Anda di halaman 1dari 11

BIOTEKNOLOGI TANAH

RHIZOBIUM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bioteknologi Tanah
Dosen: Dr. Ir. Ni Luh Kartini, MS

Dibuat oleh:
Lasdo Lamhisar Manik 2006541097/ Kelompok 1
Gionata Henry Louis 2006541098/ Kelompok 1
Mikha Abigail Shaula 2006541099/ Kelompok 1
I Putu Benny Santika 2006541100/ Kelompok 1
Jesis Silvano 2006541101/ Kelompok 1

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Rhizobium” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bioteknologi Tanah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang rhizobium bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ni Luh Kartini, MS selaku dosen mata
kuliah Bioteknologi Tanah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 18 September 2021

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 pengertian rhizobium .................................................................................................... 5
2.2 karakteristik bakteri rhizobium ................................................................................... 5
2.3 fungsi bakteri rhizobium ............................................................................................... 6
2.4 peranan rhizobium terhadap tanaman ........................................................................ 7
2.5 Potensi Bakteri Rhizobium ........................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dengan mikroba memiliki hubungan yang erat. Mikroba membantu
berbagai kebutuhan hidup manusia seperti pada bidang pertanian, kesehatan, industri, dan
lingkungan. Berbagai peluang kemajuan teknologi mikroba (bioteknologi) akan mampu
berkembang dengan dilandasi oleh pemahaman terhadap sifat-sifat kehidupan mikroba.
Bakteri merupakan mikroba uniseluler, pada umumnya tidak mempunyai klorofil. Ada
beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksual dengan pembelahan sel.
Rhizobium merupakan bakteri yang mampu bersimbiosis dengan tanaman leguminosa. Akar
tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang merangsang aktifitas bakteri Rhizobium. Apabila
bakteri sudah bersinggungan dengan akar rambut, akar rambut akan mengeriting. Setelah
memasuki akar, bakteri 5 berkembang biak ditandai dengan pembengkakan akar.
Pembengkakan akar akan semakin besar dan akhirnya terbentuklah bintil akar (Hidayat et al.,
2006).
Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan memanfaatkan kelompok bakteri penambat
nitrogen sebagai pupuk hayati. Menurut Khairul (2001) dalam Surtiningsih et al. (2009),
pemanfaatan bakteri tersebut tidak mempunyai bahaya atau efek samping. Salah satu bakteri
tanah yang mempunyai peran penting dalam penambatan N2 bebas dari udara sehingga
menjadi senyawa nitrogen yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman adalah Rhizobium.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bakteri rhizobium?
2. Bagaimana karakteristik bakteri rhizobium?
3. Apa saja fungsi dari bakteri rhizobium?
4. Bagaimana peranan rhizobium terhadap tanaman?
5. Bagaimana potensi dari bakteri rhizobium?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian dari bakteri rhizobium.
2. Mengetahui bagaimana karakteristik bakteri rhizobium.
3. Mengetahui apa saja fungsi dari bakteri rhizobium.
4. Mengetahui bagaimana peranan rhizobium terhadap tanaman.
5. Mengetahui bagaimana potensi dari bakteri rhizobium.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian rhizobium
Bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Bentuk bakteri dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan basil (tongkat/batang), golongan
kokus (bulat), dan spiril (bengkok). Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan medium
dan usia bakteri (Dwijoseputro, 2010).
Bakteri merupakan mikroba uniseluler, pada umumnya tidak mempunyai klorofil. Ada
beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri umumnya
berukuran kecil dengan karakteristik dimensi sekitar 1 µm. Sel dapat tunggal ataupun rantaian.
Beberapa kelompok memiliki flagella dan dapat bergerak aktif. Bakteri memiliki berat jenis
1,05-1,1 g cm -3 dan berat sekitar 10-12 g sebagai partikel kering, bentuknya ada bulat (cocci),
batang (bacil) dan lengkung. Bentuk bakteri dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan
tertentu. Bakteri dikenal dengan bentuk yang disebut involusi, yaitu perubahan bentuk yang
disebabkan karena faktor-faktor keadaan sekitar yang tidak menguntungkan seperti faktor
makanan, suhu dan hal lain yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain bentuk involusi
dikenal pula pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur yang terdapat pada
suatu bakteri meskipun ditumbuhkan pada syarat-syarat pertumbuhan yang sesuai (Hidayat
etal., 2006).
Rhizobium merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas diudara
menjadi amonia (NH3). Lalu diubah menjadi asam amino. Rhizobium termasuk dalam
kelompok Proteobacteria (bakteri nitrogen) yg bersimbiosis dengan tanaman polong2an.
Rhizobium mampu bertahan hidup 5 – 10 tahun. Syarat lingkungan yang cocok yaitu: kaya
bahan organik, pH 5.5 – 7.0 dan pertumbuhan kacang2an yang subur.
Rhizobium merupakan bakteri yang mampu bersimbiosis dengan tanaman leguminosa.
Akar tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang merangsangvaktifitas bakteri Rhizobium.
Apabila bakteri sudah bersinggungan dengan akarvrambut, akar rambut akan mengeriting.
Setelah memasuki akar, bakteri berkembang biak ditandai dengan pembengkakan akar.
Pembengkakan akar akan semakin besar dan akhirnya terbentuklah bintil akar (Hidayat et al.,
2006). Holl (1975) cit. Surtiningsih et al., (2009) karakteristik bakteri Rhizobium secara
makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2-4 mm dalam waktu 3-5 hari pada agar khamir-manitol-garam
mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang, aerobik, gram negativ
dengan ukuran 0,5-0,9 x 1,2-3 µm, bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu
flagella polar atau subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperature 25-300C,
pH 6-7 (kecuali galur-galur dari tanah masam).
2.2 karakteristik bakteri rhizobium
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok
bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium

5
hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya.
Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan ketersediaan
nitrogen bagi tanaman inangnya.
Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang
berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang, sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi
dari tanaman inang.
Surtiningsih, et al. (2009) menjelaskan karakteristik bakteri Rhizobium secara
makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-manitol-garam
mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang, aerobik, Gram negatif
dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 µm, bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu
flagella polar atau subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperatur 25 - 30°C,
pH 6 - 7 (kecuali galur-galur dari tanah masam). Lebih lanjut Soepardi (1989) dalam Nasikah
(2007) menjelaskan bahwa suhu optimal untuk Rhizobium berkisar 18°C - 26°C, minimal 3°C
dan maksimal 45°C. Sedangkan kisaran pH optimal untuk Rhizobium adalah sedikit di bawah
netral hingga agak alkali, kendati demikian pada pH 5,0 beberapa strain Rhizobium masih
dapat bertahan hidup. Bakteri Rhizobium bersifat kemoorganotropik, yaitu dapat
menggunakan berbagai karbohidrat dan garam-garam asam organik sebagai sumber
karbonnya. Organisme ini memiliki ciri khas yaitu dapat menyerang rambut akar tanaman
kacang-kacangan di daerah beriklim sedang atau beberapa daerah tropis dan mendorong
memproduksi bintil-bintil akar yang menjadikan bakteri sebagai simbiosis intraseluler.
Kehadiran bakteri pada bintil-bintil akar sebagai bentuk pleomorfik di mana secara normal
termasuk dalam fiksasi nitrogen atmosfer ke dalam suatu bentuk penggabungan yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman inang. Semua galur bakteri bintil akar menunjukkan afinitas
terhadap inang.
2.3 fungsi bakteri rhizobium
Rhizobium leguminosarum adalah bakteri bentuk basil bersifat gram negatif yang
merupakan penghuni biasa didalam tanah. Bakteri Rhizobium leguminosarum bisa
bersimbiosis dengan bintil akar tanaman leguminoceae atau suku dari kacang-kacangan,
sehingga keberadaannya sangat penting serta dapat menyuburkan tanah pertanian, bakteri ini
juga penting dalam hal pemfiksasi Nitrogen (N-bebas) yang ada di udara. Selain itu, basil
Rhizobium berperan penting dalam daur Nitrogen di alam, serta dapat mendorong dalam
mengubah senyawa kimia Nitrit menjadi Nitrat yang akan dibebaskan kembali ke atmosfer.
Fungsi bakteri rhizobium leguminosarum dalam bidang pertanian yaitu :
1. Dapat membantu menyuburkan lahan pertanian, karena basil Rhizobium
leguminosarum berperan penting dalam daur Nitrogen di alam
2. Dapat membantu dalam menyuburkan tanaman dan pepohonan buah maupun sayur
mayur
3. Dapat membatu eksistensi basil pemfiksasian N - bebas terus aktif sehingga
meningkatkan kesuburan lahan pertanian, dengan cara petani sesekali menanam

