Anda di halaman 1dari 15

Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

SUB LABORATOIRUM ILMU


Nama : Roy Irawan
MAKANAN IKAN NIM : 16/398735/PN//14706
Asisten FAKULTAS
DEPARTEMEN PERIKANAN :- M. Jafar Shodiq
PERTANIAN - Endah Astuti N. R.
Tanggal
UNIVERSITAS GADJAH MADA : 26 November 2018

LEMBAR KERJA MAHASISWA


A. ACARA
Budidaya Lemna sp.

B. TUJUAN
- Mengetahui cara budidaya Lemna sp. sebagai pakan alami
- Mengetahui berbagai jenis unsur hara yang dibutuhkan dalam budidaya
Lemna sp.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

- Bak Budidaya
- Timbangan
- pH meter
- Serokan halus
- Termometer
- Penggaris
2. Bahan
- Bibit Lemna sp.
- Pupuk NPK
- Pupuk Urea
- Pupuk Kotoran Kambing
- Pupuk Kotoran Unggas
- Pupuk Kotoran Sapi
- Pupuk TSP
- Air Tawar

1
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

D. CARA KERJA
a. Persiapan bak :
Membersihkan bak

Mengisi bak dengan iar hingga ketinggian 20 cm

Menimbang pupuk sebanyak 20 g/bak, (dosis = 10 mg/liter)

Melarutkan pupuk, dan inkubasi selama 7 hari


b. Pemeliharaan :

Menimbang bibit Lemna sebanyak 10 g/bak

Memasukkan bibit Lemna ke dalam bak pemeliharaan

Mengamati suhu air, suhu udara, pH, dan pertambahan biomassa


saat tebar, 4 hari pemeliharaan dan panen (8 hari)

Panen dilakukan setelah 8 hari

E. HASIL PENGAMATAN
LEMNA
Hasil pengamatan
Kelompok Kegiatan Suhu udara oC suhu air oC pH Biomassa (g)
1 (NPK) tebar 29 29.5 7.58 10
sampling 32 27.3 7.42 32
panen 34 31.5 6.6 31
2 ( Urea) tebar 29 29.4 8.47 10
sampling 32 26.9 8.72 37
panen 34 30.5 8.56 37
3 (TSP) tebar 29 29.1 8.51 10
sampling 32 26.9 8.79 60
panen 34 30.3 8.65 49
4 (Kotoran Unggas) tebar 29 29.8 7.63 10
sampling 32 27.2 7.68 55
panen 34 30.9 7.83 30
5 (Kotoran Sapi) tebar 29 29.4 8.28 10
sampling 32 27.5 7.8 53
panen 34 30.4 7.63 23

