Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pertambangan

http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021


ISSN 2549-1008

PENGARUH AKTIVITAS RIPPING-DOZING TERHADAP PRODUKTIVITAS


PENGUPASAN OVERBURDEN DI PT BUKIT ASAM
EFFECT OF RIPPING-DOZING ACTIVITY ON PRODUCTIVITY OF OVERBURDEN
STRIPPING AT PT BUKIT ASAM
BY. Baklaes1*, MT. Toha2, Azwardi3
Magister Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
1-2
3
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya
e-mail: * barabaklaes@gmail.com, 2taufik_toha@yahoo.com, 3azwardi_unsri@yahoo.com
1

ABSTRAK

Tahapan penambangan yang dilakukan sebelum mengambil mineral berharga atau batubara adalah pengupasan tanah
penutup (overburden). Metode yang biasa dilakukan untuk mengupas tanah penutup yang memiliki kekuatan batuan
tingkat sedang adalah dengan menggunakan metode penggaruan (ripping). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
aktivitas Ripping-Dozing terhadap produktivitas pengupasan overburden di area penambangan Pit 1 Utara Banko barat. Hal
ini dikarenakan pada periode Juni – Agustus 2020 produktivitas excavator komatsu PC 2000 setiap bulan secara berurutan
sebesar 514,92 BCM/jam, 514,92 BCM/jam, dan 508.9 BCM/jam, sementara target produksi perusahaan adalah 640
BCM/jam. Data primer berupa waktu edar alat gali-muat (excavator komatsu PC 2000) dan angkut (dumptruck komatsu
HD 785), waktu edar bulldozer komatsu D375, kedalaman penetrasi ripper, faktor pengembangan (swell factor). Data
sekunder terdiri dari peta lokasi, spesifikasi peralatan excavator, bulldozer, dumptruck. Pengolahan data dilakukan dengan
menghitung produktivitas alat gali-muat, produktivitas alat angkut saat dilakukan kegiatan ripping dan saat kombinasi
ripping-dozing, dan produktivitas ripping, poduktivitas dozing proses pengupasan material overburden. Hasil pengolahan
data menunjukkan hasil bahwa produktivitas alat angkut meningkat dari 415 BCM/jam saat dilakukan ripping menjadi 640
BCM/jam saat dilakukan aktivitas Ripping-Dozing. Hal ini menyebabkan produkivitas dari alat angkut juga meningkat dari
101,62 BCM/jam menjadi 113,57 BCM/jam. Produktivitas bulldozer menurun dari 864 BCM/jam menjadi 413 BCM/jam.
Artinya, aktivitas Ripping-Dozing lebih efektif digunakan dalam kegiatan pemberaian material overburden ditunjukkan
dengan meningkatnya produktivitas dari alat gali-muat dan angkut, sehingga target produksi dapat dicapai.

Kata kunci: Ripping, Ripping-Dozing, produktivitas, alat gali-muat, alat angkut

ABSTRACT

The stages of mining activities carried out before extracting valuable minerals or coal are overburden stripping. The usual
method is to strip overburden which has rock strength the medium level is to use the ripping method. This study aims to see
the effect of Ripping-Dozing activity on the productivity of overburden stripping in the mining area of Pit 1 Utara Banko
barat. This is because in the period of June - August 2020 the productivity of the Komatsu PC 2000 excavator every month
is 514.92 BCM / hour, 514.92 BCM / hour, and 508.9 BCM / hour, while the company's production target is 640 BCM /
hour. The primary data consist of dig-load (excavator PC 2000) and transport (Komatsu HD 785 dumptruck), delivery
time of the Komatsu D375 bulldozer, ripper penetration depth, and swell factor. Secondary data consists of location maps,
excavator equipment specifications, bulldozers, dump trucks. Data processing is done by calculating the productivity of the
dig-and-load tool, the productivity of the conveyance during the ripping activity and when the ripping-dozing combination
is carried out, and the productivity of ripping, the dozing productivity of the overburden stripping process. The results of
data processing show that the productivity of the transportation equipment increases from 415 BCM / hour when ripping is
done to 640 BCM / hour when the Ripping-Dozing activity is carried out. This causes the productivity of transportation
equipment to also increase from 101.62 BCM / hour to 113.57 BCM / hour. Bulldozer productivity decreased from 864
BCM / hour to 413 BCM / hour. This means that the Ripping-Dozing activity is more effectively used in the activity of
unloading the overburden material as indicated by the increased productivity of the digging and loading equipment so that
production targets can be achieved.

