Anda di halaman 1dari 265

D.

LAMPIRAN D

SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS

Unit utilitas pada suatu pabrik berperan sebagai sarana penunjang guna

mendukung sistem produksi pabrik yang terdiri dari :

1. Unit penyediaan dan pengolahan air (Water Treatment System)

2. Unit pembangkit steam (Steam Generation System)

3. Unit penyedia udara instrumentasi (Instrument Air System)

4. Unit pembangkit dan pendistribusian listrik (Power Plant and Power

Distribution System)

5. Unit Penyediaan Bahan Bakar

1. Kebutuhan untuk Unit Penyediaan dan Pengolahan Air (Water Treatment

System)

a. Kebutuhan Air Umum

Kebutuhan air umum meliputi kebutuhan air karyawan kantor, perumahan

dan sanitasi, kebersihan dan pertamanan, laboratorium dan pemadam

kebakaran.
D.2

Tabel D.1. Kebutuhan Air Umum

No Kebutuhan Jumlah Satuan

1 Air untuk karyawan & kantor 40 L/orang/hari

Jadi untuk 144 orang diperlukan air

sejumlah 5,76 m3/hari

2 Air untuk perumahan karyawan :

a. Perumahan pabrik : 20 Rumah

b. Rumah dihuni 4 orang : 500 L/hari.rumah

Total untuk perumahan : 10 m3/hari

3 Air Untuk Laboratorium diperkirakan

sejumlah 0,5 m3/hari

4 Air Untuk Kebersihan dan Pertamanan 1 m3/hari

5 Air untuk bengkel, klinik, masjid, dll 2,50 m3/hari

Total 19,76 m3/hari

0,823 m3/jam

819,78 kg/jam

b. Kebutuhan Air Pendingin

Tabel D.2. Kebutuhan Air Pendingin

No Kebutuhan Jumlah

1. Reaktor (RE-01) 10.174,052 kg/jam

2. Cooler (CO-01) 480,7693 kg/jam

3. Condensor (CE-01) 582,8922 kg/jam


D.3

Tabel D.2. Kebutuhan Air Pendingin (lanjutan)

No Kebutuhan Jumlah

4. Crystallizer (CR-01) 104,9403 kg/jam

Total Kebutuhan Air 11.342,653 kg/jam

Over Design 10% 12.476,919 kg/jam

Make up 1.134,265 kg/jam

c. Total kebutuhan air untuk pembangkit steam (Boiler Feed Water)

Tabel D.3. Kebutuhan Air Umpan Boiler


No Kebutuhan Jumlah Satuan
1 Heater 01, 02, 03 1.231,4676 kg/jam
2 Evaporator 191,6728 kg/jam
Total 1.423,1404 kg/jam
Over design 10 % 1.565,4544 kg/jam
Recovery 90 %, make – up 142,3140 kg/jam
Recovery / 0,1429 m3/jam

d. Kebutuhan Air Hidran/Pemadam Kebakaran

Kebutuhan untuk air pemadam kebakaran disediakan = 1000 kg/jam

= 1,01 m3/jam

Total kebutuhan air saat start up = 15.862,1502 kg/jam

= 15,9310 m3/jam

Total kebutuhan air saat running = 3.096,356 kg/jam

= 3,1026 m3/jam

Karena proses utilitas berlangsung kontinyu, maka kebutuhan air yang diolah

adalah kebutuhan air yang habis pakai(kebutuhan umum) , air make-up, dan air

pemadam kebakaran.
D.4

2. Syarat –syarat air

1) Air pendingin

Air dapat digunakan secara langsung sebagai air pendingin, hanya harus

disaring agar endapan kasar, sampah, dan ikan atau binatang lain tidak

terikut. Syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagai air pendingin :

a. Stabil dalam proses pendinginan

b. Efek korosi sekecil mungkin

c. Menjamin kelancaran aliran

2) Air pembangkit steam

Syarat – syarat air pembangkit steam :

a. Air lunak / bebas sadah (bebas dari kandungan logam dan mineral)

b. Bebas dari kandungan gas – gas tersuspensi

3) Air kebutuhan kantor dan rumah tangga

Air yang akan digunakan untuk kebutuhan kantor dan rumah tangga harus

aman untuk dikonsumsi. Syarat – syarat yang harus dipenuhi :

a. Jernih / tidak berwarna

b. Tidak berasa

c. Tidak berbau

d. Bersih/sehat, bebas bakteri dan mikro organisme

e. Bebas dari kandungan logam berat

3. Pengolahan air

Air diperoleh dari air sungai terdekat dengan lokasi pabrik yang kemudian

diolah dahulu sehingga memenuhi persyaratan. Secara sederhanapengolahan air

ini meliputi :
D.5

1. Pengendapan

Dilakukan dalam bak pengendap awal yang terbuat dari beton, tujuannya

untuk mengendapkan kotoran – kotoran kasar dalam air yang berupa lumpur, pasir

dan kotoran lain secara gravitasi.

2. Penyaringan

Dilakukan dalam tangki yang berisi pasir dan batu kerikil, fungsinya untuk

menyaring kotoran – kotoran yang menggumpal didalam air yang belum

terendapkan.

3. Penggumpalan

Dilakukan dalam flokulator, ke dalamnya ditambahkan bahan – bahan kimia

seperti tawas, kapur, dan polyelektrolit untuk menggumpalkan senyawa –

senyawa yang tersuspensi, kemudian diendapkan. Pada flokulator ini terjadi

proses koagulasi dan flokulasi.Contoh reaksi koagulasi :

Al2(SO4)3 + 6H2O 2Al(OH)3 + 3H2SO4

3CaO + 3H2O 3Ca(OH)2

3H2SO4 + 3Ca(OH)2 3CaSO4 + 6 H2O +

Al2(SO4)3 + 3CaO + 3H2O 2Al(OH)3 + 3CaSO4

Campuran air dan gumpalan dipisahkan dalam clarifier. Air overflow ke sand

filter sedangkan gumpalan/endapan keluar sebagai blowdown.

4. Demineralisasi

Khusus untuk air umpan boiler perlu pengolahan lebih lanjut untuk

menghilangkan kandungan mineral dalam air yang dapat merusak boiler yang

beroperasi pada suhu dan tekanan tinggi. Pada kondisi tersebut, garam mineral
D.6

akan membentuk kerak yang menempel pada dinding boiler sehingga kecepatan

transfer panas akan berkurang.

Unit demineralisasi ini terdiri dari kation exchanger untuk mengikat ion – ion

positif dan anion exchanger untuk mengikat ion – ion negatif yang ada dalam air

lunak, dimana keduanya berbentuk silinder tegak yang berisi tumpukan butir-

butir penukar resin.

5. Deaerasi

Tangki deaerator berbentuk silinder tegak yang berisi bahan isian. Fungsi

deaerasi adalah untuk menghilangkan gas – gas yang terlarut dalam air (seperti O2

dan CO2). Penghilangan gas dilakukan dengan memanaskan airdimana air

disemprotkan dari atas dan steam dialirkan dari bawah secara countercurrent.

4. Spesifikasi Alat untuk Unit Penyediaan dan Pengolahan Air (Water

Treatment System)

a. Tangki Alum / Pot Feeder Alum (ST-01)

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan alum konsentrasi 5%

volume selama 24 jam untuk diinjeksikan ke dalam Clarifier.

Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC

Tekanan = 1 atm

Tipe : Tangki silinder vertikal yang dilengkapi pengaduk

Kebutuhan Alum :

Kebutuhan alum yang diijeksikan untuk turbidity air sungai kalituntang

173,5 NTU atau 57,83 ppm (Ugro dkk, 2016) sesuai tabel 1 pada Powell,

1954 adalah 2,8 grain/gallon air umpan clarifier.


D.7

Jika umpan clarifier adalah 15,9310 m3/jam, maka kebutuhan alum adalah

sebesar 7.716,18 grain/jam (0,5 kg/jam)

Dengan konsentrasi alum di tangki penyimpanan adalah 5%

Kebutuhan alum = 0,5 kg/jam

, /
Suplai larutan alum ke Clarifier =
,

= 10 kg/jam

ρ alum = 1.307,9 kg/m3

/
Laju alir alum =
. , /

= 0,0061 m3/jam

1) Menghitung Volume Tangki

Valum = Jumlah alum x Waktu tinggal

= 0,0061 m3/jam x 24 jam

= 0,1464 m3

Safety factor = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991, Hal:37)

Volume tangki = 1,2 x Valum

= 1,2 x 0,1464 m3

= 0,1756 m3

= 46,3886 gallon

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H
D.8

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.4. berikut.

Tabel D.4. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 0,8171 0,3350 0,5244 0,8600 1,3844 0,1757

0,42 0,8106 0,3404 0,5160 0,8669 1,3830 0,1757

0,43 0,8042 0,3458 0,5080 0,8738 1,3818 0,1757

0,44 0,7981 0,3512 0,5003 0,8805 1,3808 0,1757

0,45 0,7921 0,3565 0,4928 0,8871 1,3799 0,1757

0,46 0,7864 0,3617 0,4857 0,8936 1,3793 0,1757

0,47 0,7807 0,3670 0,4788 0,9001 1,3788 0,1757

0,48 0,7753 0,3721 0,4721 0,9064 1,3785 0,1757

0,49 0,7700 0,3773 0,4656 0,9126 1,3783 0,1757

0,50 0,7648 0,3824 0,4594 0,9188 1,3782 0,1757


D.9

Tabel D.4. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki (lanjutan)

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,51 0,7598 0,3875 0,4534 0,9249 1,3783 0,1757

0,52 0,7549 0,3925 0,4476 0,9309 1,3785 0,1757

0,53 0,7501 0,3976 0,4419 0,9368 1,3787 0,1757

0,54 0,7454 0,4025 0,4364 0,9427 1,3791 0,1757

0,55 0,7409 0,4075 0,4311 0,9485 1,3796 0,1757

0,56 0,7365 0,4124 0,4260 0,9542 1,3802 0,1757

0,57 0,7321 0,4173 0,4210 0,9598 1,3808 0,1757

0,58 0,7279 0,4222 0,4161 0,9654 1,3815 0,1757

0,59 0,7238 0,4270 0,4144 0,9709 1,3823 0,1757

0,60 0,7197 0,4318 0,4068 0,9764 1,3832 0,1757

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil

yaitu 0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.

D = 0,7648 m

= 2,5092 ft

= 30,11 in

Dstandar = 3 ft

= 36 in

H = 0,3824 m

= 1,2546 ft

= 15,0553 in

Hstandar = 1,5 ft
D.10

= 18 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

Valum = 0,1464 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 10,603 ft3

= 0,3002 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 0,2229 m

= 0,7314 ft

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Phidrostatis =

= 0,331 psi

Poperasi = 14,7 psi


D.11

Pabs = 14,7 psi + 0,331 psi

= 15,031 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 15,031 psi

= 16,5339 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 12.650 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)


D.12

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,1544 in

tsstandar = 3/16 in

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 3/16 in

Do = Di + 2.ts

= 36,3089 in

n = 1 buah

butt welding = 5/32 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

weld length = n . butt welding

= 1 . 5/32
D.13

= 5/32 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 9,4926 ft

7) Desain Atap

θ
α h

90o

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.1. Conical Head

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t
D.14

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 3/16 in

Maka,

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,0372

θ = 2,1314o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
Keterangan :

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 483,75 ft

= 5805 in

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)

Maka,

f allowable = 581,3953
D.15

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 581,3953 < 30.000

Maka, tebal plate = 3/16 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :


H
tan θ = 12 D

Dimana: tan θ = 0,03772

Maka,

H = 0,0170 ft = 0,0052 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 1,5170 ft = 0,46 m

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi,

maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in.

Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :


D.16

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah alum (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,052 psi

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 5,152 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 5,2035 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)


D.17

5,2035 psi < (12.650 psi) x (0,85)

5,2035 psi < 10.753 psi (memenuhi)

10) Desain Impeler

Diamater impeller (Di) = 1/3 D

= 0,3048 m

= 1 ft

Tinggi cairan, Zi = V/A

= 0,2229 m

= 0,7314 ft

WELH = Zi x sg

= 2,1848 m
600 × 0,3048 WELH
Putaran pengadukan =
π ×D 2× D

= 69,6177 rpm

= 1,1603 rps

Kecepatan putaran motor standar yang tersedia secara komersil adalah 37, 45, 56,

68, 84, 100, 125, 155, 190 dan 320 rpm. Digunakan putaran motor 45 rpm

(Walas, 1990)

N = 84 rpm

N = 1,4 rps

Viskositas campuran = 0,054 kg/m.menit

× !" # ×
$
NRe =

NRe = 189.012

Viskositas campuran < 10 kg.m menit maka dipilih jenis marine propeller

Dari Brown hal 477 diperoleh Np = 0,8.


D.18

Power = Np x densitas x N3 x Di5

= 7,553 J/s

= 0,0101 hp

Efisiensi motor 80%, maka daya motor :

= 0,0101 hp / 80%

= 0,0107 hp (Digunakan power standar motor 0,5 hp)

Tabel D.5. Spesifikasi Tangki Alum (ST – 01)

Alat : Tangki Alum

Kode : ST-01

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan alum

konsentrasi 5% volume selama 24 jam untuk

diinjeksikan ke dalam Clarifier.

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 0,1464 m3

Dimensi Shell

Diameter : 0,914 m

Tinggi : 0,457 m

Tebal : 0,1875 in

Dimensi Head

Tinggi : 0,0052 m

Tebal : 0,1875 in
D.19

Tabel D.5. Spesifikasi Tangki Alum (ST – 01) (lamjutan)

Tebal lantai : 0,1875 in

Tekanan desain : 16,5339 psi

Bahan : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 buah

b. Tangki CaOH (ST-02)

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan CaOH konsentrasi

5% volume selama 24 jam untuk diinjeksikan ke dalam

Clarifier dan regeneran anion exchanger.

Kondisi Operasi : Temperatur : 30 oC

Tekanan : 1 atm

Tipe : Tangki silinder vertical

Kebutuhan CaOH :

Kebutuhan CaOH yang diijeksikan untuk turbidity air sungai kalituntang

sesuai tabel 1 pada Powell, 1954 adalah 2,8 grain/gallon air umpan clarifier.

Jika umpan clarifier adalah 15,9310 m3/jam, maka kebutuhan CaOH adalah

sebesar 7.716,18 grain/jam (0,5 kg/jam)

Dengan konsentrasi CaOH di tangki penyimpanan adalah 5%

Kebutuhan CaOH = 0,5 kg/jam

, /
Suplai larutan CaOH ke Clarifier =
,

= 10 kg/jam
D.20

ρ CaOH = 2.210 kg/m3

/
Laju alir CaOH =
%.% /

= 0,0045 m3/jam

1) Menghitung Volume Tangki

VCaOH = Jumlah CaOH x Waktu tinggal

= 0,0045 m3/jam x 24 jam

= 0,1080 m3

Safety factor = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991, Hal:37)

Volume tangki = 1,2 x VCaOH

= 1,2 x 0,1080 m3

= 0,1296 m3

= 34,2367 gallon

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :


D.21

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.6. berikut.

Tabel D.6. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 0,7383 0,3027 0,4281 0,7021 1,1303 0,1296

0,42 0,7324 0,3076 0,4213 0,7078 1,1291 0,1296

0,43 0,7267 0,3125 0,4148 0,7134 1,1281 0,1296

0,44 0,7211 0,3173 0,4084 0,7189 1,1273 0,1296

0,45 0,7158 0,3221 0,4024 0,7243 1,1266 0,1296

0,46 0,7105 0,3268 0,3965 0,7296 1,1261 0,1296

0,47 0,7055 0,3316 0,3909 0,7348 1,1257 0,1296

0,48 0,7005 0,3363 0,3854 0,7400 1,1254 0,1296

0,49 0,6957 0,3409 0,3802 0,7451 1,1253 0,1296

0,50 0,6911 0,3455 0,3751 0,7502 1,1252 0,1296

0,51 0,6865 0,3501 0,3702 0,7551 1,1253 0,1296

0,52 0,6821 0,3547 0,3654 0,7600 1,1254 0,1296

0,53 0,6778 0,3592 0,3608 0,7649 1,1257 0,1296

0,54 0,6736 0,3637 0,3563 0,7696 1,1260 0,1296

0,55 0,6694 0,3682 0,3520 0,7744 1,1264 0,1296

0,56 0,6654 0,3726 0,3478 0,7790 1,1268 0,1296

0,57 0,6615 0,3771 0,3437 0,7836 1,1273 0,1296


D.22

Tabel D.6. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki (lanjutan)

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,58 0,6577 0,3815 0,3397 0,7882 1,1279 0,1296

0,59 0,6540 0,3858 0,3359 0,7927 1,1286 0,1296

0,60 0,6503 0,3902 0,3321 0,7972 1,1293 0,1296

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil

yaitu 0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.

D = 0,6911 m

= 2,2672 ft

= 27,207 in

Dstandar = 3 ft

= 36 in

H = 0,3455 m

= 1,1336 ft

= 13,6035 in

Hstandar = 1,5 ft

= 18 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah


D.23

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

VCaOH = 0,1080 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 10,6029 ft3

= 0,3002 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 0,381 m

= 1 ft

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Phidrostatis =

= 0,5653 psi

Poperasi = 14,7 psi

Pabs = 14,7 psi + 0,5653 psi

= 15,2653 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs


D.24

= 1,1 x 15,2653 psi

= 16,7919 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 12.650 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,1549 in

tsstandar = 3/16 in
D.25

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 3/16 in

Do = Di + 2.ts

= 36,3098 in

n = 1 buah

butt welding = 5/32 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

weld length = n . butt welding

= 1 . 5/32

= 5/32 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 9,4929 ft
D.26

7) Desain Atap

θ
α h
o
90

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.2. Conical Head

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 3/16 in

Maka,
D.27

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,0372

θ = 2,1314o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
Keterangan :

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 484 ft

= 5805 in

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)

Maka,

f allowable = 581,3953

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 581,3953 < 30.000

Maka, tebal plate = 3/16 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :

tan θ = H
1 D
2
D.28

Dimana: tan θ = 0,0372

Maka,

H = 0,017 ft = 0,0052 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 1,5170 ft = 0,46 m

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi,

maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in.

Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah CaOH (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,0520 psi
D.29

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 5,1515 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 5,2035 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t < tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

5,2035 psi < (12.650 psi) x (0,85)

5,2035 psi < 10.753 psi (memenuhi)

10) Desain Impeler

Diamater impeller (Di) = 1/3 D

= 0,3048 m

= 1 ft

Tinggi cairan, Zi = V/A

= 0,1645 m

= 0,5396 ft
D.30

WELH = Zi x sg

= 1,6117 m
600 × 0,3048 WELH
Putaran pengadukan =
π ×D 2× D

= 59,7945 rpm

= 0,9966 rps

Kecepatan putaran motor standar yang tersedia secara komersil adalah 37, 45, 56,

68, 84, 100, 125, 155, 190 dan 320 rpm. Digunakan putaran motor 45 rpm

(Walas, 1990)

N = 68 rpm

N = 1,13 rps

Viskositas campuran = 0,054 kg/m.menit

× !" # ×
$
NRe =

NRe = 258.546

Viskositas campuran < 10 kg.m menit maka dipilih jenis marine propeller

Dari Brown hal 477 diperoleh Np = 0,8

Power = Np x densitas x N3 x Di5

= 6,71 J/s

= 0,0090 hp

Efisiensi motor 80%, maka daya motor :

= 0,0090 hp / 80%

= 0,0113 hp (Digunakan power standar motor 0,5 hp)


D.31

Tabel D.7. Spesifikasi Tangki CaOH (ST – 02)

Alat : Tangki CaOH

Kode : ST-02

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan CaOH

konsentrasi 5% volume selama 24 jam untuk

diinjeksikan ke dalam Clarifier dan regeneran

anion exchanger.

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 0,1080 m3

Dimensi Shell

Diameter : 0,914 m

Tinggi : 0,457 m

Tebal : 3/16 in

Dimensi Konis

Tinggi : 0,0052 m

Tebal : 3/16 in

Tinggi tangka : 0,46 m

Tebal lantai : 3/16 in

Tekanan desain : 16,7919 psi

Bahan : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 Buah
D.32

c. Tangki Kaporit (ST-03)

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan kaporit konsentrasi

30% volume untuk diinjeksikan ke dalam Clarifier.

Kondisi Operasi : Temperatur : 30 oC

Tekanan : 1 atm

Tipe : Tangki silinder vertical

Kebutuhan Kaporit :

Jika umpan clarifier adalah 15,9310 m3/jam, maka kebutuhan CaOH adalah

sebesar 7.716,18 grain/jam (0,5 kg/jam)

Dengan konsentrasi kaporit di tangki penyimpanan adalah 30%

Kebutuhan kaporit = 0,5 kg/jam

, /
Suplai larutan kaporit ke Clarifier =
,

= 1,6667 kg/jam

ρ kaporit = 1.043,25 kg/m3

,&&& /
Laju alir kaporit =
. ,% /

= 0,0016 m3/jam

1) Menghitung Volume Tangki

Vkaporit = Jumlah kaporit x Waktu tinggal

= 0,0016 m3/jam x 24 jam

= 0,0384 m3
D.33

Safety factor = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991, Hal:37)

Volume tangki = 1,2 x VCaOH

= 1,2 x 0,0384 m3

= 0,0461 m3

= 12,17 gallon

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.8. berikut.


