346 1772 2 PB
346 1772 2 PB
Email: sutrisno@limnologi.lipi.go.id
Abstrak
Upaya pencarian pakan alternatif, khususnya pakan alami yang murah serta mudah
diperoleh, terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi usaha budi daya ikan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan dua jenis tumbuhan air dari kelompok
Lemnaceae, yaitu Wolffia globosa and Lemna perpusilla sebagai pakan alternatif pada budi
daya ikan Nila (Oreochromis niloticus). Ikan Nila dibudidayakan di dalam sembilan buah
akuarium berukuran 60 × 40 × 40 cm3, dengan sistem resirkulasi air tertutup di dalam sebuah
rumah kaca. Kedua jenis tumbuhan air diberikan secara ad libitum, sementara pelet komersial
sebagai pembanding diberikan sebanyak 3% bobot tubuh, masing-masing dengan tiga kali
ulangan. Pengamatan terhadap laju pertumbuhan ikan dan efisiensi pakan dilakukan setiap dua
minggu selama delapan minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan kisaran laju pertumbuhan
ikan yang diberi Wolffia dan Lemna berturut-turut 6,27 ± 0,14% per hari dan 6,46 ± 0,18% per
hari, sementara yang diberi pakan pelet 7,17 ± 0,22% per hari. Meskipun angka laju
pertumbuhan ini secara nyata lebih rendah daripada ikan yang diberi pelet, namun cukup
menunjukkan potensi kedua jenis tumbuhan air ini sebagai pakan alternatif yang dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi biaya pakan. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa
biomassa segar Lemna lebih efisien digunakan sebagai pakan ikan dibandingkan Wolffia.
Kata kunci: Lemna perpusilla, Wolffia globosa, pakan alternatif, ikan Nila, budi daya perikanan
Abstract
The Potential of Wolffia globosa and Lemna perpusilla (Lemnaceae) as Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Feed. Efforts to find alternative feeds, particularly those of cheap and
readily available natural feeds, are continuously being made to improve the efficiency of fish
farming. This study was conducted to determine the effectiveness of using two types of aquatic
plants from the Lemnaceae group, Wolffia globosa and Lemna perpusilla, as alternative feeds
1
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
in the cultivation of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). The fish was reared in nine aquaria
measuring 60 × 40 × 40 cm3, with a closed water recirculation system placed in a greenhouse.
The aquatic plants were provided ad libitum while commercial pellets as control and
comparison were given at 3% of the body weight, each with three replications. Observations on
fish growth rate and feed efficiency were carried out every two weeks for eight weeks. The
result showed that the growth rate of fish fed with Wolffia and Lemna reached 6.27 ± 0.14%
per day and 6.46 ± 0.18% per day, while that fed with pellet was 7.17 ± 0.22% per day. Although
these growth rates are significantly lower than that of fish fed with pellets, it is sufficient to
show the potential of these aquatic plants as alternative feeds that can be used to reduce feed
costs. This study also showed the better efficiency of fresh Lemna biomass as fish feed than
Wolffia.
Keywords: Lemna perpusilla, Wolffia globosa, alternative feed, Nile Tilapia, aquaculture
2
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
3
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
Gambar 1. Skema akuarium uji: (1) sembilan buah akuarium uji, (2) input jatuhan air, (3) pipa
distribusi air, (4) lubang drainase, (5) pipa drainase, (6) pipa kolektor, (7) tangki
distribusi, (8) pompa air
4
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
5
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
6
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
160 60 4
Pellet
Gambar 2. Pertumbuhan ikan Nila dengan variasi pakan pelet, Wolffia, dan Lemna
7
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
Tabel 3. Laju pertumbuhan relatif ikan Nila (%/hari) berdasarkan tiga variasi pakan
8 3500 60
Fase-1
7 Fase-2
3000 50
Fase-3
ADG (g/hari)
6 Fase-4
Jumlah pakan (g)
2500
40
5
2000
FCR
4 30
1500
3
20
1000
2
500 10
1
0 0 0
Pellet Wolffia Lemna Pellet Wolffia Lemna Pellet Wolffia Lemna
(x10) (x10)
Pakan Pakan Pakan
Gambar 3. Kinerja pertambahan berat harian (ADG) dan efisiensi pakan ikan Nila dengan
variasi pakan pelet dan tumbuhan air
Biomassa Lemna terlihat lebih efisien rentang yang bisa ditoleransi oleh ikan.
dibanding Wolffia untuk pakan ikan Nila, Sementara konsentrasi oksigen terlarut di
dengan nilai FCR berturut-turut 10,83 ± bawah 3 mg/L hanya terjadi sehari pada saat
0,30 dan 20,30 ± 2,10 pada fase awal dan sirkulasi air terhenti akibat aliran listrik
27,78 ± 1,83 dan 46,49 ± 2,70 pada fase padam.
akhir.
