Anda di halaman 1dari 5

Tri Andini Pratiwi

15/378201/PN/14007

Tugas Lemna
1. Kandungan nutrien Lemna sp.
Lemna (Duckweed) adalah tanaman air yang berukuran kecil yang mengapung di atas
air dan berpotensi sebagai pakan segar ataupun bahan pakan karena memiliki kandungan
nutrisi yang cukup tinggi. Bahan pakan nabati memiliki serat kasar yang tinggi sehingga
diperlukan perlakuan fermentasi terhadap Lemna sp. agar serat kasar menurun dan protein
meningkat. Kandungan protein berkisar 10 45 % (Landesman et al., 2005; Iqbal, 1999),
serat 7 14 %, karbohidrat 35%, lemak 3 7 %, dan kandungan vitamin dan mineral yang
cukup tinggi. Kandungan serat kasar yang terdapat dalam Lemna sp. adalah sebesar
20,08% (Andriani, 2016). Tanaman air ini memiliki produktivitas yang tinggi. Dalam
kondisi optimal jenis tumbuhan ini dapat menggandakan biomassanya hanya dalam waktu
dua hari. Produksi Lemna sp. dapat mencapai hingga 30 to berat kering/ha (Landesman et
al., 2005).

2. Manfaat Lemna sp.


Umumnya, pengetahuan tentang lemna hanya sebatas sebagai fitoremediator yaitu
salah satu filter biologi yang memiliki kemampuan sebagai pengolah limbah yang mampu
mengasimilasi senyawa organik dan anorganik yang terdapat dalam limbah. Lemna juga
dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ikan, ternak, dan dapat menumbuhkan
plankton (Astrid et al., 2013; Culley et al., 1981).

Sumber:
Andriani, I. & E.T. Yuniarsih. 2012. Kinerja dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan
di Sulawesi Barat. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan.
Astrid, T.S., Rahardja BS, Masithah ED. 2013. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Lemna minor
terhadap Populasi Dunaiella salina. Fakultas Perikananndan Kelautan Universitas
Airlangga. J. Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5.

Culley DD, Rejmankova E, Kvet J, Frye JB. 1981. Production chemical quality and use of

duckweeds (Lemnaceae) in aquaculture, waste management and animal feeds. J


Worldmariculture Soc. 12: 27 49.
Landesman, L., N. C. Parker, C.B. Fedler and M. Konikof. 2005. Modeling duckweed growth
in wastewater treatment systems. Livestock Research for Rural Development, 17(5).
Tri Andini Pratiwi
15/378201/PN/14007

Tugas Azolla

1. Kandungan nutrien Azolla sp.


Azolla merupakan tumbuhan air mengandung protein namun memiliki serat kasar
yang tinggi pula, sehingga dengan teknologi sederhana dapat difermentasi menggunakan
kapang sebagai fermentatornya. Pada kondisi lingkungan yang optimal pertumbuhan
azolla dapat mencapai 35% per hari. Kandungan nutrisinya cukup memadai, yaitu protein
24 30% dan kandungan asam amino lisin 0,42%, kandungan tersebut lebih tinggi
daripada kandungan lisin pada konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 2009).
Azolla memiliki nisbah C/N antara 12 18, sehingga dalam waktu satu minggu
biomassanya telah terdekomposisi secara sempurna (Paulus, 2010).

2. Manfaat Azolla sp.


Azolla dapat digunakan sebagai pupuk organik yang dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, maupun biologi tanah, sehingga bermanfaat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
padi. Manfaat lain dari tanaman air ini adalah dapat menekan pertumbuhan gulma air
sehingga menghemat biaya penyiangan atau penggunaan herbisida, dan juga dapa ditanam
bersama-sama dengan tanaman padi. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pakan ternak
maupun pakan ikan pada usaha tani mina padi (Paulus, 2010). Adanya manfaat pemberian
azolla sebagai pakan tambahan (extra feeding) pada budidaya ikan yang dikelola secara
intensif antara lain: melengkapi kebutuhan nutrisi ikan budidaya terutama asam amino,
vitamin dan mineral sehingga ikan sehat dan dapat tumbuh secara lebih baik;
meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan pakan buatan sehingga dapat mengurangi
biaya produksi; mengurangi peluang terjadinya kanibal (memangsa sesamanya) seperti
pada ikan lele karena tanaman azolla dapat bertahan lebih lama (tidak rusak) pada media
budidaya sehingga kebutuhan terhadap pakan dapat terpenuhi (Retnowati, 2016).

3. Hubungan Azolla sp. dengan Anabaena azollae


Hubungan yang terjadi antara Azolla dengan Anabaena telah menciptakan suatu
simbiosis yang bersifat mutualisme. Simbiosis yang terjadi antara Azolla dan Anabaena
dapat memberikan keuntungan, yakni dapat melakukan fiksasi N2 di udara. Pada asosiasi
Azolla-Anabaena, proses fiksasi N2 terjadi pada simbion Anabaena azollae, dengan
sebagian besar energi berasal dari Azolla pinnata. Nitrogen diikat oleh mikrosimbion dan
diberikan kepada tanaman inang, selanjutnya tanaman inang mengubah N tersebut dalam
bentuk asam amino, hal tersebut diduga sebagian asam amino tersebut dimanfaatkan
kembali oleh simbionnya (Maftuchah dan Winaya, 2000).

