Anda di halaman 1dari 6

PERNCANAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN METODE

PEKERJAAN TANAH, GALIAN, DINDING PENAHAN TANAH, DAN DEWATERING


Andi Syahrul Ramdana1*, Rahmat Natsir2*

1*
Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung, Politeknik Bombana
e-mail: andisyahrulramdana@gmail.com
2*
Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung, Politeknik Bombana
e-mail: rahmat.sipil.rn@gmail.com

ABSTRAK
Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan fokus pada pekerjaan tanah, galian, dinding penahan tanah, dan
dewatering merupakan aspek penting dalam proyek konstruksi. membahas tentang strategi, teknik, dan langkah-
langkah yang harus diambil untuk mengelola dengan efisien dan aman pekerjaan di dalam dan di sekitar tanah,
termasuk galian dan dinding penahan tanah, serta metode dewatering untuk mengatasi permasalahan air tanah. Dalam
metode pelaksanaan pekerjaan tanah, tahap perencanaan menjadi kunci utama. Analisis mendalam mengenai kondisi
tanah, topografi lokasi, dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan harus dilakukan dengan cermat. Selain itu, pemilihan
peralatan yang tepat dan teknik galian yang aman harus menjadi fokus untuk mencegah kecelakaan dan kerugian.Pada
bagian dinding penahan tanah, abstrak ini menyoroti berbagai teknik konstruksi dinding penahan tanah seperti dinding
gravitasi, dinding berbentuk segitiga, dinding penahan tanah berbahan gabion, dan lain-lain. Selain itu, bahasa ini juga
membahas tentang analisis kestabilan dinding penahan tanah dan metode pengukuran yang digunakan untuk
memastikan keamanan struktur. Dalam konteks dewatering, menggambarkan teknik dan strategi yang digunakan
untuk mengurangi air tanah dalam area pekerjaan. Metode dewatering yang umum termasuk penggunaan sumur
pompa, sumur resapan, dan pemasangan dinding kedap air. Pengendalian air tanah sangat penting untuk memastikan
kondisi kerja yang aman dan untuk mencegah masalah penurunan tanah atau kerusakan struktur akibat air yang
berlebihan.
Kata kunci: Tanah, Metode, Air

1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi seringkali merupakan bagian dari upaya untuk membangun infrastruktur yang diperlukan
untuk menggerakkan perekonomian suatu wilayah. Infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan
sangat penting untuk menghubungkan daerah-daerah, memperlancar perdagangan, dan meningkatkan mobilitas
masyarakat serta barang. (1)Pertumbuhan penduduk yang pesat seringkali memerlukan pembangunan perumahan dan
fasilitas publik tambahan, seperti sekolah dan rumah sakit. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi menjadi penting untuk
memenuhi kebutuhan perumahan dan fasilitas bagi populasi yang berkembang. (2)Pertumbuhan perusahaan dan
industri seringkali memerlukan pembangunan fasilitas produksi atau pabrik baru, gudang, dan ruang kantor yang
memadai. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi menjadi kunci dalam menyediakan lingkungan kerja yang efisien dan
aman. (3)Pekerjaan konstruksi tidak hanya terkait dengan pembangunan baru, tetapi juga pemeliharaan dan renovasi
bangunan dan infrastruktur yang sudah ada. Pemeliharaan dan renovasi diperlukan untuk memastikan keberlanjutan
dan umur pakai yang lebih panjang dari bangunan atau fasilitas. (4)Penyempurnaan Fasilitas Umum: Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan fasilitas umum, seperti taman, jalur pejalan kaki, dan
tempat rekreasi. Ini berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan memberikan ruang publik yang
lebih baik.(5)Latar belakang pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga harus mencakup pertimbangan dampaknya
terhadap lingkungan. Proyek konstruksi harus dijalankan dengan memperhatikan praktik ramah lingkungan dan
keberlanjutan agar tidak merusak ekosistem alam dan mengurangi dampak negatifnya. (6)Permintaan Masyarakat dan
Pemerintah: Keputusan untuk melaksanakan proyek konstruksi sering kali didasarkan pada permintaan dari
masyarakat atau pemerintah, yang mencerminkan kebutuhan dan aspirasi mereka terhadap perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup.
Dengan memahami latar belakang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, tim proyek dan pihak yang terlibat dapat
mengidentifikasi tujuan yang harus dicapai, menghadapi tantangan yang ada, dan merencanakan pelaksanaan proyek
secara efektif dan efisien. Latar belakang ini juga menjadi dasar untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat
dalam melaksanakan proyek konstruksi dengan kesuksesan.