2
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

6 (Kotoran Kambing) tebar 29 29.1 8.52 10


sampling 32 27 8.59 56
panen 34 30.3 8.7 35

F. PEMBAHASAN
Lemna sp. merupakan jenis tanaman yang hidup dominan pada perairan
dengan kualitas nutrisi tinggi dan potensial sebagai sumber hijauan pakan bagi
ternak (Iwan et. al., 2015). Jenis tanaman yang digunakan merupakan spesies
Lemna minor. Spesies ini merupakan tanaman air kecil yang ditemukan tumbuh
mengapung diatas air dengan tingkat penyebaran yang sangat luas diseluruh dunia
dan potensial sebagai sumber hijauan pakan yang berkualitas tinggi. Dalam
melakukan budidaya Lemna sp. pada praktikum ini diawali dengan persiapan bak
berisi media budidaya, yaitu dengan cara pengisian air hingga ketinggian 30 cm
pada bak fiber. Kemudian menimbang berat pupuk yang akan digunakan sebagai
perlakuan sebanyak 10 gram/liter. Perlakuan yang diberikan adalah dengan
menggunakan pupuk NPK, urea, TSP, dan pupuk kandang meliputi kotoran unggas,
kotoran sapi, dan kotoran kambing yang tiap perlakuan diletakkan di tempat teduh.
Pupuk yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam bak fiber dan diaduk
hingga rata. Kemudian media diinkubasi selama 7 hari. Pada masa pemeliharaan,
bibit Lemna sp. yang akan digunakan pada saat tebar ditimbang biomassanya
seberat 20 gram. Kemudian dimasukkan ke dalam bak fiber masing-masing
perlakuan. Kemudian di lakukan pemeliharaan selama 12 hari.
Parameter yang diamati adalah suhu udara, suhu air, pH, dan perbedaan
jumlah biomassa Lemna sp. Dilakukan pengecekan parameter tipa 4 hari. Untuk
kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah sampling dan panen. Perlakuan terbaik
dalam pemberian pupuk terhadap penambahan jumlah biomassa Lemna sp. yang
didapatkan adalah dengan pemberian pupuk TSP dengan peningkatan biomassa
menjadi sebesar 49 gram. Hal ini sesuai dengan pendapat Cooke, (1982) yang
menyatakan pupuk TSP ini mudah larut dalam air dan tergolong higroskopis. Alasan
lain yang menyebabkan tingginya penggandaan atau biomassa Lemna sp. pada
perlakuan pemberian pupuk TSP dikarenakan konsentrasi pupuk TSP yang diberikan
sangat baik dan cocok untuk kehidupan Lemna sp. TSP merupakan pupuk organik
yang mengandung posfor yang tinggi dimana pospor pada dasarnya merupakan

3
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

ursur hara makro yang sangat berguna dalam perkembangan tanaman, sehingga
mencukupi kebutuhan gizi dalam perkembangan tanaman Lemna sp. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Suyana et al., (1998) bahwa tumbuhan Lemna sp. akan
tumbuh dengan baik apabila unsur hara cukup dalam media kulturnya. Sedangkan
perlakuan dengan menggunakan pupuk kandang jenis kotoran sapi memberikan efek
penambahan biomassa Lemna sp yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan jenis pupuk lainnya, yaitu dengan nilai biomassa akhir sebesar 23 gram.
Perlakuan tersebut berbeda dengan cara budidaya yang dilakukan oleh
(Nopriani et al, 2014) yaitu penempatan media budidaya pada lokasi yang mendapat
cahaya matahari. Hal tersebut dilakukan karena secara umum pertumbuhan Lemna
minor dipengaruhi oleh temperatur, intensitas cahaya dan kecukupan nutrisi pada
media yang digunakan. Faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi
produktivitas tanaman yakni suhu dan radiasi matahari. Dengan mengetahui faktor
lingkungan tersebut, pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang
berkembang secara dinamis dapat disimulasi. Selain itu, perbedaan perlakuan yang
dilakukan oleh Nopriani et al (2014) adalah menambahkan pupuk dosis 0,5g/l dan
lumpur sawah (1%) pada media budidaya baru kemudian didiamkan selama satu
minggu. Sedangkan pada praktikum hanya dilakukan penambahan pupuk tanpa
pemberian lumpur sawah sebelum didiamkan selama satu minggu.
Duckweed merupakan tanaman air yang umum ditemukan pada perairan
tawar terutama di sawah atau rawa. Pemanfaatan tanaman air Duckweed (Lemna
minor) telah banyak dilakukan yaitu sebagai bakan, memeperbaiki kualitas air juga
produksi biogas. Menurut Indarmawan et al. (2012) kandungan unsur hara yang
terdapat dalam Lemna sp. yaitu N (1,96-5,30%), P (0,16-1,59%), Si (0,16-3,35%),
Ca (0,31-5,97%), Fe (0,04-0,59%), Mg (0,22-0,66%), Zn (26-989 ppm), Mn (66–
2944 ppm). Hal tersebut menunjukkan nutrisi yang terserap Lemna sp. berupa N, P,
Si, Ca, Fe, Mg, Zn, dan Mn dikarenakan nutrisi yang terserap akan terdifusi
keseluruh jaringan sehingga menunjang pertambahan biomassa. Urea ((CO(NH₂)₂)
merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH₄ (ammonia) dengan CO₂.
Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering
terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam
jumlah yang banyak.

