LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP)
RINALDY RIDWAN
09320170063
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara lain
untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Surpac database pensurvei visi mengijinkan kamu untuk menciptakan dan
memelihara permukaan kedua-duanya dan database kendali survei bawah tanah.
Sekali ketika survei setasiun telah disimpan database, kamu dapat masuk
pengamatan bidang mu yang manapun, menggunakan papan tombol atau melalui
suatu variasi perekam data. Ini memastikan dengan tepat file yang dibentuk kemudian
bisa digunakan untuk kalkulasi volume, merencanakan, visualisasi dan 3D model
ciptaan.
Geological Database terdiri dari beberapa tabel, dimana tiap tabel memiliki jenis
data tertentu. Dalam tiap tabel terdiri dari beberapa kolom data. Tiap tabel juga
memiliki isi berupa data. Surpac menggunakan model database relasional dan
mendukung beberapa jenis database, termasuk oracle, paradox dan microsoft access.
Surpac juga mendukung open connectivity database (ODBC) dan dapat terhubung
ke database di seluruh jaringan. Surpac database bisa berisi maksimum 50 tabel dan
tiap tabel maksimum terdiri dari 60 kolom (field). Surpac membutuhkan 2 tabel wajib
dalam database yaitu tabel collar dan tabel survey.
Surpac mengadopsi satu set struktur database wajib untuk semua dari
databasenya, masih membiarkan fleksibilitas beberapa untuk meliputi pemakai
tambahan menggambarkan bidang di dalam masing-masing database ini yang ada
bidang tertentu yang harus ada di dalam database, seperti suatu nama setasiun, tetapi
bidang ekstra yang berisi segala hal informasi dapat diciptakan dan digunakan.
Dalam praktikum ini aplikasi yang digunakan yaitu surfac untuk block model,
menggunakan data pengeboran dari suatu wilayah yang terindikasi adanya mineral
berharga (ekonomis). Data pengeborannya yaitu data dari endapan nikel laterit, yang
dimana pada endapat tersebut kadarnya berbeda-beda disetiap tempat, jadi perlu
dilakukan blok modeling untuk menentukan kadar pada tempat yang satu dengan
tepat yang lainnya.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk membuat block modeling dari
berbagai data yang ditentukan dengan aplikasi surfac, sehingga block model yang
telah dibuat bisa menginformasikan kadar maupun data yang terdapat dalam block
model tersebut.
1.2.2 Tujuan
1. Membuat basis data untuk pemodelan (assay, geology, survey, collar);
2. Mengimport data bor kemudian mengkorelasikannya;
3. Membuat block modeling.
1.1.1 Alat
1. Laptop;
2. Terminal;
3. Mouse;
4. Data assay, colar, geology, survey.
1.1.2 Bahan
1. Kertas hvs A4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses
pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur
memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit
dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu batuan dasar, iklim, topografi, air tanah,
stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan tiga tipe
laterit yaitu oksida, lempung silikat dan hidrosilikat.
Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali
oleh material-material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah
sampai pada zona pelindihan, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat
fluktuasi ini air tanah yang kaya akan CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang
masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral-mineral yang tidak stabil
seperti olivin atau serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa
sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada
proses pengendapan kembali (Hasanudin dkk, 1992).
Boldt (1967), menyatakan bahwa proses pelapukan dimulai pada batuan
ultramafik (peridotit, dunit, serpentin), dimana pada batuan ini banyak mengandung
mineral olivin, magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya banyak
mengandung 0,30% nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan
lateritik. Air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara luar dan tumbuh-
tumbuhan, akan menghancurkan olivin. Terjadi penguraian olivin, magnesium, besi,
nikel dan silika kedalam larutan, cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari
partikel-partikel silika yang submikroskopis. Didalam larutan besi akan bersenyawa
dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan
endapan ini lebih rendah dari endapan hydrosilicate yakni sekitar 1,2%
(Brand et al,1998).
3. Oxide Deposits
Tipe terakhir adalah oksida deposit. Berdasarkan profil yang
ditampilkan bagian bawah profil menunjukkan protolith dari jenis
harzburgitic peridotite (sebagian besar terdiri dari mineral jenis olivin,
serpentine dan piroksen). Endapan ini angat rentan terhadap pelapukan
terutama di daerah tropis. Di atasnya terbentuk saprolite dan mendekati
permukaan terbentuk limonit dan ferricrete. Kandungan nikel pada tipeoksida
deposit ini berasosiasi dengan goethite (FeOOH) dan Mn-Oxide. Sebagai
tambahan, nikel laterit sangat jarang atau sama sekali tidak terbentuk pada
batuan karbonat yang mengandung mineral talk.
1. Batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya
endapan nikel laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam
hal ini pada batuan ultra basa tersebut terdapat elemen Ni yang paling banyak
di antara batuan lainnya yaitu mempunyai mineral-mineral yang paling
mudah lapuk atau tidak stabil seperti olivin dan piroksin juga mempunyai
komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk nikel.
2. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan
terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan
temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis,
dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah
proses atau reaksi kimia pada batuan.
3. Reagen-reagen kimia dan vegetasi
Profil secara keseluruhan dari nikel laterit terdiri dari 5 zona gradasi sebagai
berikut :
1. Iron Capping
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit.
Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa
organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat
gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam
penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m.
berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron
capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah.
Terkadang terdapat mineral-mineral hematite yaitu chromiferous.
2. Limonite Layer
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa.
Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit dan magnetit.
Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya
akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan
bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau
hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa-ultrabasa
telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas
yaitu fine grained merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit
soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal dan
sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam
mineral mangan oxide lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc,
tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite.
3. Silika Boxwork
Putih-orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian
menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian
mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat
mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-pimelite di dalam
boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork
jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
4. Saprolite
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa
oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal
yang masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan
bongkah-bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal
dijumpai serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul
pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe
yang rendah. campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic
rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari
limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi
rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan yaitu chlorite. Garnierite
di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal talc dengan lebih atau
kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
5. Bedrock
Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih
besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah
tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau
sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel
laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan
dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit
minor dan silika >35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding
dengan intensitas serpentinisasi. Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang
membuka, terisi oleh mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini
diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni,
akan tetapi posisinya tersembunyi.
Sebagian besar sumber nikel dunia yang telah diketahui terkandung dalam tipe
deposit laterit. Sekitar 72% sumber nikel dunia ditemukan terutama di daerah tropis
seperti indonesia, kuba, kaledonia baru, filipina dan australia. Sisanya sebesar 28%
adalah tipe deposit sulfida terutama terdapat di kanada dan rusia.Walaupun mayoritas
sumber nikel dunia yang diketahui terkandung dalam laterit, produksi nikel dari
sulfida lebih dominan karena kadar nikel yang lebih tinggi dan pengolahan yang lebih
mudah dibandingkan dengan tipe deposit laterit. Kadar nikel dalam tipe deposit
sulfida secara komersial bervariasi antara 0,5-8,0%, sedangkan dari tipe deposit
laterit sekitar 1,0-2,0%. Saat ini, Indonesia mempunyai cadangan laterit nikel
terindetifikasi sekitar 1.576 juta ton dengan total kandungan nikel sebanyak 25 juta
ton.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Yaitu dimana pada tahap praktikum dilakukan pencari materi-materi yang dapat
menunjang hal-hal tentang rencana tambang database dan solid modelling tambang. Pada
tahap ini pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa Pengaplikasian Terhadap
software berupa surfac
Pertama-tama buka aplikasi Surpac pada laptop dan tentukan folder kerja dengan
cara klik kanan pada folder yang akan dijadikan folder kerja lalu pilih set as work directory
Langkah selanjutnya yaitu membuat database dengan cara masuk pada menu
database pilih database lalu pilih open/new
Selanjutnya pada menu yang muncul isi seperti pada gambar 3 lalu apply
Pada menu define all fields for all tables kemudian, ubah data collar, survey dan
yang lain ubah data low bound nya menjadi -99999 untuk menghindari data yang error
Lalu di assay pada optional fields yang pertama isi dengan in and type real
Langkah berikutnya yaitu memasukkan data yang akan dijadikan data pembuatan
geological database dan block modelling dengan cara masuk pada menu database lalu pilih
import data
Akan muncul tab select file for load/unload, isi database name like block_model