D.34

Tabel D.8. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 0,5231 0,2145 0,2149 0,3524 0,5673 0,0461

0,42 0,5189 0,2179 0,2114 0,3552 0,5667 0,0461

0,43 0,5148 0,2214 0,2082 0,3580 0,5662 0,0461

0,44 0,5109 0,2248 0,2050 0,3608 0,5658 0,0461

0,45 0,5071 0,2282 0,2019 0,3635 0,5654 0,0461

0,46 0,5034 0,2316 0,1990 0,3662 0,5652 0,0461

0,47 0,4998 0,2349 0,1962 0,3688 0,5650 0,0461

0,48 0,4963 0,2382 0,1934 0,3714 0,5648 0,0461

0,49 0,4929 0,2415 0,1908 0,3740 0,5648 0,0461

0,50 0,4896 0,2448 0,1882 0,3765 0,5647 0,0461

0,51 0,4864 0,2480 0,1858 0,3790 0,5648 0,0461

0,52 0,4832 0,2513 0,1834 0,3814 0,5648 0,0461

0,53 0,4802 0,2545 0,1811 0,3839 0,5649 0,0461

0,54 0,4772 0,2577 0,1788 0,3863 0,5651 0,0461

0,55 0,4743 0,2608 0,1767 0,3886 0,5653 0,0461

0,56 0,4714 0,2640 0,1745 0,3910 0,5655 0,0461

0,57 0,4687 0,2671 0,1725 0,3933 0,5658 0,0461

0,58 0,4659 0,2702 0,1705 0,3956 0,5661 0,0461

0,59 0,4633 0,2733 0,1686 0,3978 0,5664 0,0461

0,60 0,4607 0,2764 0,1667 0,4001 0,5668 0,0461


D.35

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil

yaitu 0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.

D = 0,4896 m

= 1,6062 ft

= 19,2745 in

Dstandar = 2 ft

= 24 in

H = 0,2448 m

= 0,8031 ft

= 9,6372 in

Hstandar = 1 ft

= 12 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

Vkaporit = 0,0384 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 3,1416 ft3

= 0,09 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 0,1316 m
D.36

= 0,4317 ft

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Phidrostatis =

= 0,1952 psi

Poperasi = 14,7 psi

Pabs = 14,7 psi + 0,1952 psi

= 14,8952 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 14,8952 psi

= 16,3847 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P
D.37

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 12.650 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,144 in

tsstandar = 1/4 in

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell


D.38

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 1/4 in

Do = Di + 2.ts

= 24,2889 in

n = 1 buah

butt welding = 5/32 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

weld length = n . butt welding

= 1 . 5/32

= 5/32 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 6,3458 ft

7) Desain Atap

θ
α h

90o

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.3. Conical Head


D.39

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 1/4 in

Maka,

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,0186

θ = 1,0659o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
Keterangan :
D.40

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 645 ft

= 7.740 in

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)

Maka,

f allowable = 581,3953

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 581,3953 < 30.000

Maka, tebal plate = 1/4 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :

tan θ = H
2D
1

Dimana: tan θ = 0,0186

Maka,

H = 0,0057 ft = 0,0017 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 1,0057 ft = 0,3065 m
D.41

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi,

maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in.

Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah kaporit (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,1170 psi

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel


D.42

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 3,4151 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 3,5320 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

3,5320 psi < (12.650 psi) x (0,85)

3,5320 psi < 10.753 psi (memenuhi)

10) Desain Impeler

Diamater impeller (Di) = 1/3 D

= 0,2032 m

= 1 ft

Tinggi cairan, Zi = V/A

= 0,1316 m

= 0,4317 ft

WELH = Zi x sg

= 1,2894 m
600 × 0,3048 WELH
Putaran pengadukan =
π ×D 2× D

= 98,2523 rpm

= 1,6375 rps
D.43

Kecepatan putaran motor standar yang tersedia secara komersil adalah 37, 45, 56,

68, 84, 100, 125, 155, 190 dan 320 rpm. Digunakan putaran motor 45 rpm

(Walas, 1990)

N = 100 rpm

N = 1,66 rps

Viskositas campuran = 0,054 kg/m.menit

× !" # ×
$
NRe =

NRe = 79.770

Viskositas campuran < 10 kg.m menit maka dipilih jenis marine propeller

Dari Brown hal 477 diperoleh Np = 0,8

Power = Np x densitas x N3 x Di5

= 1,3386 J/s

= 0,0018 hp

Efisiensi motor 80%, maka daya motor :

= 0,0018 hp / 80%

= 0,0019 hp (Digunakan power standar motor 0,5 hp)


D.44

Tabel D.9. Spesifikasi Tangki Kaporit (ST – 03)

Alat : Tangki Kaporit

Kode : ST-03

Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan kaporit

konsentrasi 30% volume untuk diinjeksikan ke

dalam Clarifier.

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 0,0384 m3

Dimensi Shell

Diameter : 0,610 m

Tinggi : 0,305 m

Tebal : 1/4 in

Dimensi Konis

Tinggi : 0,0017 m

Tebal : 1/4 in

Tinggi tangka : 0,307 m

Tebal lantai : 1/4 in

Tekanan desain : 16,3847 psi

Bahan : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 Buah
D.45

d. Clarifier (CL--01)

Fungsi : Mengendapkan gumpalan kotoran dari Air Umpan

Jenis : Bakk berbentuk kerucut terpancung

Gambar D.4. Clarifier

Jumlah air sungai = 15.862,1502 kg/jam

= 15,9310 m3/jam

Waktu Tinggal = 1 – 4 jam (Diambil 1 jam) (perry’s ed 8th, 2007)

Over design = 20%

Volume design = 1,2 x 15,9310 m3/jam x 1 jam

= 19,1172 m3

Sehingga, Volum design = 19,1172 m3

Karakteristik air sungai yaitu :

untuk turbidity air sungai kalituntang 173,5 NTU atau 57,83 ppm (Ugro
( dkk,

2016)
D.46

Co = konsentrasi padatan dalam umpan

= 57,83 mg/liter

Jumlah padatan dalam umpan

= 57,83 mg / liter x (19,1172 m3) x (1000 liter/ 1 m3)

= 1.105.547,676 mg

= 2,437 lb

Dimensi Klarifier

Luas permukaan klarifier dihitung berdasarkan persamaan berikut (Wang, L. K.,

2008, pers. 8, hal. 60) :

Q × Xo × ρ
A=
100 × ML

Keterangan :

A = Luas permukaan Clarifier (ft2)

Q= Laju alir volumetrik (430,8389 ft3/jam)

ρ= Densitas Air (62,43 lb/ft3)

X0= Fraksi padatan pada umpan (0,01%)

ML = Mass loading (lb/ft2.jam)

Berdasarkan Tabel. 1, hal. 51, Wang, L. K., Vol. 6th, 2008,untuk X0 sebesar 0,01;

nilai ML berada diantara 0,1 – 0,4 lb/ft2.jam.

Digunakan ML = 0,1 lb/ft2.jam

Maka didapatkan A = 26,89 ft2


D.47

Berdasarkan A clarifier, didapatkan diameter clarifier yaitu :

)*#
A= (Wang, L. K., 2008, hal. 62)

Maka didapatkan diameter clarifier 5,8 ft.

Diameter clarifier yang tersedia antara 10-150 ft (Wilson, 2005, hal. 400). Maka

digunakan diameter sebesar 10 ft (3,048 m).

Luas permukaan clarifier dengan diameter 10 ft = 78,5 ft2

Ketinggian clarifier, ditentukan berdasarkan Wilson, E. T., 2005, hal. 423, untuk

diameter clarifier up to 12 m (40 ft), disarankan tinggi total clarifier setinggi 12 ft

dan minimum setinggi 10 ft sehingga pada perancangan clarifier ini diambil

tinggi clarifier setinggi 12 ft (3,658 m).

Pengaduk Clarifier

Jenis : Rake Beam Rabble Arms (Wilson, E.T., 2005, hal. 450)

Ukuran : 85% dari diameter clarifier = 8,5 ft (2,591 m)

Power untuk menggerakkan Rake tersebut didasarkan pada Torque yang dihitung

dengan pers. 1, hal. 50, Wang, L. K., 2008, yaitu :

T = W x R2

Keterangan :

T= Torque (ft.lb)

R = Jari-jari (5 ft)

W = Uniform load (40 lb/ft)

Nilai W tersebut diambil berdasarkan bulk densitas padatan yang ditangani oleh

Rake (Wang, L. K., 2008, hal. 53).


D.48

Maka didapatkan T = 1000 ft.lb (1350 N.m)

Digunakan torque standar sebesar 2000 N.m dengan gearbox type RR120.

Gearbox output dihitung dengan persamaan :

n
N= .D
π

Keterangan :

N= Kecepatan putaran Rake (rpm)

n = Kecepatan linear Rake (3 – 12 m/min), digunakan 5 m/min

D = Diameter clarifier (10 ft = 3,048 m)

Maka didapatkan N= 4,85 rpm sehingga dengan persamaan berikut :

2121314
/=
60 1 1000 1 8

Keterangan :

P= Power motor (kW)

N = Kecepatan putaran Rake (4,85 rpm)

T = Torque (1350 N.m)

E = Efisiensi solid removals (90%)

Maka didapatkan power motor sebesar 0,762 kW

Digunakan power motor standar = 2 hp.


D.49

Tabel D.10. Spesifikasi Clarifier (CL–01)

Alat : Clarifier

Kode : CL-01

Fungsi : Mengendapkan gumpalan-gumpalan kotoran

dari bak sedimentasi

Bentuk : Bak berbentuk kerucut

Kapasitas : 430,8389 ft3

Dimensi

Diameter : 10 ft (3,048 m)

Tinggi : 10 ft (3,048 m)

Dimensi Rake

Jenis : Beam rabble arms

Diameter : 8,5 ft (2,591 m)

Power : 2 hp

Jumlah : 1 buah

e. Sand Filter (SF-01)

Fungsi : Menyaring kotoran yang masih terikut di air dari CL-01.

Tipe : Silinder tegak dengan head and bottom torispherical

Gambar D.5. Sand Filter


D.50

Dimensi Filter

Jumlah air sungai = 15.862,1502 kg/jam

= 15,9310 m3/jam

Over design = 20%

Waktu tinggal = 1 jam

Kapasitas tangki = 1,2 x jumlah air sungai x waktu tinggal

= 19,1172 m3/jam

= 675,1176 ft3/jam

= 81,0141 gpm

Untuk kapasitas satu unit, laju filtrasi = 4-10 gpm/ft2(Banchero, 1955, hal.

556).

Digunakan laju filtrasi sebesar 4 gpm/ft2.

9 ; , <
Luas penampang tangki (A) = =
: < /=>

= 20,253 ft2

= 1,88 m2

@A
Diameter tangki = ?
)

= 5,079 ft

Digunakan diameter standar sebesar 5,5 ft (66 in).


D.51

Media Filter

Multi media filter digunakan, yang terdiri atas :

A. Fine Sand

Effective size : 0,1 mm

Depth : 18,11 in = 1,509 ft = 0,46 m

Density : 1,4 g/mL

Porositas : 40%

B. Coarse Sand

Effective size : 1 mm

Depth : 9 in = 0,75 ft = 0,23 m

Density : 2,65 g/mL

Porositas : 45%

C. Gravel

Effective size : 2-8 mm

Depth : 2,95 in = 0,246 ft = 0,08 m

Density : 3,6 g/mL


D.52

Porositas : 47%

(Powell, 1954)

Total depth media filter = 2,505 ft (0,76 m)

Ruang kosong untuk ekspansi saat regenerasi

= 40 % x depth media filter

= 1,002 ft (0,31 m)

Tinggi tangki = depth media filter + ruang kosong

= 3,507 ft (1,0689 m)

Menghitung Tekanan Desain

Menghitung tekanan vertikal bahan padat pada dasar tangkidigunakan

persamaan Jansen :

g
R ρ B  
PB =
2μ K
[
 g c  1 − e (− 2μ K ZT /R ) ] (Mc. Cabe4ed., 1985, pers. 26-24, hal. 301)

Dimana:

PB = tekanan vertikal pada dasar tangki (psi)

ρB =densitas material (59,307 lb/ft³)

μ = koefisien friksi 0,35 - 0,55 dipilih, μ= 0,45

K = rasio tekanan, 0.3 - 0,6 dipilih, K = 0,5

ZT = tinggi total bahan dalam tangki (2,505 ft)

R = jari-jari tangki (5 ft)

e = 2,7183
D.53
 
PB = R ρ B  g 
g 
2μ K
[
 c  1 − e (− 2μ K ZT /R ) ]
diperoleh PB= 133,0077 lb/ft2 = 0,9237 lb/in2

Pabs = Poperasi + PB

= (14,696 + 0,9237) psi

= 15,6197 psi

Over design = 10%

Pdesign= 17,18167 psi

Menghitung Tebal Shell (ts)

P .ri (Brownell, 1959, pers. 13.1, hal. 254)


t = +c
f .ε − 0 , 6 . P

Keterangan :

f = allowable stress (12.650 psi)

E = efisinsi pengelasan (80 %)

c = corrosion allowance (0,125 in/10 tahun)

ri = jari-jari tangki (60 in)

(Timmerhaus, 2002, Tabel. 3.1, hal. 82 ;Brownell, 1959, Tabel. 13.1, hal.

253, Tabel. 13.2, hal. 254)

P .ri
t = +c
f .ε − 0 , 6 . P

Maka didapatkan ts= 0,227 in

Digunakan tebal standar = ¼ in (Brownell, 1959, Tabel 5.7, hal. 91)


D.54

Menentukan Tebal Head and Bottom

OD = ID + 2 ts

= 120,5 in

Berdasarkan Tabel 5-7, hal. 91, Brownell, 1959 untuk OD sebesar 66,5 in,

diperoleh :

OD = 126 in

Inside Corner Radius (icr) = 7+5/8 in = 7,625 in

Jari-Jari Crown (rc) = 120 in

Tebal head (th) dihitung menggunakan persamaan berikut:

P .r c . w (Brownell, 1959, hal.138)


th = +c
2 fε − 0 ,2 P

Keterangan:

th = tebal head (in)

rc = radius crown(in)

W = faktor intensifikasi stress

1  rc 
w = . 3 + 
4  icr 
 

= 1,742 in

P = tekanan dalam tangki (17,18167 psi)

f = allowablestress (12.650 psi)

E = efisiensi pengelasan (80% double welded butt joint)

C = faktor korosi (0,125 in/10 tahun)

P .r c . w
th = +c
2 fε − 0 ,2 P
D.55

Dari perhitungan diperoleh th = tb = 0,3025 in

Digunakan tebal plat standar = 5/16 in.

Menentukan Tinggi Head and Bottom

Berdasarkan th standar tersebut didapatkan sf = ½ - 3 in,dipilih sf = 2 in

(Brownell, 1959, Tabel 5.8, hal.93)

(rc − icr)2 − (ID 2 − icr)


2
b = rc − (Brownell, 1959, hal. 87)

BC = r - icr

AB = (ID/2)

Sehingga,

b = 20,5767 in

OA = th + b + sf

= 23,389 in = 0,5941 m = 1,9491 ft

Tinggi total tangki, Ht = Hs + (2 x OA)

= 3,507 ft + (2 x 1,9491 ft)

= 7,4052 ft (2,257 m)

Volume tanpa bagian sf

V = 0,000049 × ID3 (Brownell, 1959, pers. 5.11, hal. 88)

= 0,0082 ft3

Volume pada sf

BCD = 1 2 1 E% 1 FG

= 47,4925 ft3
D.56

Vol. sebuah head = vol. tanpa bagian sf + vol. pada sf

= 47,5007 ft3

Waktu Backwash

Air keluar filter = Air masuk filter - Air yang tertinggal difilter

- Kisaran internal backwashing : 8-24 jam (Powell, 1954, hal. 79)

digunakan internal backwashing selama 12 jam.

- Kisaran kecepatan backwash : 15-30 gpm/ft2 (Powell, 1954, hal. 59)

digunakan kecepatan backwash sebesar 15 gpm/ft2

Luas penampang = 20,253 ft2 = 1,88 m2

Flowrate backwash = Kecepatan backwash x Luas penampang

= 303,7950 gpm

Kisaran air untuk backwash sebesar 0,5-5 % air disaring

(Powell, 1954, hal. 81)

Diambil air backwash sebesar 5 %

Air untuk backwash = 5% × 15,9310 m3/jam × 12 jam

= 12,6898 m3

= 3352,3005 gallon

Waktu backwash = Air backwash / flowrate backwash

= 11,0347 menit

Air yang tertinggal = 0,015% × jumlah air masuk

= 0,0024 m3/jam

Sehingga air keluaran filter = 15,9286 m3/jam.= 15.814,8259 kg/jam


D.57

Tabel D.11. Spesifikasi Sand Filter (SF-01)

Alat : Sand Filter

Kode : SF-01

Fungsi : Menyaring kotoran yang masih terikut di air

dari CL-01.

Bentuk : Silinder tegak dengan head and bottom

torispherical

Kapasitas : 19,1172 m3/jam

Dimensi

Diameter : 5,5 ft (1,67 m)

Tinggi : 3,507 ft (1,0689 m)

Tebal : ¼ in

Dimensi Head

Tebal : 5/16 in

Tinggi : 1,9 ft (0,58 m)

Tinggi Total : 7,4052 ft (2,257 m)

Waktu Backwash : 11,0347 menit

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 2 buah
D.58

f. Tangki Air Filter (ST-04)

Fungsi : Menampung kebutuhan air total sebanyak 15.814,8259

kg/jam

Kondisi Operasi : Temperatur : 30 oC

Tekanan : 1 atm

Tipe Tangki : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom)

dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)

1) Menghitung Volume Tangki

Kebutuhan air filter = air output sand filter

=15,9286 m3/jam.

= 15.814,8259 kg/jam

Waktu tinggal = 1 jam

Banyaknya bahan baku H2O yang harus disimpan dalam waktu 1 jam :

VH2O = Jumlah air × waktu tinggal

= 15,9286 m3

Safety factor = 20 %

(Peters and Timmerhaus, 1991, Hal:37)

Volume tangki = 1,2 × VH2O

= 1,2 × 15,9286 m3

= 19,0601 m3

= 5.035,1538 gallon
D.59

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.12. berikut.

Tabel D.12. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 3,8972 1,5978 11,9287 19,5630 31,4916 19,0601

0,42 3,8660 1,6237 11,7385 19,7208 31,4593 19,0601

0,43 3,8358 1,6494 11,5558 19,8760 31,4319 19,0601

0,44 3,8065 1,6749 11,3801 20,0289 31,4090 19,0601

0,45 3,7781 1,7001 11,2109 20,1795 31,3904 19,0601

0,46 3,7505 1,7252 11,0478 20,3279 31,3757 19,0601

0,47 3,7237 1,7502 10,8905 20,4742 31,3647 19,0601

0,48 3,6977 1,7749 10,7387 20,6184 31,3571 19,0601

0,49 3,6724 1,7795 10,5921 20,7606 31,3527 19,0601


D.60

Tabel D.12. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki (lanjutan)

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,50 3,6477 1,8239 10,4504 20,9008 31,3513 19,0601

0,51 3,6237 1,8481 10,3134 21,0393 31,3526 19,0601

0,52 3,6003 1,8722 10,1807 21,1759 31,3566 19,0601

0,53 3,5776 1,8961 10,0523 21,3108 31,3630 19,0601

0,54 3,5553 1,9199 9,9278 21,4440 31,3717 19,0601

0,55 3,5337 1,9435 9,8071 21,5755 31,3826 19,0601

0,56 3,5125 1,9670 9,6900 21,7055 31,3955 19,0601

0,57 3,4918 1,9903 9,5763 21,8339 31,4102 19,0601

0,58 3,4717 2,0136 9,4659 21,9609 31,4268 19,0601

0,59 3,4519 2,0366 9,3586 22,0864 31,4450 19,0601

0,60 3,4326 2,0596 9,2544 22,2105 31,4648 19,0601

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil

yaitu 0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.

D = 3,6377 m

= 11,9676 ft

= 143,6108 in

Dstandar = 12 ft

= 144 in

H = 1,8239 m

= 5,9838 ft

= 71,8054 in
D-61

Hstandar = 6 ft

= 72 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

Vair = 15,9286 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 678,5840 ft3

= 19,22 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 1,5117 m

= 4,9596 ft

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis


D-62

Phidrostatis =

= 2,1408 psi

Poperasi = 14,7 psi

Pabs = 14,7 psi + 2,1408 psi

= 16,8408 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 16,8408 psi

= 18,5249 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 17.500 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,8
D-63

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,2569 in

tsstandar = 1/3 in

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 1/3 in

Do = Di + 2.ts

= 144,67 in

n = 1 buah

butt welding = 0,7 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)


D-64

weld length = n . butt welding

= 1 . 0,7

= 0,7 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 37,8153 ft

7) Desain Atap

θ
α h
o
90

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.6. Conical Head

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :


D-65

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 1/3 in

Maka,

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,0837

θ = 4,7913o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
Keterangan :

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 860 ft

= 10.320 in

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)
D-66

Maka,

f allowable = 581,3953

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 581,3953 < 30.000

Maka, tebal plate = 1/3 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :

tan θ = H
2D
1

Dimana: tan θ = 0,0838

Maka,

H = 0,1481 ft = 0,0451 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 6,1481 ft = 1,8739 m

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi,

maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in.

Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati


D-67

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah air filter (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,0016 psi

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 20,8779 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 20,8795 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

20,8795 psi < (17.500 psi) x (0,8)


D-68

20,8795 psi < 14.000 psi (memenuhi)

Dengan perhitungan yang sama seperti ST– 01, maka diperoleh spesifikasi

sebagai berikut:

Tabel D.13. Spesifikasi Tangki Air Filter (ST – 04)

Alat : Tangki Air Filter

Kode : ST-04

Fungsi : Menampung air keluaran sand filter sebanyak

15,8834 m3/jam

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 19,0601 m3

Dimensi Shell

Diameter : 12 ft (3,6576 m)

Tinggi : 6 ft (1,288 m)

Tebal : 1/3 in

Dimensi Konis

Tinggi : 0,1481 ft (0,0451 m)

Tebal : 3/16 in

Tinggi Total : 6,1481 ft (1,8739 m)

Tekanan desain : 18,5249 psi

Bahan : Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah : 1 buah
D-69

g. Tangki Penyimpanan Air Proses (ST-05)

Fungsi : Tempat penyimpanan bahan baku air untuk keperluan

proses

Kondisi Operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Tipe Tangki : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom

dan atap (head) berbentuk kerucut (conical).

1) Menghitung Volume Tangki

Kebutuhan air proses = Total kebutuhan air umum

= 0,823 m3/jam.

= 819,78 kg/jam

Waktu tinggal = 24 jam

Banyaknya bahan baku H2O yang harus disimpan dalam waktu 24 jam :

VH2O = Jumlah air × waktu tinggal

= 19,76 m3

Safety factor = 20 %

(Peters and Timmerhaus, 1991, Hal:37)

Volume tangki = 1,2 × VH2O

= 1,2 × 19,76 m3

= 23,712 m3

= 6.264,0477 gallon
D-70

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.14. berikut.

Tabel D.14. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 4,1915 1,7185 13,7981 22,6289 36,4270 23,7120

0,48 3,9769 1,9089 12,4217 23,8497 36,2714 23,7120

0,50 3,9232 1,9616 12,0882 24,1764 36,2646 23,7120

0,53 3,8477 2,0393 11,6276 24,6506 36,2782 23,7120

0,54 3,8238 2,0649 11,4836 24,8047 36,2883 23,7120

0,58 3,7338 2,1656 10,9494 25,4026 36,3520 23,7120

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu

0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.


D = 3,9232 m

= 12,8711 ft

= 154,4533 in

Dstandar = 14 ft

= 168 in

H = 1,9616 m

= 6,4356 ft

= 77,2266 in

Hstandar = 7 ft

= 84 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

Vair = 19,76 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 2.155,2117 ft3

= 61,0288 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 1,3817 m

= 4,5329 ft
D.72

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Phidrostatis =

= 1,9567 psi

Poperasi = 14,7 psi

Pabs = 14,7 psi + 1,9567 psi

= 16,6567 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 16,6567 psi

= 18,3223 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P
D.73

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 12.650 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,8

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,1377 in

tsstandar = 3/16 in

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in


D.74

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 3/16 in

Do = Di + 2.ts

= 168,375 in

n = 1 buah

butt welding = 0,1563 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

weld length = n . butt welding

= 1 . 0,1563 in

= 0,1563 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 22,0226 ft

7) Desain Atap

θ
α h

90o

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.7. Conical Head


D.75

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 1/4 in

Maka,

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,1302

θ = 7,4830o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
D.76

Keterangan :

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 7.740 ft

= 92.880 in

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)

Maka,

f allowable = 4.0375

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 4.0375 < 30.000

Maka, tebal plate = 1/4 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :

tan θ = H
2D
1

Dimana: tan θ = 0,1314

Maka,

H = 0,9195 ft = 0,2803 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 7,9195 ft = 2,4139 m
D.77

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi,

maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in.

Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah air proses (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,002388 psi

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)


D.78

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 26,8932 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 26,8955 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

26,8955 psi < (12.650 psi) x (0,8)

26,8955 psi < 10.120 psi (memenuhi)

Dengan perhitungan yang sama seperti Tangki Air Filtrat (ST-04) maka

diperoleh spesifikasi sebagai berikut :

Tabel D.15. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Proses (ST–05)

Alat : Tangki Air Proses

Kode : ST-05

Fungsi : Tempat penyimpanan bahan baku air untuk

keperluan proses

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 23,7120 m3
D.79

Tabel D.15. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Proses (ST–05) (lanjutan)

Dimensi Shell

Diameter : 14 ft (4,2673 m)

Tinggi : 7,9196 ft (2,4139 m)

Tebal : 3/16 in

Dimensi Konis

Tinggi : 0,9196 ft (0,2803 m)

Tebal : 1/4 in

Tinggi Total : 7,9195 ft (2,4139 m)

Tekanan desain : 18,3223 psi

Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C

Jumlah : 1 buah

h. Pompa Utilitas

1) Pompa Utilitas - 01

Fungsi : Memompa air sungai sebanyak 15.862,1502 kg/jam ke Clarifier

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.8. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)


D.80

Alasan Pemilihan :

1. Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan tekanan tinggi

2. Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih murah

3. Kecepatan putarannya stabil

4. Tidak memerlukan area yang luas

Friction lossyang perlu diperhitungkan antara lain :

1. Friksi karena kontraksi dari Sungai ke pipa

2. Friksi pada pipa lurus

3. Friksi pada elbow

4. Friksi pada valve

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke Bak sedimentasi

Asumsi :

1. Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap

2. Fluidaincompressible

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 15.862,1502 kg/jam = 4,4061 kg/s

Densitas, ρ = 992,857 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )
D.81

Viskositas, µ = 0,000801 pa.s (App A.2-4, Geankoplis,

1993 )

= 0,000801 kg/m.s = 0,829 cp

Over design = 10%

Gv = 4,4061 kg/s x 1,1

= 4,8467 kg/s

G x 10% .;&%, % kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 992,857  kg/m

= 17,574 m3/jam = 0,005 m3/s

= 77,325 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 65 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.82

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (4,8467)0,52 x (992,857)-0,37

= 45,979 mm = 1,793 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 2 in = 0,0508 m

ID = 2,067 in = 0,0525 m

OD = 2,38 in = 0,0604 m

A = 0,00213 m2 = 0,023 ft2


D.83

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,005 m /s
v= = = 2,3474 m/s
A 0,001313 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

992,857 kg/m × 0,0525 m/s x %, m


NRe = = 147.691,494
0,000801 kg/m.s

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe> 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)


D.84

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,515 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0009

Untuk NRe = 147.691,494 diperoleh :

Fanning friction, f = 0,005 (Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)


D.85

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 513 m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 538,415 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = 2,066 J/kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,17

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 17,468 J/kg
D.86

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,515 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 560,980 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2


D.87

z1 = -3 m

z2 = 3,658 m

z2 – z1 = 6,658 m

Maka :

-Ws = 626,268 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 65%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 963 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
& X ,; Y /C
VW
=

= 4,670 kW

Brake hp = 6,262 hp

Dipilih = 7,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2


D.88

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 13,727 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 18,603 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 77,325 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,489 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.16. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-01)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-01

Fungsi : Mengalirkan Air dari Sungai ke

Clarifier

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316


D.89

Tabel D.16. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-01) (lanjutan)

Kapasitas : 77,325 gpm

Efisiensi Pompa : 65%

Dimensi Pipa : NPS = 2 in

Sch. = 40

Power Motor : 7,5 hp

NPSHA : 18,603 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

Untuk spesifikasi pompa selanjutnya maka proses perhitungan

spesifikasinya sama seperti Pompa Utilitas (PU-01).

2) Pompa Utilitas – 03

Fungsi : Mengalirkan CaOH dari Tangki CaOH (ST-02) ke Clarifier

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.9. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)


D.90

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 10 kg/jam = 0,003 kg/s

Densitas, ρ = 2.210 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )

Viskositas, µ = 0,0011 kg/m.s = 1,1 cp

Over design = 10%

Gv = 0,003 kg/s x 1,1

= 0,0033 kg/s

G x 10% kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 2.210  kg/m

= 0,005 m3/jam = 0,000001389 m3/s

= 0,022 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 40 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.91

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (0,003)0,52 x (2.210)-0,37

= 0,741 mm = 0,029 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 1/8 in = 0,003 m

ID = 0,269 in = 0,007 m

OD = 0,405 in = 0,010 m

A = 0,000038 m2 = 0,0004 ft2

Sch. = 40
D.92

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q , m /s
v= = #
= 0,036 m/s
A 0,000038m

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

2.210 kg/m × 0,007 m/s x  , &m


NRe = = 499,459
0,0011 kg/m.s

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 0,5 (Geankoplis, 1993 : 93)


D.93

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 0,0007128 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0067

Untuk NRe = 499,459


D.94

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,013 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 23 m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 0,116 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = -0,233 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = -0,000301968 J/kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 2 ; Kf =-2,378

Gate valve fully open = 1 ; Kf = -4,846

Tee = 1 ; Kf = -0,457

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= -0,006 J/kg
D.95

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 0,0007128 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 0,109 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2


D.96

z1 = 0,5 m

z2 = 4,877 m

z2 – z1 = 4,377 m

Maka :

-Ws = 58,717 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 40%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 147 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
X , Y /C
VW
=

= 0,000441 kW

Brake hp = 0,001 hp

Dipilih = 0,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2


D.97

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 0,003 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 0,503 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 0,022 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,002 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.17. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU - 03)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-03

Fungsi : Mengalirkan CaOH dari Tangki (ST-02)

ke Clarifier

Jenis : Rotary Gear Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 0,022 gpm


D.98

Tabel D.17. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU - 03) (lanjutan)

Efisiensi Pompa : 40%

Dimensi Pipa : NPS = 1/8 in

Sch. = 40

Power Motor : 0,5 hp

NPSHA : 0,503 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

3) Pompa Utilitas-02

Fungsi : Mengalirkan alum dari Tangki alum (ST-01) ke Clarifier

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.10. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 10 kg/jam = 0,003 kg/s

Densitas, ρ = 1.307 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )
D.99

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%

Gv = 0,003 kg/s x 1,1

= 0,0033 kg/s

G x 10% kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 1,307 kg/m

= 0,008 m3/jam = 0,00000222 m3/s

= 0,037 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 40 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.100

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (0,003)0,52 x (1.307)-0,37

= 0,9 mm = 0,035 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 1/8 in = 0,003175 m

ID = 0,269 in = 0,00683 m

OD = 0,405 in = 0,010287 m

A = 3,8x10-5 m2 = 0,000402 ft2


D.101

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,000002 m /s
0,000038 m#
v= = = 0,0526 m/s
A

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

1.307 kg/m × 0,007 m/s x  , m
0,001 kg/m.s
NRe = = 566,963

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)


D.102

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 0,001 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0067

Untuk NRe = 566,963


D.103

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,0129 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL =8m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 0,088 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = 1,136 J/kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 0,009 J/kg
D.104

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 0,001 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 0,099 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2


D.105

z1 = 0,5 m

z2 = 4,877 m

z2 – z1 = 4,377 m

Maka :

-Ws = 43,018 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 40%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 108 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
; X , Y /C
VW
=

= 0,000027 kW

Brake hp = 0,000037251 hp

Dipilih = 0,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2


D.106

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 0,002 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 0,502 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 0,037 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,003 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.18. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-02)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-02

Fungsi : Mengalirkan Alum dari Tangki (ST-01)

ke Clarifier

Jenis : Rotary Gear Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316


D.107

Tabel D.18. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-02) (lanjutan)

Kapasitas : 0,037 gpm

Efisiensi Pompa : 40%

Dimensi Pipa : NPS = 1/8 in

Sch. = 40

Power Motor : 0,5 hp

NPSHA : 0,502 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

4) Pompa Utilitas – 04

Fungsi : Mengalirkan kaporit dari Tangki kaporit (ST-03) ke Clarifier

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.11. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 1,6667 kg/jam = 0,000463 kg/s


D.108

Densitas, ρ = 1.043,250 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%

Gv = 0,000463 kg/s x 1,1

= 0,001 kg/s

G x 10% ,&&& kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 1,043,250 kg/m

= 0,002 m3/jam = 0,000000556 m3/s

= 0,008 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 40 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.109

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (0,000463)0,52 x (1.043,250)-0,37

= 0,385 mm = 0,015 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 1/8 in = 0,003 m

ID = 0,269 in = 0,007 m

OD = 0,405 in = 0,010 m

A = 0,000037 m2 = 0,0004 ft2


D.110

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,000000556 m /s
v= = = 0,013 m/s
A 0,000037 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

1.043,250 kg/m × 0,007 m/s x  , m
0,001 kg/m.s
NRe = = 114,627

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)


D.111

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 0,0000464 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0067

Untuk NRe = 114,627


D.112

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,12 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL =8m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 0,052 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = 0,0000633 J/kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 0,001 J/kg
D.113

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 0,0000464 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 0,053 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0
D.114

v22 – v12 = 0 m2/s2

z1 = 0,5 m

z2 = 4,877 m

z2 – z1 = 4,377 m

Maka :

-Ws = 42,972 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 40%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 107 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
X , Y /C
VW
=

= 0,000107 kW

Brake hp = 0,000143 hp

Dipilih = 0,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K


D.115

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 0,001 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 0,501 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 0,008 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,001 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.19. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-04)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-04

Fungsi : Mengalirkan Kaporit dari Tangki (ST-

03) ke Clarifier

Jenis : Rotary Gear Pump, Single Suction


D.116

Tabel D.19. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-04) (lanjutan)

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 0,008 gpm

Efisiensi Pompa : 40%

Dimensi Pipa : NPS = 1/8 in

Sch. = 40

Power Motor : 0,5 hp

NPSHA : 0,501 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

5) Pompa Utilitas - 05

Fungsi : Mengalirkan air dari Clarifier (CL-01) ke Sand Filter (SF-01)

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.12. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)


D.117

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 15.862,150 kg/jam = 4,406 kg/s

Densitas, ρ = 996 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis, 1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%

Gv = 4,406 kg/s x 1,1

= 4,847 kg/s

G x 10% .;&%, kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 996 kg/m

= 17,524 m3/jam = 0,005 m3/s

= 77,106 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 65 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.118

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (4,847)0,52 x (996)-0,37

= 45,931 mm = 1,791 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 2 in = 0,051 m

ID = 2,067 in = 0,053 m

OD = 2,38 in = 0,06 m
D.119

A = 0,00213 m2 = 0,0230 ft2

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,005 m /s
v= = = 2,285 m/s
A 0,00213 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

996 kg/m × 0,053 m/s x %,%; m


0,001 kg/m.s
NRe = = 144.196,367

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)


D.120

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 1,436 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0009

Untuk NRe = 144.196,367


D.121

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,012 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 22 m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 53,130 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = 1,959 J/kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 16,556 J/kg
D.122

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,436 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 74,518 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2


D.123

z1 = 0,5 m

z2 = 4,877 m

z2 – z1 = 4,377 m

Maka :

-Ws = 79,421 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 65%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 122 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
%% X ,; Y /C
VW
=

= 0,592 kW

Brake hp = 0,794 hp

Dipilih = 1 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2


D.124

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 1,355 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 6,231 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 77,106 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,488 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.20. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-05)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-05

Fungsi : Mengalirkan Air dari Clarifier (CL-01)

ke Sand Filter (SF-01)

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 77,106 gpm


D.125

Tabel D.20. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-05) (lanjutan)

Efisiensi Pompa : 65%

Dimensi Pipa : NPS = 2 in

Sch. = 40

Power Motor : 1 hp

NPSHA : 6,231 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

6) Pompa Utilitas – 06

Fungsi : Mengalirkan Air dari Sand Filter (SF-01) ke Tangki Air Filter

(ST-04)

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.13. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 15.862,150 kg/jam = 4,406 kg/s

Densitas, ρ = 998 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis, 1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%


D.126

Gv = 4,406 kg/s x 1,1

= 4,847 kg/s

G x 10% .;&%, kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 998 kg/m

= 17,483 m3/jam = 0,005 m3/s

= 76,927 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 65 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.127

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (4,847)0,52 x (998)-0,37

= 45,891 mm = 1,79 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 2 in = 0,051 m

ID = 2,067 in = 0,053 m

OD = 2,38 in = 0,06 m

A = 0,00213 m2 = 0,0230 ft2

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ
D.128

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,005 m /s
v= = = 2,28 m/s
A 0,00213 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

998 kg/m × 0,053 m/s x %,%; m


0,001 kg/m.s
NRe = = 144.196,367

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.129

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 1,43 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0009

Untuk NRe = 144.196,367

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,012 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 10 m
D.130

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 23,764 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K   = 1,949 /kg
 2α 
f

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 16,479 J/kg

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.131

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,43 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 45,052 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2

z1 =1m

z2 = 1,829 m

z2 – z1 = 0,829 m

Maka :
D.132

-Ws = 53,179 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 65%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 82 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
;% X ,; Y /C
VW
=

= 0,397 kW

Brake hp = 0,532 hp

Dipilih = 1 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 0,606 m
D.133

]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 1,606 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 76,927 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,487 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.21. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-06)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-06

Fungsi : Mengalirkan Air dari Sand Filter (SF-

01) ke Tangki Air Filter (ST-04)

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 76,927 gpm

Efisiensi Pompa : 65%

Dimensi Pipa : NPS = 2 in

Sch. = 40
D.134

Tabel D.21. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-06) (lanjutan)

Power Motor : 1 hp

NPSHA : 1,606 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

7) Pompa Utilitas 407

Fungsi : Mengalirkan Air Back Wash dari Tangki Air Filter (ST-04) ke

Sand Filter (SF-01)

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.14 Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 15.814,8259 kg/jam = 4,393 kg/s

Densitas, ρ = 995,68 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%


D.135

Gv = 4,393 kg/s x 1,1

= 4,832 kg/s

G x 10% .; ,;% kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 995,68 kg/m

= 17,472 m3/jam = 0,005 m3/s

= 76,876 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 40 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.136

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (4,832)0,52 x (995,680)-0,37

= 45,860 mm = 1,789 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 2 in = 0,051 m

ID = 2,067 in = 0,053 m

OD = 2,38 in = 0,06 m

A = 0,00213 m2 = 0,0230 ft2

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ
D.137

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,005 m /s
v= = = 2,279 m/s
A 0,00213 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

995,68 kg/m × 0,053 m/s x %,% m


0,001 kg/m.s
NRe = = 143.766,161

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.138

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 1,428 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0009

Untuk NRe = 143.766,161

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,012 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL =8m
D.139

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 18,986 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K   = 1,947 /kg
 2α 
f

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 16,458 J/kg

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.140

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,428 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 40,246 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2

z1 = 1,829 m

z2 = 5,877 m

z2 – z1 = 4,048 m

Maka :
D.141

-Ws = 79,939 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 40%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 200 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
% X ,; % Y /C
VW
=

= 0,966 kW

Brake hp = 1,295 hp

Dipilih = 1,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 0,484 m
D.142

]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 2,313 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 76,876 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,487 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.22. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-07)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-07

Fungsi : Mengalirkan Air Back Wash dari Tangki

Air Filter (ST-04) ke Sand Filter (SF-

01)

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 76,876 gpm

Efisiensi Pompa : 40%


D.143

Tabel D.22. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-07) (lanjutan)

Dimensi Pipa : NPS = 2 in

Sch. = 40

Power Motor : 1,5 hp

NPSHA : 2,313 m

Jumlah : 1 buah

8) Pompa Utilitas - 08

Fungsi : Mengalirkan Air dari Tangki Air Filter (ST-04) ke Sistem

Penggunaan air umum

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.15. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 819,78 kg/jam = 0,228 kg/s

Densitas, ρ = 996 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis, 1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%


D.144

Gv = 0,228 kg/s x 1,1

= 0,25 kg/s

G x 10% ; , ; kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 996 kg/m

= 0,906 m3/jam = 0,000251667 m3/s

= 3,985 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 40 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)


D.145

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (0,25)0,52 x (996)-0,37

= 9,841 mm = 0,384 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 0,5 in = 0,013 m

ID = 0,622 in = 0,016 m

OD = 0,840 in = 0,021 m

A = 0,000196 m2 = 0,0043 ft2

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ
D.146

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,000251667 m /s
v= = = 1,284 m/s
A 0,000196 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

996 kg/m × 0,016 m/s x  ,%; m


0,001 kg/m.s
NRe = = 24.370,42

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.147

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 0,453 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0029

Untuk NRe = 24.370,42

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,0065 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 505 m
D.148

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

Ff = 684,595 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K   = 2,883 /kg
 2α 
f