4
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

Nirogen adalah nutrisi penting untuk tanaman dan digunakan dalam pupuk
untuk meningkatkan produksi tanaman. Baru-baru ini, daripada menghilangkan
nitrogen dari nitrifikasi / denitrifikasi limbah cair, pemulihan nitrogen dari air
limbah telah diakui sebagai teknologi yang diinginkan untuk produksi bioresource.
Karena serapan nitrogen mereka yang cepat dan potensi kuat sebagai sumber
bioresource terbarukan, tanaman akuatik telah disorot sebagai alat yang menjanjikan
untuk sistem berkelanjutan yang menggabungkan hemat energi dan nitrogen
berbiaya rendah. penghilangan dan produksi sumber daya berharga dari air limbah.
Lemna minor memiliki beberapa jenis utama keuntungan dari tanaman energi
terestrial: Mereka dapat mengambil nutrisi langsung dari air limbah, tidak perlu
pemupukan atau irigasi ekstra, bisa tumbuh sepanjang tahun, dan tidak bersaing
dengan tanaman pangan produksi dan penggunaan lahan pertanian. Duckweeds
adalah tanaman air yang paling dipelajari untuk pengolahan air limbah karena
pertumbuhannya yang cepat dan serapan hara yang tinggi, karena biomassa lunak
dan kandungan pati yang tinggi yang dapat dengan mudah dan efektif sakarifikasi
terhadap glukosa. Oleh karena itu, budaya duckweed di pabrik pengolahan air
limbah menawarkan manfaat ganda dari penghapusan nitrogen berbiaya rendah dan
produksi biofuel. Selain itu, duckweeds lebih unggul daripada mikroalga berkenaan
dengan biaya dan kemudahan panen (Toyama et al, 2018).
Pada percobaan yang dilakukan oleh Pena et al (2017) pengurangan
konsentrasi fosfor di seluruh DWS yang sedang tumbuh, adalah sekitar 66%
dibandingkan dengan 20% dari uji . Penghapusan fosfor dalam uji kontrol mungkin
karena pertumbuhan mikroorganisme dan alga yang memanfaatkan fosfor dalam
pertumbuhan mereka, meskipun dalam jumlah kecil. Pertumbuhan tanaman
macrophytes, selama 12 hari, dalam air limbah domestik dan menemukan bahwa
Azolla dan Lemna bertanggung jawab atas sekitar 18% dan 56% penghapusan total
fosfor, masing-masing. Tingkat pembuangan fosfor karena serapan tanaman adalah
3,47 mg P m − 2 hari − 1. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pengujian,
Lemna memiliki kapasitas yang sangat baik hapus nutrisi ini. Mengenai
penghapusan nitrogen selama 3 hari pertama, tidak ada perbedaan besar antara DWS
dan kontrol S yang diamati. Sebaliknya, setelah 10 hari kultur, 74% NH4 + -N
dihapus dari uji DWS dibandingkan dengan 45% dalam kontrol. Hasil ini

5
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

melaporkan bahwa L. minor melepaskan nitrogen terutama dalam bentuk amonia.


