Anda di halaman 1dari 10

e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

Volume IV No 1 Oktober 2015


ISSN: 2302-3600

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI Daphnia sp YANG


DIPERKAYA DENGAN TEPUNG SPIRULINA TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN
KOMET (Carassius auratus)

Maulidiyanti *, Limin Santoso† dan Siti Hudaidah† ‡

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Daphnia sp. yang telah
diperkaya dengan tepung Spirulina terhadap tingkat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan larva ikan komet (Carrasius auratus). Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari sampai Maret 2016 di Laboratorium Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan meliputi
Perlakuan 1 (Pemberian Daphnia sp tanpa diperkaya tepung Spirulina), Perlakuan
2 (Pemberian Daphnia sp yang diberi pengkaya tepung Spirulina 1 gram/L air),
Perlakuan 3 (Pemberian Daphnia sp yang diberi pengkaya 2 gram tepung Spirulina
/L air) dan Perlakuan 4 (Pemberian Daphnia sp yang diberi pengkaya 3 gram tepung
Spirulina /L). Kandungan protein dari hasil uji proksimat tertinggi terdapat pada
Daphnia sp yang diperkaya Spirulina sebanyak 3 gram/L dengan kandungan
protein yang lebih tinggi yaitu 10,4%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
pemberian tepung Spirulina pada Daphnia sp maka semakin meningkat kandungan
protein Daphnia sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Daphnia sp
yang diberi pengkaya tepung Spirulina berbeda nyata (P<0,05) atau memberikan
pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup larva ikan komet. Pemberian Daphnia
sp yang diberi pengkaya 3 gram tepung Spirulina /L sebagai sumber nutrisi
memberikan pengaruh terbaik dengan pertumbuhan panjang 2,1 cm dan memiliki
tingkat kelangsungan hidup 100%.
Kata kunci: pakan alami, spirulina, kelangsungan hidup, pertumbuhan, ikan komet

Pendahuluan
Ikan komet merupakan salah satu memperoleh keuntungan dari ikan
jenis ikan hias yang populer dan tersebut (Lingga dan Susanto, 2003).
merupakan ikan air tawar yang hidup di Pakan merupakan faktor penting
perairan dangkal. Ikan komet digemari dalam pemeliharaan ikan. Pada
masyarakat karena keunggulan pada dasarnya pakan yang diberikan harus
warna yang bermacam-macam seperti mudah dicerna dan memiliki nutrisi
putih, kuning, merah, atau perpaduan yang tinggi. Menurut Susanto (2002),
lain dari warna-warna tersebut. pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi
Sehingga membuat ikan komet oleh kualitas pakan dan jumlah pakan
memiliki nilai jual yang tinggi, dan yang diberikan. Jumlah pakan yang
banyak orang yang berusaha diberikan dapat mempengaruhi
*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Email: idahasan_arif@yahoo.com