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 2 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 10,165 J/kg

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)
D.149

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 0,453 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 698,55 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2

z1 = 1,829 m

z2 =0m

z2 – z1 = -1,829 m

Maka :

-Ws = 680,616 J/kg


D.150

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)

f. Daya pompa

η = 40%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 1.702 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
. % X ,% Y /C
VW
=

= 0,426 kW

Brake hp = 0,572 hp

Dipilih = 1 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 17,453 m
D.151

]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 19,282 m

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 3,985 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,068 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.23. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-08)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-08

Fungsi : Mengalirkan Air dari Tangki Air Filter

(ST-404) ke Sistem Penggunaan air

umum

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 3,985 gpm

Efisiensi Pompa : 40%

Dimensi Pipa : NPS = 1/2 in

Sch. = 40
D.152

Tabel D.23. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-08) (lanjutan)

Power Motor : 1 hp

NPSHA : 19,282 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)

9) Pompa Utilitas – 09

Fungsi : Mengalirkan Air dari Tangki Air Proses (ST-05) ke Sistem

Proses

Jenis : Centrifugal pump

Gambar D.16. Centrifugal pump (Perry’s, 1999:10-24)

a. Menghitung debit cairan

Diketahui :

Laju alir massa, G = 3.096,356 kg/jam = 0,86 kg/s

Densitas, ρ = 995,68 kg/m3 (App A.2-3, Geankoplis,

1993 )

Viskositas, µ = 0,829 cp = 0,001 kg/m.s

Over design = 10%

Gv = 0,86 kg/s x 1,1


D.153

= 0,946 kg/s

G x 10% . &, &kg/jam  x 1,1


Debit, Q = =
ρ 995,68 kg/m

= 3,421 m3/jam = 0,001 m3/s

= 15,051 gpm

Digunakan centrifugal pump single suction (Tabel 10.17, Coulson,

1999)

Efisiensi, η = 60 % (Fig. 10.62, Coulson, 1999 : 380)

b. Menghitung diameter optimum pipa

Dopt = 260 x G0,52x ρ-0,37 (Pers. 5.15 Coulson, 1999 : 220)


D.154

Keterangan :

Dopt = Diameter pipa optimum (mm)

G = Laju alir massa (kg/s)

ρ = Densitas larutan (kg/m3)

Maka :

Dopt = 260 x (0,946)0,52 x (995,68)-0,37

= 19,641 mm = 0,766 in

Dari Tabel.11 Kern (1950) dipilih pipa dengan spesifikasi sebagai

berikut :

NPS = 1 in = 0,025 m

ID = 1,049 in = 0,027 m

OD = 1,32 in = 0,034 m

A = 0,000557 m2 = 0,0060 ft2

Sch. = 40

c. Menentukan Bilangan Reynold (NRe)

Bilangan Reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan :

ρ x ID x v
NRe = (Pers.4.5-5, Geankoplis, 1993 : 238)
μ

Keterangan :

NRe = Bilangan Reynold

ρ = Densitas larutan (kg/m3)


D.155

ID = Diameter dalam pipa (m)

v = Kecepatan aliran (m/s)

µ = Viskositas larutan (kg/m.s)

Kecepatan aliran, v :

Q 0,001 m /s
v= = = 1,705 m/s
A 0,000557 m#

Bilangan Reynold, NRe :

ρ x ID x v
NRe =
μ

995,68 kg/m × 0,027 m/s x  , m
0,001 kg/m.s
NRe = = 54.587,198

Untuk NRe< 2100 laminar flow,NRe > 4000 turbulent flow, 2100 <

NRe< 4000 transtition (Geankoplis, 1993 : 49)

Faktor koreksi, α = 1 (Geankoplis, 1993 : 93)

d. Menghitung friction loss

1. Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar


D.156

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc

= 0,799 J/kg

2. Friction loss pipa lurus

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g

(Pers.2,10-6, Geankoplis, 1993 : 86)

Dimana:

Equivalent roughness, ε = 0,000046 untuk commercial steel

(Fig. 2.10-3, Geankoplis, 1993 : 88)

Rasio, ε /ID = 0,0017

Untuk NRe = 54.587,198

diperoleh :

Fanning friction, f = 0,0026 (Fig. 2.10-3,Geankoplis,1993: 88)

Gravitasi, g = 9,8067 m/s2

(App. 1-5, Geankoplis : 851)

Asumsi, ΔL = 502 m

Maka :

∆Lv2
Ff = 4f
ID2g
D.157

Ff = 284,712 J/kg

3. Friction loss karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow, 90° = 1 ; Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis,

1993 : 93).

 v2 
hc = ∑ elbow × K f   = 1,09 kg
 2α 

4. Head loss karena fitting dan valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Globe valve = 1 ; Kf = 6

Gate valve fully open = 2 ; Kf = 0,170

Tee = 0 ; Kf = 1

v2 
hf = Σ K f   (Pers.2.10-17, Geankoplis, 1993 : 94)
2

= 9,212 J/kg

5. Friksi karena kontraksi dari pipa ke tangki

v2  A 
hc = Kc ; Kc = 0,551 − 2 
2α  A1 

(Pers.2.10-16,Geankoplis,1993:93)

Dimana :

A2 = luas penampang lebih kecil

A1 = luas penampang lebih besar


D.158

A2
A2<<< A1 = = 0
A1

Kc = 0,55

v2
hc = Kc = 1,598 J/kg

Maka total friksi :

∑F = hc + hf + hf, elbow +hf, valve +hctangki

= 297,412 J/kg

e. Shaft work, Ws (Pers.2.7-28, Geankoplis, 1993 : 97) :

V22 − V12 p −p
-Ws .η = + g (Z2 − Z1 ) + 2 1 + ∑ F
2α ρ

P1 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk fluida ditempat

terbuka

P2 = 1 atm (101,325 N/m2),untuk tangki terbuka

P2 – P1 = 0

v22 – v12 = 0 m2/s2

z1 = 1,2 m

z2 =2m

z2 – z1 = 0,8 m

Maka :

-Ws = 305,257 J/kg

Dipilih pompa sentrifugal single stage

( Fig. 5.6, Coulson,1999 : 199)


D.159

f. Daya pompa

η = 60%

Wp = -Ws/ η

(Pers. 3.3-1, Geankoplis, 1993 : 133)

= 509 J/kg

W p .m
Brake kW =
1000

(Pers. 3.3-2, Geankoplis, 1993 : 134)


U
X , & Y /C
VW
=

= 0,481 kW

Brake hp = 0,359 hp

Dipilih = 0,5 hp (Standar NEMA ; Walas, 1990 : 62)

g. Cek Kavitasi

Pada T = 30oC = 303,15 K

Tekanan Uap = 4.264,553 N/m2

6. Net Positive Suction Head Available

D×Z # ×[
Fsuction =
%× ×\!

= 7,259 m
]^ _]`
NPSHA = − bCcde"fg − hCcde"fg

= 8,459 m
D.160

7. Net Positive Suction Head Required

Q = 15,0514 gpm

S = 7.900 (Walas, 1990 Hal.137)

N = 3.500 rpm

/
×i j,k
NPSHR =
l

= 0,164 m

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi

Tabel D.24. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-09)

Alat : Pompa Utilitas

Kode : PU-09

Fungsi : Mengalirkan Air dari Tangki Air Proses

(ST-05) ke Sistem Proses

Jenis : Centrifugal Pump, Single Suction

Bahan Kontruksi Pipa : Stainless Steels AISI 316

Kapasitas : 15,0514 gpm

Efisiensi Pompa : 60%

Dimensi Pipa : NPS = 1 in

Sch. = 40

Power Motor : 0,5 hp

NPSHA : 8,459 m

Jumlah : 2 buah (1 Cadangan)


D.161

5. Spesifikasi Alat untuk Unit Penyedia Udara Instrument (Instrument

Air System)

a. Expansion Valve (EXV-01)

C6H5NHCOCH3 C6H5NHCOCH3
(liquid)
(gas)

EV-01

Gambar D.17. Skema Expansion valve (EXV-01)

Fungsi : Menurunkan tekanan larutan dari Evaporator (EXV-01)


Kondisi Operasi :
Temperatur in (T1) = 120oC = 393,15 K
Tekanan masuk (P1) = 2,5 atm
Tekanan keluar (P2) = 1 atm

a. Menentukan diameter masuk :


Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :
E",fne = 260 1 oD , % 1 _ ,
(pers. 5.15 coulson , Hal 221)
Dimana :
Di,opt = diameter optimum, (in)
Gf = laju alir masuk, (kg/s)
ρ = densitas, (kg/m3)
V = Laju alir volumetrik, (m3/s)

Diketahui :
ρ umpan = 498 kg/m3 = 31,0891 lb/ft3
G (flowrate) = 4.243,265 kg/jam = 1,1786 kg/s
maka,
D.162

Di, opt = 260 . Gf0,52 . ρ -0,37


= 260 × (1,1786)0,52 × (498)-0,37 = 28,45 mm = 1,1 in = 0,0916 ft

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):


NPS = 1 in
Schedul number = 40
OD = 1,32 in
ID = 1,049 in
a’t = 0,864 in2 = 0,006 ft2

Menentukan kecepatan masuk :


ρ.v.D
Re =
μ
Keterangan :
ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)
D = Diameter optimum (ft)
μ = Viskositas fluida (lb/ft s)
v = Kecepatan fluida (ft/s)
Laju alir volumetrik fluida :
m
Q =
ρ
.% ,%&
=
;

= 8,5206 m3/jam
= 0,08 ft3/s
Mencari kecepatan fluida :
Q
v =
a
, ;
=
, &

= 13,33 ft/s
D.163

Sehingga :
ρ = 31,0891 lb/ ft3
D = 0,0916 ft
μ = 9,47E-06 lb/ft s
= 0,0045
= 0,0005
ρ.v.D
Re =
μ
p
, ; X , De/ stu X , & De
qr
= p
, Cvd
qr

= 8.435,7026

b. Menentukan diameter keluar:


Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :
E",fne = 260 1 oD , % 1 _ ,
(pers. 5.15 coulson, Hal 221)
Dimana :

ρ umpan = 498 kg/m3 = 31,0891 lb/ft3


G (flowrate) = 4.243,265 kg/jam = 1,1786 kg/s
maka,
Di, opt = 260 . Gf0,52 . ρ -0,37
= 260 × (1,1786)0,52 × (498)-0,37 = 28,45 mm = 1,1 in = 0,0916 ft

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):


NPS = 1 in
Schedul number = 40
OD = 1,32 in
ID = 1,049 in
a’t = 0,864 in2 = 0,006 ft2
D.164

Menentukan kecepatan keluar :


ρ.v.D
Re =
μ
Keterangan :
ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)
D = Diameter optimum (ft)
μ = Viskositas fluida (lb/ft s)
v = Kecepatan fluida (ft/s)

Laju alir volumetrik fluida :


m
Q =
ρ
.% ,%&
=
;

= 8,5206 m3/jam
= 0,08 ft3/s

Mencari kecepatan fluida :


Q
v =
a
, ;
=
, &

= 13,33 ft/s
Sehingga :
ρ = 31,0891 lb/ ft3
D = 0,0916 ft
μ = 9,47E-06 lb/ft s
= 0,0045
= 0,0005
D.165

ρ.v.D
Re =
μ
p
, ; X , De/ stu X , & De
qr
= p
, Cvd
qr

= 8.435,7026

Tabel D.25 Spesifikasi Expansion Valve (EXV-01)


Spesifikasi EXV-01
Nama Alat : Expansion Valve
Kode Alat : EXV-01
Fungsi : Menurunkan tekanan larutan dari Evaporator (EV-
01)
Jenis : Globe Valve Half Open
Kapasitas : 4.243,265 kg/jam
Dimensi : ID 1,049 in
OD 1,32 in
a't 0,006 ft2
Bahan Konstruksi : Stainless Steel (Austenitic) tipe 316

b. Blower (BL-01)

Fungsi : Untuk mengalirkan udara dari lingkungan menuju Rotary Dryer (RD-

01)

Jenis : Centrifugal multiblade backward curved blower.

Data-data :

Udara pneumatik = 28 L/min (Considin, 1993)

Jumlah alat kontrol = 50 buah

Kebutuhan udara = 28 × 50

= 1.400 L/min (84 m3/jam)


D.166

Overdesign = 20%

Total udara pneumatik = 100,8 m3/jam

= 0,028 m3/s

Diketahui :

V = 100,8 m3/jam

P = 1 atm

T = 30 oC (303,15 K)

R = 82,057.10-3 m3.atm/kg mol.K

PV
n =
RT
× ,;
= w
;%, . × ,

= 4,052 kmol/jam

= 117,391 kg/jam

T1 = 30 oC (303,15 K)

P1 = 1 atm (1,01325 bar)

P2 = 2,36 atm (2,39217 bar)

ρ = 0,071 lb/ft3 = 1,137 kg/m3

Menentukan Laju Alir Volumetrik (Q)

Q = G/ρ

= 9,5571/ 1,137

= 8,4056 m3/ jam

= 4,9474 ft3/ menit


D.167

Menentukan Daya Blower (P)

Tekanan Operasi (Po) = 5 in H2O (Banchero, hal 112)

= 12,7 cm

Daya (P) = 1,57 x 10-4 x Q x Po

= 0,004 hp

Efisiensi = 40-80%

(Perry’s, Ed. 7th, 1999; hal. 10-46)

Diambil = 75%

P aktual = 0,0052 hp

= 0,05 hp

Tabel D.26. Spesifikasi Blower (BL-01)


Mengalirkan udara dari lingkungan
Fungsi menuju Rotary Dryer (RD-01)
Kode BL-701
Tipe Centrifugal Multiblade
Backward Curved Blower
Power Motor 0,05 hp

6. Spesifikasi Alat untuk Unit Pembangkit dan Pendistribusian Listrik

(Power Plant and Power Distribution System)

o Kebutuhan Listrik

Listrik untuk Penerangan


D.168

Dari Chemical Engineer’s Handbook, 3rd ed, direkomendasikan untuk

perhitungan penerangan digunakan satuan lumen. Dengan menetapkan

jenis lampu yang digunakan, maka dapat dihitung jumlah listrik yang

harus disediakan untuk penerangan. Untuk menentukan besarnya tenaga

listrik digunakan persamaan :

a×F
L =
U×D

Keterangan :

L : lumen per outlet

a : luas area, ft2

F : food candle yang diperlukan ( tabel 13, perry 3th )

U : Koefisien utilitas ( tabel 16, perry 3th)

D : Effisiensi lampu (tabel 16, perry 3th)

i. Kebutuhan Penerangan Area Dalam Bangunan

Tabel D.27. Kebutuhan Listrik Dalam Bangunan

Luas
No Area Bangunan F U D Lumen
(m2) (ft2)

1 Pos Keamanan 28 301,389 20 0,50 0,80 15.069,4740

2 Masjid 168 1.808,34 10 0,55 0,80 41.098,5655

3 Kantin 180 1.937,5 10 0,51 0,80 47.487,8382

4 Kantor Teknik dan Produksi 280 3.013,89 20 0,58 0,80 129.909,2586

5 Kantor Utama 560 6.027,79 20 0,58 0,80 259.818,5172


D.169

Tabel D.27. Kebutuhan Listrik Dalam Bangunan (lanjutan)

Luas
No Area Bangunan F U D Lumen
2 2
(m ) (ft )

6 Klinik 120 1.291,67 20 0,55 0,80 29.356,1182

7 Ruang Kontrol 400 4.305,56 35 0,60 0,80 269.097,75

8 Laboratorium 192 2.066,67 35 0,60 0,80 129.166,92

9 Bengkel 288 3.100,01 10 0,53 0,80 36.556,6755

10 Gudang Alat 220 2.368,06 5 0,52 0,80 28.462,2620

11 GSG 700 7.534,737 10 0,51 0,80 184.674,926

12 Perumahan 2.500 26.909,775 20 0,55 0,80 1.223.171,591

Total 5.636 60.665,397 2.393.869,8961

Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu fluorescent

40 Watt, dimana 1 buah instant starting daylight 40 Watt mempunyai 1.960

lumen.

Jumlah listrik area dalam bangunan = 2.393.869,8961 Lumen

Sehingga jumlah lampu yang dibutuhkan :


%. .;& ,; &
= 1.221,3622 buah
. &

= 1.222 buah

Daya = 40 Watt × 1.222

= 48.880 Watt (48,88 kW)


D.170

ii. Kebutuhan Penerangan Area Luar Bangunan

Tabel D.28. Kebutuhan Listrik Luar Bangunan

Luas
No Area Bangunan F U D Lumen
2 2
(m ) (ft )

1 Proses 2.800 30.138,948 10 0,59 0,80 638537,0339

2 Utilitas 2.800 30.138,948 10 0,59 0,80 638537,0339

3 Jalan dan Taman 2.200 23.680,602 5 0,53 0,80 279.252,381

4 Area Parkir 480 5.166,6768 10 0,49 0,80 131.802,9796

5 Arena Olahraga 650 6.996,542 10 0,5 0,8 174.913,538

Total 8.930 96.121,7163 1.863.042,9675

Untuk semua area di luar bangunan direncanakan menggunakan lampu mercury

250 watt, dimana 1 buah instant starting daylight 250 Watt mempunyai 10.000

lumen. Jumlah listrik area di luar bangunan sebesar 1.863.042,9675 Lumen

.;& . %, &
Jumlah lampu yang dibutuhkan =
.

= 186,3042 buah

= 187 buah

Daya = 250 Watt × 187

= 46.750 Watt (46,75 kW)


D.171

iii. Kebutuhan Listrik Lainnya

Kebutuhan listrik lainnya (barang elektronik kantor : AC, komputer

dll) diperkirakan sebesar 10% total listrik untuk penerangan, yaitu

9,5630 kW

Total kebutuhan penerangan

= Kebutuhan area bangunan + Kebutuhan area luar bangunan +

Kebutuhan listrik lain

= 105,1930 kW

Kebutuhan Listrik Proses

Tabel D.29. Kebutuhan Listrik untuk Alat Proses

Daya / Daya
No Nama Alat Kode Jumlah
alat Hp watt

1 Belt Conveyor 1 BC-01 1 15 15 11.185,55

2 Belt Conveyor 2 BC-02 1 15 15 11.185,55

3 Bucket Elevator BE-01 1 1,5 1,5 1.118,55

4 Centrifuge CF-01 1 14,7 14,7 10.961,79

5 Crystallizer CR-01 1 5 5 3.728,500

6 Pompa 1 PU-01 2 0,65 1,3 969,41

7 Pompa 2 PU-02 2 0,2 0,4 298,28

8 Pompa 3 PU-03 2 0,65 1,3 969,41

9 Pompa 4 PU-04 2 0,2 0,4 298,28

10 Pompa 5 PU-05 2 1,475 2,95 2.199,82


D.172

Tabel D.29. Kebutuhan Listrik untuk Alat Proses (lanjutan)

Daya / Daya
No Nama Alat Kode Jumlah
alat Hp watt

11 Reaktor RE-01 1 2,00 2,00 1.491,400

12 Rotary Dryer RD-01 1 12 12 8.948,40

13 Screw Conveyer SC-01 1 1 1 745,7

Total 69,375 72,55 54.100,54

Kebutuhan Listrik Utilitas

7. Tabel D.30. Kebutuhan Listrik untuk Alat Utilitas

Daya
No Nama Alat Jumlah Daya / alat
Kode Hp Watt

1 Pompa utilitas 1 PU - 01 2 7,5 15 11.185,5

2 Pompa utilitas 2 PU - 02 2 0,5 1 745,7

3 Pompa utilitas 3 PU - 03 2 0,5 1 745,7

4 Pompa utilitas 4 PU - 04 2 0,5 1 745,7

5 Pompa utilitas 5 PU - 05 2 1 2 1.491,4

6 Pompa utilitas 6 PU - 06 2 1 2 1.491,4

7 Pompa utilitas 7 PU - 07 2 1,5 3 2.237,1

8 Pompa utilitas 8 PU - 08 2 1 2 1.491,4

9 Pompa utilitas 9 PU - 09 2 0,5 1 745,7

10 Tangki Alum ST - 01 1 0,5 0,5 372,85

11 Tangki CaOH ST - 02 1 0,5 0,5 372,85


D.173

Tabel D.30. Kebutuhan Listrik untuk Alat Utilitas (lanjutan)

Daya
No Nama Alat Jumlah Daya / alat
Kode Hp Watt

12 Clarifier CL - 401 1 2 2 1.491,4

13 Cooling Tower CT - 401 1 2 2 1.491,4

14 Blower BL- 01 1 0,5 0,5 372,85

Total 17,5 31,5 23.489,55

Total Kebutuhan Listrik Pabrik

= Kebutuhan penerangan + Kebutuhan proses + Kebutuhan utilitas

= 105,1930 kW + 54,10054 kW+ 23,48955 kW

= 182,7831 kW

Over Design : 20%

Total listrik = 1,2 x 182,7831 kW

= 219,3397 kW

= 0,2193 MW

Jadi total kebutuhan listrik pabrik ± 0,2193 MW

o Penyediaan Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan generator yaitu:

Jenis bahan bakar = Solar

Heating value (f) = 38,00 GJ/m3 (Tabel 6.3, Ulrich,1984:332)

= 19.847,143 Btu/lb
D.174

Efisiensi (η) = 80 %

ρ solar = 870 kg/m3

= 54,3123 lb/ft3

Kapasitas generator :

0,2193 xy
,;
Qgenerator =

= 0,6741 MW

= 674,1 kW

= 2.300.166,244 Btu/jam

Kebutuhan bahan bakar generator :

Qgenerator
Kebutuhan solar =
η×f ×ρ

= 2,82 ft3/jam

= 79,843 liter/jam

o Tangki Bahan Bakar (ST-401)

Fungsi : Menampung bahan bakar solar untuk kebutuhan generator pada

tekanan 1 atm

Jenis : Tangki silinder tegak (vertical) dengan plat datar (flat bottom) dan

atap kerucut (conical head).


