Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL OBSERVASI KLASIFIKASI BARANG DAN EKSTERNALITAS

(Studi Kasus di Desa Babalan Lor Gang Kenanga Rt. 04 Rw. 01 Kampung Tahu
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah : Ekonomi Publik
Dosen Pengampu : Indah Purwanti, M.T

Oleh :
Amelia Fariza (411815)

Kelas : E

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INTITIUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
peneliti ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang penelitian Barang Publik, Barang Swasta, dan Eksternalitas yang terletak di Desa
Bojong Lor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan ini dengan baik guna memenuhi
tugas UTS Ekonomi Publik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi peneliti.
Namun hal tersebuut tidak memuat peneliti patah semangat dan putus asa. Dengan adanya
dorongan dari orang tua, teman, narasumber serta dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi
Publik, Ibu Indah Purwanti, M.T. peneliti dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat membeerikan wawasan yang luas dan menjadi sumbangsi
pemikran kepada pembaca khususnya mahasiswa FEBI IAIN Pekalongan. Makalah ini
peneliti susun dengan mengerahkan segala kemampuan. Namun peneliti menyadari bahwa
dlam penyusunan makalah ini tentulah jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan infformasi yang didapat. Oleh karena itu, peneliti mohon kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang

Pekalongan, 6 April 2020

Peneliti

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Dan Contoh Klasifikasi Barang...................................................................3
2.1.1 Barang Publik..........................................................................................................3
2.1.2 Barang Swasta.........................................................................................................5
2.1.3 Barang Umum.........................................................................................................6
2.1.4 Barang Club............................................................................................................7
2.2 Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik di Kampung Tahu.............................7
2.3 Eksternalitas Bank Sampah Bagi Masyarakat Desa Babalan Lor...................................9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................................................12
DOKUMENTASI..................................................................................................................12
1. Keaslian Data Observasi............................................................................................12
2. Klasifikasi Barang......................................................................................................13
3. Eksternalitas...............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa Babalan Lor Gang Kenanga Rt. 04 Rw. 01 Kecamatan Bojong
Kabupaten Pekalongan tadinya merupakan salah satu kawasan kumuh yang ada di
Kabupaten Pekalongan. Kawasan kumuh ini tercipta karena adanya produsen-
produsen tahu yang sembarang membuang limbah produksinya ke sungai. Pada
awalnya limbah dari produksi tahu yang merupakan mata pencaharian utama warga
babalan lor ini menjadi momok yang lumrah karena ketidaktahuan mereka tentang
cara mengolah limbah tahu. Masyarakat Babalan Lor ini termakan buah
simalakama, dimana ketika mereka terus menerus memproduksi tahu dan
membuang limbahnya ke sungai, pencemaran lingkungan sangatlah terlihat. Tapi
ketika mereka berhenti memproduksi tahu maka sudah jelas perekonomian di
wilayah ini mati. Karena memang memproduksi dan menjual tahu merupakan mata
pencaharian masyarakat yang paling mendominasi yang mereka tekuni sejak tahun
1999. Hampir di setiap rumah di desa Babalan Lor ini dapat dijumpai dapurnya
yang mengepulkan asap akibat proses produksi tahu. Masih banyak produsen yang
memasak tahu ini menggunakan tungku tradisional dengan alasan untuk menjaga
keaslian rasa yang khas. Tapi sayangnya tumpukan bahan bakar yang tercecer ini
memperparah pencemaran lingkungan. Sehingga sebutan “kampung kumuh” lekat
hubungannya dengan desa Babalan Lor ini.
Tapi sekarang kampung kumuh tadi bertransformasi menjadi Kampung Tahu
yang telah dikenal banyak orang. Diceritakan awal mula berdirinya Kampung Tahu
Babalan Lor karena adanya gagasan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Margo Mulyo Desa Babalan Lor tahun 2007 silam. Para perangkat kerja BKM ini
telah memikirkan bagaimana kampung kumuh itu menjadi wilayah asri layak huni.
Hingga pada tahun 2013 BKM Margo Mulyo mendapatkan penawaran PLBK, yaitu
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas. Dengan mengajukan proposal dan lolos