Meskipun penghapusan 54% nitrogen yang mengandung hyacinth lagoon, Oron
menunjukan efisiensi penghilangan amonia dalam kisaran 40 hingga 90%
tergantung pada waktu retensi hidrolik di dalam tangki yang mengandung Lemna,
juga mengevaluasi kinerja duckweed untuk menghilangkan nutrisi dan memperoleh
efisiensi penghilangan amonia 26-41%, tergantung pada pH, yang mengungkapkan
sedikit lebih rendah daripada yang diperoleh dalam penelitian ini. Nitrifikasi adalah
jalur lain untuk NH4 + -N penghapusan, yang mengakibatkan peningkatan
konsentrasi NO3 - N menjadi 1,21 mg m − 2 hari − 1, seperti yang dilaporkan.
Jaringan tanaman N dan P isi pada akhir percobaan menunjukkan 44,8 g N kg − 1
berat kering dan 11,2 g P kg − 1 berat kering, yang merupakan hasil yang
diharapkan. Tingkat pertumbuhan tertinggi yang diamati dicapai oleh L. minor
adalah 140 ± 14 mg Nm − 2 hari − 1 di DWS sedikit lebih rendah daripada di DWH
tetapi tidak ada perbedaan signifikan yang dicapai. Meskipun penulis menyatakan
bahwa produktivitas biomassa dapat dipengaruhi oleh komposisi media kultur atau
karakteristik air limbah, hasilnya menunjukkan bahwa PSW, pada 4% pengenceran,
cocok untuk pertumbuhan duckweed tertinggi pada saat panen
Pada praktikum yang telah dilakukan pupuk yang digunakan adalah pupuk
NPK, urea, TSP, kotoran unggas, kotoran sapi dan kotoran kambing. Pupuk NPK
memiliki kandungan N:P:K dalam jumlah yang seimbang satu sama lain. Sedangkan
pupuk TSP memiliki kandungan Phosphate yang cukup tinggi yaitu antara 42-54%.
Pada pupuk urea terdapat kandungan nitrogen yang tinggi, tetapi karena bahan
bakunya adalah gas alam maka sering terjadi pembentukan biuret yang dapat
meracuni tanaman sehingga penggunaan dibatasi tidak lebih dari 1,5-2,0%. Pupuk
kandang merupakan pupuk yang paling ramah lingkungan karen bahan dasarnya
yang bersal dari kotoran hewan ternak, walaupun begitu kandungan N, P dan K
dalam pupuk kandang cukup sedikit sehigga dalam penggunaanya dibutuhkan dalam
jumlah banyak. Pada kelompok lima, perlakuan yang diberikan adalah penambahan
pupuk kotoran sapi dengan hasil biomassa 53 g pada saat sampling dan 23 g pada
saat panen. Sedangkan, hasil biomassa tertinggi didapatkan oleh penggunaan pupuk
TSP dengan pertumbuhan biomassa mencapai 60 g pada saat sampling dan 49 g
pada saat panen. Penurunan jumlah biomassa saat sampling munuju panen, dapat

6
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

disebabkan oleh keterbatasan ruang media budidaya atau telah habisnya nutrisi pada
pupuk yang diberikan. Hasil yang telah didapatkan menunjukkan bahwa dalam
perlakuan terbaik adalah penggunaan pupuk TSP karena kandunga N dan P nya
yang tinggi. Unsur hara N, P dan K merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan
tanaman pada stadia awal pertumbuhan terutama pada tinggi tanaman. Peranan N
bagi tanaman ialah untuk memacu pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
khususnya akar, batang dan daun (Raziliano et al, 2015).

Grafik 1. Pertambahan Biomassa selama pemeliharaan

Pada saat praktikum nilai biomassa yang digunakan pada saat tebar adalah
10 gram dengan perlakuan kelompok 1 pupuk NPK, kelompok 2 pupuk urea,
kelompok 3 pupuk TSP, kelompok 4 pupuk kotoran unggas, kelompok 5 pupuk
kotoran sapi, dan kelompok 6 pupuk kotoran kambing. Pada saat sampling, nilai
biomassa pada kelompok 1 adalah meningkat menjadi 32 gram. Nilai biomassa pada
kelompok 2 adalah meningkat menjadi 37 gram. Nilai biomassa pada kelompok 3
adalah meningkat menjadi 60 gram. Nilai biomassa pada kelompok 4 adalah
meningkat menjadi 55 gram. Nilai biomassa pada kelompok 5 adalah meningkat
menjadi 53 gram. Nilai biomassa pada kelompok 6 adalah meningkat menjadi 56
gram. Dan Pada saat panen, nilai biomassa pada kelompok 1 adalah menurun
menjadi 31 gram. Nilai biomassa pada kelompok 2 adalah tetap pada 32 gram. Nilai
biomassa pada kelompok 3 adalah menurun menjadi 49 gram. Nilai biomassa pada
kelompok 4 adalah menurun menjadi 30 gram. Nilai biomassa pada kelompok 5
adalah menurun menjadi 23 gram. Nilai biomassa pada kelompok 6 adalah menurun
menjadi 35 gram. Dari hasil yang didapatkan, diketahui bahwa penggunaan pupuk