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


462 Pengaruh Daphnia sp danSpirulina Terhadap Larva Ikan Komet

kecepatan pertumbuhan, baik bobot protein 4%, lemak 0,54%, karbohidrat


maupun panjangnya. Ikan yang 0,67% dan abu 0,15% (Haryati, 2005).
dipelihara memerlukan pakan yang Untuk meningkatkan nutrisi
memiliki gizi tinggi yang terdiri dari Daphnia sp dilakukan pengkayaan bagi
protein dan asam amino, lemak, Daphnia sp. Spirulina adalah sumber
karbohidrat, serta vitamin dan mineral nutrisi yang baik karena memiliki
sehingga ikan yang dibesarkan dapat kandungan nilai gizi yang tinggi
tumbuh dengan baik. Protein yang terutama protein. Menurut Dwijayanti,
diserap oleh ikan digunakan untuk (2005) mikroalga memiliki peranan
pertumbuhan dan merupakan sumber yang penting dalam ekosistem perairan
gizi utama untuk semua jenis ikan. sebagai sumber makanan, pelindung
Menurut Murtidjo (2001) nutrisi dalam fisik bagi organisme perairan karena
pakan merupakan faktor utama yang mikroalga mengandung komposisi
diperlukan dalam pertumbuhan dan kimia yang potensial misalnya protein,
meningkatkan tingkat kelangsungan karbohidrat, pigmen (klorofil dan
hidup. Kebutuhan ikan akan protein karotenoid), asam amino, lipid dan
bergantung pada ukuran ikan, jumlah, hidrokarbon. Dengan kandungan
kuantitas pakan yang dimakan ikan, protein yang tinggi ini maka Spirulina
ketersediaan dan kualitas pakan alami baik sebagai sumber protein yang
dan kualitas protein. Ikan pada stadia potensial bagi larva ikan.
larva membutuhkan protein yang lebih Menurut Agusaputra, (2014)
tinggi dibandingkan ikan dewasa, dan Spirulina menjadi pakan alami karena
tingkat protein optimum dalam pakan mengandung protein tinggi yaitu 39,63
untuk pertumbuhan ikan berkisar 25– % dan sumber mikronutrien serta kaya
50%. Pakan yang sesuai dengan ukuran akan gizi alami seperti B12, beta
bukaan mulut larva serta untuk karoten dan phytopigment xanthophyl.
meningkatkan laju pertumbuhan larva Dari komposisi bahan yang terkandung
ikan komet yaitu Daphnia sp bahwa sprirulina baik sebagai bahan
(Mokoginta, 2003). pengkaya bagi Daphnia sp untuk
Daphnia sp. merupakan salah satu meningkatkan kebutuhan nutrisi bagi
jenis pakan alami yang dibudidayakan larva ikan.
untuk memenuhi kebutuhan
pembenihan ikan air tawar. Larva ikan Material dan Metode
merupakan konsumen terbanyak yang Penelitian dilaksanakan pada bulan
membutuhkan pakan alami yaitu Februari – Maret 2016, bertempat di
Daphnia sp, karena sifatnya yang sesuai Laboratorium Budidaya Perikanan,
bagi larva ikan. Daphnia sp. adalah Universitas Lampung. Alat yang
pakan alami larva yang bersifat filter digunakan dalam penelitian ini adalah
feeder (Pennak, 1989). Daphnia sp. Akuarium (15x15x25 cm), pH meter,
digunakan sebagai sumber pakan alami DO meter, Aerator, Timbangan digital,
bagi larva ikan karena memiliki Milimeter Blok, Thermometer, Selang
beberapa keunggulan yaitu kandungan Sipon, Gelas Ukur, Heater, Scoop net,
nutrisi yang tinggi, ukuranya yang Lampu Bohlam, Plastik dan Alat tulis
sesuai dengan bukaan mulut larva ikan, (buku, pensil, pulpen). Bahan yang
dan dapat dibudidayakan secara massal. digunakan adalah larva Ikan Komet
Kandungan gizi Daphnia sp. antara lain (Umur 7 Hari) sebanyak 252 ekor,

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


Maulidiyanti, Limin Santoso dan Siti Hudaidah 463

Daphnia sp dan Tepung Spirulina. SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)


