Anda di halaman 1dari 9

Jurnal AKUAKULTURA Available online at:

Volume 3, Nomor 2, 2019 http://jurnal.utu.ac.id/


P-ISSN: 2579-4752, E-ISSN: 2620-7397

PENAMBAHAN SUBSTRAT Lemna minor YANG BERBEDA TERHADAP LAJU


PERTUMBUHAN Tubifex sp.

ADDITION OF DIFFERENT Lemna minor SUBSTRATES ON THE GROWTH


RATE Of Tubifex Sp

Mahendra1, Doni Damora2, Zulfadhli1


1
Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat
2
Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat
Korespondensi : mahendra@utu.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan substrat Lemna minor dan lumpur
terhadap biomassa dan populasi cacing sutra. Penelitian ini bersifat eksperimen dangan rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima taraf perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang
diberikan adalah P1 = media pertumbuhan dengan 500 gram (Lemna minor), P2 = media
pertumbuhan dengan 375 gram (Lemna minor), P3 = media pertumbuhan dengan 250 gram (Lemna
minor), P4 = media pertumbuhan dengan 125 gram (Lemna minor), P5 = media pertumbuhan
dengan 0 gram (Lemna minor). Parameter yang diamati meliputi jumlah biomassa, populasi dan
parameter kualitas air yaitu suhu, pH, dan DO. Data dianalisis secara statistik (ANOVA) dan di uji
lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil dari penelitian selama 50 hari menunjukkan
bahwa perbedaan formulasi berpegaruh nyata (P<0,05) terhadap biomassa dan populasi. Perlakuan
terbaik terdapat pada P1 menghasilkan SGR 1.24 % dan RGR 1.72 %.
Kata kunci : Tubifex sp, Lemna minor, SGR RGR

ABSTRACT

This study aims to find out the effect of the use of substrate of Lemna minor and mud on the
biomass and silk worms population. This study is an experimental study with a completely
randomized design that consists of five treatments and three repetitions.The treatments given were
P1= a growing medium with 500 grams of Lemna minor, P2 = a growing medium with 375 grams
of Lemna minor, P3 = a growing medium with 250 grams of Lemna minor, P4 = a growing
medium with 125 grams Lemna minor, and P5 = a growing medium 0 gram of Lemna minor. The
parameters observed included the amount of biomass, population and water quality parameters,
namely temperature, pH, and DO. Data were analyzed statistically (ANOVA) and tested further
with the Least Significant Difference test (LSD). Results from a 50-day study showed that
differences in formulations had a significant effect (P <0.05) on biomass and population. The best
treatment found in P1 SGR: 1.24 % and RGR 6,250 individuals.
Keywords: Tubifex sp, Lemna minor, SGR, RGR.

1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
Korespondensi: Jurusan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar,
Kampus UTU Meulaboh, Alue Peunyareng 23615, Telp: 085260758386, email: mahendra@utu.ac.id
55
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