1
mendapat bantuan dana sebesar 1 Milyar Rupiah dari Pemerintah Daerah. Dengan
dana bantuan yang didapat, masyarakat desa Babalan Lor bekerjasama menyulap
kampung kumuh menjadi Wisata Edukasi Kampung Tahu yang telah dikenal
banyak orang. Munculnya Wisata Edukasi Kampung Tahu Babalan Lor ini telah
berhasil meningkatkan kesejahteran masyarakat Desa Babalan Lor. Tidak hanya
sarana dan prasarana yang semakin elok, kesadaran masyarakat akan pentingnya
eksplorasi potensi lokal juga kian tumbuh. Hal tersebut salah satunya terbukti
dengan bertambahnya intensitas pengunjung dan para wisatawan yang ingin belajar
atau sekedar berkunjung di Desa Babalan Lor. Transformasi inilah yang menarik
perhatian peneliti untuk melakukan observasi tentang barang publik, barang swasta,
barang umum dan eksternalitas yang ada di Kampung Tahu Desa Babalan Lor
Kecamatan Bojong Kabupten Pekalongan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dipaparkan peneliti di atas, dapat diketahui
rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa Maksud Barang Swasta, Barang Umum, dan Barang Publik Serta
Contohnya Yang Terdapat di Desa Babalan Lor?
2. Apa Maksud Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik Yang
Terdapat di Desa Babalan Lor?
3. Apa Dampak Eksternalitas Dari Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang
Publik Bagi Mayarakat Sekitar Desa Babalan Lor?

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan penulisan yang hendak
peniliti sampaikan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk Mendeskripsikan Maksud Barang Swasta, Barang Umum, dan Barang
Publik Serta Contohnya Yang Terdapat di Desa Babalan Lor.
2. Untuk Mengetahui Maksud Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik
Yang Terdapat di Desa Babalan Lor.
3. Untuk Mengetahui Dampak Eksternalitas Dari Bank Sampah Sebagai Salah
Satu Barang Publik Bagi Mayarakat Sekitar Desa Babalan Lor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Contoh Klasifikasi Barang

2.1.1 Barang Publik


Barang Publik dapat didefinisikan sebagai suatu barang yang mana
barang tersebut diperuntukkan secara komunal dan tidak dapt dimiliki secara
persorangan. Memiliki keterkaitan erat dengan perataan kesejahteraan
masyarakat. Kepemilikkannya secara umum. Dalam mendapatkan barang publik
masyarakat tidak perlu mengeluarkan usaha atau uang. Pemanfaatannya tidak
akan mengurangi kesempatan orang lain untuk menggunakannya. Keadaan ini
dapat dikelompokkan menjadi dua hal sehingga dapat diketahui karakteristik
dari barang publik yakni:
2.1.1.1 Gratis
Barang publik didapatkan secara gratis dan tidak
membutuhkan usaha tertentu untuk mengaksesnya. Karena memang
tujuan dari barang publik itu sendiri untuk penyediaan bagi
msyarakat luas. Sekalipun diadakan pungutan atau pun biaya
bulanan semata-mata dana ini digunakan kembali untuk biaya
perawatan barang.
2.1.1.2 Rivalitas Rendah
Dalam memanfaatkan barang publik, tidak akan
menyebabkan orang lain kehilangan kesempatan untuk mengakses
barang publik tersebut. Keberadaannya melimpah dan ada dimana-
mana. Itulah mengapa barang publik disebut memiliki revalitas yang
rendah.
2.1.1.3 Tidak Eksklusif

3
Barang publik sifatnya tidak eksklusif itu artinya masyarakat
umum dapat mengakses atau memanfaatkannya tanpa terkecuali dan
tanpa persyaratan atau usaha tertentu.

