FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya. Baik itu sumber daya manusia atau pun sumber daya alam. Salah satunya pada industry pertambangan yang merupakan ekonomi primer di Indonesia. Jalan tambang merupakan salah satu sarana penting yang sangat mempengaruhi kelancaran produksi dan dapat pula mempengaruhi biaya penambangan. Oleh karena itu pembuatan jalan tambang harus dilaksanakan dengan seksama agar dapat memenuhi kriteria Teknik dan keselamatan kerja. Sebenarnya konstruksi jalan tambang sama dengan konstruksi jalan darat umumnya yang harus dilengkapi dengan rambu-rambu jalan dan lampu jalan, tetapi permukaan jalan tambang jarang-jarang yang ditutupi dengan aspal atau beton, artinya jalan tambang hanya diperkeras dan selalu dirawatt dengan baik dan teratur agar jangan mudah mudah untuk bergelombang dan berlubang. Lebar jalan terdiri dari dua bagian, yaitu lebar jalan angkut dijalan lurus dan lebar jalan angkut di tikungan. Lebar jalan angkut dijalan lurus yang baik adalah Ketika memiliki dimensi lebar berdasarkan spesifikasi lebar alat angkut terbesar yang melewati jalan tersebut, desain lebar jalan dibuat dengan menambahkann lebar jalan di sisi kiri dan sisi kanan jalan dengan nilai setengah dari lebar alat angkut. Lebar jalan angkut ditikungan harus lebih lebar dibanding jalan lurus. Pada kelokan atau tikungan, kendaraan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar untuk melewatinya. Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada saat alat angkut berisi muatan maupun dalam keadaan kosong. Jalan angkut dijalan tambang biasanya dirancang pada kemiringan 8% atau maksimal 10%. Kemiringan jalan 8% merupakan kemiringan paling umum yang akan memberikan kemudahan dalam proses pembuatannya serta memudahkan dalam pengaturan masuk ke pendakian tanpa menjadi terlalu terjal di beberapa tempat. Panjang kritis adalah Panjang landau maksimal yang harus dibuat agar kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya, sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan rencana. Menurut kaufman & ault tahun 1997, Panjang lengkungan atau tikungan vertical sebaiknya tidak kerrang dari 30 meter demi kenyamanan dan keamanan pengemudi. Umumnya, Panjang tikungan vertical lebih besar dari minimum nilai Panjang tikungan vertical yang diinginkan, dan menghasilkan jarak penglihatan lebih Panjang. 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan? 2. Bagaimana hambatan jalan angkut yang terjadi pada proses pengangkutan OB? 1.3 Tujuan penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Menentukan lebar jalan lurus dan lrbar jalan tikungan yang ada 2. Mengetahui hambatan-hambatan jalan angkut yang terjadi pada proses pengangkutan OB 1.4 Batasan masalah Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Evaluasi geometri jalan dan perawatan jalan