Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PERENCANAAN PENGAJARAN

PENGEMBANGAN TUJUAN PENDIDIKAN & MEMBANDINGKAN DUA


MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL DAN ANALISINYA

Di susun oleh :
Inayah Rohmaniyah (5415117403)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
PENGEMBANGAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. TUJUAN UMUM PENDIDIKAN


(TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL)
Sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara, dasar pendidikan nasional adalah
Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 3 dalam Tap MPR Nomor
IV / MPR / 1973 menjelaskan hal ini:
tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia pembangunan berPancasila dan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki
pengetahuan danketrampilan, dapat emngembangkan kreativitas dan tanggung
jawab, dapat menyuburkan sikapdemokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bengsanya, dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
Selain itu Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
menyatakan:
pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis secara
bertanggung jawab.
B. TUJUAN INSTITUSIONAL
(TUJUAN LEMBAGA / SATUAN PENDIDIKAN)
Tujuan Institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai oleh lembaga pendidikan.
1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah
Penyelenggaraan sekolah mengengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki karakter, kecakapan, dan ketrampilan yang kuat untuk digunakan dalam

mengadakan hubungan timbale balikdengan lingkungan social, budaya dan alam sekitar,
serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam duniakerja atau pendidikan
lanjutan.
Penyelenggaraan sekolah menengah secara khusus bertujuan untuk:
a. Memberikan kemampuan minimal bagi lulusannya untuk melanjutkan pendidikan dan
hidup dalam masyarakat;
b. Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju proses belajar di masa yang akan
datang; dan
c. Menyiapkan

lulusan

menjadi

anggota

masyarakat

yang

memahami

dan

menginternalisasi perangkat gagasan dan nilai masyarakat secara beradab dan cerdas.
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejurusan
Sekolah Menengah Kejurusan (SMK), sebagai bagian dari pendidikan menengah,
bertujuan menyiapkan siswa atau tematannya untuk:
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional;
b. Mampu memilih karier, mempunyai kompetensi, dan mampu mengembangkan diri;
c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri
pada saat ini maupun di masa yang akan datang;
d. Menjadi warga yang produktif, adaptif, dan kreatif (Depdikbud, 1999).
C. TUJUAN KURIKULER
(TUJUAN BIDANG STUDI)
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kulikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat
mendukungdan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurimkulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan,
dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas;
a.
b.
c.
d.

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.


Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kelompok mata pelajaran estetika.

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar Nasional
Pendiikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut,
1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia dan kepribadian bertujuan; membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berahlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melallui muatan dan atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan; membentuk
peserta didik menjadi manusia memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan ini
dicapai melalui muatan dan atau kegiatan agama, ahlak mulia, kewarganegaraan, bahasa,
seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan mengembangkan
logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.
4. Pada Satuan Pendidikan Sd/MI/SD-LB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan dan
atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social,
keterampilan/kejuruan, dan muatan local yang relevan.
5. Pada Satuan Pendidikan SMP/MTs/SMP-LB/Paket B, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social,
keterampilan/kejuruan dan teknologi informasi dan komunikasi serta muatan local yang
relevan.

6. Pada Satuan Pendidikan SMA/MA/SMA-LB/Paket C, tujaun ini dicapai melalui muatan


adan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social,
keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang
relevan.
7. Pada Satuan Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan atau kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan,
kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang relevan.
8. Kelompok mata pelajaran estetika bertujaun membentuk karakter peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai
melaluimuatan dan atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan
local yang relevan.
9. Kelompok mata pelajaran Jasmani, olahraga dan kesehatan bertujaun membentuk
karakter peserta didik agar sehat ajsmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportifitas.
Tujaun ini dicapai melalui muatan dan atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan local yang relevan.
D. TUJUAN INSTRUKSIONAL
(TUJUAN PEMBELAJARAN)
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik
siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan
pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru
perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka
selesai mengikuti pelajaran.

PERBANDINGAN DUA MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL


(MODEL ASSURE DAN ADDIE)
MODEL ASSURE
Heinichi, Molanda, Russell (1989)
Untuk menyediakan penduan

MODEL ADDIE
Rosset (1987)
Ada satu model desain pembelajaran

merancang dan mengendalikan

yang lebih sifatnya lebih generic yaitu

pengajaran yang memerlukan

mode

PENGASAS
DEFINISI

penggunaan media.
6 langkah
Berskala kecil dan lebih

PERINGKAT
FOKUS

5 langkah
Asas kepada model reka bentuk

tertumpu kepada perancangan

berarahan yang lain menjadi

pengajaran bilik darjah.