8
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
menurun dengan tajam pada fase-fase ikan Nila yang diberi pakan Wolffia juga
pertumbuhan berikutnya. Penurunan laju jauh lebih tinggi dibanding hasil penelitian
pertumbuhan yang lebih tajam pada ikan yang dilaporkan oleh Ariyaratne (2010),
Nila yang diberi pelet juga sejalan dengan yaitu 3,9% per hari.
laporan Rejeki et al. (2013), dan Pertambahan berat harian ikan Nila
memberikan penekanan keunggulan yang diberi pelet dalam penelitian ini
tumbuhan air sebagai pakan alami yang hampir dua kali lipat dibandingkan laporan
dapat menjaga pertumbuhan ikan relatif Khalil et al. (2011), dan dapat
lebih konstan. Fenomena penurunan laju didistribusikan pada kandungan protein
tumbuh sejalan dengan umur ikan juga telah pelet yang lebih tinggi pada uji coba ini,
dilaporkan sebelumnya (Chrismadha et al., yaitu 31–33%, serta padat tebarnya,
2012). Hal ini sesuai dengan teori sementara kandungan protein pada uji coba
pertumbuhan Bertalanffy yang menyatakan Khalil et al. (2011) hanya 27%. Sementara
bahwa sejalan dengan pertambahan umur itu, pertambahan berat harian ikan Nila
dan beratnya, ikan memerlukan lebih yang diberi pakan Lemna pada uji coba ini
banyak energi untuk pemeliharaan fungsi (0,67 ± 0,07 g/ekor/hari) berada pada
tubuh, sehingga alokasi energi untuk kisaran angka yang dilaporkan sebelumnya
pertumbuhan berkurang (Enberg, 2008). oleh Chrismadha dan Mulyana (2019), yaitu
Hasil uji coba ini memperlihatkan 0,63–0,98 g/ekor/hari.
bahwa tumbuhan air Wolffia dan Lemna Chareontesprasit dan Jiwyam (2001)
dapat dimanfaatkan sebagai pakan tunggal telah menggunakan Wolffia sebagai sumber
untuk budi daya ikan Nila pada fase protein pada formulasi pakan ikan Nila
pendederan. Meskipun pertumbuhan ikan untuk menggantikan tepung kedelai. Laju
secara nyata lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan rata-rata 6,27 ± 0,14% per
yang diberi pelet, kisaran laju pertumbuhan hari yang dicapai pada uji coba ini lebih
dalam kurun 56 hari pemeliharaan yang tinggi dibandingkan hasil penelitian
mencapai 6,27 ± 0,14% per hari pada ikan Ariyaratne (2010) yang melaporkan laju
yang diberi pakan Wolffia dan 6,46 ± 0,18% pertumbuhan relatif ikan Nila sebesar 3,9%
per hari pada ikan yang diberi pakan Lemna per hari yang diberi pakan W. arrhiza pada
merupakan fenomena yang cukup fase pendederan. Keberhasilan pemanfaatan
mengesankan dalam kaitan dengan usaha Lemnaceae, khususnya Lemna dan Wolffia,
budi daya ikan. Tingkat pertumbuhan ini sebagai pakan tunggal pada budi daya ikan
masih dapat dianggap layak, apalagi dengan Nila juga telah dilaporkan oleh Tavares et
pertimbangan pemanfaatan kedua jenis al. (2008) dengan tingkat produksi yang
tumbuhan ini sebagai pakan alternatif dapat mencapai 7,5 ton/ha/tahun.
mengurangi biaya produksi ikan, khususnya Tingkat efisiensi pakan pelet pada
dalam hal biaya pakan. Laju pertumbuhan fase awal uji coba ini sebanding dengan
ikan pada uji coba ini jauh lebih tinggi hasil uji coba yang dilakukan di karamba
dibanding ikan Mujair (O. mossambicus) jaring apung (Rejeki et al., 2013). Pada
yang diberi pakan tunggal biomassa Lemna umumnya, laju konversi pakan menjadi
kering seperti dilaporkan oleh Tavares et al. berat ikan cenderung turun sejalan dengan
(2010) pada kepadatan relatif lebih rendah, umur ikan (Enberg, 2008). Fenomena ini
yaitu tumbuh dari berat awal 23 g menjadi juga teramati pada uji coba ini dengan nilai
52,5 g dalam waktu 120 hari masa rasio konversi pakan (FCR) pada fase awal
pemeliharaan atau setara dengan laju 0,47 ± 0,03 yang turun menjadi 1,19 ± 0,19
pertumbuhan 0,68% per hari, serta Khalil et pada fase akhir. Chakrabarti et al. (2018)
al. (2011) yang juga melaporkan melaporkan bahwa nilai rasio konversi
pertumbuhan ikan Nila pada kisaran 0,31– pakan ikan Nila pada fase pembesaran
1,46% per hari di karamba jaring apung berkisar 1,8–2,5. Nilai rasio konversi pakan
dengan variasi pelet. Laju pertumbuhan Wolffia dan Lemna pada uji coba ini jauh
9
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
lebih baik daripada pelet karena pakan dibandingkan Wolffia. Hasil penelitian ini
tersebut diberikan dalam bentuk biomassa merekomendasikan kedua jenis tumbuhan
segar, sehingga kandungan airnya jauh air ini sebagai pakan alternatif untuk
lebih tinggi (Tabel 1). Pengamatan efisiensi mengurangi biaya produksi pada budi daya
pakan yang lebih tinggi pada perlakuan ikan Nila.