6
tanaman kacang-kacangan, baik itu bisa kacang panjang, kacang kedelai, kacang tanah,
dan jenis famili kacang lainnya
4. Bakteri R. leguminosarum disebut juga sebagai basil perintis, adalah acara kimiawi dan
mekanisnya dapat membuat gembur lahan pertanian, sehingga sangat mudah diolah;
5. Menjaga kelembaban tanah, temperatur, drainase, serta tingkat keasaman (pH) tanah,
sehingga kesiapan tanaman yang akan datang untuk ditanam akan semakin baik ketika
akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya;
6. Pada beberapa biji tanaman yang ditanam/disemai bekas tanah yang ditanam kacang-
kacangan, maka biasanya biji tersebut akan mudah berkecambah dan tumbuh secara
baik sampai sampai umur dan panen nantinya;
7. Membantu dalam menjaga tingkat kesuburan tanah melalui penjagaan unsur hara yang
terkandung di dalam tanah;
8. Dapat membantu dalam proses pembusukan sisa unsur hara di dalam tanah sebelum
diserap oleh jaringan pembuluh xilem di dalam akar tanaman.
2.4 peranan rhizobium terhadap tanaman
Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman cukup besar. Adapun peranan
rhizobium antara lain:
1. Rhizobium mampu menambat Nitrogen mencapai 80 kg N2/ha/thn atau lebih ketika
bersimbiosis dengan tanaman kedelai.
2. Inokulan Rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga menghasilkan
pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
3. Rhizobium mampu menghasilkan hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin
yang dapat memacu pertumbuhan rambut akar, percabangan akar yang memperluas
jangkauan akar. Dengan demikian, tanaman dapat menyerap hara lebih banyak
sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
4. Rhizobium mampu meningkatkan penyerapan fosfat. Fosfat merupakan hara utama
dalam perkembangan akar dan pembentukan polong kedelai.
Peranan Rhizobium sebagai bakteri penambat N2
Fiksasi (penambatan) nitrogen merupakan proses biokimiawi di dalam tanah yang
memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah nitrogen atmosfer (N2, atau
nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawaan/nitrogen tertambat. Adapun genusgenus
bakteri yang dapat mengikat N2 di udara yaitu Azotobacter, Clostridium, dan Rhodospirilum.
Selain itu, dikenal pula genus bakteri yang mampu mengikat N2 bebas, tetapi hanya dapat
hidup jika bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae, yaitu genus Rhizobium
(Nasikah, 2007).
Rhizobium masuk ke dalam akar legum melalui rambut akar atau secara langsung ke titik
munculnya akar lateral. Rambut akar merupakan bagian tanaman yang pertama kali dapat
memberikan respon karena terinfeksi Rhizobium. Di dalam bintil akar tidak hanya terdapat
satu strain Rhizobium saja, mungkin dua atau lebih strain hidup bersama-sama di dalam satu
bintil akar. Meskipun demikian, beberapa genus hanya ditemukan pada tanaman inang tertentu
(spesifik) saja. Strain Rhizobium mampu menginfeksi legum dengan melepaskan polisakarida
spesifik yang menyebabkan lebih banyak aktivitas pektolitik oleh akar. Beberapa berpendapat

