Anda di halaman 1dari 19

Metode Petroff Hauser Petroff Hauser adalah perhitungan yang dihitung secara langsung dandilakukan secara mikroskopis yaitu

dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuanisi yang sangat kecil. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat inimempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. Alat yang digunakan adalahPetroffHauser Chamber atau Haemocytometer (Safitri, 2009). Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yangtersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui (Safitri, 2009) Hitungan dengan metode Petroff-Hauser cepat dan murah, tetapi mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut : 1.Sel-sel yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel-sel hidup. Oleh karenaitu, kedua sel tersebut akan terhitung. 2.Sel-sel yang berukuran sangat kecil sukar dilihat di bawah mikroskop,sehingga kadang-kadang tidak terhitung. 3.Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel di dalam suspensi harus cukuptinggi, misalnya untuk bakteri minimal 106 sel/ml. hal ini disebabkan dalamsetiap bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel yang dapatdihitung. 4.Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel jasad renik di dalam bahan pangan yang banayk mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal iniakan mengganggu dalam perhitungan sel. (Fardiaz S, 1992) Sumber irvan ramadhani www.scribd.com Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method) (Lim, 1990). Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000). Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan

organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya. Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar, 1986). Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 1987) Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005). Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi: 1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri 2. Menunjukan sifat khas mikroba. 3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu. 4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan serologi lainnya. 5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik. 6. Menghitung jumlah kuman 7. Mempertahankan biakan mikroba. Pengembangbiakan dalam cawan ini ada beberapa metode, yaitu : 1.Metode cawan gores (streak plate) Prinsip metode ini, yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut digunakAn untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. 2. Metode cawan sebar (spread plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar. 3. TEKNIK DILUSI (PENGENCERAN) Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil

kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknik dilusi sangat penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu : 1. Menyiapkan ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986). 2. Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelezar, 1986). 3. Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelezar, 1986). Beberapa metode dalam teknik isolasi: Biakan agar cawan Kultur mikroba dibiakan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana penyebaran kultur dilakukan dengan goresan di atas agar. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan, yaitu: 1. goresan langsung 2. goresan kuadran 3. goresan radian Biakan agar tuang Digunakan untuk mengencerkan dan mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar. Biakan agar miring dan agar tegak Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Selain itu dapat dilakukan dengan cara menusukkan loop pada bagian tengah tabung. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalm keadaan kekurangan oksigen, Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat beberapa cara yaitu: Penanaman dengan penggoresan Cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan murni. Penanaman lapangan

Berguna untuk penentuan jenis kuman dengan bakteriofage dan uji kepekaan terhadap antibiotik. Biakan agar tabung Biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya pertumbuhan murni mikro untuk aglutinasi gelas alas. Untuk mendapatkan biakan murni ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan Pengenceran, penuangan dan penggesekkan untuk menumbuhkan mikroba anaerob DAFTAR PUSTAKA Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford. New York Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard. 1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST (NSW Branch).Australia. Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta Zubaidah, Elok. 2006. mikrobiologi umum. Universitas Brawijaya. Malang
PEMBUATAN MEDIA AGAR DAN STERILISASI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus disterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme 1. Mengetahui jenis dan kegunaan media 2. Mengetahui cara mensterilkan media II. TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1). Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi) Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : a. Medium cair/broth/liquid medium Contoh : air pepton, nutrient broth, lactosa b. Medium setengah padat (semi solid medium) Contoh : sim agar, cary dan brain agar

c. Medium padat (solid medium) Contoh : endo agar, PDA, Nutrient agar (Ani Murniati, 2000. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi) Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi) Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi) III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan bahan - Beaker glass - Batang penggaduk - PH indikator - Pisau - Talenan

- Neraca - Kapas - Alumunium Foil - Labu erlenmeyer - Kompor gas - Dandang - Kain basa - Kentang - Dekstrose - Agar bubuk - Aquadest B. Cara Kerja

FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE! METODE ALAMIAH TAMBAH UKURAN PENIS FOREDI UTK TAHAN LAMA SEX BIKIN ISTRI KETAGIHAN ML SEX KUAT TAHAN LAMA HUBUNGAN INTIM MAKIN PANAS !

MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOM BOYKE! EREKSI KUAT TAMBAH KENCENG REKOMENDASI BOYKE! GASA REKOM BOYKE UTK EREKSI KERAS LEBIH KENCENG! KumpulBlogger.com

1. Semua alat dan bahan yang digunakan disiapkan didekat api 2. Jarum inokulasi dibakar di atas api sampai kawatnya pijar, kemudian biarkan menjadi dingin sekitar 30 detik 3. Koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum inokulasi yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian dengan tangan kiri, agar miring diambil dan dibuka sumbatnya menggunakan jari kelingking kanan, mulut tabung yang telah dilepas sumbatnya, dipanaskan dengan cara didekatkan di atas api. 4. Jarum inokulasi yang sudah mengandung bakteri dimasukkan ke dalam tabung agar miring lalu digoreskan di atas permukaan agar secara zig zag kemudian dipanaskan kembali mulut tabungnya dan ditutup kembali 5. Tabung reaksi tersebut diberi nama bakteri, nama kelompok dan waktu 6. Tabung reaksi dinungkus dengan alumuniun foil Pembuatan Media Miring 1. Media agar yang ada di beaker glass dipanaskan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi sambil didekatkan di bunsen 2. tabung reaksi ditutup dengan kapas lalu dibungkus dengan plastik IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiakan Mikroorganisme Tabel Pengamatan Koloni yang tumbuh Mikroba dari telapak tangan Hari ke 1, jumat; Hari ke 2, Hari ke 5, selasa; pkl pkl 15.10 sabtu 12.00

Ada/Tidak Jumlah Macam warna

Tidak ada yang tumbuh

Ada yang tumbuh 2 koloni jamur 2 macam koloni jamur 1 berwarna hitam 2. berwarna hijau keputihan

Pada praktikum pembiakan mikroorganisme kali ini, hanya dihasilkan jamur. Hal tersebut mungkin dikarenakan medium yang digunakan berupa medium PDA yang biasa digunakan sebagai media pembiakan jamur. Jamur yang terdapat atau tumbuh dalam media PDA tersebut terdiri dari 2 koloni jamur yang berbeda jenisnya. Koloni pertama berukuran lebih kecil, berwarna hijau keputihan dan terlihat sangat halus seperti buludru. Koloni kedua berukuran lebih besar dan lebar, berwarna hitam. B. Isolasi Biakan Murni Bakteri yang diisolasi kedalam media agar miring yaitu bakteri Streptococcus thermo dan Lactobacillus bulgaricus. Setelah media agar miring tersebut diamati dari hari pertama sampai hari kelima tidak ditemukan koloni bakteri yang tumbuh. Hal tersebut mungkin disebabkan karena biakan bakteri yang digunakan berasal dari bakteri yang disimpan tahun lalu, jadi kemungkinan biakan bakteri telah mati. V. KESIMPULAN Mikroba yang tumbuh pada medium PDA berupa jamur, jamur yang tumbuh terdiri dari dua jenis jamur yang berbeda. Jamur-jamur tersebut menunjukkan sifat-sifat yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari warna yang dihasilkan oleh jamur, ukuran koloni, dan bentuk koloni jamur tersebut. Biakan murni didapat dari suatu biakan bakteri campuran. Biakan murni tersebut diinokulasikan di dalm medium agar miring. Cara memindahkan bakteri tersebut dengan menggunakan jarum

inokulasi yang dioleskan kepermukaan medium agar miring tersebut secara zigzag. Jika berhasil maka dalam tabung yang berisi media tersebut hanya akan terlihat satu jenis bakteri yang tumbuh dan berkembang. TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 I. I.I Latar belakang Bakteri merupakan mikro uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, di atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam tubuh manusia, hewan, dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah (Hidayat, Padaga, dan Suhartini 2006). Sifat hidup bakteri secara umum adalah sapotrofik pada sisa buangan hewan ataupun tanaman yang sudah mati, tetapi banyak juga parasitik pada hewan, manusia, dan tanaman dengan menyebabkan banyak penyakit (Suriawiria 2008). Praktikum ini perlu dilakukan agar praktikan terbiasa bekerja aseptik, terutama saat praktikum tentang bakteri maupun mikroba lainnya. Dengan terbiasa bekerja dengan teknik aseptik, praktikan bisa menghindari kontaminasi dalam praktikum sehingga praktikum yang dilakukan berhasil dan tidak menyebabkan efek bagi praktikan, misalnya infeksi oleh bakteri. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media maupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Semua proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi (Waluyo 2007). PENDAHULUAN

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan uap air panas bertekanan, alat yang digunakan disebut autoklaf (Autoclave). Untuk steriliasasi, alat ini dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman keluar uap air dengan lancar lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 121 0C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka. Cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat. (Machmud 2008). 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah menguasai teknik pemindahan biakan murni dari suatu wadah ke wadah yang lain secara aseptik.