Boleh dijadika panduan unutk

pedoman dalam membangun

merancang penggunaan media

program pelatihan yang efektif,

dalam pengajaran.

dinamis dan mendukung kinerja

A : Analyse learner
S : State objective
S : Select method, media &

peringkat dan infrastruktur

JENIS
PERANGKAT

materials
U : Utilise media & materials
R : Require learner response
E : Evaluate & revisi materials

pelatihan itu sendiri.


A : Analysis
D : Design
D : Development
I : Implementation
E : Evaluation

A. MODEL ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut
Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1. Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa.
Ada tiga hal penting dapat dilakukan untuk mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri
umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.

2. States

Objectives,

menyatakan

tujuan pembelajaran

harus

difokuskan kepada

pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.


3. Select Methods, Media, and Material, ada tiga hal penting dalam pemilihan metode,
bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran,
dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih,
dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
4. Utilize Media and materials, ada lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu,
perview bahan, sediakan bahan, sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
5. Require Learn Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu
dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau
presentasi.
6. Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya
menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media,
kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

Kelebihan Model ASSURE:

1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen


tersebut di antaranya analisis pebelajar, rumusan tujuan pembelajar, strategi
pembelajar, system penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
2. Sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluatte dan Riview. Selain
itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari proses belajar, tipe belajar,
kemampuan prasyarat.
3. Turut

mengutamakan

partisipasi

pembelajar

dalam

Poin

Require

Learner

Participation, sehingga di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil seperti


pengelompokan pebelajar menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll. Serta
penguasaan yang bertujuan untuk memicu keaktifitasan peserta didik.
4. Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikann materi dan mengelola kegiatan
kelas.
5. Pada poin Select methods media and Materials serts Utilize Media and Materials
membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan memanfaatkan, bahan dan
media yang tepat dan memanfaatkan secara optimal media yang telah ada model ini
dapat diterapkan sendiri oleh guru.
Kekurangan Model ASSURE:
1. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
2. Walau komponen relative banyak, namun tidak semua komponen desain
pembelajaran termasuk di dalamnya.
B. MODEL ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generic adalah model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu
menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni:


1. Analysis

(analisa),

yaitu

melakukan

needs

assessment

(analisis

kebutuhan),

mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).


2. Design (desain/perancangan, yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama,
merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan
realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran
media dan yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu,
diperttimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belaajr yang
relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang
dalam suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
3. Development (pengembangan), pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print
alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatusoftware
berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu
evaluasi.
4. Implementation (implimentasi/eksekusi), implementasi adalah langkah nyata untuk
menerapkan system pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua
yang telah dikembangkan diinstalasi atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan.
5. Evaluation (evaluasi/umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah system
pemebelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang
terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.

Kelebihan Model ADDIE:


Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri daari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai
tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa
diurutkan secara acak atau tidak bisa memlih mana yang menurut kita ingin di dahulukan.
Karena kelima tahap langkah ini sudah sangan sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis
maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.
Kekurangan Model ADDIE:
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.
Dalam tahap analisis ini pendesain / pendidik diharapkan mampu menganalisis dua
komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis
kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan

mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran


dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pembahasan diatas Model ASSURE dapat membantu mata kulia Desain
Pembelajaran Berbasis Komputer. Karena model ASSURE dapat membantu pembelajaran tahap
demi tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis pembelajar,
membantu

bagaimana

menentukan

tujuan,

memilih

media-teknologi-strategi-materi,

menggunakan media-teknologi-strategi-materi, bagaimana membuat pebelajar berpartisipasi


aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang telah berlangsung. Namun kegunaannya lebih
cocok untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
Sedangkan Model ADDIE, model desain pembelajaran ADDIE ini sistematis sehingga tidak
membingungkan pendesain dalam merancang system pembelajaran. Juga pada inti langkahlangkahnya yang dapat dengan mudah dipahami oleh pendesain pembelajaran. Sehingga dapat
dengan mudah pendesain mengaplikasikan langkah-langkah dari model desain pembelajaran
ADDIE ini. Banyak hal yang menjadikan model ini layak dijadikan suatu model desain
pembelajaran, diantaranya konsepnya yang sederhana tapi mewakili keseluruhan system proses
pembelajaran. Model ini dapat diaplikasikan pada setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Haryono.,

2011.

Tujuan

Pendidikan

Sering

Bersifat

Sangat

Umum.

(http://haryono10182.wordpress.com, diakses 09 Maret 2013 pukul 07:13 AM).


Abdul Razak., 2011. Model-Model desain Perencanaan. (http://abdulrazak19.blogspot.com,
diakses 09 Maret 2013 pukul 11:38 AM)

Anda mungkin juga menyukai