same for report file name and then apply
Kemudian apply
Selanjutnya, pada menu ini hapus centang pada translation dan styles karena tidak
digunakan lalu klik apply
Pada menu selanjutnya cocokkan kolom berdasarkan data yang dimiliki lalu klik apply
Kemudian selanjutnya masukkan data csv berdasarkan nama yang ada lalu apply
Selanjutnya yaitu mengubah styles lubang bor dengan cara masuk pada database
yang telah dibuat lalu pilih drillholes display styles
Menu edit database display styles, pada assay kemudian in lalu klik kanan pilih
add new style make like this till five, and then masukkan data kadarnya and changes
graphic and plotting colour
Selanjutnya yaitu menampilkan lubang bor dengan cara masuk pada database yang
telah dibuat lalu pilih display drillholes
Selanjutnya pada menu yang muncul bagian trace styles kemudian isi table geology
and field lithology lalu changes default trace colour menjadi white
Pada collar styles isi field menjadi hole_id, max_depth and z kemudian ganti
fontnya
Pada tab labels, isi table manjadi assay and geology kemudian assay-in-rightleft
lalu geolgy-lithologi left-right setelah itu ubah fontnya dan apply
Selanjutnya yaitu membuat batas atas dan bawah zona saprolit dengan cara masuk
pada menu database pilih extract lalu pilih zone thickness and depth
Pada menu zone thickness and depth isi location menjadi top ore same for report
file name untuk bagian atas sedangkan untuk bagian bawah centang top pada bagian
required co-ordinate position lalu apply lakukan cara yang sama untuk bottom hanya
mengubah location menjadi bottom ore kemudian bagian bawah centang bottom
Pada menu define the gology zones isi table dan field serta specification pada gambar
berikut lalu apply
Selanjutnya yaitu membuat file solid dari file string batas atas dan bawah zona
saprolit yang telah dibuat dengan cara masuk pada menu surfaces kemudian pilih
DTM file functions lalu pilih create DTM from string file
Pada menu create a DTM from a string file yang muncul masukan string file yang
telah dibuat pada location lalu apply
Kemudian Menu Inqiure pilih report layer extents untuk data y, x dan z
Selanjutnya yaitu membuat block model dengan cara masuk pada menu block model lalu
pilih block model kemudian pilih new/open
Pada menu create new block model definition yang muncul masukkan data x, y dan
z sesuai data lubang bor yang ada lalu apply
Langkah selanjutnya yaitu membuat constraint pada block model dengan cara
masuk pada menu constraint pilih constraint lalu pilih new constraint file
Pada menu all files pilih constraint_sap kemudian drag ke layer utama
Selanjutnya yaitu menambahkan attribute pada block model dengan cara masuk pada
menu block model lalu pilih attributes lalu pilih new
Akan muncul tab add attributes, kemudian isi attribute name, and type seperti
gambar di bawah ini
Selanjutnya memasukkan assign value dengan cara masuk pada menu block model
kemudian pilih estimation lalu pilih assign value
Kemudian akan muncul tab assign value lalu isi attribute name and value
Pada tab enter constraint, masukkan contains file yang telah di buat kemudian add
dan apply
Langkah selanjutnya yaitu composite downhole dengan cara masuk pada menu
database pilih composite lalu pilih downhole
Lalu muncul tab dafine the geology zones, masukkan data table, field and
specification sesuai ketentuan. Selanjutnya yaitu estimasi menggunakan inversi distance
dengan cara masuk pada menu block model pilih estimation lalu pilih inverse distance
Akan muncul tab data source specifications, isi location_ore, lalu pada attribute to
fill isi dengan data grade_ni kemudian apply
Akan muncul tab search parameters, lalu isi minimum number of samples to select
menjadi 1 dan maximum 50 serta pada maximum search radius isi dengan 50 dan maximum
vertical search distance 1, kemudian bearing, plunge, dan dip isi dengan 0 dan apply
Dan akan muncul tab assign values, isi attribute name dan value seperti gambar di
bawah ini dan apply
Muncul tab enter constraint, ubah constraint type menjadi block lalu pilih grade_ni
masukkan besar kadar setiap lapisan atau tingkatan kemudian add, lakukan hal yang sama
hingga seluruh kadar telah masuk, dan apply
Langkah terakhir memunculkan data volume dan tonase, pada menu block model
pilih report
Kemudian muncul tab block model report format file kemudian masukkan format
file name dan output report file name juga lalu apply
Akan muncul tab block model report, ubah report attributes menjadi grade_ni
kemudian pada density adjustment ubah attribe lalu pilih density, setelah itu pada grouping
attribute pilih ore_class kemudian apply
Akan muncul tab define string groups lalu apply. Lalu the last step will muncul tab
enter contrains kemudian masukkan contrains file yaitu constraint_sap.con lalu add dan
apply
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
dan tonase yaitu untuk LGS2 308375 dan 447144 dengan grade ni 1.40, untuk
BLUNZONE 2597875 dan 3766919 dengan grade ni 0.08, untuk HGS2 24000 dan
34800 dengan grade ni 1.84, untuk LGS1 34500 dan 50025 dengan grade ni 1.76,
dan untuk HGS1 67625 dan 98056 dengan grade ni 2.11, sehingga grand totalnya
yaitu untuk volume 3032375, tonase 4396944 dan grade 0.29.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik
pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses
pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur
memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit
dikendalikan.
Surpac merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan antara
lain untuk membuat pemodelan geologi, rencana pembuatan pit dan penambangan.
Surpac database pensurvei visi mengijinkan kamu untuk menciptakan dan
memelihara permukaan kedua-duanya dan database kendali survei bawah tanah.
Sekali ketika survei setasiun telah disimpan database
5.2 Saran
untuk kedepanya agar asisten dapat mengajarkan praktikan lebih banyak lagi
yang praktikan tidak tau.
DAFTAR PUSTAKA