II. 2.1 Waktu dan Tempat

METODE KERJA

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 15 September 2011, pukul 13.30-15.10 WIB, bertempat di Laboratorium CA BIO 2, Cilibende, Institut Pertanian Bogor. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, cawan petri, 2 buah tabung ulir kecil, 1 buah tabung ulir besar, bunsen, hot plate, aluminium foil, rak tabung, mikro pipet, tip, tisu, karet, neraca analitik, pipet mohr, bulb, pengaduk, sprayer dan lup (ose). Bahan yang digunakan adalah NA bubuk, Yeast ekstrack 0,4 gr, Glycerol 1,2 mL, Bakto pepton 2 gr, air laut 160 mL, biakan murni E. choli, alkohol, dan akuades 250 mL. 2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Pembuatan Media (NA dan SWC) a. NA Semua alat dan bahan yang telah disterilkan sebelumnya disiapkan, bubuk NA ditimbang seberat 4,2 gr di neraca analitik. Setelah itu, disiapkan akuades sebanyak 150 mL, kemudian bubuk NA

yang telah ditimbang dimasukkan ke tabung erlenmeyer dan ditambahkan akuades 150 mL tersebut. Setelah itu, larutan NA dipanaskan di atas hot plate sambil diaduk hingga mendidih dan homogen. Setelah mendidih, larutan didinginkan sebentar lalu ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan karet agar tutupnya rapat, kemudian dimasukkan ke Autoclave untuk disterilkan. b. SWC Semua alat dan bahan disiapkan. Semua bahan ditimbang sesuai dengan takaran yang digunakan dalam membuat SWC 250 mL. Kemudian semua bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke Erlenmeyer dan ditambahkan 160 mL air laut dan 100 mL akuades. Setelah itu diaduk rata dan dipanaskan di atas hot plate. Setelah mendidih, erlenmeyer yang berisi larutan SWC diangkat dan didinginkan beberapa saat lalu ditutup dengan aluminum foil. Kemudian dimasukkan ke Autoclave untuk disterilisasi.

2.3.2 Pemindahan SWC Semua alat dan bahan disiapkan. Tangan praktikan dan meja dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian di lap dengan tisu. Setelah itu, 2 buah tabung ulir kecil yang berisi SWC steril dipegang di tangan kiri dan lup dipegang ditangan kanan. Kemuadian mikro pipet diset sesuai dengan volume yang diinginkan,lalu tip yang sudah disterilkan dipasangkan ke mikro pipet. Setelah itu, tabung larutan SWC 1 dibuka lalu didekatkan ke bunsen dan larutan SWC diambil dengan mikro pipet dengan cara menekan tombol di ujung mikro pipet (tidak sampai full). Kemudian tabung mulut larutan SWC 1 didekatkan lagi ke bunsen dan ditutup. Setelah itu tabung larutan SWC 2 dibuka dan di dekatkan ke bunsen, lalu larutan SWC 1 yang di mikro pipet dimasukkan ke tabung larutan SWC 2 dengan menekan tombol di ujung mikro pipet sampai full. Setelah itu, mulut tabung larutan SWC 2 didekatkan lagi ke bunsen dan ditutup. Tip pada mikro pipet dilepas dengan menekan tombol di dekat ujung mikro pipet. Kemudian tabung larutan SWC 1 dan 2 dimasukkan ke kantong plastik dan di simpan selama 24 jam. Keesokan harinya diteliti apakah terjadi kontaminasi atau tidak. 2.3.3 Pemindahan Biakan (Agar Miring dan Cawan Petri) A. Cawan Petri Semua alat dan bahan disiapkan. Tangan dan meja tempat kerja dibersih dengan alkohol dan dilap dengan tisu. Kemudian bunsen dinyalakan. Media agar yang telah dicairkan dipindahkan ke cawan

