Oleh
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2018
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul :
OPTIMALISASI KINERJA POMPA TANAH TERHADAP KAPASITAS JIG
UNTUK MENGHINDARI OVERLOAD PADA PROSES PENCUCIAN KAPAL
ISAP PRODUKSI (KIP) PT. TIMAH (Persero),Tbk
2. Pengusul :
a. Nama : Yulian Fauzi Aldi
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 03021281419171
d. Semester : IX (Sembilan)
e. Fakultas/ Jurusan : Teknik/ Teknik Pertambangan
f. Alamat e-Mail : yulianfauzi.aldi@gmail.com
g. Contact Person : 082392905102
Menyetujui :
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
B. LOKASI
PT. Timah (Persero),Tbk, Kabupaten Belinyu, Provinsi Bangka Belitung
C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan
D. LATAR BELAKANG
PT. Timah (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan timah di Kepulauan Bangka-Belitung. PT. Timah (Persero),
Tbk melakukan operasi penambangan timah di darat (onshore) maupun di laut
(offshore). Kegiatan penambangan timah dilakukan perusahaan di wilayah Izin
Usaha Pertambangan (IUP) perusahaan yang berlokasi di sebagian besar Pulau
Bangka dan Belitung serta Kepulauan Riau. Penambangan laut dilakukan di
wilayah lepas pantai Kepulauan Bangka-Belitung. Tentunya sistem operasional
yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah daratan. Proses penambangan
timah ditambang laut mengoperasikan kapal keruk dengan jenis Bucket Line
Dredges.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi di laut, PT. Timah (Persero) Tbk
memproduksi Kapal Isap Produksi (KIP) Timah. Kapal isap produksi ini
direncanakan akan menggantikan tempat kapal keruk yang telah puluhan tahun
merupakan bagian dari penambangan timah lepas pantai. Kapal isap produksi
seperti halnya kapal keruk dapat dikatakan seperti pabrik terapung karena selain
alat penggalian umumnya dilengkapi dengan mesin-mesin unit pencucian.
Pencucian bijih timah yang dilakukan PT. Timah (Persero) Tbk adalah untuk
meningkatkan kadar bijih timah dengan metode gravity concentration. Metode
Gravity Concentration yang dilakukan PT. Timah (Persero) Tbk diantaranya adalah
jigging. Jigging merupakan suatu proses pemisahan bijih dalam suatu media cair
dengan memanfaatkan perbedaan spesific gravity dari mineral-mineral yang
terdapat dalam bijih timah.
Permasalahan yang terjadi pada KIP Timah yaitu kurang optimalnya kerja
pompa tanah yang mengakibatkan jumlah produksi yang tidak sesuai dengan
rencana kerja. Untuk menghasilkan produksi yang besar dalam penambangan
menggunakan Kapal Isap Produksi (KIP) tentunya pompa tanah yang digunakan
harus dalam kondisi yang optimal, sehingga feed yang dibutuhkan oleh jig tidak
terjadi over load yang membuat feed tersebut terbuang menjadi tailing. Dengan
memperhatikan kinerja dari pompa tanah terhadap kapasitas jig supaya kapasitas
jig tercapai, harus disinkronkan antara kinerja pompa tanah yang dilakukan dengan
jig dengan dilakukannya penyesuaian daya angkut dan RPM pompa tanah terhadap
material yang digali.
Hal tersebutlah yang mendorong saya untuk dapat melakukan Tugas Akhir di
PT Timah (Persero) Tbk. Dimana pada Tugas Akhir yang akan saya lakukan adalah
Optimalisasi kinerja pompa tanah terhadap kapasitas jig untuk menghindari
overload pada proses pencucian kapal isap produksi (KIP) PT. Timah
(Persero),Tbk.
E. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah;
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam aktifitas pada bagian pompa
tanah/pompa underwater agar menghindari overload pada jig?
2. Bagaimana mekanisme penggunaan alat-alat di kapal isap produksi (KIP) agar
menghindari overload pada jig?
3. Bagaimana nilai optimal alat mekanis paling efisien yang digunakan untuk
memenuhi kapasitas pada instalasi pencucian.
G. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam aktifitas pada bagian
pompa tanah/pompa underwater agar menghindari overload pada jig.
2. Menganalisis mekanisme penggunaan alat-alat di kapal isap produksi (KIP) agar
menghindari overload pada jig.
3. Menganalisis nilai keserasian alat mekanis paling efisien yang digunakan untuk
memenuhi kapasitas pada instalasi pencucian.
H. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca untuk bisa mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pompa tanah,sehingga didapat nilai
keserasian yang digunakan untuk memenuhi kapasitas pada instalasi pencucian.
2. Penelitian ini dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi PT. Timah
(Persero),Tbk dalam menentukan nilai keserasian alat mekanis paling efisien,
pengoptimalan kinerja pompa tanah, sehingga feed yang dibutuhkan oleh jig
tidak over load yang membuat feed tersebut terbuang menjadi tailing dan target
produksi tidak maksimal.
I. TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Kapal Isap Produksi
Kapal Isap Produksi (KIP) merupakan salah satu jenis alat gali dengan tipe
cutter suction dredge, dimana dalam kegiatan operasinya, KIP menggunakan alat
gali berupa pisau pemotong (cutter) untuk memberai lapisan tanah di dasar laut.
Material yang terberai oleh cutter kemudian akan dipindahkan melalui pipa yang
dilengkapi pompa hisap menuju tempat instalasi pencucian sementara yang berada
di KIP untuk diolah guna meningkatkan kadar bijih yang akan ditambang.
Kemampuan dalam melakukan operasi penggalian Kapal Isap Produksi dapat
dinilai dari kedalaman maksimal yang mampu dilakukan serta jumlah material yang
dapat dihisap per jamnya. Untuk kedalaman maksimal penggalian suatu KIP dapat
ditentukan dari panjang ladder serta sudut kemiringan maksimal ladder. Sedangkan
untuk kemampuan hisap materialnya dilihat dari kapasitas hisap per jam dari pompa
tanah yang digunakan pada pipa hisap (Pahala, 2013).
𝑆−𝑆𝑙
VL = FL √2𝑔𝐷 ( )
𝑆𝑙
Keterangan:
VL = kecepatan angkut material (m/detik)
FL = konstanta durand’s
g = percepatan gravitasi bumi (m/detik2)
s = massa jenis material (kg/ m3)
sl = massa jenis air laut (kg/ m3)
D = diameter pipa (meter)
Q = VL x A
Keterangan:
Q = debit (m3/detik)
VL = kecepatan angkut (m/detik)
A = luas penampang pipa tekan (m2)
1
Laju Pemindahan Tanah = 9 x Debit angkut material
Material yang menjadi feed pada jig primer adalah material yang lolos dari
saringan putar (underflow) dalam bentuk solid. Jumlah feed yang lolos pada jig
primer dapat diketahui dengan melakukan perhitungan dengan persamaan sebagai
berikut (Anaperta, 2012).
3. Head Pompa
Energi per satuan berat yang harus disediakan agar zat cair dapat dialirkan
sesuai dengan yang telah direncanain dengan kondisi pompa tertentu, atau tekanan
untuk cat cair dapat dialirkan dapat disebut sebagai Head pompa, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan panjang (Warman, 2000).
Secara umum Persamaan Bernoulli terdapat dua persamaan yaitu persamaan
pada aliran termampatkan dan persamaan tidak termampatkan. Aliran tak
termampatkan artinya aliran yang tidak mengalami perubahan densitas sepanjang
aliran, sedangkan aliran yang termampatkan artinya aliran yang mengalami
perubahan densitas di sepanjang aliran tersebut (Silaban, 1985). Besar head yang
terjadi sepanjang aliran pompa dapat dihitung menggunakan Persamaan Bernoulli
yaitu sebagai berikut.