Pada kenyataannya banyak barang dan jasa yang sulit dipisahkan secara
pasti apakah termasuk ke dalam kelompok barang publik ataukah kelompok
barang swasta. Keadaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua hal:
2.1.1.4 Congestible Public Goods
Barang publik yang apabila terjadi kepadatan atau kemacetan
(congestible) yang disebabkan penambahan konsumen akan mengurangi
keuntungan bagi konsumen yang telah ada. Sebagaimana daerah lain
pada umumya, di desa Babalan Lor juga terdapat banyak barang publik
yang mudah sekali dijumpai di setiap sudut. Congistable Public Goods
yang disediakan pemerintah untuk masyarakat umum di desa Babalan
Lor ini antara lain:
2.1.1.4.1 Jalan raya dan jalan perkampungan.
2.1.1.4.2 Jembatan Kecil
2.1.1.4.3 Jembatan Besar
2.1.1.4.4 Masjid sebanyak 2 buah yakni Masjid Roudlotus Sholihin,
Masjid Jami’ Babalan Lor.
2.1.1.4.5 Mushola sebanyak 15 buah yang tersebar disetiap RT.
2.1.1.4.6 Balai Desa Babalan Lor sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.7 Lapangan Badminton sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.8 Tempat Pemakaman Umum sebanyak 3 lokasi
2.1.1.4.9 Badan Keswadayaan Masyarakat sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.10 Bank Sampah sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.11 Rumah Baca sebanyak 1 buah dan sepetak taman ramah
anak
2.1.1.4.12 Sanggar Tahu sebanyak 1 buah yang digunakan sebagai
gedung pertemuan para produsen tahu.
2.1.1.4.13 Puluhan lampu penerang jalan.

4
2.1.1.5 Price Excludable Goods
Yakni barang publik yang ditentukan harganya serta menimbulkan
keuntungan bagi pihak lain (manfaat eksternal) bila diproduksi atau
dikonsumsi,, biaya rendah untuk menjadikannya eksklusiff. Di desa
Babalan Lor juga terdapat barang publik yang mudah dijumpai di
berbagai titik. Price Excludable Goods yang disediakan pemerintah dan
instansi terkait untuk masyarakat umum di desa Babalan Lor ini antara
lain:
2.1.1.5.1 Sekolah Dasar sebanyak 2 buah, yakni SDN 01 Babalan Lor
dan SDN 02 Babalan Lor.
2.1.1.5.2 Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak 2 buah.
2.1.1.5.3 Pusat Kesehatan sebanyak 1 buah tetapi sudah tidak aktif
beroperasi.
2.1.1.5.4 Posyandu sebanyak 5 pos yang melayani masyarakat setiap
sebulan sekali.
2.1.1.5.5 Taman Pendidikan Al-Qur’an sebanyak 3 buah.

2.1.2 Barang Swasta


Secara sederhana, semua penjelasan yang terdapat pada barang swasta
adalah kebalikan dari barang publik. Barang swasta adalah barang yang
disediakan oleh pasar atau swasta. Barang swasta ini dihasilkan dengan alokasi
sumber daya untuk memperoleh barang tersebut dibutuhkan pengorbanan.
Barang swasta biasanya sengaa diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena
sifat-sifatnya, barang swasta dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya.
Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman
bahwa barang swasta adalah barang yang diproduksi atau dikelola oleh swasta
Secara singkat penjabaran sifat atau karakteristik dari barang swasta adalah:
2.1.2.1 Rivalitas Tinggi
Barang swasta adalah barang yang dalam pemanfaatannya akan
mengurangi kesmpatan pihak lain untuk menikmatinya. Dalam barang
swasta terjadi rivalitas antara pembeli satu dengan pembeli lainnya.
2.1.2.2 Eksklusif

