Anda di halaman 1dari 37

INTERELASI KOMPONEN

AKUAKULTUR
Hubungan antara berbagai komponen
(wadah, air, ikan, pakan) akuakultur

- Sumberdaya air dan lokasi akuakultur


- Sistem dan teknologi akuakultur
- Polikultur dan akuakultur terpadu
Sumberdaya air
• Sumberdaya air secara kuantitatif maupun
kualitatif merupakan prasyarat untuk bisa
berlangsungnya kegiatan akuakultur.

Perairan tawar (0-5 ppt, part per thousand)


a. Perairan berbentuk aliran: sungai dan saluran
irigasi
1. Sungai: aliran di permukaan bumi yang terjadi
secara alamiah, bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah
2. Saluran irigasi: aliran air di permukaan bumi yang
terjadi bukan secara alamiah, melainkan sengaja
dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan
b.Perairan berbentuk genangan: danau, waduk, situ
1. Danau: genangan air di permukaan bumi yang terjadi
secara alamiah
oligotrofik: danau yang tidak subur
eutrofik: danau yang subur
mesotrofik: danau dengan kesuburan sedang
2.Waduk: danau buatan yang dibangun dengan cara
membendung sungai dengan dam (bendungan)
aliran (sungai) stagnant
3.Situ: danau atau waduk yang berukuran relatif kecil,
baik luasan, kedalaman, maupun volume airnya.
Kedalaman sekitar 1-7 m dan menjadi kering ketika
musim kemarau
c.Perairan berbentuk curahan: mata air, air sumur, air
hujan
1. Mata air: kumpulan dari rembesan air di dalam tanah
dan muncul ke permukaan bumi sebagai mata air.
Umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya
tergantung jenis batuan yang terdapat di aliran air
bawah tanah. Batuan kapur maka airnya
mengandung kalsium (Ca)
2.Air sumur: diperoleh dengan menggali tanah hingga
kedalaman tertentu.
Sumber air bisa berasal dari sungai bawah tanah
atau resapan air
3.Air hujan: berasal dari presipitasi uap air di udara.
Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut
sebagian meresap ke dalam tanah, dan sebagian lagi
mengalir membentuk sungai dan menggenang
membentuk danau
2. Perairan payau (6-29 ppt)
a. Perairan payau di muara sungai dan pantai
Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan
bermuara di pantai sehingga air tersebut
bercampur dengan air laut membentuk air payau.
Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi
dan dengan kisaran yang sangat lebar. Kondisi
demikian membentuk komunitas biota yang khas.
b. Perairan payau di rawa
Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk
akibat adanya cekungan di belakang garis pantai
yang terisi (digenangi) air saat pasang air laut.
- stagnan
- fluktuasi salinitas tinggi
3. Perairan payau di paluh
Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke
dalam daratan hingga membentuk seperti sungai.
- payau cenderung asin
- stagnan, sirkulasi air terjadi akibat adanya
tenaga pasang surut
Perairan Laut (30-35 ppt)
Berdasarkan kedalaman:
laut dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m
Berdasarkan keterlindungannya:
laut terbuka
laut terlindung: teluk, selat, shallow sea marikultur
(setelah dikaji aspek aksesibilitas, legalitas,
hidrooseanografi, kualitas air, ekosistem, sosekbud
Wadah/struktur yang mengandung ikan
budidaya dan lingkungan air tempat ikan
hidup

Tipe fasilitas produksi bergantung kepada:


• Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas
tanah, kualitas dan kuantitas air,
topografi lahan

• Faktor-faktor teknologi seperti jenis ikan,


tingkat teknologi yang digunakan
Tidak semua daratan atau lingkungan perairan cocok
untuk dibuat kolam. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecocokannya bagi budidaya banyak dan komplek.

Kriteria seleksi:
1. Kualitas dan kuantitas air
Air mrp medium untuk ikan hidup, shg harus
dipertahankan dalam jumlah dan kualitas.