𝑃2 − 𝑃1 𝑉22 − 𝑉12
𝐻𝑎 = + + 𝑍2 − 𝑍1 + 𝐻𝑙
𝛾 2𝑔
Keterangan :
Ha = total Head (m)
γ = massa jenis fluida (kg/m3)
P2 = tekanan pada pipa tekan (N/m2)
P1 = tekanan pada pipa isap (N/m2)
V2 = kecepatan aliran di pipa tekan (m/s)
V1 = kecepatan aliran di pipa isap (m/s)
Z2 = head statik tekan (m)
Z1 = head statik isap (m)
g = percepatan Gravitasi bumi (m2/s)
Hl = head loss (m)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa jumlah head pada pipa terdiri dari
head statis, head tekanan, head looses dan head kecepatan (Silaban, 1985).
4. Total Head Isap (Hs)
Total head isap merupakan total head yang bekerja pada bagian pipa isap dari
pompa tanah. Untuk mengetahui nilai dari total head isap, dapat dihitung dengan
perhitungan yang menggunakan beberapa veriabel berikut ini :
a. Head Loss Kecepatan (Hvs)
Merupakan head loss yang disebabkan dari kecepatan material yang
dipompakan, dimana head ini terdapat pada sepanjang bagian pipa isap dari pompa
tanah. Besarnya kecepatan yang harus diatasi oleh pompa dapat dihitung dengan
menggunakan hukum Bernouli (Silaban, 1985).
𝑉2
𝐻𝑣𝑠 =
2. 𝑔
Keterangan :
Hv = head gesek Kecepatan pada Pipa Isap (m)
V = kecepatan material (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
𝑓. 𝐿𝑒𝑞 . 𝑣 2 𝑣2
𝐻𝑓𝑠 = +𝑘
2. 𝑔𝐷 2𝑔
Keterangan :
Hfs = head friksi pipa isap (m)
ɛk = koefisien minor looses pipa
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Leq = panjang ekuialen pipa (m)
f = darcy friction factor
v = kecepatan material (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
D = diameter pipa (m)
Z = Tg – Ti
Keterangan :
Zs = head statik pipa isap (m)
Tg = kedalaman gali (m)
Ti = beda tinggi vertikal mulut dan pompa (m)
Hs = Hvs + Hfs + Zs
Keterangan :
Hs = total head hisap (m)
Hvs = head loss kecepatan pipa hisap (m)
Hfs = head loss gesekan pipa hisap (m)
Zs = head static pipa hisap (m)
5. Total Head Tekan Pompa (Hd)
a. Head Loss Kecepatan (Hvs)
Merupakan head loss yang disebabkan dari kecepatan material yang
dipompakan, dimana head ini bekerja pada sepanjang bagian pipa tekan dari pompa
tanah.
𝑉2
𝐻𝑣𝑑 =
2. 𝑔
Keterangan :
Hvd = head gesek tekan (m)
V = kecepatan material (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
Z =( Tg–Zs ) + Tk
Keterangan :
Z = head statik pipa tekan(m)
Tg = kedalaman gali (m)
Tk = tinggi pipa outlet (m)
Zs = ketinggian isap (m)
𝑓. 𝐿𝑒𝑞 . 𝑣 2 𝑣2
𝐻𝑓𝑑 = +𝑘
2. 𝑔𝐷 2𝑔
Keterangan :
Hf = head friksi pipa (m)
ɛk = koefisien minor looses pipa
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Leq = panjang ekuialen pipa (m)
f = darcy friction factor
v = kecepatan material (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
D = diameter pipa (m)
Hs = Zd + Hvd + Hfd
Keterangan :
Zd = head static pipa tekan(m)
Hvd = head loss kecepatan pipa tekan(m)
Hfd = head loss gesekan pipa tekan (m)
Hd = total head Tekan(m)
𝑒𝑤
ER=𝑒𝑚
Keterangan:
ew = efisiensi pompa air
em = efisiensi pompa slurry
Kecepatan dibutuhkan pompa sentrifugal ketika memompa suatu campuran
slurry, akan menjadi lebih tinggi daripada indikasi kurva performa pada
pemompaan air bersih. Hal yang sama dengan kebutuhan tenaga pada pompa
sentrifugal ketika memompa campuran slurry akan menjadi lebih tinggi daripada
nilai yang diperoleh dengan perkalian sederhana nilai tenaga pada air bersih dengan
berat jenis (specific gravity) dari campuran slurry (Sm / Slurry mixture) (Warman,
2000).
Internal 90o Long 90o Short Elbow Tee (mm) Rubber Diaphragm
Diameter Radius Radius (mm) Hose Valve Full
(mm) Bend Bend (mm) (mm) Open (mm)
(mm)
Tabel 2. Panjang pipa equivalen berdasarkan sudut belokan dan bentuk pipa
(Tahara, 2000).
Q×Ha×Sg
KW = 1,02×Ƞ
Keterangan:
KW = daya yang dibutuhkan pompa (Kilowatt)
Q = debit angkut material (m3/jam)
Ha = total dinamik head pompa tanah (meter)
Ƞ = efisiensi pompa tanah (%)
Sg = spesific gravity slurry material yang diangkut (kg/m3)
Adapun untuk menentukan berat jenis material slurry yang dihisap dan
dipompakan oleh pompa tanah, menurut Abulnaga (2002) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝜌m= 100
𝐶𝑤 100−𝐶𝑤
+
𝜌𝑠 𝜌𝐼
Keterangan :
𝜌m = berat jenis material slurry
Cw = persentase solid slurry (%)
𝜌s = berat jenis material
𝜌I = berat jenis air laut
KW1 N 3
= ( 1)
KW2 N2
Keterangan :
KW1 = daya kebutuhan 1 (hp atau kilowatt)
KW2 = daya kebutuhan 2 (hp atau kilowatt)
N1 = RPM pompa tanah 1 (RPM)
N2 = RPM pompa tanah 2 (RPM)
NO Variabel Hasil
1 Diameter depan Saringan Putar 1.600 mm
4 Healing 6o
b. Variabel tidak tetap
Variabel tidak tetap yaitu variabel yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan
serta kondisi guna mendapatkan recovery yang maksimal dari proses screening di
saringan putar (Pusdiklat, 2010). Adapun variabel-variabel tidak tetap pada saringan
putar antara lain:
1) Kecepatan saringan putar
Kecepatan putaran saringan tiap satu menit erat hubungannya dengan
kapasitas saring putar. Semakin cepat putran saringan, maka kapasitas yang bisa
ditampung oleh saringan putar akan semakin besar. Berdasarkan pengamatan
dilapangan, kecepatan saringan putar di KIP 10,81 rpm. Kecepatan ini masih dalam
ambang toleransi apabila menggunakan SOP saringan putar yaitu 10-12 rpm.
2) Arah Putaran
Arah dari saringan putar dibagi menjadi dua yaitu, searah jarum jam (putaran
arah kekanan) dan tidak searah jarum jam. Pada saat material masuk ke saringan
putar didominasi oleh pasir halus lempung (PHALP) atau pasir kasar lempung
(PKALP) maupun pasir kasar pasir halus (PKAPH) saringan putar digerakkan
kearah kanan atau searah dengan jarum jam sedangkan apabila material yang masuk
ke saringan putar didominasi material lempung liat (LPLT) arah putarnya di putar
ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) dan putaran cutter dihentikan sehingga
pompa hisap hanya menghisap air laut (Situmorang, 2013)
2. Jig
Jig yang digunakan pada KIP Timah adalah jig Pan American (PA). Jig PA
berbeda dengan jig Yuba, tipe PA membrannya terletak di bawah dari tangki jig
sedangkan jig tipe yuba terletak pada samping jig (Satria, 2017)
a. Komponen-Komponen Jig
Komponen-komponen yang menjadi bagian penting dari jig tipe PA ini antara
lain Rooster, bed, wire screen, afsluiter underwater, stangbalance, membrane,
ekstrensik, dan spigot (Anaperta, 2012).
1) Rooster
Rooster atau kisi-kisi adalah alat yang terletak pada bagian atas jig yang
berfungsi untuk mengapit saringan jig dan menahan bed supaya tetap ditempat.
Rooster dibuat berpetak petak dengan tujuan agar bed tersebar merata di seluruh
permukaan jig sesuai dengan kompartemennya. Rooster pada jig primer dan
sekunder pada KIP timah terbuat dari plat besi baja atau baja (Anaperta, 2012).