5
Barang swasta menawarkan eksklusifitas karena tidak semua orang
dapat memilikinya, dan ketika seseorang memilikinya maka
kepemilikan barang tersebut menjadi kepemilikan pribadi. Dalam
mendapatkan barang privat juga meliputi persyaratan atau kriteria
tertentu yang harus disyaratkan sehingga dapat memiliki baang tersebut.
Misalnya harus mengeluarkan sejumlah uang, memenuhi syarat tertentu
dan lain sebagainya.
2.1.1.6 Terbatas
Jumlah dari barang swasta terbatas, tidak seperti barang publik
yang jumlahnya melimpah dan mudah ditemui di seluruh wilayah,
dalam barang swasta tidak semua orang bisa memilikinya apabila kuota
yang ada telah mencukupi atau habis.
Di desa Babalan Lor terdapat beberapa barang swasta yang sesekali
dijumpai. Barang swasta ini ada semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat umum di desa Babalan Lor, antara lain:
2.1.1.7 Pabrik Tahu Rumahan kurang lebih sebanyak 20 buah
2.1.1.8 Praktek Dokter sebanyak 1 buah
2.1.1.9 Biro Perjalanan sebanyak 1 buah
2.1.1.10 Supermarket sebanyak 1 buah
2.1.1.11 Toko Kelontong atau Toko Sembako sebanyak 6 buah
2.1.1.12 Salon Kecantikan sebanyak 1 buah.
2.1.1.13 Jasa Pembuatan Parsel sebanya 1 buah
2.1.1.14 Bengkel motor atau Tambal Ban 2 buah.
2.1.1.15 Ratusan Kendaraan (motor, mobil, dan pick up) yang secara
privat dimiliki masyarakat.

2.1.3 Barang Umum


Barang umum adalah baang milik bersama artinya tidak ada eksklusifitas
namun ketika sudah dikonsumsi maka orang lain berikutnya (kompetitornya)
yang mengkonsumsi akan menemui bahwa secara kuantitas barang tersebut
sudah berkurang. Akibatnya butuh perjuangan yang lebih untuk

6
mendapatkannya. Babalan Lor sendiri merupakan daerah pedesaan yang tentu
masih banyak dijumpai barang umum seperti:
2.1.3.1 Sungai
2.1.3.2 Kebun
2.1.3.3 Sawah

2.1.4 Barang Club


Barang klub adalah barang yang dinikmati atau dkonsumsi secara bersama-
sama tanpa mengurangi kuantitas konsumsi para kompetitornya (pesain lain
yang mengkonsumsi) namun terdapat syarat dan ketentuan yang berlaku untuk
mendapatkannya, misalnya membayar. Di desa Babalan Lor jarang ditemui
barang klub, namun peneliti tidak menduga di desa ini memiliki barang club
berupa Gedung Futsal sebanyak 1 buah

2.2 Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik di Kampung Tahu
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang di atas, Kampung
Tahu yang dulu adalah Kampung Kumuh yang terdapat banyak gunungan sampah,
sampah-sampah yang sengaja di buang di sungai yang kian memperparah keadaan.
Beriringan dengan rapat kerja BKM yang membahas tentang transformasi dari desa
kumuh menjadi desa wisata edukasi, perangkat kerja BKM Margo Mulyo turut
membahas penanganan sampah yang menggunung an sampah yang dengan sengaja
di buang ke sungai oleh warga. Hingga pada tahun 2012 seluruh perangkat kerja
sepakat membuat Bank Sampah yang dimana dana pengelolaan di dapat dari AAD
Pemerintah setelah pengajuan proposal.
Kabupaten Pekalongan sangat gencar mengampanyekan tentang 3R; Reduce,
rescue, dan recycle. Dengan kampanye inilaih bank sampah dibentuk di Kabupaten
Pekalongan oleh pemerintah. Di bawah Kmenterian Lingkungan Hidup, bank ini ada
dalam aturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pengelolaan
3R. Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup sudah menyusun empat pedoman
pengelolaan sampah di sumbernya untuk mendukung penerapan Perpres Nomor 97
Tahun 2017 tentang Kebijakan Setrategi Nasional dalam Pengelolaan Sampah yang
menetapkan 30% pengurangan dari 70% penaganan pada tahun 2005.

