Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM MINE PLAN

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

LAPORAN PRAKTIKUM
MINE HAULING ROAD (MHR)

KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320180199
C2

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai keberhasilan suatu pekerjaan sangat sulit ditentukan secara tepat karena
mencakup beberapa faktor seperti faktor manusia, mesin dan kondisi kerja. Efisiensi
waktu, efisiensi kerja, efisiensi operator dan kesediaan alat sangat mempengaruhi
keberhasilan dari suatu operasi. Effisiensi kerja merupakan persentase waktu kerja
produktif dengan waktu kerja yang tersedia yang dipengaruhi oleh waktu-waktu
hambatan. Effisiensi kerja ini akan mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu
alat.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas alat angkut
adalah geometri dari jalan angkut yang dilalui oleh alat angkut itu sendiri. Kondisi
geometri jalan angkut yang berpengaruh meliputi, lebar jalan pada keadaan jalan
lurus dan jalan tikungan, kemiringan jalan (grade) atau tanjakan, cross slope dan
superelevasi. Lebar jalan pada jalan lurus dan jalan tikungan, kemiringan (grade)
jalan dan superelevasi berpengaruh terhadap waktu tempuh bermuatan maupun
waktu tempuh kembali kosong. Penentuan lebar jalan angkut tambang didasarkan
pada unit alat angkut yang memiliki dimensi paling besar yang sedang beroperasi.
Lebar jalan pada keadaan tikungan biasanya dibuat selalu lebih besar dari pada jalan
lurus hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dan menghindari kemungkinan adanya
penyimpangan dari lebar alat angkut yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh
roda depan dengan badan truk saat melintasi tikungan. (Ibrahim et al., 2018)
Dalam suatu aktivitas penambangan, jalan tambang merupakan salah satu
faktor yang menunjang untuk kelancaran penambangan, jalan tambang mempunyai
fungsi yang sangat penting karena menghubungkan tempat-tempat tertentu yang
penting keberadaannya di lokasi tambang, salah satunya lokasi penambangan dengan
area crushing plant. Sebelum menentukan geometri jalan yang akan dibuat maka
perlu diketahui spesifikasi alat angkut yang akan digunakan. Jalan yang baik akan
mendukung terpenuhinya target produksi yang diinginkan agar dapat meningkatkan
nilai efesiensi dan efektifitas kerja alat angkut serta tingkat keamananya dalam
operasional penambangan. (Wahyuni, 2018)

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui desain pit
berdasarkan endapan menggunakan Vulcan 9.0.2.
1.2.2. Tujuan
1. Memahami konsep dasar pembuatan perencanaan jalan angkut;
2. Mampu menggunakan aplikasi Vulcan 9.0.2.

a.3 Alat dan Bahan

a.3.1 Alat
1. Laptop;
2. Mouse.
1.3.2 Bahan
1. Vulcan 9.0.2.

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Tambang

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-


asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perencanaan tambang merupakan suatu perencanaan yang secara
sistematis dilakukan untuk mengoptimalkan target produksi penambangan yang telah
direncanakan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan biaya yang
seminimal mungkin. Perencanaan tambang benar-benar tentang mencari solusi
optimal untuk tiga masalah yang digabungkan, yaitu pengurutan blok tambang,
diskriminasi limbah bijih oleh nilai cut off dan menentukan tingkat produksi.
Berdasarkan sudut pandang jangkauan waktu pelaksanaannya, perencanaan tambang
dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu perencanaan jangka pendek (< 1 tahun),
perencanaan jangka menengah (≥ 1 tahun dan ≤ 5 tahun) dan perencanaan jangka
panjang (> 5 tahun). (Sugiono and Yulhendra, 2019)

2.2 Metode Penambangan

Pemilihan sistem penambangan atau tambang terbuka biasa diterapkan untuk


bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan permukaan bumi. Terdapat
beberapa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode
penambangan, meliputi karakteristik spasial dari endapan, kondisi geologi dan
hidrologi, sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan), pertimbangan ekonomi,
faktor teknologi dan perhatian lingkungan.
Metode penambangan dengan cara quarry biasa digunakan untuk bahan-
bahan galian industri. Pada dasarnya, metode penambangan quarry sama dengan
metode penambangan secara open pit. Di mana, yang membedakannya adalah jenis
bahan galian yang ditambang. Secara umum, metode penambangan open pit lebih
banyak diterapkan pada penambangan mineral logam atau bijih (ore). Sedangkan,
metode penambangan kuari lebih banyak diterapkan pada penambangan mineral non
logam atau batuan. Berdasarkan kondisi geologi batuan yang akan ditambang,