Politeknik Bombana, Agustus 2023 1


2. TINJAUN PUSTAKA
` Pada penelitian yang dilakukan Hilda Rahmadani (2015). Tentang perencanaan metode konstruksi
pekerjaan basement pada Proyek Apartemen One East Residence Surabaya. Metode konstruksi yang
digunakan adalah metode bottom up. Perencanaan metode konstruksi akan dilakukan dengan
menggunakan 2 skenario. Perbedaan antara 2 skenario tersebut terletak pada zonasi pekerjaan dan
penggunaan alat berat. Untuk masing-masing skenario dilakukan perhitungan terhadap biaya dan waktu
pelaksanaannya. Dari perhitungan biaya dan waktu didapatkan hasil, skenario pertama membutuhkan waktu
pelaksanaan selama 497 hari dengan biaya sebesar Rp 66.768.178.970,00 dan skenario kedua membutuhkan
waktu pelaksanaan 386 hari dengan biaya sebesar Rp 90.964.651.850,00 Sedangkan pada kondisi existing
membutuhkan waktu pelaksanaan selama 633 hari dengan biaya sebesar Rp 52.641.543.532,183.

Penelitian yang dilakukan Mochtar Sibi (2018). Tentang Penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek dapat
berjalan sesuai dengan target waktu, biaya, kwalitas dan mutu apabila di tunjang dengan metode pelaksanan
yang baik dalam hal ini membutuhkan Konsulltan management konstruksi agar dapat memberikan metode
kerja yang baik dalam pekerjaan. Pembangunan suatu proyek seharusnya membutuhkan Konsultan
Manajemen Konstruksi yang memahami/menguasai area pekerjaan sehingga dapat menerapkan Metode kerja
yang baik dalam pembangunan, dalam hai ini proyek pembangunan Ruang Kelas SMK Santa Familia
kota Tomohon Propinsi Sulawesi Utara, apabila metode kerja yang di terapkan tepat dan dapat menghemat waktu
maka akan memberikan keuntungan bagi proyek itu sendiri. Jika hal tersebut diatas di laksanakan maka dari
segi pengelolaan proyek konstruksi pada pekerjaan ini akan berjalan sesuai dengan rencana dan
menguntungkan.

Penelitian yang dilakukan I Warsita (2016). Tentang ekerjaan yang diperlukan untuk mengeringkan lahan
galian di bawah muka air tanah dan untuk mengatasi gaya Uplift selama masa konstruksi Basement. Penentuan
banyaknya jumlah sumur yang digunakan mengacu dari : Data spesifikasi teknis rencana bangunan, luas galian,
dan kedalaman galian, Data penelitian tanah, Pertimbangan kondisi lahan di sekitar proyek, Pengalaman sejenis
yang telah dilakukan. Pada proyek Landmark Residence Apartment Bandung ini digunakan lima belas sumur
Dewatering, dua sumur Piezometer, dan dua sumur Recharging. Masing – masing sumur tersebut di bor sampai
pada kedalaman minus 20 m dengan diameter sumur 80 cm dan diameter casing PVC 12” untuk sumur
Dewatering; diameter sumur 60cm dan diameter casing 2” untuk sumur Piezometer; dan diameter sumur 80
cm dan diameter casing 12” untuk sumur Recharging. Selain itu ,sejumlah pompa submersible berkapasitas
diperlukan untuk membuang air permukaan akibat air hujan via sumpit. intensitas hujan ± 50 mm/jam untuk kota
bandung dengan luas galian 2400 m² dan koefisien pengaliran (C) = 0,5 Jumlah air yang harus dibuang 60
m³/jam.