7
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

terbaik adalah dengan pupuk TSP, yaitu sebanyak 49 gram. Sedangkan penggunaan
pupuk kandang kotoran sapi memiliki nilai biomassa akhir paling kecil yaitu 23
gram. Hal ini karena penggunaan konsentrasi pupuk TSP yang diberikan sangat baik
dan cocok untuk kehidupan Lemna sp. TSP merupakan pupuk organik yang
mengandung posfor yang tinggi dimana pospor pada dasarnya merupakan ursur hara
makro yang sangat berguna dalam perkembangan tanaman, sehingga mencukupi
kebutuhan gizi dalam perkembangan tanaman Lemna sp. Menurut Utama et. al.
(2015) kandungan zat hara yang terkandung didalam pupuk kandang asal kotoran
sapi yaitu nitrogen 0,55%, fosfor 0,30%, kalium 0,40%, dan air 75%. Hal ini di
duga pupuk kandang asal sapi tidak banyak menyediakan unsur hara makro seperti
N, P, dan K, padahal unsur-unsur inilah yang di butuhkan Lemna sp. untuk
pertumbuhannya.

Grafik 2. Suhu Air selama pemeliharaan

Pada hasil pengamatan, hasil yang diperoleh adalah pada kelompok 1 suhu
air adalah 29,50C pada saat tebar, 27,30C pada saat sampling dan 31,50C pada saat
panen. Pada kelompok 2 suhu air adalah 29,40C pada saat tebar, 26,90C pada saat
sampling dan 30,50C pada saat panen. Pada kelompok 3 suhu air adalah 29,1 0C pada
saat tebar, 26,90C pada saat sampling dan 30,30C pada saat panen . Pada kelompok 4
suhu air adalah 29,80C pada saat tebar, 27,20C pada saat sampling dan 30,90C pada
saat panen. Pada kelompok 5 suhu air adalah 29,4 0C pada saat tebar, 27,50C pada
saat sampling dan 30,40C pada saat panen. Dan terakhir pada kelompok 6 suhu air
adalah 29,10C pada saat tebar, 270C pada saat sampling dan 30,30C pada saat panen.

8
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

Walaupun kisaran suhu meningkat pada saat panen. Nilai suhu media tersebut masih
dalam kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman air. Rataan suhu air untuk
tanaman air yang optimum berada pada kisaran 26,69⁰C -28,34⁰C. Suhu air
mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu organisme
(Sahabuddin & Tangko, 2008).

Grafik 3. Suhu udara selama pemeliharaan

Suhu udara selama masa pemeliharaan Lemna minor pada seluruh kelompok
adalah relatif sama ketika dilakukan pengambilan data yaitu 29 0C pada saat tebar.
Kemudian diperoleh suhu udara sebesar 320C pada saat sampling dan 340C pada saat
panen. Cahaya matahari merupakan faktor penting untuk Lemna minor dalam
melakukan fotosintesis dan melakukan penggandaan. Akan tetapi, cahaya matahari
yang terlalu terik menyebabkan suhu terlalu tinggi dan akan berimbas menurunkan
produktifitas Lemna minor. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Lemna minor
dipengaruhi oleh intensitas cahaya, dimana pertumbuhan meningkat pada kisaran
temperatur 6-33°C (Leng et al. 1994). Faktor-faktor lingkungan yang sangat
mempengaruhi produktivitas tanaman yakni suhu dan radiasi matahari. Dengan
mengetahui faktor lingkungan tersebut, pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis
dan respirasi yang berkembang secara dinamis dapat disimulasi (Setiawan 2009).
Dengan demikian kondisi lingkungan selama penelitian dalam keadaan optimum.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Lemna minor dipengaruhi oleh intensitas

9
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

cahaya, dimana pertumbuhan meningkat pada kisaran temperatur 6-33⁰C (Leng et


al. 1994).