D.175

1) Menghitung Kapasitas dan Volume Tangki

Kebutuhan solar = 79,843 liter/jam

= 0,079843 m3/jam

Waktu tinggal = 10 hari = 240 jam.

Banyaknya bahan baku solar yang harus disimpan:

Vsolar = 0,079843 m3/jam × 240 jam

= 19,1623 m3

= 676,7102 ft3

Safety factor = 20% (Peter and Timmerhaus,1991,hal. 37)

Vtangki = 1,2 × Vsolar

= 1,2 × 19,1623 m3

= 22,9948 m3

= 812,053 ft3

2) Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki

Vtangki = Vshell

= ¼π×D2×H

Atangki = Ashell

= ¼π×D2+π×D×H

Keterangan :

D = diameter tangki, in
D.176

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel D.31. berikut.

Tabel D.31. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,41 4,1488 1,7010 13,5185 22,1703 35,6887 22,9948

0,42 4,1156 1,7285 13,3030 22,3491 35,6521 22,9948

0,43 4,0834 1,7559 13,0960 22,5251 35,6210 22,9948

0,44 4,0522 1,7830 12,8968 22,6983 35,5951 22,9948

0,45 4,0220 1,8099 12,7050 22,8690 35,5740 22,9948

0,46 3,9926 1,8366 12,5202 23,0372 35,5574 22,9948

0,47 3,9641 1,8631 12,3420 23,2029 35,5449 22,9948

0,48 3,9364 1,8895 12,1700 23,3663 35,5363 22,9948

0,49 3,9094 1,9156 12,0038 23,5275 35,5313 22,9948

0,50 3,8832 1,9416 11,8432 23,6864 35,5297 22,9948

0,51 3,8577 1,9674 11,6879 23,8433 35,5312 22,9948

0,52 3,8328 1,9930 11,5376 23,9981 35,5357 22,9948

0,53 3,8085 2,0185 11,3920 24,1510 35,5430 22,9948

0,54 3,7848 2,0438 11,2509 24,3019 35,5528 22,9948


D.177

Tabel D.31. Hasil Trial H/D terhadap Luas Tangki (lanjutan)

H/D D H Alas Selimut Luas (A) Volume (V)

0,55 3,7618 2,0690 11,1141 24,4510 35,5651 22,9948

0,56 3,7392 2,0940 10,9814 24,5983 35,5797 22,9948

0,57 3,7172 2,1188 10,8526 24,7439 35,5965 22,9948

0,58 3,6958 2,1435 10,7275 24,8878 35,6152 22,9948

0,59 3,6748 2,1681 10,6059 25,0300 35,6369 22,9948

0,60 3,6542 2,1925 10,4877 25,1706 35,6583 22,9948

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil

yaitu 0,5. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 0,5.

D = 3,8832 m

= 12,7401 ft

= 152,8812 in

Dstandar = 14 ft

= 168 in

H = 1,9416 m

= 6,3701 ft

= 76,4407 in

Hstandar = 7 ft

= 84 in

Cek Rasio H/D

H/D = 0,5
D.178

Lebar plat standar yang digunakan 6 ft (Appendix E, item 1, B & Y)

Jumlah courses = 1 buah

3) Menentukan Tinggi Cairan Dalam Tangki

Vsolar = 19,1623 m3

Vshell = ¼π×D2×H

= 1.077,5663 ft3

= 30,5133 m3

Hliquid = (V liquid / V tangki ) x H tangki

= 1,3399 m

= 4,3960 ft

4) Menghitung Tekanan Desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak

titik dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan

paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung

dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Phidrostatis =

= 1,6580 psi

Poperasi = 14,7 psi


D.179

Pabs = 14,7 psi + 1,6580 psi

= 16,3580 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 16,3580 psi

= 17,9938 psi

5) Menentukan Tebal Plate

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

Pd .ri
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
f .E − 0,6 P

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

Pd = tekanan desain, psi

ri = jari-jari dalam tangki, in

f = nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 283 Grade C = 12.650 psi (tabel 13.1

Brownell, 1959:251)

E = single-welded butt joint without backing strip, no radiographed

= 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in/10 th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)


D.180

Jadi :

Pd .ri
ts = +c
f .E − 0,6 P

ts = 0,2745 in

tsstandar = 1/3 in

6) Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.D o - ( weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12. n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang

diizinkan.

= n x butt welding

ts = 1/3 in

Do = Di + 2.ts

= 168,67 in

n = 1 buah

butt welding = 5/32 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

weld length = n . butt welding


D.181

= 1 . 5/32

= 5/32 in

π.D o - ( weld length)


L =
12. n

L = 44,1438 ft

7) Desain Atap

θ
α h
o
90

D
2
D = diameter tangki,ft
r = jari-jari, in
r 6D
=
90 − α sin θ
θ = sudut elemen konis
θ dengan horizontal

Gambar D.18. Conical Head

Pertimbangan : Kondisi operasi tekanan pada tangki adalah atmosferis, sehingga

dipilih atap model konis dengan biaya manufaktur yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan tipe lainnya seperti torisperikal (Brownell, 1978)

• Perhitungan Sudut Elemen Conis

Bentuk atap yang digunakan adalah conical (konis). Untuk roof with large

diameter yang menggunakan pengelasan lap joint, minimal desain lap

yang diizinkan adalah 1 in dengan tebal plate minimal 3/16 in. Besar sudut

elemen konis dihitung dengan persamaan :


D.182

D (Pers. 4.6, Brownell and Young, 1959)


min sin θ =
430t

Keterangan :

θ = sudut elemen konis dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

t = tebal cone (head), in

Digunakan tebal konis (t) = 1/3 in

Maka,

D
min sin θ =
430t

min sin θ = 0,0977

θ = 5,5874o

• Pemeriksaan compressive stress yang diizinkan


t 1
f allowable = 1,5 x 10 6 ≤ yield point
r 3
Keterangan :

f allowable = compressive stress yang diizinkan, psi

t = tebal konis, in

r = jari-jari lekukan (curvature), in

Dimana,
6D
r = sin θ

= 860 ft

= 10.320 in
D.183

Yield point = 30.000 (Tabel 3.1, Brownell and Young, 1959, Hal. 37)

Maka,

f allowable = 581,3953

Dimana f allowable< (Yield point/3) = 581,3953 < 30.000

Maka, tebal plate = 1/3 in dapat digunakan.

• Perhitungan tinggi atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut pada gambar :

tan θ = H
2D
1

Dimana: tan θ = 0,0978

Maka,

H = 0,6848 ft = 0,2087 m

8) Menghitung Tinggi Total Tangki

HTangki = HShell + HRoof

= 7,6848 ft = 2,3423 m

9) Desain Lantai Tangki

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya

korosi, maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½

in. Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus

diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi

persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959).

Tegangan kerja pada bottom :

• Compressive stress yang dihasilkan oleh larutan pati


D.184

w
S1 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
1 πD2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah CaOH (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (= 3,14)

S1 = 0,0007 psi

• Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell.

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959.hal.156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki (ft)

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (= 3,14)

S2 = 26,0963 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 26,0970 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

S t < tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

26,0970 psi < (12.650 psi) x (0,85)


D.185

26,0970 psi < 10.753 psi (memenuhi)

Tabel D.32. Spesifikasi Tangki Solar

Alat : Tangki Solar

Kode Alat : ST-401

Fungsi : Menampung bahan bakar solar untuk

kebutuhan generator

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar

(flat bottom) dan atap (head) berbentuk konis.

Kapasitas : 22,9948 m3

Dimensi Shell

Diameter : 4,2672 m

Tinggi : 2,1336 m

Tebal : 1/3 in

Dimensi Konis

Tinggi : 0,2087 m

Tebal : 1/3 in

Tinggi Total : 2,3423 m

Tekanan desain : 17,9938 psi

Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C

Jumlah : 1 buah
D.186

7. Spesifikasi Alat untuk Unit Pengolahan Limbah

a. Distillation Column (DC-301)

Fungsi : Memisahkan anilin dan asam asetat dari kandungan air

Jenis : Plate tower (sieve tray)

Bahan : Stainless Steel SA 376 Grade TP316

(16 Cr – 13 Ni – 3 Mo – 1 Si – 0,05 P – 0,02 S – 2 Mn)

TC

CD-301
AC-301

TC

RB-301

DC-
301

Gambar D.7.1. Distillation Column (DC-301)

Tekanan operasi : 2,5 atm

Temperatur operasi:

Feed = 132,3158 oC = 405,4658 K

Top = 127,9094 ºC = 401,0594 K

Bottom = 160,0343 oC = 433,1843 K


D.187

Dalam perancangan Distillation Column ini dipilih jenis tray dengan

pertimbangan diameter kolom lebih dari 0,6 m (Branan, 2002). Sedangkan jenis

tray yang digunakan adalah sieve tray dengan pertimbangan (Kister, 1992) :

1. Pressure drop rendah dan efisiensi tinggi.

2. Lebih murah dibandingkan valve tray dan bubble cap.

3. Biaya perawatan murah karena mudah dibersihkan.

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

Menentukan derajat pemisahan Distillation Column dengan menentukan kuantitas

masing – masing komponen pada hasil atas dan bawah.

1. Menentukan tekanan operasi Distillation Column.

2. Menghitung kondisi operasi atas dan bawah Distillation Column.

3. Menentukan kondisi umpan masuk Distillation Column dan menghitung q.

(Geankoplis, 1993).

4. Mengecek pemilihan light key component (LK) dan heavy key component

(HK) dengan persamaan Shiras et. al pada minimum reflux ratio (Rm).

(Treybal, 1981).

Asumsi-asumsi yang digunakan:

1. Tidak ada panas pencampuran.

2. Volatilitas relatif tetap sepanjang Distillation Column (merupakan rata-rata

pada kondisi atas dan bawah)

3. Panas yang hilang di Distillation Column 1% dari beban panas di reboiler.

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung neraca massa

2. Menghitung neraca energi


D.188

3. Menentukan derajat pemisahan Distillation Column dengan menentukan

kuantitas masing-masing komponen pada hasil atas dan bawah.

4. Menentukan tekanan operasi Distillation Column.

5. Menghitung kondisi operasi atas dan bawah Distillation Column.

6. Menentukan kondisi umpan masuk Distillation Column dan menghitung q

q=

(pers.11.4-13 Geankoplis, 1993 : 654)

7. Mengecek pemilihan light key component (LK) dan heavy key component

(HK) dengan persamaan Shiras et. al pada minimum reflux ratio (Rm).

. − 1 . − .
= +
. − 1 . − 1 .

(pers. 9. 164 Treybal, 1981:435)

8. Batasan :

j. j.
< −0,01 < 1,01 → Komponen j tidak terdistribusi
j. j.

j.
−0,01 < < 0,99 → Komponen j tidak terdistribusi
j.

(Treybal, 1981)

9. Mengevaluasi distribusi masing-masing komponen pada hasil atas dan

bawah dengan Hengstebeck & Geddes.

23
log 143 5 = 6 + 7. log 3

(pers. 11.63 Coulson, 1999 : 526)


D.189

10. Menghitung jumlah plate minimum dengan persamaan Fenske.

log [ =
:; =
log >?@,

(pers. 11.58 Coulson, 1999 : 524)

11. Menghitung refluks minimum dengan persamaan Colburn & Underwood.

3 3,
A = C; + 1
3− B

(pers. 11.60 Coulson, 1999 : 525)

12. Nilai B dapat dicari dari persamaan :

3 3,
A = 1−D
3 − B

(pers. 11.61 Coulson, 1999 : 525)

13. Menentukan lokasi feed plate dengan persamaan Kirkbride.

E = K K M,Q S
log 1EF 5 = 0,206 log [ J OLM,N P KLM,R
]
G M,N

(pers. 11.62 Coulson, 1999 : 526)


D.190

a. Neraca Massa

Tabel D.7.1. Komposisi Umpan Distillation Column I (DC-301)

Feed Fraksi mol


Komponen
(kg/jam) (kmol/jam)

C6H5NH2 25,2080 0,2707 0,0615

CH3COOH 37,8113 0,63 0,1431

H2O 63,0150 3,5008 0,7954

Total 126,0343 4,4015 1,0000

Volatilitas relatif rata – rata (αavg) ditentukan dengan persamaan :

Ug =√ WX × ZW W[

(pers. 11.7-13 Geankoplis, 1993 : 683)

Keterangan :

avg = Volatilitas relatif rata – rata

top = Volatilitas relative pada distilat

bottom = Volatilitas relative pada bottom

Tabel D.7.2. Volatilitas Komponen

Komponen αtop αbottom αavg

C6H5NH2 0,1188 0,1390 0,1285

CH3COOH 0,8812 0,8610 0,8710

H2O 1,6485 1,6635 1,6560

Total 2,6485 2,6635 2,6555


D.191

b. Spesifikasi Alat

a) Perhitungan Jumlah Plate Minimum

Menghitung jumlah tray minimum dengan persamaan Fenske.

log [ =
:; =
log >?@,

(pers. 11.58 Coulson, 1999 : 524)

Keterangan :

Nm : jumlah plate minimum

(Xlk, Xhk)D: fraksi mol komponen light key dan heavy key distilat

(Xlk, Xhk)B : fraksi mol komponen light key dan heavy key bottom

α lk.avg : relatif volatilitas rata-rata light key

Dimana :

XHK D = 0,0001 XHK B = 0,9622

XLK D = 1,0000 XLK B = 0,0378

α avg LK = 2,6555

Maka Jumlah Plate Minimum :

_ `,abcc
\]^ [
:; = `,```_ `,`def
\]^ S,ghhh

:; = 12,75 plate

:; = 13 Xl m
D.192

b) Menentukan Jumlah Plate Teoritis

Untuk menentukan jumlah plate teoritis digunakan persamaan Erbar-

Maddox :

Gambar D.7.2. Grafik korelasi Erbar-Maddox

(Coulson, 1999 : 524)

Menentukan R operasi :

R operasi berkisar antara 1,2 – 1,5 Rm (Geankoplis, 1993)

Diambil R operasi = 1,5 Rm = 1,5 x 1,3104 = 1,9656

Penentuan Jumlah Stage Ideal

C
= 0,6628
C+1
C[
= 0,5672
C[ + 1
D.193

Dari Gambar D.7.2, diperoleh :

:[
= 0,60
:

:[ = 13 Xl m

Maka jumlah stage ideal, N =


op
= 21,58 Xl m = 22 Xl m
q,g

c) Penentuan Letak Feed

Menentukan lokasi feed tray dengan persamaan Kirkbride.

E = K K M,Q S
log 1EF 5 = 0,206 log [ J OLM,N P KLM,R
]
G M,N

(pers. 11.62 Coulson, 1999 : 526)

D = 3,4655 kmol/jam

B = 0,9360 kmol/jam

XHK,F = 0,2046 XHK,D = 0,0001

XLK,F = 0,7954 XLK,B = 1,0000

Maka :

E q,rpgq q,Sqsg o,qqqq S


log 1EF 5 = 0,206 log [p,sghh 1q,trhs5 q,qqqo
]
G

EF
EG
= 1,41

Nr = 1,41 Ns

Jumlah stage tanpa reboiler : 22 – 1 = 21

:v + :w = 21

:w = 8,72 Xl m ≈ 9 Xl m

Feed plate = 9,00 (dari bawah)


D.194

:v = 21 -9 = 12

Feed plate = 12 (dari atas)

d) Efisiensi Plate

Efisiensi kolom dihitung berdasarkan Fig. 11.13 pada (Coulson, 1999 :549)

Properties untuk viskositas :

Tdew = 127,9094 °C = 401,06 K

Tbubble = 160,0343 °C = 433,18 K

Tabel D.7.3. Konstanta Viskositas

=
lWzoq { = 6 + |
+ 7} + } S

Komponen A B C D
C6H5NH2 -13,8625 2,51E+03 2,57E-02 -1,83E-05

CH3COOH -3,8937 7,85E+02 6,67E-03 -7,56E-06

H2O -10,2158 1,79E+03 1,77E-02 -1,26E-05

(Carl, L. Yaws, 1999)

Tabel D.7.4. Perhitungan Viskositas Distilat

Pada Ttop = 127,91 °C = 401,06 K

Komponen µD (cp) wD wD/µD

C6H5NH2 -0,24 0,5719 0,0000

CH3COOH -0,48 0,3312 0,0000

H2O -0,67 0,2151 4,6482

Total 4,6482

∑ ‚R
{~•€ = ƒ = 0,2151 …X
∑ R

D.195

Tabel D.7.5. Perhitungan Viskositas Bottom

Pada Tbottom = 160,03 °C = 433,18 K

Komponen µB (cp) wB wB/µB

C6H5NH2 -0,37 0,4247 0,9324

CH3COOH -0,61 0,2435 2,4395

H2O -0,77 0,1707 0,0586

Total 3,4305

∑ ‚Q
{4•~~•; = ƒ = 0,2915 …X
∑ Q

{ Ug = √{ WX × {ZW W[ = 0,2504 …X

†‡, Ug ×{ Ug = 0,41

Sehingga dapat diketahui nilai efisiensi dari Gambar D.8.3. :

Gambar D.7.3. Grafik Efisiensi Kolom (Fig. 11.13 Coulson, 1999 : 549)
D.196

Eo = 0,945

E
Eo =

N = 22,22 plate ≈ 23 plate

e) Plate Design

a. Menentukaan sifat-sifat fisis

Komposisi produk atas

Pada Tdew = 127,91 °C = 401,06 K

Tabel D.7.6. Konstanta Densitas Produk Atas

z o
| Œ
‰=1 5 = 6. Š |‹
[l

Komponen A B n Tc
C6H5NH2 0,3119 0,25 0,2857 699

CH3COOH 0,3518 0,2695 0,2684 592,71

H2O 0,3471 0,274 0,2857 647,13

(Carl, L. Yaws, 1999)

Densitas uap :

P = 2,5 atm = 253.312,5 Pa

R = 8,31434 m3.kPa/kmol.K = 8.314,34 m3.Pa/kmol.K

T = 127,9094 °C = 400,91 K

‰g w = • K =Ž
•.|
D.197

Tabel D.7.7. Densitas Uap Produk Atas

Komponen wD ρuap (kg/m3) wD/ρuap

C6H5NH2 0,0000 7,0766 0,0000

CH3COOH 0,0000 4,5612 0,0000

H2O 1,0000 1,3679 0,7310

Total 1,0000 0,7310

Komposisi produk atas (top)

Tdew = 127,91 °C = 400,91

P = 2,5 atm = 253.313 Pa

Tabel D.7.8. Densitas Liquid Produk Atas

Komponen wD wD/ρliquid wD/ρuap


(kg/m3)

C6H5NH2 0,0000 0,0000 0,0000

CH3COOH 0,0000 0,0000 0,0000

H2O 1,0000 1,079E-03 0,7310

Total 1,0000 1,079E-03 0,7310

Densitas liquid campuran :

1 ‘z
‰ = = 926,7985 p = 0,0335 lZ/“”p
• [

‰3

Densitas gas campuran :

• Š– ‘z
‰? = = 1,3679
C } ?
[p
D.198

Komposisi produk bawah (bottom) :

T = 160,03 °C = 433,18 K

Tabel D.7.9. Konstanta Densitas Produk Bawah

˜ Œ
@ o
‰ = 1 5 = 6. Š ˜‹
;—

Komponen A B n Tc
C6H5NH2 0,3119 0,25 0,2857 699

CH3COOH 0,3518 0,2695 0,2684 592,71

H2O 0,3471 0,274 0,2857 647,13

(Carl, L. Yaws, 1999)

Densitas uap :

P = 2,5 atm = 253.312,5 Pa

R = 8,31434 m3.kPa/kmol.K = 8.314,34 m3.Pa/kmol.K

T = 160,03 °C = 433,03 K

‰g w = • K =Ž
•.|
D.199

Tabel D.7.10. Densitas Uap Produk bawah

Komponen wB ρuap (kg/m3) wB/ρuap

C6H5NH2 0,3960 6,5516 0,0604

CH3COOH 0,5940 4,2228 0,1407

H2O 0,0100 1,2664 0,0079

Total 1,0000 0,2090

Tabel D.7.11. Densitas liquid Produk Bawah

Komponen wB wB/ρliquid wB/ρuap


(kg/m3)

C6H5NH2 0,3960 4,436E-04 0,0604

CH3COOH 0,5940 6,717E-04 0,1407

H2O 0,0100 1,121E-05 0,0079

Total 1,0000 1,126E-03 0,2090

Densitas liquid campuran :

1 ‘z
‰ = = 887,7565 p = 0,0321 lZ/“”p
• [
∑ =
‰3

Densitas gas campuran :

• Š– ‘z
‰? = = 4,7847
C } ?
[p
D.200

Menghitung Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan dihitung dengan persamaan Sudgen :

•‹š › œ ›
™=[ ]s 10 oS
Ž

(pers.8.23 Coulson,1999 : 334)

Keterangan :

σ = Tegangan permukaan (dyne/cm)

Pch= Sudgen’s parachor

ρL = Densitas cairan (kg/m3)

ρV = Densitas uap (kg/m3)

M = Berat molekul (kg/kmol)

Tabel D.7.12. Ikatan Molekul

atom,

group or Kontribusi C 6H 7N C 2H 4O 2 H 2O

bond

C 4,80 6,00 2,00 0,00

H 17,10 7,00 4,00 2,00

H dalam

(OH) 11,30 0,00 0,00 0,00

O 20,00 0,00 2,00 1,00

N 12,50 1,00 0,00 0,00

double

bond, '=' 23,20 0,00 1,00 0,00

Total 161,00 141,20 54,2


D.201

Tabel D.7.13. Tegangan Permukaan Campuran Produk Atas

Komponen ρuap ρliquid BM σ xD x σ


(kg/m3) (kg/m3)

C6H5NH2 7,0766 924,4667 93,12 6,3292 0,0000

CH3COOH 4,5612 926,4756 60,02 22,1267 0,0000

H2O 1,3679 926,7985 18 60,2952 60,2952

Total 13,01 2.777,74 60,2952

σmix = 60,2952 dyne/cm = 0,0603 N/m


[q,qS]q,S = 1,25

Tabel D.7.14. Tegangan Permukaan Campuran Produk Bawah

Komponen ρuap ρliquid BM σ xB x σ


(kg/m3) (kg/m3)

C6H5NH2 6,5516 892,8069 93,12 5,5127 1,5943

CH3COOH 4,2228 884,3537 60,02 18,3799 12,3701

H2O 1,2664 891,8118 18 51,7049 1,9530

Total 12,04 2.668,97 15,9174

σmix = 15,9174 dyne/cm = 0,0159 N/m


[q,qS]q,S = 0,96
D.202

b. Laju Alir Bagian Atas (Top)

Distilat (D) = 62,3786 kg/jam

†iD iž vmƒl †W = C ×

= 1,9656 × 62,3786

= 122,6094 ‘z/j [ = 0,0341 ‘z/w

XWv = + †W

= 184,9880 ‘z/j [ = 0,0514 ‘z/w

c. Laju Alir Bagian Bawah (Bottom)

Bottom (B) = 63,6554 kg/jam

V’ (Bottom) = 667,5147 kg/jam = 0,1854 kg/s

′ = †′ − Š

L’ = 731,1701 kg/jam = 0,2031 kg/s


¢
= 1,0954
£ ¢

†′ − ′ = 63,6554 ‘z/j [ = 0,02 kg/s

f) Menentukan Kecepatan Uap Maksimum

Persamaan Sounder and Brown :

‰ − ‰? o/S
= −0,171l ~S + 0,27l~ − 0,047 [ J P]
?
‰?

(pers. 11. 79 Coulson, 1999:556)


D.203

Keterangan :

uv = kecepatan uap maksimum, m/s

lc = tray spacing, m

ρL = densitas cairan, kg/m3

ρv = densitas uap, kg/m3

Tinggi tray spacing pada umumnya antara 0,15 – 1,5 m (Coulson, 1999 :

448). Diambil tray spacing = 0,9 m.

Kecepatan uap maksimum bagian atas (top) :

U, WX = 1,4953 [/w

Kecepatan uap maksimum bagian bawah (bottom) :

U,ZW W[ = 0,7810 [/w

g) Diameter Menara Berdasarkan Kecepatan Uap Maksimum

s K £¦
¤ = ¥
§K¨ K©

Dc, top = 0,1789 m

Dc, bottom = 0,2514 m

Keterangan :

Dc = diameter menara, m

Vw = laju uap maksimum, kg/s

uv = kecepatan uap maksimum, m/s

ρ = densitas uap, kg/m3


D.204

h) Liquid-vapor flow factor

†‚ ‰£
= ª

‚ ‰

Keterangan :

FL,V = Liquid – vapor flow factor

Lw = Laju alir massa cairan


cair (kg/s)

Vw = Laju alir massa uap (kg/s)

ρL = Densitas cairan (kg/m3)

ρV = Densitas uap (kg/m3)

FL,V, top = 0,0255

Untuk tray spacing = 0,9 m dan FLV = 0,0255 maka K1 = 0,2 (garis merah)

Gambar D.7.4. Grafik Kecepatan Flooding

(Fig. 11.27 Coulson, 1999 : 567)


D.205

Koreksi nilai K1 top

• «¬- q,S
] = 0,1995
q,qS
K’1,top = K1 [

†, ,ZW W[ = 0,0804

Untuk tray spacing = 0,9 m dan FLV = 0,0804 maka K1 = 0,1

(Fig. 11.27 Coulson, 1999 : 567).

Koreksi nilai K1 bottom

• ®¬««¬¯
] q,S = 0,0764
q,qS
K’1,bottom = K1 [

i) Menentukan Kecepatan Flooding

¨ ¨
uf = K’1 ¥
¨

(pers. 11.81Coulson, 1999 : 567)

Keterangan :

uf = kecepatan flooding uap (m/s)

K1 = Konstanta

Kecepatan flooding bagian atas (top) :

ƒ, WX = 5,2020 [/w

Kecepatan flooding bagian bawah (bottom) :

ƒ,ZW W[ = 1,0383 [/w

Kecepatan uap pada umumnya 70 – 90% dari kecepatan flooding (Coulson,

1999 : 566), untuk perancangan diambil uv = 80 % uf.


D.206

Kecepatan uap bagian atas (top) :

U, WX = 80% × 5,2020 = 4,1616 [/w

Kecepatan uap bagian bawah (bottom) :

U,ZW W[ = 80% × 1,0383 = 0,8306 [/w

j) Menentukan Laju Alir Volumetrik Maksimum

Qv = ‰±
U

Keterangan :

Qv = Laju alir volumetrik maksimum (m3/s)

Vw = Laju alir massa uap (kg/s)

ρv = Densitas uap (kg/m3)

Laju alir volumetrik maksimum bagian atas (top) :

²U, WX = 0,0376 [3/w

Laju alir volumetrik maksimum bagian bawah (bottom) :

²U,ZW W[ = 0,0388 [3/w

k) Menentukan Luas Area Netto untuk kontak uap-cair

²U
³U
An =

Keterangan :

An = luas area netto (m2)


D.207

Qv = laju alir volumetrik (m3/s)

Uv = kecepatan uap (m/s)

Luas area netto bagian atas (top) :

6”, WX = 0,0090 [2

Luas area netto bagian bawah (bottom) :

6”,ZW W[ = 0,0467 [2

l) Menentukan Luas Penampang Lintang Menara (Ac)

´µ
¶ ´µ
Ac =

Luas penampang downcomer (Ad) = 20 % dari luas keseluruhan, maka :

´µ,·¸¹
¶ ´º
Ac, top = = 0,0090 m2

´µ,»¸··¸¼
¶ ´º
Ac, bottom = = 0,0047 m2

m) Menentukan Diameter Menara (Dc) Berdasarkan Kecepatan Flooding

Dc = ¥
s K ½‹
§

Diameter menara bagian atas (top) :

…, WX = 0,1073 [ = 4,2256 i”
D.208

Diameter menara bagian bawah (bottom) :

…,ZW W[ = 0,2449 [ = 9,6432 i”

Diameter standar = 12 in = 0,3048 m

n) Menentukan Jenis Aliran (Flow Pattern)

Kecepatan volumetris maksimum cairan :

¦,Q
¨ ,Q
QL,B =

Keterangan :

QL,B = laju alir volumetrik bagian bottom (m3/s)

Lw,B = laju alir massa cairan bagian bottom (kg/s)

ρL = densitas cairan bagian bottom (kg/ m3)

dari Fig. 11.28 (Coulson, 1999 : 568) untuk QL,B = 0,0002 m3/s maka jenis

alirannya adalah cross flow.

Gambar D.7.5. Grafik pemilihan aliran(Fig. 11.28 Coulson, 1999 : 568)


D.209

o) Perancangan Tray

Diameter kolom (Dc) = 0,1073 m

a. Luas permukaan kolom

… S = 0,0090 m2
§
Ac =
s

b. Luas permukaan downcomer

6ž = 0,12 6… = 0,0011 [2

c. Luas permukaan netto

6” = 6… − 6ž = 0,0080 [2

d. Luas permukaan aktif

6 = 6… − 26ž = 0,0069 [2

Keterangan :

Dc = diameter kolom (m)

An = luas permukaan netto (m2)

Aa = luas permukaan aktif (m2)

Ac = luas permukaan kolom (m2)

Ad = luas permukaan downcomer (m2)

e. Luas hole

Ditetapkan luas hole 10 % dari luas permukaan aktif.

6ℎ = 0,1 6 = 0,0007 [2
D.210

Keterangan :

Aa = luas permukaan aktif (m2)

Ah = luas hole (m2)

f. Panjang weir
½
lw = ½Á 100 % = 12%

Gambar D.7.6. Hubungan antara Downcomer Area dengan panjang Weir

(Fig 11.31 Coulson,1999 : 572)

maka, diperoleh lw/Dc = 0,76

Iw = 0,76 × Dc = 0,76 × 0,1073 m = 0,0816 m

Keterangan :

Ac = luas permukaan kolom (m2)

Ad = luas permukaan downcomer (m2)

Iw = panjang weir (m)

Dc = diameter kolom (m)


D.211

g. Tinggi weir (ho)

Untuk kondisi operasi Disitilasi yang berlangsung pada tekanan

atmosfer, tinggi weir yang rendah digunakan untuk mengurangi

pressure drop.

Tinggi weir yang direkomendasikan adalah antara 40 - 50 mm

(Coulson,1999 : 436).

Tinggi weir yang digunakan (ho) = 40 mm = 0,0400 m

h. Diameter hole

Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 - 12 mm

(Coulson, 1999 : 465).

Diameter hole yang digunakan = 2,5 mm= 0,0025 m

i. Tebal Plate

Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm

(3/16 in), sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang

digunakan adalah 3 mm.

Untuk Distillation Column ini digunakan bahan stainless steel,

sehingga tebal plate yang digunakan = 3 mm (Coulson, 1999 : 465).


D.212

p) Menentukan Jumlah Hole

a. Jumlah Hole

o
Luas 1 lubang = s à ℎS = 4,91 mm2 = 0,000005 m2

½š
Jumlah lubang = = 140,08 Z ℎ = 141 Z ℎ
—©>Æ o —©4>Ç@

b. Pemeriksaan Weeping Rate

Weeping akan terjadi pada aliran cairan minimum jika kecepatan uap

minimum kecil atau sama dengan kecepatan uap yang menyebabkan weeping.

1) Kecepatan aliran cairan maksimal :

†w,[ = 0,2031 ‘z/w = 731,1701 ‘z/j [

Nilai turn down ratio yang digunakan adalah 0,8

2) Kecepatan Aliran Cairan Minimum

†w,[i” = v” žW±” v iW × †w,[

= 0,1625 ‘z/w = 585 ‘z/j [

c. Menghitung Tinggi Weir Liquid Crest

how = 750 x [ ]S/p


¦
¨Ê —¦

(pers. 11.85 Coulson, 1999:571)


D.213

Keterangan :

Lw = laju aliran cairan (kg/s)

lw = panjang weir (m)

ρL = densitas cairan (kg/m3)

how,max = 14,4942 mm

how,min = 12,4907 mm

d. Kecepatan uap desain minimum

c q,rq Sh,s š
¨ c
uh =

uh = 5,1252 m/s

Keterangan :

ǔh = kecepatan uap desain minimum (m/s)

Dh = Diameter hole (mm)

ρv = densitas uap bagian distilat (kg/m3)

K2= konstanta, bergantung kepada kedalaman clear liquid pada plate,

ditentukan dari Fig. 11.30. (Coulson, 1999 : 571)

Pada Kecepatan Minimum :

ho+ how = 40 + 12,4907 = 52,4907 mm cairan


D.214

Gambar D.7.7. Korelasi Weep Point

(Fig. 11.30. Coulson, 1999 : 571)

Dari Gambar
Gamb D.7.7. diperoleh :

K2 = 30,200

Keterangan :

how.min = Tinggi weir liquid crest minimum (mm cairan)

how.max = Tinggi weir liquid crest maksimum (mm cairan)

hw = Tinggi weir (mm)

Lw = laju alir massa cairan bagian distilat (kg/jam)

Lw.min = laju alir massa cairan minimum (kg/jam)

Iw = Panjang weir (m)

ρL = densitas cairan bagian bottom (kg/m3)


D.215

e. Kecepatan Uap Minimum Aktual (Uam)

²U,Z × }ËC
[ = = 43,7276 [/w
6ℎ

Keterangan :
uam = kecepatan uap minimum aktual (m/s)

Ah = Luas hole (m2)

Qv.bot = laju alir volumetrik uap maksimum bagian bottom (m3/s)

TOR = Turn of ratio

uam > uh min,

43,7276 m/s > 5,1252 m/s

sehingga tidak terjadi weeping. Jadi, laju operasi minimum akan baikjika di

atas weep point.

q) Menentukan Pressure Drop Plate

a. Dry Plate Drop

Kecepatan uap maksimum melalui lubang :


Ì ,Q ¯ÍÎ
= 56,3881 [/w
½š
uh =

Dari Fig. 11.34 (Coulson,1999 : 576) untuk :

(Ah/Aa) × 100 = (0,0007 m2/0,0069 m2) × 100 = 10

Tebal plate/Dh = 3 mm/2,5 mm = 1,2


D.216

Diperoleh nilai orifice coefficient (Co) = 0,74

Gambar D.7.8. Discharge coefficient, sieve plate

(Fig. 11.34 Coulson,1999 : 576)

Dry Plate Drop

hd =51 [7ℎ ] ‰U = 437,0712 mm cairan


2 ‰
W †

(pers. 11.88 Coulson, 1999 : 575)

Keterangan :

hd = Dry plate drop (mm cairan)

uh = Kecepatan uap maksimum melalui lubang (m/s)

Co = Orifice coefficient (fig.11.34, Coulson)


D.217

b. Residu Head

Persamaan Hunt,et.,al :

oS.h K oqd
= 13,4873 [[ … “v ”
¨
hr =

(pers. 11.89 Coulson, 1999 : 575)

Keterangan :

hr = Residu head (mm cairan)

ρL = Densitas cairan (kg/m3)

c. Total Pressure Drop

ht = hd + (hw + how) + hr (pers. 11.90 Coulson,1999 : 575)

ht = 503,0492 mm cairan

ΔPt = 9,81.10-3. ht.ρL (pers. 11.89 Coulson,1999 : 575)

ΔPt = 4.573,6696 Pa = 0,0457 bar = 0,0451 atm

Keterangan :

ΔPt = Total pressure drop (Pa)

ht = Ketinggian (mm cairan)

ρt = Densitas cairan (kg/m3)

r) Menentukan Downcomer Back-up

Plate atas

Lt
hb
how
hdc h

Gambar D.7.9. Downcomer back-up


D.218

Ketinggian Apron dari Plate paling bawah :

hap = hw – (5 to 10 mm) (Coulson, 1999 : 577)

diambil, hap = 35 mm = 0,035 m

Aap = hap x lw = 0,035 x 0,0816 = 0,0029 m2

(Pers. 11.93 Coulson, 1999 :577)

a. Menara Bagian Bawah (Bottom)

 hdc = 166 [ ¨
ƒÁ
]S
K ½¯

(pers. 11.92 Coulson, 1999 : 577)

ƒÁ
]S = 3,8525 mm
¨ K ½¯
hdc = 166 [

keterangan :

hdc = Head loss in downcomer (mm)

Lwd = laju alir cairan min di downcomer (kg/s)

Am = Luas downcomer /Aap (m2)

b. Back Up Downcomer

hb = (hw + how) + ht + hdc

(pers. 11.91 Coulson, 1999 :576)

hb = 559,3924 mm = 0,5594 m

koreksi :

hb > ½ ( lt + hw) (pers. 11.94 Coulson, 1999 : 578)

0,5594 m < 0,47 m


D.219

Plate spacing 0,9 dapat dipakai.

s) Pemeriksaan Residence Time

½Á Î š®‹ Î ›
tr =
¦Á

(pers. 11.95 Coulson, 1999 : 578)

v, WX = 2,77 w

v,ZW W[ = 2,6533 w

t) Pemeriksaan Entrainment

Aktual untuk persen flooding untuk design area :

²U
U = = 4,1541 [/w
6…

Persen flooding :

©
% ƒlWWži”z = ©
100% = 79, 86%

(pers. 11.83Coulson, 1999 : 569)

Berdasarkan fig 11.29 (Coulson, 1999, hal. 570) untuk :

Flv = 0,0255

% flooding = 79,86 %
D.220

Diperoleh fractional entrainment (Ψ) = 0,051 psi dari fig 11.29

Gambar D.7.10. Korelasi entrainment untuk sieve plate

(Fig. 11.29 Coulson, 1999)

Fractional entrainment memenuhi karena Ψ < 0,1 (Coulson, 1999 : 583)

u) Layout Tray

Digunakan cartridge-type
cartridge construction dengan 50 mm unperforated strip around

tray edge dan 50 mm wide calming zones

Dari Fig.11.32 (Coulson, 1999 : 573), untuk :

lw/Dc = 0,76, lh/Dc = 0,18, maka, θc = 100


D.221

Gambar D.7.11. Hubungan antara sudut dan chord

(Fig. 11.32 Coulson, 1999)

Derajat Tray Edge : (α) = 180 – θc = 80; lh/Dc = 0,18

a. Panjang Rata-rata Unperforated Edge Strips

§K ‹ q,qh K Ï
oÐq
Lavg = = 0,3556 m

b. Luas Unperforated Edge Strips

Aup = 0,05 × Lavg

Aup = 0,05 × 0,3556 = 0,0178 m2

c. Luas Calming Zone

Acz = 2 × ho × (lw - ( 2 × ho )

Acz = 0,0001 m2
D.222

Luas Total Tersedia


Te untuk Perforasi

AP = Aa – (Aup + Acz)

AP = 0,0069 m2 – (0,0178 m2 + 0,0001 m2) = 0,0110 m2

Ah/Ap = 0,0623

Dari Fig. 11.33 (Coulson,1999 : 574), Coulson dapat diperoleh nilai :

Ip/Dh = 3,5

Gambar D.7.12. Hubungan antara hole area dan pitch

(Fig. 11.33 Coulson,1999 : 574)

Hole Pitch

Ñ-
Ip = Ò
š

Ip = 3,5 x 2,5 mm = 8,75 mm = 0,0088 m

o
Luas 1 lubang = s à ℎS = 4,9063 mm2 = 4,9063 x 10-6 m2
D.223

½
Jumlah lubang = —©>Æ o —©4>Ç@
š

= 140,0781 buah = 141 buah

v) Spesifikasi Tray

Gambar D.7.13. Spesifikasi Tray

Diameter tray ( Dc ) = 0,3048 m = 12 in

Diameter lubang ( dh ) = 0,0025 m = 0,0984 in

Hole pitch ( lp ) = 0,0088 m = 0,3445 In


D.224

Jumlah hole = 14` Buah

Turn down ratio = 80,00 %

Material tray = Stainless steel

Material downcomer = Stainless steel

Tray spacing = 0,900 m = 35,433 in

Tray thickness = 0,0030 m = 0,1181 in

Panjang weir = 0,0816 m = 3,2114 in

Tinggi weir = 0,0400 m = 1,5748 in

Total pressure drop = 4.573,6696 Pa = 0,0451 atm

w) Menentukan tebal dinding dan head menara

a. Tebal Dinding

Data perhitungan :

Poperasi = 2,5 atm

Pdesign = 1,2 × Poperasi = 1,2 × 2,5 atm = 3 atm = 44,088 psi

Material Stainless Steel SA 376 Grade TP316 (alasan pemilihan

material : mempunyai susunan dan ductility yang baik, tahan terhadap

korosif, mempunyai Allowable stress yang besar.

f = 18.750 psi

C = 0,1250 (Brownell and Young, 1959)

E = 0,8 (Brownell and Young, 1959, Tabel 13.2)

Dc = 12 in = 0,3048 m
D.225

r = 6 in = 0,1524 m
•.Ó
ts = Ô.Õ q,g •
+ 7

ts = 0,14 in

(Brownell & Young,1959, pers. 13.10)

Digunakan tebal shell = 3/16 in ≅ 0,1875 i” (Brownell & Young tabel

5.7)

Keterangan :

ts = Tebal shell (in)

P = Tekanan opersai (psi)

f = Allowable stress (psi)

ri = Jari-jari shell (in)

E = Efisiensi pengelasan

C = Faktor korosi (in)

b. Tebal dan Tinggi Head

OD

b = tinngi
icr dish
OA

B A
sf

ID t
a
r

Gambar D.7.14. Torispherical flanged and Dished head

(Fig. 5.8 Brownell & Young, 1959 : 87)


D.226

Keterangan:

th = Tebal head (in)

icr = Inside corner radius (in)

r = Rasdius of dish (in)

sf = Straight flange (in)

OD= Diameter luar (in)

ID = Diameter dalam (in)

b = Depth of dish (in)

OA= Tinggi head (in)

Outside diameter

OD = ID + 2 × ts = (12 in) + (2 × 0,1875 in) = 12,38 in

Diambil OD standar : OD = 18 in

dari tabel 5.7 Brownell dan Young, untuk OD 18 in dan ts 3/16 in

diperoleh rc = 18 in dan icr = 4,3750 in

Ketebalan Torisherical Head

•.Ó .‚
th = S.Ô.Õ ‹ q,S • + … = 0,16 in

(Brownell, 1959 pers.7.77 p138)

o Ó
W = s Ø 3 + ¥Ó ‹ Ù = 1,26
ˆ‹F

(Brownell, 1959 pers.7.76 p138)

maka th yang digunakan adalah = 3/16 (Tabel 5.7 Brownell & Young)

sf (straight flange length) = 1,5 – 2 in, dipilih: sf = 2 in = 0,0508 m


D.227

dengan :

W = stress-intensification factor for torispherical dished heads

rc = crown radius = dish radius, in

ricr = knuckle radius = Inside corner radius, in

Depth of Dish (b) :

b = rc – ¥ v¤ − v3¤Ó
Ñ
S − S
− v3¤Ó S = 4,4723 in = 0,1118 m

(Brownell and Young,1959: 87)

Tinggi Head (OA) :

Dari Tabel 5.8 Brownell & Young, untuk ketebalan plate = 3/16 in, sf

= 1,5 – 2 in dan dipilih sf = 2 in.

OA = th + b + sf = 6,6598 in = 0,1692 m

(Brownell and Young,1959)

AB = ri – icr = 1,6250 in = 0,0413 m

BC = rc – icr = 13,625 in = 0,3461 m

67 = √Š72 − 6Š2 = 13,5277 in = 0,3436 m

x) Menentukan Tinggi Menara

Volume head tanpa sf = 0,000049 Dc3 (Brownell,1959, Eq. 5.11)

= 0,084672 ft3 = 0,0024 m3

Volume head pada sf = π/4 × ID2 × sf

= 226,08 in3 = 0,0037 m3


D.228

Volume total head = Vh 0,392 1ead tanpa sf + Vhead pada sf

= 0,0061 m3

Blank diameter = OD + OD/24 + 2.sf + 2/3.icr = 25,3452 in

(Eq.5.12, Brownell, 1959)

Untuk tray ke-1 dari bawah :


²= = 0,8236 [3/j [ = 0,0137 [3/[m”i
‰†

Waktu tinggal cairan di bawah tray terakhir : 5 - 10 menit. (Ulrich, 1984.

hal.195). Waktu tinggal cairan dipilih = 5 menit.

Vcairan = Q ×waktu tinggal = 0,0137 m3/menit × 5 menit = 0,0686 m3

Tinggi cairan dalam shell (HL) :

§
…S Ú
s
Vcairan =

s £¤>3Ó>Ç
§ ¤c
HL =

HL = 0,9411 m

Tinggi Menara:

Jarak dari tray teratas =1m

Jumlah tray = 23 plate

Tebal tray = 0,0030 m

Tinggi penyangga menara =1m


D.229

Tinggi head dengan tebal head = OA – sf = 0,12 m

Tinggi di bawah tray terbawah = hL + (OA - sf) = 1,06 m

Tinggi total = Jarak dari tray teratas + ((Jumlah tray -1)*( tray spacing ))

+ Tebal tray + Tinggi head dengan tebal head + Tinggi

dibawah tray terbawah

= 15,44 m = 50,67 ft = 608,02 in

y) Berat Head

§ 2c ~ ¨
s otSÐ
Wh =

(Brownell and Young, 1959) (F.65)

Keteramgan :

Wh = Berat head, lb

d = Blank diameter head, in

t = Tebal head, in

ρ = Densitas material head, lb/in3

Wh = 26,8828 lb = 12,1938 kg

z) Menghitung Tebal Isolasi

Temperatur udara : 30 oC = 86,00 oF

Karena tebal tangki tipis dan memiliki konduktivitas termal yang besar,

maka temperatur dinding tangki diasumsikan sama dengan temperatur fluida

didalam tangki : 160,03 oC = 320,06 oF

Temperatur dinding luar isolator : 40 oC = 104 oF


D.230

Menghitung heat loss :


D = ℎ }w − }ƒ

Keterangan :

q : fluksi panas (Btu/jam.ft2)

Tw : temperature dinding luar isolator (°F)

Tf : temperature udara

h : constant heat transfer udara ( Btu/jam.⁰ F)

Diketahui h udara 2,25 Btu/jam. ft2

q = 2,25 Btu/jam.ft2.oF

q = 40,50 Btu/jam.ft2

Menghitung tebal isolator :

Gambar D.7.15. Ilustrasi transfer panas

|_ |c
q=k Fc

F_

˜_œ˜c
Þ
r2 = r1 m ß

Keterangan :

r1 : jari-jari tangki luar


D.231

r2 : jari-jari luar isolator

diketahui :

r1 = 0,5156 ft

isolator yang digunakan adalah Diatomaceous earth, silica powder karena

temperatur operasi dlm kolom distilasi besar, dan bahan memiliki

konduktivitas termal yang kecil sehingga efektif digunakan sebagai isolator

k = 0,0218 Btu/hr.ft2.⁰ F

r2 = 0,5161 ft

tebal isolasi = r2 - r1

= 0,0005 ft = 0,0002 m = 0,0151 cm

Tabel D.7.15. Spesifikasi Distillation Column I (DC-301)

Nama Alat : Distillation Column

Kode Alat : DC-301

Fungsi : Untuk memisahkan anilim dan asam asetat dari kandungan air

Jenis : Plate tower (sieve tray)

Bahan Kontruksi : Stainless Steel SA 376 Grade TP316

Dimensi : Diameter : 0,3048 m

: Tinggi : 15,4438 m

: Tebal dinding : 0,0049 m

: Panjang weir : 0,0816 m

: Tinggi weir : 0,0400 m

: Tebal plate : 0,0030 m

: Plate spacing : 0,9 m


D.232

Tabel D.7.15. Spesifikasi Distillation Column I (DC-301) (lanjutan)

: Jumlah plate : 23 buah

: Letak umpan : Plate ke-9

: Diameter hole : 0,0088 m

: Jumlah hole : 141 buah

Jumlah 1 buah

c. Condenser (CD-301)

Fungsi : Untuk mengkondensasikan produk atas keluaran Distillation

Column (DC-301)

Jenis : Shell and Tube Exchanger

Tipe Aliran : Counter current

Media Pendingin : Air pendingin

Data Perhitungan

• Fluida Panas : Distilat Distillation Column (DC-301)

Laju Alir, w = 62,3786 kg/jam = 137,5199 lb/jam

Tmasuk, T1 = 127,9094 oC = 262,2369 oF

Tkeluar, T2 = 127,9094 oC = 262,2369 oF


D.233

Tabel D.7.16. Laju Alir Komponen Fluida Panas

Berat Molekul Laju umpan


Komponen
kg/kmol kg/ Jam kmol/ Jam

C6H5NH2 93,12 0,0000 0,0000

CH3COOH 60,02 0,0000 0,0000

H2O 18,00 62,3786 3,4655

Total 62,3786 3,4655

• Fluida Dingin : Air pendingin

Laju Alir, w = 3.844,4450 kg/jam

= 8.475,4614 lb/jam

= 213,5803 kmol/jam

tmasuk, t1 = 30 oC = 86 oF

tkeluar, t2 = 50 oC = 122 oF

1. Neraca panas

Berdasarkan neraca energi pada Condenser, beban panas yang harus diambil

sebagai berikut :

Qvapor total = 390.770,7035 kJ/jam

Qdistilat = 26.907,1791 kJ/jam

Qrefluks = 42.311,2141 kJ/jam

Qcondensor = Qvapor total - (Qdistilat + Qrefluks)

= 390.770,7035 – (26.907,1791 + 42.311,2141)

= 321.552,3103 kJ/jam
D.234

= 304.771,5867 btu/jam

2. Menghitung LMTD

Fluida Panas Fluida Dingin Δt (oF)

(oF) (oF)

262,2369 Temperatur 122 140,2369

Tinggi

262,2369 Temperatur 86 176,2369

Rendah

0,0000 Difference 36 36

Δt LMTD =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 )
(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )
= 157,552 oF

3. Tc dan tc

චá àâ
â
Tc = Tavg = = 262,2369oF = 127,9094 oC

·¶ á ·â
â
tc = tavg = = 104oF = 40 oC

4. Area Heat Transfer

Dari Tabel 8 (Kern,1965 : 840) untuk exchanger dengan hot fluid light

organics & cold fluid heavy organics didapatkan : Design Overall

Coefficient (UD) = 75 hingga 150.


D.235

Dari Tabel 8 (Kern,1965 : 840) dicoba nilai UD= 75 btu/jam.ft2.oF

Q
A =
UD . ∆t

A = 225,7922

5. Tube Side

Tabel 10 (Kern,1965 : 843) :

L = 10 ft = 120 in = 3,0480 m

OD = 1 ½ in= 0,1250 ft = 0,0381 m

BWG = 12

a" = 0,3925 ft2/ft

a0 = 1,29 in2

ID = 1,28 in

´
㢢ä å
Jumlah Tube, Nt = = 57,5267 buah

Passes = 1

6. Nt
Ambil Nt pada Tabel 9 (Kern,1965 : 842), sesuai dengan ukuran tube yang

telah dipilih, Nt = 58

7. Shell Side

Tabel 9 (Kern,1965 : 842) :

ID Shell = 19,25 in = 1,6042 ft = 0,4890 m

Passes = 1

Pt = 1 7/8 in (Triangular pitch)


D.236

C’ = 3/8 in

B = 14,4375 in

Tabel D.7.17. Data Konstanta untuk Menghitung Viskositas


=
lWzoq { = 6 + + 7} + } S
|

Komponen A B C D
C6H5NH2 -13,8625 2,51E+03 2,57E-02 -1,83E-05

CH3COOH -3,8937 7,85E+02 6,67E-03 -7,56E-06

H2O -10,2158 1,79E+03 1,77E-02 -1,26E-05

(Carl, L. Yaws, 1999)

Tabel D.7.18. Data Konstanta untuk Menghitung Heat Capacity (liquid)

7X = 6 + Š} + 7}2 + }3

Komponen A B C D

C6H5NH2 63,288 9,8960E-01 -2,3583E-03 2,3296E-06

CH3COOH -18,9440 1,0971 -2,8921E-03 2,9275E-06

H2O 92,0530 -0,039953 -2,1103E-04 5,3469E-07

(Carl, L. Yaws, 1999)


D.237

Tabel D.7.19. Data Konstanta untuk Menghitung Thermal Conductivity Liquid

lWz10 ‘liD = 6 + Š[1 − }/7]2/7 ” ‘ Wvz ”i‘

‘liD = 6 + Š} + 7}2 ” ‘ i”Wvz ”i‘

Komponen A B C

C6H5NH2 -1,3485 0,6888 699

CH3COOH -1,2836 0,5893 592,71

H2O -0,2758 4,61E-03 -5,54E-06

(Carl, L. Yaws, 1999)

• Fluida Panas

Tabel D.7.20. Menghitung Viskositas Campuran Fluida Panas

T = 127,9094 oC = 401,0594 K

Komponen µi wi µi.wi

cp kg/m.s (fraksi massa) (cp)

C6H5NH2 0,5749 0,0006 0,0000 0,0000

CH3COOH 0,3312 0,0003 0,0000 0,0000

H2O 0,2145 0,0002 1,0000 0,2145

Total 1,0000 0,2145

Tabel D.7.21. Menghitung Heat Capacity Campuran Fluida Panas

T = 127,9094 oC = 401,0594 K

Cp. w
Komponen Cp kg/ Jam w (fraksi massa)
(kj/kg.K)

C6H5NH2 231,1292 0,0000 0,0000 0,0000


D.238

Tabel D.7.21. Menghitung Heat Capacity Campuran Fluida Panas

T = 127,9094 oC = 401,0594 K (lanjutan)

Cp. w
Komponen Cp kg/ Jam w (fraksi massa)
(kj/kg.K)

CH3COOH 144,7205 0,0000 0,0000 0,0000

H2O 76,5784 62,3786 1,0000 76,5784

Total 62,3786 1,0000 76,5784

Tabel D.7.22. Menghitung Thermal Conductivity Liquid Campuran Fluida Panas

T = 127,9094 oC = 401,0594 K
w.xi
Komponen w/m K kg/ Jam w (fraksi massa)
(W/m K)
C6H5NH2 0,0566 0,0000 0,0000 0,0000
CH3COOH 0,0601 0,0000 0,0000 0,0000
H2O 0,0826 62,3786 1,0000 0,0826
Total 62,3786 1,0000 0,0826

• Fluida Dingin

T = 30 oC

{3 = 0,805 cp = 0,001 kg/m.s

Heat Capacity Fluida Dingin :

Cp = 75,4438 kJ/kg K

Thermal Conductivity Liquid Fluida Dingin :

k = 0,6133 W/m K
D.239

Shell side (Fluida panas) : Tube side (Fluida dingin) :

8. Menghitung Flow area

æ =
çè é ê¢ é ë ′ = 1,2900 i”2
oss ìí
îí é ï¢ í
æ = 0,1930 ft2 · =
oss é Ý

= 0,5196 ƒ 2

9. Menghitung Mass velocity

W ‚

Gs = Gt =
aa

2 = 16.312,0387 lb/jam ft2


= 712,5333 lb/jam ft

10. Menghitung Reynold Number


Dt = 0,1067 ft
Ds = 1,6042 ft
µ = 1,9480 lb/jam ft
µ = 0,5191 lb/jam ft
« K ð«
ñ
Ret =
De x Ga
Res =
µ
= 893,1893
= 2.201,7590 L/D = 7,8125

11. Menentukan nilai jH jH = 103 Fig. 28 (Kern,


jH = 138 Fig. 28 (Kern, 1965:838) 1965:838)

12. Menentukan Thermal Function

k = 0,0477 Btu/jam ft.oF k = 0,3545 Btu/jam ft.oF


cp = 76,5784 kJ/kg.K cp = 75,4438 kJ/kg.K
cp = 18,2904 Btu/lb.F cp = 18,0194 Btu/lb.F
D.240

1 1
c×µ  3
= 5,8376 c×µ  3
= 6,2113
   
 k   k 

ñ ñ
∅w = q,os
∅ = q,os
ñ¦Í«óF ñ¦Í«óF
=1 =1

13. Menghitung Nilai Outside film coefficient (ho) dan Inside


film
Þ ¤.ñ _ Þ ¤.ñ _
ℎW = ôÚ d ∅w ℎ“ = ôÚ d ∅
Ñ Þ Ñ Þ

= 23,9699 Btu/hr ft2. F = 3.678,3723 Btu/hr ft2. F


Ñ
ℎ“W = ℎ“
õ

hio = 3.138,8777 Btu/hr ft2. F

14. Menentukan Nilai tw (Tube Wall Temperature)

Ò¬ /∅Æ
šˆ¬ }¤ − ¤ = 105,1992 oF
á Ò¬ /∅Æ
tw = tc +
∅«

15. Menghitung Clean Overall Coefficient (UC)

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 23,7882 btu/jam ft2.oF

16. Menghitung Design Overall Coeffesient, Ud act

a“ = 0,3925 ft2/ft

A = a” L Nt = 227,65 ft2
D.241

Q
Ud =
A × ∆t

= 8,4973 Btu/jam ft2 oF

17. Menghitung Faktor Pengotor, Rd

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,0756 hr ft2 oF/ Btu

Summary

houtside

UC 23,7882 btu/jam ft2.oF

UD 8,4973 Btu/jam ft2 oF

Rd dihitung 0,0756 hr ft2 oF/ Btu

Rd dibutuhkan 0,001 hr ft2 oF/ Btu

Menghitung Pressure drop

Shell side (Fluida Panas) Tube side (Fluida Dingin)

1). Untuk Nres = 2.201,7590 1). Untuk Nret = 893,1892

Dari fig. 29 (kern, 1965:839) Dari fig. 29 (kern, 1965:839)

f = 0,0018 f = 0,00028

s = 1,5 s=1

Ô ðÆc Ç
2). Number of Crosses 2). ∆• = h,SS K oq_a ÷~ ∅~

ƥ = 0,0016 psi
N+1 = 12 x L/B

N+1 = 8,3117 =9
D.242

ŠÇ÷ø =
Eáo

ŠÇ÷ø = 1,1 in

Ô ðÆc Æ Eáo
3). ƥw =
3). Gt = 16.312,0387 lb/hr ft2
h,SS K oq_a ÷Æ ∅Æ
£c
= 0,01
ƥw = 0,0003 psi
S@

s Ç £c
ƥv = = 0,04
Pressure Drop yang diizinkan adalah Æ S@

sampai 10 psi. Maka Pressure Drop 4). ∆•| = ∆•~ + ∆•Ó

telah memenuhi (Kern, 1965) ƥ| = 0,0416 psi

Pressure Drop yang diizinkan adalah

sampai 10 psi. Maka Pressure Drop

telah memenuhi (Kern, 1965)

Tabel D.7.23. Spesifikasi Condenser (CD-301)

Nama Alat Condenser


Kode Alat CD-301
Fungsi Untuk mengkondensasikan produk atas keluaran
Distillation Column (DC-301)
Jenis Shell and Tube Heat Exchanger
Surface Area 227,65 ft = 21,1494 m2
Diameter Shell 19,25 in = 0,4890 m
Diameter Tube 1,5 in = 0,0381 m
Jumlah Tube 58 buah
Panjang Tube 10 ft2 = 3,0480 m2
Pressure Drop Shell = 0,0003 psi
Tube = 0,0416 psi
Fouling Factor 0,0756 hr ft2 F/btu
Bahan Kontruksi Stainless Steel SA 376 Grade TP 316
D.243

d. Accumulator I (AC-301)

Fungsi : Tempat menampung kondensat dari condensor CD-301

dengan kapasitas kondensat

Temperatur Desain : 118,3188oC = 391,4688 K

Temperatur Fluida : 127,9094 oC = 401,0594 K

Tekanan Operasi : 2,5 atm

Tipe tangki : Silinder horizontal dengan kedua ujung berbentuk

torispherical.

Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA 376 Grade TP316

(16 Cr – 13 Ni – 3 Mo – 1 Si – 0,05 P – 0,02 S – 2 Mn)

1. Menentukan Tekanan Penyimpanan

Tabel D.7.24. Data Konstanta Antoine Masing – masing Komponen


=
log10 P =A + + 7 lWzoq } + } + ù} S
|

Komponen A B C D E
C6H5NH2 124,3764 -7167,6 -42,763 1,7336E-02 5,7138E-15
CH3COOH 28,3756 -2973,4 -7,032 -1,5051,E-09 2,2806,E-06
H2O 29,8605 -3152,2 -7,3037 2,4247,E-09 1,8090,E-06
(Carl, L. Yaws, 1999)

Dengan menggunakan program solver-excel maka diperoleh hasil seperti

pada Tabel C.10.2 :

Temperatur : 118,3188oC = 391,4688 K

Tekanan : 1,8553 atm = 1.410,028 mmHg

T trial metode goal seek dengan menentukan nilai Σyi harus = 1.


D.244

Tabel D.7.25. Data Trial dan Error didapat kondisi operasi umpan masuk

wi
F F Pi P Ki = Yi= wi
Komponen (Fraksi
(kg/jam) (kmol/jam) (mmHg) (mmHg) Pi/P . Ki
mol)

C6H5NH2 0,0000 0,0000 95,9158 1.410,028 0,0000 0,0505 0,0000

CH3COOH 0,0000 0,0000 790,2306 1.410,028 0,0000 0,4159 0,0000

H2O 160,4683 8,9149 1.409,9591 1.410,028 1,0000 0,7421 1,0000

Total 160,4683 8,9149 1,0000 1,0000

Sehingga desain perancangan tangki dengan kondisi yaitu :

T = 118,3188oC = 391,4688 K

P = 2,8553 atm = 41,9619 psi

2. Menghitung densitas campuran


û
ú
¼ü

Tabel D.7.26. Data Densitas tiap Komponen

Komponen A B n Tc

C6H5NH2 0,3119 0,25 3,86E-01 699

CH3COOH 0,35182 0,26954 0,26843 592,71

H2O 0,3471 0,274 0,28571 647,13

(Carl, L. Yaws, 1999)


D.245

Tabel D.7.27. Densitas Campuran

T = 118,3188oC = 391,4688 K

ρi
Komponen Massa (kg/jam) xi xi / ρ i
(kg/m3)

C6H5NH2 0 0 1.196,5136 0

CH3COOH 805,3756 0,3077 936,3189 0,0003

H2O 1.809,5021 0,6913 935,1004 0,0007

Total 2.617,4356 1,0000 0,0011

o
Densitas liD iž campuran (ρL) = ∑Έ

o
= q,qqoo

= 936,8591 kg/m3

= 58,4861 lb/ft3

3. Menghitung Kapasitas Tangki

Waktu tinggal = 5 menit (Evans, 1980)

Jumlah tangki = 1 buah

Jumlah liquid dalam 1 tangki = 218,1196 kg

;Êˆß ˆÁ
Volume liD iž =
¨Êˆß ˆÁ

op,ptSs Þ@
= rpg,Ðhro Þ@/;d

= 0,0143 m3 = 0,5040 ft3


D.246

Over Design Factor = 20 % (Peter and Timmerhaus, 1991 : 37)

Vtangki = Vliquid + (20% x Vliquid)

= 0,0143 m3 + (20% x 0,0143 m3)

= 0,0171 m3 = 0,6049 ft3

4. Menentukan Rasio H/D

Berdasarkan Coulson, 1999, dimana :

H/D = 3 – 5 (Ulrich, 1984 : 249)

Maka untuk selanjutnya digunakan rasio H/D :

H/D = 4

Selanjutnya Trial dengan metode goal seek untuk mendapatkan diameter

dan panjang tangki akumulator dengan volume yang akan dirancang :

Volume Tangki = 0,6054 ft3

D = 0,5641 ft = 0,7697 in = 0,1720 m

Dstandar = 1 ft = 12 in (Brownell & Young, 1959 : 347)

H = 2,2566 ft = 27,0789 in = 0,6878 m

Hstandar = 3 ft = 36 in (Brownell & Young, 1959 : 347)

cek H/D : 3

Lebar plat standar = 6 ft

Jumlah courses = 0,5 courses

Shell Plate Thickness = 0,1875 in (Brownell & Young, 1959 : 347)


D.247

5. Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki


o o
à S
Ú + 0,000049 p
+ Ã S
w
s s
V=

o
à S
Ú+Ã Ú + 0,842 S
s
A=

Standard Straight Flange (sf) untuk thickness 3/16 in = 2 in = 0,1667 ft

(Brownell & Young, 1959 Appendix E : 88)

=o à S
Ú + 0,000049 p
+
o
à S
w
s s
Vtangki baru

= o 3,14 1 S
3 + 0,000049 1 p
+
o
3,14 1 S
0,1667
s s

= 2,4859 ft3 = 0,0704 m3

Vdh = 0,000049 D3

= 0,000049 (12)3

= 0,0847 in3 = 0,000049 ft3

o
Vsf =s à S
w

o
= s
3,14 1 S
0,1667

= 0,1308 ft3

Vruang kosong = Vtangki baru - Vliquid

= 1,9818 ft3

=o à S
Úw
s
Vshell

o
= s 3,14 1 S
3

= 2,355 ft3
D.248

Vshell kosong = Vruang kosong – (Vdh+Vsf)

= 1,9818 – (0,000049 + 0,1308)

= 1,8510 ft3

s £GšóÊÊ ¬G¬Œ
§ c
Hshell kosong =

=s o,Ðhoq
p,os o c

= 2,3579 ft

Hliquid = Hshell – Hshell kosong

= 3 - 2,3579

= 0,6421 ft

6. Menenetukan Tekanan desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini

karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik

dari permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling

besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan

persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

ρcampuran = 936,8591 kg/m3 = 58,4861 lb/ft

¨

oss
Phidrostatis =

= 0,2608 psi

Poperasi = 41,9619 psi

Pabs = 41,9619 psi + 0,2608 psi

= 42,2223 psi
D.249

Tekanan desain 5 -10% di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1999

: 807). Tekanan desain yang dipilih 10% diatasnya. Tekanan desain pada

courses ke-1 (plat paling bawah) adalah :

Pdesain = 1,1 x Pabs

= 1,1 x 42,2223 psi

= 46,4445 psi

7. Menentukan Ketebalan Shell

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

w = •.vi +… (Brownell & Young, 1959 : 254)


ƒ.ù−0,6•

keterangan :

ts = Tebal shell

P = Tekanan dalam tangki (psi)

f = Allowable stress, psi

digunakan material Stainless Steel SA 376 Grade TP316, f = 18.750 psi

(Brownell & Young, 1959 : 251)

ri = Jari - jari shell, in

E = Efisiensi pengelasan

= 75% (single-welded butt joint without backing strip, no

radiographed)(Brownell & Young, 1959 : 254)

c = Faktor korosi, in

c = 0,25 in/20 tahun (Tabel 6 Timmerhaus,1991 : 542)


D.250

Tabel D.7.28. Thickness Standar

ts standar (in)

0,1875 1,25

0,25 1,375

0,3125 1,875

0,625 2

0,75 2,25

0,875 2,5

1 2,75

1,125 3

(Brownell & Young, 1959,Tabel 5.6:88)

w = •.vi + … = 0,2699 in
f. ù−0,6•

Tebal standar = 0,3125 in

8. Menentukan Panjang Plat untuk Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

§2 ø÷—2 —÷Ç@~Ò
oS Ç
L= (Brownell and Young, 1959:55)

Keterangan :

L = Panjang shell, in

d = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell


D.251

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan banyak

sambungan pengelasan vertikal yang diizinkan.

weld length = n x butt welding

Jumlah plat (n) = 1 buah

butt welding = 0,1563 in (Brownell & Young,1959 : 56)

weld length = n x butt welding

= 1 × 0,1563

= 0,1563 in

9. Desain Atap

Untuk menentukan bentuk - bentuk head ada 3 pilihan, yaitu :

1) Flanged and Standard Dished head

Digunakan untuk tangki proses vertikal bertekanan rendah, terutama

digunakan untuk tangki penyimpanan horizontal, serta untuk

menyimpan fluida yang volatil

2) Torispherical flanged and Dished head

Digunakan untuk tangki dengan tekanan dalam rentang 15 psig

(1,0021 atm) sampai 200 psig (13,6092)

3) Elliptical Flanged and Dished head

Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100

psig dan tekanan di atas 200 psig.


D.252

1. Menghitung tebal head (tH)

Bentuk atap yang digunakan adalah torispherical flanged and dished head.

Jenis head ini untuk mengakomodasi kemungkinan naiknya temperatur

didalam tangki sehingga mengakibatkan naiknya tekanan dalam tangki,

karena naiknya temperatur lingkungan menjadi lebih dari 1 atm. Untuk

torispherical flanged dan dished head, mempunyai rentang allowable

pressure antara 15 psig (1,0207 atm) sampai dengan 200 psig (13,6092 atm)

(Brownell & Young, 1959:88).

tH

b
icr
OA
sf
ID
rc OD

Gambar D.7.29. Torispherical flanged and dished head

(Fig. 5.8 Brownell & Young, 1959 : 87)

Keterangan :

tH = Tebal head, in

icr = Inside corner radius, in

rc = Radius of dish, in

sf = Straight flange,in

OD = Diameter luar, in
D.253

ID = Diameter dalam, in

b = Depth of dish, in

OA = Tinggi head, in

Tebal head (tH) :

Nilai rc = Do (diameter luar) shell dan icr = 0,06 Do

rc = Di + 2.ts = 12 in

Icr = 0,06. rc = 0,06 x 12 = 0,7 in

o Ó¤
W = s 3 + ¥3¤Ó )

o oS
W = s 3 + ¥q,t )

W =1,7706 in

Keterangan :

W = stress-intensitication factor

icr = Inside corner radius, in

rc = Radius of dish, in

Sehingga,

Ú = •.v…. + … (Brownell & Young, 1959:258)


2.f.E−0,2•

tH = 0,2851 in

diambil tH standar = 1,25 in


D.254

2. Menghitung Tinggi Head (OA)

OA = b + tH + sf (Brownell & Young,1959:87)

dimana

= rc – ¥ v… − “…v
Ñ L
S − − “…v S
S
b

IDH = Dstandar

IDH = 12 in

= 12 – ¥ 12 − 0,7
oS
S − − 0,7 S
S
b

b = 2,0321 in

Straight flange (sf) untuk torispherical head adalah 3 in atau 0,25 ft

(Megyesy, 1983).

Jadi, tinggi head (OA) :

OA = b + tH + sf

= 2,0321 in + 1,25 in + 3 in

OA = 6,2821 in = 0,5235 ft

10. Menentukan Tinggi Tangki Total

Tinggi Total, HT = HS + 2Hhead

HT = 36 in + 2 x 6,2821 in

= 48,5641 in = 4,0470 ft = 1,2335 m


D.255

Tabel D.7.30. Spesifikasi Accumulator (AC-301)

Nama Alat : Tangki Accumulator

Kode Alat : AC-301

Fungsi : Tempat menampung kondensat dari condensor CD-301

dengan kapasitas kondensat 13,3724 kg

Bentuk : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom)

dan atap (head) berbentuk Torrispherical

Kapasitas : 0,0704 m3

Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA 376 Grade TP316

Kondisi Operasi : Temperatur : 127,9040 oC

Tekanan : 2,5 atm

Dimensi : Diameter shell (D) : 1 ft : 0,3048 m

: Tinggi shell (Hs) : 3 ft : 0,9144 m

: Tebal shell (ts) : 0,3125 in : 0,0953 m

: Tinggi atap : 0,5235 ft : 0,1596 m

: Tebal head : 1 ¼ in : 0,0318 m

: Tinggi total : 4,0470 ft : 1,2335 m

Jumlah :1 buah
D.256

e. Reboiler (RB-301)

Fungsi : untuk mengkondensasikan produk atas keluaran

Distillation Column (DC-301)

Jenis : Kettle reboiler

Tipe Aliran : Counter current

Media Pemanas : Steam

Data Perhitungan

• Fluida Panas : Steam

Laju Alir, w = 467,4170 kg/jam = 1.030,4675 lb/jam

Tmasuk, T1 = 250 oC = 482 oF

Tkeluar, T2 = 150 oC = 302 oF

Cpin, steam = 4,3990 kJ/kg.K

Cpout, steam = 4,2550 kJ/kg.K

• Fluida Dingin : Aliran Bottom Distillation Column (DC-301)

Laju Alir, w = 731,1701 kg/jam = 1.611,9376 lb/jam

tmasuk, t1 = 160,0343 oC = 320,0617 oF

tkeluar, t2 = 160,0304 oC = 320,0617 oF

Tabel D.7.31. Laju Alir Komponen Fluida Dingin

Berat Molekul Laju umpan


Komponen
kg/kmol kg/ Jam kmol/ Jam

C6H5NH2 93,12 289,5475 3,1094

CH3COOH 60,02 434,3131 7,2361

H2O 18 7,3095 0,4061

Total 731,1701 10,7516


D.257

1. Neraca panas

Berdasarkan neraca energi pada Condenser, beban panas yang harus diambil

sebagai berikut :

Qbottom = 236.772,3545 kJ/jam

Qdistilat = 26.907,1791 kJ/jam

Qcondenser = 321.552,3103 kJ/jam

Qumpan = 51.775,0991 kJ/jam

Qreboiler = Qbottom + Qdistilat + Qcondenser – Qumpan

= 236.772,3545 + 26.907,1791 + 321.552,3103 - 51.775,0991

= 533.456,7448 kJ/jam

= 505.617,4481 btu/jam

2. Menghitung LMTD

Fluida Panas Fluida Dingin Δt (oF)

(oF) (oF)

482 Temperatur 320,0617 161,9383

Tinggi

302 Temperatur 320,0617 18,0617

Rendah

180 Difference 0,0000 143,8765


D.258

}1 − − }2 −
†–} =
2 1

}1 −
l” 2

}2 − 1

†–} = 65,5946 oF

3. Tc dan tc

චá àâ
â
Tc = Tavg = = 392oF = 200 oC

·¶ á ·â
â
tc = tavg = = 320,0617oF = 160,0343 oC

4. Area Heat Transfer

Dari Tabel 8 (Kern,1965 : 840) untuk exchanger dengan hot fluid light

organics & cold fluid heavy organics didapatkan : Design Overall

Coefficient (UD) = 40 hingga 75

Dari Tabel 8 (Kern,1965 : 840) dicoba nilai UD= 45 btu/jam.ft2.oF

Q
A =
UD . ∆t

A = 292,7054

5. Tube Side

Tabel 10 (Kern,1965 : 843) :

L = 12 ft = 240 in = 3,6576 m

OD = 1 ½ in= 0,1250 ft = 0,0381 m

BWG = 12

a" = 0,3925 ft2/ft

a0 = 1,29 in2
D.259

ID = 1,28 in

´
㢢ä å
Jumlah Tube, Nt = = 62,1455 buah

Passes = 1

6. Nt
Ambil Nt pada Tabel 9 (Kern,1965 : 842), sesuai dengan ukuran tube yang

telah dipilih, Nt = 72

7. Shell Side

Tabel 9 (Kern,1965 : 842) :

ID Shell = 21,25 in = 1,7768 ft = 0,5398 m

Passes = 1

Pt = 1 7/8 in (Triangular pitch)

C’ = 3/8 in

B = 15,9375 in

Tabel D.7.32. Data Konstanta untuk Menghitung Viskositas


=
lWzoq { = 6 + |
+ 7} + } S

Komponen A B C D
C6H5NH2 -13,8625 2,51E+03 2,57E-02 -1,83E-05

CH3COOH -3,8937 7,85E+02 6,67E-03 -7,56E-06

H2O -10,2158 1,79E+03 1,77E-02 -1,26E-05

(Carl, L. Yaws, 1999)


D.260

Tabel D.7.33. Data Konstanta untuk Menghitung Heat Capacity (liquid)

7X = 6 + Š} + 7}2 + }3

Komponen A B C D

C6H5NH2 63,288 9,8960E-01 -2,3583E-03 2,3296E-06

CH3COOH -18,9440 1,0971 -2,8921E-03 2,9275E-06

H2O 92,0530 -0,039953 -2,1103E-04 5,3469E-07

(Carl, L. Yaws, 1999)

Tabel D.7.34. Data Konstanta untuk Menghitung Thermal Conductivity Liquid

lWz10 ‘liD = 6 + Š[1 − }/7]2/7 ” ‘ Wvz ”i‘

‘liD = 6 + Š} + 7}2 ” ‘ i”Wvz ”i‘

Komponen A B C

C6H5NH2 -1,3485 0,6888 699

CH3COOH -1,2836 0,5893 592,71

H2O -0,2758 4,61E-03 -5,54E-06

(Carl, L. Yaws, 1999)

• Fluida Panas

Karakteristik steam pada temperatur 250 oC (523 K) :

Viskositas Fluida Panas :

µi = 0,0093 cp

Heat Capacity Fluida Panas :

Cp = 4,3990 kJ/kg.K
D.261

Therma l Conductivity Liquid Fluida Panas:

k = 0,5968 w/m K

• Fluida Dingin

Tabel D.7.35. Menghitung Viskositas Campuran Fluida Dingin

T = 160,0343 oC = 433,1843 K

Komponen µi wi µi.wi

cp kg/m.s (fraksi massa) (cp)

C6H5NH2 0,427 0,0004 0,3960 0,169

CH3COOH 0,243 0,0002 0,5940 0,145

H2O 0,171 0,0002 0,01 0,002

Total 1,000 0,316

Tabel D.7.36. Menghitung Heat Capacity Campuran Fluida Dingin

T = 160,0343 oC = 433,1843 K

Cp. w
Komponen Cp kg/ Jam w (fraksi massa)
(kj/kg.K)

C6H5NH2 238,5077 289,5475 0,3960 94,4504

CH3COOH 151,5699 434,3131 0,5940 90,0321

H2O 78,6095 7,3095 0,01 0,7859

Total 731,1701 1,0000 185,2684


D.262

Tabel D.7.37. Menghitung Thermal Conductivity Liquid Campuran Fluida Dingin

T = 160,0343 oC = 433,1843 K
w.xi
Komponen w/m K kg/ Jam w (fraksi massa)
(W/m K)
C6H5NH2 0,0150 289,5475 0,3960 0,0059
CH3COOH 0,0585 434,3131 0,5940 0,0347
H2O 0,0792 7,3095 0,01 0,0008
Total 731,1701 1,0000 0,0415

Shell side (Fluida dingin) : Tube side (Fluida panas) :

8. Menghitung Flow area

æ =
çè é ê¢ é ë ′ = 1,2900 i”2
oss ìí
îí é ï¢ í
æ = 0,2352 ft2 · = oss é Ý

= 0,6450 ƒ 2

9. Menghitung Mass velocity ‚


Gt =>
«

W
Gs = = 1.597,6241 lb/jam ft2
aa

= 6.853,8025 lb/jam ft2

10. Menghitung Reynold Number


Dt = 0,1067 ft
Ds = 1,7708 ft
µ = 0,0225 lb/jam ft
µ = 0,7636 lb/jam ft
« K ð«
ñ
Ret =
De x Ga
Res =
µ
= 7.571,9023
= 15.894,8503 L/D = 9,3750
D.263

11. Menentukan nilai jH

jH = 180 Fig. 28 (Kern, 1965:838) jH = 29 Fig. 28 (Kern, 1965:838)

12. Menentukan Thermal Function

k = 0,0240 Btu/jam ft.oF k = 0,3450 Btu/jam ft.oF

cp = 185,2684 kJ/kg.K cp = 4,399 kJ/kg.K

cp = 44,2506 Btu/lb.F cp = 1,0507 Btu/lb.F


1 1
c×µ  3
= 11,2132 c×µ  3
    = 0,5495
 k   k 

ñ
∅w = q,os
∅ =
ñ q,os
ñ¦Í«óF ñ¦Í«óF
= 0,67 = 1,0898

13. Menghitung Nilai Outside film coefficient (ho) dan Inside


film
Þ ¤.ñ _ Þ ¤.ñ _
ℎW = ôÚ d ∅w ℎ“ = ôÚ d ∅
Ñ Þ Ñ Þ

= 18,1744 Btu/hr ft2. F = 97,1565 Btu/hr ft2. F


Ñ
ℎ“W = ℎ“
õ

hio = 82, 9069 Btu/hr ft2. F

14. Menentukan Nilai tw (Tube Wall Temperature)

Ò¬ /∅Æ
šˆ¬ }¤ − ¤ = 339,0670 oF
á Ò¬ /∅Æ
tw = tc +
∅«

15. Menghitung Clean Overall Coefficient (UC)

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 24,9066 btu/jam ft2.oF


D.264

16. Menghitung Design Overall Coeffesient, Ud act

a“ = 0,3925 ft2/ft

A = a” L Nt = 339,12 ft2

Q
Ud =
A × ∆t

= 22,73 Btu/jam ft2 oF

17. Menghitung Faktor Pengotor, Rd

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,0231 hr ft2 oF/ Btu

Summary

houtside

UC 24,9066 btu/jam ft2.oF

UD 22,73 Btu/jam ft2 oF

Rd dihitung 0,0231 hr ft2 oF/ Btu

Rd dibutuhkan 0,001 hr ft2 oF/ Btu

Menghitung Pressure drop

Shell side (Fluida Dingin) Tube side (Fluida Panas)

2). Untuk Nres = 15.894,8503 1). Untuk Nret = 7571,9023

Dari fig. 29 (kern, 1965:839) Dari fig. 29 (kern, 1965:839)

f = 0,001 f = 0,00018

s = 1,5 s=1

Ô ðÆc Ç
2). Number of Crosses 2). ƥ =
h,SS K oq_a ÷~ ∅~

ƥ = 0,0001
N+1 = 12 x L/B
D.265

N+1 =9,0353 =10 3). Gt = 1.597,6241 lb/hr ft2

ŠÇ÷ø = £c
= 0,003
Eáo S@

ŠÇ÷ø = 1,33 in s Ç £c
ƥv = = 0,012
Æ S@
Ô ðÆc Æ Eáo
3). ∆•w = h,SS K oq_a ÷Æ ∅Æ 4). ∆•| = ∆•~ + ∆•Ó

ƥw = 0,000002 psi ƥ| = 0,0121 psi


Pressure Drop yang diizinkan adalah Pressure Drop yang diizinkan adalah
sampai 10 psi. Maka Pressure Drop sampai 10 psi. Maka Pressure Drop

telah memenuhi (Kern, 1965) telah memenuhi (Kern, 1965)

Tabel D.7.38. Spesifikasi Reboiler (RB-301)

Nama Alat Reboiler


Kode Alat RB-301
Fungsi Untuk memanaskan kembali dan menguapkan
sebagian produk bawah DC-301
Jenis Kettle Reboiler
Surface Area 339,12 ft = 31,5053 m2
Diameter Shell 21,25 in = 0,5398 m
Diameter Tube 1,5 in = 0,0381 m
Jumlah Tube 72 buah
Panjang Tube 12 ft2 = 3,6576 m2
Pressure Drop Shell = 0,000002 psi
Tube = 0,0121 psi
Fouling Factor 0,0231 hr ft2 F/btu
Bahan Kontruksi Stainless Steel SA 376 Grade TP 316

Anda mungkin juga menyukai