Anda di halaman 1dari 244

LAMPIRAN C

SPESIFIKASI PERALATAN

Dengan basis perhitungan 1 jam, berikut ini adalah spesifikasi peralatan proses

prarancangan pabrik asetanilida dari anilin dan asam asetat pada kapasitas 28.000

ton/tahun.

C.1 Pompa I (PU-01 A/B)

Gambar C.1. Pompa I (PU-01 A/B)

Kode : PU-01 A/B

Fungsi : Untuk mengalirkan bahan baku anilin (C6H5NH2) menuju tangki

penyimpanan anilin (ST-01)

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Menentukan Tipe Pompa

Prarancangan pabrik ini digunakan jenis pompa centrifugal (Perry, 1997 :


Hal 10-34), dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Harga relatif murah
2. Kecepatan aliran seragam
3. Proses pengoperasian yang mudah
4. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor
5. Konstruksi sederhana
C.2

6. Untuk single-stage, dapat beroperasi pada kondisi operasi hingga 300 psi
(Perry, 1999: Hal. 10-24).

Menentukan Bahan Konstruksi Pipa


Bahan konstruksi yang digunakan adalah jenis Stainless Steel AISI 316
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tekanan diizinkan hingga 25.000 psi
2. Bahan kuat dan tahan terhadap korosi
(Brownell,1959: Hal 251)

Menentukan Ukuran dan Jenis Aliran Pipa


Laju Alir Massa (F) = 2.519,8978 kg/jam = 5.555,4236 lb/jam
Temperatur Operasi (oC) = 30oC
Tekanan Operasi = 1 atm
Faktor Keamanan = 20%
Densitas Campuran (ρ) = 745,9 kg/m3 ≈ 46,565 lbm/ft3
Viskositas Campuran = 0,5 cP ≈ 1,2095 lbm/ft.hr
• Laju Volumetrik (Q) = F/ ρ
. , /
Q =
46,565 lbm/ft^3
Q = 119,3047 ft3/jam = 3,37m3/jam ≈ 1,9884 ft3/menit
= 0,03314 ft3/s
• Diameter Optimal (Dopt)
Dopt = 3,0×Q0,36× µ 0,18 (Pers 16, Peters dan Timmerhaus, 1991)
Dopt = 3,0×(0,03314)0,36× (1,2095) 0,18
Dopt = 1,7567 in

Berdasarkan nilai Dopt yang didapat, maka diperoleh data spesifikasi pipa
sebagai berikut (Tabel 11; Kern, 1983) :
- Nominal pipe size = 2 in (0,1667 ft)
- Outside Diameter (OD) = 2,38 in (0,1983 ft)
C.3

- Schedule Number = 40
- Inside Diameter (ID) = 2,067 in (0,1715 ft)
- Flow Area per pipe (A) = 3,35 in2(0,0294 ft2)
• Kecepatan linear fluida (v) = Q/A
, ft3 /jam
,
=
ft2

V = 4.059,921 ft/jam (1,1277 ft/s)


ID ×v ×ρ
• Bilangan Reynold (NRe) = μ

, ft × 4.059,921ft/jam × 46,565 lb/ft3


,
=
lbm/ft jam

= 26.815,7483 (Aliran Turbulen)

Menghitung friction pada pipa


• Faktor Fanning (f)
Bahan konstruksi pipa : Commercial steel
NRe = 26.815,7483 (Turbulent flow)
16
f =N (Persamaan 3.46 Kern, 1965)
Re/µ

f = 0,0007

Equivalen roughness, ɛ = 0,00015

ɛ/D = 0,0009

Faktor koreksi, α =1 (Geankoplis, 1993 : 93)

• Panjang Ekuivalen Total Pipa (Le)


Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang

ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan
C.4

(fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap

komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.1.

Tabel C.1. Panjang Ekuivalen (Le)

Komponen Pipa Jumlah L/D Le = n x L/D x ID (ft)


Pipa Lurus - - 9,8425
Elbow 90 3 35 18,0075
Gate Valve (Full Open) 1 9 1,5435
Total (∑Le) 29,3935

• Friction (Σf) pada Pipa lurus :


2f∙ v2 ∙ ∑Le
∑f = (Peters dan Timmerhaus, 1991)
ID ∙ gc

2 × 0,0007 × (1,1277 ft/s)2 × 29,3935 ft


=
0,1715 ft × 32,17 ft∙lb /s2 ∙ lb
∑f = 9,4853 ft lb /lb

• Menghitung Friction pada Enlargement dan Contraction :


Perhitungan gesekan berdasarkan Tabel 1 Hal : 484 (Peters dan Timmerhaus,
1991):
Sudden enlargement (Fe)
!V1 -V2 "2
Fe =
2 α gc
Dimana: Fe = Sudden enlargement (ft∙lbf/lbm)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
Nilai α ditentukan berdasarkan jenis aliran, untuk turbulent flow (NRe
> 4000) nilai α = 1; dan streamline flow (NRe > 2100) nilai α = 0,5 serta nilai
gc yaitu 32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf
C.5

#V1 -V2 $
2
Fe =
2 α gc

!1,1277ft/s - 1,1277 ft/s"2


2 x 0,5 x 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf
Fe =

Fe = 0 ft lb /lb

Sudden contraction (Fc)


&' !V2 "2
Fc =
2 x α x gc
Dimana: Fc = Sudden contraction (ft∙lbf/lbm)
Kc = Frictional loss coefficient (0,5)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient (1 untuk streamline flow)
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
(32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf)

0,5 × !1,1277 ft/s"2


Fc =
2 × 1 × 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf

Fc = 0,0099 ft lb /lb

• Friction lose karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 3

Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 : 93)

 v2 
hf1 = ∑ elbow × K f  
 2α 

= 0,3243 J/kg

= 0,10849 ft lb /lb
C.6

• Frictions pada valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Gate valve wide = 1 ; Kf = 0,17

 2

hf2 = ΣKf v 
 2α 

= 0,1081 J/kg

= 0,03616 ft lb /lb

Total gesekan keseluruhan (ΣF) pada pipa


ΣF = Σf + Fe + Fc+ hf1 + hf2
ΣF = (9,4853 + 0 + 0,0099 + 0,10849 + 0,03616) ft∙lb /lb
ΣF = 9,6399 ft lb /lb

• Menghitung Tenaga Mekanis pada Pompa (Wf)


z1 =1m
z2 =2m
∆z = z2 – z1 = (2 – 1) m = 1 m (3,2808 ft)
g/gc = 1 lbf/lbm
∆z (g/gc) = 3,2808 ft.lbf/lbm

• Menghitung Velocity Head (∆v2/2 α gc)


v1 = kecepatan linier fluida dari tangki ke pipa
v2 = kecepatan linier fluida ke tangki
Karena pada 2 titik reference dianggap sama (v1 = v2). Velocity head
dianggap nol (∆v2/2 α gc = 0)
C.7

• Menghitung Pressure Head(∆P/ρ)


Tinggi head pompa terhadap R-01 (zh) = 2 m (6,5616 ft)
P2 = 2.116,2 lbf/ft2 + (ρ g/gc zh)
P2 = 2.421,7409 lbf/ft2
P3 (Tekanan R-01) = 2,5 atm = 5.290,54 lbf/ft2
(P3 – P2) / ρ = 61,6084 lbf ft/lbm

• Tenaga Mekanis Pompa (Wf)

+ + ∑F
g ∆v2 ∆P
Wf = ∆z +
gc 2∙α∙gc ρ
Wf = (3,2808 + 0 + 61,6084 + 9,6399) ft∙lbf /lbm
Wf = 74,5291 ft lbf /lbm

Menghitung Daya Pompa dan Daya Motor


Kapasitas pompa = 0,03314 ft3/s (14 gallon/menit)
Dari Gambar 14.37: hal 520 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk
kapasitas pompa 13 gallon/menit, maka efisiensi pompa (Ƞ) = 40%.
74,5291 ft lbf /lbm 46,565 lbm/ft3 0,03314 ft3/s
Pteoritis =
550 lbm/ft3
Pteoritis = 0,2091 hp

• Menentukan Brake Horse Power (BHP) Pompa


Pteoritis
BHP=
Ƞ
0,2091 hp
BHP=
40%
BHP= 0,52 hp
C.8

• Menentukan Daya Motor Pompa


Dari Gambar 14.38: hal 521 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk BHP =
4,7 hp didapatkan efisiensi !Ƞ') 80%, maka power motor yang dibutuhkan:
BHP
Pmotor =
Ƞ'
0,52 hp
Pmotor =
80%
Pmotor = 0,65 hp

Daya motor standar yang dipilih yaitu 0,75 hp (Standar NEMA; Walas, 1990 :
62)

(Coulson Vol.6, 1999 : 480)


Berdasarkan grafik efisiensi pompa sentrifugal tersebut, PU-01 A/B dengan
kapasitas 3,37 m3/jam memiliki efisiensi pompa sebesar 40%.

• Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)


C.9

1. NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 1,9884 ft3/menit

S = 7.900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

4/3
 n Q 0, 5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0.534 m

NPSHR = 1.7519 ft

NPSHA (Net Positive Suction Head) available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (1.7519 ft)

= 2,3651 ft

NPSHA = 0,7209 m

Karena NPSHa > NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi.


C.10

Tabel C.2. Spesifikasi Pompa I (PU-01 A/B)

Kode : PU-01 A/B

Fungsi : Untuk mengalirkan bahan baku anilin (C6H5NH2)

menuju tangki penyimpanan anilin (ST-01)

Bahan Konstruksi Pipa : Stainless Steel AISI 316

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Tipe : Centrifugal Pump

Kapasitas : 14 gal/menit

Daya Pompa : 0,65 hp

Daya Motor : 0,75 hp

Efisiensi Pompa : 40%

Schedule Number : 40

NPSHA : 0,7209 m

Tekanan Discharge : 5.290,54 lbf/ft2

Tekanan Suction : 2.421,7409 lbf/ft2

C.2 Pompa II (PU-02 A/B)

Gambar C.2. Pompa II (PU-02 A/B)


C.11

Kode : PU-02 A/B

Fungsi : Untuk mengalirkan bahan baku asam asetat (CH3COOH) menuju


tangki penyimpanan asam asetat (ST-02)

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Menentukan Tipe Pompa

Prarancangan pabrik ini digunakan jenis pompa centrifugal (Perry, 1997 :


Hal 10-34), dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Harga relatif murah
2. Kecepatan aliran seragam
3. Proses pengoperasian yang mudah
4. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor
5. Konstruksi sederhana
6. Untuk single-stage, dapat beroperasi pada kondisi operasi hingga 300 psi
(Perry, 1999: Hal. 10-24).

Menentukan Bahan Konstruksi Pipa


Bahan konstruksi yang digunakan adalah jenis Stainless Steel AISI 316
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tekanan diizinkan hingga 25.000 psi
2. Bahan kuat dan tahan terhadap korosi
(Brownell,1959: Hal 251)

Menentukan Ukuran dan Jenis Aliran Pipa


Laju Alir Massa (F) = 1.744,3672 kg/jam = 3.845,6713 lb/jam
Temperatur Operasi (oC) = 30oC
Tekanan Operasi = 1 atm
Faktor Keamanan = 20%
Densitas Campuran (ρ) = 1.660 kg/m3 ≈ 103,6304 lbm/ft3
Viskositas Campuran = 1,02 cP ≈ 2,4675 lbm/ft.hr
C.12

• Laju Volumetrik (Q) = F/ ρ


.+ , /
,
Q =
lbm/ft^3

Q = 37,1095 ft3/jam = 1,0508 m3/jam ≈ 0,6185


ft3/menit = 0,0103 ft3/s
• Diameter Optimal (Dopt)
Dopt = 3,0×Q0,36× µ 0,18 (Pers 16, Peters dan Timmerhaus, 1991)
Dopt = 3,0×(0,0103)0,36× (2,4675) 0,18
Dopt = 0,6797 in

Berdasarkan nilai Dopt yang didapat, maka diperoleh data spesifikasi pipa
sebagai berikut (Tabel 11; Kern, 1983) :
- Nominal pipe size = 2 in (0,1667 ft)
- Outside Diameter (OD) = 2,38 in (0,1983 ft)
- Schedule Number = 40
- Inside Diameter (ID) = 2,067 in (0,1715 ft)
- Flow Area per pipe (A) = 3,35 in2(0,0294 ft2)
• Kecepatan linear fluida (v) = Q/A
, ft3 /jam
,
=
ft2

V = 1.262,2279 ft/jam (0,3506 ft/s)


ID ×v ×ρ
• Bilangan Reynold (NRe) = μ

, ft × 1.262,2279 ft/jam × 103,6304 lb/ft3


,
=
lbm/ft jam

= 9.091,4240 (Aliran Turbulen)

Menghitung friction pada pipa


• Faktor Fanning (f)
Bahan konstruksi pipa : Commercial steel
NRe = 9.091,4240 (Turbulent flow)
C.13

16
f = (Persamaan 3.46 Kern, 1965)
NRe/µ

f = 0,0043

Equivalen roughness, ɛ = 0,00015

ɛ/D = 0,0009

Faktor koreksi, α =1 (Geankoplis, 1993 : 93)

• Panjang Ekuivalen Total Pipa (Le)


Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang

ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan

(fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap

komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.3.

Tabel C.3. Panjang Ekuivalen (Le)

Komponen Pipa Jumlah L/D Le = n x L/D x ID (ft)


Pipa Lurus - - 9,8425
Elbow 90 3 35 18,0075
Gate Valve (Full Open) 1 9 1,5435
Total (∑Le) 29,3935

• Friction (Σf) pada Pipa lurus :


2f∙ v2 ∙ ∑Le
∑f = (Peters dan Timmerhaus, 1991)
ID ∙ gc

2 × 0,0043 × (0,3506 ft/s)2 × 29,3935 ft


=
0,1715 ft × 32,17 ft∙lb /s2 ∙ lb
∑f = 5,6319 ft lb /lb
C.14

• Menghitung Friction pada Enlargement dan Contraction :


Perhitungan gesekan berdasarkan Tabel 1 Hal : 484 (Peters dan Timmerhaus,
1991):
Sudden enlargement (Fe)
!V1 -V2 "2
Fe =
2 α gc
Dimana: Fe = Sudden enlargement (ft∙lbf/lbm)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
Nilai α ditentukan berdasarkan jenis aliran, untuk turbulent flow (NRe
> 4000) nilai α = 1; dan streamline flow (NRe > 2100) nilai α = 0,5 serta nilai
gc yaitu 32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf

#V1 -V2 $
2
Fe =
2 α gc

!0,3506 ft/s - 0,3506 ft/s"2


2 x 0,5 x 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf
Fe =

Fe = 0 ft lb /lb

Sudden contraction (Fc)


&' !V2 "2
Fc =
2 x α x gc
Dimana: Fc = Sudden contraction (ft∙lbf/lbm)
Kc = Frictional loss coefficient (0,5)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient (1 untuk streamline flow)
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
(32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf)
C.15

0,5 × !0,3506 ft/s"2


Fc =
2 × 1 × 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf

Fc = 0,001 ft lb /lb

• Friction lose karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 3

Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 : 93)

 v2 
hf1 = ∑ elbow × K  
 2α 
f

= 0,1383 J/kg

= 0,0462 ft lb /lb

• Frictions pada valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Gate valve wide = 1 ; Kf = 0,17

 2

hf2 = ΣKf v 
 2α 

= 0,0104 J/kg

= 0,0035 ft lb /lb

Total gesekan keseluruhan (ΣF) pada pipa


ΣF = Σf + Fe + Fc+ hf1 + hf2
ΣF = (5,6319 + 0 + 0,001 + 0,0462 + 0,0035) ft∙lb /lb
ΣF = 5,6826 ft lb /lb
C.16

• Menghitung Tenaga Mekanis pada Pompa (Wf)


z1 =1m
z2 =2m
∆z = z2 – z1 = (2 – 1) m = 1 m (3,2808 ft)
g/gc = 1 lbf/lbm
∆z (g/gc) = 3,2808 ft.lbf/lbm

• Menghitung Velocity Head (∆v2/2 α gc)


v1 = kecepatan linier fluida dari tangki ke pipa
v2 = kecepatan linier fluida ke tangki
Karena pada 2 titik reference dianggap sama (v1 = v2). Velocity head
dianggap nol (∆v2/2 α gc = 0)

• Menghitung Pressure Head(∆P/ρ)


Tinggi head pompa terhadap R-01 (zh) = 2 m (6,5616 ft)
P2 = 2.116,2 lbf/ft2 + (ρ g/gc zh)
P2 = 2.796,1812 lbf/ft2
P3 (Tekanan R-01) = 2,5 atm = 5.290,54 lbf/ft2
(P3 – P2) / ρ = 24,0697 lbf ft/lbm

• Tenaga Mekanis Pompa (Wf)

+ + ∑F
g ∆v2 ∆P
Wf = ∆z +
gc 2∙α∙gc ρ
Wf = (3,2808 + 0 + 24,0697 + 5,6826) ft∙lbf /lbm
Wf = 33,033 ft lbf /lbm
C.17

Menghitung Daya Pompa dan Daya Motor


Kapasitas pompa = 0,0103 ft3/s (4 gallon/menit)
Dari Gambar 14.37: hal 520 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk
kapasitas pompa 13 gallon/menit, maka efisiensi pompa (Ƞ) = 40%.
33,033 ft lbf /lbm 103,6304 lbm/ft3 0,0103 ft3/s
Pteoritis =
550 lbm /ft3
Pteoritis = 0,0641 hp

• Menentukan Brake Horse Power (BHP) Pompa


Pteoritis
BHP=
Ƞ
0,0641 hp
BHP=
40%
BHP= 0,1603 hp

• Menentukan Daya Motor Pompa


Dari Gambar 14.38: hal 521 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk BHP =
4,6 hp didapatkan efisiensi !Ƞ') 80%, maka power motor yang dibutuhkan:
BHP
Pmotor =
Ƞ'
0,1603 hp
Pmotor =
80%
Pmotor = 0,2 hp

Daya motor standar yang dipilih yaitu 0,25 hp (Standar NEMA; Walas, 1990 :
62)
C.18

(Coulson Vol.6, 1999 : 480)


Berdasarkan grafik efisiensi pompa sentrifugal tersebut, PU-01 A/B dengan
kapasitas 1,0508 m3/jam memiliki efisiensi pompa sebesar 40%.

• Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

7. NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 0,6185 ft3/menit

S = 7.900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

4/3
 n Q 0, 5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0.245 m

NPSHR = 0,8038 ft

NPSHA (Net Positive Suction Head) available :

NPSHA = 1,35 NPSHR


C.19

= 1,35 (0,8038 ft)

= 1,0851 ft

NPSHA = 0,3307 m

Karena NPSHa > NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi.

Tabel C.4. Spesifikasi Pompa II (PU-02 A/B)

Kode : PU-02 A/B

Fungsi : Untuk mengalirkan bahan baku asam asetat


(CH3COOH) menuju tangki penyimpanan asam asetat (ST-02)

Bahan Konstruksi Pipa : Stainless Steel AISI 316

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Tipe : Centrifugal Pump

Kapasitas : 4 gal/menit

Daya Pompa : 0,2 hp

Daya Motor : 0,25 hp

Efisiensi Pompa : 40%

Schedule Number : 40

NPSHA : 0,3307 m

Tekanan Discharge : 5.290,54 lbf/ft2

Tekanan Suction : 2.796,1812 lbf/ft2


C.20

C.3 Storage Tank Anilin (ST-01)

T-01

Gambar C.3. Skema Storage tank anilin (C6H5NH2)

Fungsi : Menyimpan bahan baku anilin (C6H5NH2) selama 7 hari

dengan kapasitas 2.519,8978 kg/jam.

Tipe Tangki : Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atap

(head) berbentuk Conical dish head

Bahan : Carbon Steel SA 285 Grade C

Jumlah : 1 unit

Pertimbangan : Mempunyai allowable stress cukup besar, harganya relatif

murah,tahan terhadap korosi cocok untuk anilin

(Timmerhaus:448).

Kondisi Operasi :

Temperatur design : 50oC

Temperatur fluida : 30 oC

Tekanan : 1 atm

Densitas :1.022 kg/m3

Laju Alir Massa : 2.519,8978 kg/jam = 5.555,4236 lb/jam

Lama Penyimpanan : 7 hari (168 jam)


C.21

a. Menghitung Densitas Campuran

Tabel C.5. Densitas campuran

Komponen A B n Tc

C6H5NH2 0,3119 0,25 0,28571 699

H2O 0,3471 0,274 0,28571 647,13

./
,- ! "
0
Komponen massa (kg/j) x x.,-

C6H5NH2 1.013,5668 2.519,8978 0,98 993,2955

H2O 1.023,0130 55,2317 0,02 20,4603

Total 2.036,5798 2.574,1295 1 1.013,7557

 T n
− 1− 
ρ = AB  TC 

, liquid campuran = 1.013,7557 kg/m3 = 63,2867 lb/ft3


C.22

b. Menghitung Kapasitas Tangki

Laju alir massa = 2.519,8978 kg/jam

Bulk Density = 1.022 kg/m3

Waktu tinggal penyimpanan bahan dalam tangki selama 7 hari (168 jam)

Massa = Laju alir massa x waktu tinggal

= 2.036,5798 kg/jam x 24 jam/hari x 7 hari

= 342.145,4064 kg = 754.301,50291 lb

Kapasitas tangki dihitung dengan rumus :

F
Volume liquid =
ρ mix

Volume liquid = 426,5857 m3

= 15.064,874 ft3

Over Design = 20% (Peter and Timmerhaus, 1991, hal.37)

Vtangki = (100/80) x Vliquid

= 1,2 x 426,5857 m3

= 511,9029 m3
C.23

c. Menentukan Rasio Hs/D

Vtangki = Vshell + Vtutup

Vtangki = 114 23 4 + 0,0000493 + 114 23 56

Atangki = Ashell + Atutup

Atangki = !114 23 + 234" + 0,8423

Keterangan :

D = diameter tangki, in

sf = straight flange, in (dipilih sf = 3 in = 0,25 ft)

berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1948, dimana :

<2
78
9
(Ulrich,1984)

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel C.6. berikut.


C.24

Tabel C.6. Hasil trial Hs/D terhadap Luas Tangki

Trial H/D D(ft) H(ft) A(ft2) Vs, ft3 Vh, ft3 Vsf, ft3 VT, ft3

1 0,1 17,882 1,7882 620,667 448,869 0,2802 62,754 511,903

2 0,2 14,4219 2,8843 469,018 470,938 0,1469 40,818 511,903

3 0,3 12,6811 3,8043 413,122 480,244 0,0999 31,559 511,903

4 0,4 11,5641 4,6256 385,538 485,583 0,0757 26,244 511,903

5 0,5 10,7611 5,3805 370,218 489,116 0,0610 22,726 511,903

6 0,6 10,1441 6,0864 361,292 491,657 0,0511 20,194 511,903

7 0,7 9,6486 6,754 356,093 493,589 0,0440 18,270 511,903

8 0,8 9,2380 7,3904 353,232 495,116 0,0386 16,748 511,903

9 0,9 8,8898 8,0008 351,918 496,359 0,0344 15,509 511,903

10 1 8,589 8,589 351,668 497,394 0,0310 14,477 511,903

11 1,1 8,3253 9,1578 352,17 498,272 0,0282 13,602 511,903

12 1,2 8,0914 9,7097 353,216 499,028 0,0259 12,848 511,903


C.25

Rasio H/D Optimum


750
600
Luas, A

450
300
150
0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
H/D

Rasio H/D Optimum

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu

Hs/D = 1.

Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 1.

