Anda di halaman 1dari 9

“Studi Kelayakan Pelebaran Di Jalan karya

Jaya, Medan Johor”


Dosen : Andri, ST, MT

Kelompok 2

Nauval Rizky 1607210160

Iqbal Ananda Nst 1607210182

Rizki Irwansyah 1607210189

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Medan adalah kota terbesar di luar pulau Jawa, kota Medan juga mengalami
masalah yang sama dengan kota–kota besar lainnya yaitu kemacetan. Kemacetan
adalah situasi tersendatnya atau terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan
terhambatnya mobilitas kendaraan. Selain itu, pengguna jalan yang tidak tertib
pada peraturan lalu lintas juga dapat menyebabkan kemacetan. Seiring
berjalannya waktu, kemacetan lalu lintas menjadi masalah yang cukup serius.
Penyebab kemacetan yang terjadi di kota Medan karena derasnya peningkatan
jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan penambahan dan perluasan jalan.
Pada pembahasan ini kami membahas pada satu jalan dikota medan yang
memiliki masalah kemacetan yaitu Jalan karya jaya, Medan. Kemacetan pada
jalan itu menimbulkan banyak pertanyaan, apa masalah utama yang mengganggu
lalulintas disana, apakah pelebaran jalan menjadi solusi utama?

1.2.1 Maksud

Maksud dari penulisan ini adalah untuk melakukan studi kelayakan dari
pelebaran jalan dan Mengetahui kinerja di jalan karya jaya, Medan sebelum dan
sesudah dilakukannya pelebaran jalan.

1.2.2 Tujuan

Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah :

 Mengetahui apa permasalahan yang ada pada kemacetan yang terjadi di jalan
karya jaya, Medan.
 Untuk mengetahui kinerja yang ada pada jalan karya jaya, Medan sebelum
dan sesudah pelebaran jalan dilakukan.
1.2.3 Sasaran

Sasarannya ialah tujuan dari pelebaran jalan ini apakah layak serta berjalan
dan berfungsi dengan semestinya dan dapat mengurangi masalah kemacetan yang
sering tejadi di daerah tersebut.

1.3 Ruang Lingkup Studi

Adapun ruang lingkup studi yang akan dibahas dalam penulisan studi
kelayakan pelebaran jalan ini, yaitu hanya pada lingkup seputar kegiatan
akademik yang ada pada Perguruan Tinggi. Ruang lingkup yang dibahas dalam
makalah ini mengenai studi kelayakan pelebaran jalan di Jalan Karya Jaya, Medan
Johor.

1.3.1 Lingkup Wilayah

Lokasi Project Pelebaran Jalan terletak di Jl. Karya Jaya, Medan Johor,
Kota Medan, Sumatera Utara.
1.3.2 Lingkup Kegiatan

Pekerjaan pelebaran jalan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan


lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan dalam perencanaannya.
Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada,
penyiapan tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis
dan dimensi yang sudah direncanakan. Ruang lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan awal sampai dengan selesainya proyek pelebaran jalan. Pekerjaan
tersebut adalah :
1. Mobilisasi

Mobilisasi merupakan kegiatan yang menyangkut dengan penyediaan


peralatan, gudang, bengkel dan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan
konstruksi pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan pelebaran jalan.

2. Lebar Galian dan Penggalian Bahan yang Ada

Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus mampu menyediakan ruang gerak


yang cukup untuk alat penggilas (roller) normal untuk memadatkan badan jalan
(sub-grade). Lebar galian untuk pelebaran selebar 1,2 m dipandang sebagai
pelebaran praktis minimum.

3. Pencampuran Bahan Berbutir yang Baru dan Lama

Pencampuran di tempat antara bahan berbutir yang baru dengan lama


umumnya tidak diperkenankan. Meskipun demikian, bilamana bahu jalan lama
tampak atau diketahui terbuat dari bahan agregat yang baik, maka dapat dilakukan
menggali lubang uji (test pit) untuk memastikan mutu bahu jalan lama dan
selanjutnya dapat menyetujui penggarukan bahan yang ada hingga kedalaman
rancangan, dicampur dengan bahan yang baru sebagaimana diperlukan dan
dipadatkan kembali.
4. Pemangkasan Tepi Jalur Lalu Lintas

Tepi perkerasan jalur lalu lintas yang terekspos harus dipangkas sampai
mencapai bahan yang keras (sound), yang tidak lepas atau retak atau
ketidakstabilan lainnya, untuk membentuk permukaan vertikal yang bersih.
5. Lebar Pekerjaan Pelebaran