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

terdapat beberapa jenis bahan galian yang umum ditambang dengan metode
penambangan quarry, seperti endapan sekunder (batukapur), batuan metamorf
(marmer) dan batuan beku (andesit).
Berdasarkan letak endapan bahan galian yang akan digali, metode
penambangan quarry dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: (Sugiono and
Yulhendra, 2019)
2.2.1 Side Hill Type
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan
galian industri yang terletak di lereng-lereng bukit.
2.2.2 Pit Type (Subsurface Type)
Pit type adalah sistem penambangan yang diterapkan untuk menambang
mineral atau batuan yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. Permukaan
kerja (front) digali ke arah bawah sehingga membentuk cekungan (pit).

2.3 Jalan Tambang

Kep Mentri ESDM No 1827 Th (2018) menyatakan, Jalan Pertambangan


adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan dan berada di
area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan
tambang. Jalan tambang/produksi adalah jalan yang terdapat pada area pertambangan
dan atau area proyek yang digunakan dan dilalui oleh alat pemindah tanah mekanis
dan unit penunjang lainnya dalam kegiatan pengangkutan tanah penutup, bahan
galian tambang, dan kegiatan penunjang pertambangan.
Geometri jalan yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya umumnya,
yaitu lebar jalan angkut, kemiringan jalan dan sebagainya. Alat angkut atau truck
tambang umumnya berdimensi lebih besar, panjang dan lebar dibanding dengan alat
angkut dijalan raya, oleh karena itu geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat
angkut yang digunakan agar alat angkut dapat bergerak leluasa pada kecepatan
normal dan aman. (Wahyuni, 2018)
Jalan tambang merupakan infrastruktur yang vital karena berfungsi untuk
menghubungkan lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan
pengolahan, kantor, base camp karyawan dan tempat-tempat lain dalam wilayah
penambangan. Mengingat pentingnya jalan tambang maka perlu dibuat suatu
perencaan geometri jalan yang akan menjadi acuan dalam pembuatan jalan tambang.

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

Dalam membuat suatu perencanaan geometri jalan harus diperhatikan kondisi


topografi lokasi rencana kerja dan peralatan mekanis yang akan digunakan dalam
penambangan. (Supit, 2008)

2.4 Geometri Jalan Produksi

Geometri jalan produksi adalah ukuran dari bentuk fisik jalan produksi
tersebut meliputi lebar jalan (dalam keadaan lurus dan lebar jalan pada tikungan),
kemiringan jalan, kemiringan melintang (cross slope) dan superelevasi.
Geometri jalan angkut yang dibahas meliputi lebar jalan angkut baik lebar
jalan lurus maupun lebar jalan tikungan, grade (kemiringan jalan), kemiringan
melintang (cross slope), jari-jari dan superelevasi. (Audia Multriwahyuni,
MulyaGusman, 2017)
Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran operasional
pengangkutan dalam kegiatan penambangan baik dalam pengangkutan ke stock pile
atau pengangkutan overburden di sekitar penambangan dan juga jalan angkut
merupakan bagian dari perencanaan yang lebih ditekankan pada rencana bentuk fisik
jalan sehingga bisa memenuhi fungsi dasar jalan tambang, karena tujuan dari
perencanaan geometri jalan angkut adalah menghasilkan infrastuktur yang aman,
memaksimalkan pelayanan dan memaksimalkan rasio tingkat pengunaan atau biaya
pelaksaan, bentuk ukuran, ruang jalan yang baik dan memberikan rasa nyaman
kepada alat yang melintas di atasnya dan pengemudi dump truck. Geometri jalan
angkut yang harus memperhatikan hal sebagai berikut: (Wahyuni, 2018)
2.4.1 Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut produksi sangat mempengaruhi kelancaran operasi
pengangkutan. Lebar jalan angkut daripit menuju disposal memiliki lebar yang
bervariasi. Pengukuran lebar jalan menggunakan meteran yang diukur pada masing-
masing segmen. Perhitungan lebar jalan lurus berbeda dengan lebar jalan tikungan
karena jalan lebar tikungan lebih besar daripada lebar jalan lurus. Jumlah lajur pada
jalan angkut produksi mempunyai 2 lajur (n) dengan unit alat angkut terbesar yang
menjadi patokan pengukuran lebar. (Audia Multriwahyuni, MulyaGusman, 2017)
Dalam sehari-hari dalam kegiatan penambangan, semakin lebar jalan angkut
maka semakin aman dan lancar lalu lintas pengangkutan. Umumnya jalan angkut
pada tambang dibuat untuk jalur tunggal dengan satu arah atau dua arah. Untuk