Jumlah air bergantung pada:


- laju evaporasi dan rembesan
- jenis ikan yang dibudidayakan
- tingkat budidaya

Kualitas air ditentukan oleh:


- gas terlarut: O2 dan CO2
- kesadahan, alkalinitas, pH, suhu, salinitas, padatan
terlarut (organik & anorganik), bahan pencemar (industri,
pertanian).
2. Topografi dan elevasi lahan
Topografi mempengaruhi
- tinggi tanggul
- luas kolam

Elevasi kolam yang diisi dan dikeringkan


dengan pasang-surut, idealnya kolam tersebut
dapat diisi hingga kedalaman 1-1,5 m dan dapat
dikeringkan total dengan pasang surut harian,
~ 2 mingguan.

Kalau yang diisi dari air sungai/saluran,


hendaknya elevasinya cukup rendah, dan kolam
dapat diisi air hingga kedalaman 1-1,5 m.

Kalau yang diisi air dengan pompa, elevasi


dapat mendekati permukaan sumber air.
3. Ketersediaan dan penggunaan lahan dan air
Harus tersedia dan dapat digunakan.
Ketersediaannya seringkali mrp pembatas
utama diberbagai lokasi, seringkali terbatas
secara sosial maupun hukum.

4. Kualitas tanah
Tekstur dan susunan kimia mrp 2 sifat tanah
yang penting bagi budidaya.

Tekstur ~ kapasitas retensi air, tanah harus


tidak permeabel bagi air

Susunan kimia ~ ketersediaan zat hara,


keasaman, adanya bahan toksik
5. Iklim
Yang mempengaruhi seleksi lokasi: besar,
frekuensi dan penyebaran musim hujan dan
angin kencang serta pola suhu.

Idealnya, hujan tersebar secara merata


sepanjang tahun dalam jumlah yang cukup untuk
mengganti penguapan dan peresapan dan
mengisi kolam dalam waktu yang cukup singkat.

Angin kencang di tempat-tempat tertentu sering


mengakibatkan usaha budidaya tidak praktis,
misal karamba jaring apung.

6. Akses pada bahan dan pasar


Seperti jalan atau fasilitas transpor lainnya,
pakan dan bahan penting lain serta pasar dalam
jarak yang terjangkau.
Sistem dan Teknologi Akuakultur
• Definisi: wadah produksi beserta komponen lainnya
dan teknologi yang diterapkan pada wadah tersebut
serta bekerja sinergis dalam rangka mencapai
tujuan akuakultur
• Tujuan akuakultur: memproduksi ikan dan akhirnya
mendapatkan keuntungan
• Terdapat sedikitnya 13 sistem akuakultur yang
dikelompokkan menjadi:
A. Land-base aquaculture
1. kolam air tenang
2. kolam air deras
3. tambak
4. sawah
5. bak, akuarium, tangki
B. Water-based aquaculture
6. jaring apung
7. jaring tancap
8. karamba
9. kombongan
10.kandang (pen culture)
11.longline
12.rakit
13.sekat (enclosure)
Berbagai sistem akuakultur
di indonesia
1. Kolam air tenang
Kolam tanah, tergenang, kedalaman rata-
rata tidak melebihi 1,5-2,0 m, air yang
masuk hanya untuk mengganti penguapan
(evaporasi) dan rembesan (infiltrasi)
Proses ekologis: produksi, konsumsi,
dekomposisi
2. Kolam air deras (raceway)
Kolam beton, debit 10-100 kali kolam air
tenang (10 menit seluruh air kolam
terganti semua), padat penebaran tinggi
Proses ekologis: konsumsi
Kolam air tenang
Raceway

Tanah datar (seri)

Tanah miring (seri)


Kombinasi seri dan paralel

Paralel
3. Tambak
Mirip dengan kolam air tenang, berbeda
dalam hal lokasi dan sumber air yang
digunakan

4. Jaring apung (cage culture)


Wadah berupa jaring yang mengapung
(floating net cage) dengan bantuan
pelampung dan ditempatkan di perairan
seperti danau, waduk, selat, teluk, dengan
kedalaman 7-40 m.
Karamba Jaring Apung (KJA)
Konstruksi karamba jaring apung
Karamba jaring apung di laut
5. Jaring tancap (fixed net cage)
Wadah berupa jaring yang diikatkan
pada patok yang menancap ke dasar
perairan
Sederhana, perairan dangkal (3-7 m),
padat penebaran rendah dibanding KJA.
6. Karamba dan kombongan
Wadah budidaya berupa kandang yang
terbuat dari kayu, papan, bambu yang
ditempatkan di dasar sungai.