PENDAHULUAN 10-43%, serat 7-14%, karbohidrat 35%, lemak


3-7%, dan kandungan vitamin dan mineral
Usaha pembenihan memerlukan pakan yang cukup tinggi dalam berat keringnya dan
alami, dimana pakan alami yang umum memiliki susunan asam amino yang lebih
diberikan pada larva ikan adalah Tubifex mendekati komposisi asam amino hewani
(cacing sutra). Cacing sutra merupakan pakan (Leng et al., 1995). Menurut penelitian Ilyas
alami bagi larva ikan yang mudah dicerna et al., (2014) menunjukkan hasil bahwa 25%
dengan kandungan nutrisi berupa kadar air Lemna perpusilla dapat menggantikan pelet
11,21%, protein kasar 64,47%, lemak kasar dengan retensi protein 32,75%., sehingga
17,63%, abu 7,84%, dan BETN 10,06% tanaman ini potensial digunakan sebagai
(Wijayanti, 2010). Selain itu, Bila suplemen protein bagi pakan ikan (Umaya,
dibandingkan dengan pakan buatan, secara 2018).
umum pakan alami memiliki beberapa Tingginya kandungan nutrisi yang
kelebihan di antaranya tidak mudah busuk bila dimiliki Lemna minor diharapkan dapat
diberikan dalam keadaan hidup sehingga akan digunakan sebagai alternatif bahan dalam
mengurangi pencemaran perairan (Syam, penggunaan substrat Lemna minor dan lumpur
2012). untuk meningkatkan pertumbuhan dalam
Saat ini budidaya cacing sutra belum budidaya tubifex, dimana sesuai dengan
ada dibudidayakan khususnya di provinsi kehidupan di alam hidup di dasar perairan
Aceh, selama ini ketersediaan cacing sutra tawar yang mengalir, berlumpur, dan
masih bergantung pada hasil tangkapan dari mengandung bahan organik. Oleh karena itu,
alam, sedangkan di alam keberadaan cacing penelitian tentang penggunaan substrat Lemna
sutra tidak menentu karena dipengaruhi oleh minor untuk mencari alternatif media terbaik
faktor musim dan keadaan lingkungan (Muria serta efektif dan efisien terhadap biomassa
et al., 2011). Cacing sutra berkurang dan populasi tubifex.
ketersediannya saat musim hujan karena
bahan organik sumber makanan cacing sutra
berkurang serta cacing sutra terbawa aliran METODE PENELITIAN
air. Cacing sutra perlu dijaga ketersediaannya Rancangan Penelitian
agar konstan, sehingga perlu dilakukan Rancangan yang digunakan adalah
budidaya dengan penambahan nutrisi sebagai Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
makanannya. Media budidaya memegang perlakuan dan 3 ulangan dapat dilihat pada
peranan yang sangat penting terhadap tabel dibawah ini
keberhasilan budidaya cacing sutra. Cacing Tabel 1. Perlakuan penelitian.
sutra membutuhkan media yang mengandung P1 media pertumbuhan dengan 500
bahan organik dan bahan anorganik. Bahan gram (Lemna minor)
organik merupakan senyawa organik yang P2 media pertumbuhan dengan 375
mengandung karbon, nitrogen, oksigen, dan gram (Lemna minor)
hidrogen, sedangkan material anorganik P3 media pertumbuhan dengan 250
adalah mineral dan air (Kesuma, 2016). gram (Lemna minor)
Lemna minor adalah tanaman air kecil P4 media pertumbuhan dengan 125
yang ditemukan tumbuh mengapung di atas gram (Lemna minor)
air dan potensial sebagai sumber hijauan P5 media pertumbuhan dengan 0 gram
pakan yang berkualitas tinggi bagi ternak. (Lemna minor)
Lemna minor lebih dikenal sebagai gulma di
perairan yang cenderung sulit untuk
dikendalikan (Said, 2006). Lemna minor
memiliki kandungan protein tinggi mencapai
56
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