Sumber:
Arifin, Z., dan A. Krismawati. 2009. Pemanfaatan Azolla sebagai Pupuk Organik. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. httm://jatim.litbang.deptan.go.id
Maftuchah dan Wijaya, A. 2000. Komposisi Media Tumbuh untuk Asosiasi Azolla-
Anabaena azollae. 7(1): 1 5. Pusat Bioteknologi Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Paulus, J.M. 2010. Pemanfaatan Azolla sebagai Pupuk Organik pada Budidaya Padi Sawah.
Warta WIPTEK.
Retnowati, I. 2016. Pemanfaatan Tanaman Azolla sebagai Pakan Tambahan (Extra Feeding).
Review Jurnal Lemna sp.

Judul : Pengaruh Pemberian Lemna sp. sebagai Pakan dalam Budidaya


Ikan Nilem Organik
Tujuan penelitian : untuk mengetahui penggunaan Lemna sp. segar sebagai pakan
yang dapat menghasilkan laju pertumbuhan benih ikan nilem
tertinggi dan mengetahui tingkat konsumsi benih ikan nilem
terhadap Lemna sp. segar.
Penelitian ini menjelaskan bahwa untuk menghasilkan kualitas ikan yang baik
sehingga kesehatan manusia bisa terjaga dalam mengonsumsinya, diperlukan penggunaan
pakan alternatif sebagai pengganti bahan pakan komersial sehingga menghasilkan produksi
ikan organik. Pada penelitian Neukobin dan Sudagar (2013), menunjukkan bahwa pemberian
Lemna sp. segar sebanyak 20% dari bobot tubuh ikan grass carp memberikan hasil laju
pertumbuhan lebih baik dibandingkan dengan pemberian Azolla filiculoides dengan bobot
yang sama. Oleh karena itu diperlukan uji pemberian Lemna sp. segar sebanyak 20% dari
bobot tubuh benih ikan untuk mengetahui pengaruh Lemna sp. yang diberikan terhadap laju
pertumbuhan harian dan tingkat konsumsi benih ikan nilem.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu pemberian pakan komersil
(kontrol), Lemna sp. 10%, Lemna sp. 15%, Lemna sp. 20%, dan Lemna sp. 25%. Parameter
yang diuji yaitu laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, kualitas protein daging ikan,
dan kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian, laju pertumbuhan harian tertinggi ditunjukkan
pada perlakuan kontrol sebesar 0,52% sedangkan pada dosis 20%, laju pertumbuhan
hariannya 0,29%. Hal ini disebabkan karena kandungan pakan komersil yang dikonsumsi
dapat dimanfaatkan oleh benih ikan nilem dengan jumlah yang cukup. Sedangkan pada
perlakuan pemberian Lemna sp. belum cukup memenuhi kebutuhan benih ikan nilem. Selain
itu, Lemna sp. memiliki sifat keambaan yang mengakibatkan benih ikan cepat merasa
kenyang. Nilai konversi pakan pada perlakuan pemberian Lemna sp. 10%-25% dari bobot
benih ikan setelah menjadi bobot kering menghasilkan nilai yang lebih baik yaitu berkisar
5,65 5,85.
Review Jurnal Azolla
Judul : Pengaruh Pemberian Pupuk Azolla pinnata terhadap Kandungan Klorofil
pada Dunaliella salina
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh unsur hara yang ada pada Azolla pinnata
terhadap peningkatan populasi pertumbuhan dan penigkatan kandungan
klorofil Dunaliella salina

Penelitian ini menjelaskan bahwa salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
D. salina untuk meningkatkan klorofil sekaligus pertumbuhan dan perkembangannya yaitu
dengan memanfaatkan bahan alami dari A. pinnata sebagai media kultur alternatif yang
memiliki unsur makro dan mikro yang dibutuhkan D. salina. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Airlangga. Peneliti menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Parameter utama yang diamati
adalah kandungan klorofil D. salina. Parameter penunjang meliputi populasi D. salina dan
kualitas air yang terdiri dari suhu air, pH dan salinitas.
Berdasarkan hasil penelitian jurnal ini, menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi
pupuk A. pinnata sebanyak 9,5ml/l menghasilkan klorofil-a tertinggi yaitu 0.0825 g/l pada
hari kelima dan klorofil-b tertinggi 0.0805 g/l pada hari keempat. Sedangkan konsentrasi
untuk pertumbuhan terbaik terdapat pada perlakuan 3,5m/l dengan kepadatan 115x104 sel/ml.
Puncak populasi tertinggi pada hari kelima. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian
yaitu suhu air berkisar antara 30 33oC, pengukuran salinitas pada media kultur D. salina
berkisar antara 30 65 ppt dan pH berkisar 7 9.

Anda mungkin juga menyukai