(Studi Kasus di Desa Babalan Lor Gang Kenanga Rt. 04 Rw. 01 Kampung Tahu
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan)
Oleh :
Amelia Fariza (411815)
Kelas : E
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
peneliti ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang penelitian Barang Publik, Barang Swasta, dan Eksternalitas yang terletak di Desa
Bojong Lor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan ini dengan baik guna memenuhi
tugas UTS Ekonomi Publik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi peneliti.
Namun hal tersebuut tidak memuat peneliti patah semangat dan putus asa. Dengan adanya
dorongan dari orang tua, teman, narasumber serta dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi
Publik, Ibu Indah Purwanti, M.T. peneliti dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat membeerikan wawasan yang luas dan menjadi sumbangsi
pemikran kepada pembaca khususnya mahasiswa FEBI IAIN Pekalongan. Makalah ini
peneliti susun dengan mengerahkan segala kemampuan. Namun peneliti menyadari bahwa
dlam penyusunan makalah ini tentulah jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangan infformasi yang didapat. Oleh karena itu, peneliti mohon kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang
Peneliti
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Dan Contoh Klasifikasi Barang...................................................................3
2.1.1 Barang Publik..........................................................................................................3
2.1.2 Barang Swasta.........................................................................................................5
2.1.3 Barang Umum.........................................................................................................6
2.1.4 Barang Club............................................................................................................7
2.2 Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik di Kampung Tahu.............................7
2.3 Eksternalitas Bank Sampah Bagi Masyarakat Desa Babalan Lor...................................9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................................................12
DOKUMENTASI..................................................................................................................12
1. Keaslian Data Observasi............................................................................................12
2. Klasifikasi Barang......................................................................................................13
3. Eksternalitas...............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mendapat bantuan dana sebesar 1 Milyar Rupiah dari Pemerintah Daerah. Dengan
dana bantuan yang didapat, masyarakat desa Babalan Lor bekerjasama menyulap
kampung kumuh menjadi Wisata Edukasi Kampung Tahu yang telah dikenal
banyak orang. Munculnya Wisata Edukasi Kampung Tahu Babalan Lor ini telah
berhasil meningkatkan kesejahteran masyarakat Desa Babalan Lor. Tidak hanya
sarana dan prasarana yang semakin elok, kesadaran masyarakat akan pentingnya
eksplorasi potensi lokal juga kian tumbuh. Hal tersebut salah satunya terbukti
dengan bertambahnya intensitas pengunjung dan para wisatawan yang ingin belajar
atau sekedar berkunjung di Desa Babalan Lor. Transformasi inilah yang menarik
perhatian peneliti untuk melakukan observasi tentang barang publik, barang swasta,
barang umum dan eksternalitas yang ada di Kampung Tahu Desa Babalan Lor
Kecamatan Bojong Kabupten Pekalongan ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Barang publik sifatnya tidak eksklusif itu artinya masyarakat
umum dapat mengakses atau memanfaatkannya tanpa terkecuali dan
tanpa persyaratan atau usaha tertentu.
Pada kenyataannya banyak barang dan jasa yang sulit dipisahkan secara
pasti apakah termasuk ke dalam kelompok barang publik ataukah kelompok
barang swasta. Keadaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua hal:
2.1.1.4 Congestible Public Goods
Barang publik yang apabila terjadi kepadatan atau kemacetan
(congestible) yang disebabkan penambahan konsumen akan mengurangi
keuntungan bagi konsumen yang telah ada. Sebagaimana daerah lain
pada umumya, di desa Babalan Lor juga terdapat banyak barang publik
yang mudah sekali dijumpai di setiap sudut. Congistable Public Goods
yang disediakan pemerintah untuk masyarakat umum di desa Babalan
Lor ini antara lain:
2.1.1.4.1 Jalan raya dan jalan perkampungan.
2.1.1.4.2 Jembatan Kecil
2.1.1.4.3 Jembatan Besar
2.1.1.4.4 Masjid sebanyak 2 buah yakni Masjid Roudlotus Sholihin,
Masjid Jami’ Babalan Lor.
2.1.1.4.5 Mushola sebanyak 15 buah yang tersebar disetiap RT.
2.1.1.4.6 Balai Desa Babalan Lor sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.7 Lapangan Badminton sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.8 Tempat Pemakaman Umum sebanyak 3 lokasi
2.1.1.4.9 Badan Keswadayaan Masyarakat sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.10 Bank Sampah sebanyak 1 buah.
2.1.1.4.11 Rumah Baca sebanyak 1 buah dan sepetak taman ramah
anak
2.1.1.4.12 Sanggar Tahu sebanyak 1 buah yang digunakan sebagai
gedung pertemuan para produsen tahu.