Prosedur Penelitian cacing sutra. Pembuatan formulasi media


1 Wadah yang digunakan adalah 15 nampan hidup cacing sutra sesuai dengan
plastik berukuran 27x18 cm2. Sedangkan perlakuan. Selanjutnya pengisian air,
wadah penampungan air berupa ember wadah dibiarkan selama 10 hari.
plastik. Wadah penampungan dilengkapi Penggenangan ini bertujuan agar media
dengan pipa PVC berdiameter 1/2 inchi awal pada media dapat lebih cepat terurai.
sebagai inlet dan outlet yang dialirkan 4 Penebaran cacing sutra yang digunakan
kembali ke media pemeliharaan cacing dalam penelitian ini diperoleh dari
sutra. Bagian ujung pipa yang berada pengumpul cacing sutra di daerah
dalam ember disambungkan dengan pompa Sumatera Utara. Penebaran cacing sutra
untuk menyedot air naik ke wadah dilakukan setelah 10 hari penggenangan.
pemeliharaan, air dialirkan dengan prinsip Sebelum dimasukan kedalam wadah
resirkulasi. cacing sutra ditimbang terlebih dahulu,
2 Fermentasi menggunakan probiotik EM-4 dengan padat penebaran yang digunakan
dengan kandungan bakteri Lactobacillus adalah 10 gram (Syam, 2012).
sp., Acetobacter sp., Streptomycetes sp. 5 Pemupukan susulan dilakukan setiap 2 hari
dan Yeast. Lemna minor yang digunakan sekali pada pagi hari dangan dosis 10 %
dalam penelitian ini berasal dari alam yang dari volume awal (Adi, 2016). Pemupukan
terdapat genangan air pada buangan menggunakan hasil dari perasan fermentasi
limbah pabrik kelapa sawit Desa Lemna minor. Sebelum dilakukan
Purwodadi, Kecamatan Kuala Pesisir, pemupukan, aliran air pada wadah
Kabupaten Nagan Raya. Lemna minor dihentikan terlebih dahulu, kemudian
yang digunakan terlebih dahulu di angin- pupuk disebar merata keseluruh bagian
anginkan dan kemudian difermentasi. wadah dan wadah didiamkan selama 10
Probiotik EM4 sebelum digunakan, menit atau sampai pupuk mengendap dan
dilakukan aktivasi menggunakan campuran aliran air dialirkan kembali setelah pupuk
molase dan air. Aktivasi dilakukan dengan mengendap.
mencampurkan larutan EM4 dan larutan 6 Kualitas air wadah pemeliharaan dijaga
molase dengan perbandingan 1:1. Bahan sehingga selalu optimal, yakni air mengalir
tersebut dicampurkan ke dalam botol selama 24 jam sehari dalam wadah.
mineral dan didiamkan selama ± 6 jam. Selama pemeliharaan, dilakukan
Tahap selanjutnya yaitu pencampuran pengecekan terhadap lubang aliran air
antara larutan aktivasi probiotik pada untuk memastikan aliran air benar-benar
Lemna minor, kemudian dihomogenkan lancar. Air yang digunakan berasal dari
sedikit demi-sedikit hingga kalis. sumur. Penambahan air baru dilakukan jika
Selanjutnya media dimasukkan dalam terjadi penyusutan dari wadah penampung
ember dan ditutup rapat dengan plastik air akibat penguapan sehingga air tidak
hitam hingga terjadi proses fermentasi habis dan tetap berjalan (Suharyadi, 2012).
selama 7 hari (Cahyono et al., 2015). Pengukuran kualitas air yang diamati pada
3 Substrat yang digunakan yaitu Lemna penelitian ini adalah suhu, pH, dan kadar
minor ke dalam lumpur. Lumpur yang di oksigen terlarut (DO). Pengukuran
gunakan berasal dari areal persawahan, dilakukan pada awal, tengah, dan akhir
terlebih dahulu lumpur dipisahkan dari penelitian.
sampah dan organisme bentos, kemudian 7 Panen dilakukan setelah masa
dijemur agar kadar airnya berkurang. pemeliharaan cacing sutra selama 50 hari.
Selanjutnya hasil fermentasi Lemna minor Cara panen dilakukan dengan wadah
dicampur dengan lumpur dan siap pemeliharaan ditutup dengan plastik hitam
digunakan sebagai media dalam kultur selama 30 menit agar memudahkan untuk
57
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

proses pemisahan. Setelah 30 menit cacing c. Parameter Pendukung


sutra akan muncul ke permukaan pada saat Pengukuran kualitas air meliputi suhu,
itu pula saat yang tepat mengambil cacing DO dan pH. Pengukuran kualitas air
sutra, kemudian media budidaya di saring dilakukan pada awal dan akhir penelitian guna
keseluruhan dengan aliran air yang untuk melengkapi data penunjang, dari pada
mengalir pastikan cacing sutra tidak ada pengukuran panjang dan berat ikan.
yang lolos keluar dan substrat yang halus
terbuang bersamaan dengan air yang Analisa Data
mengalir. Hasilnya dibiarkan didalam Data yang diperoleh selanjutnya
wadah dengan di gucuri air hingga cacing dianalisis ragam dengan menggunakan
sutra benar-benar terpisah dari substrat. ANOVA untuk mengetahui pengaruh
Cacing sutra yang telah dipanen kemudian perlakuan yang diberikan. Jika menunjukkan
diambil dan dilakukan penimbangan pengaruh yang berbeda nyata atau berbeda
biomassa. Jumlah populasi dihitung sangat nyata maka untuk menentukan
dengan mengambil 1 gram biomassa perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan
cacing sutra dan dihitung jumlah individu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
keseluruhan. Penghitungan dilakukan tiga
kali ulangan untuk masing-masing wadah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variable yang diamati
a. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)
Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (spesific
Nilai rata-rata laju Pertumbuhan
growth rate/ SGR) merupakan % dari selisih
Spesifik (SGR) tertinggi terdapat pada
berat akhir dan beratawal, dibagi dengan
perlakuan P1 yaitu 1.24%; diikuti P2:0.91%;
lamanya waktu . SGR dapat dihitung dengan
P3:0.64%; P4: 0.39% dan P5: 0.3%. Hasil
rumus (Zonneveld et al., 1991):
perhitungan ANOVA menunjukan bahwa
pemberian Lemna minor yang berbeda
Ln Wt – Ln W0
SGR = x 100 % berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan
t
spesifik (SGR) tubifex.
Keterangan:
SGR = Laju pertumbuhan spesifik
Ln Wt = Berat cacing akhir penelitian 1.6 1.24
Ln W0 = Berat cacing awal penelitian 1.4
1.2 0.91
t = Waktu penelitian (lama penelitian)
1 0.64
SGR (%)