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

menghitung lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu lebar jalan
angkut lurus dan lebar jalan angkut untuk belokan (tikungan). Penentuan lebar jalan
angkut lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam perhitungan berbeda, lebar jalan
pada keadaan lurus.
Penentuan lebar jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of
thumb yang dikemukakan oleh AASHTO (American Association Of State Highway
And Transportation Officials) (1990) yaitu jumlah jalur kali lebar dump truck
ditambah setengah lebar truck untuk tepi kiri, kanan jalan dan jarak antara dua dump
truck yang sedang bersilangan lebar jalan minimum yang dipakai sebagai jalur ganda
atau lebih pada jalan lurus adalah sebagai berikut: (Wahyuni, 2018)
a. Lebar jalan pada jalan lurus
Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut
Aashto Manual Ruler High Way Design, harus ditambah dengan setengan lebar alat
angkut pada bagian tepi kanan dan kiri jalan. (Supit, 2008)
Penentuan lebar jalan angkut pada jalur lurus dan tikungan yang didasarkan
pada rule of thumb yang dikemukakan oleh the American Association of The State
Highway and Transportation Officials (AASHTO) manual rural highway design
(1973). (Webisono et al., 2000)
b. Lebar jalan keadaan tikungan
Penentuan lebar jalan pada saat dump truck membelok berbeda dengan
keadaan jalan lurus, karena pada belokan terjadi pelebaran jalan yang sangat
tergantung dari jari-jari tikungan, sudut tikungan dan kecepatan rencana pelebaran
jalan.
Lebar jalan pada tikungan selalu lebih besar dari lebar jalan lurus. (Supit,
2008)
Penentuan lebar jalan pada tikungan didasarkan pada lebar lintasan alat
angkut yaitu lebar tonjolan kendaraan bagian depan dan bagian belakang pada saat
membelok. Lebar jalan angkut pada belokan selalu lebih besar dari pada lebar jalan
lurus. Pada jalur ganda, maka lebar minimum pada belokan didasarkan atas: lebar
jejak ban, lebar juntai (tonjolan), jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan dan
jarak dari kedua tepi jalan. (Webisono et al., 2000)
c. Kemiringan jalan (grade)

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau


kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya
kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang
harus diatasi oleh mesin alat angkut.
Berdasarkan kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persen,
kemiringan 1% adalah kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter
atau 1 feet secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter atau 100 feet.
Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut
khususnya dump truck, yaitu 8%. Sedangkan untuk jalan naik maupun jalan turun
pada daerah perbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum 8%.
Grade jalan produksi merupakan salah satu faktor penting yang harus diamati
secara detil dalam kajian teknis geometri jalan produksi. Grade jalan biasanya
dinyatakan dalam persentase (%). Secara teoritis, grade jalan yang dapat atau masih
diperbolehkan untuk dilalui berkisar antara 10 – 18 %, tetapi tanjakan yang aman
sekitar 8 %. Jika kemiringan melebihi standar yang dianjurkan pada saat kondisi
jalan menurun operator akan kesulitan melakukan pengereman kendaraan apalagi
pada kondisi jalan yang sempit, ini akan berpengaruh pada masa pakai rem dan ban,
begitu sebaliknya ketika kondisi jalan yang menanjak akan membutuhkan power
yang cukup besar. Hal ini juga berpengaruh terhadap produktivitas alat angkut yang
menyebabkan waktu tempuh alat angkut menjadi semakin lama pada saat kondisi alat
angkut bermuatan. (Ibrahim et al., 2018)
Kemiringan jalan merupakan faktor penting dalam geometri jalan tambang.
Kemiringan biasanya dinyatakan dalam persen (%). (Supit, 2008)
Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak maupun menurun yang
disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. (Webisono et al., 2000)
Kemiringan (grade) jalan angkut produksi dinyatakan dalam persen (%) yang
merupakan perbandingan antara beda tinggi dengan jarak mendatar. (Audia
Multriwahyuni, MulyaGusman, 2017)
d. Superelavasi
Adalah sudut yang dibentuk untuk mengetahui nilai-nilai superelavasi di
lapangan maka harus memperhitungkan nilai kecepatan (v), jari-jari belokan (r)
koefisien blokan (f).