Karamba

Kombongan
Karamba
Karamba
7. Sawah
- Kedalaman air 10-15 cm atau lebih
- Tanggul sawah dinaikkan hingga
minimum 30 cm
- Kanal tempat aman bagi ikan dibuat
ditengah petak
- Pemeliharaan ikan bersama padi
penyelang, palawija, mina padi
8. Kandang (pen culture)
Wadah berupa kandang dengan dinding
terbuat dari jaring yang ditunjang oleh
patok bambu, sementara dasar kandang
berupa dasar perairan.
Perairan laut dangkal (1-3 m saat pasang),
luas 100-50.000 m2 ), kepadatan 0,1
ekor/m2, tidak dilakukan pemberian pakan.
Kandang (pen culture)
9. Sekat
Wadah budidaya berupa teluk kecil atau
selat sempit yang disekat. Sebagian
besar dinding wadah bersifat alamiah
kecuali sekat/pagar penghalang.
Teknologi sederhana, mengandalkan
pakan alami.
Pemilihan lokasi: karakteristik aspek
geomorfologi, hidro-oseanografi, kualitas
air, ekosistem, sosekbud.
Sekat
10. Longline dan rakit

Longline: sistem teknologi budidaya dengan


menggunakan tambang sebagai komponen
utama wadah produksi.

Rakit: seperti longline, tetapi bahan yang


digunakan berupa bambu yang dirangkai
seperti rakit.

Organisme budidaya: rumput laut, kerang


mutiara, kerang konsumsi (oyster, abalone)
Longline
Rakit untuk budidaya
rumput laut

Rakit untuk budidaya kerang dengan menggunakan kerangkeng


besi sebagai substratnya
11. Bak, akuarium, tangki dan resirkulasi
- Sering digunakan di hatchery
- Perlu dukungan instalasi air, udara,
listrik
- Resirkulasi penghematan air dan
lahan
12. Sea ranching dan restocking

Ranching: pemeliharaan ikan dalam suatu kawasan


perairan dan kawasan tersebut memiliki isolasi
alamiah sehingga ikan yang ditebar (restocking) bisa
dipastikan tidak bisa berpindah tempat dan dapat
ditangkap kembali (recapture)
pulau dengan terumbu karang, laguna, dan karang
penghalang
perlu kajian tentang ekosistem perairan (keragaman
dan kelimpahan biota, peranan dan posisi biota
dalam piramida dan rantai makanan) sosekbud
masyarakat sekitar
ikan-ikan karang (kerapu, kakap putih, baronang,
teripang, abalone)
Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa telah berjalan
Indonesia: secara teknis sangat mungkin, secara
sosial budaya perlu persiapan
Lebih dari 75% produksi ikan
budidaya dunia dihasilkan dari
kolam
Polikultur dan Akuakultur Terpadu
Polikultur: pemeliharaan lebih dari satu jenis ikan pada
suatu wadah/lahan budidaya dengan memanfaatkan
niche/relung (tempat, pakan) yang berbeda.
Polikultur antara belanak dan tilapia
Belanak (mugil) hidup di kolom bawah kolam dengan
memakan lumpur dan detritus yang ada di dasar
perairan
Tilapia hidup di kolom air dengan memakan tanaman,
plankton,
Polikultur antara udang windu, bandeng, rumput laut
Rumput laut: penyuplai oksigen, penyerap unsur hara,
tempat berlindung udang dan bandeng
Bandeng: pemakan klekap, alga (mencegah terjadinya
blooming alga), sumber unsur hara
Udang windu: pemakan klekap, plankton, sumber
unsur hara
Akuakultur terpadu: pemeliharan ikan dan
tanaman atau hewan lain dalam
wadah/lahan budidaya yang sama

Mina-padi: budidaya terpadu antara ikan dan


padi di sawah
Long-yam: budidaya terpadu antara ikan dan
ayam
Long-tik : budidaya terpadu antara ikan dan
itik
Budidaya ikan dan tanaman akuatik dengan
metode hidroponik dalam sistem resirkulasi

Anda mungkin juga menyukai