D = 8,589 ft

= 103,068 in

= 2,62 m

Dstandar = 30 ft

= 360 in

= 9,144 m

H = 8,589 ft

= 103,068 in

= 2,62 m
C.26

Hstandar = 30 ft

= 360 in

= 9,144 m

Cek rasio H/D :

Hs/D =1

= 1 (memenuhi rasio Hs/D =1)

d. Menentukan Jumlah Courses

Lebar plat standar yang digunakan :

L = 6 ft (Appendix E, item 1, brownell and young)

;
;
Jumlah courses =

= 5 buah

e. Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki

Vshell = ¼ π D2 H

= ¼ π (30 ft)2. 30 ft

= 21.195 ft3

Vdh = 0,000049 D3

= 0,000049 . (30)3
C.27

= 1,323 ft3

Vsf = ¼ π D2 sf

= ¼ π.(30)2.0,25

= 176,625 ft3

Vtangki baru = Vshell+ Vdh + Vsf

= 21.195 ft3 + 1,323 ft3+ 176,625 ft3

= 21.372,948 ft3

= 605,214 m3

Vruang kosong = Vtangki baru - VLiquid

= 21.372,948 ft3 – 15.064,874ft3

= 6.308,074 ft3

Vshell kosong = Vruang kosong – (Vdh + Vsf)

= 6.308,074 ft3 – (1,323 ft3+ 176,625 ft3)

= 6.130,126 ft3

4.Vshell kosong
Hshell kosong =
π .D2

< 6.130,126 ;=
, < >
=
C.28

= 8,6768 ft

HLiquid = Hshell – Hshell kosong

= 30 ft – 8,6768 ft

= 21,3232 ft

f. Menenetukan Tekanan desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini karena

tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik dari

permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling besar adalah

tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Untuk menentukan tekanan hidrostatis, jika densitas fluida lebih kecil dari

densitas air, maka densitas yang digunakan adalah densitas air

(Brownell & Young,1959).

Maka untuk selanjutnya digunakan densitas air

ρliquid = 1.013,7557 kg/m3 = 63,2867 lb/ft3

?@ABC !DE "


Phidrostatis = (Brownell & Young,1959 Pers. 3.17 hal 46)

FG
, + J! E "
HI=
=
C.29

= 12,7452 psi

Pabs = 14,875 psi + 12,7452 psi

= 27,6202 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal.

637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. Tekanan desain pada courses

ke-1 (plat paling bawah) adalah :

Pdesain = 1,1 × Pabs

= 1,1 × 27,6202 psi

= 30,3822 psi

Berikut ini adalah tabel perhitungan tekanan desain untuk setiap courses :

Tabel C.7. Tekanan Desain Masing-masing Courses


Courses H (ft) HL (ft) Phid (psi) Pabsolut(psi) Pdesain (psi)
1 30 21,3232 4,0899 18,9649 20,8614
2 25 16,3232 3,1309 18,0059 19,8065
3 20 11,3232 2,1719 17,0469 18,7516
4 15 6,3232 1,2128 16,0878 17,6966
5 10 1,3332 0,2538 15,1288 16,6417

g. Menentukan Tebal dan Panjang Shell

Tebal Shell

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :


C.30

P.d
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
2.( f .E − 0,6 P)

Keterangan :

Ts = Ketebalan dinding shell, in

Pd = Tekanan desain, psi

D = Diameter tangki, in

F = Nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 285 Grade C

= 12.650 psi (Tabel 13.1,Brownell & Young,1959:251)

E = Efisiensi sambungan 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Menghitung ketebalan shell (ts) pada courses ke-1:

P .d
+ c
2 .( f . E − 0 , 6 P )

,+ KLM < ;
<! KLM < ,+ "E! , < ,+ KLM"
ts = + 0,125 in

= 0,1541 in

Sehingga digunakan standar tebal shell (ts) = 0,1875 in


C.31

Tabel C.8. Ketebalan shell masing-masing courses


Courses H (ft) Pdesain (psi) ts (in) ts standar (in)
1 30 20,8614 0,1541 0,1875
2 25 19,8065 0,1527 0,1875
3 20 18,7516 0,1512 0,1875
4 15 17,6966 0,1497 0,1875
5 10 16,6417 0,1482 0,1875

Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.Do - (weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12.n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang diizinkan.

= n x butt welding

Menghitung panjang shell (L) pada courses ke-1 :

ts = 0,1875 in
C.32

Do = Di + 2.ts

= 360 in + (2 x 0,1875)

= 360,375 in

n = 5 buah

butt welding = 6/32 in

= 0,15625 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

! , < 360,375 MN"E , MN


! < "
L=

= 18,857 ft

Tabel C.9. Panjang shell masing-masing courses.

Parameter
Plat 0,15625
ts, (in) 0,1875
do (in) 360,375
L (ft) 18,857

h. Desain Head (Desain Atap)

Bentuk atap yang digunakan adalah Conical dish head. Jenis head ini untuk

mengakomodasi kemungkinan naiknya temperatur di dalam tangki sehingga

mengakibatkan naiknya tekanan dalam tangki, karena naiknya temperatur

lingkungan menjadi lebih dari 1 atm.


C.33

Gambar C.4. Conical dish head.

Besar sudut elemen conical dihitung dengan persamaan :

Min sin O =
9
P
(persamaan 4.6. Brownell and Young, 1959)

Diketahui :

O = sudut elemen conical dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

T = tebal cone (head),


), in

= 0,1875 in

Maka, Min sin O =


9
P

sin O = 0,3812 = 21,84o

Menghitung Tinggi Atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut :

tan O =
7
Q
9
>
C.34

tan O =0,349

maka,

H = 0,349 x (30/2)

= 5,235 ft

= 1,5956 m

i. Menentukan Tinggi Total Tangki

Untuk mengetahui tinggi tangki total digunakan persamaan :

Htotal = Hshell + Hhead

= 30 ft + 5,235 ft

= 35,235 ft

= 10,7396 m

j. Desain Lantai

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi, maka

pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in. Tegangan yang

bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus diperiksa agar diketahui

apakah plat yang digunakan memenuhi persyaratan atau tidak

(Brownell and Young, 1959:156).


C.35

Tegangan kerja pada bottom :

Compressive stress yang dihasilkan oleh anilin

w
S1 = (Brownell and Young,1959:156)
1 πD 2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah kapasitas (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (3,14)

754.301,50291
=Q
< , < MN>
S1
R

= 7,4143 psi

Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959:156)
144

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (3,14)

35,235 ; < / ;=
S2 =

= 119,8969 psi
C.36

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 7,4143 psi + 119,8969 psi

= 127,3112 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

St< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

127,3112 psi < (12.650 psi) × (0,85)

127,3112 psi < 10.752 psi (memenuhi)

Tabel. C.10 Spesifikasi Tangki C6H5NH2 (ST-01)


SPESIFIKASI
Alat Tangki Penyimpanan anilin
Kode ST-01
Fungsi Menyimpan bahan baku anilin (C6H5NH2) dengan
kapasitas 2.519,8978 kg
Bentuk Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atau

(head) berbentuk Conical dish head

Kapasitas 605,214 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 8,589 ft
Tinggi shell (Hs) = 8,589 ft
Tebal shell (ts) = 0,1875 in
Tinggi total = 35,235 ft
Tekanan Desain 30,3822 psi
Bahan Carbon Steel SA 285 Grade C
Jumlah satu buah
C.37

C.4 Pompa III (PU-03 A/B)

Gambar C.5. Pompa III (PU-03 A/B)

Kode : PU-03 A/B

Fungsi : Untuk memompakan bahan baku anilin (C6H5NH2) dari tangki

penyimpanan anilin menuju Heater (HE-01)

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Menentukan Tipe Pompa

Prarancangan pabrik ini digunakan jenis pompa centrifugal (Perry, 1997 :


Hal 10-34), dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Harga relatif murah
2. Kecepatan aliran seragam
3. Proses pengoperasian yang mudah
4. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor
5. Konstruksi sederhana
6. Untuk single-stage, dapat beroperasi pada kondisi operasi hingga 300 psi
(Perry, 1999: Hal. 10-24).

Menentukan Bahan Konstruksi Pipa


Bahan konstruksi yang digunakan adalah jenis Stainless Steel AISI 316
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tekanan diizinkan hingga 25.000 psi
2. Bahan kuat dan tahan terhadap korosi
(Brownell,1959: Hal 251)
C.38

Menentukan Ukuran dan Jenis Aliran Pipa


Laju Alir Massa (F) = 2.519,8978 kg/jam = 5.555,4236 lb/jam
Temperatur Operasi (oC) = 30oC
Tekanan Operasi = 1 atm
Faktor Keamanan = 20%
Densitas Campuran (ρ) = 745,9 kg/m3 ≈ 46,565 lbm/ft3
Viskositas Campuran = 0,5 cP ≈ 1,2095 lbm/ft.hr
• Laju Volumetrik (Q) = F/ ρ
. , /
Q =
46,565 lbm/ft^3
Q = 119,3047 ft3/jam = 3,37m3/jam ≈ 1,9884 ft3/menit
= 0,03314 ft3/s
• Diameter Optimal (Dopt)
Dopt = 3,0×Q0,36× µ 0,18 (Pers 16, Peters dan Timmerhaus, 1991)
Dopt = 3,0×(0,03314)0,36× (1,2095) 0,18
Dopt = 1,7567 in

Berdasarkan nilai Dopt yang didapat, maka diperoleh data spesifikasi pipa
sebagai berikut (Tabel 11; Kern, 1983) :
- Nominal pipe size = 2 in (0,1667 ft)
- Outside Diameter (OD) = 2,38 in (0,1983 ft)
- Schedule Number = 40
- Inside Diameter (ID) = 2,067 in (0,1715 ft)
- Flow Area per pipe (A) = 3,35 in2(0,0294 ft2)
• Kecepatan linear fluida (v) = Q/A
, ft3 /jam
,
=
ft2

V = 4.059,921 ft/jam (1,1277 ft/s)


ID ×v ×ρ
• Bilangan Reynold (NRe) = μ
C.39

, ft × 4.059,921ft/jam × 46,565 lb/ft3


,
=
lbm/ft jam

= 26.815,7483 (Aliran Turbulen)


Menghitung friction pada pipa
• Faktor Fanning (f)
Bahan konstruksi pipa : Commercial steel
NRe = 26.815,7483 (Turbulent flow)
16
f = (Persamaan 3.46 Kern, 1965)
NRe/µ

f = 0,0007

Equivalen roughness, ɛ = 0,00015

ɛ/D = 0,0009

Faktor koreksi, α =1 (Geankoplis, 1993 : 93)

• Panjang Ekuivalen Total Pipa (Le)


Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang

ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan

(fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap

komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.11.

Tabel C.11. Panjang Ekuivalen (Le)

Komponen Pipa Jumlah L/D Le = n x L/D x ID (ft)


Pipa Lurus - - 9,8425
Elbow 90 3 35 18,0075
Gate Valve (Full Open) 1 9 1,5435
Total (∑Le) 29,3935
C.40

• Friction (Σf) pada Pipa lurus :


2f∙ v2 ∙ ∑Le
∑f = (Peters dan Timmerhaus, 1991)
ID ∙ gc

2 × 0,0007 × (1,1277 ft/s)2 × 29,3935 ft


=
0,1715 ft × 32,17 ft∙lb /s2 ∙ lb
∑f = 9,4853 ft lb /lb

• Menghitung Friction pada Enlargement dan Contraction :


Perhitungan gesekan berdasarkan Tabel 1 Hal : 484 (Peters dan Timmerhaus,
1991):
Sudden enlargement (Fe)
!V1 -V2 "2
Fe =
2 α gc
Dimana: Fe = Sudden enlargement (ft∙lbf/lbm)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
Nilai α ditentukan berdasarkan jenis aliran, untuk turbulent flow (NRe
> 4000) nilai α = 1; dan streamline flow (NRe > 2100) nilai α = 0,5 serta nilai
gc yaitu 32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf

#V1 -V2 $
2
Fe =
2 α gc

!1,1277ft/s - 1,1277 ft/s"2


2 x 0,5 x 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf
Fe =

Fe = 0 ft lb /lb

Sudden contraction (Fc)


&' !V2 "2
Fc =
2 x α x gc
C.41

Dimana: Fc = Sudden contraction (ft∙lbf/lbm)


Kc = Frictional loss coefficient (0,5)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient (1 untuk streamline flow)
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
(32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf)

0,5 × !1,1277 ft/s"2


Fc =
2 × 1 × 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf

Fc = 0,0099 ft lb /lb

• Friction lose karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 3

Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 : 93)

 v2 
hf1 = ∑ elbow × K f  
 2α 

= 0,3243 J/kg

= 0,10849 ft lb /lb

• Frictions pada valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Gate valve wide = 1 ; Kf = 0,17

 2

hf2 = ΣKf v 
 2α 

= 0,1081 J/kg

= 0,03616 ft lb /lb
C.42

Total gesekan keseluruhan (ΣF) pada pipa


ΣF = Σf + Fe + Fc+ hf1 + hf2
ΣF = (9,4853 + 0 + 0,0099 + 0,10849 + 0,03616) ft∙lb /lb
ΣF = 9,6399 ft lb /lb

• Menghitung Tenaga Mekanis pada Pompa (Wf)


z1 =1m
z2 =2m
∆z = z2 – z1 = (2 – 1) m = 1 m (3,2808 ft)
g/gc = 1 lbf/lbm
∆z (g/gc) = 3,2808 ft.lbf/lbm

• Menghitung Velocity Head (∆v2/2 α gc)


v1 = kecepatan linier fluida dari tangki ke pipa
v2 = kecepatan linier fluida ke tangki
Karena pada 2 titik reference dianggap sama (v1 = v2). Velocity head
dianggap nol (∆v2/2 α gc = 0)

• Menghitung Pressure Head(∆P/ρ)


Tinggi head pompa terhadap R-01 (zh) = 2 m (6,5616 ft)
P2 = 2.116,2 lbf/ft2 + (ρ g/gc zh)
P2 = 2.421,7409 lbf/ft2
P3 (Tekanan R-01) = 2,5 atm = 5.290,54 lbf/ft2
(P3 – P2) / ρ = 61,6084 lbf ft/lbm

• Tenaga Mekanis Pompa (Wf)

+ + ∑F
g ∆v2 ∆P
Wf = ∆z +
gc 2∙α∙gc ρ
Wf = (3,2808 + 0 + 61,6084 + 9,6399) ft∙lbf /lbm
Wf = 74,5291 ft lbf /lbm
C.43

Menghitung Daya Pompa dan Daya Motor


Kapasitas pompa = 0,03314 ft3/s (14 gallon/menit)
Dari Gambar 14.37: hal 520 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk
kapasitas pompa 13 gallon/menit, maka efisiensi pompa (Ƞ) = 40%.
74,5291 ft lbf /lbm 46,565 lbm/ft3 0,03314 ft3/s
Pteoritis =
550 lbm/ft3
Pteoritis = 0,2091 hp

• Menentukan Brake Horse Power (BHP) Pompa


Pteoritis
BHP =
Ƞ
0,2091 hp
BHP =
40%
BHP = 0,52 hp

• Menentukan Daya Motor Pompa


Dari Gambar 14.38: hal 521 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk BHP =
4,7 hp didapatkan efisiensi !Ƞ') 80%, maka power motor yang dibutuhkan:
BHP
Pmotor =
Ƞ'
0,52 hp
Pmotor =
80%
Pmotor = 0,65 hp

Daya motor standar yang dipilih yaitu 0,75 hp (Standar NEMA; Walas, 1990 :
62)

(Coulson Vol.6, 1999 : 480)


C.44

Berdasarkan grafik efisiensi pompa sentrifugal tersebut, PU-01 A/B dengan


kapasitas 3,37 m3/jam memiliki efisiensi pompa sebesar 40%.

• Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

2. NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 1,9884 ft3/menit

S = 7.900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

4/3
 n Q 0, 5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0.534 m

NPSHR = 1.7519 ft

NPSHA (Net Positive Suction Head) available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (1.7519 ft)

= 2,3651 ft

NPSHA = 0,7209 m

Karena NPSHa > NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi.


C.45

Tabel C.12. Spesifikasi Pompa III (PU-03 A/B)

Kode : PU-03 A/B

Fungsi : Untuk memompakan bahan baku anilin (C6H5NH2)

dari tangki penyimpanan anilin menuju Heater (HE-

01)

Bahan Konstruksi Pipa : Stainless Steel AISI 316

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Tipe : Centrifugal Pump

Kapasitas : 14 gal/menit

Daya Pompa : 0,65 hp

Daya Motor : 0,75 hp

Efisiensi Pompa : 40%

Schedule Number : 40

NPSHA : 0,7209 m

Tekanan Discharge : 5.290,54 lbf/ft2

Tekanan Suction : 2.421,7409 lbf/ft2


C.46

C.5 Storage Tank Asam Asetat (ST-02)

T-01

Gambar C.6. Skema Storage tank asam asetat (CH3COOH)

Fungsi : Menyimpan bahan baku asam asetat (CH3COOH) selama

7 hari dengan kapasitas 1.744,3672 kg/jam.

Tipe Tangki : Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atap

(head) berbentuk Conical dish head

Bahan : Carbon Steel SA 285 Grade C

Jumlah : 1 unit

Pertimbangan : Mempunyai allowable stress cukup besar, harganya relatif

murah,tahan terhadap korosi cocok untuk anilin

(Timmerhaus:448).

Kondisi Operasi :

Temperatur design : 50oC

Temperatur fluida : 30 oC

Tekanan : 1 atm

Densitas :1.049,28 kg/m3

Laju Alir Massa : 1.744,3672 kg/jam = 3.845,6713 lb/jam

Lama Penyimpanan : 7 hari (168 jam)


C.47

a. Menghitung Densitas Campuran

Tabel C.13. Densitas campuran

Komponen A B n Tc

CH3COOH 0,3518 0,2695 0,2684 592,71

H2O 0,3471 0,274 0,2857 647,13

./ x.,-
,- ! "
0
Komponen massa (kg/j) x

CH3COOH 1.037,9135 1.744,3672 0,97225 1.009,1083

H2O 1.023,0130 49,7933 0,02775 28,3917

Total 2.060,9265 1.794,1605 1 1.037,4999

 T n
− 1− 
ρ = AB  TC 

, liquid campuran = 1.037,4999 kg/m3 = 64,769 lb/ft3


C.48

b. Menghitung Kapasitas Tangki

Laju alir massa = 1.744,3672 kg/jam

Bulk Density = 1.049,28 kg/m3

Waktu tinggal penyimpanan bahan dalam tangki selama 7 hari (168 jam)

Massa = Laju alir massa x waktu tinggal

= 1.744,3672 kg/jam x 24 jam/hari x 7 hari

= 293.053,6896 kg = 646.072,79351 lb

Kapasitas tangki dihitung dengan rumus :

F
Volume liquid =
ρ mix

Volume liquid = 290,5243 m3

= 10.259,7688 ft3

Over Design = 20% (Peter and Timmerhaus, 1991, hal.37)

Vtangki = (100/80) x Vliquid

= 1,2 x 290,5243 m3

= 348,6292 m3
C.49

c. Menentukan Rasio Hs/D

Vtangki = Vshell + Vtutup

Vtangki = 114 23 4 + 0,0000493 + 114 23 56

Atangki = Ashell + Atutup

Atangki = !114 23 + 234" + 0,8423

Keterangan :

D = diameter tangki, in

sf = straight flange, in (dipilih sf = 3 in = 0,25 ft)

berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1948, dimana :

<2
78
9
(Ulrich,1984)

Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang

paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada

Tabel C.14. berikut.


C.50

Tabel C.14. Hasil trial Hs/D terhadap Luas Tangki

Trial H/D D(ft) H(ft) A(ft2) Vs, ft3 Vh, ft3 Vsf, ft3 VT, ft3

1 0,1 15,6419 1,5641 474,902 300,425 0,1875 48,016 348,6292

2 0,2 12,6414 2,5282 360,363 317,168 0,0989 31,361 348,6292

3 0,3 11,1252 3,3375 317,963 324,272 0,0674 24,289 348,6292

4 0,4 10,1502 4,06 297,024 328,359 0,0512 20,218 348,6292

5 0,5 9,4484 4,7242 285,405 331,068 0,0413 17,519 348,6292

6 0,6 8,9087 5,3452 278,653 333,019 0,0346 15,575 348,6292

7 0,7 8,4750 5,9325 274,739 334,503 0,0298 14,096 348,6292

8 0,8 8,1156 6,4924 272,607 335,677 0,0261 12,925 348,6292

9 0,9 7,8105 7,0294 271,654 336,634 0,0233 11,972 348,6292

10 1 7,5469 7,5469 271,511 337,43 0,0210 11,177 348,6292

11 1,1 7,3158 8,0474 271,942 338,106 0,0191 10,503 348,6292

12 1,2 7,1107 8,5329 272,788 338,089 0,0176 9,922 348,6292


C.51

Rasio H/D Optimum


600

450
Luas, A

300

150

0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
H/D

Rasio H/D Optimum

Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu

Hs/D = 1.

Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 1.

D = 7,5469 ft

= 90,5628 in

= 2,3 m

Dstandar = 30 ft

= 360 in

= 9,144 m

H = 7,5469 ft

= 90,5628 in
C.52

= 2,3 m

Hstandar = 24 ft

= 288 in

= 7,3152 m

Cek rasio H/D :

Hs/D = 0,8

= 0,8 (memenuhi rasio Hs/D =1)

d. Menentukan Jumlah Courses

Lebar plat standar yang digunakan :

L = 6 ft (Appendix E, item 1, brownell and young)

;
;
Jumlah courses =

= 4 buah

e. Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki

Vshell = ¼ π D2 H

= ¼ π (30 ft)2. 24 ft

= 16.956 ft3

Vdh = 0,000049 D3
C.53

= 0,000049 . (30)3

= 1,323 ft3

Vsf = ¼ π D2 sf

= ¼ π.(30)2.0,25

= 176,625 ft3

Vtangki baru = Vshell+ Vdh + Vsf

=16.956 ft3 + 1,323 ft3+ 176,625 ft3

= 17.133,948 ft3

= 485,179 m3

Vruang kosong = Vtangki baru - VLiquid

= 17.133,948 ft3 – 10.259,7688 ft3

= 6.874,1792 ft3

Vshell kosong = Vruang kosong – (Vdh + Vsf)

= 6.874,1792 ft3 – (1,323 ft3+ 176,625 ft3)

= 6.696,2312 ft3

4.Vshell kosong
Hshell kosong =
π .D2
C.54

< 6.696,2312 ;=
, < >
=

= 9,478 ft

HLiquid = Hshell – Hshell kosong

= 24 ft – 9,478 ft

= 14,522 ft

f. Menenetukan Tekanan desain

Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini karena

tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik dari

permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling besar adalah

tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan persamaan :

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Untuk menentukan tekanan hidrostatis, jika densitas fluida lebih kecil dari

densitas air, maka densitas yang digunakan adalah densitas air

(Brownell & Young,1959).

Maka untuk selanjutnya digunakan densitas air

ρliquid = 1.037,4999 kg/m3 = 64,769 lb/ft3

?@ABC !DE "


Phidrostatis = (Brownell & Young,1959 Pers. 3.17 hal 46)
C.55

FG
64,769 J! E "
HI=
=

= 10,345 psi

Pabs = 14,875 psi + 10,345 psi

= 25,22 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal.