7
Bank sampah adalah suatu tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah
yang sudah dipilah-pilah. Hasil yang sudah dipilah akan disetorkan ke pengepul
sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankan yang
dilakukan oleh petugas sukarelawan tapi yang ditabung bukanlah uang melainkan
sampah. Penyetor atau nasabah merupakan warga desa Babalan Lor dan sekitarnya.
Sistem transasksi dalam Bank Sampah ini hampir sama dengan bank uang pada
umumnya. Dimana para nasabah mengumpulkan sampah dan di setorkan ke bank
sampah, oleh bank sampah ditabung, ditimbang dan dihargai sesuai kesepakatan.
Setelah selesai jumlah timbangan yang terkumpul dicatat di buku rekening oleh
petugas bank. Tujuan dibangunnya bangunan ini jelas bukan untuk keuntungan
semata. Bank sampah adalah strategi untu membangun kepedulian masyarakat agar
dapat “berteman” dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonoi langsung dari
sampah. Sehingga bank sampah ini merupakan solusi tepat yang diambil masyarakat
desa Babalan Lor untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman.
Tidak hanya sampah anorganik yang dapat di daur ulang, sampah organik pun
ditampung dan diolah secara mandiri oleh warga sekitar menjadi kompos. Sampah
plastik atau sampah lainnya yang tidak sesuai dengan keinginan pasar, oleh ibu-ibu
pkk setempat untuk didaur ulang menjadi kerajinan tangan Hal ini bertujuan untuk
mencegah menumpuknya sampah di TPA. Nasabah yang menabung di bank sampah
ini berkisar antara 30-40 orang. Saldo yang terkumpul hanya dapat diambil diakhir
tahun, boleh berupa uang atau dalam bentuk sembako yang seniliai dengan jumlah
saldo. Tergantung nasabah ingin dicairkan dalam bentuk apa. Dalam jenisnya, bank
sampah juga memiliki dua jenis tabungan. Berikut adalah jenis-jenisnya:
2.2.1 Jenis Pertama
Pertama yaitu tabungan rupiah dimana tabungan ini dikhususkan
untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian ditukar
dengan sejumlah uang dalam bentu tabungan. Plastik sampah yang dapat
ditukar pun ada klasifikasi kualitasnya masing-masing. Kualitas 1 yaitu
plastik yang sedikit lebar dan tebal seperti karumg beras, detergen,, pelembut
pakaian, dll. Kualitas 2 yaitu plastik yang ukurannya lebih kecil seperti

8
bungkus kopi, suplemen dan snack. Kualitas 3 yaitu plastik mie instan,
kemudian kualita 4 yaitu botol plastik air mineral.
2.2.2 Jenis Kedua
Bentuk tabungan kedua disebut tabungan lingkungan. Tabungan
lingkungan adalah partisipasi produsen tahu dan kalangan bisnis lainnya
untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan,, tetapi
nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan
bisnis yang melestarikan lingkungan dan mendapat piagam. Tabungan
lingkngan ini merupakan proses timmbal balik yang sangat menarik. Dimana
perusahaan atau kalangan bisnis lain mendapat citra baik di mata masyarakat
sehingga masyarakat lain segan dan bersimpati.