Rancangan yang digunakan adalah Nt : Jumlah ikan pada akhir
Rancangan Acak Lengkap (RAL), pemeliharaan (ekor)
dengan pemberian Daphnia sp (tanpa No : Jumlah ikan pada awal
diperkaya tepung spirulina), Daphnia sp pemeliharaan (ekor)
yang di perkaya tepung spirulina 1 gr/L, Pengamatan pertumbuhan panjang
2 gr/L dan 3 gr/L) sebagai perlakuan larva ikan komet dilakukan pada awal
dengan tiga kali ulangan. dan akhir peneloitian dihitung dengan
Daphnia sp yang akan diperkaya menggunakan rumus (Effendi, 2002) :
tepung spirulina diletakkan pada
masing-masing wadah pemeliharaan Δ𝑡 Δ0
α= − n0
berupa akuarium berjumlah 4 buah nt
dengan ukuran 15 x 15 x 25 cm, Keterangan :
kemudian diberi perlakuan sesuai α : Pertumbuhan panjang (cm)
dengan konsentrasi yang ditentukan. Δ𝑡 : Pertumbuhan panjang sesudah
Pengkayaan Daphnia sp dilakukan pemeliharaan (cm)
selama 5 jam. Hal tersebut mengacu Δ0 : Pertumbuhan panjang sebelum
pada penelitian Mufidah, et al, (2009) pemeliharaan (cm)
pemberian daphnia sp selama 2 jam, 4 nt : Jumlah ikan yang hidup diakhir
jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam. penelitian (ekor)
Serta penelitian Mokoginta, (2003) n0 : Jumlah total ikan awal
yang menggunakan lama waktu penebaran (ekor)
pengkayaan 3-4 jam terhadap larva ikan
nila (Oreochromis niloticus) dengan arameter yang akan diamati pada
pemberian sumber lemak yang berbeda. penelitian ini adalah kandungan gizi
Pemberian tepung spirulina diberikan 1 Daphnia sp sebelum dan sesudah
(satu) kali pada saat pengkayaan pengkayaan, kelangsungan hidup ikan,
daphnia sp sesuai dengan perlakuan dan pertumbuhan panjang ikan serta
yaitu kontrol tanpa pengkayaan (P1), 1 kualitas air yang meliputi pH, DO, dan
gram (P2), 2 gram (P3), dan 3 gram (P4) suhu . Data penelitian tingkat
Pemberian pakan pada masing- kelangsungan hidup (SR) larva ikan
masing perlakuan diberikan sebanyak komet di analisis secara statistik,
dua kali sehari pada jam 12.00 dan sedangkan hasil penelitian pertumbuhan
17.00 WIB. Jumlah pakan yang panjang larva ikan komet diuji
diberikan per perlakuan sama yaitu homogenitas apabila data telah
1680 ekor Daphnia sp per akuarium. homogen diolah dengan menggunakan
Pengamatan tingkat kelangsungan analisis sidik ragam (ANOVA) untuk
hidup larva ikan komet dilakukan setiap mengetahui pengaruh pemberian tepung
hari. Tingkat kelangsungan hidup Spirulina terhadap pengkayaan Daphnia
dihitung dengan menggunakan rumus sp untuk mengathui perbedaan antar
(Effendie, 2002) : perlakuan. Apabila terdapat perbedaan
antar perlakuan maka dilanjutkan
dengan uji Duncan pada tingkat
𝑁𝑡 kepercayaan 95%. Sedangkan
SR = 𝑁𝑜x 100 %
pengamatan kualitas air dianalisis
Keterangan : secara deskriptif.

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


464 Pengaruh Daphnia sp danSpirulina Terhadap Larva Ikan Komet

Hasil dan Pembahasan tepung Spirulina menunjukkan terjadi


peningkatan nutrisi Daphnia sp yang
Hasil analisa uji proksimat telah diperkaya tepung Spirulina Hasil
kandungan Daphnia sp yang diperkaya uji proksimat disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Kandungan Nutrisi Daphnia sp


No. Daphnia sp Persentase %
Air Abu Protein Lemak Serat Karbohidrat
1 P1 (Kontrol) 86,61 1,20 6,25 0,57 1,27 4,08
2 P2 ( 1 Gram) 86,45 1,24 8,83 0,69 0,73 2,03
3 P3 (2 Gram) 87,82 1,06 9,69 0,67 0,48 0,26
4 P4 (3 Gram) 86,38 1,59 10,4 0,73 0,44 0,37
* keterangan : Pengujian dilakukan di Laboraturium THP Politeknik Negeri
Lampung pada bulan Febuari tahun 2016.