637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. Tekanan desain pada courses

ke-1 (plat paling bawah) adalah :

Pdesain = 1,1 × Pabs

= 1,1 × 25,22 psi

= 27,742 psi

Berikut ini adalah tabel perhitungan tekanan desain untuk setiap courses :

Tabel C.15. Tekanan Desain Masing-masing Courses


Courses H (ft) HL (ft) Phid (psi) Pabsolut(psi) Pdesain (psi)
1 24 14,522 2,7854 17,6604 19,4265
2 19 9,522 1,8264 16,7014 18,3715
3 14 4,522 0,8674 15,7424 17,3166
4 9 -0,478 -0,0917 14,7833 16,2616
C.56

g. Menentukan Tebal dan Panjang Shell

Tebal Shell

Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :

P.d
ts = +c (Brownell & Young,1959.hal.256)
2.( f .E − 0,6 P)

Keterangan :

Ts = Ketebalan dinding shell, in

Pd = Tekanan desain, psi

D = Diameter tangki, in

F = Nilai tegangan material, psi

Carbon Steel SA 285 Grade C

= 12.650 psi (Tabel 13.1,Brownell & Young,1959:251)

E = Efisiensi sambungan 0,85

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,125 in (Tabel 6, Coulson vol.6:217)

Menghitung ketebalan shell (ts) pada courses ke-1:

P .d
+ c
2 .( f . E − 0 , 6 P )
C.57

19,4265 KLM < ;


<! . KLM < ,+ "E! , < 19,4265 KLM"
ts = + 0,125 in

= 0,1521 in

Sehingga digunakan standar tebal shell (ts) = 0,1875 in

Tabel C.16. Ketebalan shell masing-masing courses


Courses H (ft) Pdesain (psi) ts (in) ts standar (in)
1 24 19,4265 0,1521 0,1875
2 19 18,3715 0,1507 0,1875
3 14 17,3166 0,1492 0,1875
4 9 16,2616 0,1451 0,1875

Panjang Shell

Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :

π.Do - (weld length)


L = (Brownell and Young,1959)
12.n

Keterangan :

L = Panjang shell, in

Do = Diameter luar shell, in

n = Jumlah plat pada keliling shell

weld length = Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan

banyak sambungan pengelasan vertikal yang diizinkan.


C.58

= n x butt welding

Menghitung panjang shell (L) pada courses ke-1 :

ts = 0,1875 in

Do = Di + 2.ts

= 360 in + (2 x 0,1875)

= 360,375 in

n = 4 buah

butt welding = 4/32 in

= 0,125 in (Brownell and Young,1959,hal. 55)

! , < 360,375 MN"E , MN


! < "
L=

= 23,571 ft

Tabel C.17. Panjang shell masing-masing courses.

Parameter
Plat 0,125
ts, (in) 0,1875
do (in) 360,375
L (ft) 23,571
C.59

h. Desain Head (Desain Atap)

Bentuk atap yang digunakan adalah Conical dish head.. Jenis head ini untuk

mengakomodasi kemungkinan naiknya temperatur di dalam tangki sehingga

mengakibatkan naiknya tekanan dalam tangki, karena naiknya temperatur

lingkungan menjadi lebih dari 1 atm.

Gambar C.7. Conical dish head.

Besar sudut elemen conical dihitung dengan persamaan :

Min sin O =
9
P
(persamaan 4.6. Brownell and Young, 1959)

Diketahui :

O = sudut elemen conical dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

T = tebal cone (head),


), in

= 0,1875 in

Maka, Min sin O =


9
P
C.60

sin O = 0,3812 = 21,84o

Menghitung Tinggi Atap

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut :

tan O =
7
Q
9
>

tan O =0,349

maka,

H = 0,349 x (30/2)

= 5,235 ft

= 1,5956 m

i. Menentukan Tinggi Total Tangki

Untuk mengetahui tinggi tangki total digunakan persamaan :

Htotal = Hshell + Hhead

= 30 ft + 5,235 ft

= 35,235 ft

= 10,7396 m
C.61

j. Desain Lantai

Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi, maka

pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in. Tegangan yang

bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus diperiksa agar diketahui

apakah plat yang digunakan memenuhi persyaratan atau tidak

(Brownell and Young, 1959:156).

Tegangan kerja pada bottom :

Compressive stress yang dihasilkan oleh asam asetat

w
S1 = (Brownell and Young,1959:156)
1 πD 2
4 i

Keterangan :

S1 = Compressive stress (psi)

w = Jumlah kapasitas (lbm)

Di = Diameter dalam shell (in)

π = konstanta (3,14)

646.072,79351
=Q
< , < MN>
S1
R

= 6,3505 psi

Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell

X ρs
S2 = (Brownell and Young,1959:156)
144
C.62

Keterangan :

S2 = Compressive stress (psi)

X = Tinggi tangki

ρs = Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel

π = konstanta (3,14)

35,235 ; < / ;=
S2 =

= 119,8969 psi

Tegangan total yang bekerja pada lantai :

St = S1 + S2

= 6,3505 psi + 119,8969 psi

= 126,2474 psi

Batas tegangan lantai yang diizinkan :

St< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E)

126,2474 psi < (12.650 psi) × (0,85)

126,2474 psi < 10.752 psi (memenuhi)


C.63

Tabel. C.18 . Spesifikasi Tangki CH3COOH (ST-02)


SPESIFIKASI
Alat Tangki Penyimpanan asam asetat
Kode ST-02
Fungsi Menyimpan bahan baku asam asetat (CH3COOH) dengan
kapasitas 1.744,3672 kg
Bentuk Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atau

(head) berbentuk Conical dish head

Kapasitas 485,179 m3
Dimensi
Diameter shell (D) = 7,5469 ft

Tinggi shell (Hs) = 7,5469 ft

Tebal shell (ts) = 0,1875 in

Tinggi total = 35,235 ft

Tekanan Desain 27,742 psi


Bahan Carbon Steel SA 285 Grade C
Jumlah satu buah

C.6 Pompa IV (PU-04 A/B)

Gambar C.8. Pompa IV (PU-04 A/B)

Kode : PU-04 A/B


C.64

Fungsi : Untuk memompakan bahan baku asam asetat (CH3COOH) dari


tangki penyimpanan asam asetat menuju Heater (HE-02)

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Menentukan Tipe Pompa

Prarancangan pabrik ini digunakan jenis pompa centrifugal (Perry, 1997 :


Hal 10-34), dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Harga relatif murah
2. Kecepatan aliran seragam
3. Proses pengoperasian yang mudah
4. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor
5. Konstruksi sederhana
6. Untuk single-stage, dapat beroperasi pada kondisi operasi hingga 300 psi
(Perry, 1999: Hal. 10-24).

Menentukan Bahan Konstruksi Pipa


Bahan konstruksi yang digunakan adalah jenis Stainless Steel AISI 316
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tekanan diizinkan hingga 25.000 psi
2. Bahan kuat dan tahan terhadap korosi
(Brownell,1959: Hal 251)

Menentukan Ukuran dan Jenis Aliran Pipa


Laju Alir Massa (F) = 1.744,3672 kg/jam = 3.845,6713 lb/jam
Temperatur Operasi (oC) = 30oC
Tekanan Operasi = 1 atm
Faktor Keamanan = 20%
Densitas Campuran (ρ) = 1.660 kg/m3 ≈ 103,6304 lbm/ft3
Viskositas Campuran = 1,02 cP ≈ 2,4675 lbm/ft.hr
C.65

• Laju Volumetrik (Q) = F/ ρ


.+ , /
,
Q =
lbm/ft^3

Q = 37,1095 ft3/jam = 1,0508 m3/jam ≈ 0,6185


ft3/menit = 0,0103 ft3/s
• Diameter Optimal (Dopt)
Dopt = 3,0×Q0,36× µ 0,18 (Pers 16, Peters dan Timmerhaus, 1991)
Dopt = 3,0×(0,0103)0,36× (2,4675) 0,18
Dopt = 0,6797 in

Berdasarkan nilai Dopt yang didapat, maka diperoleh data spesifikasi pipa
sebagai berikut (Tabel 11; Kern, 1983) :
- Nominal pipe size = 2 in (0,1667 ft)
- Outside Diameter (OD) = 2,38 in (0,1983 ft)
- Schedule Number = 40
- Inside Diameter (ID) = 2,067 in (0,1715 ft)
- Flow Area per pipe (A) = 3,35 in2(0,0294 ft2)
• Kecepatan linear fluida (v) = Q/A
, ft3 /jam
,
=
ft2

V = 1.262,2279 ft/jam (0,3506 ft/s)


ID ×v ×ρ
• Bilangan Reynold (NRe) = μ

, ft × 1.262,2279 ft/jam × 103,6304 lb/ft3


,
=
lbm/ft jam

= 9.091,4240 (Aliran Turbulen)


Menghitung friction pada pipa
• Faktor Fanning (f)
Bahan konstruksi pipa : Commercial steel
NRe = 9.091,4240 (Turbulent flow)
C.66

16
f = (Persamaan 3.46 Kern, 1965)
NRe/µ

f = 0,0043

Equivalen roughness, ɛ = 0,00015

ɛ/D = 0,0009

Faktor koreksi, α =1 (Geankoplis, 1993 : 93)

• Panjang Ekuivalen Total Pipa (Le)


Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang

ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan

(fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap

komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.19.

Tabel C.19. Panjang Ekuivalen

Komponen Pipa Jumlah L/D Le = n x L/D x ID (ft)


Pipa Lurus - - 9,8425
Elbow 90 3 35 18,0075
Gate Valve (Full Open) 1 9 1,5435
Total (∑Le) 29,3935

• Friction (Σf) pada Pipa lurus :


2f∙ v2 ∙ ∑Le
∑f = (Peters dan Timmerhaus, 1991)
ID ∙ gc

2 × 0,0043 × (0,3506 ft/s)2 × 29,3935 ft


=
0,1715 ft × 32,17 ft∙lb /s2 ∙ lb
∑f = 5,6319 ft lb /lb
C.67

• Menghitung Friction pada Enlargement dan Contraction :


Perhitungan gesekan berdasarkan Tabel 1 Hal : 484 (Peters dan Timmerhaus,
1991):
Sudden enlargement (Fe)
!V1 -V2 "2
Fe =
2 α gc
Dimana: Fe = Sudden enlargement (ft∙lbf/lbm)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
Nilai α ditentukan berdasarkan jenis aliran, untuk turbulent flow (NRe
> 4000) nilai α = 1; dan streamline flow (NRe > 2100) nilai α = 0,5 serta nilai
gc yaitu 32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf

#V1 -V2 $
2
Fe =
2 α gc

!0,3506 ft/s - 0,3506 ft/s"2


2 x 0,5 x 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf
Fe =

Fe = 0 ft lb /lb

Sudden contraction (Fc)


&' !V2 "2
Fc =
2 x α x gc
Dimana: Fc = Sudden contraction (ft∙lbf/lbm)
Kc = Frictional loss coefficient (0,5)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient (1 untuk streamline flow)
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
(32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf)
C.68

0,5 × !0,3506 ft/s"2


Fc =
2 × 1 × 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf

Fc = 0,001 ft lb /lb

• Friction lose karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 3

Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 : 93)

 v2 
hf1 = ∑ elbow × K  
 2α 
f

= 0,1383 J/kg

= 0,0462 ft lb /lb

• Frictions pada valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Gate valve wide = 1 ; Kf = 0,17

 2

hf2 = ΣKf v 
 2α 

= 0,0104 J/kg

= 0,0035 ft lb /lb

Total gesekan keseluruhan (ΣF) pada pipa


ΣF = Σf + Fe + Fc+ hf1 + hf2
ΣF = (5,6319 + 0 + 0,001 + 0,0462 + 0,0035) ft∙lb /lb
ΣF = 5,6826 ft lb /lb
C.69

• Menghitung Tenaga Mekanis pada Pompa (Wf)


z1 =1m
z2 =2m
∆z = z2 – z1 = (2 – 1) m = 1 m (3,2808 ft)
g/gc = 1 lbf/lbm
∆z (g/gc) = 3,2808 ft.lbf/lbm

• Menghitung Velocity Head (∆v2/2 α gc)


v1 = kecepatan linier fluida dari tangki ke pipa
v2 = kecepatan linier fluida ke tangki
Karena pada 2 titik reference dianggap sama (v1 = v2). Velocity head
dianggap nol (∆v2/2 α gc = 0)

• Menghitung Pressure Head(∆P/ρ)


Tinggi head pompa terhadap R-01 (zh) = 2 m (6,5616 ft)
P2 = 2.116,2 lbf/ft2 + (ρ g/gc zh)
P2 = 2.796,1812 lbf/ft2
P3 (Tekanan R-01) = 2,5 atm = 5.290,54 lbf/ft2
(P3 – P2) / ρ = 24,0697 lbf ft/lbm

• Tenaga Mekanis Pompa (Wf)

+ + ∑F
g ∆v2 ∆P
Wf = ∆z +
gc 2∙α∙gc ρ
Wf = (3,2808 + 0 + 24,0697 + 5,6826) ft∙lbf /lbm
Wf = 33,033 ft lbf /lbm

Menghitung Daya Pompa dan Daya Motor


Kapasitas pompa = 0,0103 ft3/s (4 gallon/menit)
Dari Gambar 14.37: hal 520 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk
kapasitas pompa 13 gallon/menit, maka efisiensi pompa (Ƞ) = 40%.
33,033 ft lbf /lbm 103,6304 lbm/ft3 0,0103 ft3/s
Pteoritis =
550 lbm /ft3
Pteoritis = 0,0641 hp
C.70

• Menentukan Brake Horse Power (BHP) Pompa


Pteoritis
BHP=
Ƞ
0,0641 hp
BHP=
40%
BHP= 0,1603 hp

• Menentukan Daya Motor Pompa


Dari Gambar 14.38: hal 521 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk BHP =
4,6 hp didapatkan efisiensi !Ƞ') 80%, maka power motor yang dibutuhkan:
BHP
Pmotor =
Ƞ'
0,1603 hp
Pmotor =
80%
Pmotor = 0,2 hp

Daya motor standar yang dipilih yaitu 0,25 hp (Standar NEMA; Walas, 1990 :
62)

(Coulson Vol.6, 1999 : 480)


C.71

Berdasarkan grafik efisiensi pompa sentrifugal tersebut, PU-01 A/B dengan


kapasitas 1,0508 m3/jam memiliki efisiensi pompa sebesar 40%.

• Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

7. NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 0,6185 ft3/menit

S = 7.900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

4/3
 n Q 0, 5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0.245 m

NPSHR = 0,8038 ft

NPSHA (Net Positive Suction Head) available :

NPSHA = 1,35 NPSHR

= 1,35 (0,8038 ft)

= 1,0851 ft

NPSHA = 0,3307 m

Karena NPSHa > NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi.


C.72

Tabel C.20. Spesifikasi Pompa IV (PU-04 A/B)

Kode : PU-04 A/B

Fungsi : Untuk memompakan bahan baku asam asetat

(CH3COOH) dari tangki penyimpanan asam asetat

menuju Heater (HE-02)

Bahan Konstruksi Pipa : Stainless Steel AISI 316

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Tipe : Centrifugal Pump

Kapasitas : 4 gal/menit

Daya Pompa : 0,2 hp

Daya Motor : 0,25 hp

Efisiensi Pompa : 40%

Schedule Number : 40

NPSHA : 0,3307 m

Tekanan Discharge : 5.290,54 lbf/ft2

Tekanan Suction : 2.796,1812 lbf/ft2


C.73

C.7 Heater (HE-01)

Gland Gland Gland


Return
Bend

Tee
Return
Head

Gambar.C.9. Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965)

Fungsi : Memanaskan Anilin (C6H5NH2) dari 303,15 K menjadi 423,15 K sebagai

umpan Reaktor (RE-01)

Jenis : Double Pipe Exchanger

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = Anilin (C6H5NH2)

Laju alir, w = 2.575,13 kg/jam (5665,285 lb/jam)

t1 = 30oC (86oF)

t2 = 150oC (302oF)

Annulus :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 467,417 kg/jam (1.028,317 lb/jam)

T1 = 250oC (482oF)

T2 = 150oC (302oF)

Tav = 200oC (392oF)


C.74

Menentukan jenis Heater

Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A >

200 ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka

jenis heater yang digunakan adalah Double Pipe.

Luas area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

Beban panas Heater – 01 (HE-01)

Q = 801.433,23 kJ/jam

= 759.612,04 Btu/jam

Tabel C.21. Menghitung Δt LMTD


Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)
482 Temperatur Tinggi 302 180
302 Temperatur Rendah 86 216
180 Difference 216 -36

Δt LMTD =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 )
(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )
= 197,453 oF

Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = Steam

cold fluid = C6H5NH2

Range UD = 200-700 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 200 Btu/jam ft2 °F


C.75

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

= 19,2352 ft2

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965):

Tabel C.22. Ukuran Standar Double Pipe


Annulus Inner Pipe
IPS (in) 2,5 IPS (in) 2,00
Sch. No. 40 Sch. No. 40
OD (in) 2,47 OD (in) 2,07
ID (in) 2,88 ID (in) 2,38
a' (ft2) 0,75 a'' (ft2) 0,62

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

− Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

− Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

h io .h o
Uc =
h io + h o

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :
C.76

Annulus : Steam Inner pipe : Anilin

• Flow area, aa • Flow area,ap

D2 = 2,88 in Dp = 2,38 in

= 0,24 ft = 0,19ft

Ap = π D
D1 = 2,07 in 2

4
= 0,17 ft
= 0,031 ft2
Menggunakan Pers.6.3 Kern,
• Laju Alir Massa, Gp
π ( D 2 − D1 )
2 2

aa =
4 w
Gp =
ap
= 0,022 ft2
= 183.468 lb/jam.ft2
Equivalent diameter, De
• Reynold Number, Rep
Menggunakan persamaan.6.3
Pada tav = 86 oF
Kern, 1965
µ = 0,31 cp
(D 2 − D1 )
2 2

De =
D1 µ = 0,75 lb/jam ft

= 0,162 ft
Rep = Dp × Gp
µ
• Laju Alir Massa, Ga
= 48.504,2
W
Ga =
aa • jH = 160 (Gambar.24, Kern)

= 46.902 lb/jam ft2 • Pada tav = 86 oF

• Reynold number, Rea k = 0,0242 Btu/jam ft.oF

Pada Tav = 392oF cp = 0,38 Btu/lb oF

µ
1
= 0,09 cp c×µ  3
  = 2,27
 k 
C.77

µ
1
= 0,218 lb/jam ft  k  c × µ  3
jH   
• hi/Φp =  D  k 
De x Ga
Rea =
µ = 44,5465 Btu/jam ft2 oF

= 34.917  ID 
hio/Φp= hi/Φp x  
 OD 
k = 0,0196 Btu/jam ft.oF
2o = 51,292 Btu/jam ft2 oF
• ho = 37,460 Btu/jam ft F

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 91,7941 btu/jam ft2.oF

• Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,038 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc
Ud = 20,329

• Menghitung A (surface area)required

Q
A =
UD . ∆t

= 189,24 ft2

• Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,62ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 194,5 ft
C.78

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 20 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan :

L
Hairpin =
2.Lh

= 4,86

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah

Koreksi panjang pipa :

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 160 ft linier

• Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 99,52 ft2

• Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A × ∆t

= 77,312 Btu/jam ft2 oF

(asumsi benar karena Ud koreksi < Ud desain)

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,042 hr ft2 oF/ Btu

Rd yang diperlukan = 0,038 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung > Rddiperlukan (memenuhi)


C.79

Menghitung Pressure drop

Annulus, Steam Inner pipe, Anilin

1). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 48.504,198

= 0,068 ft 0,264
f = 0,0035 +
(Re p ) 0, 42
Rea'= De '×Ga
µ
( pers. 3.47b Kern )
= 14.589,452
= 0,006 ft2/in2
Fanning Factor untuk Turbulen
ρ = 115 lb/ft3
0,264
f = 0,0035+ 4 × f × Gp 2 × L
(Rea' ) 0,42 2). ΔFp =
2× g × ρ 2 × D
( pers. 3.47b Kern )
= 0,118 ft
= 0,008
∆Fp × ρ
∆Pp =
ρ = 106,415 b/ft3 144

= 0,095 psi
4 × f × Ga 2 × L
2). ∆ Fa =
2 × g × ρ 2 × De ∆Pp <10 psi(memenuhi)

(pers. 6.14, kern)

=0,0343 ft

Ga
3). Va =
ρ × 3600

= 0,122 ft/det

V 2 
∆ Fi = 1 x  
 2g 

= 0,001 ft

∆ Pa =
(∆Fa + ∆Fi ) × ρ
144
C.80

= 0,026 psi

∆ Pa < 10 psi(memenuhi)

Tabel C.23. Spesifikasi Heater (HE-01)

Nama Alat : Heater


Kode Alat : HE-01
Fungsi : Memanaskan Anilin untuk diumpankan ke Reaktor
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan : Stainless steel type 316
Dimensi : Annulus (Steam) Inner ( Anilin)
IPS = 2,5 in IPS = 2,0 in
Sch.No = 40 Sch.No = 40
OD = 2,47 in OD = 2,07 in
ID = 2,88 in ID = 2,38in

Rd : 0,042 hr ft2 oF/ Btu


Jumlah hairpin : 4 hairpin

C.8 Heater (HE-02)

Gland Gland Gland


Return
Bend

Tee
Return
Head

Gambar.C.10..Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965)


C.81

Fungsi : Memanaskan Asam Asetat (CH3COOH) dari 303,15 K menjadi 423,15 K

sebagai umpan Reaktor (RE-01)

Jenis : Double Pipe Exchanger

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = Asam Asetat (CH3COOH)

Laju alir, w = 1.794,161 kg/jam (3.947,153 lb/jam)

t1 = 30oC (86oF)

t2 = 150oC (302oF)

Annulus :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 296,6336 kg/jam (652,594 lb/jam)

T1 = 250oC (482oF)

T2 = 150oC (302oF)

Tav = 200oC (392oF)

Menentukan jenis Heater

Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A >

200 ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka

jenis heater yang digunakan adalah Double Pipe.