7
bahwa robekan mekanik terjadi di mana Rhizobium masuk ke dinding rambut akar yang pecah
dan Rhizobium terperangkap sampai rambut akar yang telah berubah bentuk terbungkus
kembali (Dewi, 2007).
Dewi (2007) menyatakan terbentuknya nodula akar dimulai dengan masuknya infeksi
benang dan berpenetrasi ke dalam akar dari sel ke sel. Sel ini terbagi membentuk jaringan
nodula di mana bakteri ini membelah dan menggandakan diri. Batas pemisah pun berkembang,
lokasi pusat di mana bakteri berada dinamakan zona bakteri yang ditandai dengan adanya
nodula dari bakteri yang menyerangnya, sedangkan jaringan bebas dinamakan korteks nodula.
Jaringan nodula tumbuh dalam berbagai ukuran, mendorong dirinya melalui akar dan
kemudian muncul sebagai tambahan dalam sistem perakaran. Ukuran dan bentuknya
bergantung pada spesies dan tanaman legumnya.
Ada dua tipe nodula, yaitu efektif dan inefektif. Nodula efektif dibentuk oleh strain efektif
dari Rhizobium. Nodula ini berkembang dengan baik, berwarna merah muda akibat adanya
pigmen leghaemoglobin. Jaringan bakteroid berkembang baik dan terorganisasi dengan baik
dengan banyak bakteroid (Dewi, 2007). Surtiningsih, et al. (2009) menyatakan terbentuknya
bintil akar efektif yang lebih banyak mampu meningkatkan penambatan nitrogen yang
selanjutnya untuk membentuk klorofil dan enzim. Peningkatan klorofil dan enzim mampu
meningkatkan fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan
generatif (hasil produksi biji) tanaman. Berbeda dengan strain inefektif dari Rhizobium, bentuk
nodula umumnya kecil dan berisi sedikit jaringan bakteroid yang berkembang, menunjukkan
akumulasi tepung dalam sel tanaman inang yang tidak berisi Rhizobium. Bakteroid dalam
nodula inefektif berisi glikogen.
Interaksi antara bakteri Rhizobium dengan tanaman legum dikendalikan oleh tanaman
inang tertentu. Inokulasi tanaman dengan strain rhizobia yang tepat akan menjamin
terbentuknya bintil akar yang efektif mengikat N2 udara. Keberadaan populasi rhizobia yang
tidak efisien justru akan menghambat pengikatan N2.
Produk akhir dari proses pengikatan nitrogen adalah Amoniak (NH3) dan air. Enzim
nitrogenase akan hancur ketika kontak dengan oksigen. Oleh karena itu, proses pengikatan
nitrogen hanya terjadi pada kondisi anaerob (tanpa oksigen) atau oksigen yang dinetralkan
dengan bahan kimia lain seperti Leghemoglobin. Beberapa faktor yang berpengaruh pada
proses fiksasi nitrogen, di antaranya (1) terdapatnya tanaman inang yang sesuai; (2) derajat
keasaman tanah atau pH tanah; (3) ketersediaan hara; (4) kondisi fisik tanah (misalnya
tergenang); dan (5) adanya serangan virus bakteri (bacteriophage) dapat menyebabkan
berkurangnya populasi Rhizobium dalam tanah.
Di samping itu, bakteri Rhizobium mempunyai dampak yang positif baik langsung maupun
tidak langsung terhadap sifat fisik dan kimia tanah, sehingga mampu meningkatkan kesuburan
tanah. Namun demikian, dalam kehidupannya bakteri Rhizobium tersebut sangat dipengaruhi
oleh kondisi tanah, terutama pH tanah, kondisi fisik, kimia serta biologi tanah (Purwaningsih,
2008)