Key words: Ripping, Ripping-Dozing, productivity, digging equipment, transportation equipment

24
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

PENDAHULUAN

Penambangan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan


dengan cara penggalian, pemuatan, dan pengangkutan
untuk mendapatkan komoditas tambang [1]. Tahapan
penambangan batubara yang dilakukan terdiri dari (a) (b)
pembersihan lahan, pengelolaan topsoil, pengupasan
overburden, penggalian batubara, pemuatan, Gambar 1. Metode (a) garu berdampingan (b) cross
pengangkutan, prosesing dan penjualan, serta reklamasi ripping [6]
[2]. Kegiatan penggalian atau tanah penutup (overburden)
merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum mengambil
mineral atau batubara yang terdapat di bawah permukaan Aktivitas pemberaian batuan tidak hanya Ripping saja,
bumi. Kondisi batuan yang ada pada lapisa overburden namun juga dapat dikombinasikan dengan kegiatan
menjadi faktor penentu dalam menggunakan metode Dozing. Aktivitas Ripping-Dozing dilakukan dengan
pemberaian yang tepat. Metode yang dapat diterapkan cara melakukan kegiatan Ripping atau penggaruan
dalam memberai batuan seperti penggalian secara terlebih dahulu, kemudian material hasil Ripping
langsung (free digging), pemboran-peledakan (drilling- tersebut didorong ke arah alat gali-muat untuk dijadikan
blasting) dan penggaruan (Ripping), [3]. Ripping adalah umpan penggalian berikutnya dan memudahkan
tata cara memberai material memakai ripper pada bulldozer untuk melakukan proses Ripping pada lapisan
bulldozer [4]. Adapun tujuan metode ripping adalah bawahnya [3].
mengoptimalkan kinerja ripper bulldozer pada saat
proses Ripping supaya menciptakan fragmentasi hasil PT Bukit Asam Tbk memiliki beberapa area
Ripping yang baik. Kemampugaruan dari suatu material penambangan batubara. Salah satunya adalah Banko
tersebut dapat ditentukan melalui nilai uji kuat tekan Barat khususnya di area pit 1 Utara yang saat ini
batuan (UCS). menggunakan metode Ripping untuk membongkar
material lapisan overburden. Hal ini dikarenakan
Mekanisme penggaruan (Ripping) sebagai berikut [5]: material overburden-nya berupa claystone dengan nilai
1. Ploughing merupakan penggaruan yang diterapkan kuat tekan batuan senilai 2,307 mpa yang tergolong
pada material padat tanpa bidang lemah, spasi kemampugaruan materialnya termasuk material lunak.
penggaruan rapat, serta jumlah material terbongkar Selain itu kegiatan ripping di perusahaan ini dilakukan
kecil. karena kemampuan gali dari alat excavator komatsu PC
2. Crushing merupakan penggaruan yang dilakukan 2000 sebesar 626 KN atau setara dengan 0,626 mpa.
pada material dengan kondisi spasi bidang lemah Peralatan yang digunakan pada kegiatan penambangan
rapat (0,1 – 0,3 m). di Pit 1 Utara Banko Barat saat ini terdiri dari excavator
3. Lifting merupakan penggaruan yang dilakukan pada komatsu PC 2000 dan PC 1250 untuk alat loader-nya,
material dengan strata horizontal, lempengan sedangkan untuk alat hauler-nya menggunakan
material terangkat yang kemudian terbongkar. dumptruck komatsu HD 785 dan OHT caterpillar 777.
4. Breaking merupakan penggaruan yang dilakukan Ketersediaan alat serta metode yang digunakan dalam
pada material dengan strata miring (inclined). proses pemberaian material overburden menjadi penting
dalam kegiatan penambangan. Hal ini berkaitan erat
Metode Ripping yang biasa diterapkan adalah metode dengan ketercapaian target produksi hasil pemberaian.
Ripping berdampingan dan cross Ripping (Gambar 1).
Metode Ripping (garu) berdampingan dilakukan pada Target produksi perusahaan untuk pengupasan tanah
material yang relatif mudah terbongkar. Cara penutup untuk setiap bulannya adalah 640 BCM/jam.
penggaruan metode ini adalah dilakukan secara sejajar. Sementara produksi pengupasan tanah penutup pada
Ripper bergerak ke samping sampai seuruh area garu periode Juni – Agustus 2020 produktivitas excavator
terbognkar dengan spasi tertentu [6]. Metode cross komatsu PC 2000 setiap bulan secara berurutan sebesar
Ripping dilakukan pada material yang relatif lebih keras 514,92 BCM/jam, 514,92 BCM/jam, dan 508.9
atau sulit untuk dibongkar. Cara penggaruan hamper BCM/jam yang artinya tidak mencapai target produksi
sama dengan metode garu berdampingan hanya saja yang telah ditetapkan perusahaan. Kegiatan pengupasan
dilakukan juga penggaruan dengan arah tegak lurus garu tanah penutup saat ini dilakukan dengan menggunakan
sebelumnya [6]. Ukuran garu yang dihasilkan cenderung metode straight ripping. Berdasarkan hal tersebut perlu
lebih kecil dimana ditetapkan berdasarkan kemampuan dilakukannya inovasi terhadap metode pengupasan yang
alat muat atau syarat ukuran feed crusher. dilakukan. Salah satunya adalah dengan menerapkan
metode ripping yang dikombinasikan dengan dozing.
Aktivitas ripping-dozing dilakukan dengan cara ripper
dimasukan (penetrasi) ke tanah kemudian dilakukan
seiring dengan maju dan mundur, kemudian untuk
dozing komponen bulldozer berupa blade mendorong