Luas area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

Beban panas Heater – 01 (HE-02)


C.82

Q = 508.607,92 kJ/jam

= 482.067,24 Btu/jam

Tabel C.24. Menghitung Δt LMTD


Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)
482 Temperatur Tinggi 302 180
302 Temperatur Rendah 86 216
180 Difference 216 -36

Δt LMTD =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 )
(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )
= 197,453 oF

Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = Steam

cold fluid = CH3COOH

Range UD = 200-700 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 200 Btu/jam ft2 °F

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

= 12,2071 ft2

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965) :


C.83

Tabel C.25. Ukuran Standar Double Pipe


Annulus Inner Pipe
IPS (in) 2,5 IPS (in) 2,00
Sch. No. 40 Sch. No. 40
OD (in) 2,469 OD (in) 2,067
ID (in) 2,88 ID (in) 2,38
2 2
a' (ft ) 0,753 a'' (ft ) 0,622

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

− Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

− Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

h io .h o
Uc =
h io + h o

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :

Annulus : Steam Inner pipe : Asam Asetat

• Flow area, aa • Flow area,ap

D2 = 2,88 in Dp = 2,38 in

= 0,24 ft = 0,198 ft

Ap= π D
D1 = 2,1 in 2

4
= 0,172 ft
C.84

Menggunakan Pers.6.3 Kern, = 0,031 ft2

π ( D 2 − D1 )
2 2
• Laju Alir Massa, Gp
aa =
4
w
2 Gp =
= 0,022 ft ap

Equivalent diameter, De = 127.827 lb/jam.ft2


Menggunakan persamaan.6.3 • Reynold Number, Rep
Kern, 1965 Pada tav = 86 oF

( D 2 − D1 )
2 2

De = µ = 1,1 cp
D1
µ = 2,662 lb/jam ft
= 0,162 ft
Rep = Dp × Gp
• Laju Alir Massa, Ga µ

W = 9.523,8
Ga =
aa
• jH = 65 (Gambar.24, Kern)
2
= 29,765 lb/jam ft
• Pada tav = 86 oF
• Reynold number, Rea
k = 0,194 Btu/jam ft.oF
Pada Tav = 392oF
cp = 0,38 Btu/lb oF
µ = 0,09 cp 1
c×µ  3
= 1,73
 
µ = 0,218 lb/jam ft  k 

1
De x Ga  k  c × µ  3

Rea = jH   
•  D  k 
µ hi/Φp =

= 22.159 = 110,27 Btu/jam ft2 oF

k = 0,0196 Btu/jam ft.oF  ID 


hio/Φp= hi/Φp x  
 OD 
• ho = 71,160 Btu/jam ft2 oF
= 126,975 Btu/jam ft2 oF
C.85

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 81,5889 btu/jam ft2.oF

• Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,038 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc
Ud = 19,898

• Menghitung A (surface area) required

Q
A =
UD . ∆t

= 122,697 ft2

• Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,622 ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 197,262 ft

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 20 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan :

L
Hairpin =
2.Lh

= 4,932

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah


C.86

Koreksi panjang pipa :

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 160 ft linier

• Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 99,52 ft2

• Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A × ∆t

= 24,532 Btu/jam ft2 oF

(asumsi benar karena Ud koreksi < Ud desain)

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,048 hr ft2 oF/ Btu

Rd yang diperlukan = 0,038 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung> Rddiperlukan (memenuhi)

Menghitung Pressure drop

Annulus, Steam Inner pipe, Asam Asetat

3). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 9.523,806

= 0,068 ft 0,264
f = 0,0035 +
(Re p ) 0, 42
Rea'= De '×Ga
µ
( pers. 3.47b Kern )
C.87

= 9.258,803 = 0,009 ft2/in2

Fanning Factor untuk Turbulen ρ = 115 lb/ft3

0,264 4 × f × Gp 2 × L
f = 0,0035+ 2). ΔFp =
(Rea' ) 0,42 2× g × ρ 2 × D

( pers. 3.47b Kern ) = 0,064 ft

= 0,009 ∆Fp × ρ
∆Pp =
144
ρ = 106,415 b/ft3
= 0,051 psi
4 × f × Ga 2 × L
2). ∆ Fa = ∆Pp <10 psi(memenuhi)
2 × g × ρ 2 × De

(pers. 6.14, kern)

= 0,0120 ft

Ga
3). Va =
ρ × 3600

= 0,078 ft/det

V 2 
∆ Fi = 1 x  
 2g 

= 0,001 ft

∆ Pa =
(∆Fa + ∆Fi ) × ρ
144

= 0,009 psi

∆ Pa < 10 psi(memenuhi)
C.88

Tabel C.26. Spesifikasi Heater (HE-02)

Nama Alat : Heater


Kode Alat : HE-02
Fungsi : Memanaskan Asam Asetat untuk diumpankan ke Reaktor
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Bahan : Stainless steel type 316
Dimensi : Annulus (Steam) Inner ( Asam Asetat)
IPS = 2,5 in IPS = 2,0 in
Sch.No = 40 Sch.No = 40
OD = 2,469 in OD = 2,067 in
ID = 2,88 in ID = 2,38 in

Rd : 0,048 hr ft2 oF/ Btu


Jumlah hairpin : 4 hairpin

C.9 Reaktor (RE-01)

F2
F1

Qpendingin in

Qpendingin
out

RE-01

F3

Gambar C.10. Reaktor CSTR


C.89

Fungsi : Untuk mereaksikan Anilin (C6H5NH2) dan Asam

Asetat (CH3COOH)

Jenis Reaktor : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Kode : RE-01

Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan asetanilida

Kondisi Operasi :

Temperatur (T) : 150oC

Tekanan (P) : 2,5 atm

Konversi : 90 %

Fase Reaksi : Liquid

Sifat Reaksi : Eksotermis

Tabel C.27. Data Komponen Reaktor RE-01

Komponen Laju Alir Densitas Fraksi Fraksi/Densitas

(kg/jam) (kg/ m3)

C6H5NH2 2.519,8978 1.020 0,2954 0,00028

CH3COOH 1.744,3672 1.050 0,2045 0,00019

H2O 105,025 1.000 0,0123 1,2314E-05

C6H5NHCOCH3 4.159,2395 1.120 0,4876 0,00043

Total 8.528,5295 1 0,0009

Densitas Campuran (ρ) = Fraksi total / (ΣFraksi/densitas)

= 1/0,0009
C.90

= 1.072,7141 kg/m3 (Coulson, 1983:238)

Laju Alir Massa (G) = 8.528,5295 kg/jam

Waktu Tinggal (τ) = 30 menit (US Patent 2462221)

Faktor Keamanan = 20%

1. Kinetika Reaksi

Reaksi kimia

C6H5NH2 + CH3COOH C6H5NHCOCH3 + H2O

Reaksi merupakan reaksi orde dua dengan persamaan kecepatan reaksi :

-rA = k.Ca.Cb

Keterangan :

rA : Laju reaksi (kmol/m3.jam)

k : Kinetika laju reaksi, (kmol/m3s)

: 0,0089 (Patent,1917)

Ca : Konsentrasi C6H5NH2 (kmol/m3)

Cb : Konsentrasi CH3COOH (kmol/m3)

STUV TWXY PZPTW


9[\]XPT] ^T_`VYT\
Laju Alir Volumetrik =

+. +,
. ,
=

= 7,9504 m3/jam

Mol reaktan mula-mula (FAO)


_T]]T ^ 7 a7
bc
FAO =

. ,+ +
,
= = 27,0608 kmol/jam
C.91

_T]]T ^7 ^dd7
bc
FBO =

. ,
,
= = 29,0631 kmol/jam

Konsentrasi C6H5NH2 mula-mula (CAO)


efg
hZ
CAO =

= 3,4037 kmol/L

Konsentrasi CH3COOH mula-mula (CBO)


eig
hZ
CBO =

= 3,6555 kmol/L

Menentukan laju reaksi

-ra = k.Ca.Cb Ca = Cao. (1-Xa)

-ra = k.Cao.(1-X).Cao.(M-X)
^ig
^fg
M = = 1,0740

^TZE^T
EYT
t =

k = 0,0089 kmol/m3.s (Patent, 1917)

-ra = 0,001794 kmol/m3.s

Maka diperoleh
^TZE^T
P
-ra =

^TZE^T
EYT
t =

= 1.707,5418 s
C.92

= 28,459 menit ( 30 menit)

Kapasitas tangka direncanakan untuk waktu tinggal selama 30 menit dan faktor

keamanan 20% sehingga kapasitas terhitung untuk reaktor, yaitu :


j=
, < mNM; <
klj
_[\XP
Volume Cairan =

= 3,9752 m3 (1.050 gallon)

Vt = 3,9752 m3 x 1,2

= 4,7702 m3

Menghitung Ukuran Reaktor (RE-01)

Tangki direncanakan dirancang dengan tutup dan alas berbentuk ellipsoidal,


alasannya adalah tangki akan dirancang pada tekanan 2,5 atm, dan bentuk
ellipsoidal didesain untuk tangki bertekanan di atas 200 psi atau 13 atm
(Brownell, 1959 Hal 94).

Gambar C.11.Elliptical Dished (Ellipsoidal)


(Sumber : Hal 87, Brownell and Young, 1979)

Bentuk : Elliptical Dished


C.93

Alasan pemilihan : sesuai untuk tangki vertikal bertekanan bertekanan


di atas 200 psi atau 13 atm
(Brownell, 1979; hal 88)

Berdasarkan API standar, tangki berkapasitas sama dengan atau kurang dari 4.000

gallon adalah termasuk dalam kategori kapasitas kecil, sehingga ukuran dimensi

reaktor digunakan persamaan optimum untuk diameter terhadap tinggi adalah

sebagai berikut :

D=H

(Brownell, 1959 Halaman. 43)

Rasio tinggi silinder : Diameter = (Hs) : Dt

=1:1

= . 3o . 45
n
Volume Silinder (Vs)

= . 3o . !3o"
n

= . 2. 3o

. 3o
n
Volume Head (Ve) = (Perry, 1997 : Tabel 10-65)

Volume Tangki = Vs + 2Ve

= . 2. 3o + 2. . 3o
n

= . 2. 3o

=p .
= qP
n
Dt

= p .
= ,
,

= 1,6 m ( digunakan 64 inchi (API Standar))


C.94

Volume tangki dengan diameter 64 inchi (1,63 m) :

Vt = . 2. 3o

Vt = . 3,14. !1,63"

= 7,87 m3
Diameter tangki (Dt) = 1,63 m
= 64 in
Jari-jari tangki (r) = 1,63/2 = 0,8128 m
= 32 in
Tinggi Silinder (Hs) = 1,63 m
= 32 in
= 2,66 ft
!h SEq["
n.9P >
Tinggi Larutan dalam Tangki =
! , E , "
, J , >
=

= 1,7111 m (67,36 in)

Diameter dan Tinggi Head, OA


Jenis head yang digunakan yaitu ellipsoidal

• Diameter tutup (Dt) = Diameter Tangki (D)

= 3
= 1,63 m (64 in)
• Tinggi head (Hd)
= !1,63"
= 0,4064 m (16 in)
• Tinggi total tangki = Hs + 2 Hd
= (1,63 + 2 x 0,4064) m
= 2,4428 m (96,17 in) (8,0144 ft)

Menentukan Tekanan Design


Tekanan Awal = 2,5 atm
C.95

= 36,74 psi

Tekanan Hidrostatis =,xgxh


= 1.072,7141 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 1,7111 m
= 17.988,1067 Pa = 3,074 psi
Tekanan desain 5-10% diatas tekanan kerja absolut (Coulson, 1978 : 637)
Tekanan desain yang dipilih 5% diatasnya
Tekanan Design = 110% x (Tekanan Hidrostatis + Tekanan Awal)
= 110% x (3,074 psi + 36,74 psi)
= 43,7954 psi

Menentukan Tebal Tangki Reaktor (RE-01)


Ditetapkan spesifikasi Reaktor (RE-01) :
Bahan Konstruksi = Stainless Steel AISI 316
Jenis Sambungan = Double Welded Butt Joint
Allowable Stress (S) = 25.000 psi (Brownell, 1959: Hal 251)
Corrosion Allowance (Ca) = 0,125 in
Efisiensi Joint = 1 (Full Radiographic) (Buthod, 1997 : Hal 172)
Efisiensi Joint Head = 1 (Full Radiographic) (Buthod, 1997 : Hal 176)

• Tebal Shell (Dinding Tangki)


rs
tu E , r
t = + Ca

tu < ;
vw , ;
P =

Keterangan :
P : Tekanan Operasi, psi
S : Stress Value of Material, in
E : Efisiensi Sambungan, in
R : Jari-Jari Inside, in
C.96

D : Diameter Inside, in
t : Ketebalan Dinding (shell), in
Ca : Corrosion Allowance, in
rs
tu E , r
t = + Ca

, <
< E , x ,
t = + 0,125

= 0,1811 in
Digunakan tebal shell 3/16 in. Ditentukan tekanan maksimum yang
diizinkan pada ketebalan 3/16 in ketika vessel dalam kondisi baru (Buthod, 1995).

tu < ;
vw , ;
P =

< < , +
w , J , +
P =

= 141,0056 psi
Untuk memenuhi kriteria tekanan operasi yang diinginkan maka digunakan tangki
dengan ketebalan 3/16 in dengan tekanan maksimum yang diizinkan adalah
141,0056 psi.

• Diameter Luar Shell (OD)

OD = ID + 2 x ts

= 64,375 in

• Tebal Ellipsoidal Head (Tutup Atas Tangki)


r9
tuE , r
t = + Ca

tu < ;
yw , ;
P = (Buthod, 1997 : Hal 17)

, <
< E , < ,
t = + 0,125

= 0,3056 in
C.97

Digunakan tebal shell 1/2 in. Ditentukan tekanan maksimum yang


diizinkan pada ketebalan 1/2 in ketika vessel dalam kondisi korosi (Buthod,
1997).

J < < ,
w , < ,
P =

= 390,02 psi

Menentukan Rancangan Pengaduk


Digunakan impeller dengan jenis Flat-Blade Turbine dengan alasan :

1. Dapat digunakan untuk fluida dengan viskositas dibawah 100 cP


(Geankoplis, 1983 Hal 143)
2. Jenis pengaduk ini digunakan pada aliran fluida dengan rentang NRe 40
sampai 3x105 (Perry’s, 1999 Hal 18-25)

Tabel C.28 .Viskositas zat pada kondisi operasi reaktor

Komponen Laju Alir, Viscosity, z Fraksi (Xi) Xi/z


(Kg/jam) (cP)

C6H5NH2 42,013 1,22 0,0096 0,0079


CH3COOH 63,0188 0,52 0,0144 0,0277
H2O 105,025 0,467 0,0240 0,0514
C6H5NHCOCH3 4.159,2395 4,423 0,9519 0,2152
Total 4.369,29 1 0,3022

Viskositas Campuran (z ) = Ʃxi / (Ʃxi/z )


= 3,3091 cP = 0,0033 Pa.S
|}~• ‚,ƒ
[ ]
> €A
, 9T
Kecepatan pengaduk (n) =

WELH = Zl (tinggi cairan) x specific gravity


C.98

= 1,7111 m x (1/1,7111)
=1m
n = 90 rpm
= 1,5 rps
Jenis Pengaduk = Six Flat-Blade Turbine

Gambar C.12. Six Flat-Blade Turbine (Couper,2005)

Kecepatan Pengaduk :

• Diameter Impeller, Da = 1/3 Dt = 1/3 (1,63 m) = 0,542 m =


1,77 ft
• Lebar Pengaduk, W = 1/5 Da = 1/5 (0,54 m) = 0,108 m =
0,354 ft
• Jarak Pengaduk dari dasar tangki, E = 1/3 Dt = 1/3 (1,63 m) = 0,542 m =
1,7782 ft
• Panjang Daun Pengaduk, L = 1/4 Dt = 1/4 (1,63 m) = 0,406 m
• Pitch = Da = 0,542 m = 1,77 ft

• Tebal Pengaduk = Di x 1/5 = 0,354 ft

(Geankoplis, 2003 : Hal 144)

9T> .a.?

Bilangan Reynold, NRe =

, >. , . 1.072,7141
0,0033
=

= 143.238,5386
C.99

Dari Gambar 10.5 b hal 283 (Couper,2005) diperoleh harga Bilangan Power untuk
pengaduk turbin dengan NRe = 143.238,5386 adalah NPO = 7.
Direncanakan tangki menggunakan baffle, karena NRe yang diperoleh
menunjukkan aliran turbulen, maka ditetapkan penggunaan baffle sebanyak 4
buah (Mc. Cabe, 1991 : Hal 253).
9P
Lebar baffle (Wb) =
,
=

= 0,1358 m = 0,445 ft

Offset Top dan Offset Bottom

Offset top = 1/6 x Wb = 0,0742 ft

Offset bottom = Ds/2 = 0,8850 ft

Sehingga panjang baffle = Hs – (Offset top + Offset bottom)

= 4,3885 ft

Sehingga kebutuhan daya diperoleh :


Pteoritis = NPO x , x … x 3†
= 7 x 1.072,7141 x 1,5 x 0,542
= 1.185,36 W = 1,589 hp
C.100

Philang (gland loss) = 10 % x Pteoritis


= 0,1589 hp
Maka Pinput = Pteoritis + Philang (gland loss)
= 1,7479 hp

Berdasarkan power motor sebesar 1,7479 hp didapatkan efisiensi motor sebesar

80%. (Peter, Timmerhaus, 2002, Fig. 12-18, hal. 516)

Daya motor yang digunakan = Daya Input (Pinput) / Efisiensi Motor

= 2,18 hp

Dipilih power standar motor 2,5 hp

Panjang Batang Sumbu Pengaduk


Axis length (L) = Ht + offset top – offset bottom
= 8,0144 ft + 0,0742 ft - 0,8850 ft
= 7,2036 ft (2,1956 m)
!‡J J "
! JnJa"
Tc =

= 1.194,2675 kg.m
Tm = 1,5 x Tc
= 1.791,4013 kg.m
fs = 550 kg/cm2
ˆ_ J
‰]
Zp =

= 325,709 cm
ŠC J
n
d3 =

= 1.659,6636 cm
d = 11,8396 cm
digunakan diameter sumbu 12 cm
C.101

Cek tegangan
Rb = 0,5 x Da
=6m
ˆ_
, J s‹
Fm =

= 398,0891 kg
M = Fm x L
= 874,0444 kg.m
Me = [ Œ + •Œ + Ž0 ]

= 1.433,6505 kg.m
c[

n! "
f =
=>

= 1.234,0324 kg/cm2

Perancangan Koil Pendingin

Tabel C.44. Selisih temperatur fluida dingin dan fluida panas

Fluida Panas Fluida Dingin Selisih

T1 = 302 oF Temperatur Tinggi t1 = 122 oF ∆t1 = 180 oF

T2 = 302 oF Temperatur Rendah t2 = 86 oF ∆t2 = 216 oF

Selisih t2-t1 = 36 oF ∆t2-∆t1 = 36 oF

∆; E∆;
∆‘>
N
LMTD =
∆‘Q

= 197,45 oF

Dari hasil perhitungan neraca energi, diperoleh data sebagai berikut :

- Panas yang dibutuhkan Q = 851.263,0022 kJ/jam ≈ 806.841,6473

Btu/jam
C.102

- Jumlah cooling water yang dibutuhkan ms = 10.174,0529 kg/jam

- Diameter Tangki D = 64 in ≈ 5,3 ft

Pemilihan UD

Dari Tabel 8, hal 840 (Kern,1955),


(Kern diperoleh rentang UD 5 – 75 Btu/hr.ft2.oF

(untuk Coolers – water).

Maka, dipilih UD = 65 Btu/hr.ft2.oF

Luas Perpindahan Panas,

A =

= 62,866 ft2

Untuk tangki berkapasitas 3,9752 m3 (1.050 gallon) memiliki standard luas area

perpindahan 1 ft2, Berdasarkan luas (A) di atas >135


an panas untuk jacket sebesar 135

ft2, maka digunakan tipe pemanas koil (Silla., 2003, hal. 383) dengan spesifikasi

sebagai berikut (Tabel 11, hal. 844, Kern, D., 1950).


C.103

Moss, D., 3rd Ed, 2004, hal.


Gambar C.25. Helical Coil with Baffles and agitator (Moss,

341)

diopt = 226.G0,5.ρ-0,35

= 226 x (10.174,0529/3600)0,5 x 1.000-0,35

= 33,8613 mm

= 1,33 in

Dipilih spesifikasi pipa (Tabel 11 Kern, 1965) :

IPS = 1,5 in

Sch = 40

ID = 1,61 in

= 0,041 m
C.104

OD = 1,9 in

= 0,0483 m

A = 2,04 in2

= 0,0013 m2

a/ft = 0,498 ft2/ft

µ = 1,88 lbm/ft.h

k = 0,18 Btu/jam.ft2.(oF/ft)

Cp = 2,7 Btu/lbm.oF
’9 “I

NRe =

= 8.712,8857

Pitch :

P maks. = 5 x IPS = 7,5 in

P min. = 2 x IPS = 3 in

Dipilih P = 2 x IPS = 3 in

= 0,25 ft

= 7,62 cm

= 0,0762 m
C.105

Gambar C.26. Grafik nilai JH

JH = 34 (Fig 24,, Kern)

= JH • ˜
” –K.— 0,33
y ”
hi

61) (2,7 x1,88/0,18)0,33


= 34 (0,18/1,61

= 11,44 Btu/jam.ft.oF

hio = hi x (ID/OD)

= 11,44 x (1,61
,61/1,9)

= 9,69 Btu/jam.ft.oF

™Mš < ™M
™Mšw ™M
Uc = (Kern, 1986)

= 5,246 Btu/jam.ft2.oF

=• ˜

œy < ∆•
Ar

806.841,6473
< 197,45
=

= 62,866 ft2
C.106

Panjang Koil yang Dibutuhkan (Lr)

LŸ = ¡
t

Luas penampang koil/S = π.OD

= 5,96 in

= 0,496 ft

= 0,1511 m

Maka didapatkan, Lr = 126,745 ft

= 38,6318 m

= 1.520,937 in

Volume Koil (Vc)

V£ =
¤.¥y> .¦¡
= 0,0707 m3

VL(Volume Liquid) = 3,9752 m3

Vtotal = VL + Vc

= 4,0459 m3

Safety Factor = 20%

Vdesain = 1,2 x 4,0459 m3

= 4,855 m3

Diameter Heliks Koil (Dc)

Menurut Rase, 1977, diameter spiral/heliks koil = 0,7-0,8 x Dshell.


C.107

D£ = 0,8 x IDL™m

= 0,8 x 1,6154 m

= 1,29 m

= 50,7874 in

Jumlah turn pada Spiral (N)


N =
•!πD£ " + P

= 9,53

Digunakan 10 turn.

Tinggi koil (Hc) = jumlah turn x pitch

= 10 turn x 3

= 30 in

= 0,762 m

Tinggi Fluida Setelah Ditambah Koil (HL)

Tinggi koil harus lebih kecil daripada tinggi cairan setelah ditambah koil agar

seluruh koil tercelup dalam cairan. HL lebih besar dari hc = 1,97 m> 0,762 m,

maka semua koil tercelup dalam fluida.

H¦ = = 1,97 m
-‘®‘l¯
°±²‘l³´l¡ ‘l³µ¶· >
R
C.108

• Rancangan Support

Gambar C.14. Leg Support (Buthod, 1997: Hal 106)


Perhitungan dillakukan sesuai dengan contoh pergitungan support
(Buthod,1997) halaman 105.
• Data yang dibutuhkan
• Jenis support = Leg Support
• Berat Tangki (W) = 23.264,17 lbm

W 23264,17 lbm
Jumlah kaki (n) =4
• Muatan tiap kaki (Q) = =
n 4

= 58.16,04 lbm
• Jari-jari head (R) = 32 in
• Leverarm of load (H) = 5 in
• Dimension of wear plate = 2A = 10 in, 2B = 10 in
• Tebal head (t) = 0,5 in
• Cos α = 0,8
• Internal Pressure (P) = 43,7954 psi
C.109

• Factor K
Faktor K terdiri dari K1 hingga K8. Nilai faktor K dapat diperoleh dari grafik
pada halaman 103 dan 104 (Buthod,1997).
• Radius of circular wear plate (C) = √AB =•(5 × 5) in = 5 in
• Nilai D
D = 1,82 ∙ p
C R
R t

32 in
D = 1,82 ∙ ¼
32 in 0,5 in
5 in

D = 2,275

Berdasarkan nilai C dan D yang diperoleh, maka nilai faktor K yang


diperoleh yaitu :

• K1 = 0,04 (Grafik 1 hal. 103 Buthod, 1997)


• K2 = 0,01 (Grafik 2 hal. 103 Buthod, 1997)
• K3 = 0,06 (Grafik 1 hal. 104 Buthod, 1997)
• K4 = 0,01 (Grafik 2 hal. 104 Buthod, 1997)
• K5 = 0,015 (Grafik 1 hal. 103 Buthod, 1997)
• K6 = 0,01 (Grafik 2 hal. 103 Buthod, 1997)
• K7 = 0,02 (Grafik 1 hal. 104 Buthod, 1997)
• K8 = 0,01 (Grafik 2 hal. 104 Buthod, 1997)

• Menghitung Longitudinal Stress


• Maximum Tensile Stress (S1)

2 ½cos
α !-K1 +6K2 "+ ¼ !-K3 +6K4 "¾
Q H R
Sl =
t R t

23.264,17 lbm
½0,8 ∙ !-0,04+6∙0,01"+ ¼ !-0,06+6∙0,01"¾
5 in 32 in
Sl =
(0,5 in)2 29 in 0,5 in
C.110

S1 = 8.132,281psi

• Stress akibat tekanan (P”)


PR
P" =
2t
43,7954 psi∙32 in
2∙0,5 in
P" =

P" = 1.401,4528 psi

• Total stress (SIT)


SIT = S1 + P”
SIT = 9.533,7338 psi

Nilai stress yang diperbolehkan = 25000 x 0,85 = 21.250 psi, sehingga nilai
tensile stress yang didapat masih dibawah nilai stress yang diperolehkan.