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

Superelavasi adalah kemiringan melintang pada jalan tikungan dari batas tepi
jalan terluar sampai batas tepi jalan terdalam jalan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal dari komponen berat kendaraan. Nilai komponen berat kendaraan akan
semakin besar jika suatu tikungan jalan memiliki nilai superelevasi yang besar.
(Ibrahim et al., 2018)
Superelevasi ini bertujuan untuk membantu kendaraan dalam mengatasi
tikungan. Dengan superelevasi yang ada, diharapkan alat angkut tidak tergelincir
pada saat melewati tikungan dengan kecepatan yang maksimum. (Audia
Multriwahyuni, MulyaGusman, 2017)
e. Cross slope (kemiringan melintang)
Cross slope adalah kemiringan melintang jalan (horizontal) yang membentuk
sudut dari dua sisi permukaan jalan. Pada umumnya nilai cross slope untuk jalan
yang baik antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m sampai 40 mm/m. (Ibrahim et al.,
2018)
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Menurut Sukirman, Silvia cross slope ideal pada jalan
lajur lurus sebesar 20-40 mm/m. (Webisono et al., 2000)
Kemiringan melintang sangat perlu dibuat untuk mengatasi masalah drainase
supaya kondisi permukaan jalan tidak tergenang oleh air dan permukaan jalan tidak
mudah rusak sehingga aktivitas pengangkutan batubara menjadi lancar dan
produktivitas alat angkut menjadi optimal. (Audia Multriwahyuni, MulyaGusman,
2017)

2.5 Rolling Resistance (RR)

Rolling resistance merupakan tahanan gelinding/gulir yang terdapat pada


roda yang sedang bergerak akibat adanya gaya gesek antara roda dengan permukaan
tanah yang arahnya selalu berlawanan. (Webisono et al., 2000)
Rolling resistance (RR) merupakan tahanan terhadap roda yang
menggelinding akibat adanya gesekan antara roda dengan permukaan tanah yang
arahnya selalu berlawanan dengan gerakan roda kendaraan. Besarnya suatu nilai
gaya yang membantu gerak kendaraan atau melawan karena kemiringan jalur jalan
yang dilaluinya disebut grade resistance (GR). Pengaruh kemiringan terhadap harga

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199
PRAKTIKUM MINE PLAN
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MINE HAULING ROAD

GR adalah naik untuk kemiringan positif (memperbesar rimpull) dan menurun untuk
kemiringan negatif (memperkecil rimpull). Nilai suatu GR tergantung pada dua
faktor, yaitu besarnya kemiringan jalan (%) dan berat kendaraan tersebut (gross ton).
Besarnya kemampuan kekuatan tarik (pulling force) yang dimliki oleh mesin atau
suatu alat pada permukaan roda atau ban yang menyentuh permukaan jalur jalan
disebut Rimpull (RP). (Ibrahim et al., 2018)
2.5.1 Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pull
Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh
mesin suatu alat kepada permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs).
(Webisono et al., 2000)

2.6 Vulcan Mining Software

Saat ini, perusahaan tambang dapat menggunakan software terbaik di dunia,


yaitu Vulcan Mining Software tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar, hanya
membeli modul yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan project di lapangan.
Vulcan Mining Software adalah mining software yang user friendly, dapat digunakan
untuk mengerjakan dua data hanya dengan satu software saja (coal dan ore), dan
mempunyai toolkit utama untuk mining engineer, geologist dan surveyor yang
terintegrasi dengan tampilan 3D yang kuat untuk resource modeling, mine planning
dan production. (Sugiono and Yulhendra, 2019)

NISMAWATI YASMAN KHONSA BUTSAINAH MAWARDI


09320170153 09320180199

Anda mungkin juga menyukai