2.1.1.4.13 Puluhan lampu penerang jalan.
4
2.1.1.5 Price Excludable Goods
Yakni barang publik yang ditentukan harganya serta menimbulkan
keuntungan bagi pihak lain (manfaat eksternal) bila diproduksi atau
dikonsumsi,, biaya rendah untuk menjadikannya eksklusiff. Di desa
Babalan Lor juga terdapat barang publik yang mudah dijumpai di
berbagai titik. Price Excludable Goods yang disediakan pemerintah dan
instansi terkait untuk masyarakat umum di desa Babalan Lor ini antara
lain:
2.1.1.5.1 Sekolah Dasar sebanyak 2 buah, yakni SDN 01 Babalan Lor
dan SDN 02 Babalan Lor.
2.1.1.5.2 Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini sebanyak 2 buah.
2.1.1.5.3 Pusat Kesehatan sebanyak 1 buah tetapi sudah tidak aktif
beroperasi.
2.1.1.5.4 Posyandu sebanyak 5 pos yang melayani masyarakat setiap
sebulan sekali.
2.1.1.5.5 Taman Pendidikan Al-Qur’an sebanyak 3 buah.
5
Barang swasta menawarkan eksklusifitas karena tidak semua orang
dapat memilikinya, dan ketika seseorang memilikinya maka
kepemilikan barang tersebut menjadi kepemilikan pribadi. Dalam
mendapatkan barang privat juga meliputi persyaratan atau kriteria
tertentu yang harus disyaratkan sehingga dapat memiliki baang tersebut.
Misalnya harus mengeluarkan sejumlah uang, memenuhi syarat tertentu
dan lain sebagainya.
2.1.1.6 Terbatas
Jumlah dari barang swasta terbatas, tidak seperti barang publik
yang jumlahnya melimpah dan mudah ditemui di seluruh wilayah,
dalam barang swasta tidak semua orang bisa memilikinya apabila kuota
yang ada telah mencukupi atau habis.
Di desa Babalan Lor terdapat beberapa barang swasta yang sesekali
dijumpai. Barang swasta ini ada semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat umum di desa Babalan Lor, antara lain:
2.1.1.7 Pabrik Tahu Rumahan kurang lebih sebanyak 20 buah
2.1.1.8 Praktek Dokter sebanyak 1 buah
2.1.1.9 Biro Perjalanan sebanyak 1 buah
2.1.1.10 Supermarket sebanyak 1 buah
2.1.1.11 Toko Kelontong atau Toko Sembako sebanyak 6 buah
2.1.1.12 Salon Kecantikan sebanyak 1 buah.
2.1.1.13 Jasa Pembuatan Parsel sebanya 1 buah
2.1.1.14 Bengkel motor atau Tambal Ban 2 buah.
2.1.1.15 Ratusan Kendaraan (motor, mobil, dan pick up) yang secara
privat dimiliki masyarakat.
6
mendapatkannya. Babalan Lor sendiri merupakan daerah pedesaan yang tentu
masih banyak dijumpai barang umum seperti:
2.1.3.1 Sungai
2.1.3.2 Kebun
2.1.3.3 Sawah
2.2 Bank Sampah Sebagai Salah Satu Barang Publik di Kampung Tahu
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang di atas, Kampung
Tahu yang dulu adalah Kampung Kumuh yang terdapat banyak gunungan sampah,
sampah-sampah yang sengaja di buang di sungai yang kian memperparah keadaan.
Beriringan dengan rapat kerja BKM yang membahas tentang transformasi dari desa
kumuh menjadi desa wisata edukasi, perangkat kerja BKM Margo Mulyo turut
membahas penanganan sampah yang menggunung an sampah yang dengan sengaja
di buang ke sungai oleh warga. Hingga pada tahun 2012 seluruh perangkat kerja
sepakat membuat Bank Sampah yang dimana dana pengelolaan di dapat dari AAD
Pemerintah setelah pengajuan proposal.
Kabupaten Pekalongan sangat gencar mengampanyekan tentang 3R; Reduce,
rescue, dan recycle. Dengan kampanye inilaih bank sampah dibentuk di Kabupaten
Pekalongan oleh pemerintah. Di bawah Kmenterian Lingkungan Hidup, bank ini ada
dalam aturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pengelolaan
3R. Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup sudah menyusun empat pedoman
pengelolaan sampah di sumbernya untuk mendukung penerapan Perpres Nomor 97
Tahun 2017 tentang Kebijakan Setrategi Nasional dalam Pengelolaan Sampah yang
menetapkan 30% pengurangan dari 70% penaganan pada tahun 2005.
7
Bank sampah adalah suatu tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah
yang sudah dipilah-pilah. Hasil yang sudah dipilah akan disetorkan ke pengepul
sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankan yang
dilakukan oleh petugas sukarelawan tapi yang ditabung bukanlah uang melainkan
sampah. Penyetor atau nasabah merupakan warga desa Babalan Lor dan sekitarnya.
Sistem transasksi dalam Bank Sampah ini hampir sama dengan bank uang pada
umumnya. Dimana para nasabah mengumpulkan sampah dan di setorkan ke bank
sampah, oleh bank sampah ditabung, ditimbang dan dihargai sesuai kesepakatan.