25
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

material yang sudah di-ripping. Penerapan metode Waktu edar alat gali-muat menggunakan Pers.(1) sebagai
ripping-dozing ini diharapkan dapat memberikan solusi berikut [7]:
kepada perusahaan untuk dapat mencapai target produksi
yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk Cm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 (1)
melihat pengaruh aktivitas Ripping-Dozing terhadap
produktivitas alat gali-muat berupa excavator komatsu Keterangan:
PC 2000. Cm = Cycle time (detik)
Tm1 = waktu penggalian (detik)
Tm2 = waktu swing isi (detik)
METODE PENELITIAN Tm3 = waktu dumping (detik)
Tm4 = waktu swing kosong (detik)
Penelitian dilakukan di PT Bukit Asam, di area Banko
barat khususnya di area Pit 1 Utara. Gambar 2 2. Perhitungan faktor pengembang atau swell factor
menunjukan peta regional lokasi penelitian. Data ini diperlukan agar didapat faktor pengembangan
atau swell factor untuk area Pit 1 Utara. Pengambilan
data ini dilakukan dengan cara mengambil data di area
yang akan digali (insitu) dengan menggunakan alat
survey berupa Geodetic dan data yang sudah digali di
area disposal (loose). Kemudian setelah data ini di dapat
data tersebut di olah dengan menggunakan software 12D.
Setelah data di olah di software 12 D, data akan di
dapatkan dan data tersebut akan di gunakan untuk
perhitungan produktivitas excavator komatsu PC 2000.

3. Produktivitas alat gali-muat


Produktivitas alat gali-muat menggunakan Pers.(2)
sebagai berikut [8]:

(2)

Keterangan:
P = Produktivitas alat gali-muat, (BCM/jam)
Kb = Kapasitas bucket back hoe, (m3)
Fb = Faktor bucket ( K )
Eff = Efisiensi kerja backhoe, (%)
SF = Swell Factor
Ct = Cycle time (detik)
Gambar 2. Peta regional PT. Bukit Asam Tbk
4. Waktu siklus bulldozer
Waktu siklus bulldozer menggunakan Pers.(3) berikut
Data primer berupa tinggi jenjang waktu edar alat gali- [9]:
muat dan angkut, waktu edar peralatan bulldozer,
kedalaman penetrasi ripper, faktor pengembangan (swell
factor) yang digunakan dalam perhitungan produktivitas (3)
alat jika menerapkan aktivitas ripping dan aktivitas
ripping-dozing. Data sekunder terdiri dari peta lokasi, Dimana :
spesifikasi alat gali-muat berupa excavator komatsu PC D = jarak angkut (meter)
2000, alat angkut berupa dumptruck komatsu HD 785, F = kecepatan maju (m/menit)
dan alat garu dan dozing berupa bulldozer komatsu D375. R = kecepatan mundur (m/menit)
Z = waktu ganti persnelling (menit)
Perhitungan produktivitas dilakukan untuk mengetahui
produktivitas dari alat gali-muat dan angkut dari 5. Produktivitas ripping
kegiatan pembongkaran tanah penutup dengan metode Produktivitas ripping menggunakan Pers.(4) berikut:
Ripping dan pembongkaran tanah penutup dengan
metode Ripping-Dozing. Perhitungan menggunakan
perumusan sebagai berikut.
(4)
1. Waktu edar alat gali-muat Keterangan:

26
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

q = Produktivitas per jam (BCM/jam) D = jarak angkut (m)


p = kedalaman penetrasi ripper (m) F = kecepatan maju (m/menit)
J = jarak kerja ripping (m) R = kecepatan mundur (m/menit)
FK = faktor koreksi (efisiensi kerja) Z = waktu ganti persnelling (menit)
Cm = cycle time (menit)

6. Produktivitas alat angkut 9. Kapasitas produksi Ripping-Dozing


Produktivitas alat angkut menggunakan Pers.(5) sebagai Kapasitas produksi Ripping-Dozing dihitung
berikut [10]: menggunakan Pers.(8) sebagai berikut:

(5)
Keterangan : (8)
P = produktivitas alat angkut
n = banyaknya jumlah pengisian Keterangan:
q1 = Kapasitas bucket excavator (m3) qrd = produktivitas Ripping-Dozing
K = nilai Bucket Fill Factor Excavator qr = produktivitas Ripping
C = produksi per siklus qd = produktivitas Dozing
Ctm = cycle time alat angkut (detik)
Et = efisiensi kerja Analisis produktivitas alat gali-muat dilakukan dengan
M = jumlah alat angkut yang beroperasi memperhatikan 3 parameter yaitu tinggi jenjang, metode
ripping, dan jarak antar ripping. Hasil perhitungan
7. Keserasian Alat produktivitas alat pada aktivitas ripping dan pada
Keserasian alat (matching factor) dihitung dengan aktivitas ripping-dozing yang diperoleh selanjutnya
Pers.(6) berikut: dilakukan analisis perbandingan untuk mengetahui
manakah yang lebih efisien dan efektif serta dapat
MF = (n).(n.H). (cL)/(n.L).(cH) (6) memenuhi target produksi perusahaan. Berdasarkan hasil
analisis maka dapat direkomendasikan metode
Dimana: pengupasan tanah penutup yang terbaik.
n = banyak bucket alat muat
nH = Banyak alat angkut
cL = Waktu edar alat muat HASIL DAN PEMBAHASAN
cH = Waktu edar alat angkut
nL = Jumlah alat muat Produktivitas Alat dan Faktor Keserasian

Analisis terhadap keserasian alat gali-muat dan angkut Kegiatan penggalian tanah menggunakan excavator
dijelaskan sebagai berikut: komatsu PC 2000 dan untuk pemberaian material tanah
a. MF = 1, artinya bahwa alat gali-muat dan alat dengan menggunakan bulldozer D375. Berdasarkan
angkut bekerja serasi dimana tidak saling pengamatan aktivitas pengupasan tanah penutup yang
menunggu dilaksanakan di lapangan, diperoleh hasil pengamatan
b. MF <1, artinya bahwa alat angkut bekerja penuh berupa waktu edar alat gali-muat excavator komatsu PC
waktu sementara alat muat mempunyai waktu 2000, alat ripping bulldozer komatsu D375, dan alat
tunggu. angkut dumptruck komatsu HD 785.
c. MF>1, artinya bahwa alat muat bekerja penuh
waktu sementara alat angkut mempunyai waktu a. Produktivitas Alat Gali-Muat
tunggu) Perhitungan produktivitas alat gali-muat excavator
Komatsu PC 2000 dihitung dengan memakai Pers.(2)
8. Produktivitas Dozing seperti berikut:
Produktivitas bulldozer saat Dozing dihitung
menggunakan Pers. (7) sebagai berikut: Diketahui:
Kapasitas bucket = 12 m3
Bucket Fill Factor = 85
Effisiensi kerja (Eff) = 76%
(7) Swell factor = 87%
Cycletime PC 2000 = 59 detik
Keterangan:
qd = produktivitas Dozing bulldozer
KB = Kapasitas Blade
FK = Efisiensi kerja

