Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI GEOMETRI

JALAN TAMBANG PADA KEGIATAN TANAH PENUTUP


PROPOSAL TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH

IBNU HARIS MUNANDAR


4520076004

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber
daya. Baik itu sumber daya manusia atau pun sumber daya alam.
Salah satunya pada industry pertambangan yang merupakan
ekonomi primer di Indonesia. Jalan tambang merupakan salah satu
sarana penting yang sangat mempengaruhi kelancaran produksi
dan dapat pula mempengaruhi biaya penambangan. Oleh karena itu
pembuatan jalan tambang harus dilaksanakan dengan seksama agar
dapat memenuhi kriteria Teknik dan keselamatan kerja.
Sebenarnya konstruksi jalan tambang sama dengan
konstruksi jalan darat umumnya yang harus dilengkapi dengan
rambu-rambu jalan dan lampu jalan, tetapi permukaan jalan
tambang jarang-jarang yang ditutupi dengan aspal atau beton,
artinya jalan tambang hanya diperkeras dan selalu dirawatt dengan
baik dan teratur agar jangan mudah mudah untuk bergelombang
dan berlubang.
Lebar jalan terdiri dari dua bagian, yaitu lebar jalan angkut
dijalan lurus dan lebar jalan angkut di tikungan. Lebar jalan angkut
dijalan lurus yang baik adalah Ketika memiliki dimensi lebar
berdasarkan spesifikasi lebar alat angkut terbesar yang melewati
jalan tersebut, desain lebar jalan dibuat dengan menambahkann
lebar jalan di sisi kiri dan sisi kanan jalan dengan nilai setengah
dari lebar alat angkut. Lebar jalan angkut ditikungan harus lebih
lebar dibanding jalan lurus. Pada kelokan atau tikungan, kendaraan
membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar untuk melewatinya.
Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut baik dalam mengatasi tanjakan maupun
dalam pengereman pada saat alat angkut berisi muatan maupun
dalam keadaan kosong. Jalan angkut dijalan tambang biasanya
dirancang pada kemiringan 8% atau maksimal 10%. Kemiringan
jalan 8% merupakan kemiringan paling umum yang akan
memberikan kemudahan dalam proses pembuatannya serta
memudahkan dalam pengaturan masuk ke pendakian tanpa
menjadi terlalu terjal di beberapa tempat. Panjang kritis adalah
Panjang landau maksimal yang harus dibuat agar kendaraan dapat
mempertahankan kecepatannya, sehingga penurunan kecepatan
tidak lebih dari separuh kecepatan rencana. Menurut kaufman &
ault tahun 1997, Panjang lengkungan atau tikungan vertical
sebaiknya tidak kerrang dari 30 meter demi kenyamanan dan
keamanan pengemudi. Umumnya, Panjang tikungan vertical lebih
besar dari minimum nilai Panjang tikungan vertical yang
diinginkan, dan menghasilkan jarak penglihatan lebih Panjang.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan?
2. Bagaimana hambatan jalan angkut yang terjadi pada proses
pengangkutan OB?
1.3 Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lrbar jalan tikungan yang
ada
2. Mengetahui hambatan-hambatan jalan angkut yang terjadi
pada proses pengangkutan OB
1.4 Batasan masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Evaluasi geometri jalan dan perawatan jalan

Anda mungkin juga menyukai