Dari tabel di atas diketahui bahwa Daphnia sp yang diperkaya tepung


pemberian Daphnia sp yang diperkaya Spirulina sebanyak 3 gram/L yaitu
tepung Spirulina sebagai pakan alami 0,73% lebih rendah dari hasil penelitian
memiliki kadar protein yang lebih tinggi Mokoginta dkk, (2003) yaitu 13,52%.
dibandingkan dengan Daphnia sp yang Tingginya kandungan protein dan
tidak di perkaya dengan tepung rendahnya kandungan lemak dalam
Spirulina. Hasil analisa uji proksimat penelitian ini dikarenakan nutrient yang
pada setiap perlakuan menunjukkan ada dalam Daphnia sp. tersebut,
bahwa P1 (kontrol) sebesar 6,25 %, P2 semakin tinggi kandungan nitrat dan
(1 gram/l) sebesar 8,83, P3 (2 gram/l) fosfat maka semakin tinggi kandungan
sebesar 9,69, dan P4 (3 gram/l) sebesar proteinnya dan semakin rendah
10,47. Hasil tersebut menunjukan kandungan lipidnya. Menurut Gao et al,
bahwa banyaknya pemberian Spirulina (2006) dan Widianingsih. dkk., (2011),
berpengaruh terhadap kandungan menyatakan bahwa semakin tinggi
protein Daphnia sp sehingga konsentrasi nitrat dan fosfat maka
ketersediaan energi dalam tubuh larva semakin tinggi kandungan protein di
ikan komet dapat meningkat. dalamnya.
Kandungan protein dari hasil uji Protein merupakan sumber tenaga
proksimat (Tabel.3) tertinggi terdapat paling utama yang tersusun dari atom
pada Daphnia sp yang diperkaya C, H, O, dan N sedangkan karbohidrat
Spirulina sebanyak 3 gram/L dengan dan lemak tidak mengandung atom N
kandungan protein yang lebih tinggi (nitrogen) di dalamnya terdapat asam-
yaitu 10,4%. Hal ini menunjukkan asam amino yang sangat dibutuhkan
bahwa semakin banyak pemberian oleh ikan. Asam amino adalah bahan
tepung Spirulina pada Daphnia sp maka organik sederhana berenergi merupakan
semakin meningkat kandungan protein nutrien yang dibutuhkan oleh larva ikan
Daphnia sp. Hasil penelitian ini lebih pada fase awal kehidupannya, sehingga
tinggi dari hasil penelitian yang asam amino dapat berfungsi sebagai
dilakukan Nina et al., (2012) yaitu 4% nutrien pada pemeliharaan larva ikan
berat basah. Serta kandungan lemak dari (Wijaya, 2003). Asam amino esensial
penelitian ini tertinggi pada perlakuan (AAE) tidak dapat disintesa oleh hewan

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


Maulidiyanti, Limin Santoso dan Siti Hudaidah 465

atau yang disintesa dalam jumlah yang pada larva ikan komet (SR 100 %) dari
kurang mencukupi untuk mendukung hari pertama pemeliharaan sampai hari
pertumbuhan maksimum. Oleh karena terakhir pemeliharaan. Pada setiap
itu, Asam amino essensial harus perlakuan juga menunjukkan bahwa
terdapat dalam pakan (Subandiyono, tidak ada pengaruh pada penebaran dan
2009). Asam amino esensial juga kualitas air pada saat pemeliharaan
dibutuhkan larva untuk proses dalam larva ikan komet selama 15 hari
tubuh sebagai transmisi informasi (Gambar 2).
genetik pertumbuhan dan pemelihara Penambahan tepung Spirulina pada
sel-sel. Nilai nutrisi yang terkandung Daphnia sp dapat mencukupi kebutuhan
pada Daphnia sp dalam kondisi berat gizi untuk memenuhi energi yang
basah yaitu mengandung protein 4 % digunakan untuk mempertahankan
(Schumann, 2006), lemak 0,54 % dan hidup dan pertumbuhan larva ikan
karbohidrat 0,67 % (Wahyu, 2007 ). komet. Energi diperoleh dari makanan
Kebutuhan protein untuk larva ikan yang bernutrisi. Daphnia sp yang telah
berkisar 40 – 60% sedangkan kebutuhan diperkaya dengan tepung Spirulina,
lemak berkisar 3-10%. nilai nutrisi nya akan meningkat. Pada
pertumbuhan larva nutrisi yang
diutamakan adalah protein (Hartoyo dan
Sukardi, 2007). Daphnia sp yang telah
diperkaya dengan tepung Spirulina
kandungan gizi terutama protein yang
dalam tubuh Daphnia sp akan
meningkat. Larva ikan komet yang
dipelihara memerlukan pakan dengan
gizi tinggi seperti, protein, lemak,
karbohidrat, serat, serta mineral
sehingga ikan yang dibesarkan dapat
tumbuh dengan baik. Larva ikan
membutuhkan nutrisi yang cukup bagi
pertumbuhannya. Selain itu faktor
penyebab kelangsungan hidup larva
Gambar 2. Diagram rata-rata tingkat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan
kelangsungan hidup larva
seperti, suhu, pH, dan oksigen terlarut
ikan komet (Carassius
(Dhoe et al., 2001; Taufiq et al., 2007).
auratus) selama penelitian.
Keterangan :
Tingkat kelangsungan hidup yang
P1 : Kontrol tinggi tersebut dipengaruhi oleh
P2 : 1 gram tepung Spirulina pemberian tepung Spirulina pada
P 3 : 2 gram tepung Spirulina Daphnia sp dapat mencukupi kebutuhan
P4 : 3 gram tepung Spirulina gizi untuk memenuhi energi yang
digunakan untuk mempertahankan
Berdasarkan hasil pengamatan dan kelangsungan hidup ikan komet. Serta
analisa data yang didapat, menunjukkan kandungan Asam amino esensial (AAE)
bahwa larva ikan komet hasil pada pakan yang diberikan mencukupi
pemeliharaan pada setiap perlakuan untuk mendukung kelangsungan hidup,
menunjukkan bahwa tidak ada kematian pertumbuhan maksimum dan