0.8 0.39
b. Laju Pertumbuhan Relatif (RGR) 0.6 0.3
Menurut De Silva dan Anderson 0.4
(1995), laju pertumbuhan relatif ikan dihitung 0.2
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 0
P1 P2 P3 P4 P5
Wt – W0 Perlakuan
RGR = x 100 %
W0 x t
Keterangan: Gambar 1. Laju pertumbuhan spesifik (SGR)
SGR = Laju pertumbuhan Relatif Tubifex
Wt = Berat cacing akhir penelitian
W0 = Berat cacing awal penelitian Pertumbuhan merupakan salah satu
t = Waktu penelitian (lama penelitian) faktor yang menentukan dalam keberhasilan
suatu kegiatan usaha budidaya perikanan
58
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

khususnya dalam pencapaian target produksi. untuk memenuhi kebutuhan makanan cacing
Menurut Effendie (1997), pertumbuhan sutra. Syam et al., (2011) menambahkan,
adalah perubahan ukuran baik panjang, bobot tingginya bahan organik dalam media akan
maupun volume dalam kurun waktu tertentu, meningkatkan jumlah bakteri dan partikel
atau dapat juga diartikan sebagai pertambahan organik hasil dekomposisi oleh bakteri,
jaringan akibat dari pembelahan sel secara sehingga dapat meningkatkan jumlah bahan
mitosis, yang terjadi apabila ada kelebihan makanan pada media yang dapat
pasokan energi dan protein. Berdasarkan hasil mempengaruhi biomassa mutlak cacing sutra.
perhitungan ANOVA penggunaan substrat Cartwrigh dalam Cahyono (2004),
Lemna minor dan lumpur dengan sistem menyatakan bahwa dua faktor yang
resirkulasi pada media pemeliharaan cacing mendukung habitat cacing sutra adalah
sutra menghasilkan pengaruh yang nyata endapan lumpur dan tumpukan bahan organik
terhadap tingkat pertumbuhan biomassa yang banyak.
cacing sutra. Hal ini diduga kondisi
lingkungan pada media pemeliharaan yang Laju Pertumbuhan Relatif (RGR)
masih dapat ditolerir atau lanyak oleh cacing Pola pertumbuhan cacing sutra pada
sutra. penelitian ini menunjukkan laju pertumbuhan
Tingginya laju pertumbuhan tubifex relatif tertinggi pada perlakuan P1 yaitu 1.72
pada perlakuan P1 diduga karena media pada % pada pormulasi media pemberian 500 gram
perlakuan 1 memiliki kandungan nutrisi pada Lemna minor dengan 2.000 gram lumpur dan
media budidaya lebih tinggi, sehingga dapat terendah (0.33 %) pada perlakuan P5. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan bobot pada cacing diduga bahwa kandungan nutrisi pada Lemna
sutra relatif tinggi. Menurut Syam et al., minor yang difermentasikan mampu
(2011) menambahkan bahwa tingginya bahan mencukupi kebutuhan hidup cacing sutra.
organik dalam media akan meningkatkan Laju pertumbuhan relatif erat kaitannya
jumlah bakteri dan partikel organik hasil dengan proses reproduksi, selain kuantitas
dekomposisi oleh bakteri, sehingga dapat makanan yang tersedia, kualitas makanan pun
meningkatkan jumlah bahan makanan pada harus diperhatikan, sehingga dapat memenuhi
media yang dapat mempengaruhi kebutuhan baik untuk pertumbuhan maupun
pertumbuhan biomassa mutlak cacing sutra. reproduksi.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
2
Febrianti (2004), bahan organik yang terdapat 1.72
dalam media meningkatkan jumlah bakteri
1.5
dan partikel organik hasil dekomposisi oleh 1.17
RGR (%)