pakan Lemna dibandingkan dengan Wolffia
juga terutama terkait dengan kandungan air
yang lebih tinggi pada biomassa Wolffia. Ucapan Terima Kasih
Kondisi kualitas air akuarium cukup
mendukung pertumbuhan ikan. Seperti Penelitian dilakukan memanfaatkan
dilaporkan oleh Rejeki et al. (2013), ikan fasililitas rumah kaca Pusat Penelitian
Nila dapat tumbuh baik pada suhu 26–32°C, Limnologi LIPI. Ucapan terima kasih
pH 6,0–8,5, dan oksigen terlarut 2,2–3,9 disampaikan kepada Dr. Nofdianto yang
mg/L. Pada kondisi kualitas air yang baik, telah meminjamkan fasilitas sistem aliran
ketersediaan pakan secara kuantitas dan tertutup untuk budi daya ikan Nila dan Sdr.
kualitas menjadi faktor yang menentukan Jaenal yang telah membantu operasional
pertumbuhan dan produktivitas ikan. dan pemeliharaannya.
Dari hasil uji coba ini dapat
ditekankan potensi tumbuhan air dari
kelompok Lemnaceae, yaitu L. perpusilla Referensi
dan W. globosa untuk dimanfaatkan sebagai
pakan alternatif pada budi daya ikan Nila. AOAC. 2005. Official Methods of Analysis
Demikian juga hasil penghitungan laju of AOAC INTERNATIONAL. 18th Ed.
pertumbuhan dan rasio konversi pakan AOAC INTERNATIONAL. Gaithers-
dapat dijadikan acuan untuk menyusun burg. USA. Official Method 2005.08
skema kegiatan usaha yang memadukan Ansal MD, Dhawan A, Kaur VI. 2010.
kegiatan budi daya ikan Nila dengan budi Duckweed based bio-remediation of
daya kedua jenis tumbuhan air ini, sehingga village ponds: An ecologically and
dapat saling menguntungkan. Uji coba economically viable integrated approach
selanjutnya pada skala prototipe lapangan for rural development through
masih diperlukan untuk mendalami aspek- aquaculture. Livestock Research for
aspek teknis dan menyusun panduan Rural Development 22
pelaksanaan implementasinya pada skala Ariyaratne MHS. 2010. Potential of
yang lebih luas. Demikian juga penelitian- Duckweed (Wolffia arrhiza) - An
penelitian yang mengarah pada upaya- Invasive Aquatic Plant as Fish Feed in
upaya pemanfaatan yang lebih efisien, Tilapia (Oreochromis niloticus) Fry
khususnya terkait dengan optimasi Rearing. Pakistan Journal of Weed
kuantitas pakan untuk mencapai tingkat Science Research 16(3): 321–333
pertumbuhan dan produktivitas yang Arief M, Pertiwi DK, Cahyoko Y. 2011.
maksimal masih perlu dilakukan. Pengaruh pemberian pakan buatan,
pakan alami, dan kombinasinya terhadap
pertumbuhan, rasio konservasi pakan
Kesimpulan dan tingkat kelulushidupan Ikan Sidat
(Anguilla bicolor). Jurnal Ilmiah
Wolffia dan Lemna dapat digunakan Perikanan dan Kelautan 3: 61–66
sebagai pakan tunggal pada budi daya ikan Chakrabarti R, Clark WD, Sharma JG,
Nila. Pada fase pendederan, kedua jenis Goswami RK, Shrivastav AK, Tocher
tumbuhan ini mendukung laju pertumbuhan DR. 2018. Mass production of Lemna
ikan di atas 6% per hari, sementara dari minor and its amino acid and fatty acid
aspek efisiensi pakannya Lemna lebih baik profiles. Frontiers in Chemistry 6: 1–16.
10
Sutrisno et al.
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia 2021 28(1): 1–11
11