8
2.5 Potensi Bakteri Rhizobium
Salah satu usaha meningkatkan penambatan nitrogen adalah inokulasi menggunakan
strain Rhizobium yang sesuai dan efektif. Penelitian yang dilakukan oleh Suharjo (2001) dalam
Surtiningsih, et al. (2009) menyatakan bahwa pemberian isolat Rhizobium dapat meningkatkan
tinggi tanaman kedelai. Selanjutnya dari hasil penelitian Kurniaty, et al. (2013) menunjukkan
bahwa inokulasi Rhizobium memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi,
diameter dan jumlah nodul akar bibit Kaliandra umur 5 bulan di persemaian.Tanaman legum
(kacang-kacangan) merupakan mitra yang lebih besar sedangkan Rhizobium adalah mitra yang
lebih kecil, sering disebut ‘mikrosimbion’. Apabila bintil menua setelah suatu periode fiksasi
nitrogen, mulai terjadi pembusukan jaringan dengan membebaskan bentuk aktif Rhizobium ke
dalam tanah yang biasanyaberfungsi sebagai sumber inokulum bagi tumbuh-tumbuhan budi
daya berikutnya dari spesies legum tertentu.
Bakteri Rhizobium secara umum termasuk golongan heterotrof, yaitu sumber
energinya berasal dari oksidasi senyawa-senyawa organik seperti sukrosa dan glukosa. Dengan
demikian, untuk mendapatkan senyawa organik tersebut, bakteri membutuhkan tanaman inang.
Bentuk simbiosis antara tanaman legum dengan Rhizobium adalah simbiosis mutualisme,
karena bakteri dalam bersimbiosis menginfeksi tanaman dan tanaman menanggapinya dengan
membentuk bintil (nodul). Bakteri Rhizobium memperoleh makanan berupa mineral,
gula/karbohidrat dan air dari tanaman inangnya, sedangkan bakteri memberi imbalan berupa
nitrogen yang ditambatnya dari atmosfer.
Sutanto (2002) dalam Rahmawati (2005) menyatakan Rhizobium yang berasosiasi
dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100 - 300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan
meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan
adalah efisiensi inokulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu
mencukupi 80 % kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10 %
- 25 %. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektivitas
populasi asli.
Mengingat besarnya peranan bakteri Rhizobium, maka keberadaan bakteri tersebut
perlu dikonservasi dan diisolasi dalam bentuk koleksi kultur. Koleksi kultur bakteri
memberikan jaminan bahwa bakteri yang telah dideskripsikan tersimpan dengan aman dan
baik, sehingga tersedia setiap saat untuk keperluan generasi sekarang dan masa mendatang.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang berada di
udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang,
sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman
inang.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu menyediakan hara
bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan
menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat
memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan
Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan ketersediaan nitrogen
bagi tanaman inangnya.
Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang berada di
udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya
menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang,
sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman
inang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2005. Kedelai Budi Daya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan
Peran Bintil Akar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Adnyana, G. M. 2012. Mekanisme Penambatan Nitrogen Udara oleh Bakteri Rhizobium
Menginspirasi Perkembangan Teknologi Pemupukan Organik yang Ramah Lingkungan.
Agrotrop, 2(2) : 145-149.
Alfiah,T. 2014. Struktur dan Komposisi Atmosfer. http://Tatyalfiah.files.wordpress.com.
Diakses Tanggal 24 Oktober 2021.
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press.
Dakora, F.D., S.B.M. Chimpango, A.J. Valentine, C. Elmerich, and W.E. Newton. 2008.
Biological Nitrogen Fixation: Towards Poverty Alleviation through Sustainable Agriculture.
Netherland.
Dewi, I. R. A. 2007. Fiksasi N Biologis pada Ekosistem Tropis. Makalah pada Fakultas
Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.

11

Anda mungkin juga menyukai