bakteri dapat meningkatkan ketersediaan 1 0.76


nutrisi pada media yang akan mempengaruhi
produksi biomassa cacing sutra. 0.44
0.5 0.33
Cacing sutra dapat tumbuh dalam
berbagai media yang mengandung cukup 0
unsur hara seperti N, P, K, dan unsur mikro P1 P2 P3 P4 P5
lainnya (Chumadi et al., 2004). Menurut Perlakuan
Febrianti (2004), menyatakan bahwa cacing
sutra mendapat makanan berupa bakteri dan Gambar 2. Laju pertumbuhan relatif Tubifex
partikel organik hasil dekomposisi bahan
organik oleh bakteri. Perbedaan laju pertumbuhan relatif
Laju pertumbuhan terendah diperoleh diduga juga karena ketersediaan makanan
pada pada perlakuan P5. Hal ini diduga bahwa pada masing-masing perlakuan tidak sama.
nutrisi pada media pemeliharaan belum cukup Hal ini sesuai dengan pernyataan Findy
59
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

(2011), cacing sutra membutuhkan makan Kisaran nilai ini masih berada pada kisaran
untuk pertumbuhannya dan melakukan yang optimum bagi pertumbuhan cacing sutra.
reproduksi. Hadiroseyani (2007) Hal ini sesuai dengan pernyataan, (Putri et al.,
menambahkan, perbedaan laju pertumbuhan 2018), kisaran suhu pada budidaya cacing
relatif dipengaruhi oleh kandungan protein sutra 25-28 °C. Menurut Kaster (1980)
dan lemak dalam pupuk pakan cacing sutra kapasitas cacing sutra kuat dipengaruhi oleh
hal ini menunjukan bahwa penggunaan suhu. Struktur dari cacing sutra tidak
substrat fermentasi Lemna minor dan lumpur berkembang pada lingkungan budidaya
efektif meningkatkan laju pertumbuhan relatif dengan suhu 5°C, tetapi pada suhu 15°C dan
cacing sutra. Menurut Zidni, et al., (2016), 25°C cacing sutra berkembang menuju
menyatakan bahwa dengan fermentasi Lemna kematangan seksual. Nilai pH media selama
minor menggunakan probiotik EM-4 pemeliharaan berada pada kisaran 7,5-8,1.
menunjukkan penurunan serat kasar dari Nilai tersebut merupakan nilai pH yang
20,08% menjadi 12,93 dan peningkatan optimum bagi cacing sutra. Hal ini sesuai
kandungan protein dari 13,22% menjadi dengan pernyataan, (Cahyono et al., 2015),
18,34%. Dengan demikian peningkatan kisaran pH pada budidaya cacing sutra antara
kualitas media yang digunakan diikuti oleh 7,5-8,1.
peningkatan pertumbuhan cacing sutra yang Selama pemeliharaan, konsentrasi DO
dibudidayakan. menunjukkan kisaran yang relatif stabil.
Kebutuhan makanan cacing sutra akan Kisaran nilai DO pada wadah budidaya 3,3-4
terus meningkat seiring pertumbuhan cacing ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lou et
sutra. Ketersediaan makanan di dalam wadah al., (2013), cacing sutra dapat tumbuh dan
budidaya akan mempengaruhi laju berkembang pada kisaran DO 3,5-4,5 ppm.
pertumbuhan cacing sutra. Dalam hal ini, Penurunan oksigen terjadi akibat peningkatan
sistem resirkulasi berperan dalam menjaga populasi cacing sutra yang menyebabkan
ketersediaan makanan. Pada umumnya, dalam adanya kompetisi dalam mendapatkan
setiap penelitian budidaya cacing sutra oksigen. Hal ini dapat diatasi dengan menjaga
digunakan sistem sirkulasi sehingga air yang aliran air yang setabil sehingga dapat
masuk akan terbuang begitu saja. Hal ini mensuplai kembali kandungan oksigen.
memungkinan air yang mengalir akan Menurut Efendi, (2013). Oligochaeta akuatik
membawa bahan-bahan organik yang dikenal dengan kemampuannya untuk
merupakan makanan bagi cacing sutra bertahan lama dalam keadaan anoksia
sehingga persediaan makanan pada substrat (kekurangan oksigen).
akan berkurang.