27
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa


produktivitas alat gali-muat masih belum memenuhi
target produksi perusahaan. Berdasarkan pengamatan
beberapa hal yang mempengaruhi dari produktivitas alat
gali-muat adalah kondisi tinggi jenjang antara alat gali-
muat excavator komatsu PC 2000 dengan alat angkutnya,
cycle time yang relatif masih tinggi serta metode ripping
yang dilakukan oleh alat ripping bulldozer komatsu
D375 masih belum maksimal.

1. Tinggi jenjang
Kondisi dari tinggi jenjang (bench) juga bisa
mempengaruhi produktivitas excavator. Hasil galian
yang maksimal dapat dicapai jika tinggi jenjang pijakan
yang optimum yaitu antara 40% - 75% dari kedalaman Gambar 4. Kegiatan ripping
maksimum yang dapat di jangkau oleh excavator [11].

Jika tinggi jenjang(bench) terhadap material yang akan 3. Jarak antar Ripping
digali tidak memiliki tinggi yang mencukupi, akan sulit Kedalaman ripping diukur dengan menggunakan alat
untuk mengisi bucket sampai penuh dalam satu kali meteran. Hasil yang di dapat adalah kedalaman penetrasi
passing. ripping sebesar 1,2 meter (Gambar 5).
Jika dilihat pada Gambar 3 kondisi tinggi jenjang antara
loading point excavator komatsu PC 2000 dan alat
angkut dumptruck komatsu HD785 dapat dikatakan
belum ideal karena masuk dalam kategori tinggi jenjang
di bawah 40%.

Gambar 5. Pengukuran kedalaman penetrasi ripping

b. Produktivitas Ripping
Gambar 3. Kondisi tinggi jenjang PC 2000 Waktu siklus alat ripping bulldozer dihitung dengan
menggunakan Pers.(3) sebagai berikut:

Waktu edar merupakan waktu yang dibutuhkan suatu Diketahui:


alat melaksanakan kegiatan tertentu. Pada setiap Kapasitas blade (KB) = 22 m3
kegiatan pemindahan tanah mekanis, alat mekanis Jarak dorong (D) = 20 m
bekerja menurut pola tertentu dengan prinsip beberapa Waktu maju dozer = 26 detik
komponen waktu siklus dan gerakan dalam satu siklus Waktu mundur dozer = 16 detik
waktu [12]. Cycle time yang dapat pada saat di lakukan Waktu pergantiaan transmisi = 3 detik
penelitian adalah sebesar 58 detik. Hal ini juga dapat
mempengaruhi dari produktivitas dari gali-muat F = 20/26 = 0,77
excavator komatsu PC 2000. R = 20/16= 1,25

2. Metode Ripping CM = (20/0,77) + (20/1,25) + 2= 26 +16+2


Metode ripping yang dilakukan pada aktivitas = 44 detik atau 0,73 menit
penambangan di pit 1 Utara Banko Barat yaitu dengan
menggunakan teknik straight Ripping dengan jarak antar Produktivitas Bulldozer D375 dihitung dengan
ripping adalah 1 meter (Gambar 4). menggunakan Pers.(4) sebagai berikut:

28
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

Diketahui: Diketahui:
Luas area garu (LA) = 400 m2 Kapasitas bucket = 12 m3
Kedalaman Penetrasi = 1,2 m Bucket Fill Factor = 100 %
Panjang Area (J) = 20 m Effisiensi kerja (Eff) = 76 %
Efisiensi Kerja = 0,85 Swell factor = 87 %
Cycle time PC 2000 = 45 detik

c. Produktivitas Alat Angkut


Material clay stone dari loading excavator komatsu PC Berdasarkan perhitungan produktivitas alat gali-muat
2000 diangkut menggunakan dumptruck komatsu HD didapatkan nilai 640 BCM/jam. Hal ini tidak lepas dari
785 dengan jarak tempuh dari loading point ke disposal improvement yang dilakukan di lapangan mulai dari
4,6 km. Waktu edar unit dumptruck adalah 1462,2 detik. perbaikan tinggi jenjang (bench), perubahan metode
Produktivitas alat angkut dihitung menggunakan Pers.(5) Ripping menjadi Ripping-Dozing pada alat garu
sebagai berikut: bulldozer komatsu D375.