• Menghitung Circumferential Stress


• Maximum Tensile Stress (Sc)

2 ½cos
α !-K5 +6K6 "+ ¼ !-K7 +6K8 "¾
Q H R
Sc =
t R t

23.264,17lbm
¿0,8 ∙ #-0,015+6∙0,01$+ p #-0,02
5 in 32 in
Sc = 2 +6∙0,01$À
(0,5 in) 32 in 0,5 in

Sc = 93.056,67 psi

• Stress akibat tekannan (P”)


PR
P" =
2t
43,7954 psi∙ 32 in
2∙0,5 in
P" =

P" = 1.401,4528 psi

• Tekanan stress (ScT)


ScT = Sc + P”
C.111

ScT = 9.4458,1228 psi

Nilai stress yang diperbolehkan = 25000 x 0,85 = 21.250 psi,


sehingga nilai tensile stress yang didapat masih dibawah nilai stress yang
diperolehkan.
• Dimensi Support
Untuk dimensi support dilihat pada tabel halaman 108
(Buthod,1997), nilai dimensi support diperoleh berdasarkan diameter
tangki yang direncanakan.
• Diameter Tangki (D) = 64” (5’4”)
• Angle Size = 4” x 4” x 1/2”
• Tinggi maksnimal support = 84 in (2,1336 m)
• Tinggi support sisi tangki (W) = 7 in (0,1778 m)

Tabel C.30. Spesifikasi Reaktor (RE-01)

Kode : RE-01

Fungsi : Untuk mereaksikan Anilin (C6H5NH2) dan Asam

Asetat (CH3COOH)

Konstruksi : Shell : Stainless Steel AISI 316

Tube : Stainless Steel AISI 316

Kondisi Operasi : P = 2,5 atm dan T = 150 oC

Jumlah : 1 unit

Shell

Tipe Tangki : Silinder tegak dengan tutup dan bagian bawah


ellipsoidal
C.112

Volume Tangki : 7,87 m3

Diameter : 1,63 m

Tinggi Tangki : 2,4428 m

Tebal Dinding Tangki : 0,1811 in

Pengaduk (Impeller)

Tipe Pengaduk : Six Flat-Blade Turbine

Diameter Pengaduk : 0,5 in

Lebar Pengaduk : 0,1 m

Jarak Pengaduk dari Dasar : 0,5 m

Panjang Daun Pengaduk : 0,406 m

Daya Motor Pengaduk : 2,5 hp

Baffle

Jumlah Baffle : 4 buah


Lebar Baffle : 0,1358

Koil Pendingin

Tipe Pendingin : Helical Coil

Volume : 4,0459 m3

IPS : 1,5 in

OD : 1,9 in
C.113

ID : 1,61

Jumlah lilitan : 10 lilitan

Penyangga Reaktor (Support)

Tipe : Leg Support

Jumlah Kaki : 4 Buah

Tinggi Support maksimal : 2,1336 m

Tinggi support sisi tangki : 0,1778 m

C.10 Pompa V (PU-05 A/B)

Gambar C.15. Pompa V (PU-05 A/B)

Kode : PU-05 A/B

Fungsi : Untuk memompakan hasil keluaran Reaktor (RE-01) menuju

Evaporator (EV-01)

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Menentukan Tipe Pompa

Prarancangan pabrik ini digunakan jenis pompa centrifugal (Perry, 1997 :


Hal 10-34), dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
1. Harga relatif murah
C.114

2. Kecepatan aliran seragam


3. Proses pengoperasian yang mudah
4. Dapat disesuaikan dengan menggunakan motor
5. Konstruksi sederhana
6. Untuk single-stage, dapat beroperasi pada kondisi operasi hingga 300 psi
(Perry, 1999: Hal. 10-24).

Menentukan Bahan Konstruksi Pipa


Bahan konstruksi yang digunakan adalah jenis Stainless Steel AISI 316
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tekanan diizinkan hingga 25.000 psi
2. Bahan kuat dan tahan terhadap korosi
(Brownell,1959: Hal 251)

Menentukan Ukuran dan Jenis Aliran Pipa


Laju Alir Massa (F) = 4.369,29 kg/jam = 9.634,2845 lb/jam
Temperatur Operasi (oC) = 150oC
Tekanan Operasi = 2,5 atm
Faktor Keamanan = 20%
Densitas Campuran (ρ) = 705,3 kg/m3 ≈ 44,0304 lbm/ft3
Viskositas Campuran = 1,94 cP ≈ 4,693 lbm/ft.hr
• Laju Volumetrik (Q) = F/ ρ
. , + /
,
Q =
lbm/ft^3

Q = 218,8098 ft3/jam = 6,196 m3/jam ≈ 3,6468


ft3/menit = 0,0608 ft3/s
• Diameter Optimal (Dopt)
Dopt = 3,0×Q0,36× µ 0,18 (Pers 16, Peters dan Timmerhaus, 1991)
Dopt = 3,0×(0,0608)0,36× (4,693) 0,18
Dopt = 1,4461 in
C.115

Berdasarkan nilai Dopt yang didapat, maka diperoleh data spesifikasi pipa
sebagai berikut (Tabel 11; Kern, 1983) :
- Nominal pipe size = 2 in (0,1667 ft)
- Outside Diameter (OD) = 2,38 in (0,1983 ft)
- Schedule Number = 40
- Inside Diameter (ID) = 2,067 in (0,1715 ft)
- Flow Area per pipe (A) = 3,35 in2(0,0294 ft2)
• Kecepatan linear fluida (v) = Q/A
+,+ + ft3 /jam
,
=
ft2

V = 7.442,5102 ft/jam (2,0674 ft/s)


ID ×v ×ρ
• Bilangan Reynold (NRe) = μ

, ft × 7.442,5102 ft/jam × 44,0304 lb/ft3


,
=
lbm/ft jam

= 11.975,2789 (Aliran Turbulen)


Menghitung friction pada pipa
• Faktor Fanning (f)
Bahan konstruksi pipa : Commercial steel
NRe = 11.975,2789 (Turbulent flow)
16
f = (Persamaan 3.46 Kern, 1965)
NRe/µ

f = 0,00627

Equivalen roughness, ɛ = 0,00015

ɛ/D = 0,0009

Faktor koreksi, α =1 (Geankoplis, 1993 : 93)


C.116

• Panjang Ekuivalen Total Pipa (Le)


Menghitung Panjang Ekuivalen

Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang

ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan

(fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap

komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.31.

Tabel C.31. Panjang Ekuivalen

Komponen Pipa Jumlah L/D Le = n x L/D x ID (ft)


Pipa Lurus - - 9,8425
Elbow 90 3 35 18,0075
Gate Valve (Full Open) 1 9 1,5435
Total (∑Le) 29,3935

• Friction (Σf) pada Pipa lurus :


2f∙ v2 ∙ ∑Le
∑f = (Peters dan Timmerhaus, 1991)
ID ∙ gc

2 × 0,00627 × (2,0674 ft/s)2 × 29,3935 ft


=
0,1715 ft × 32,17 ft∙lb /s2 ∙ lb
∑f = 28,55 ft lb /lb

• Menghitung Friction pada Enlargement dan Contraction :


Perhitungan gesekan berdasarkan Tabel 1 Hal : 484 (Peters dan Timmerhaus,
1991) :
Sudden enlargement (Fe)
!V1 -V2 "2
Fe =
2 α gc
Dimana: Fe = Sudden enlargement (ft∙lbf/lbm)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient
C.117

gc = Conversion factor in Newton’s law of motion


Nilai α ditentukan berdasarkan jenis aliran, untuk turbulent flow (NRe
> 4000) nilai α = 1; dan streamline flow (NRe > 2100) nilai α = 0,5 serta nilai
gc yaitu 32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf

#V1 -V2 $
2
Fe =
2 α gc

!2,0674 ft/s - 2,0674 ft/s"2


2 x 0,5 x 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf
Fe =

Fe = 0 ft lb /lb

Sudden contraction (Fc)


&' !V2 "2
Fc =
2 x α x gc
Dimana: Fc = Sudden contraction (ft∙lbf/lbm)
Kc = Frictional loss coefficient (0,5)
V = Kecepatan linear fluida (ft/s)
α = Correctioncoefficient (1 untuk streamline flow)
gc = Conversion factor in Newton’s law of motion
(32, 17 ft∙lbm/s2∙lbf)

0,5 × !2,0674 ft/s"2


Fc =
2 × 1 × 32,17 ft∙lbm/s2∙lbf

Fc = 0,0332 ft lb /lb

• Friction lose karena sambungan (elbow)

Jumlah elbow = 3

Kf = 0,75 (Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 : 93)

 v2 
hf1 = ∑ elbow × K f  
 2α 
C.118

= 4,8084 J/kg

= 1,6086 ft lb /lb

• Frictions pada valve

Dari Tabel 2.10-1, Geankoplis, 1993 halaman 93, diperoleh :

Gate valve wide = 1 ; Kf = 0,17

 2

hf2 = ΣKf v 
 2α 

= 1,602 J/kg

= 0,5359 ft lb /lb

Total gesekan keseluruhan (ΣF) pada pipa


ΣF = Σf + Fe + Fc+ hf1 + hf2
ΣF = (28,55 + 0 + 0,0332 + 1,6086 + 0,5359) ft∙lb /lb
ΣF = 30,7277 ft lb /lb
• Menghitung Tenaga Mekanis pada Pompa (Wf)
z1 =1m
z2 =2m
∆z = z2 – z1 = (2 – 1) m = 1 m (3,2808 ft)
g/gc = 1 lbf/lbm
∆z (g/gc) = 3,2808 ft.lbf/lbm

• Menghitung Velocity Head (∆v2/2 α gc)


v1 = kecepatan linier fluida dari tangki ke pipa
v2 = kecepatan linier fluida ke tangki
Karena pada 2 titik reference dianggap sama (v1 = v2). Velocity head
dianggap nol (∆v2/2 α gc = 0)

• Menghitung Pressure Head(∆P/ρ)


Tinggi head pompa terhadap R-01 (zh) = 2 m (6,5616 ft)
P2 = 2.116,2 lbf/ft2 + (ρ g/gc zh)
P2 = 2.405,101067 lbf/ft2
C.119

P3 (Tekanan R-01) = 2,5 atm = 5.290,54 lbf/ft2


(P3 – P2) / ρ = 65,5328 lbf ft/lbm

• Tenaga Mekanis Pompa (Wf)

+ + ∑F
g ∆v2 ∆P
Wf = ∆z +
gc 2∙α∙gc ρ
Wf = (3,2808 + 0 + 65,5328 + 28,55) ft∙lbf /lbm
Wf = 97,3636 ft lbf /lbm

Menghitung Daya Pompa dan Daya Motor


Kapasitas pompa = 0,0608 ft3/s (27 gallon/menit)
Dari Gambar 14.37: hal 520 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk
kapasitas pompa 27 gallon/menit, maka efisiensi pompa (Ƞ) = 40%.
97,3636 ft lbf /lbm 44,0304 lbm/ft3 0,0608 ft3/s
Pteoritis =
550 lbm /ft3
Pteoritis = 0,473 hp

• Menentukan Brake Horse Power (BHP) Pompa


Pteoritis
BHP=
Ƞ
4,73 hp
BHP=
40%
BHP= 1,18 hp

• Menentukan Daya Motor Pompa


Dari Gambar 14.38: hal 521 (Peters dan Timmerhaus, 1991), untuk BHP =
4,6 hp didapatkan efisiensi !Ƞ') 80%, maka power motor yang dibutuhkan:
BHP
Pmotor =
Ƞ'
1,18 hp
Pmotor =
80%
Pmotor = 1,475 hp
C.120

Daya motor standar yang dipilih yaitu 1,5 hp (Standar NEMA; Walas, 1990 :
62)

(Coulson Vol.6, 1999 : 480)

Berdasarkan grafik efisiensi pompa sentrifugal tersebut, PU-01 A/B dengan


kapasitas 6,196 m3/jam memiliki efisiensi pompa sebesar 40%.
• Cek Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH

yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003)

8. NPSHr (Net Positive Suction Head Required) :

Q = 3,6468 ft3/menit

S = 7.900 (single suction) (Walas, 1990)

Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm

4/3
 n Q 0, 5 
NPSHR =   (Walas, 1990)
 S 

= 0,846 m

NPSHR = 2,775 ft

NPSHA (Net Positive Suction Head) available :

NPSHA = 1,35 NPSHR


C.121

= 1,35 (2,775 ft)

= 3,7462 ft

NPSHA = 1,1418 m

Karena NPSHa > NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari

kavitasi

NPSHA > NPSHR, maka pompa tidak terjadi kavitasi.

Tabel C.32. Spesifikasi Pompa V (PU-05 A/B)

Kode : PU-05 A/B

Fungsi : Untuk memompakan hasil keluaran Reaktor (RE-01)

menuju Evaporator (EV-01)

Bahan Konstruksi Pipa : Stainless Steel AISI 316

Jumlah : 2 Unit (1 Cadangan)

Tipe : Centrifugal Pump

Kapasitas : 27 gal/menit

Daya Pompa : 1,475 hp

Daya Motor : 1,5 hp

Efisiensi Pompa : 40%

Schedule Number : 40

NPSHA : 1,1418 m

Tekanan Discharge : 5.290,54 lbf/ft2

Tekanan Suction : 2.405,101067 lbf/ft2


C.122

C. 11 Evaporator (EV – 01)

Fungsi : Memekatkan konsentrasi asetanilida sebelum masuk ke

Crystallizer (CR-01)

Jenis : Short Tube Vertical Forward Feed Evaporator, dengan tutup atas

dan bawah berbentuk flanged and standarddish head

Bahan konstruksi : Stainless Steels AISI 316

Alasan Pemilihan :

- Koefisien perpindahan panasnya 200-500 Btu/h.ft2.F (Geankoplis),

sehingga dapat menguapkan sejumlah besar air untuk membuat larutan

pekat dengan kadar yang diinginkan.

- Short tube evaporator relatif lebih murah serta pengoperasian dan

pembersihannya lebih mudah (Ulrich, 1984).

- Flanged and standard dish head cocok digunakan pada tekanan

permukaan 1 atm.

- Short tube evaporator digunakan untuk fluida dengan viskositas < 10

Cp (Tabel 4-7, Ulrich, 1984).


C.123

Feed Vapor

EV-01

liquid
-

Gambar C.16. Evaporator

1. Kondisi Operasi

Temperatur Umpan = 150 oC = 423 K

Laju Alir Umpan = 4.369,29 kg/jam

Laju Alir Uap = 126,0343 kg/jam

Viskositas Umpan = 6,63 cP

Densitas Umpan = 2.297,1 kg/m3

Temperatur Steam = 225 oC = 498 K

Laju Alir Steam = 4.495,3243 kg/jam

Viskositas Steam = 0, 76 cp

Densitas Steam = 815,74 kg/m3


C.124

2. Neraca Massa

Tabel C.33. Neraca Massa Evaporator


Komponen Densitas Masuk Keluar

ρ F L V

(kg/m3) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) Xi Xi*ρ

C6H5NH2 494 42,013 16,805 25,208 0,0096 0,0047

CH3COOH 450,4 63,0188 25,1075 37,8113 0,0144 0,0065

H2O 863,1 105,025 42,013 63,015 0,0243 0,0207

C6H5NHCOCH3 489,6 4.159,2395 4.159,24 - 0,9519 0,4661

Total 4.369,2963 4.243,165 126,0343 1,0000 0,4980

ρcampuran = 498 kg/m3

= 31,092 lb/ft3

3. Neraca Panas

Tabel C.34. Neraca Panas Evaporator


Panas Masuk Panas Keluar
Aliran
(kJ/jam) (kJ/jam)

Qf 2.264.744,87

Qs in 536.695,28

QV 1.168.663,216

QL 1.424.742,9437

Qc 208.033,9902

Total 2.801.440,150 2.801.440,150


C.125

4. Perancangan Alat

Gambar C.17. Short Tube Evaporator (Ulrich, 1984)

a. Ukuran Tube

Dari Neraca Panas didapatkan luas perpindahan panas sebesar :

A = 20,2898 m2 = 218,3981 ft2

Ditetapkan ukuran tube:

1 in OD, 18 BWG, 1,25 in square pitch, maka:

Berdasarkan Tabel 10 Kern, diperoleh:

OD = 1 in = 0,0833 ft

ID = 0,902 in = 0,0751 ft

a" = 0,2618 ft2/ft

a’t = 0,639 ft2

L = 12 ft (Untuk Short Tube 3 -5 ft, Wallas : 209)

Sehingga jumlah tube (Nt) yang dibutuhkan:

A 218,3981
Nt = = = 69,5181
L × a ÄÄ 7 × 0,2618
C.126

Diambil = 70 tube

Koreksi nilai A

A = …o × Å × †"

= 70 × 12 × 0,2618

= 219,912 ft2 = 20,4304 m2

b. Diameter Evaporator

Spesifik Volume pada 108 oC = 8,5233 ft3/lb

Laju alir uap = 126,0343 kg/jam

= 227,858 lb/jam

Laju volumetrik = Laju alir uap x Spesifik volume

= 1.942,1021 ft3/jam

= 0,5395 ft3/s

Kecepatan uap = maks. 18,04 ft/s (Hugot: 509)

Dipilih u = 0,1839 ft/s

V = 23 Ç

4,386 = 2. 3 . 0,1839

D2 = 30,3740 ft2

D = 5,5112 ft = 66,1344 in = 1,6798 m

H = 1,5 × ID

= 1,5 × 5,5112 ft

= 8,2668 ft = 99,2016 in= 2,5197 m


C.127

c. Tinggi Liquid dalam Silinder

Tinggi liquid dalam silinder = 70% Tinggi Silinder (Hugot:509)

= 70% x 8,2668 ft
= 5,7868 ft
d. Diameter Centre Well

Diameter Centre Wel = 1/6× Diameter evaporator (Hugot: 509)

=1/6 × 5,5112 ft

= 0,9185 ft

e. Menentukan Tekanan Desain

Tekanan desain dihitung dengan persamaan :

Pabs= Poperasi + Phidrostatis

ρ(g g c )H liquid
Phidrostatis= = 4,2486 psi
144

Poperasi= 19 psi

Pabs= 19 psi + 4,2486 psi= 23,2486 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson,

1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya.

Pdesain= 1,1 × Pabs

= 1,1 × 23,2486 psi

= 25,5735 psi

f. Tebal Shell

P.ri
ts= + C = 0,1018 in,
f .E − 0,6.P

digunakan ts standar = 1/4 in


C.128

keterangan :

ts = ketebalan dinding shell, in

P = tekanan desain = 25,5735 psi

ri = radius inside = D/2 = 33,0672 in

f = nilai tegangan material, psi Carbon Steel SA 283 grade C

tipe 316 = 13.700 psi (tabel 13.1 Brownell, 1959:251)

E = efisiensi sambungan 0,85, jenis sambungan las(single-welded

butt joint without backing strip, no radiographed)

C = korosi yang diizinkan (corrosion allowance)

= 0,042 in/10 th (Perry dan Green, 1999)

g. Dimensi Tutup Atas dan Bawah

Tutup atas dan tutup bawah berbentuk Standar Dish Head

0,885 P.rC
th = + C = 0,0321 in,
2.f .E − 0,2 .P

digunkan th standar = 1/4 in

h. Tinggi Dishead (OA)

OD = ID + 2ts= 66,3380 in = 1,6849 m

icr = 0,06 × OD= 3,9803 in

AB = ID/2 – icr = 29,08 in

BC = rc – icr

= 66,1344 – 3,9893

= 62,153 in

b = rc − BC 2 − AB 2 = 11,2040 in
C.129

sf = 1 in (Tabel 5.6 Brownell & Young)

OA = b+sf+th

= 11,2040 + 1 + 0,0321

= 12,2361 in

i. Tinggi Total

Tinggi = H + 2OA

= 99,2016 in + (2 ×12,2361 in)

= 123,6738 in

= 10,3061 ft

= 3,1412 m

Tabel C.35. Spesifikasi Evaporator (EV-01)


Alat : Evaporator
Kode : EV-01
Fungsi : Memekatkan konsentrasi asetanilida

sebelum masuk ke Crystallizer (CR-01)

Tipe : Short Tube Vertical Evaporator


Dimensi : Diameter (OD) : 1,6849 m
Tinggi : 3,1412 m
Tebal tutup : ¼ in
Tebal shell : ¼ in
Ukuran tube : Panjang tube : 12 ft = 3,6576 m
OD : 1 in
BWG : 18
Pitch : 1 1/4 Square pitch
Jumlah tube : 70 buah
Bahan konstruksi : Stainless Steels AISI 316
Jumlah : 1 buah
C.130

C.12 Condenser (CE-01)

t1

T2

T1

t2

Gambar C.18. Double Pipe Exchanger Condenser (CE-01)

Fungsi : Mengkondensasikan uap air dari evaporator

Jenis : Double Pipe Exchanger

Kondisi : * Fluida Dingin (Air) di dalam Annulus

Temperatur : 30 °C → 50°C

Tekanan : 1 atm

* Fluida Panas ( uap air dari evaporator) diletakkan di

Inner pipe

Temperatur : 225 °C → 150 °C

Tekanan : 1 atm

Bahan Konstruksi : * Inner Pipe : SA 333 (3,5 % Ni)

* Annulus : SA 312 grade TP 316 (0,08 % C, 2

% Mo, 16 % Cr, 12 % Ni)


C.131

Pertimbangan : - Fluida produk mempunyai temperatur lebih tinggi

- Luas area perpindahan panas < 200 ft2

-Tekanan operasi tidak terlalu besar. (Kern, D., 1950, hal.