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


466 Pengaruh Daphnia sp danSpirulina Terhadap Larva Ikan Komet

pemelihara sel-sel pada fase larva lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,01
(Subandiyono, 2009). Selain itu sifat yang berarti pemberian Daphnia sp
Daphnia sp yang mudah dicerna yang diperkaya dengan tepung Spirulina
sehingga mudah diserap oleh larva ikan menunjukkan adanya pengaruh
setelah pakan terserap oleh larva maka (berbeda nyata) perlakuan terhadap
akan diubah menjadi energi pada larva pertumbuhan panjang larva ikan komet.
ikan. Hasil uji Duncan pada Daphnia sp tanpa
Kelangsungan hidup ikan di suatu diperkaya tepung Spirulina (P1) dan
perairan dipengaruhi oleh berbagai Daphnia sp yang diperkaya tepung
macam faktor diantaranya kepadatan Spirulina 1 gram (P2) tidak berbeda
dan kualitas air. Umumnya nyata namun berbeda nyata dengan
kelangsungan hidup benih lebih tinggi Daphnia sp yang diperkaya tepung
dibandingkan larva, karena benih lebih Spirulina 2 gram (P3), dan Daphnia sp
kuat (Effendi, 2004). yang diperkaya tepung Spirulina 3 gram
(P4). Sedangkan Daphnia sp yang
diperkaya tepung Spirulina 2 gram (P3)
dan Daphnia sp yang diperkaya tepung
Spirulina 3 gram (P4) tidak berbeda
nyata namun berbeda nyata dengan
Daphnia sp tanpa diperkaya tepung
Spirulina (P1) dan Daphnia sp yang
diperkaya tepung Spirulina 1 gram (P2).
Pertambahan panjang larva ikan
komet (Carassius auratus) dari
pemberian pakan Daphnia sp yang telah
Gambar 3. Panjang rata-rata larva ikan diperkaya Spirulina memberikan
komet (Carassius auratus) peningkatan laju pertumbuhan panjang
selama penelitian. yang sangat signifikan. Dari masing –
Keterangan : masing perlakuan dapat dilihat bahwa
P1 : Kontrol memberikan hasil yang berbeda.
P2 : 1 gram tepung Spirulina Perbedaan pertumbuhan panjang larva
P 3 : 2 gram tepung Spirulina
P4 : 3 gram tepung Spirulina ikan komet disebabkan oleh pemberian
Berdasarkan data hasil uji ANOVA, jumlah tepung Spirulina yang
persentase panjang larva ikan komet memenuhi kandungan gizi terhadap
menunjukkan bahwa nilai signifikan larva ikan komet. Kandungan protein
lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,01 yang tinggi dapat mempengaruhi
yang berarti pemberian Daphnia sp pertumbuhan larva ikan komet.
yang diperkaya dengan tepung Spirulina Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
menunjukkan adanya pengaruh pakan, umur, serta kualitas air selama
(berbeda nyata) perlakuan terhadap pemeliharaan. Ketersediaan makanan
pertumbuhan panjang larva ikan komet yang bernutrisi tinggi sangat dibutuhkan
yang dilanjutkan dengan uji lanjut larva untuk perkembangan organ tubuh
Duncan (Gambar 3). yang masih sederhana menuju
Berdasarkan (Gambar 3) hasil kesempurnaan (Effendi, 2004).
ANOVA, panjang larva ikan komet Sedangkan menurut Susanto (2002),
menunjukkan bahwa nilai signifikan pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