Diketahui: 1. Tinggi jenjang (bench)


Kapasitas bucket (KB) =12 m3 Perbaikan tinggi jenjang yang dilakukan di lapangan
Banyak pengisian(n) = 5 kali secara langsung berdampak terhadap peningkatan
Factor bucket (Fb) = 90 produktivitas alat gali-muat. Pada Gambar 6 di atas
Effisiensi kerja(Eff) = 76% terlihat jenjang (bench) yang ada merupakan tinggi
Swell factor(SF) = 0,87 jenjang yang optimum untuk kegiatan loading tanah.
Cycle time HD 785 = 24 menit Pada kondisi seperti ini alat gali-muat excavator
komatsu PC 2000 dapat melakukan kegiatan penggalian
dengan optimum dan dapat meningkatkan bucket fill
factor dan memperkecil cycle time, sehingga hasil yang
didapat adalah peningkatan produktivitas dari alat gali-
d. Keserasian alat gali-muat dan angkut muat.
Keserasian alat dihitung dengan Pers.6, seperti berikut:

MF = ( 5 x 6 x 58)/(1 x1462,2)
= 1740/1462,2
= 1,19

Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa bernilai


1,19 artinya nilai MF > 1 dimana alat muat bekerja
penuh sementara alat angkut mempunyai waktu tunggu.

Pengaruh Aktivitas Ripping-Dozing Terhadap


Produkivitas Alat Gambar 6. Tinggi jenjang yang optimum

Simulasi kegiatan penambangan dengan melakukan


aktivitas Ripping-Dozing dilakukan pada area 2. Waktu Edar Alat Gali-Muat
penambangan di Pit 1 Utara Banko Barat dengan Perbaikan dilaksanakan dengan tujuan untuk
menggunakan alat gali-muat berupa excavator komatsu meningkatkan produktivitas alat gali-muat, tidak lepas
PC 2000, alat angkut berupa dumptruck komatsu HD dari penurunan angka dari cycle time alat gali-muat,
785 beserta alat untuk aktivitas ripping-dozing berupa yang awalnya diperoleh waktu edar senilai 59 detik
bulldozer komatsu D375. Hasil yang didapat dengan menjadi 45 detik.
melakukan aktivitas Ripping-Dozing ini berhasil untuk
meningkatkan produktivitas alat gali-muat yaitu 3. Metode Ripping
excavator komatsu PC 2000 untuk mencapai target Metode Ripping yang dilakukan mengalami perubahan
produksi sebesar 640 BCM/jam. yang awalnya hanya kegiatan Ripping saja kemudian
ditambahkan dengan kegiatan Ripping dan Dozing,
a. Produktivitas Alat Gali-Muat sehingga hal ini dapat membuat peningkatan
Perhitungan produktivitas alat gali-muat excavator produktivitas alat gali-muat komatsu PC 2000. Metode
komatsu PC 2000 dihitung dengan menggunakan Pers.2 kerjanya adalah awalnya bulldozer melakukan kegiatan
sebagai berikut:

29
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

Ripping, kemudian setelah Ripping dilakukan Dozing Jarak dorong(D) = 20 m


yang bertujuan untuk memberikan suplay material Waktu maju dozer = 56 detik
(feeding) ke alat gali-muat hal ini bisa di jelaskan dengan Waktu mundur dozer = 16 detik
simulasi Gambar 7. Waktu pergantiaan transmisi (Z) = 3 detik

F = 20/56 = 0,36
R = 20/16 = 1,25

CM = (20/0,36) + (20/1,25) +3
= 56 + 16+3 = 75 detik
= 1,25 menit

Produktivitas Bulldozer pada aktivitas Dozing dihitung


dengan menggunakan Pers.(7) sebagai berikut:

