Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBANGAN

BIJIH BESI
OLEH :

Limran Prahes 030213816210


M. Azman Al-Hafizh 03021381621053
Nico Sanjungan 030213816210
Resky Wijaya 030213816210
Yoland Saputra 030213816211
Zinedine Zidane Akbar 030213816211

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bijih Besi mulai dikenal sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1843 oleh Van Wrede. Bijih Besi merupakan salah satu
komoditas utama dalam perdagangan internasional. Hingga saat ini, dalam peradaban manusia yang sudah jauh lebih maju,
kebutuhan akan Bijih Besi semakin meningkat untuk menunjang industri-industri dunia.
Kabupaten Polewali Mandar (Polman) adalah salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Sulawesi, tepatnya berada di
provinsi Sulawesi Barat dengan luas wilayah ± 2.022,30km2. Kabupaten Polewali Mandar juga termasuk memiliki kekayaan sumber
daya mineral yang cukup, termasuk Bijih Besi. Bijih Besi di Kabupaten Polman tersebar di beberapa daerah, salah satu diantaranya
adalah di Desa Tapango, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Berdasarkan SK Bupati No. 126 Tahun 2019 tentang Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi PT Zalory Mine, perusahaan kami
melakukan penelitian keterdapatan Bijih Besi di Kecamatan Tapango dan sekitarnya.
Keterdapatan Bijih Besi di Kecamatan Tapangodinilai cukup ekonomis, dengan kadar Bijih Besi yang memenuhi standar
industri serta cadangan Bijih Besi yang cukup.Perusahaan kami menilai bahwa kegiatan pertambangan di Kabupaten Polewali
Mandar khususnya Kecamatan Tapangodapat dilaksanakan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan studi kelayakan ini adalah untuk mengkaji nilai ekonomis serta layak atau tidaknya rencana kegiatan
penambangan mineral, baik dipandang dari aspek kualitas dan kuantitas, metode penambangan, peralatan yang digunakan,
penimbunan, transportasi, fasilitas pengolahan, pemasaran, lingkungan dan K-3, tenaga kerja, sarana dan prasarana penunjang yang
diperlukan maupun biaya investasi.

1.3 Ruang Lingkup Studi


Ruang lingkup studi kelayakan ini mencakup kajian teknis seperti : Evaluasi data eksplorasi, perencanaan tambang, strategi
penambangan, pemilihan peralatan. Kajian ekonomis seperti kriteria investasi dan analisis sensivitas. Kajian awal rona lingkungan
hidp seperti aspek fisik-kimiawi, aspek biotik, aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan aspek kesehatan masyarakat.
KEADAAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Zalory Mine sampai pada tahap kajian kelayakan memiliki areal seluas ± 1.501Ha (Berdasarkan Keputusan Bupati
Polewali Mandar No. 126Tahun 2019 tentang pemberian Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi kepada PT. Zalory Mine), yang
terletak di Desa Tapango, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat
Secara geografis pada koordinat 003018’ 59’’ LS-003019’ 59’’ LS dan 119014’ 45’ BT -1190 19’ 00’’ BT dengan luas
keseluruhan sekitar ± 1.501Ha, secara administratif lokasi penyelidikan termasuk dalam wilayah Desa Tapango, Kecamatan
Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Lokasi penyelidikan berjarak sekitar 240km ke arah utara Kota
Makassar. Akses dari jalan utama ke arahjalan poros Makassar- Mamuju hanya berjarak 9km berupa jalan kelas III. Dari lokasi
prospek Tapangokelokasi rencana pelabuhan (Tanjung Mampie) sekitar 18km.
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

3.1 Keadaan Geologi


Geologi daerah penelitian termasuk dalam Lembar Majene dan bagian barat Lembar Palopo. Secara geologi regional,
tersusun oleh batuan Terobosan (Tmpi) pada bagian timur, yang litologi umumnya batuan beku bersusun asam sampai menengah,
seperti Granit, Granodiorit, Diorit, Syenit, Monzonit, Kwarsa, dan Rhytolit. Umurnya diduga Pliosen karena menerobos batuan
gunung api Waylimbong yang berumur Mio-Pliosen. Sedangkan bagian barat daya disusun oleh satuan alluvium (Qa) berupa
Lempung, Lanau, Pasir dan Kerikil. Umurnya diperkirakan Holosen.
Bagian utara, selatan sampai timur disusun oleh batuan gunung api Waylimbong (Tmpv), berupa lava bersusunan basalt
sampai andesit, sebagian Lava Bantal, Breksi Andasit Trachit, mengandung Feldspatoid di beberapa tempat, diperkirakan
diendapkan di lingkungan laut, diduga berumur Mio-Pliosen karena menjemari dengan formasi skala yang berumur Miosen tengah
– Pliosen, tebalnya ratusan meter. Umur diperkirakan Pliosen awal sampai Miosen akhir.