2). Bed
Bed merupakan lapisan material diatas saringan jig yang terletak di dalam
rooster. bed biasanya berupa batu hematit yang digunakan sebagai bahan perantara
dimana alasan penggunaan batu Hematit sebagai bed adalah karena Hematit
memiliki berat jenis diantara bijih timah dan mineral pengotor (Anaperta, 2012).
4) Afsluiter underwater
Dimana alat ini berfungsi sebagai pengatur cross flow dan mengatur
pemasukan air ke tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig, maka air
perlu di tambahkan dan dimasukkan ke dalam jig dari sebelah bagian bawah
saringan ( Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang
terpenting adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga
tailing yang sudah masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas dan
keluar sebagai tailing (Anaperta, 2012).
Gambar 6. Afsluiter underwater (Pusdiklat, 2010)
5) Stang
Stang balance berfungsi untuk meneruskan gerak atas bawah dari eksentrik
ke jig lalu gerakan tersebut menggerakan membrane dan menimbulkan gaya suction
dan pushion pada jig (Anaperta, 2012).
6) Ekstrensik
Ekstrensik merupakan peralatan yang digunakan pada jig Pan American Yang
berfungsi untuk membuat gerakan suction dan pushtion secara terus menerus
dengan cara mengubah gerakan berputar yang disebabkan oleh motor menjadi
gerakan keatas kebawah sehingga membuat stang balance dan membrane bergerak
(Anaperta, 2012).
8) Spigot
Spigot terletak pada keluaran konsentrat yang berada di bagian bawah jig.
Spigot adalah alat yang berfungsi untuk mengeluarkan konsentrat melewati tangki
jig, serta berguna untuk mengatur jumlah air yang ada di dalam tangki jig tersebut.
Diameter ± 10-12 mm dan terbuat dari bahan karet (Anaperta, 2012)
c. Jig Sekunder
Clean up berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat jenis.
Oversize jig clean up keluar sebagai tailing, sedangkan undersize jig clean up
kompartemen A dialirkan ke penampung konsentrat A Sn = 20-30%. Jumlah
pukulan dan panjang pukulan dari jig clean up berbeda dengan jig primer. Panjang
pukulan di jig clean up dibuat lebih kecil dari jig primer dan jumlah pukulan di jig
clean up lebih banyak dari jig primer. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
perolehan dari bijih timah (Arjuna, 2017).
d. Kapasitas Jig
Alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis (BJ) dari bijih
timah dan mineral ikutan adalah Jig. Keberhasilan pencucian dengan menggunakan
jig dapat dilihat dari jumlah feed yang masuk. Mineral yang masuk pada jig disebut
Feed. Feed yang dialirkan menuju jig primer berupa slurry material karena telah
tercampur dengan air.Yang sangat berpengaruh terhadap pemisahan mineral
menggunakan jig adalah kapasitas air dan kecepatan aliran. Jika air yang masuk
terlalu banyak dan kecepatan aliran yang terlalu besar maka dapat mengakibatkan
terbuangnya mineral yang berharga. Sedangkan bila kecepatan aliran yang terlalu
lambat dapat mengakibatkan bed tersumbat, sehingga yang terjadi yaitu proses
pemisahan tidak optimal. Untuk dapat mengetahui kapasitas dari jig primer dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Anaperta 2012).
Keterangan:
Jumlah cell = jumlah total cell jig primer per unit
Luas jig per cell = luas permukaan jig tiap cell (m2)
LSE = luas saringan efektif
d. Proses Pemisahan Dengan Jig
Jigging adalah salah suatu proses dilakukannya pemisahan bijih dalam suatu
media cair dengan dimanfaatkannya prinsip perbedaan berat jenis dari mineral-
mineral yang akan dipisahkan dengan membentuk stratifikasi dalam beberapa
lapisan berdasarkan berat jenis mineral dan kemudian mineral yang memiliki berat
jenis besar akan dilanjutkan dengan pengeluaran melalui spigot. Ukuran butir yang
dapat ditangkap dengan baik oleh jig berkisar antara 10 – 14 mesh
(Gaudin, 1977).