Diketahui
Kapasitas blade (KB) = 22 m3
Jarak dorong (D) = 20 m
Waktu maju dozer = 56 detik
Waktu mundur dozer = 16 detik
Gambar 7. Kegiatan ripping dan dozing Waktu pergantiaan transmisi(Z) = 3 detik
Efisiensi Kerja = 0,75

b. Produktivitas Ripping
Waktu siklus bulldozer dihitung dengan menggunakan
Pers.(3) sebagai berikut: = 792 BCM/jam

Diketahui d. Kapasitas produksi Ripping-Dozing


Kapasitas blade (KB) = 22 m3 Kapasitas produksi Ripping-Dozing dihitung
Jarak dorong (D) = 20 m menggunakan Pers.(8), sebagai berikut:
Waktu maju dozer = 34 detik
Waktu mundur dozer = 16 detik
Waktu pergantiaan transmisi = 3 detik

F =20/34 = 0,59 = 413 m3/jam


R =20/16 = 1,25
e. Produktivitas Alat Angkut
CM = (20/0,59) + (20/1,25) +3 Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material
= 34 +16+3 = 53 detik clay stone dari loading excavator komatsu PC 2000
= 0,88 menit adalah dumptruck komatsu HD 785,dengan jarak tempuh
dari loading point ke disposal 4,6 km.
Produktivitas Bulldozer komatsu D375 dihitung dengan Produktivitas dumptruck komatsu HD785 dihitung
menggunakan Pers.(4) sebagai berikut: menggunakan Pers.(5) sebagai berikut:

Diketahui: Diketahui:
Kedalaman Penetrasi = 1,2 m Kapasitas bucket (KB) =12 m3
Panjang Area (J) = 20 m Banyak pengisian (n) = 5 kali
Efisiensi Kerja = 0,75 Faktor bucket (Fb) = 100%
Effisiensi kerja (Eff) = 76%
Swell factor (SF) = 0,87
Cycle time HD 785 = 24,23 menit
= 1453,8 detik

c. Produktivitas Dozing
Waktu edar Bulldozer D375 pada aktivitas Ripping-
Dozing dihitung dengan memakai Pers(3) seperti berikut: f. Keserasian Alat Gali-Muat dan Angkut
Keserasian alat gali-muat dan angkut diitung
Diketahui: menggunakan Pers.(6), sebagai berikut:
Kapasitas blade (KB) = 22 m3