Maulidiyanti, Limin Santoso dan Siti Hudaidah 467

oleh kualitas pakan dan jumlah pakan Daphnia sp yang terkandung pada
yang diberikan. Banyak sedikitnya perlakuan meningkat setelah diperkaya.
pakan yang diberikan dapat Protein tersebut mencukupi kebutuhan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, nutrisi larva ikan komet. Nutrisi yang
baik bobot maupun panjang. terkandung pada Daphnia sp. tersebut
Pada penelitian ini, laju pertumbuhan (Tabel 3) akan terserap ke dalam tubuh
spesifik yang terbaik dicapai pada larva ikan komet. Nutrisi yang terserap
Daphnia sp yang diperkaya tepung tersebut, akan dijadikan sebagai sumber
Spirulina sebanyak 3 gram /L (Gambar energi untuk meningkatkan laju
3) Sedangkan pertumbuhan terendah pertumbuhan larva. Subandiyono dan
terdapat pada Daphnia sp tanpa Hastuti (2010) menyatakan bahwa
diperkaya dengan tepung Spirulina pertumbuhan akan terjadi apabila
(tanpa di perkaya tepung spirulina), hal didukung dengan pemberian pakan
tersebut disebabkan kandungan gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan
berupa protein pada Daphnia sp yang nutrisi ikan. Hasil pengukuran
diperkaya tepung Spirulina sebanyak 3 parameter kualitas air selama
gram /L dapat memenuhi kebutuhan pemeliharaan dapat dilihat pada (Tabel
larva untuk pertumbuhannya. Protein 4).

Tabel 4. Hasil Uji Analisis Kualitas Air


Perlakuan
Parameter
Batas
No Kualitas Satuan Sumber
P1 P2 P3 P4 Toleransi
Air (Kontrol) (1 Gram) (2 Gram) (3 Gram)
25- 27 Kelabora, et al,
1 Suhu o
C 26 – 29 26 – 29 26 – 29 26 – 29
(2009)
Cholik et al,
2 DO mg/L 5,62 - 8,4 6,17 - 7,7 6,03 - 7,4 5,58 - 8,1 5,15 -6,04
(2005)
Mundayana et al
3 pH - 6,0 – 7,0 6,0 – 7,0 6,0 – 7,0 6,0 – 7,0 6,8-8,0.
, (2004)

Kualitas air dalam penelitian sore hari (17.00 WIB). Pada penelitian
berpengaruh karena kualitas air dapat didapat kisaran suhu pada pagi hari
mempengaruhi keberhasilan perlakuan berkisar 26-27 °C, sedangkan pada sore
(Mukti dan Rustidja, 2002). Sedangkan hari suhu berkisar 27-29 °C. Menurut
menurut Arie (2000) kualitas air Latha dan Lipton (2007), suhu yang
mempengaruhi ikan hidup dengan baik baik untuk ikan komet berkisar antara
dan tumbuh dengan cepat. Bila kualitas 23–29 °C. Dalam penelitian ini kisaran
air kurang baik dapat menyebabkan ikan suhu terdapat dalam kisaran optimal
lemah, nafsu makan menurun dan antar perlakuan.
mudah terserang penyakit. Hal ini Pada penelitian ini pengukuran pH
dipertegas oleh Khairuman dan dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu
Sudenda (2002) bahwa kualitas air yang pada pagi hari (pukul 07.00 WIB) dan
baik pada pemeliharaan memberikan sore hari (17.00 WIB). derajat keasaman
kelangsungan hidup menjadi baik bagi (pH) yang masih dapat ditolerir yaitu 6
ikan. – 8,3 Konsentrasi batas Nilai pH yang
Pengukuran suhu selama optimal untuk ikan hias umumnya
pemeliharaan dilakukan sehari dua kali berkisar antara 6-7 (Satyani, 2005).
yaitu pada pagi hari (07.00 WIB) dan Nilai pH sangat menentukan