3. LANDASAN TEORI

a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi merujuk pada strategi dan pendekatan yang digunakan
dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi. Ini mencakup serangkaian langkah dan prosedur yang
dirancang untuk mengatur, mengawasi, dan menyelesaikan pekerjaan konstruksi dengan efisien dan efektif.
Metode ini mencakup pemilihan teknik konstruksi, alokasi sumber daya, manajemen proyek, dan pendekatan
untuk mengatasi tantangan teknis dan lingkungan yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek

Pemilihan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi sangat penting karena dapat mempengaruhi
biaya, waktu, kualitas, dan keberhasilan keseluruhan proyek. Faktor-faktor seperti skala proyek, sumber daya
yang tersedia, kondisi lingkungan, dan tujuan proyek harus dipertimbangkan dengan seksama dalam memilih
metode yang paling sesuai. Penggunaan teknologi, manajemen proyek yang baik, dan kolaborasi yang efektif
antara semua pihak terlibat menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi
.
b. Metode Pekerjaan Tanah
Metode pekerjaan tanah adalah pendekatan atau teknik yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan tanah, baik itu penggalian (galian), pemadatan (penimbunan), atau pengangkatan
tanah dalam proyek konstruksi atau proyek infrastruktur lainnya. Metode pekerjaan tanah mencakup berbagai
teknik dan alat yang digunakan untuk memanipulasi dan mengolah tanah sesuai dengan kebutuhan proyek.

Politeknik Bombana, Agustus 2023 2


Beberapa metode pekerjaan tanah yang umum digunakan antara lain:

1) Galian Mekanis: Metode ini melibatkan penggunaan alat berat seperti ekskavator, buldoser,
backhoe, dan alat berat lainnya untuk menggali tanah dengan cepat dan efisien. Galian mekanis
cocok untuk proyek dengan volume tanah besar dan untuk penggalian di daerah yang luas.
2) Galian Biasa: Metode ini melibatkan penggalian tanah secara manual dengan menggunakan
peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul. Galian biasa biasanya digunakan untuk pekerjaan
kecil atau di area yang terbatas.
3) Galian Jepit (Trenching): Metode ini digunakan untuk menggali parit atau alur berbentuk linear dan
dangkal, seperti saluran drainase, kabel listrik, atau pipa air. Alat khusus seperti mesin trencher
digunakan untuk melakukan galian jepit dengan cepat dan presisi.
4) Pemadatan Tanah: Metode ini melibatkan pemadatan atau penimbunan tanah untuk meningkatkan
kepadatan dan kekuatan tanah. Pemadatan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat
seperti walaupun roller, atau dengan cara penggilingan (compaction) menggunakan alat pemadat.
5) Pengerukan (Dredging): Metode ini digunakan untuk mengangkat material seperti lumpur atau
sedimen dari dasar perairan seperti sungai, danau, atau pelabuhan. Pengerukan dilakukan
menggunakan kapal pengeruk (dredger) dan alat berat lainnya.
6) Pembuatan Dinding Penahan Tanah: Metode ini digunakan untuk menggali tanah dan mendirikan
dinding penahan tanah yang berfungsi untuk menahan tekanan tanah dari sisi lain dan menghindari
kejadian longsor.

Pemilihan metode pekerjaan tanah harus didasarkan pada karakteristik proyek, kondisi lingkungan, dan
jenis tanah yang akan dikerjakan. Selain itu, keselamatan kerja dan aspek lingkungan juga perlu menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan metode pekerjaan tanah agar proyek dapat berjalan dengan aman
dan berkelanjutan.
c. Metode Galian
Metode galian adalah teknik atau pendekatan yang digunakan dalam melakukan penggalian atau
pengerukan tanah dari suatu lokasi untuk berbagai keperluan konstruksi atau proyek lainnya. Galian dapat
melibatkan pengangkatan tanah dari permukaan tanah, atau dalam beberapa kasus, dari bawah permukaan
untuk mencapai lapisan atau bahan tertentu yang diperlukan

Beberapa metode galian yang umum digunakan dalam pekerjaan konstruksi antara lain:

1) Galian Biasa: Ini adalah metode paling sederhana di mana tanah digali secara manual menggunakan
peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul. Metode ini biasanya digunakan untuk pekerjaan
kecil atau dalam akses yang terbatas.
2) Galian Mekanis: Metode ini menggunakan alat berat seperti ekskavator, buldoser, atau backhoe
untuk mempercepat proses penggalian dan meningkatkan efisiensi. Galian mekanis cocok untuk
proyek dengan volume tanah besar dan untuk penggalian di daerah yang lebih luas.
3) Galian Jepit (Trenching): Metode ini digunakan untuk menggali parit atau alur berbentuk linear dan
dangkal, seperti saluran drainase, kabel listrik, atau pipa air. Alat khusus seperti mesin trencher
digunakan untuk melakukan galian ini dengan cepat dan presisi.
4) Galian Terowongan (Tunneling): Metode ini digunakan untuk membuat terowongan di bawah tanah
untuk transportasi, penyaluran air, atau infrastruktur lainnya. Galian terowongan melibatkan teknik
dan peralatan khusus untuk menciptakan struktur bawah tanah yang kuat dan stabil.
5) Galian Pondasi: Metode ini digunakan untuk menggali pondasi bangunan, baik itu pondasi dangkal
(misalnya, pondasi strip atau pondasi plat) atau pondasi dalam (misalnya, pondasi tiang atau pondasi
pancang). Galian ini memastikan bahwa pondasi bangunan diletakkan pada tanah yang kuat dan
stabil.

Setiap metode galian memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu tergantung pada karakteristik proyek,
kondisi tanah, dan tujuan dari galian itu sendiri. Faktor-faktor seperti biaya, waktu pelaksanaan, dan dampak
lingkungan juga perlu dipertimbangkan dalam memilih metode galian yang paling sesuai untuk suatu proyek
konstruksi. Selain itu, keselamatan kerja dan perizinan yang diperlukan juga menjadi bagian penting dalam
pelaksanaan galian agar proyek berjalan dengan aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

d. Metode Dinding Penahan Tanah


Metode dinding penahan tanah adalah pendekatan atau teknik yang digunakan dalam konstruksi

Politeknik Bombana, Agustus 2023 3


dinding penahan tanah untuk menahan tekanan tanah dari sisi yang berbeda dan mencegah terjadinya longsor.
Dinding penahan tanah sering digunakan untuk mendukung lereng, menahan tanah di sekitar struktur, dan
menciptakan struktur tinggi di atas permukaan tanah. Metode ini mencakup berbagai teknik dan material
yang digunakan dalam membangun dinding penahan tanah sesuai dengan kebutuhan proyek. Beberapa
metode umum yang digunakan dalam pembuatan dinding penahan tanah antara lain:

a) Dinding Penahan Tanah Bata atau Beton: Metode ini melibatkan pembangunan dinding penahan tanah
dengan menggunakan bahan seperti bata, beton cetak, atau beton pracetak. Dinding dibangun dengan
menyusun bata atau menyatukan elemen beton dan diperkuat dengan menggunakan tulangan atau baja.
b) Dinding Penahan Tanah Tumpukan: Metode ini melibatkan penggunaan tumpukan atau lembaran yang
ditanam secara vertikal ke dalam tanah untuk membentuk dinding penahan tanah. Tumpukan dapat
terbuat dari kayu, beton pracetak, atau baja, dan sering digunakan dalam konstruksi yang memerlukan
pengerukan tanah yang dalam.
c) Dinding Penahan Tanah Tanah Dikeringkan: Metode ini melibatkan pengerukan tanah di antara dua
dinding penahan tanah sementara sehingga tanah dapat dikeringkan dan membentuk dinding yang stabil
setelah pengeringan.
d) Dinding Penahan Tanah Gabion: Metode ini melibatkan penggunaan wadah berbentuk kotak yang terbuat
dari kawat anyaman (biasanya galvanis) yang diisi dengan batu atau material tanah lainnya. Wadah gabion
dianyam bersama untuk membentuk dinding penahan tanah yang kuat dan fleksibel.
e) Dinding Penahan Tanah Terpenetasi: Metode ini melibatkan penggunaan elemen pendukung seperti tiang
pancang, paku bumi, atau dinding pelat (sheet pile) yang ditanam ke dalam tanah untuk menahan tekanan
tanah dari sisi lain.

Pemilihan metode dinding penahan tanah harus didasarkan pada karakteristik tanah dan kondisi
lingkungan di lokasi proyek, serta kebutuhan dan persyaratan proyek secara keseluruhan. Konsultasikan
dengan insinyur sipil atau ahli geoteknik untuk menentukan metode dinding penahan tanah yang paling sesuai
dengan proyek Anda dan memastikan dinding penahan tanah yang aman, stabil, dan berfungsi sesuai dengan
harapan.

e. Metode Dewatering
Metode dewatering adalah serangkaian teknik atau pendekatan yang digunakan untuk mengurangi
dan mengendalikan tingkat air tanah di dalam suatu area konstruksi atau proyek yang memerlukan kondisi
tanah kering atau terkendali. Metode ini diterapkan untuk mengeluarkan air dari tanah agar pekerjaan di
lokasi proyek dapat dilakukan dengan aman dan efisien. Beberapa metode dewatering yang umum digunakan
antara lain:

1) Sumur Dewatering: Metode ini melibatkan pembuatan sumur pompa di sekitar area proyek untuk
menurunkan tingkat air tanah di sekitarnya. Air tanah dihisap dan dipompa keluar dari sumur
sehingga tingkat air tanah di sekitar proyek menjadi lebih rendah.
2) Dewatering dengan Pipa Perforasi: Metode ini melibatkan pemasangan pipa berlubang atau
perforasi di bawah permukaan tanah untuk mengurangi tingkat air tanah di lokasi proyek. Pipa
tersebut dihubungkan ke pompa untuk mengalirkan air keluar dari area proyek.
3) Pengeboran Vertikal: Metode ini melibatkan pengeboran lubang-lubang vertikal dalam tanah dan
mengisi lubang tersebut dengan kerikil, koral, atau material drainase lainnya. Lubang vertikal ini
berfungsi untuk mempercepat aliran air tanah ke permukaan sehingga dapat diambil dan
dikendalikan lebih efisien.
4) Sheet Pile dengan Jetting: Metode ini melibatkan pemasangan dinding pelat (sheet pile) di sekitar
area proyek untuk menahan air tanah. Sebelum pemasangan sheet pile, jetting (pemborosan air
dengan tekanan tinggi) digunakan untuk melonggarkan tanah dan memudahkan penancapan sheet
pile.
5) Injeksi Kimia: Metode ini melibatkan injeksi bahan kimia tertentu ke dalam tanah untuk mengurangi
tingkat air tanah dan meningkatkan kepadatan tanah.
6) Dewatering Menggunakan Sistem Pompa Hidrolik: Metode ini melibatkan penggunaan pompa
hidrolik yang kuat untuk menghisap dan memompa air keluar dari tanah di lokasi proyek.