103)

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = Air (H2O)

Laju alir, w = 191,6728 kg/jam (422,6385 lb/jam)

t1 = 30 oC (86 oF)

t2 = 50 oC (122 oF)

Annulus :

Fluida panas = Uap air

Laju alir, W = 1.206,0343 kg/jam (2.659,3056 lb/jam)

T1 = 225 oC (437 oF)

T2 = 150 oC (302 oF)

Luas area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt
C.132

Beban panas Condenser (CE-01)

Q = 951.280,1536 kJ/jam

= 901.639,6157 Btu/jam

Tabel C.36. Menghitung Δt LMTD


Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)

437 Temperatur Tinggi 122 315


302 Temperatur Rendah 86 216
135 Difference 36 99

Δt LMTD =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 )
(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )

= 262,39 oF

Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = steam

cold fluid = Air

Range UD = 250 - 500 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 250 Btu/jam ft2 °F

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt
C.133

=
. ,
< ,

= 13,7447 ft2

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965) :

Tabel C.37. Ukuran Standar Double Pipe

Annulus Inner Pipe

IPS (in) 3,0 IPS (in) 2,00

Sch. No. 40 Sch. No. 40

OD (in) 3,068 OD (in) 2,07

ID (in) 3,500 ID (in) 2,38

a' (ft2) 0,917 a'' (ft2) 0,62

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

− Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

− Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

h io .h o
Uc =
h io + h o
C.134

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :

Annulus : Air Inner pipe : Keluaran Evaporator

• Flow area, aa • Flow area,ap

D2 = 3,5 in Dp = 2,38 in

= 0,292 ft
= 0,19 ft

D1 = 2,067 in
πD 2
Ap =
4
= 0,172 ft

= 0,031 ft2
Menggunakan Pers.6.3 Kern,

• Laju Alir Massa, Gp


π (D 2 − D1 )
2 2

aa =
4 w
Gp =
ap
= 0,043 ft2

=
, +
Equivalent diameter, De ,

Menggunakan persamaan.6.3 = 13.633,5 lb/jam.ft2

Kern, 1965
• Reynold Number, Rep

2
(D 2 − D1 )
2 Pada tav = 104 oF
De =
D1
µ = 0,177 lb/jam.ft

= 0,322 ft
C.135

• Laju Alir Massa, Ga Dp × Gp


Rep =
µ
W

0,19 x 13.633,5
Ga =
aa

0,177
=
. ,
,
= 14.634,8313

= 61.844,317 lb/jam ft2


• jH = 65 (Fig.28, Kern)

• Reynold number, Rea • Pada tav = 104 oF

Pada Tav = 135oF k = 0,3 Btu/jam ft.oF

µ = 0,15 lb/jam ft cp = 0,5

1
De x Ga c×µ  3
= 0,666
Rea =  
µ  k 

0,322 x 61.844,317
=
1
 k  c × µ  3

0,15
jH   
• hi/Φp =  D  k 

= 68,3211 Btu/jam ft2 oF


= 132.759,1339

 ID 
• jH = 230 ( Fig. 28, Kern) hio/Φp = hi/Φp x  
 OD 
• k = 0,13 Btu/jam.ft.of
= 78,471 Btu/jam ft2 oF
• cp = 0,62

• ho = 83,0478 Btu/jam ft2 oF


C.136

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 39,5391 btu/jam ft2.oF

• Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc

UD = 35,3357

• Menghitung A (surface area)required

Q
A =
UD . ∆t

= 27,2461 ft2

• Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,62 ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 43,945 ft

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 20 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:


C.137

L
Hairpin =
2.Lh

= 1,0986

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 2 buah

Koreksi panjang pipa :

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 80 ft linier

• Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 49,6 ft2

• Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A × ∆t

= 28,5769 Btu/jam ft2 oF

(asumsi benar karena Ud koreksi < Ud desain)

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,01 hr ft2 oF/ Btu


C.138

Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung > Rddiperlukan (memenuhi)

Menghitung Pressure drop

Annulus, Air Inner pipe, Uap air

5). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 14.634,8313

= 0,119 ft
0,264
f = 0,0035+
De '×Ga (Rep ) 0,42
Rea' =
µ

( pers. 3.47b Kern )


= 78.336,1348

= 0,0082 ft2/in2
Fanning Factor untuk Turbulen

ρ = 96 lb/ft3
0,264
f = 0,0035+
(Rea' )0,42
4 × f × Gp2 × L
2). ΔFp =
2× g × ρ 2 × D
( pers. 3.47b Kern )

= 0,0002 ft
= 0,0058

ρ = 106,41 lb/ft3 ∆Fp × ρ


∆Pp =
144

4 × f × Ga2 × L
2). ∆Fa = = 0,0001 psi
2 × g × ρ 2 × De

∆Pp < 10 psi (memenuhi)


(pers. 6.14, kern)

= 0,0034609 ft
C.139

Ga
3). Va =
ρ × 3600

.+ ,
, <
=

= 0,16144 ft/det

V 2 
∆ Fi = 1 x  
 2g 

= 0,001303144 ft

∆Pa =
(∆Fa + ∆Fi ) × ρ
144

= 0,00352 psi

∆Pa < 10 psi (memenuhi)


C.140

Tabel C.38. Spesifikasi Condenser (CE-01)

Nama Alat Condenser

Kode Alat CE-01

Fungsi Mengkondensasikan Uap air dari evaporator

Jenis Double Pipe Heat Exchanger

Bahan Stainless steel type 316

Dimensi Annulus (air) Inner ( Uap Air)

IPS = 3,0 in IPS = 2,0 in

Sch.No = 40 Sch.No = 40

OD = 3,500 in OD = 2,07 in

ID =3,068 in ID = 2,38in

Jumlah hairpin 1,0986 hairpin

Panjan Pipa 80 ft

Rd 0,01 jam ft2 oF/ Btu

C.13 Cooler (CO-01)


t1

T2

T1

t2

Gambar C.19. Double Pipe Exchanger Cooler (CO-01)


C.141

Fungsi : Mendinginkan produk asetanilida keluaran dari evaporator

(EV–01) dari 225oC menjadi 120 oC

Jenis : Double Pipe Exchanger

Kondisi : * Fluida Dingin (Air) di dalam Annulus

Temperatur : 60 °C → 150°C

Tekanan : 1 atm

* Fluida Panas ( Keluaran Evaporator) diletakkan di Inner

pipe

Temperatur : 225 °C → 120 °C

Tekanan : 1 atm

Bahan Konstruksi : * Inner Pipe : SA 333 (3,5 % Ni)

* Annulus : SA 312 grade TP 316 (0,08 % C, 2

% Mo, 16 % Cr, 12 % Ni)

Pertimbangan : - Fluida produk mempunyai temperatur lebih tinggi

- Luas area perpindahan panas < 200 ft2

-Tekanan operasi tidak terlalu besar. (Kern, D., 1950, hal.

103)
C.142

Data desain

Inner Pipe :

Fluida dingin = Air (H2O)

Laju alir, w = 480,7693 kg/jam (1.060,0963 lb/jam)

t1 = 60 oC (140 oF)

t2 = 150 oC (302 oF)

Annulus :

Fluida panas = Produk keluar evaporator

Laju alir, W = 4.243,265 kg/jam (9.356,3993 lb/jam)

T1 = 225 oC (437 oF)

T2 = 120 oC (248 oF)

Luas area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

Beban panas Cooler

Q = 640.127,3869 kJ/jam

= 606.723,7 Btu/jam
C.143

Tabel C.39. Menghitung Δt LMTD


Fluida Panas (oF) Fluida Dingin(oF) Δt (oF)

437 Temperatur Tinggi 302 135

248 Temperatur Rendah 140 108

189 Difference 162 27

Δt LMTD =
(T1 − t 2 ) − (T2 − t1 )
(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )
= 120,9983 oF

Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk :

hot fluid = Aqueos Solution

cold fluid = Air

Range UD = 250 - 500 Btu/jam ft2 °F

dipilh UD = 250 Btu/jam ft2 °F

Area perpindahan panas (surface area)

Q
A =
U D . Δt

. ,
J , +
=

= 20,0572 ft2
C.144

Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang

digunakan (tabel 11, kern, 1965):

Tabel C.40. Ukuran Standar Double Pipe

Annulus Inner Pipe

IPS (in) 3,0 IPS (in) 2,00

Sch. No. 40 Sch. No. 40

OD (in) 3,068 OD (in) 2,07

ID (in) 3,500 ID (in) 2,38

a' (ft2) 0,917 a'' (ft2) 0,62

Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut :

− Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

− Mengitung Ud (Design Overall Coefficient)

Menghitung Uc (Clean over all coefficient )

h io .h o
Uc =
h io + h o

Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma

sebagai berikut :
C.145

Annulus : Air Inner pipe : Keluaran Evaporator

• Flow area, aa • Flow area,ap

D2 = 3,5 in Dp = 2,38 in

= 0,292 ft
= 0,19 ft

D1 = 2,067 in
πD 2
Ap =
4
= 0,172 ft

= 0,031 ft2
Menggunakan Pers.6.3 Kern,

• Laju Alir Massa, Gp


2 2
π (D 2 − D1 )
aa =
4 w
Gp =
ap
= 0,043 ft2
. ,
,
=
Equivalent diameter, De

Menggunakan persamaan.6.3 = 301.819,3331 lb/jam.ft2

Kern, 1965
• Reynold Number, Rep

2
(D 2 − D1 )
2 Pada tav = 104 oF
De =
D1
µ = 0,177 lb/jam.ft

= 0,322 ft
Dp × Gp
Rep =
µ
• Laju Alir Massa, Ga

W 0,19 È 301.819,3331
0,177
Ga =
aa
C.146

. ,
,
= = 323.986,8547

• jH = 360 (Fig.28, Kern)


= 24.653,402 lb/jam ft2
• Pada tav = 104 oF
• Reynold number, Rea k = 0,3 Btu/jam ft.oF
Pada Tav = 135oF
cp = 0,5 Btu/lb oF
µ = 0,15 lb/jam ft
1
c×µ  3
= 0,6656
 
 k 
De x Ga
Rea =
µ
1
 k  c × µ  3
jH   
, J . , • hi/Φp =  D  k 

,
=
= 378,3939 Btu/jam ft2 oF

= 52.922,64
 ID 
hio/Φp = hi/Φp x  
 OD 
• jH = 170 (Fig.28, Kern)

k = 0,13 Btu/jam ft.oF = 422,9108 Btu/jam ft2 oF

• cp = 0,62 Btu/lb oF

• ho = 61,3832 Btu/jam ft2 oF

Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc

h io .h o
Uc =
h io + h o

= 52,8155 btu/jam ft2.oF


C.147

• Menghitung Ud
1 1
= + Rd Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
UD Uc

Ud = 45,5996

• Menghitung A (surface area) required

Q
A =
UD . ∆t

= 59,964 ft2

• Menghitung jumlah hairpin

External surface / lin ft, a''= 0,62 ft2 (Tabel.11 Kern, 1965)

A
Required length, L =
a"

= 96,7161 ft

Panjang hairpin = 12, 15, 20 ft (Kern, 1965)

Diambil Lh = 20 ft

1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = ) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:

L
Hairpin =
2.Lh

= 2,4179

Maka jumlah hairpins yang digunakan = 3 buah


C.148

Koreksi panjang pipa :

Lkor = 2.Lh x hairpin

= 120 ft linier

• Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya

A = Lkor x a”

= 74,4 ft2

• Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act

Q
Udact =
A × ∆t

= 37,3967 Btu/jam ft2 oF

(asumsi benar karena Ud koreksi < Ud desain)

Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd :

Uc − Ud
Rd =
Uc × Ud

= 0,0078 hr ft2 oF/ Btu

Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965).

Rdhitung > Rddiperlukan (memenuhi)


C.149

Menghitung Pressure drop

Annulus, Air Inner pipe, Produk Evaporator

7). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 323.986,8547

= 0,119 ft
0,264
f = 0,0035+
De '×Ga (Rep ) 0,42
Rea' =
µ

( pers. 3.47b Kern )


De x Ga
Rea =
µ
= 0,0048 ft2/in2

, J . ,
,
= ρ = 115 lb/ft3

= 19.558,3658 4 × f × Gp2 × L
2). ΔFp =
2× g × ρ 2 × D
Fanning Factor untuk Turbulen
= 0,0802 ft
0,264
f = 0,0035+ ∆Fp × ρ
(Rea' )0,42 ∆Pp =
144

( pers. 3.47b Kern )


= 0,0640 psi

= 0,0077
∆Pp < 10 psi (memenuhi)
3
ρ = 106,41 lb/ft

4 × f × Ga2 × L
2). ∆Fa =
2 × g × ρ 2 × De

(pers. 6.14, kern)


C.150

= 0,0016 ft

Ga
3). Va =
ρ × 3600

= 0,0644 ft/det

V 2 
∆ Fi = 1 x  
 2g 

= 0,0001 ft

∆Pa =
(∆Fa + ∆Fi ) × ρ
144

= 0,0012 psi

∆Pa < 10 psi (memenuhi)


C.151

Tabel C.41. Spesifikasi Cooler (CO-01)

Nama Alat Cooler

Kode Alat CO-01

Fungsi Mendinginkan produk keluaran dari evaporator

Jenis Double Pipe Heat Exchanger

Bahan Stainless steel type 316

Dimensi Annulus (air) Inner ( Produk evaporator)

IPS = 3,0 in IPS = 2,0 in

Sch.No = 40 Sch.No = 40

OD = 3,500 in OD = 2,07 in

ID = 3,068 in ID = 2,38 in

Jumlah hairpin 3 hairpin

Panjang Pipa 120 ft

Rd 0,0078 jam ft2 oF/ Btu

C.14 Expansion Valve (EXV-01)

C6H5NHCOCH3
C6H5NHCOCH3

EXV-01

Gambar C.20. Skema Expansion valve (EXV-01)

Fungsi : Menurunkan tekanan larutan dari Evaporator (EV-01)


C.152

Kondisi Operasi :

Temperatur in (T1) = 120oC = 393,15 K

Tekanan masuk (P1) = 2,5 atm

Tekanan keluar (P2) = 1 atm

a. Menentukan diameter masuk :

Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

3X,Z`P = 260 È É‰ , È ,E ,
(pers. 5.15 coulson , Hal 221)

Dimana :

Di,opt = diameter optimum, (in)

Gf = laju alir masuk, (kg/s)

ρ = densitas, (kg/m3)

V = Laju alir volumetrik, (m3/s)

Diketahui :

ρ umpan = 498 kg/m3 = 31,0891 lb/ft3

G (flowrate) = 4.243,265 kg/jam = 1,1786 kg/s

maka, Di, opt = 260 . Gf0,52 . ρ -0,37

= 260 × (1,1786)0,52 × (498)-0,37 = 28,45 mm = 1,1 in =


0,0916 ft

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):

NPS = 1 in

Schedul number = 40

OD = 1,32 in

ID = 1,049 in

a’t = 0,864 in2 = 0,006 ft2


C.153

b. Menentukan kecepatan masuk :

ρ.v.D
Re =
μ

Keterangan :

ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)

D = Diameter optimum (ft)

μ = Viskositas fluida (lb/ft s)

v = Kecepatan fluida (ft/s)

Laju alir volumetrik fluida :

m
Q =
ρ

4.243,265
498
=

= 8,5206 m3/jam

= 0,08 ft3/s

Mencari kecepatan fluida :

Q
v =
a
, +
,
=

= 13,33 ft/s

Sehingga :

ρ = 31,0891 lb/ ft3

D = 0,0916 ft

μ = 9,47E-06 lb/ft s

= 0,0045

= 0,0005
C.154

ρ.v.D
Re =
μ

FG
, + J , ‰P/ Lm£ J , ‰P
HI=
FG
, ]['
=
HI

= 8.435,7026

c. Menentukan diameter keluar:

Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

3X,Z`P = 260 È É‰ , È ,E ,
(pers. 5.15 coulson, Hal 221)

Dimana :

ρ umpan = 498 kg/m3 = 31,0891 lb/ft3

G (flowrate) = 4.243,265 kg/jam = 1,1786 kg/s

maka, Di, opt = 260 . Gf0,52 . ρ -0,37

= 260 × (1,1786)0,52 × (498)-0,37 = 28,45 mm = 1,1 in =


0,0916 ft

Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844):

NPS = 1 in

Schedul number = 40

OD = 1,32 in

ID = 1,049 in

a’t = 0,864 in2 = 0,006 ft2

d. Menentukan kecepatan keluar :

ρ.v.D
Re =
μ
C.155

Keterangan :

ρ = Densitas fluida (lb/ ft3)

D = Diameter optimum (ft)

μ = Viskositas fluida (lb/ft s)

v = Kecepatan fluida (ft/s)

Laju alir volumetrik fluida :

m
Q =
ρ

4.243,265
498
=

= 8,5206 m3/jam

= 0,08 ft3/s

Mencari kecepatan fluida :

Q
v =
a
, +
,
=

= 13,33 ft/s

Sehingga :

ρ = 31,0891 lb/ ft3

D = 0,0916 ft

μ = 9,47E-06 lb/ft s

= 0,0045

= 0,0005
C.156

ρ.v.D
Re =
μ

FG
, + J , ‰P/ Lm£ J , ‰P
HI=
FG
, ]['
=
HI

= 8.435,7026

Tabel C.42. Spesifikasi Expansion Valve (EXV-01)


Spesifikasi EXV-01
Nama Alat : Expansion Valve
Kode Alat : EXV-01
Fungsi : Menurunkan tekanan larutan dari Evaporator (EV-
01)

Jenis : Globe Valve Half Open


Kapasitas : 4.243,265 kg/jam
Dimensi : ID 1,049 in
OD 1,32 in
a't 0,006 ft2
Bahan Konstruksi : Stainless Steel (Austenitic) tipe 316

C.15 Crystallizer (CR-01)

Gambar C.21.Crystallizer (CR-01)


C.157

Kode : CR-01

Fungsi : Tempat terbentuknya kristal asetanilida (untuk mengubah fasa

produk asetanilida dari cair menjadi padat atau kristal)

Tipe : Continuous Stirred Tank Crystallizer (CSTC)

Jumlah : 1 Unit

Temperatur : 60oC

Tekanan operasi : 1 atm

Tabel C.43. Komponen masuk crystallizer

Komponen Densitas (kg/m3) F (kg/jam) fraksi Fraksi x Density

C6H5NH2(l) 660 16,805 0,00396 6,0006E-06

CH3COOH(l) 610 25,2075 0,005941 9,7386E-06

H2O(l) 970 42,013 0,009901 1,0207E-05

C6H5NHCOCH3(l) 670 4.159,2395 0,980198 0,001462

Total 4243,2650 1 0,001488

Densitas Campuran (ρ) = ΣFraksi/0,001488 = 671,6239 kg/m3

Laju Alir Massa (G) = 4243,2650 kg/jam

Faktor Keamanan = 20%

, kg/jam
Laju Alir Volumetrik =
671,6239 kg/m3

= 6,31 m3/jam
C.158

Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan

kristal. Potensial pendorong untuk kedua tahap itu ialah kelewat jenuhan atau

supersaturasi. Proses pembuatan larutan supersaturasi pada perancangan pabrik

amonium klorida ini adalah dengan menggunakan :

Pendinginan larutan

Pendinginan larutan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan yang akan

dikristalisasi sampai keadaan lewat jenuh tercapai disaat konsentrasi larutan lebih

tinggi dari pada konsentrasi larutan lewat jenuh pada suhu itu.

Solubility C6H5NHCOCH3 in water


Solubility (gr C6H5NHCOCH3 /gr H2O)

6.0000
5.0000
4.0000
3.0000
y = 0.060x - 0.909
2.0000
R² = 0.978
1.0000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Temperature (oC)

Gambar C.22.Grafik Kelarutan Asetanilida

Berdasarakan hasil perhitungan menurut Gambar C.22, kelarutan C6H5NHCOCH3

pada temperature 60oC = 2,691 gr Asetanilida /lt air

= 269,1gr Asetanilida/ 100 lt air


C.159

Air yang dibutuhkan untuk menjenuhkan larutan Asetanilida sebanyak 4.159,239

kg yaitu :

Kelarutan = berat Asetanilida / berat air

Berat air = (4.159,239 /2,691) kg

= 1.545,61 kg

Sehingga total Asetanilida + air yang masuk crystallizer = 5.704,8506 dengan

target produk kristalAsetanilida sebesar: 3.535,3535 kg/jam

Massa masuk crystallizer :

• Fraksi massa Asetanilida

kelarutan Ê5Ëo†Ì-Í-Ά
=
kelarutan Ê5Ëo†Ì-Í-Ά + 100 l air

= 0,729

• Fraksi massa air

= 1 - fraksi massa Asetanilida

= 0,271
C.160

Table C.44. Massa kristal Asetanilida terbentuk

Komponen n (kmol) BM (kg/kmol) Massa (kg) Fraksi Massa

Asetanilida 1 135.16 135.16 0,729

Air 2,790 18 50,22 0,271

Total 185,38 1

Massa komponen kristal yang terbentuk :

• Massa kristal C6H5NHCOCH3 = Fraksi Massa C6H5NHCOCH3 × Massa

C6H5NHCOCH3

= 0,729 × 4.159,239 kg

= 3.032,0852 kg

• Massa air = Fraksi Massa Air × Massa

C6H5NHCOCH3

= 0,271× 4.159,239 kg

= 1.127,1538 kg

Total Kristal Asetanilida Keluar = 3.032,0852 kg + 1.127,1538 kg

= 4.159,2390 kg
C.161

Massa larutan Asetanilida yang keluar crystallizer :

• Massa C6H5NHCOCH3 = Massa Masuk – Massa Terkristal

= 4.159,2390 kg - 3.032,0852 kg

= 1.127,1538 kg

• Massa air = Massa Masuk – Massa Terkristal

= 1.545,61 kg – 1.127,1538 kg

= 418,4562 kg

Total larutan Asetanilida keluar = 1.127,1538 kg + 418,4562 kg

= 1.545,61 kg

Keluaran larutan Asetanilida dari crystallizer :

Massa Asetanilida Keluar


= 0,74 kg asetanilida/kg air
Massa Air Keluar

Berdasarkan olahan data kelarutan menggunakan Goal Seek, didapatkan suhu

keluaran sebesar : 60 ºC

A. Kinetika Kristalisasi

Crystallizer ini akan dirancang mengikuti suatu model crystallizer yang

diidealisasikan yakni model mixed suspension mixed product removal (MSMPR)

sehingga pada akhirnya dapat memperkirakan crystal size distribution (CSD).

Keadaan operasi pada crystallizer ini sudah memenuhi kriteria syarat suatu

crystallizer MSMPR (Mc.Cabe, 1999) sehingga untuk perancangan crystallizer ini

menggunakan model tersebut.


C.162

Tahapan untuk memperkirakan crystal size distribution yaitu :

1. Densitas Populasi

Neraca populasi (input = output) dalam sebuah sistem dengan volume(V)

dalam interval waktu (∆t) dan rentang ukuran kristal(∆L = L2 – L1) adalah

n1 G1V ∆t = n2 G2 V ∆t + Qn ∆L ∆t …….........(1)

Keterangan:

Q : laju alir umpan

G : Kecepatan pertumbuhan kristal (dL/dt)

n : density populasi rata-rata

Ketika persamaan (1) diturunkan akan menjadi persamaan (2) :

∆(nG ) Qn
=−
∆L V

d (nG ) Qn
=−
dL V

d (nG ) Qn
=−
dL V

dG dn Qn
n +G =− ………... (2)
dL dL V

Jika kecepatan pertumbuhan kristal tidak tergantung pada ukuran kristal

(hukum ∆L), maka :

dG
=0 ………… (3)
dL
C.163

Hasil subtitusi persamaan (2) dengan persamaan (3) :

dn Qn
G =−
dL V

dn Qn
=−
dL VG ………… (4)

Dimana, waktu tinggal rata-rata dalam crystallizer : τ = V/Q

Ketika waktu tinggal diatas dimasukkan ke dalam persamaan (4), maka

persamaan (4) akan menjadi :

dn n
=− ………… (5)
dL Gτ

Hasil integrasi dari persamaan (5) adalah :

n L
dn dL
∫n n = − ∫0 Gτ
0

n L
ln =−
n 0

L
ln n = − + ln n 0 …............ (6)

Plot log n vs L sehingga nantinya akan dihasilkan garis lurus dengan slope

= – 1/Gτdan intercept = ln n0. Besaran L/Gτ merupakan besaran tak

berdimensi sehingga besaran itu dapat diganti dengan symbol z. Dimana z

adalah rasio ukuran kristal (L) dengan penambahan ukuran kristal (Gτ)

selama τ :
C.164

L
z= ……..….. (7)

Subtisuti persamaan (6) dengan persamaan (7):

n = no e-z ..……….. (8)

2. Laju Nukleasi

Dari model MSMPR ini terdapat persamaan yang dapat diturunkan untuk

menghubungkan laju nukleasi Bo dengan densitas populasi ukuran nol no:

dn  dL dn 
B 0 = lim = lim   ...………..(9)
L→ 0 dt L → 0  dt dL 

Ketika persamaan (9) dilimitkan mendekati nol, maka :

• dN/dt Bo

• dL/dt G

• dN/dL no

Maka persamaan (9) berubah menjadi :

B 0 = G n0 …..….... (10)

3. Jumlah Kristal Per Satuan Massa

• Jumlah kristal per unit volume :

∞ ∞
 L 
nc = ∫ n dL = ∫ n 0 exp  −  dL n c = n 0 Gτ ……….. (11)
0 0  Gτ 
C.165

• Massa total hasil kristal per unit volume:

∞ ∞
 L 
mc = ∫ mn dL = ∫ α ρc L3 n 0 exp  −  dL ...….…. (12)
0 0  Gτ 

mT = 6 α ρ c n 0 (Gτ )
4

Sehingga jumlah kristal per satuan massa:

nc n o Gτ 1
= 4 = ……….. (13)
mT 6 α ρc n (Gτ )
o
6 α ρ c (Gτ )
3

4. Crystal Size Distribution (CSD)

• Distribusi populasi kumulatif : xm =1 − e − z ……..… (14)

dxm
• Distribusi populasi deferensial : = e− z ……...... (15)
dz

• Distribusi panjang kumulatif : xm =1 − e − z (1 − z ) ……..… (16)

dxm
• Distribusi panjang deferensial : = ze− z ……..… (17)
dz

• Distribusi massa kumulatif :

 z 2 z3 
xm =1 − e − z 1 + z + +  .…….… (18)
 2 6

dxm z 3 e − z
• Distribusi massa deferensial : = .…….… (19)
dz 6

Plot dxm/dz vs z sehingga dapat diketahui ukuran kristal predominan (Lpr).