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


468 Pengaruh Daphnia sp danSpirulina Terhadap Larva Ikan Komet

kelangsungan hidup ikan. Nilai pH juga Perlakuan terbaik pemberian


berhubungan dengan CO2 dalam Daphnia sp yang diperkaya tepung
perairan. Peningkatan CO2 akan Spirulina sebesar 3 gr/l memberikan
menurunkan nilai pH pada perairan pengaruh terhadap pertumbuhan dengan
(McIntosh, 2001). Nilai pH yang panjang yaitu 2,1 cm dan kelangsungan
mengalami penurunan dapat disebabkan hidup larva ikan komet sebesar 100%
oleh tingginya konsentrasi karbon
dioksida (CO2) akibat adanya proses Daftar Pustaka
respirasi oleh larva ikan komet. Karena
pH yang terlalu asam atau basa Agusaputra, T. 2014. Pengaruh
mengakibatkan ikan menjadi pasif Penambahan Tepung Spirulina sp.
dalam bergerak. Pada Pakan Terhadap Kecerahan
Menurut Mundayana dan Suyanto Warna Ikan Komet (Carassius
(2004), bahwa pH yang baik untuk auratus). Skripsi. Fakultas
pertumbuhan dan kelangsungan hidup Pertanian Universitas Lampung.
ikan hias berkisar 6,8-8,0. Selama Arie, U., 2000. Budidaya Bawal Air
penelitian pH yang didapat berkisar Tawar Untuk Konsumsi dan Hias.
anlara 6,0 -7,0. Kisaran pH tersebut Penebar Swadaya. Jakarta. 10 hal.
masih aman untuk kehidupan dan Buwono, D. I. 2000. Kebutuhan Asam
pertumbuhan larva ikan komet. Amino Esensial dalam Ransum
Pada penelitian ini didapatkan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
kisaran DO yaitu 5,58 - 8,1 . Nilai DO Daelami, D.A.S, 2001. Usaha
menunjukan jumlah oksigen (O2) yang Pembenihan Ikan Air Tawar.
tersedia dalam suatu perairan. Semakin Penebar Swadaya (Anggota
tinggi nilai DO pada air, IKAPI). Jakarta.166 hal.
mengindikasikan air tersebut memiliki Dhoe, S.B, Supriya, & E. Juliaty., 2001.
kualitas yang baik untuk pemeliharaan Biologi Tiram Mutiara: Juknis
ikan. Sebaliknya jika nilai DO rendah, Pemeliharaan Tiram Mutiara
dapat diketahui bahwa air tersebut telah (Pinctada maxima). BBL
tercemar dan kurang layak untuk Lampung, Lampung.Hal : 2-12.
pemeliharaan ikan. Nilai DO pada Dwijayanti, Y. 2005. Pengaruh
kualitas air yang kurang layak untuk Penggunaan Tepung Alga
pemeliharaan ikan akan mempengaruhi Spirulina dalam Pakan Buatan
laju pertumbuhan dan proses pernafasan Terhadap Perubahan Warna Ikan
ikan. Untuk memperoleh produksi Botia (Botia machracantus
optimal, kandungan oksigen harus bleeker). Skripsi. Universitas
dipertahankan diatas 5 ppm. Bila Padjajaran. Bandung.
kandungan oksigen sebesar 3 atau 4 Effendi, M. I. 2002. Biologi
ppm dalam jangka waktu yang lama, Perikanan. Yayasan Pustaka
ikan akan menghentikan makan dan Nustama.Yogyakarta
pertumbuhannya akan terhambat Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur.
(Daelami, 2001). Penebar Swadaya. Jakarta. hal 104-
156.
Gao, W., Y.J. Liu, L.X. Tian, K.S. Mai,
Kesimpulan G.Y. Liang, H.J. Yang, M.Y. Huai
and W.J. Luo. 2011. Protein

