Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Dosen Pengampu : Isnaini Zulkarnai.S.T, M.T

Disusun Oleh :

M Said Noor P (2011102443080)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI TEKNIK SIPIL

TAHUN 2022/2023
PENDAHULUAN

Manajemen konstruksi memiliki arti sebagai proses penerpan fungsi-fungsi manajemen


(planning, organizing, actuating dan controlling) secara sistematis dan terukur dengan
memanfaatkan sumberdaya dan waktu yang tersedia secara efektif dan efisien demi
tercapainya pencapaian tujuan yang optimal, dalam hal ini sering dikaitkan dengan pekerjaan
pembangunan konstruksi dan properti. Adapun yang menjadi tujuan manajemen konstruksi
adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan untuk
keperluan pencapaian tujuan tersebut. Proses manajemen konstruksi dilaksanakan pada
seluruh tahapan proyek. Tim manajemen konstruksi sudah menjalankan perannya sejak
proses awal desain, pelelangan hingga pelaksanaan proyek tersebut dinyatakan selesai. Hal
tersebut dikarenakan kelayakan suatu proyek dimulai dari tahap desain.

PEMBAHASAN

1. Bidang Struktur

Manajemen mutu proyek sangatlah berperan penting dalam membangun suatu konstruksi. Di
Indonesia sendiri tidak sedikit konstruksi bangunan yang mengalami kegagalan dalam proses
pengerjaannya salah satunya yaitu konstruksi bangunan mengalami keruntuhan. Dalam
proyek konstruksi sasaran pengelolaan proyek adalah mutu perkerjaan. Kegagalan konstruksi
biasa dialami karena tidak diterapkannya standar kualitas pelaksanaan konstruksi dengan
sebagai mana mestinya. Beberapa hal yang terkait dengan manajemen mutu proyek yakni
adalah peralatan kerja, material dan metode pengerjaan proyek. Dengan demikian akan
bangunan yang dibuat diharapkan mampu mencapai target mutu yang diharapkan.
Manajemen material dalam bidang struktur yaitu mengkordinasi dan mengawasi volume
material bahan bangunan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Dan manajemen waktu
pada proyek struktur sangatlah penting untuk menghemat waktu pengerjaan proyek agar
proyek tersebut bisa selesai dengan tepat waktu dan tidak menghabiskan tenaga dan biaya
tambahan lainnya.

2. Bidang Transportasi

Penerapan sistem manajemen mutu pada pelaksanaan proyek jalan dimaksudkan agar hasil
kegiatan dapat mencapai sasaran mutu yang diinginkan. Untuk itu, diperlukan instruksi kerja
yang disusun secara sistematis sebagai panduan pengawasan proyek jalan. Jalan mempunyai
peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya serta lingkungan.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) pada pelaksanaan proyek jalan mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009, agar hasil kegiatan dapat
mencapai sasaran mutu yang direncanakan. Pelaksanaan konstruksi jalan yang baik
dipengaruhi oleh kepatuhan kontraktor terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk
diperlukan instruksi kerja yang disusun secara sistematis, yang harus digunakan sebagai
panduan pengawasan proyek jalan.

3. Bidang Hidrologi

Manajemen proyek merupakan usaha untuk menggunakan sumber daya terbatas secara
efisien, efektif, dan tepat waktu dalam menyelesaikan suatu proyek yang telah
ditentukan/direncanakan. Adapun pengendalian biaya yang dimaksudkan agar biaya
pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah dan efisien sesuai rencana. Dari data kontrak
proyek Bendungan Beton Kualu, yang ditinjau dari beberapa item pekerjaan dengan durasi
36 bulan, nilai kontrak sebesar Rp. 179.237.127.969. Dari hasil perhitungan waktu dan biaya
untuk percepatan durasi proyek Ketiga alternatif memberikan perbedaan analisa dan hasil
yang tentunya berbeda dari segi waktu dan biaya dengan alternatif 1 sebagai acuan
perhitungan (36 bulan, biaya total proyek Rp. 179.153.391.310,04), alternatif 2 penambahan
alat berat (33 bulan, biaya total proyek Rp. 178.289.045.790,93), dan alternatif 3
penambahan jumlah jam kerja (33 bulan, biaya total proyek Rp. 190.263.813.647,76)
(Alfrdo,Moch., dkk. 2018) Peraturan hukum terkait dengan konstruksi proyek hidrologi
antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6405), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
771).