3.2 Keadaan Endapan


Hasil pemetaan geologi dan pengukuran topografi menunjukkan bahwa luas sebaran endapan pada wilayah Reamambu(yang
kemudian dikenal sebagai zona 1) dan sekitarnya mencapai luas ±127,3Ha, dihitung dari batas utara wilayah Kuasa Pertambangan
(KP) ke arahselatan selebar 2.282,8meter, dan panjang 2.853,5meter. Sedangkan endapan Bijih Besi yang tersingkap di lereng
selatan zona 1 ketebalannya mencapai 1-4,5meter, dengan arah penyebaran N95 0E (relatif timur-barat). Sedangkan endapan lain
yang dijumpai dipermukaan diperkirakan sebagai bongkah-bongkah hasil pelengseran dari urat bijih yang tersingkap di permukaan.
Berdasarkan data tersebut, maka cadangan endapan Bijih Besi pada wilayah eksplorasi mencapai± 5.000.000ton.
Rencana Penambangan

4.1 Metode Penambangan


Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka yaitu dengan open pit mining untuk melaksanakan
penambangan Bijih Besi ini. Metode tambang terbuka dipilih berdasarkan pertimbangan faktor-faktorteknis yang mencakup model
geologi, kondisi lapisan Bijih Besi(strike, dip, thikness). kondisi lapisan penutup (overburden)serta pertimbangan jumlah sumber
daya Bijih Besi. Metode penambangan ini menggunakan kombinasi back hoe dan dump truck serta bulldozer. Sebagai alat bantu,
ini memiliki kelebihan dalam fleksibilitas dan selektivitas penambangan, antara lain seperti :
• Biaya investasi awal yang lebih kecil
• Perolehan sumber daya Bijih Besi dapat lebih besar
• Tingkat produksi Bijih Besi per hari yang lebih besar
• Penanganan peralatan tambang yang lebih mudah dan keselamatan tambang dan karyawan yang lebih baik
Open pitmerupakan teknik penambangan Bijih Besi yang dinilai cocok dan sesuai untuk diterapkan. Teknik penambangan
open pit mining ini adalah dengan melakukan penggalian Bijih Besi pada batas-batas penambangan (pit limit)dari arah singkapan
(crop line) menuju ke bawah searah dengan kemiringan lapisan Bijih Besi(down dip).
4.2 Rencana Produksi
Rencana produksi penambangan akan dilakukan dengan open pit mining yaitu dengan rincian :
Tahap Produksi (Tahun 2011)
Operasi penambangan Bijih Besi akan dilakukan pada block atas dengan produksi 60.000ton pertahun dan jumlah tanah penutup
sebesar 140.400,00BCM. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 2,34.
Tahap Produksi (Tahun ke 2012)
Opeasi penambanganBijih Besi akan dilakukan terus pada Block 2 dan Block 3 dilakukan dalam rangka pemenuhan target produksi
sebesar 60.000ton pertahun. Dari Block 2 akan di tambang sebesar 26.300,00ton dan dari Block 3 dengan produksi
33.700,00ton.Jumlah tanah penutup sebesar 220.800BCM yang berasaldari Block 2 sebesar 96.413,82BCMdan dari Block 3 sebesar
124.386,18BCM. Sebagian tanah penutup akan di backfilling ke block 1 dan sebagian lagi akan di angkut ke waste dump area. Pada
tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3,68.
Tahap Produksi (Tahun ke2013)
Operasi penambangan Bijih Besi akan dilakukan terus pada Block 3, Block 4,Block 5, sampai Block 8.Hal ini menentukan dalam
rangka pemenuhan target produksi sebesar 120.000ton pertahun. Dari Block 3 akan di tambang sebesar 15.100ton, Block 4 akan di
tambang sebesar81.267ton dan dari Block 5 dengan produksi 23.633ton dan jumlah tanah penutup sebesar 154.679,33BCM dari
Block 3.Tanah penutup sebesar 160.373,05BCM dari Block 4. Tanah penutup sebesar 47.347,63BCM dari Block 5. Tanah penutup
akan di backfillingdiBlock 2 dan Block3. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-ratasebesar 1
: 3,02.
Tahap Produksi (Tahun ke 2014)
Operasi penambangan biji akan terus dilakukan pada Block 5 dengan produksi 120.000ton dan jumlah tanah penutup sebesar
368.400BCM.Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3,07.
RENCANA PENGOLAHAN

5.1 Tata Cara Pengolahan


Dalam rangka melakukan reduksi ukuran, maka akan dilakukan beberapa penanganan terhadap Bijih Besi produksi penambangan
(ROM), antara lain:
1. Proses penghancuran/pemecahan
2. Proses klasifikasi ukuran fraksi
3. Proses penanganan pemindahan Bijih Besi antar lokasi