Untuk menentukan metode pemisahan yang akan digunakan, terlebih dahulu
yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat fisik, mekanis dan kimia yang dimiliki
oleh suatu mineral yang terkandung didalam bijih. Oleh karena itu untuk
mempermudah proses pemisahan tersebut maka yang akan dilakukan, diperlukan
pengetahuan mengenai karakteristik dari masing-masing mineral. Sehingga pada
akhirnya dapat ditentukan dengan suatu metode pemisahan mineral yang dapat
memberikan hasil yang optimal (Gaudin, 1977).
J. PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian sebelumnya tentang pompa tanah telah banyak
dilakukan. Anaperta (2012), melakukan penelitian tentang Optimalisasi Proses
Pencucian Kapal Isap Produksi (Kip) Timah Penganak Dalam Meningkatkan
Pencapaian Produksi Di Laut Permis. Pada beberapa jig primer terdapat exentrik
yang kurang berfungsi dengan baik mengakibatkan variabel panjang pukulan pada
jig primer SB/BB sebagian masih ada di bawah standar dan masih ada panjang
pukulannya yang tidak beraturan. Total konsentrat akhir yang dihasilkan di Jig
adalah 116,28 kg/jam dan recovery seluruh jig yang didapat 97,56. Dari total
konsentrat akhir nilai kadar Sn yang didapatkan 18,64 % jauh dibawah standar dari
ketetapan yang diminta yaitu ± 50 %, sedangkan recovery seluruh jig juga tidak
sesuai yang diminta dari recovery yang ditetapkan yaitu >98 %.
Teddy (2017), melakukan penelitian tentang Kajian Teknis Kemampuan
Penyaliran Pompa Slurry Terhadap Daya Tampung Jig Pada Tb. 2.1 Tempilang PT.
Timah (Persero) Tbk, Bangka Belitung. Berdasarkan penelitian Beberapa kriteria
dalam pengaplikasian pompa di TB 2.1 Tempilang sudah tergolong dalam standar.
Kriteria tersebut adalah head pompa, dan batas kecepatan aliran (velocity limit)
slurry. Namun untuk volume pemompaan, terjadi kavitasi yang menyebabkan
penurunan kemampuan pemompaan, dan apabila tetap dibiarkan akan mengganggu
proses penyaliran pada pompa slurry di TB 2.1 Tempilang serta mengurangi
optimalisasi penggunaan alat dalam kegiatan produktivitas penambangan. Kinerja
penyaliran menggunakan pompa slurry terhadap daya tampung jig pada TB 2.1
Tempilang ternyata belum optimal, karena 2 buah jig yang digunakan saat ini tidak
mampu menampung jumlah solid yang dialirkan oleh pompa slurry sehingga
menimbulkan overblast yang menyebabkan banyaknya solid yang terbuang atau
terbawa ke tailing dan oleh karena itu maka diperlukan penambahan 1 buah jig
primer.
Arjuna (2017), melakukan penelitian tentang Analisis Kinerja Pompa Tanah
Agar Sesuai Dengan Kapasitas Feed Yang Dibutuhkan Jig Primer PadaKapal Isap
Produksi 17 Di Laut Cupat Luar, Unit Penambangan Laut Bangka Pt Timah
(Persero) Tbk. Dari hasil pengolahan data, pengamatan, dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu Laju Perpindahan Tanah
Kapal Isap Produksi 17 pada daerah titik bor 268/09/96 yang sesuai karakteristik
lapisan kaksa adalah sebesar 237,46 m3/ jam dan feed jig primer yang dihasilkan
sebesar 185,92 m3/jam. Kapasitas jig primer adalah sebesar 189,968 m3/s. Data
yang diperoleh menunjukkan rpm pompa tanah yang digunakan pada KIP 17 tidak
sesuai dengan besar RPM yang dibutuhkan. RPM yang digunakan pada kondisi
aktual adalah konstan dan lebih kecil dari RPM pompa yang dibutuhkan pompa
untuk mengangkut feed yang dibutuhkan, sehingga kinerja pompa belum optimal
dan target produksi Kapal Isap Produksi Timah 17 tidak tercapai.