2.3 Eksternalitas Bank Sampah Bagi Masyarakat Desa Babalan Lor


Eksternalitas adalah biaya yang harus dibayarkan atau manfaat yang
didapatkan pihak ketiga yang tidak mampu memilih untuk mendapatkan atau
menolak dampak tersebut karena kejadiannya. Biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan tersebut hanya meliputi biaya operasinal. Karena pihak ketiga tidak dapat
memilih atau menolak, banyak anggapan bahwa eksternalitas bersifat merugikan.
Merugikan disini bukan hanya merugikan pihak ketiga yang dipengaruhi oleh
eksternalitas, dapat pula merugikan perusahaan atau pabrik atau lembaga yang
terkait. Eksternalitas negatif ini menguntungkan pelaku karena mereka tidak harus
membayar dan bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan. Meskipun begitu,
sekarang sudah mulai ada kebijakan yang mencoba menginternalisasi dampak negatif
eksternalitas. Sebaliknya dari eksternalitas negatif, eksternalitas positiff lebih
merugian pihak pelaku karena harus membayar kompensasi kepada pihak ketiga.
Dapat diketahui bersama dengan adanya bank sampah ini memberikan dampak
eksternalitas positif untuk masyarakat sekitar. Tidak hanya masyarakat yang rajin
mengumpulkan sampah untuk ditukar dengan uang, secara langsung lingkungan jauh
lebih bersih dan indah. Sayangnya bank sampah di desa Babalan Lor ini kurang
berjalan dengan stabil, artinya belum banyak masyarakat yang sadar untuk
memperhatikan kebersihan lingkungan. Ada pula yang surut semangat menabung
sampah sebagaimana biasanya. Karena mereka berpendapat menyimpan sampah dan

9
dikasifikasikan sesuai kualitas adalah sesuatu yang membuang-buang waktu.
Pemerintah desa pun tidak menangani serius masalah ini. Menurut analisi peniliti,
antara pihak perangkat desa dengan perangkat kerja BKM tidak ada kordinasi yang
baik. Padahal jika menabung sampah ini giat dilakukan akan menghasilkan pengaruh
signifikan terhadap kebersihan lingkungan dari sampah.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Desa Babalan Lor adalah desa di Kabupaten Pekalongan yang terkenal
dengan produsen tahu, dimana pada mulanya masyarakat tidak tahu cara mengolah
limbah yang dihasilkan. Sehingga sebutan “kampung kumuh” lekat hubungannya
dengan desa Babalan Lor ini. Tapi sekarang kampung kumuh tadi bertransformasi
menjadi Kampung Tahu yang telah dikenal banyak orang. Diceritakan awal mula
berdirinya Kampung Tahu Babalan Lor karena adanya gagasan oleh Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Margo Mulyo Desa Babalan Lor tahun 2007 silam.
Para perangkat kerja BKM ini telah memikirkan bagaimana kampung kumuh itu
menjadi wilayah asri layak huni. Salah satu kiat yang dilakukan untuk mengurangi
sampah dan mengolahnya dengan bijak adalah Bank Sampah. Bank Sampah adalah
suatu tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.
Hasil yang sudah dipilah akan disetorkan ke pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan
tapi yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah. Dapat diketahui dengan jelas
jika bank sampah ini sepenuhnya memberikan dampak eksternalitas yang positif bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar.

3.2 Saran
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menabung sampah menjadi masalah
selanjutnya. Untuk mengatasi hal ini, petugas bank sampah dapat menawarkan
hadiah menarik untuk nasabah. Atau penggalakan menabung sampah dari pemerintah
dengan memberikan denda atau rutin menampilkan tayangan tentang bencana yang
dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran masyaraat mengelola sampah dengan baik.
Bank sampah merupakan barang publik yang sebenarnya tidak hanya dikelola oleh
lembaga terkait tapi juga perlu dukungan campur tangan dari pemrintah.

11
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

1. Keaslian Data Observasi

Narasumber: Petugas Bank Sampah BKM Margo Mulyo


(dari kiri Ibu Anik Pelita, tengah Ibu Sulistyana, kanan peneliti Amelia Fariza)

2. Klasifikasi Barang

12
Bank Sampah BKM Margo Mullyo (Barang Publik)

Masjid Roudhotus Sholihin desa Babalan Lor (Barang Publik)

13
BKM Margo Mulyo (Barang Publik)

Rumh Baca (Barang Publik)

14
Supermarket (Barang Swasta)

15
3. Eksternalitas

Eksternalitas Positif Bank Sampah-Hasil kerajinan ibu-ibu pkk bank sampah

Eksternalitas BKM Margo Mulyo-Bebek Cinta Kampung Edukasi

16
Eksternalitas negatif pabrik tahu-pencemaran sungai

17

Anda mungkin juga menyukai