5.2 Peralatan Pengolahan


No. Peralatan Spesifikasi Unit
Jaw Crusher PE 400 x 600, 160 t0/jam. 65 KVA,
1. Primary Crusher 1
Feed Opening = (400 x 600 ) mm
Jaw Crusher P 250 x 750,160 ton/jam, 45 KVA,
3. Secondary Crusher 1
Feed Opening= ( 100 x 200 ) mm
5. Hammer Crusher Feed Opening = 20 x 30 mm 1
6. Jigger Feed Opening = 150 mm x 200 mm 1
Belt 60 cm x 4 ply, motor 5 Hp x 3 phase, ban mobil (kijang),
7. Belt Conveyor 10
spasi roller 70 cm, chain RS 100, Gear box type 100 ; 1 : 3.
PENGANKUTAN DAN PENIMBUNAN

6.1 Tata Cara Pengangkutan dan Peralatan Pengangkutan


- Jalan angkut untuk OB dan ROM masing-masing untuk dump area dancrushing plant belum dan akan dibuat pada saat
pengerjaan penambangan tersedia. Jalan angkut Bijih Besike crushing plant ini berasal dari tanah dasar yang diperkeras dengan
Iebar20-30m
- Jarak bukaan tambang ke waste dump berkisar antara 300m sampai 1200m.Sedangkan jarak angkutan ROM dari bukaan
tambang ke crushing plant antara 720m-525m
- Jalan angkut hasil pengolahan Bijih Besi ke pelabuhan muat Bijih Besi dengan jarak 40km
LINGKUNGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
7.1 Lingkungan
Komponen lingkungan yang terkena dampak meliputi komponen geofisik-kimia yaitu (perubahan bentang alam, penurunan kualitas
air permukaan, penurunan kualitas udara dan getaran, peningkatan erosi tanah), komponen biologi yaitu
(penurunan populasi flora darat, hilangnya habitat fauna, gangguan kehidupan biota air) serta komponen sosial dan kesehatan
masyarakat yaitupersepsi masyarakat, peningkatan perekonomian lokal, gangguan kesehatan masyarakat, program pengembangan
masyarakat). Adapun beberapa upaya pengelolaan yang telah dilakukan adalah:
1. Reklamasi waste dumparea danareal terbuka lainnya sertapengadaan bibit untuk revegetasi tanaman
2. Penirisan dan pengelolaan air tambang
3. Pengelolaan kualitas udara (penanganan debu dan kebisingan)
4. Pengelolaan limbah padat dan cair
5. Pelaksanaan program community development

7.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)


Secara organisasi penanganan K-3 merupakan bagian dari struktur organisasi PT. Zalory Mine yang berada dalam lingkungan
Departemen Lingkungan dan K-3. Dalam pelaksanaannya bagian K-3 dibantu oleh koordinator safety pada kontraktor dan safety
repsentatif dari departemen.
Adapun program keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) meliputi inspeksi (inspection) dan keselamatan (safety meeting) analisis
tentang cara dan prosedur kerja yang aman (job safety analises dan standard report and accident investigation), analisis kecelakaan
(accident analysis), pelatihan (training-internal and external), alat pelindung (personal protective equipment),pemeriksaan
kesehatan (general check up), keselamatan lalu lintas (safety traffic), kampanye keselamatan (safety campaign), manajemen
kontraktor dan pengenalan tentang K-3 (safety induction).
PEMASARAN

8.1 Pemasaran Bijih Besi


Produk Bijih Besi yang dihasilkan mempunyai kandungan Fe total di atas 45%. Produk Bijih Besi ini akan ikut berperan
memasuki pasaran domestik dan ekspor.Produk Bijih Besi akan dieskpor ke beberapa negara kawasan-kawasan Asia Timur (Korea,
Taiwan, Jepang, Hongkong), India, dan Asia Tenggara (Malaysia, Filipina).
Harga Bijih Besi per ton FOB bervariasi walaupun kualitas (nilai kadar Pb) sama. Harga-harga tersebut merupakan harga
berdasarkan kontrak yang memiliki jangka waktu. Harga standar kadar 40%-45% rata-rata sebesar 40 - 43 US dollar FOB.
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
KESIMPULAN

10.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan dari bahan sebelumnya baik dari kajian teknis, ekonomis, dan lingkungan maka endapan bijih besi di
Desa Tapango, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat yang termasuk ke dalam wilayah izin
usaha pertambangan di PT. Zalory Mine dinyatakan layak untuk ditambang dengan menggunakan sistem tambang terbuka.

Anda mungkin juga menyukai