Kualitas Air Nilai DO yang didapatkan juga


Selain dari segi komposisi substrat, berpengaruh tehadap kepadatan populasi
tingginya produktivitas cacing sutra juga cacing sutra. Hal tersebut sesuai dengan
dipengaruhi oleh air. Berdasarkan hasil pernyataan Marian dan Pandian (1984), yang
pengukuran kualitas air media pemeliharaan menyatakan bahwa dengan kondisi oksigen
cacing sutra, diperoleh suhu yaitu 25-28 °C. terlarut ≥ 3 ppm dapat meningkatkan
60
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

kepadatan populasi dan juga menjamin Produksi Biomassa Cacing Sutra


tingginya jumlah telur yang dikandung (Tubifex sp.). Journal of Aquaculture
(fekunditas) dari cacing Tubificidae. Namun Management and Technology. 4 (4) :
dengan kadar oksigen yang rendah ≥ 2 ppm 127-135.
akan menghambat aktivitas makan dan Chumadi, S. Ilyas, Y., Sahlan, R. Utami, A.
reproduksi. Sekalipun cacing sutra dapat Priyadi, P.T. dan R. Arifudin. 2004.
hidup pada kualitas air yang buruk, Pedoman Teknis Budidaya Pakan
pertumbuhan cacing sutra akan terhambat Alami Ikan dan Udang. Pusat Penelitian
karena energinya justru digunakan untuk dan Pengembangan Perikanan. Jakarta,
bertahan pada lingkungan perairan yang 84 hlm.s
buruk. Dengan kualitas air yang baik, cacing De Silva, S. S., dan Anderson, T.A.. 1995.
sutra akan tumbuh dan berkembang dengan Fish Nutrition in Aquaculture.
baik. Chapman and Hall. 2-6 Boundary Row,
London. 319 p. Djajasewaka. 1985.
KESIMPULAN Pakan Ikan. CV Yasaguna
Jakarta.Efendi, M. 2013. Beternak
Penggunaan substrat Lemna minor Cacing Sutra cara Modern. Penebar
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Swadaya. Jakarta.
laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan Relatif Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
(RGR). Media penggunaan substrat Lemna Yayasan Pustaka Nusatama.
minor menghasilkan biomassa yang terbaik Yogyakarta.
terdapat pada perlakuan P1 yaitu SGR= Febrianti D. 2004. Pengaruh pemupukan
1.24% dan RGR = 1.72 %. harian dengan kotoran ayam terhadap
pertumbuhan populasi dan biomassa
cacing sutera Limnodrillus. [Skripsi].
UCAPAN TERIMA KASIH Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Riset penulis didanai secara mandiri, Findy S. 2011. Pengaruh tingkat pemberian
dan ucapan terima kasih kepada Instansi kotoran sapi terhadap pertumbuhan
Universitas Teuku Umar khusunya LPPM dan biomassa cacing sutra (Tubificidae).
Penjaminan Mutu serta Program Studi [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Kelautan. Bogor.
Hadiroseyani, Y, Nurjariah, dan D.
Wahjuningrum. 2007. Kelimpahan
DAFTAR PUSTAKA Bakteri dalam Budidaya Cacing
Limnodrillus sp yang dipupuk Kotoran
Adi, C. H. 2016. Budidaya Cacing Tubifex. Ayam Hasil Fermentasi. Jurnal
Perekayasa. Forum Koordinator dan Akuakultur Indonesia. 6 (1): 79-87.
Konsolidasi UPT Air Tawar. Balai Ilyas, A. P., Nurmala, K., Harris, E., dan
Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Widiyanto, T. 2014. Pemanfaatan
Sukabumi. Kementerian Kelautan dan Lemna perpusilla Sebagai Pakan
Perikanan. Sukabumi. Kombinasi Untuk Ikan Nila
Cahyono, E. W., Hutabarat, J., dan Herawati, (Oreochromis niloticus) Pada Sistem
V. E. 2015. Pengaruh Pemberian Resirkulasi. Jurnal Limnotek. 21 (2) :
Fermentasi Kotoran Burung Puyuh 193-201.
yang Berbeda Dalam Media Kultur Kaster, J.L. 1980. The Reproductive Biology
Terhadap Kandungan Nutrisi dan of Tubifex Muller (Annelida:
61
Mahendra et. al. / Jurnal Akuakultura 3 (2), 54-61 (2019)

Tubificidae). American Midland Ilmu Kelautan. Universitas Terbuka.