petri dengan cara tangan kanan memegang media agar dan kiri memegang cawan petri. Kemudian seluruh pinggiran cawan dan tempat media agar dipanaskan dan dibuka dengan hati-hati dan media agar dituang ke cawan petri. Setelah itu, cawan petri yang berisi media agar didinginkan pada suhu ruang hingga agar membeku. Setelah media agar di cawan petri membeku, ose (lup) dipegang di tangan kanan dan erlenmeyer tempat biakan murni E. coli ditangan kiri. Setelah itu, ose dipanaskan hingga membara, lalu didinginkan sebentar. Kemudian, mulut erlenmeyer tempat biakan murni E. coli dipanaskan di bunsen. Lalu ose dicelupkan kebiakan murni dan mulut erlenmeyer tempat biakan murni E. coli dipanaskan lagi dan ditutup rapat. Lalu tangan kiri memegang cawan petri dan tangan kanan memegang ose (lup). Setelah itu, pinggiran cawan petri yang berisi agar dipanaskan di bunsen. Setelah itu, cawan petri dibuka dengan hati-hati dan ose digoreskan ke permukaan media agar di dalam cawan petri secara zigzag, semua proses pelaksanaan dilakukan didekat api (bunsen). Setelah itu ose dan pinggiran cawan dipanaskan lagi, lalu cawan petri dimasukkan ke plastik dan disimpan selama 24 jam dan keesokan harinya diteliti apakah terjadi kontaminasi atau tidak. B. Media Agar Miring Semua alat dan bahan disiapkan. Kemudian bunsen dinyalakan. Media agar yang telah dicairkan dipindahkan ke tabung ulir besar dengan cara mengambil media agar yang sudah dicairkan sebanyak 5mL dengan menggunakan pipet Mohr dan bulb lalu dipindahkan ke tabung ulir besar. Setelah itu, tabung ulir yang berisi media agar didinginkan pada suhu ruang dengan posisi dimiringkan hingga agar membeku. Setelah media agar di tabung membeku, tangan dan meja tempat kerja dibersih dengan alkohol dan dilap dengan tisu. Ose (lup) dipegang di tangan kanan dan erlenmeyer tempat biakan murni E. coli ditangan kiri. Setelah itu, ose dipanaskan hingga membara, lalu didinginkan sebentar. Kemudian, mulut erlenmeyer tempat biakan murni E. coli dipanaskan di bunsen. Lalu ose dicelupkan kebiakan murni dan mulut erlenmeyer tempat biakan murni E. coli dipanaskan lagi dan ditutup rapat. Tangan kiri memegang tabung ulir dan tangan kanan memegang ose (lup). Setelah itu, tutup tabung ulir yang berisi media agar dibuka dan mulut tabung dipanaskan di bunsen. Lalu, Kemudian, ose digoreskan ke permukaan media agar di dalam tabung ulir secara zigzag, semua proses pelaksanaan dilakukan didekat api (bunsen). Setelah itu ose dan mulut tabung dipanaskan lagi, lalu tabung ulir ditutup dan dimasukkan ke kantong plastik. Kemudian disimpan selama 24 jam dan keesokan harinya diteliti apakah terjadi kontaminasi atau tidak.

III. 3.1 Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pemindahan Sea Water Complete (SWC) No. 1. 2. 3. Sampel Dian Elsa Arthur Kontaminan + + + Keterangan keruh keruh keruh

Keterangan : + : Ada kontaminan : Tidak ada kontaminan.

Tabel 2. Pemindahan Biakan Murni Escherichia coli pada Nutrient Agar (NA) No. Media 1. 2. 3. 4. 5. 6. Agar miring Cawan petri Sampel Dian Elsa Arthur Dian Elsa Arthur Kontaminan + + + + + + Keterangan putih susu putih susu putih susu putih susu putih susu putih susu

Keterangan : + : Tumbuh bakteri Escherichia coli : Tidak tumbuh bakteri Escherichia coli

3.2

Pembahasan Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang

dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat

diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram 2001). Sementara itu, menurut Pelczar & Chan (2007) teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Machmud 2008). Nutrient Agar (NA) merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, media ini dipanaskan agar mencair, kemudian sedikit didinginkan sehingga suhunya kira-kira 40-50C, pendinginan ini dilakukan untuk mendapatkan suhu yang ideal sehingga agar tidak mengeras namun tidak terlalu panas yang mengakibatkan kematian koloni yang akan dibiakkan. Kegunaan dari Nutrient Agar adalah untuk kultivasi dan perawatan sebagian besar dari mikroorganisme. Komposisi dari Nutrient Agar adalah agar sebanyak 15 gram, pepton sebanyak 5 gram, NaCl sebanyak 5 gram, ekstrak yeast sebanyak 2 gram dan ekstrak kaldu sebanyak 1 gram (Atlas 1946). Pada praktikum yang dilakukan, meskipun agar sudah didiamkan selama beberapa waktu, agar tetap tidak membeku secara sempurna, hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan media Nutrient Agar, larutan Nutrient Agar belum homogen secara sempurna. Sehingga masih ada akuades yang belum tercampur dengan pertikel-pertikel Nutrient Agar. Sea Water Complete (SWC) merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, khususnya bakteri air laut. Komposisi dari SWC yang dibuat pada praktikum kemarin adala yeast ekstrack 0,4 gr, glycerol 1,2 mL, bakto pepton 2 gr, air laut 160 mL, dan aquades 100mL. Golongan bakteri Coli, merupakan jasad di dalam substrat air, bahan makanan, dan sebagainya yang menjadi indikator untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat. Escherichia sebagai salah satu contoh yang terkenal mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi oleh Escherich (1885) dari tinja bayi (Suriawiria 2008). Bakteri Coli dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Jika di dalam 100 mL air minum terdapat 500 bakteri Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam tifus. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat

mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di dalam biader (cystitis), pelvis (ginjal), dan hati, yang dapat menyebabkan diare, peritonistis, meningitis, dan infeksi-infeksi lainnya (Suriawiria 2008).

IV. 4.1 Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN

Teknik aseptik dalam proses-proses pengerjaan yang berkaitan dengan mikrobiologi, memerlukan ketelitian dan keakuratan serta kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan. Penguasaan teknik aseptik sangat diperlukan dalam keberhasilan praktikum mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang harus dipelajari oleh seorang ahli mikrobiologi. Bakteri E. coli bisa mengganggu kesehatan jika dikultur secara tidak aseptik, karena praktikan bisa terinfeksi. Kontaminasi pada media NA dan SWC dapat dilihat dengan melihat warna media, yaitu putih susu pada NA dan keruh pada SWC. 4.2 Saran Hendaknya para praktikan sangat berhati-hati dalam melakukan pemindahan biakan agar tidak terjadi kontaminasi. Selain itu, para praktikan diharapkan mengurangi percakapan dan lebih baik memakai masker saat bekerja agar bisa meminimalisir terjadinya kontaminasi, yang nantinya dapat mengganggu kesehatan praktikan dan mengurangi keberhasilan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Nur. Masdiana C. Padaga, Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset. Atlas,R.M.1946.Handbook Of Microbiological Media 3th Edition.CRC Press: Amerika.

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor. http://anekaplanta.wordpress.com/2008 /03/02/teknik-penyimpanan-danpemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 8 April 2010. Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville. Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume 1. Hadioetomo RS et al., penerjemah: Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology. Suriawiria, Unus. 2008. Mikrobiologi Air. Bandung: PT. Alumni. Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT. Penerbit Universitas Malang.
Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek. PROTOZOA DIBAGI MENJADI 4 KELAS BERDASAR ALAT GERAK 1 Rhizopoda (Sarcodina), alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae) Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis) Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

globigerina.

Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Golongan phytonagellata - Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik) Golongan Zooflagellata, contohnya : - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans tsetse semak - Trypanosoma cruzl penyakit chagas - Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak (sapi). - Leishmaniadonovani penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis penyakit keputihan 3 Ciliata (Ciliophora), alat gerak berupa silia (rambut getar) Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi. Balantidium coli menyebabkan penyakit diare. 4 Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan Plasmodium. Jenis-jenisnya antara lain: - Plasmodiumfalciparum malaria tropika sporulasi tiap hari - Plasmodium vivax malaria tertiana sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam) - Plasmodium malariae malaria knartana sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam) - Plasmodiumovale malaria ovale

Siklus hidup Plasmodium mengalami metagenesis terjadi di dalam tubuh manusia (reproduksi vegetatif skizogoni) dan didalam tubuh nyamuk Anopheles sp. (reproduksi generatif sporogoni). secara lengkap sebagai berikut: Sporozoit Masuk Tubuh Di Dalam Hati (Ekstra Eritrositer) Tropozoid Merozoit (memakan eritrosit Eritrositer) Eritrosit Pecah (peristiwanya Sporulasi) Gametosit Terhisap Nyamuk Zygot Ookinet Oosis Sporozeit. Pemberantasan malaria dapat dilakulcan dengan cara :

1. Menghindari gigitan nyamuk Anopheles sp. 2. Mengendalikan populasi nyamuk Anopheles dengan insektisida dan larvasida 3. Pengobatan penderita secara teratur dengan antimalaria chloroquin, fansidar,
dll

Anda mungkin juga menyukai