Lebar pelebaran perkerasan harus cukup untuk pelebaran jalur lalu lintas
sesuai dengan lebar rancangan, serta pelebaran tambahan yang cukup sehingga
memungkinkan tepi setiap lapisan yang dihampar bertangga terhadap lapisan di
bawahnya atau terhadap perkerasan lama. Susunan bertangga ini diperlukan untuk
memungkinkan penggilasan yang sedikit ke luar dari tepi hamparan dan untuk
memperoleh daya dukung samping yang memadai.
Pelebaran perkerasan yang diperlukan nilai rata-rata saja dan lebar pelebaran
aktual yang diperlukan dari meter ke meter sepanjang jalan bervariasi sebagai-
mana yang diperlukan dan sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
dengan tujuan untuk mencapai lebar rancangan rata-rata pada setiap titik.

6. Penyiapan Bentuk Permukaan

Formasi galian pada lokasi Pelebaran Perkerasan harus disiapkan,


dipadatkan dan diuji sebagaimana disyaratkan untuk Penyiapan Badan Jalan.
Permukaan tersebut harus dalam keadaan kadar air optimum dan stabil sampai
penghamparan bahan yang diperlukan untuk pelebaran perkerasan, yang harus
diisi dengan bahan tersebut sesegera mungkin setelah pekerjaan penggalian.
Formasi yang disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan sesaat sebelum
penghamparan bahan yang diperlukan untuk pelebaran perkerasan.

7. Penebangan Pohon untuk Pelebaran Jalan

Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak diperlukan


untuk pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu
jalan. Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara penanaman
pohon baru di daerah berm (di luar bahu jalan). Penebangan pohon tidak boleh
dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi terganggu.
8. Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat

Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dengan bahan lama, maka
frekuensi minimum dari pengujian harus diterapkan pada tiap bahan baru yang
dibawa ke lapangan, dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada bahan
yang telah dicampur di lapangan.

9. Memproduksi, Menghampar, Memadatkan, dan Pengujian Bahan Perkerasan


pada Pekerjaan Pelebaran

Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai harus


disemprotkan pada lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis perekat yang
sesuai juga harus disemprot pada permukaan vertikal dari tepi perkerasan lama.
Pada pelebaran yang agak sempit, penghamparan dapat dilakukan dengan cara
manual, tetapi dalam batas-batas temperatur seperti penghamparan dengan mesin.
Pemadatan harus dilakukan menggunakan alat pemadat mekanis atau alat pemadat
bergerak bolak balik yang disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin sendiri
dapat digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung
seluruh lebar roda alat pemadat.

10. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin dengan melakukan


peninjauan pada kondisi jalan yang di bangun dan kondisi lalulintas yang terjadi
setelah dilakukannya pelebaran jalan.

1.4 Landasan Dasar Hukum

PP RI Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

Pasal 39

(1) Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di
luar ruang manfaat jalan.
(2) Ruang milik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ruang
sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu.
(3) Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan,
dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan
ruangan untuk pengamanan jalan.
(4) Sejalur tanah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap
jalan.

UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Pasal 58

(1) Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan bagi kepentingan umum


dilaksanakan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
(2) Pembangunan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan
kepada masyarakat, terutama yang tanahnya diperlukan untuk pembangunan
jalan.
(3) Pemegang hak atas tanah, atau pemakai tanah negara, atau masyarakat ulayat
hukum adat, yang tanahnya diperlukan untuk pembangunan jalan, berhak
mendapat ganti kerugian.
(4) Pemberian ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaksanakan berdasarkan kesepakatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Untuk memberi gambaran umum, maka penulisan laporan ini dibagi kedalam 5
(Lima) bab. Pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan.
Berikut ini adalah uraian yang dimuat dalam pembahasan ini:

BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Belakang, ruang lingkup studi, maksud, tujuan dan
sasaran dalam pembuatan laporan ini, landasan hukum dan lingkup kegiatan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Terdiri dari penggambaran tentang wilayah yang akan ditinjau dengan


memberikan penjelasan mengenai studi yang di terapkan pada proyek.

BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada bab ini berisikan cara yang digunakan dalam proses pelaksanaan
pekerjaan pada proyek pelebaran jalan.

BAB 4 RENCANA KERJA SELANJUTNYA

Pada bab ini berisikan perencanaan pekerjaan yang akan dilakukan


selanjutnya pada proyek pelebaran jalan .

BAB 5 ORGANISASI KERJA LAPANGAN

Terdiri dari pihak-pihak yang terkait dan terlibat dalam proses konstruksi
pelebaran jalan di Jalan Karya Jaya, Medan Johor.

Anda mungkin juga menyukai