Anda di halaman 1dari 5

Nama: Inayah Rohmaniyah No Reg: 5415117403 Prodi: Pendidikan Teknik Bangunan (S1 NR)

DEFINISI DAMAJA, DAMIJA & DAWASJA 1. DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan) Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembina Jalan dan diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, pemisahan jalur, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman timbunan dan galian gorng-gorong perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya. Lebar Damaja ditetapkan oleh Pembina Jalan sesuai dengan keperluannya. Tinggi minimum 5.0 meter dan kedalaman minimum 1.5 meter diukur dari permukaan perkerasan. 2. DAMIJA (Daerah Milik Jalan) Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan guna peruntukkan daerah manfaat jalan dan perlebaran jalan maupun menambahkan jalur lalu lintas dikemudian hari serta kebutuhan untuk pengamanan jalan. Lebar minimum Damija sekurang-kurangnya sama dengan lebar Damaja. Tinggi atau kedalaman, yang diukur dari permukaan jalur lalu lintas, serta penentuannya didasarkan pada keamanan, pemakai jalan sehubungan dengan pemanfaatan Daerah Milik Jalan, Daerah manfaat Jalan serta ditentukan oleh Pembina Jalan. 3. DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan) Merupakan ruas disepanjang jalan di luar Daerah Milik Jalan yang ditentukan berdasarkan krbutuhan terhadap pandangan pengemudi, ditetapkan oleh Pembina Jalan. Daerah Pengawasan Jalan dibatasi oleh : Lebar diukur dari As Jalan. Untuk Jalan Arteri Primer tidak kurang dari 20 meter. Untuk Jalan Arteri Sekunder tidak kurang dari 20 meter. Untuk Jalan Kolektor Primer tidak kurang dari 15 meter. Untuk Jalan Kolektor sekunder tidak kurang dari 7 meter.

Untuk Jalan Lokal Primer tidak kurang dari 10 meter. Untuk Jalan Lokal Sekunder tidak kurang dari 4 meter. Untuk Jembatan tidak kurang dari 100 meter kea rah hulu dan hilir.

Tinggi yang diukur dari permukaan jalur lalu lintas dan penentunya didasarkan pada keamanan pemakai jalan baik di jalan lurus, maupun di tikungan dalam hal pandangan bebas pengemudi, ditentukan oleh Pembina Jalan.

DEFINISI RUMAJA, RUMIJA & RUWASJA RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan) adalah ruang yang terdapat pada badan jalan tersebut, yang berbatasn dengan pedestrian atau trotoar. RUMIJA (Ruang Milik Jalan) adalah ruang yang terdapat pada pedestrian sisi kiri hingga sisi kanan jalan atau dari kementrian Pekerjaan Umum menterjemahkannya sebagai jalur tanah tertentu diluar ruang manfaat jalan yang masih menjadi bagian dari ruang milik jalan, yang dibatasi oleh batas ruang milik jalan, yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang. RUWASJA (Ruang Pengawasan Jalan) adalah ruang yang terdapat dari sepadan antar bangun sisi kiri dan kanan jalan atau ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggaraan jalan.

DEFINISI RIPPING & GRIDING 1. Pemecahan Tanah Subsoil (Ripping) Pemecahan tanah (ripping) merupakan kegiatan pengolahan tanah awal sebelum pengolahan tanah berikutnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memecah bagian subsoil tanah dengan kedalaman 45-50 cm dan menghancurkan guludan. Pemecahan tanah dilakukan jika kondisi tanah mengalami pemadatan akibat lalu lintas traktor, truk, dan trailer yang termasuk ke dalam lahan. Keputusan untuk melakukan pekerjaan ripping berada pada Sinder Koordinator Kebun (SSK) berdasarkan hasil laporan dari mandor. Pemadatan tanah diukur dengan menggunakan penetrometer. Implement yang digunakan pada kegiatan pemecahan tanah adalah ripper. Pola kerja yang digunakan pada saat ripping adalah pola headland patern form boundaries. Pola ini digunakan untuk mempersingkat waktu.

2. Pekerjaan Perataan (Grading) Pekerjaan perataan (Grading) dilakukan setelah pekerjaan tanah selesai dilaksanakan. Pekerjaan disini dapat dibagi atas 2 golongan besar sebagai berikut: a. Pembentukan badan jalan b. Gravelling Dengan demikian pekerjaan grading meliputi semua pekerjaan: 1) Pembersihan lapangan 2) Pekerjaan galian 3) Pekerjaan penghampara timbunan 4) Pekerjaan pemadatan 5) Pekerjaan perapihan badan jalan 6) Pekerjaan pembentukan selokan tepi jalan. Pekerjaan grading ini harus dilaksanakan dengan memperkecil dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup, seperti polusi udara, polusi suara (kebisingan), timbulnya bahaya longsor, drainase yang tidak teratur sehingga menimbulkan genangan air, lumpur dan hal lain yang mengganggu kenyamanan berlalu lintas. Satiap gangguan yang merugikan masyarakat luas harus dihindarkan. Oleh karenanya sebelum pekerjaan grading dimulai perlu dipersiapkan sarana untuk menampung dampak negative tersebut, seperti pemmbuatan jalan alternative untuk menyalurkan lalu-lintas yang ada.

KARAKTERISTIK JALAN 1. Bagian-Bagian Jalan DaMaJa (Daerah Manfaat Jalan) DaMiJa (Daerah Milik Jalan) DaWasJa (Daerah Pengawasan Jalan) 2. Potongan Melintang Jalan Penampang melintang suatu jalan adalah proyeksi/potongan melintang lurus sumbu jalan. Jalur lalu lintas Lajur Bahu jalan Median

Fasilitas pejalan kaki

3. Volume Lalu Lintas SMP (Satuan Mobil Penumpang) Volume Lalu Lintas Rencana VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rencana) VJR (Volume Jam Rencana) VJR = VLHR*K/F

Kecepatan Rencana 4. Jarak Pandang Jarak Pandang Henti (Jh) Jarak Pandang Mendahului (Jd)

LAPISAN MACADAM Pelaksanaan penetrasi macadam adalah suatu cara pengerasan. Cara ini wujudnya adalah dalam bentuk penggunaan batu pecah ukuran tunggal atau batu pecah dengan gradasi rapat. Penetrasi macadam akhirnya menjadi istilah yang dipergunakan untuk menyatakan bahwa dengan cara ini batu pecah macadam ditebarkan dan kemudian diikat dengan aspal yang disemprotkan diatasnya, atau diikat oleh aspal yang mengalir masuk kedalam rongga-rongga antara batu-batu pecah tersebut. Lapisan penetrasi macadam yang kita jumpai dalam praktek merupakan lapisan yang berongga dan berporos. Penggunaan lapisan macadam dapat diartikan adanya keharusan dimasukkannya biaya pembuatan lapisan aus diatasnya untuk mencagah air itu merembes ke fondasi jalan. Langkah-langkah pelaksanaan lapisan macadam: 1. Tebarkan batu pecah dengan tebal rata-rata, yaitu +/- 1,5 kali ukuran batu pecah yang terbesar. 2. Lapisan pertama digiling, buanglah batu-batu yang berukuran besar dan buat permukaan lapisan seragam dan rata. 3. Semprotkan aspal pada lapisan pertama yang telah dipadatkan. 4. Tebarkan batuan-batuan sebagai pasak sebanyak 10-15% dari lapisan pertama. 5. Batu-batu pasak kemudian digiling.

6. Akhirnya dilakukan pengaspalan permukaan satu lapis atau pengaspalan permukaan dua lapis.

Anda mungkin juga menyukai