Grafik 4. pH selama pemeliharaan

Selama pemeliharaan, terjadi perubahan nilai pH tetapi bukan dalam


tingkatan yang ekstrim. Pada kelompok 1 nilai pH yang didapatkan adalah 7,58 saat
tebar, 7,42 saat sampling dan 6,6 saat panen. Pada kelompok 2 nilai pH yang
didapatkan adalah 8,47 saat tebar, 8,72 saat sampling dan 8,56 saat panen. Pada
kelompok 3 nilai pH yang didapatkan adalah 8,51 saat tebar, 8,79 saat sampling dan
8,65 saat panen. Pada kelompok 4 nilai pH yang didapatkan adalah 7,63 saat tebar,
7,68 saat sampling dan 7,83 saat panen. Pada kelompok 5 nilai pH yang didapatkan
adalah 8,28 saat tebar, 7,8 saat sampling dan 7,63 saat panen. Dan terakhir pada
kelompok 6 nilai pH yang didapatkan adalah 8,52 saat tebar, 8,59 saat sampling dan
8,7 saat panen. Nilai pH tersebut masih dapat dikatakan sesuai untuk budidaya
Lemna minor. Media tanam berperan sangat penting dalam menentukan kehidupan
suatu tanaman dari awal sampai akhir produksi. Lemna minor memiliki toleransi
hidup pada kisaran pH 5-9 dan akan tumbuh baik pada pH 6,5-7,5 dengan
temperatur 6-33⁰C (Leng et al. 1994).
Pada pengamatan suhu air, didapat relatif sama pada semua kelompok, dan
tidak terjadi fluktuasi suhu yang ekstrim. Suhu yang diperoleh berada pada kisaran

10
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

26-31.50C. Nilai suhu media tersebut masih dalam kisaran suhu optimum bagi
pertumbuhan tanaman air. Hasil penelitian Rovita et al. (2012) menyebutkan bahwa
rataan suhu air untuk tanaman air yang optimum berada pada kisaran 26,69-
28,34°C. Suhu air mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangan suatu
organisme (Sahabuddin & Tangko 2008). Secara umum pertumbuhan Lemna minor
dipengaruhi oleh temperatur, intensitas cahaya dan kecukupan nutrisi pada media
yang digunakan (Leng et al. 1994). Lemna sp. memiliki potensi sebagai hijauan
pakan alternatif kaya protein dan mineral.

G. KESIMPULAN
- Budidaya Lemna sp. dapat dilakukan dalam media bak yang diisi air dengan
penambahan pupuk kotoran unggas , pupuk NPK, pupuk urea, pupuk
kotoran sapi, pupuk TSP, dan pupuk kotoran kambing
- Unsur hara yang dibutuhkan oleh Lemna sp. minor adalah N, P, K, Mg dan
Ca dalam jumlah tinggi. Di sisi lain, nitrogen dan phospor adalah nutrisi
penting dan digunakan dalam pupuk untuk meningkatkan produksi tanaman.

H. SARAN
Untuk praktikum sebaiknya media diletakkan di lokasi yang mendapat cahaya
matahari langsung

I. DAFTAR PUSTAKA

Cooke, G., 1982. Fertilizing for Maximum Yield. Granada Publishing Ltd, London.
Indarmawan, T., A. S. Mubarak.,G. Mahasri. 2012. Pengaruh konsentrasi pupuk Azolla
pinnata terhadap populasi Chaetoceros sp. Journal Of Marine and Coastal
Science, 1(1): 61-70.

