kurang
lebih 6 kg mampu menghasilkan telur sebanyak satu juta.
Pada kondisi normal atau berada di habitat aslina, musim kawin ikan patin
terjadi pada saat musim hujan antara rentang bulan Maret sampai bulan Mei.
Saat menjelang musim kawin, ikan betina yang siap bereproduksi akan hidup
secara bergerombol dan kemudian mengeluarkan telurnya tepat ketika memasuki
musim penghujan.
Telur ikan patin dengan kondisi baik dan matang berwarna putih kekuning-
kuningan. Setelah dibuahi telur – telur tersebut akan segera menetas untuk
menghasilkan individu baru dalam waktu sekitar 18 sampai 24 jam jika berada di
suhu antara 29 sampai 30 derajat Celcius.
8
Akan tetapi jika suhu air pada saat itu antara 26 hingga 28 derajat Celcius, maka
lama waktu penetasan yang dibutuhkan sekitar 27 jam. Ketika pertama kali menetas
larva ikan patin masih membawa kuning telur selama dua hari yang berfungsi sebagai
cadangan makanan.
Sedangkan ikan patin yang hidup di dalam kolam atau dibudidayakan mengalami
masa reproduksi yang berbeda. Patin seperti itu tidak akan bisa melakukan reproduksi
secara alami melainkan membutuhkan bantuan manusia, seperti memberi rangsangan
pada ikan betina, mengurut telur dan sperma, serta mengaduk air secara manual agar
telurnya menetas.
1) Kolam Beton
9
Ukuran kolam yang dibuat pun bisa lebih tepat, presisi, dan lebih fleksibel
dalam bentuk. Bentuk ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Sayangnya, kolam beton juga punya kelemahan. Keadaan tidak alami ini
membuat Anda harus rajin mengontrol pH dan suhu air dalam kolam. Meskipun
pada kasus tertentu, kolam solid (beton) sudah bisa mengatur sendiri pH dan
suhunya secara alami.
Pertumbuhan plankton dan hewan renik pada kolam tidak bisa mencapai angka
optimal. Hal ini karena media yang digunakan pun tidak alami. Walaupun
perawatannya murah, pembuatan kolam beton relatif lebih mahal. Selain itu, ikan
yang dibudidayakan dalam kolam beton relatif lebih lambat daripada kolam tanah.
Tingkat stres pada ikan di kolam beton pun lebih tinggi. Adapun Panjang kolam
beton yang digunakan pada budidaya ini adalah 2 meter dengan lebar 1 meter
serta kedalaman tinggi air kolam 26 centimeter.
Kondisi air sangat mempengaruhi pola makan ikan patin maka dari itu
kondisi air perlu dilakukan pengecekan secara rutin, yaitu kadar garam
(salinitas), pH, dan suhu air. Dengan mengetahui kondisi air yang kurang
baik maka dapat diketahui tindakan yang akan dilakukan.
10
Adapun data kualitas air yang dikelola adalah :
1 Suhu Termometer 27 – 30 C
2 pH PH Meter 6–7
Pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mata telanjang (visual)
dan dengan menggunakan alat ukur. Adapun alat ukur yang digunakan adalah
thermometer untuk pengukuran suhu dan pH meter untuk pengukuran pH air.
3) Air (Media)
Air digunakan sebagai media budidaya ikan patin. Air berfungsi sebagai
habitat ikan patin dimana akan dicek secara rutin nantinya untuk mendapatkan
hasil budidaya yang maksimal. Jenis air yang digunakan adalah air tawar.
4) Selang
Selang digunakan untuk pemindahan air ke kolam. Selain itu juga berfungsi
sebagai penyemprotan air untuk pembersihan kolam.
5) Baskom
6) Gayung
11
7) Pakan
Pakan sebagai sumber makanan ikan. Untuk pemberian pakan dilakukan secara
rutin setiap harinya.
8) Penggaris
Digunakan untuk mengukur panjang benih ikan dan mengukur panjang ikan
setiap seminggu sekali
9) Serok
10) Sikat/penggosok
3) Pelaksanaan
12
- Setelah semua sisi digosok, siram dengan selang hingga benar-benar bersih
- Keringkan kolam, kemudian isi air
- Setelah itu benih siap ditebar di kolam tersebut.
Pencucian bak dilakukan setiap kali selesai pemanenan dan sebelum penebaran
benih.
Langkah selanjutnya adalah pengisian air sebagai media hidup benih ikan
patin. Adapun Langkah-langkah dalam pengisian air adalah :
13
Pakan pellet yaitu pakan yang hanya dibuat oleh manusia dengan
menggunakan beberapa bahan baku dan formulasi pakannya disesuaikan
dengan kebutuhan ikan, kriteria pakan pellet yaitu:
Pada masa pertumbuhan benih ikan patin tidak akan terlepas dari hama dan
penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan. Adapun jenis hama yang
menyerang adalah ular, burung dan biawak. Cara penanganan ham aini adalah
dengan memasang jaring pada bagian atas kolam. Adapun untuk jenis penyakit
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, bakteri, dan jamur yang
dapat menular serta penyakit non infeksi yang disebabkan keracunan dan
kekurangan gizi. Cara penanganan penyakit adalah dengan melakukan
pembersihan kolam dan lingkungan kolam secara rutin dan pengecekan terhadap
pakan yang diberikan.
f. Pemanenan
14
g. Pemeliharaan Lingkungan Kerja
3.4. Hambatan
1.) Curah hujan yang deras dan mengakibatkan kualitas air tidak normal,
yang artinya pelaksanaan kegiatan prakerin ditunda sampai cuaca membaik.
15
3.5. Hasil yang dicapai
16
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil selama menjalani praktek kerja lapangan adalah
sebagai berikut :
5.2. Saran
1. Peserta praktek kerja lapangan harus lebih aktif mencari informasi sebanyak
mungkin mengenai komoditas yang di pelajari kerena waktu yang terbatas.
2. Kerja sama antara perusahaan dan sekolah kalau bisa di tingkatkan, hal ini
kaiatanya dengan setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tidak
bisa meneruskan kejenjang selanjutnya. Bisalangsung dapat pekerjaan yang
tetap.
3. Kedisiplinan Siswa PKL terhadap waktu dan jadwal harus lebih ditingkatkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Effendie H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan
Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Kordi, K. M. G., 2004. Penanggulangan hama dan penyakit ikan, Rineka cipta. Jakarta.
Khairuman dan D. Sudenda. 2009. Budidaya Patin Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
18
LAMPIRAN
Pengeringan kolam
Penebaran Benih
Pengolahan Pakan
Pemberian Pakan