30
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

Conference Proceedings 1903: 040015-1 -


MF = (5 x 6 x 47)/(1 x1453,8) 040015-6.
= 1410/1453,8 [2] Juniah, R., (2018). Study of Carbon Value of the
= 0,97
Allotment of Former Coal Mining Land of PT
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa bernilai Samantaka Batubara for Sustainable Mining
0,97 artinya nilai MF < 1 dimana alat angkut bekerja Environment. Journal of Sustainable
penuh, alat muat mempunyai waktu tunggu. Development, 11 (4): 213-227.
[3] Puspita, M., Rahman, A., Abuamat HAK, (2015).
Berdasarkan kajian di atas maka diperoleh perbandingan Kajian Teknis Dan Ekonomis Pemberaian
produktivitas alat gali-muat, alat angkut, dan alat Interburden B2C Secara Ripping Pada
Ripping dengan hanya melakukan aktivitas Ripping saja
Tambang Banko Barat Pit-1 Timur, PT Bukit
dibandingkan dengan melakukan aktivitas Ripping-
Dozing, sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut. Asam (Persero), Tbk. UPTE, Sumatera Selatan.
Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya. 3 (2).
[4] Sebastian, R., Toha, M. T., Bochori. (2018). Analisis
Tabel 1. Perbandingan produktivitas alat gali-muat, alat Metode Ripping Untuk Mengoptimalkan
angkut, dan alat ripping dengan hanya melakukan Fragmentasi Batubara Dalam Rangka
aktivitas ripping dibandingkan dengan melakukan Meningkatkan Produktivitas Excavator
aktivitas ripping-dozing
Backhoe Di Tambang Banko Barat PT Bukit
Cycle time (detik)
Produktivitas
MF
Asam (Persero), Tbk. Jurnal Pertambangan. 2
(BCM/jam)
No Unit Jumlah
A B A B A B
(3) : 1-10.
1 PC 2000 1 59 45 415 640 [5] Sahu, Rajat Kumar. (2012). Application Of Ripper-
1,19 0,97
2 Bulldozer
D375
1 44 64 864 413 Dozer Combination In Surface Mines: Its
3 HD 785 6 1462,2 1453,8 101,62 113,57 Applicability And Performance Study.
Keterangan: A = Aktivitas Ripping Rourkela: Department Of Mining Engineering
B = Aktivitas Ripping-Dozing
National Institute Of Technolgy.
[6] Yeni, F. D., Yulhendra, D., (2019), Analisa Ekonomi
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa pengupasan tanah Penggalian Overburden dengan Menggunakan
penutup dengan aktivitas Ripping-Dozing jauh lebih Metode Penggaruan Dibandingkan dengan
efektif dilakukan dalam mencapai target produksi yang Metode Peledakan pada Penambangan
diinginkan perusahaan sebesar 640 BCM/jam untuk alat Batubara PT Madhani Talatah Nusantara Site
gali-muat. Gendang Timburu Kotabaru Kalimantan
Selatan. Jurnal Bina Tambang. 4 (1).
KESIMPULAN [7] Sudrajat, F. R., Purwoko, B., Syafrianto, M. K.,
(2019). Perencanaan Kebutuhan Alat Gali-
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa produktivitas muat Dan Alat Angkut Untuk Mencapai
alat angkut (excavator komatsu PC 2000) meningkat dari Target Produksi Overburden Pada
415 BCM//jam saat dilakukan Ripping menjadi 640 Penambangan Batubara Di Pt. Ganda Alam
BCM/jam saat dilakukan aktivitas Ripping-Dozing. Hal Makmur Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai
ini menyebabkan produkivitas dari alat angkut juga Timur Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal
meningkat dari 101,62 BCM/jam menjadi 113,57 Elektronik Laut, Sipil, Tambang. 6 (1): 169-
BCM/jam. Produktivitas bulldozer menurun dari 864
178.
BCM/jam menjadi 413 BCM/jam. Artinya, aktivitas
Ripping-Dozing lebih efektif digunakan dalam kegiatan [8] Sumarta, F., Anaperta, Y.M., (2020). Optimalisasi
pemberaian material overburden ditunjukkan dengan Produktivitas Overburden Menggunakan
meningkatnya produktivitas dari alat gali-muat dan Metode Quality Control Circle (QCC) Untuk
angkut, sehingga target produksi dapat dicapai. Evaluasi Ketidaktercapaian Target Produksi
Bulan Desember Tahun 2019 Pada PT.
Triaryani Kabupaten Musi Rawas Utara,
DAFTAR PUSTAKA
Sumatera Selatan. Jurnal Bina Tambang. 5
[1] Juniah, R., Rahmi, H. (2017). The Influence of Sand (3):123-132.
Mining towards the Sustainability of Power [9] Purwanto, T., Wiranto, P., Lukman, H. (2016).
Support and Capacity of Lambidaro River. AIP Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan

31
Jurnal Pertambangan
http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP Jurnal Pertambangan Vol. 5 No. 1 Februari 2021
ISSN 2549-1008

Jalan Ruas Laratlamdesar Provinsi Maluku.


Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Teknik Sipil, 1 (1): 1-13
[10] Nofwanda, A., R. (2019) Analisis Parameter Yang
Mempengaruhi Produksi Alat Gali-muat Dan
Alat Angkut Pada Penambangan Batubara Pit
2 Banko Barat PT Bukit Asam Tbk, Tanjung
Enim, Sumatera Selatan. Skripsi tidak
diterbitkan. Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya.
[11] Siregar, A. A., dan Sumarya (2018). Studi Analisis
dan Simulasi Peningkatan Produktivitas
Exvator Hitachi EX 1900-6 Dalam
Pengupasan Overburden Pada Tambang
Batubara PT. Mandala Karya Prima Jobsite PT.
Mandiri Inti Perkasa Provinsi Kalimanta
Timur. Jurnal Bina Tambang. 3 (4).
[12] Choudhary, R. P. (2015). Optimization Of Load-
Haul-Dump Mining System By OEE and
Match Factor For Surface Mining.
International Journal of Applied Engineering
and Technology. 5 (2): 96-102.

32

Anda mungkin juga menyukai