Naturalist. 104 (2) : 364 - 366. Jakarta.
Kesuma, W. I. 2016. Pemanfaatan Bungkil Syam, F. S. 2012. Produktivitas Budidaya
Inti Sawit Sebagai Media Pertumbuhan Cacing Sutra (Oligochaeta) Dalam
Cacing Sutra (Tubifex sp.). [Skripsi]. Sistem Resirkulasi Menggunakan Jenis
Fakultas Pertanian. Universitas Substrat Dan Sumber Air yang
Lampung. Bandar Lampung. Berbeda. [Skripsi]. Fakultas Perikanan
Leng, R.A., Stambolie, J. H., and Bell, R. dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
1995. Duckweed - a Potential high- Bogor. Bogor.
Protein Feed Resource for Domestic Syam, F. S., G. M. Novia. dan S. N.
Animals and Fish. New England : Kusumastuti. 2011. Efektivitas
Livestock Research for Rural Pemupukan dengan Kotoran Ayam
Development. 7 (1). dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan
Lou, J., Cao, Y., Sun, P., and Zheng, P. 2013. Populasi dan Biomassa Cacing Sutra
The Effects of Operational Conditions Limnodrilus sp. melalui Pemupukan
on the Respiration Rate of Tubificidae. Harian dan Hasil Fermentasi. [Skripsi].
Plos One 8 : 1-9. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Marian, M.P. dan T.J. Pandian. 1984. Culture Institut Pertanian Bogor. Bogor.
and Harvesting Tehnique for Tubifex Umaya, R. 2018. Kualitas dan Kadar Protein
tubifex. Journal Aquacultur. 42 (4) : Pakan Ikan dari Tepung Tulang Ayam
303–315. dan Tepung Kiambang (Lemna minor).
Muria, E. S., Masithah, E. D., dan Mubarak, [Skripsi]. Fakultas Keguruan dan Ilmu
S. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Pendidikan. Universitas
dengan Rasio C:N yang Berbeda Muhammadiyah. Surakarta.
terhadap Pertumbuhan Tubifex. Wijayanti, K. 2010. Pengaruh Pemberian
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Pakan Alamai yang Berbeda terhadap
Kelautan. Universitas Airlangga. Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan
Surabaya. Palmas (Polypterus senegalus senegalus
Putri, B., Hudaidah, S., dan Kesuma, W. I. Cuvier, 1829). [Skripsi]. Fakultas
2018. Pemanfaatan Bungkil Inti Sawit Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Sebagai Media Pertumbuhan Cacing Alam. Universitas Indonesia. Depok.
Sutra (Tubifex sp.). e-Jurnal Rekayasa Zidni, I., Iskandar, dan Andriani, Y. 2016.
dan Teknologi Budidaya Perairan. 6 Fermentasi Lemna sp. Sebagai Bahan
(2) : 730-738. Pakan Ikan Untuk Meningkatkan
Said, A. 2006. Pengaruh komposisi Hydrilla Penyediaan Sumber Protein Hewan
verticillata dan Lemna minor sebagai Bagi Masyarakat. Conferences Paper
pakan harian terhadap pertumbuhan dan UZonnevald, N., Huisman. E.A dan
sintasan ikan nila merah (Oreochromis Boon. J.H. 1991. Prinsip-Prinsip
niloticus X Oreochromis mossambicus) Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka
dalam Keramba Jaring Apung di Utama, Jakarta, 318 hlm.
Perairan Umum Das Musi. Peneliti
Balai Riset Perikanan Perairan Umum.
Prosiding Seminar Nasional Ikan IV.
Jatiluhur.
Suharyadi. 2012. Studi Penumbuhan dan
Produksi Cacing Sutra (Tibifex sp)
dengan Pupuk yang Berbeda dalam
Sistem Resirkulasi. [Skripsi]. Fakultas

Anda mungkin juga menyukai