Dari grafik dxm/dz vs z, Lpr berada pada z = 3.


C.166

Gambar C.23. Distribusi massa operasi MSMPR:

(a) kumulatif, dan (b) deferensial

5. Perhitungan Volume Kristal dan Laju Nukleasi:

Diketahui : G = 9,01 × 10-8 m/s = 0,0003245 m/jam = 0,3245

mm/jam

Lpr = 1780 µm = 0,00178 m = 1,78 mm

mT = 4.159,24 kg/jam

Q = 6,1928 m3/jam

α =1

ρc = 671,6239 kg/m3
C.167

• Volume Crystallizer

Dari persamaan (7) didapatkan :

3,67 =
Lpr , +
! , J ÏÐ "×Ñ
z=

τ = 1,494 jam

Sehingga didapatkan nilai :

Vcrystallizer = Q × τ

= 6,1928 m3/jam × 1,494 jam

= 9,2552 m3

• Laju Nukleasi

Dari persamaan (12) didapatkan :

mT = 6 α ρ c n 0 (Gτ ) no = 7,6384×1012
4

Dari persamaan (12) didapatkan :

B 0 = G n0 Bo = 2,479 × 109

6. Perhitungan Densitas Populasi

Dengan no = 7,6384×1012, dapat ditentukan nilai log n dengan

menggunakan persamaan (20) dan didapatkan hasil seperti pada Tabel F.3.

log n = log no–(L /(2,3026 × G × τ)) ……… (20)


C.168

Tabel C.45. Densitas Populasi

No L log no Log n

0 0 12,883 13

1 0,0001 12,883 13

2 0,0002 12,883 13

3 0,0003 12,883 13

4 0,0004 12,883 13

5 0,0005 12,883 12

6 0,0006 12,883 12

7 0,0007 12,883 12

8 0,0008 12,883 12

9 0,0009 12,883 12

10 0,001 12,883 12

11 0,0011 12,883 12

12 0,0012 12,883 12

13 0,0013 12,883 12

14 0,0014 12,883 12

15 0,0015 12,883 12

Plot data log n vs L, sehingga akan menghasilkan kurva seperti pada

Gambar C.24.
C.169

Densitas Populasi vs Panjang Kristal


13
13
13
12
log n

12
12
12
12
11
0 5 10 15 20
L x 10-3 m

Gambar C.24.Grafik Densitas Populasi vs Panjang Kristal

7. Perhitungan Crystal Size Distribution (CSD)

Distribusi massa kristal menggunakan metode MSMPR dapat dilihat pada

Gambar C.25.
C.170

Distribusi Massa vs z
1.2
1
0.8 xm
0.6
0.4
0.2
dxm/d
0 z
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar C.25.Grafik Distribusi Massa di Crystallizer (CR-01)

Berdasarkan perhitungan menggunakan bantuan persamaan (18) dan (19),

serta grafik distribusi massa pada Gambar C.25., maka didapatkan data

seperti yang tersaji di dalam Tabel C.46.

Tabel C.46. Distribusi Ukuran Kristal Yang Terbentuk

L (m) Z dxm/dz Jumlah Kristal

0 0 0 0

0,000485 1 0,061 255,016

0,00097 2 0,180 750,522

0,00178 3 0,224 931,844

0,00194 4 0,195 812,577


C.171

0,00243 5 0,140 583,849

0,00291 6 0,089 371,150

0,00340 7 0,052 216,818

0,00388 8 0,029 119,063

0,00437 9 0,015 62,365

0,00485 10 0,008 31,472

0,00534 11 0,004 15,410

0,00582 12 0,002 7,360

0,00631 13 0,001 3,442

0,00679 14 0,000 1,582

0,00728 15 0,000 0,716

Dengan didapatkan ukuran distribusi kristal seperti pada Tabel C.46, maka

akan dipilih kristal keluaran dengan ukuran :

z = 2 s/d z = 5

Ukuran 0,9 mm s/d 2 mm


C.172

Sehingga massa keluaran yang sesuai dengan spesifikasi produk :

mtot = Jumlah kristal z(2) + jumlah kristal z(3) + jumlah kristal z(4) +

jumlah kristal z(5)

mtot = 3.078,792 kg/jam

Sedangkan Massa kristal yang akan di-recycle:

Massa kristal recycle = kristal total – kristal spesifikasi

= 4.159,24 kg/jam – 3.078,792 kg/jam

= 1.080,447 kg/jam

Menentukan waktu tinggal

Dalam merancang crystalizer, untuk menentukan waktu tinggal digunakan

persamaan – persamaan seperti berikut:

G =Ó ×
Ô?@ ÕÖ SR
(Pers. 9.44 Mullin, 2001)

Keterangan :

G = Laju Pertumbuhan Kristal (m/s)

α = shape factor =1 (untuk bentuk kristal sphere dan cubus)

ρc = densitas Kristal (kg/m3)

KR = Konstanta kristalisasi ( B = KR MTj Gi )

L = Ukuran Kristal (m)

Data – data yang diketahui adalah :

ρc C6H5NHCOCH3 = 1640 kg/m3

α =1
C.173

B = 1,14 x 108 MT0,91 G2,77

L = 0,00178 m (asumsi)

Sehingga :

G = Ó ×
Ô?@ ÕÖ SR

30
G = ¿ À
1 x 1640 x 1,14 x 108 x 0,00178

G = 9,01473 È 10E+ m/s

Maka, residence time ( τ ) adalah

Ø =
S
, J“

0,004
Ø =
3,67 È 9,01473 È 10E+

τ = 5,380 x103 s = 1,494 jam

Dipilih waktu tinggal adalah 1,5 jam

Menentukan Dimensi tangki

Kapasitas tangki direncanakan untuk waktu tinggal selama 1,5 jam dan
faktor keamanan 20%, sehingga kapasitas terhitung untuk reaktor yaitu :

Volume Cairan = Laju alir volumetrik x waktu tinggal

= 6,31 m3/ jam x 1,5 jam


= 9,465 m3

Vt = 9,465 m3 x 1,2
= 11,358 m3
C.174

Menghitung Ukuran Crystalizer (CR-01)

Berdasarkan API standar, tangka berkapasitas sama dengan atau kurang dari 4000

gallon adalah termasuk dalam kategori kapasitas kecil, sehingga ukuran dimensi

vessel digunakan persamaan optimum untuk diameter terhadap tinggi adalah

sebagai berikut:

D=H (Brownell, 1959 Hal. 43)

Tangki direncanakan dirancang dengan tutup torispherical karena bekerja pada

kondisi operasi tekanan dibawah 13 atm (Brownell, 1959 Hal. 88) dan untuk

tangka kristalisasi biasa digunakan alas berbentuk conis untuk memudahkan

pengeluaran campuran solid dengan mother liquornya (Brownell, 1959 Hal. 86).

Rasio Tinggi Silinder : Diameter = (Hs) : Dt


=1:1
n
Voume Head (Ve) = . Dt2 (Perry,1997 : Tabel 10-65)

Volume Tangki = Vs + V konis + V torisperical


Volume liquid = Vs + V konis
n
= . 2.D2x Hl + h . (D2+ D.d + d2)

n
= 0,785.D2x Hl + h . (D2+ D.d + d2)

Dengan h = tan θ (D – d) / 2

Tan θ, sudut kerucut bawah tangki yaitu θ = 60o, maka h = 0,866(D – d)


Volume konis = 0,2617(D2 + D.d + d2 )
= 0,2266 (D-d)(D2 + D.d + d2)

= 0,2266 (D3 + D2.d + D.d2-D2.d-D.d2-d3)


C.175

= 0,2266 (D3 – d3)


Diketahui bahwa D/d =4

Diambil Hl/D = 1 (Geankoplis, 1994; Walas, 1988)


Maka, Vs menjadi = 0,785 D2. Hl di shell
= 0,785 D2. (Hl – h)

= 0,785 D3 – 0,785 D2.h


= 0,785 D3 – 0,6798 D2. (D-d)
= 0,785 D3 – 0,17 D3

= 0,6150 D3
Sehingga, Volume liquid = 0,6150 D3 + 0,2266 (D3 – d3)
577.589,74 in3 = 0,8380 D3

D = 88,33 in
= 2,24 meter
Diambil standar,

D = 100 in = 2,5 meter


H = 100 in = 2,5 meter
d = 50 in = 1,2 meter
h = 43,30 in = 1,1 meter

Penghitungan tinggi larutan dalam Tangki (HL),


V liquid di shell (Vs) = V liquid – V liquid di konis

= 577.589,74 in3 – 0,2266(D3-d3)


= 379.313,74 in3
= 6,21 m3
C.176

Hl shell = Vs / (0,25 x π x D2)


= 48,3202 in
n
Hkonis = Vkonis / ( . (D2+ D.d + d2))

n
= 0,2266(D3-d3) / ( . (D2+ D.d + d2))

= 43,3 in

Jadi, tinggi total liquid = 48,3202 in + 43,3 in


= 91,62 in
= 2,32 meter

Menentukan Tekanan Design Crystalizer (CR-01)

Pabs = Poperasi + Phidrostatis

Poperasi = 1 atm = 14,696 Psi

ρ mix  g .H L
 gc 
Phidrostatis =
144

=
, < < ,

= 10,8206 psi

Pabs = 14,696 psi + 10,8206 psi

= 25,5166 psi

Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja absolut(Coulson, 1983:637)


C.177

Tekanan desain diambil 10 % diatasnya.

Pd = 1,1 (Poperating + Phid.)

Pd = 28,0683 Psi

= 1,9 atm

Menentukan Tebal Crystalizer (CR-01)

Ditetapkan spesifikasi Crystalizer (CR-01) :

Bahan Konstruksi = Carbon Steel SA-283 Grade C

Jenis Sambungan = Single Welded Butt Joint

Allowable Stress (S) = 25000 psi

Corrosion Allowance (Ca) = 0,125 in

Efisiensi Joint = 1 (Full Radiographic) (Buthod, 1997 : Hal 172)

Efisiensi Joint Head = 1 (Full Radiographic) (Buthod, 1997 : Hal 176)

• Tebal Shell (Dinding Tangki)

rs
tuE , r
t = + Ca

tu < ;
vw , ;
P =

Keterangan :

P : Tekanan Operasi, psi

S : Stress Value of Material, in


C.178

E : Efisiensi Sambungan, in

R : Jari-Jari Inside, in

D : Diameter Inside, in

t : Ketebalan Dinding (shell), in

Ca : Corrosion Allowance, in

rs
tuE , r
t = + Ca

+, + <
< E , < +, +
t = + 0,125

= 0,18117 in

Digunakan tebal shell 3/16 in = 0,1875 in. Ditentukan tekanan maksimum

yang diizinkan pada ketebalan 3/16 in ketika vessel dalam kondisi baru (Buthod,

1997).

Diameter luar shell, OD = ID + 2t

= 100 in + 2 x 0,1875 in

= 100,375 in

tu < ;
vw , ;
P =

< < , +
w , < , +
P =

= 93,53 psi
C.179

• Tebal Torisphrerical Head (Tutup Atas Tangki)

Dasar pemilihan : Sesuai dengan tangki vertical pada tekanan rendah (2-14

atm) (Brownell, 1959 Hal. 88)

ry
tuE , r
t = + Ca

tu < ;
yw , ;
P = (Buthod, 1997 : Hal 17)

ry
tuE , r
t = + Ca

28,0683 <
< E , < +, +
t = + 0,125

= 0,1811 in

Digunakan tebal head 3/16 in. Ditentukan tekanan maksimum yang

diizinkan pada ketebalan 3/16 in ketika vessel dalam kondisi korosi (Buthod,

1997).

tu < ;
yw , ;
P =

J < < , +
w , < , +
P =

= 93,53 psi

• Menentukan Tinggi Head (OA)

Berdasarkan Tabel 5.6. Brownell, 1959 untuk tebal head 3/16 in diperoleh

nilai standart straight flange (sf) 1 – 2 in, dipilih nilai 2 in.


C.180

OA = t + b + sf

dari tabel brownell hal 90 tabel 5.7 dengan OD 100,375 in, didapat :

icr (inside corner redius) : 5,5 in

rc (jari-jari crown) : 90 in

b adalah Panjang dish , b = r - •!ÚÛ" − !ÊÚ"

BC = r – icr

= 90 in – 5,5 in

= 84,5 in

AB = (ID/2) - icr

= 50 in – 5,5 in

= 44,5 in

b = r - •!ÚÛ" − !ÊÚ"

Maka, b = 18,16 in

OA = t + b + sf

= 0,1875 in + 18,16 in + 2 in

Sehingga OA = 20,35 in = 0,516 meter

Tinggi total tangki kristalinitas = HL + (2 x OA)


C.181

= 2,5 + (2 x 0,516) meter

= 3,5 meter

• Perancangan Bottom tangki

Jenis : Konis

Dimensi :

d = diameter kerucut terpancung = 50 in = 4,167 ft

h = tinggi kerucut = 43,30 in =3,608 ft

θ = sudut kerucut = 600

Ds = diameter dalam shell = 100 in = 8,3 ft

Menentukan tebal konis


£šLÞ! .uE , r"
tc = (Brownell, 1959 Hal 118)

tc = 0,041 in (diambil tc standar = 3/16 in)

Keterangan :

P : Tekanan Operasi, psi

f : Stress Value of Material, in

E : Efisiensi Sambungan, single weld butt joint 0,85

d : Diameter Insidekerucut, in

t : Ketebalan Dinding (shell), in


C.182

28,0683 <
< £šL ! < ,+ E , < +, + "
t = + 0,125

= 0,1811 in

Digunakan tebal head 3/16 in. Ditentukan tekanan maksimum yang

diizinkan pada ketebalan 3/16 in ketika vessel dalam kondisi korosi (Buthod,

1997).

Perancangan Pengadukan

Penentuan jenis pengaduk yang digunakan berdasarkan kecepatan pengadukan.

Diketahui :

Viskositas Campuran (z ) = 1,05 cp = 0,0105 Pa.s

Putaran (n) = 105 rpm = 1,74 rps

Jenis = Six flat blades turbine

Gambar C.26. Six Flat-Blade turbine

Ketentuan Pengaduk :

• Diameter Impeller, Da = 1/3 Dt


C.183

Da = 1/3 (2,5 m) = 0,83 m

• Lebar Pengaduk, W = 1/5 Da

W = 1/5 (0,83) = 0,167 m

• Jarak Pengaduk dari dasar tangki, E = 1/3 Dt

E = 1/3 (2,5 m) = 0,83 m

• Panjang Daun Pengaduk, L = 1/4 Da

L = 1/4 (0,83) = 0,625 m

(Geankoplis, 2003 : Hal 144)

3†2 .….,
z
Bilangan Reynold, NRe =

,+ > . , . ,
,
NRe =

= 76.672,9682

Dari Gambar 10.5 b Hal. 283 (Couper, 2005) diperoleh harga bilangan
Power untuk pengaduk six flat-blade turbine dengan NRe = 76.672,9682 adalah
NPo = 6

Gambar C.27. Grafik Power Number (Couper,2005)


C.184

Menentukan Diameter pengaduk

Berdasarkan Brown, hal 507, untuk model Axial turbine with 6 blades

diperoleh

Dvessel/Di =2

Dvessel = ID tangki = 100 in = 2 m

Maka Di = 1 m = 4,615 ft

Menentukan Tebal (tb) dan Lebar (Wb) Pengaduk

Dari Broen, hal 507

Tb = Di x 1/5 = 0,3048 m

Wb = 1/4 x Di = 0,3810 m

Menentukan Lebar baffle, w

Jumlah Baffle : 4 buah (wallas, hal 287)

w = ID/12 = 8,33 in = 0,211 m

Menentukan Jarak Pengaduk dari Dasar Tangki

Dari Brown, hal 507, tinggi tepi bawah blade dari dasar tangki (Zi/Di)

berkisar antara 0,75 - 1,3.

Diambil Zi/Di = 1,3

Maka, Zi = 43,33 in = 1,10 m


C.185

Menentukan Jumlah Pengaduk, Nt

Dari Brown, hal 507, tinggi cairan maksimum yang dapat terjangkau

pengaduk, (ZL/Di) berkisar antara 2,7 - 3,9.

Diambil ZL/Di = 3

ZL= 100 in = 2,54 m

Jumlah Pengaduk = WELH/Di

WELH = water equivalent liquid head = ZL.sg

Sg = specific gravity

ρair = 970 kg/m3

ρmix = 693,3752 kg/m3

sg = ρmix/ρair = 0,7148

WELH = 1,8156 m

Nt = WELH/ID

= 0,7148

Maka Nt =1
C.186

Menentukan Daya Pengadukan

Kecepatan putaran motor standar yang tersedia secara komersil adalah

4, 5, 6, 7,5, 9, 11, 13,5, 16,5, 20, 25, 30, 37, 45, 56, 68, 84, 100, 125,

155, 190 , 230, 280, 350 dan 1750 rpm. (Walas, 1990)

Putaran Impeller N

600 WELH
N = π .Di 2 Di

N = 100 rpm = 1,6 rps

Bilangan Reynold, NRe

N.D 2 ρ
NRe = (Wallas, hal 292)
µ

N = kecepatan putaran pengadukan= 1,6 rps

Di =diameter pengaduk = 1,524 m

ρmix = 693,3752 kg/m3

μmix = 1,05 cp = 0,0105 Pa.s

NRe = 245.396,815

Nilai Np diperoleh dari gambar 10.5, Wallas,1988:292 dengan

menghubungkan bilangan Reynold dengan power number.


C.187

Gambar C.28 Grafik Power Number (Couper, 2005)

Diperoleh Np = 8

P = N 3 D 5 .ρ.Np
550 g c

Tenaga Pengadukan (P) = 3,6 hp

Efisiensi motor = 85%

P = 3,6/0,85

P = 4,235 hp (Digunakan 5 hp)

• Perencanaan Koil pendingin

Tabel C.47. Selisih temperatur fluida dingin dan fluida panas

Fluida Panas Fluida Dingin Selisih

T1 = 437 oF Temperatur Tinggi t1 = 140 oF ∆t1 = 297 oF

T2 = 140 oF Temperatur Rendah t2 = 86 oF ∆t2 = 54 oF

T1-T2 = 297oF Selisih t2-t1 = 54 oF ∆t2-∆t1 = -243 oF


C.188

∆; E∆;
∆‘>
N
LMTD =
∆‘Q

= 142,54 oF

Dari hasil perhitungan neraca energi, diperoleh data sebagai berikut :

- Panas yang dibutuhkan Q = 171.262,5833 kJ/jam ≈ 162.325,6089

Btu/jam

- Jumlah cooling water yang dibutuhkan ms = 104,9403 kg/jam

- Diameter Tangki D = 100in ≈ 8,33 ft

Pemilihan UD

Dari Tabel 8, hal 840 (Kern,1955),


(Kern diperoleh rentang UD 5 – 75 Btu/hr.ft2.oF

(untuk Coolers – water).

Maka, dipilih UD = 65 Btu/hr.ft2.oF

Luas Perpindahan Panas,

A =

= 113 ft2

Untuk tangki berkapasitas 6,31 m3 (1.666 gallon) memiliki standard luas area

perpindahan panas untuk jacket sebesar 155 ft2, Berdasarkan luas (A) di atas >155

ft2, maka digunakan tipe pemanas koil (Silla., 2003, hal. 383) dengan spesifikasi

sebagai berikut (Tabel 11, hal. 844, Kern, D., 1950).


1950
C.189

Moss, D., 3rd Ed, 2004, hal.


Gambar C.29. Helical Coil with Baffles and agitator (Moss,

341)

Untuk koil pendingin ditetapkan 1 in IPS (Schedule 40). Dari Tabel.11

Kern diperoleh data sebagai berikut :

OD = 1,32 in = 0,11 ft

ID = 1,049 in = 0,087 ft

a/ft = 0,344 ft2/ft

µ = 3,116 lbm/ft.h

k = 0,18 Btu/jam.ft2.(oF/ft)

Cp = 1,05 Btu/lbm.oF

NRe = 76.672,9682

P maks. = 5 x IPS = 5 in

P min. = 2 x IPS = 2 in

Dipilih P = 3 x IPS = 3 in
C.190

= 0,25 ft

= 7,62 cm

= 0,0762 m

Gambar C.30. Grafik nilai JH

JH = 220 (Fig 24,, Kern)

= JH • ˜
” –K.— 0,33
y ”
hi

= 220 (0,18/1,049) (1,05


( x3,116/0,18)0,33

= 98,3013 Btu/jam.ft.oF

hio = hi x (ID/OD)

= 98,3013 x (1,049/1,32)

= 78,1197 Btu/jam.ft.oF

™Mš < ™M
™Mšw ™M
Uc = (Kern, 1986)

= 43,528 Btu/jam.ft2.oF

=• ˜

œy < ∆•
Ar
C.191

162.325,6089
< 142,54
=

= 117,5201 ft2

Panjang Koil yang Dibutuhkan (Lr)

LŸ = ¡
t

Luas penampang koil/S = π.OD

= 4,15 in

= 0,34 ft

= 0,105 m

Maka didapatkan, Lr = 345 ft

= 105 m

=4133,86 in

Volume Koil (Vc)

V£ =
¤.¥y> .¦¡
= 3,27 ft3

= 0,09 m3

VL(Volume Liquid) = 6,31 m3

Vtotal = V L + Vc

= 6,4 m3

Safety Factor = 20%

Vdesain = 1,2 x 6,4 m3


C.192

= 7,68 m3

Diameter Heliks Koil (Dc)

Menurut Rase, 1977, diameter spiral/heliks koil = 0,7-0,8 x Dshell.

D£ = 0,8 x IDL™m

= 1,6 m

Jumlah turn pada Spiral (N)


N =
•!πD£ " + P

= 21

Digunakan 21 turn.

H¦ = = 1,26 m
-‘®‘l¯
°±²‘l³´l¡ ‘l³µ¶· >
R

Tinggi koil (Hc) = jumlah turn x pitch

= 21 turn x 3

= 63 in

= 1,6 m
C.193

Tinggi Fluida Setelah Ditambah Koil (HL)

Tinggi koil harus lebih kecil daripada tinggi cairan setelah ditambah koil agar

seluruh koil tercelup dalam cairan. HL lebih besar dari hc = 1,84 m > 1,5 m, maka

semua koil tercelup dalam fluida.

V;š;
H¦ = = 1,26 m
¤y²‘l³´l¡ ‘l³µ¶· >

• Rancangan Support

Perhitungan dillakukan sesuai dengan contoh pergitungan support

(Buthod,1997) halaman 105.

Gambar C.31. Leg Support (Buthod, 1997: Hal 106)

Data yang dibutuhkan

• Jenis support = Leg Support


C.194

• Berat Tangki (W) = 19.233,29 lbm

• Jumlah kaki (n) =4


W 19233,29 lbm
• Muatan tiap kaki (Q) = =
n 4
= 4808,32 lbm

• Jari-jari head (R) = 50 in

• Leverarm of load (H) = 5 in

• Dimension of wear plate = 2A = 10 in, 2B = 10 in

• Tebal head (t) = 0,1875 in

• Cos α = 0,8

• Internal Pressure (P) = 19,57 psi

• Factor K

Faktor K terdiri dari K1 hingga K8. Nilai faktor K dapat diperoleh dari grafik

pada halaman 103 dan 104 (Buthod,1997).