K. METODOLOGI PENELITIAN
Metoda yang digunakan oleh penulis adalah :
1. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan terdiri dari :
1) Data Primer, yaitu data pengamatan yang didapat langsung dari lapangan dan
dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data penelitian perusahaan,
literatur-literatur yang di pelajari dan bahan bacaan lain yang berkaitan
dengan permasalahan.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :
a. Studi Keperpustakaan, dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder, yaitu
perundang-undangan, literatur-literatur, hasil penelitian, karya ilmiah.
b. Studi Lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data primer, yaitu data
yang berkaitan dengan praktek-praktek penambangan.
3. Akuisi data
Akuisi data ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mengelompokkan data
untuk memudahkan analisis nantinya,mengolah nilai karakteristik data-data yang
mewakili objek pengamatan, serta mengetahui keakuratan data, sehingga kegiatan
penelitian lebih efisien.
4. Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan analisis data dan selanjutnya setelah data terhimpun
lalu menyusun secara sistematis, faktual dan cermat dalam bentuk laporan Tugas
Akhir.
5. Metode Analisis Data
Data hasil penelitian ini dianalisis secara kuantitatif, yaitu apa yang
dinyatakan oleh narasumber baik secara lisan maupun secara tulisan serta data
sekunder dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh, kemudian diatur, dipilih dan
ditambah asumsi kemudian untuk memperoleh suatu kesimpulan.
6. Hasil dan Kesimpulan
Kesimpulan akan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
pengolahan data-data yang ada dengan permasalahan yang diteliti. Dengan adanya
kesimpulan berarti telah diperoleh hasil akhir sebagai pemecahan masalah yang
diteliti.
Orientasi Lapangan
Permasalahan :
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam aktifitas pada bagian pompa tanah/pompa
underwater agar menghindari overload pada jig?
2. Bagaimana mekanisme penggunaan alat-alat di kapal isap produksi (KIP) agar menghindari
overload pada jig?
3. Bagaimana nilai optimal alat mekanis paling efisien yang digunakan untuk memenuhi
kapasitas pada instalasi pencucian
Sudi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
M. PENUTUP
Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang akan dilaksanakan
di PT. TIMAH (Persero),Tbk, , Provinsi Bangka Belitung. Semoga usulan kegiatan
ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Untuk kelancaran kegiatan
di lapangan, penulis mengharapkan bantuan/dukungan moril maupun materil dari
pihak perusahaan sehingga tersusunya laporan Tugas Akhir.
Besar harapan penulis untuk dapat melaksanakan penelitian Tugas Akhir ini
di PT. Timah (Persero),Tbk yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam penambangan Timah di Indonesia.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis
demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan
Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami mengucapkan terima
kasih.
N. DAFTAR PUSTAKA
Arjuna. C. S., 2017. Analisis Kinerja Pompa Tanah Agar Sesuai Dengan Kapasitas
Feed Yang Dibutuhkan Jig Primer PadaKapal Isap Produksi 17 Di Laut
Cupat Luar, Unit Penambangan Laut Bangka Pt Timah (Persero) Tbk.
Jurnal Pertambangan Vol.1 No.4 Agustus 2017. ISSN 2549-1008
Anaperta, Y. M., 2012. Optimalisasi Proses Pencucian Kapal Isap Produksi (KIP)
Timah Penganak Dalam Meningkatkan Pencapaian Produksi di Laut
Permis. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan Vol. 5 No. 1 Maret 2012.
ISSN 2086-4981.
Munson, B. R., 2002. Mekanika Fluida Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Satria, T., 2017. Kajian Teknis Kemampuan Penyaliran Pompa Slurry Terhadap
Daya Tampung Jig Pada Tb. 2.1 Tempilang PT. Timah (Persero) Tbk,
Bangka Belitung. Jurnal Pertambangan Vol.1 No.3 Mei 2017. ISSN
2549-1008
Sularso, dan Tahara, H . 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta: Pradnya Paramita.