Setelah selesai jumlah timbangan yang terkumpul dicatat di buku rekening oleh
petugas bank. Tujuan dibangunnya bangunan ini jelas bukan untuk keuntungan
semata. Bank sampah adalah strategi untu membangun kepedulian masyarakat agar
dapat “berteman” dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonoi langsung dari
sampah. Sehingga bank sampah ini merupakan solusi tepat yang diambil masyarakat
desa Babalan Lor untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman.
Tidak hanya sampah anorganik yang dapat di daur ulang, sampah organik pun
ditampung dan diolah secara mandiri oleh warga sekitar menjadi kompos. Sampah
plastik atau sampah lainnya yang tidak sesuai dengan keinginan pasar, oleh ibu-ibu
pkk setempat untuk didaur ulang menjadi kerajinan tangan Hal ini bertujuan untuk
mencegah menumpuknya sampah di TPA. Nasabah yang menabung di bank sampah
ini berkisar antara 30-40 orang. Saldo yang terkumpul hanya dapat diambil diakhir
tahun, boleh berupa uang atau dalam bentuk sembako yang seniliai dengan jumlah
saldo. Tergantung nasabah ingin dicairkan dalam bentuk apa. Dalam jenisnya, bank
sampah juga memiliki dua jenis tabungan. Berikut adalah jenis-jenisnya:
2.2.1 Jenis Pertama
Pertama yaitu tabungan rupiah dimana tabungan ini dikhususkan
untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian ditukar
dengan sejumlah uang dalam bentu tabungan. Plastik sampah yang dapat
ditukar pun ada klasifikasi kualitasnya masing-masing. Kualitas 1 yaitu
plastik yang sedikit lebar dan tebal seperti karumg beras, detergen,, pelembut
pakaian, dll. Kualitas 2 yaitu plastik yang ukurannya lebih kecil seperti
8
bungkus kopi, suplemen dan snack. Kualitas 3 yaitu plastik mie instan,
kemudian kualita 4 yaitu botol plastik air mineral.
2.2.2 Jenis Kedua
Bentuk tabungan kedua disebut tabungan lingkungan. Tabungan
lingkungan adalah partisipasi produsen tahu dan kalangan bisnis lainnya
untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan,, tetapi
nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan
bisnis yang melestarikan lingkungan dan mendapat piagam. Tabungan
lingkngan ini merupakan proses timmbal balik yang sangat menarik. Dimana
perusahaan atau kalangan bisnis lain mendapat citra baik di mata masyarakat
sehingga masyarakat lain segan dan bersimpati.
9
dikasifikasikan sesuai kualitas adalah sesuatu yang membuang-buang waktu.
Pemerintah desa pun tidak menangani serius masalah ini. Menurut analisi peniliti,
antara pihak perangkat desa dengan perangkat kerja BKM tidak ada kordinasi yang
baik. Padahal jika menabung sampah ini giat dilakukan akan menghasilkan pengaruh
signifikan terhadap kebersihan lingkungan dari sampah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desa Babalan Lor adalah desa di Kabupaten Pekalongan yang terkenal
dengan produsen tahu, dimana pada mulanya masyarakat tidak tahu cara mengolah
limbah yang dihasilkan. Sehingga sebutan “kampung kumuh” lekat hubungannya
dengan desa Babalan Lor ini. Tapi sekarang kampung kumuh tadi bertransformasi
menjadi Kampung Tahu yang telah dikenal banyak orang. Diceritakan awal mula
berdirinya Kampung Tahu Babalan Lor karena adanya gagasan oleh Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Margo Mulyo Desa Babalan Lor tahun 2007 silam.
Para perangkat kerja BKM ini telah memikirkan bagaimana kampung kumuh itu
menjadi wilayah asri layak huni. Salah satu kiat yang dilakukan untuk mengurangi
sampah dan mengolahnya dengan bijak adalah Bank Sampah. Bank Sampah adalah
suatu tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.
Hasil yang sudah dipilah akan disetorkan ke pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan
tapi yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah. Dapat diketahui dengan jelas
jika bank sampah ini sepenuhnya memberikan dampak eksternalitas yang positif bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar.
3.2 Saran
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menabung sampah menjadi masalah
selanjutnya. Untuk mengatasi hal ini, petugas bank sampah dapat menawarkan
hadiah menarik untuk nasabah. Atau penggalakan menabung sampah dari pemerintah
dengan memberikan denda atau rutin menampilkan tayangan tentang bencana yang
dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran masyaraat mengelola sampah dengan baik.
Bank sampah merupakan barang publik yang sebenarnya tidak hanya dikelola oleh
lembaga terkait tapi juga perlu dukungan campur tangan dari pemrintah.
11
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
2. Klasifikasi Barang
12
Bank Sampah BKM Margo Mullyo (Barang Publik)
13
BKM Margo Mulyo (Barang Publik)
14
Supermarket (Barang Swasta)
15
3. Eksternalitas
16
Eksternalitas negatif pabrik tahu-pencemaran sungai
17