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


Maulidiyanti, Limin Santoso dan Siti Hudaidah 469

Sparing Capability of Dietary Lipid Mokoginta, I. 2003. Budidaya Pakan


in Herbivorous and Omnivorous Alami Air Tawar. Direktorat
Freshwater Finfish: a Comparative Jenderal Pendidikan Dasar dan
Case Study on Grass Carp Menengah. Departemen
(Ctenopharyngodon idella) and Pendidikan Nasional. 37 hlm.
Tilapia (Oreochromis niloticus × Mufidah W.B dan Woro H.S, 2009.
O. aureus).J. Akua. Nut., 17(1): 2- Pengkayaan Daphnia sp. dengan
12 Viterna Terhadap Kelangsungan
Hartoyo dan P. Sukardi. 2007. Hidup dan Pertumbuhan Larva
Alternatif Pakan Ternak Ikan. Ikan Lele Dumbo (Clarias
Pusat Ahli Teknologi dan gariepinus) . Jurnal Ilmiah
Kemitraan (Pattra). Lembaga Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No.
Penelitian Universitas Jenderal 1, April 2009 Fakultas Perikanan
Soedirman. Purwokerto.. 4 hal. dan Kelautan Universitas
Haryati. 2005. Pengaruh Penggantian Airlangga.
Artemia Salina dengan Daphnia sp. Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu
Terhadap Pertumbuhan dan Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
Kelangsungan Hidup Benih 48-49 hal.
Gurami (Osphronemus gouramy Nina Scholotz,. Jesper Givskov.,
L.). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Dominik Martin. 2012. The
Bogor Potential og Dietary
Khairuman dan Sudenda, .D., 2002. Polyunsaturated Fatty Acid To
Budidaya Patin Secara intensif. Modulate Ercosanoid Syntetis and
Penebar Swadaya. Jakarta. 89 p Reproduction in Daphnia sp.
Latha Y.P, Lipton A.P. 2007. Water Magna. Journal of Phsiology
quality management in gold fish 162(4): 449-454.
Carassius auratus rearing tanks Pennak, R.W. 1989. Coelenterata
using different filter materials. Fresh-water Invertebrates of the
Indian Hydrobiology 10:301–302 United States: Protozoa to
Lingga dan Susanto. 2003. Klasifikasi Molusca. 3rd edition. John Wiley
Ikan Komet (Carassius auratus). and Sons, Inc, New York.580 hlm.
Agromedia. Jakarta Satyani, D. 2005. Kualitas Air Untuk
McIntosh RP. 2001. Changing Ikan Hias Air Tawar. Penebar
Paradigms in Shrimp Farming: Swadaya.Jakarta.
Estabisment of Heterotrophic Schumann, K. 2006. Daphnia. FAQ.
Bacterial Communities. Global Discus Article. Discus Breeding
Aquaculture Alliance. Website. 2 hal.
Mukti, A.T. dan Rustidja. 2002. Subandyono. 2009. Nutrisi Ikan-
Teknologi Pembenihan. Pelatihan Protein dan Lemak. Universitas
Teknologi Kelautan Diktat Propinsi Dipenogoro, Semarang.
Jawa Timur. Surabaya. 18 hal. Susanto, H. 2002. Budidaya Ikan Di
Mundayana, Y dan R. Suyanto. 2000. Pekarangan. Penebar Swadaya,
Ikan Hias Air Tawar Guppy. Jakarta.
Penebar swadaya, Jakarta hal 60 – Taufiq N, R. Hartati, J. Cullen dan J.M.
63. Masyhur, 2007. Pertumbuhan
Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015


470 Pengaruh Daphnia sp danSpirulina Terhadap Larva Ikan Komet

pada Kepadatan Berbeda. Ilmu


Kelautan, 12 (1): 31–38.
Wahyu, P. 2007. Daphnia. Media
Informasi Ikan Hias. Jakarta. 15
hal.
Widianingsih., R. Hartati., Endrawati.,
E.Y. dan Valentina. 2011.
Pengaruh Pengurangan
Konsentrasi Nutrient Fosfat dan
Nitrat Terhadap Kandungan Lipid
Total Nannocloropsis
oculata. Jurnal Ilmu Kelautan
16(1): 24-29
Wijaya, R. 2003. Pengaruh
Penambahan Multi Asam Amino
Esensial Dalam Media Kultur
Terhadap Tingkat Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Larva
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti
C.V). Tesis. Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

© e-JRTBP Volume 4 No 1 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai