PERENCANAAN PROYEK
34
35
2. Lapisan Perkerasan
Lataston Lapis Aus : AC-WC (Asphalt Concrete Wearing Course)
Lataston Lapis Antara : AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course)
Leveling LPA : Agregat Kelas A
B. Manajemen Mutu
Manajemen mutu merupakan pendekatan yang digunakan
untuk mendapatkan mutu yang diinginkan dengan mengidentifikasi
mutu pada suatu proyek yang dibutuhkan, dan mendokumentasikan
bagaimana proyek akan dijalankan untuk mengarahkan kegiatan
organisasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil
kerja yang telah ditetapkan.
38
C. Penerapan SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
merupakan sistem perlindungan bagi tenaga kerja dan jasa
konstruksi untuk meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko
kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun
keselamatan manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat
menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, peng-kajian dan
pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif
B. Timbunan/Urugan
Pekerjaan timbunan/urugan merupakan pekerjaan menimbun tanah
sesuai dengan ketinggian yang telah ditentukan oleh gambar kerja dan
membentuk suatu bentuk permukaan yang diinginkan.
Pelaksanaan dalam pekerjaan timbunan/urugan:
1. Persiapan bahan/material timbunan dibawa dengan dump truck
dan di letakkan di atas penampang jalan yang telah digali.
2. Bahan/material tersebut dihampar dengan Excavator PC
kemudian diratakan dan diatur menurut tinggi timbunan yang
ditentukan.
3. Setelah diratakan, timbunan tersebut dipadatkan dengan Tandem
Roller dan Pneumatik Tyre Roller.
B. Box Culvert
Box Culvert adalah nama produk beton pracetak berbentuk kotak
yang diproduksi dengan menggunakan cetakan besi dengan tujuan
pembuatannya untuk kepentingan saluran dalam tanah atau gorong-
gorong. Fungsi box culvert secara umum dan biasa digunakan pada
kepentingan pembuatan gorong-gorong instan, dan tidak sedikit yang
menggunakan box culvert ini untuk kepentingan jembatan.
Penyiapan Lapangan :
1. Bekisting
Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan gambar perencanaan
dari suatu konstruksi, maka perlu dibuat bekisting atau cetakan beton
yang akan dicor.
2. Plastik Cor
Bisa digunakan untuk lantai kerja yang langsung berhubungan dengan
tanah dan berfungsi untuk mencegah air semen merembes ke lapisan
di bawahnya, dan menjaga agar permukaan dasar beton tidak langsung
berhubungan dengan tanah yang memiliki kelembaban. Sehingga
kemungkinan air/uap air masuk kedalam pori – pori beton menjadi
lebih kecil, dan tulangan terhindar dari karat.
Peralatan :
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan perkerasan beton yaitu Truck Molen
yang digunakan untuk mengangkut beton dari CBP (Concrete Batching
Plant).
Pelaksanaan :
Semua pekerjaan beton khususnya untuk pekerjaan pelebaran bahu jalan
menggunakan beton ready mix. Mutu beton yang dipakai yaitu Fc’ 20 Mpa.
Beton ready mix diproduksi oleh PT. Surya Karya Setiabudi Concrete
Batching Plant. Sedangkan untuk pekerjaan yang bukan termasuk struktur
pengecorannya dilaksanakan menggunakan molen (concrete mixer) .
.
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan perkerasan berbutir antara
lain:
1. Dump Truck, digunakan untuk mengangkut agregat.
2. Excavator digunakan untuk meratakan lapis pondasi.
3. Vibrator Roller, Tandem Roller digunakan untuk memadatkan
lapis pondasi.
C. Pelaksanaan
Setelah permukaan tanah dasar diratakan menurut yang telah
ditentukan atau disyaratkan kemudian dipadatkan, maka lapis pondasi
dihamparkan oleh dump truck kemudian diratakan oleh excavator, dan
dipadatkan oleh vibrator roller, dan tandem roller.
B. Take Coat
Lapis Perekat (Take Coat) adalah lapisan aspal cair di atas lapis
permukaan jalan yang masih beraspal sebelum lapis permukaan
perkerasan yang baru (dalam rangka perkuatan/Overlay) dihampar di
atasnya. Fungsi Take Coat adalah Pengikat antara aspal lama dengan
aspal baru.
Pelaksanaan dalam pekerjaan take coat antara lain:
1. Permukaan aspal lama dibersihkan.
2. Siram Take Coat dengan asphalt distributor
B. Penyebaran
Sebelum operasi pengerasan dimulai, asphalt finisher harus
dipanaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam
hopper. Selama pengoperasian asphalt finisher, campuran aspal tersebut
harus disebarkan dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan
bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan yang sepantasnya. Pada proyek ini tebal penghamparan aspal
yaitu 4 cm untuk Aspal Laston Lapis Aus (AC-WC) dan 6 cm untuk
Aspal Laston Lapis Antara (AC-BC).
Asphalt finisher tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang
tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan, atau ketidakteraturan
lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan memenuhi tebal rencana. Campuran
aspal tersebut dibantu disebarkan dengan sekop dan lacker untuk
merapikan permukaan secara final.
C. Pemadatan
Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan
setelah agregat aspal yang telah dihamparkan temperaturnya turun
antara 125ºC-145ºC. Saat pemadatan pertama dilihat bagian
penghamparan yang tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka
aspal dapat ditambah dengan menggunakan sekop. Pemadatan tahap
pertama dilakukan dengan tandem roller sebanyak 2 passing dengan
kecepatan tidak boleh melebihi 4km/jam.
Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan setelah
pemadatan tahap pertama selesai. Pemadatan tahap kedua dimulai pada
temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap pertama telah
menurun antara 95ºC-125ºC. Penggilasan tahap kedua dengan TR,
dengan kecepatan tidak boleh melebihi 10km/jam, sebanyak 32 passing
yang dibagi menjadi 2 TR. Untuk pemadatan pertama dan tujuan
46