4. Bidang Geoteknik

Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada bidangGeoteknik
akibat meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnyakekuatan geser
suatu massa tanah. Maka dari itu perlulah manajemen proyek yangbaik dan benar sesuai
dengan ketentuan atau standar pelaksanaan. Persyaratan umumperancangan geoteknik
terdapat dalam SNI 8460:2017. Contoh analisa keselamatan kerja pada Proyek Perpanjangan
Runway Bandara Supadio, dilakukan perpanjangan runway 350 meter dari yang awalnya
2.250 meter menjadi 2.600 meter di arah runway 33. Pada pekerjaan konstruksi sangat
rawanterjadinya kecelakaan kerja, ada beberapa pekerjaan yang dilakukan diantaranyaadalah
Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Geoteknik, Pekerjaan Perkerasan, PekerjaanAFL, Pekerjaan
Jalan Inspeksi dan RRA, Pekerjaan Drainase, Pagar Bandara danPekerjaan Akhir. Analisa
resiko keselamatan kerja ini menggunakan metode JSA(Job Safety Analysis).
5. Bidang Informatika TS

PT. Krakatau Bandar Samudera yang selanjutnya disebut dengan PT. KBSmerupakan
perusahaan berkembang yang sedang melakukan expansi denganmembangun dermaga baru
ataupun proyek-proyek lainnya. Dalamprosespembangunan proyek tersebut, PT. KBS
membutuhkan Manajemen Konstruksi sebagai tahapan perencanaan desain dan konstruksi
serta melaksanakan proyekkedalam tugas yang terpadukan. Tugas ini selanjutnya dibebankan
pada suatutimmanajemen proyek yang terdiri dari pemilik, manajer konstruksi, dan
perancangan(Budi, 2012). Adapun masalah yang terjadi pada proses pengadaan manajemen
konstruksi ini adalah pada tahap penilaian administrasi dan teknis untuk menentukan
kelulusanpeserta yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh owner yaitu PT KBS.
Untukmenentukan peserta yang sesuai dengan kebutuhan, PT. KBS telah menentukankriteria
untuk di penuhi oleh semua peserta. Oleh karena itu PT. KBS harus teliti pada perhitungan
bobot dalam proses ini, sebab akan digunakan untuk rekomendasi kelulusan peserta tender
untuk maju ke tahap seleksi selanjutnya. Denganmenggunakan metode Fuzzy Mamdani, hasil
penilaian bobot administrasi dan teknisdiharapkan sesuai dengan kriteria dan memuaskan
bagi owner ataupun PT. KBSdalam melakukan proses pengadaan Manajemen Konstruksi.

6. Bidang Teknik Lingkungan

Proses manajemen proyek konstruksi yang berwawasan lingkungan dapat menjadikan


kontrol untuk mewujudkan proses perencaan pelaksanaan maupunpengawasan sesuai dengan
diharapkan. Manajemen proyek konstruksi didalamprosesperencanaan yang berwawasan
lingkungan sangat penting diterapkan terutama untukmenganalisa secara ekonomis terhadap
material yang akan digunakan secara jangkapanjang terhadap keberlangsungan lingkungan di
sekitarnya. Salah satu contoh manajemen konstruksi dibidang teknik lingkungan
adalahpembangunan Masjid kampus II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Malang,
mereka berusaha menerapkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkunganbegitu juga
pada masa pelaksanaannya. Dengan proyek berbasis lingkungandankemajuan teknologi yang
sudah ada maka pengerjaan proyek ini bisa dengan mudah memilih bahan bangunan yang
bervariatif. Dengan manajemen proyek konstruksi yang baik dan tepat diharapkan mampu
menghasilkan bangunan yang sesuai denganstandar dan juga dalam hal ini bisa menghemat
biaya dan ramah lingkungan.
KESIMPULAN

Di Indonesia sendiri tidak sedikit konstruksi bangunan yang mengalami kegagalan dalam
proses pengerjaannya salah satunya yaitu konstruksi bangunan mengalami
keruntuhan. Beberapa hal yang terkait dengan manajemen mutu proyek yakni adalah
peralatan kerja, material dan metode pengerjaan proyek. Dengan demikian akan bangunan
yang dibuat diharapkan mampu mencapai target mutu yang diharapkan. Manajemen material
dalam bidang struktur yaitu mengkordinasi dan mengawasi volume material bahan bangunan
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.

REFERENSI

http://eprints.itenas.ac.id/1465/4/04%20Bab%202%20222015003.pdf

http://repository.polimdo.ac.id/500/1/Demy%20Nayoan%20full.pdf

https://www.academia.edu/4517759/Manajemen_proyek_pelaksanaan_konstruksi_jalan_dan
_jembatan

https://id.scribd.com/document/425067450/145-336-1-PB

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/42514

Trinorosimo, Prakosa,. Sumiati. 2014. “Penerapan Metode fuzzy dalam Pemilihan Konsultan
Manajemen konstruksi”. Banten, Universitas Serang Raya.

Anda mungkin juga menyukai