Metode dewatering yang tepat harus dipilih berdasarkan kondisi geologi, hidrologi, dan lingkungan di
lokasi proyek, serta jenis konstruksi yang akan dilakukan. Penerapan metode dewatering yang efektif akan
memastikan kondisi tanah yang aman dan stabil untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan sukses.

Politeknik Bombana, Agustus 2023 4


Penting untuk mendapatkan bantuan dari ahli geoteknik atau insinyur sipil yang berpengalaman dalam
menentukan metode dewatering yang sesuai dan efisien untuk proyek Anda.

4. KESIMPULAN
Perencanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan metode pekerjaan tanah, galian, dinding penahan
tanah, dan dewatering adalah sebagai berikut:

a) Pentingnya Perencanaan yang Teliti ini menegaskan bahwa perencanaan yang teliti sangat penting dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan metode pekerjaan tanah, galian, dinding penahan tanah, dan
dewatering. Perencanaan yang matang dapat mengurangi risiko dan kesalahan selama pelaksanaan proyek,
serta memastikan efisiensi dan keberhasilan proyek secara keseluruhan.
b) Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Tanah: Metode pekerjaan tanah, baik yang dilakukan secara manual maupun
mekanis, mempengaruhi kecepatan dan efisiensi proyek. Penggunaan alat berat dalam pelaksanaan
pekerjaan tanah dapat mempercepat proses dan mengurangi biaya tenaga kerja, tetapi memerlukan akses
yang luas dan penerapan keselamatan kerja yang ketat.
c) Perhatikan Stabilitas Dinding Penahan Tanah: Dalam pembangunan dinding penahan tanah, penting untuk
memperhatikan stabilitas struktur. Penggunaan teknik dan material yang sesuai untuk dinding penahan
tanah dapat mengurangi risiko kegagalan dan memastikan keberlanjutan dinding dalam jangka panjang.
d) Pengendalian Air Tanah dengan Dewatering: Metode dewatering yang tepat sangat penting dalam
mengendalikan air tanah di area konstruksi. Dewatering harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari dampak negatif pada lingkungan sekitar dan memastikan kondisi kerja yang aman.
e) Integrasi dan Koordinasi Tim: Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan metode pekerjaan tanah, galian,
dinding penahan tanah, dan dewatering melibatkan banyak pihak yang terlibat. Koordinasi dan integrasi
yang baik antara tim proyek, kontraktor, ahli geoteknik, dan pengawas adalah kunci kesuksesan
pelaksanaan proyek.

Dengan memperhatikan semua aspek yang terkait dengan metode pekerjaan tanah, galian, dinding penahan
tanah, dan dewatering, diharapkan dapat menghasilkan pelaksanaan proyek konstruksi yang sukses, efisien, dan
aman. Penelitian ini menjadi panduan bagi para profesional dan praktisi di industri konstruksi untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode pekerjaan tanah yang
tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik proyek.

Politeknik Bombana, Agustus 2023 5


DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Etika Christin Onibala Revo L.dkk. (2018). “Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Dalam Proyek
Pembangunan Sekolah Smk Santa Fimilia Kota Tomohon, Vol. 6 No. 11, 927-940
I Warsita. dkk. (2016). Perancangan Dewatering Pada Konstruksi Basement (Studi Kasus Proyek Landmark
Residence – Bandung. Jurnal Konstruksi, Vol. 12, No. 1
R. Hilda. (2015). “Perencanaan Metode Konstruksi Pekerjaan Basement Pada Proyek Apartement One East
Residence Surabaya”. Surabaya
Suastino. Dkk (2014). “Peranan Kontraktor Dalam Pekerjaan Galian Tanah Basement Terhadap Aspek
Lingkungan”: Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil.
Wayan I (2017). “Metode Pelaksanaan Dewatering Yang Ramah Lingkungan Pada Proyek The Nest Condotel”:
MATRIX - Jurnal Manajemen dan Teknologi Informatika. Vol. 6, No. 1.

Politeknik Bombana, Agustus 2023 6

Anda mungkin juga menyukai