Iwan P., Adisty R., Panca D.M.H., M. Agus S.. 2015. Potensi dan Karakteristik produksi
Lemna minor PADA BERBAGAI MEDIA TANAM. pastura Vol. 4 No. 2 :
70 – 77

Leng RA, Stambolie JH, Bell R. 1994. Duckweed a potential high protein feed resource
for domestic animal and fish. Makalah disampaikan dalam kongres AAAP
Animal Science ke-7, Denpasar Bali. Indonesia.

11
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

Nopriani U, Karti PDMH, Prihantoro I. 2014. Produktivitas Duckweed (Lemna minor)


Sebagai Hijauan Pakan Alternatif Ternak pada Intensitas Cahaya yang
Berbeda. JITV Vol. 19 No 4 Th. 2014: 272-286.
Prihantoro, Iwan., Adisty Risnawati, Panca Dewi Manu Hara Karti, M. Agus Setiana.
2015. Potensi dan Karakteristik Lemna minor pada Berbagai Media Tanam.
pastura Vol. 4 No. 2 : 70 – 77.
Raziliano, Husna Yetti And Sri Yoseva. 2015. Pemberian Abu Serbuk Gergaji Dan
Pupuk Urea, Tsp, Kcl Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai
(Capsicum Annuum L.) Di Lahan Gambut. Jom Faperta Vol. 2 No. 1: 1-14.
Rovita GD, Purnomo PW, Soedarsono P. 2012. Starifikasi vertikal NOƒ -N dan PO„ –P
pada perairan di sekitar eceng gondok (Eichornia crassipes Solms) dengan
latar belakang penggunaan lahan berbeda di rawa pening. J Man Aq Resourc.
1:1-7

Sahabuddin, Tangko AM. 2008. Pengaruh jarak lokasi budidaya dari garis pantai
terhadap pertumbuhan dan kandungan karaginan rumput laut (Eucheuma
cottoni). Seminar Nasional Kelautan IV. Surabaya (Indones).
Setiawan E. 2009. Pemanfaatan data cuaca untuk pendugaan produktivitas (Studi kasus
tanaman cabe jamu di Madura). Makalah disampaikan pada lomba Karya
Ilmiah Penerapan Metode Prakiraan Cuaca Jangka Pendek. Jakarta (Indones):
BMG. 33 hlm

Suyana, J., Sudadi, Supriyadi, 1998. Laju Pertumbuhan dan Penambatan N2 Azolla sp.
Pada Berbagai Intensitas Penyinaran dan Tinggi Genangan. Laporan
Penelitian Dosen Muda. F. Pertanian UNS, Surakarta.

Toyama, Tadashi., Tsubasa Hanaokaa, Yasuhiro Tanakaa, Masaaki Morikawab,


Kazuhiro Mori. 2018. Comprehensive evaluation of nitrogen removal rate
and biomass, ethanol, and methane production yields by combination of four
major duckweeds and three types of wastewater effluent. Journal Bioresource
Technology. Vol 250(1). Hal: 464-473.
Utama, P., D. Firnia, dan G. Natanael. 2015. Pertumbuhan dan serapan nitrogen Azolla
microphylla akibat pemberian fosfat dan ketinggian air yang berbeda.
Agrologia, 4 (1): 41-52

12
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

J. LAMPIRAN
Tebar
Kel Perlakuan Gambar
1 NPK

2 Urea

3 TSP

4 Pupuk Unggas

13
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

5 Pupuk Sapi

6 Pupuk
Kambing

Panen
Kel Perlakuan Gambar
1 NPK

2 Urea

3 TSP

14
Lembar Kerja Mahasiswa Praktikum Budidaya Pakan Alami 2018

4 Pupuk Unggas

5 Pupuk Sapi

6 Pupuk
Kambing

NILAI

15

Anda mungkin juga menyukai