• Radius of circular wear plate (C) = √AB =•(5 × 5) in = 5 in

• Nilai D

D = 1,82 ∙ p
C R
R t

D = 1,82 ∙ ¼
50 in 0,1875 in
5 in 50 in

D = 1,39
C.195

Berdasarkan nilai C dan D yang diperoleh, maka nilai faktor K yang

diperoleh yaitu :

• K1 = 0,08 (Grafik 1 hal. 103 Buthod, 1997)

• K2 = 0,03 (Grafik 2 hal. 103 Buthod, 1997)

• K3 = 0,12 (Grafik 1 hal. 104 Buthod, 1997)

• K4 = 0,01 (Grafik 2 hal. 104 Buthod, 1997)

• K5 = 0,06 (Grafik 1 hal. 103 Buthod, 1997)

• K6 = 0,02 (Grafik 2 hal. 103 Buthod, 1997)

• K7 = 0,1 (Grafik 1 hal. 104 Buthod, 1997)

• K8 = 0,01 (Grafik 2 hal. 104 Buthod, 1997)

• Menghitung Longitudinal Stress

• Maximum Tensile Stress (S1)

½cos !-K "+ ¼ !-K3 +6K4 "¾


Q H R
Sl = α 1 +6K2
t2 R t

19233,29lbm 50 in
½0,8 ∙ !-0,08 + 6∙0,03"+ ¼ !-0,12 + 6∙0,01"¾
5 in
Sl = 2
(0,1875 in) 50 in 0,1875 in

S1 = 18770,33 psi

• Stress akibat tekanan (P”)

PR
P" =
2t

19,57 psi x 50 in
2 x 0,1875 in
P" =
C.196

P" = 2508,96 psi

• Total stress (SIT)

SIT = S1 + P”

SIT = (18770,33 + 2508,96) psi

SIT = 20379,29 psi

Nilai stress yang diperbolehkan = 25000 x 0,85 = 21250 psi, sehingga nilai

tensile stress yang didapat masih dibawah nilai stress yang diperolehkan.

• Menghitung Circumferential Stress

• Maximum Tensile Stress (Sc)

2 ½cos
α !-K5 +6K6 "+ ¼ !-K7 +6K8 "¾
Q H R
Sc =
t R t

19223,29lbm 50 in
½0,8 ∙ !-0,06 + 6∙0,02"+ ¼ !-0,01 + 6∙0,01"¾
5 in
Sc = 2
(3/16 in) 50 in 0,1875 in

Sc = 9595,79 psi

• Stress akibat tekannan (P”)

PR
P" =
2t

19,57 psi∙ 50 in
2∙0,1875 in
P" =

P" = 2508,96 psi

• Tekanan stress (ScT)

ScT = Sc + P”

ScT = (9595,79 + 2508,96) psi

ScT = 12204,75 psi


C.197

Nilai stress yang diperbolehkan = 25000 x 0,85 = 21250 psi, sehingga nilai tensile

stress yang didapat masih dibawah nilai stress yang diperolehkan.

• Dimensi Support

Untuk dimensi support dilihat pada tabel halaman 108 (Buthod,1997),

nilai dimensi support diperoleh berdasarkan diameter tangki yang

direncanakan.

• Diameter Tangki (D) = 2,54 m

• Angle Size = 6” x 6” x 5/8”

• Tinggi total support maksimal = 84 in (2,1336 m)

• Tinggi support sisi tangki (W) = 12 in (0,3048 m)

Tabel C.48. Spesifikasi Crystalizer (CR - 01)

Kode : CR-01

Konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C

Kondisi Operasi : P = 1 atm dan T = 60oC

Jumlah : 1 unit

Tangki (Shell)

Tipe Tangki : Silinder tegak dengan tutup Torispherical dan

bagian bawah Konis

Volume Tangki : 6,21 m3


C.198

Diameter : 2,54 m

Tinggi Tangki : 3,5 m

Tebal Dinding Tangki : 3/16 in

Pengaduk (Impeller)

Tipe Pengaduk : Six Flat-Blade Turbine

Diameter Pengaduk : 0,83 m

Lebar Pengaduk : 0,167 m

Jarak Pengaduk dari Dasar : 0,83 m

Daya Motor Pengaduk : 5 hp

Baffle

Jumlah baffle : 4 Buah

Lebar baffle : 0,211 m

Koil Pendingin

Tipe pemanas : Helical Coil

IPS : 1 in (Schedule 40)

OD : 1,32 in

ID : 1,049 in
C.199

Jumlah lilitan : 21 lilitan

C.16 Centrifuge (CF-01)

Gambar C.32. Centrifuge (CF-01)

Fungsi : Memisahkan kristal asetanilida dari mother liquor

Tipe : Helical Convenyor Centrifuge (Solid Bowl)

Dasar Pemilihan :

1. Tipe helical conveyor centrifuge dapat digunakan secara continous.

2. Diameter sesuai untuk pemisahan solid - Liquid dengan ukuran partikel solid

100-10000 μm atau 0.1 mm – 10 mm. (figure 10.6, coulson & Richardson,

2005)

3. Sesuai untuk pemisahan kristal berukuran 50 μm - 10000 μm. (Fig. 10.6,

Coulson, vol 6 : 414)

Data-data :

Laju Alir Masuk = 4.243,2650 kg/jam

T masuk (Tin) = 60oC = 333,15 K


C.200

Tekanan (P) = 1 atm = 2116.217 lb/ft2 = 14.696 Psi

Menghitung Densitas Umpan, Padatan dan Liquid

Aliran Umpan

Tabel C.49. Aliran Umpan masuk Centrifuge


Feed (F6) Fraksi Ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) (Kg/m3)

C6H5NH2 16,805 0,1805 0,0054 661,68 8,09.E-06

CH3COOH 25,2075 0,42 0,0125 608,42 2,05.E-05

C6H5NHCOCH3(l) 623,886 4,6159 0,1369 667,25 2,05.E-04


H2O 42,013 2,3341 0,0692 974,99 7,10.E-05

C6H5NHCOCH3(s) 3.535,3535 26,16 0,7760 667,25 0,001163

Total 4.243,2650 33,7072 1 1,47.E-03

1
ρ umpan = (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
wi
∑ ρi
= 1/0,00147

= 680,2721 kg/m3

Menghitung Laju Alir Volumetrik

Q=
à
á

. , Ӊ/
+ , Ӊ/ =
=

= 6,2376 m3/jam

= 0,0017 m3/s
C.201

Aliran Padatan (Produk)

Tabel C.50. Aliran Padatan keluar Centrifuge


Feed (F8) Fraksi Ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) (Kg/m3)

C6H5NH2 0,84 0,0090 0,0003 661,68 5,18.E-07

CH3COOH 1,2604 0,0210 0,0008 608,42 1,31.E-06

C6H5NHCOCH3(l) 0 0 0 667,25 0
H2O 2,101 0,1167 0,0044 974,99 4,55.E-06

C6H5NHCOCH3(s) 3.535,3535 26,16 0,9945 667,25 0,001490

Total 3.539,5549 26,3035 1 1,50.E-03

Menghitung Densitas Padatan

,]
1
= (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
wi
∑ ρi
= 1/0,0015 = 666,6667 kg/m3

Vsolid = 3.539,5549 kg/jam

= 3,5395 ton/jam
C.202

Aliran Liquid (Mother Liquor)

Tabel C.51. Aliran Liquid (mother liquor) keluar Centrifuge


Feed (F7) Fraksi Ρ
Komponen wi/ρ
Kg/Jam Kmol/Jam (wi) (Kg/m3)

C6H5NH2 15,965 0,1714 0,0232 661,68 3,50.E-05

CH3COOH 23,9471 0,3990 0,0539 608,42 8,86.E-05

C6H5NHCOCH3(l) 623,886 4,6159 0,6235 667,25 9,34.E-04


H2O 39,912 2,2173 0,2995 974,99 3,07.E-04

C6H5NHCOCH3(s) 0 0 0 667,25 0

Total 703,7101 7,4037 1 1,37.E-03

1
ρ umpan = (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
wi
∑ ρi

= 1/0,00137

= 729,9270 kg/m3

Menghitung Laju Alir Volumetrik

Q=
à
á

, Ӊ/
, Ӊ/ =
=

= 0,9641 m3/jam

= 0,0003 m3/s
C.203

• Menghitung Kecepatan Terminal Heavy Liquid

(Coulson, , Vol.6th, 1983, Pers. 10.2, hal. 323)


Maka,
ãj #‚,ä>åå
#‚ – ‚,çççä$µ
+ < < Ïç
² ãj>
è
+J .]
Vs =
@B

= 1,43 x 10-6cm/s

• Menentukan Laju Alir Umpan terhadap Luas Centrifuge (Q/Σ)


Berdasarkan Pers. 10.1 dan 10.2, hal. 323, Coulson, Ricahardson, Vol. 6th, 1983,
didapatkan persamaan untuk menghitung (Q/∑)
(Q/ yaitu,

= ∆ ρ .d s . g
2
Ug
18 µ

Ug = 4,5472 x 10-08 m/s


Q/∑ = 9,0944 x 10-8 m/s
= 9,0944 x 10-6 cm/s
C.204

Berdasarkan Tabel. 10.6, hal. 324, Coulson, Richardson, Vol. 6th, 1983, untuk
feed sebesar 4.243,2650 kg/jam pada Q/∑ sebesar 9,0944 x 10-6 cm/s , digunakan
tipe Helical Convenyor Centrifuge (Solid Bowl).

Berdasarkan tipe centrifuges yang dipilih, berdasarkan Tabel. 18-11, hal. 18-112,
Perry’s, Ed.7th, 1999, didapatkan spesifikasi Helical Convenyor Centrifuge (Solid
Bowl). Antara lain :

Tipe : Helical Convenyor Centrifuge


Bowl Diameter : 24 in
Speed : 3000 rpm
Max Centrifugal : 3.300
Liquid : hingga 75 gpm
Power : 14,7 hp

Tabel C.52. Spesifikasi Centrifuge (CF-01)

Kode : CF-01

Tipe : Helical Convenyor Centrifuge

Fungsi : Memisahkan kristal asetanilida dari mother liquor

Kapasitas : 0,0003 m3/s liquid dan 3,5395 ton/jam heavy liquid

Kecepatan Putar : 3000 rpm

Diameter : 24 in

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C

Daya Motor : 14,7 hp

Jumlah : 1 Unit
C.205

C.17 Screw Conveyor (SC-01)

Fungsi : Mengangkut produk keluaran asetanilida dari CF-01 menuju


Rotary Dryer (RD-01)

Jenis : Horizontal screw conveyor

Gambar C.33. Screw Conveyor (Perry’s, 1999 : 21-9)

a. Menghitung Dimensi Screw Conveyor

Laju alir massa = 3.539,5549 kg/jam = 7.804,719 lb/jam

Berdasarkan kapasitas desain tersebut, dipilih screw conveyor sesuai


dengan spesifikasi yang ada pada tabel 21-6, Perry’s, 1999 sebagai berikut:

Kapasitas = 5 ton/jam = 0,9027 ft3/menit

Panjang conveyor = 30 ft = 9,1441 m

Diameter screw = 6 in

Diameter pipa = 2,5 in

Kecepatan putaran = 25 rpm

b. Menghitung Power Screw Conveyor

Power yang dibutuhkan dihitung berdasarkan rumus berikut :

^×S×é×e
Hp = (Badger & Banchero, 1988 : 713)
C.206

Dimana :

C = Kapasitas screw conveyor (ft3/min)

L = Panjang screw conveyor (ft) = 30 ft

W = Berat material/densitas (lbm/ft3) = 64,0414 lbm/ft3

F = faktor material = 2 (Badger & Banchero, tabel 16-6 : 711)

Maka

^×S×é×e
Hp =

^×S×é×e
Hp =

, × × , ×
Hp =

Daya = 1,0511 hp

Karena daya kurang dari 2 hp, maka daya dikalikan 2 menjadi :

(Badger & Banchero, 1988 : 713)

Daya = 2 x 1,0511 hp = 2,1022 hp

efisiensi motor = 80%, maka

P = 2 hp

Dipakai daya = 2 hp (Tabel 21-6, Perry's, 1999 : 21-8)

Motor yang digunakan = 2 Hp


C.207

Tabel C.53. Spesifikasi Screw Conveyor (SC–01 )

Kode Alat SC-01

Fungsi Mengangkut produk keluaran asetanilida dari CF-


01 menuju Rotary Dryer (RD-01) dengan laju alir
3.539,5549 kg/jam

Tipe Horizontal screw conveyor

Kapasitas 5 ton/jam

Dimensi Kecepatan screw = 25 rpm

Diameter flights = 9 in (0,2286 m)

Diameter pipa = 21/2 in (0,0635 m)

Diameter shaft = 2 in (0,0508 m)

Panjang screw = 30 ft (9,144 m)

Power motor 1 hp
C.208

C.18 Rotary Dryer (RD-01)

Gambar C.34. Rotary Dryer (RD-01)

Fungsi : Mengeringkan kandungan air pada produk C6H5NHCOCH3 padat


hingga batas yang memenuhi spesifikasi yang diperbolehkan

Tipe : Steam tube dryer

Dasar pemilihan alat:

1. Dikarenakan solid yang akan dihilangkan airnya berupa kristal, sehingga

dryer yang digunkan berupa rotary

2. Efisiensi Panas tinggi

3. Instalasi dan maintenence mudah dan proses pencampuran baik

Kondisi Operasi :

ms = Laju alir massa solid = 3.539,5549 kg/ jam = 7.803,3828 lb/jam

Xa = Moisture awal = 1,513%

Xb = Moisture akhir = 0,5%

Tsa = Temperatur solid inlet = 60oC = 93,8oF

Tsb = Temperatur solid outlet = 100oC = 133,8oF

Tha = Temperatur udara masuk = 80oC = 113,8oF


C.209

Twa = Temperatur bola basah di dalam dryer = 29,5oC = 63,3oF

a. Menentukan Luas Penampang dan Diameter

Nilai NTU untuk Rotary Dryer = 1,5 – 2 (Perry’s, 7ed. 1999. Hal 12-54)

Ditentukan nilai NTU = 1,5

Untuk sistem air dan Udara, Twa = Twb

Tha − Twa
Nt = ln (Mc.Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 713. Pers 25-8)
Thb − Twa

Keterangan :

Twa = Temperatur Bola Basah

Tha = Temperatur inlet

Thb = Temperatur Outlet

Tha − Twa
Nt = ln
Thb − Twa

= ÍÌ
,+ E ,
Pì‹ E ,
1,5

Thb = 75 oF

= 41 oC

Fraksi inlet anilin terhadap padatan kering,

0,0004
X =
1 − 0,0004

= 0,0004 Ӊ K
Ӊ NM MN
Ý ; ”mŸMNâ

Kadar anilin pada produk akhir padatan = 0,02%


C.210

Fraksi outlet anilin terhadap padatan kering,

0,0002
X =
1 − 0,0002

= 0,0002
Ӊ NM MN
”â K Ý ; ”mŸMNâ

Fraksi inlet asam asetat terhadap padatan kering,

0,0008
X =
1 − 0,0008

= 0,0008 Ӊ K
Ӊ L Lm; ;
Ý ; ”mŸMNâ

Kadar asam asetat pada produk akhir padatan = 0,03%

Fraksi outlet asam asetat terhadap padatan kering,

0,0003
X =
1 − 0,0003

= 0,0003 Ӊ K
Ӊ L Lm; ;
Ý ; ”mŸMNâ

Fraksi inlet air terhadap padatan kering,

0,0044
X =
1 − 0,0044

= 0,0044
”â MŸ
”â K Ý ; ”mŸMNâ

Kadar air pada produk akhir padatan = 0,05%


C.211

Fraksi outlet air terhadap padatan kering,

0,0005
X =
1 − 0,0005

= 0,0005
”â MŸ
”â K Ý ; ”mŸMNâ

Menentukan laju pengeringan padatan :

LL = Masa Asetanilida × !1 − X "

= 3.535,3535 × !1 − 0,001"

= 3.531,8181 kg padatan kering/jam

Laju Pengeringan= LL × !X − X "

= 3.531,8181 × !0,0056 − 0,001"

= 16,2463 kg larutan yang teruapkan

Menentukan nilai Humid Heat ( Panas Kelembapan) Csa dengan menggunakan


humidty chart:

Csa = 0,08268 Btu/lb oF

Menghitung Laju Alir Udara Panas yang masuk (mg) :

qT = mg (1 + Ha) Csa (Tha + Thb) (Mc. Cabe, 1985. Hal 711. Pers 25-1)

= 7.803,3828 (1+0,02717) 0,08268 (113,8 + 41)

= 102.588,0236 lb/jam = 46.525,1808 kg/jam

Kecepatan superficial udara (Gg) = 700 lb/jam.ft2

(Range 369 – 3.687 lb/jam.ft2, Perry’s 7ed, 1999 : 12-55)


C.212

Luas Penampang Dryer

mg
(A) =
Gg

.+ , + + /
FG
‰P >
=
øAB

= 11,1477 ft2

= 1,0356 m2

Rotary dryer ini berbentuk silinder horizontal, sehingga dapat diperoleh hubungan
antara luas penampang rotary dryer (A) dengan diameter rotary dryer (D) yaitu
sebagai berikut :

È3
\
A =

Maka, dapat diperoleh nilai diameter dryer yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :

4× A
D =
π

=p
J ,
,

= 3,77 ft = 1,15 m

b. Menentukan coefficient heat transfer (Ua)

Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut :

Ua = 0,5 × G ' 0 , 67 / D (Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 733. Pers 25-29)

Keterangan:

Ua = Koefisien perpindahan panas volumetrik (Btu/ft3.jam.oF)


C.213

G’ G = Kecepatan superficial udara (lb/jam.ft2)

D = Diameter rotary dryer, ft

Sehingga :

Ua = 0,5 × G ' 0 , 67 / D

Ua = 10,6912 Btu/ft3.oF.h

c. Menentukan Panjang Rotary dryer

Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut :

G' s
L = NTU × (Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 247)
Ua

Keterangan:

L = Panjang rotary dryer, ft

s = Kelembaban udara, 0,259 Btu/lboF

lb
G’ = Kecepatan superficial udara panas,
jam. ft 2

D = Diameter rotary dryer, ft

Ua = Koefficient heat transfer, Btu/ft3.oF.h

∆TLMTD = Log mean Temperature difference, oF

(TG 2 − Tw ) − (TG1 − Tw )
LMTD (ΔT)m =
(T − Tw )
ln G 2
(TG1 − Tw )

= 27,937 oC = 82,287 oF

Dimana NTU = (TG1 – TG2)/(∆T)m

= 1,5
C.214

G' s
L = NTU × (Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 247)
Ua

Sehingga L = 25,44 ft

= 7,75 m

Syarat L/D untuk rotary drier: 4 – 10 (Perry’s, 1999. 7ed, Hal 12-54)
,
,
L/D =

= 6,75 (memenuhi)

Sehingga,diameter dan panjang rotary dryer yang diperoleh dapat digunakan.

d. Menentukan Putaran Rotary Dryer ( N )


Putaran rotary dryer, N berkisar antara 25/D – 35/D (Wallas, hal 247), dengan D
adalah diameter rotary dryer. Maka, dipilih nilai putaran (N) sebesar 35/D.

,
N =

= 6,6313 rpm

= 7 rpm

e. Menentukan Waktu Tinggal ( θ ) Produk di dalam RD-301

 L   B× L×G 
θ = 0,23   + 0,6 
ed
 (Perry’s 7 , pers 12-55, hal 12-55)
 S × N × D
0,9
 F 

Keterangan :

θ = Waktu tinggal, menit

L = Panjang rotary dryer, ft

S = Slope/kemiringan rotary dryer, ft/ft dipilih nilai

= 0,06 (S = 0 – 0,08 cm/m, Perry’s 7ed, hal 12-56)


C.215

N = Putaran rotary dryer, rpm

D = Diameter rotary dryer, ft

B = Konstanta = 5 × Dp-0.5

Dp = Diameter rata-rata partikel, µm (mikronmeter)

= 200 μm

lb
G = Kecepatan superficial gas,
jam. ft 2

lb
M = Massa umpan masuk rotary dryer,
jam

S = Luas penampang rotary dryer


c
ù
F =

.+ , + + W‹/UT_
11,1477
=

= 699,99 lb/jam ft2

 L   B× L×G 
θ = 0,23   + 0,6  
 S × N × D
0,9
 F 

25,44 0,2236 × 25,44 × 700


O = 0,23 ú ü + 0,6 ú ü
0,08 × 7 , ×  3,77 699,99

= 6,99 menit = 0,1165 jam

Sehingga diperoleh nilai θ = 6,99 menit = 0,1165 jam

f. Menentukan Jumlah Flight dan Tinggi Flight

Jenis flight = radial flight

Jumlah flight = 2,4 D – 3 D ( Perry’s 7ed, hal 12-54 )


C.216

Pada perhitungan ini, diambil jumlah flight 2,5 D maka :

Jumlah flight = 2,5 × D

= 2,5 x 3,77

= 9,42 → 9 flight (dalam 1 bagian keliling lingkaran)

Berdasarkan Perry’s ed.7th, hal.12-56, tinggi flight berkisar antara (D/12) – (D/8),
dengan D dalam satuan meter. Pada perhitungan ini diambil D/8.

Sehingga,

,
+
tinggi flight =

= 0,144 m

= 0,471 ft

Jarak antar flight = 3,14.D / jumlah flight

= 3,14 × 3,77 / 9
= 1,315 ft

g. Menentukan Daya Motor


Berdasarkan Perry’s 7ed hal 12-56, jumlah total daya untuk fan, penggerak dryer
dan conveyor umpan maupun produk berkisar antara 0,5 D2 – 1,0 D2 (kW). Pada
perhitungan ini dipilih total daya sebesar 0,5 D2

Sehingga,

Power = 0,5 × 3,772

= 7,10 kW

= 9,52 hP

Oleh karena itu, digunakan daya standar yaitu sebesar 12 hP


C.217

h. Menentukan Tebal Dinding


Tekanan operasi rotary dryer adalah 1 atm. Tekanan desain 5-10% di atas tekanan
kerja normal/absolut. Diambil over design tekanan sebesar 20 %, sehingga :

Pdesain = 1,2 x 1 atm = 1,2 atm = 17,6 psi

Untuk menghitung tebal rotary dryer digunakan persamaan :

P×r
t= +C (Brownell & Young, 1959, pers. 13.1, hal. 254)
f × E − 0.6P

Keterangan:

t = Tebal rotary dryer, in

f = Nilai tegangan material, psi


Stainless Steel Tipe-304 = 23.931 psi (tabel 13.2, coulson vol : 6 , hal :
812)
E = Welded Joint Efficiency Dipilih Double welded butt joint

berdasarkan Table 13.2 Brownell and Young = 80 %

P = Tekanan desain, psi

r = Jari-jari rotary dryer = 23,353 in

C = Korosi yang dipakai adalah faktor korosi terhadap udara luar,

= 0,125 inci/10 tahun (Peters dan Timmerhaus, hal 542).

P×r
t= +C
f × E − 0.6P

22,610 È 23,353
23,931 È 0,8−0,6 È 22,610
t =

ts = 0,15086 in
C.218

maka digunakan tebal dinding standar yang digunakan adalah 3/16 in = 0,1875 in.
Berdasarkan tebal dinding tersebut dapat dihitung diameter luar rotary dryer,
yaitu sebagai berikut :

OD = ID + 2.ts

= 45,27 in + 2 × 0,1875 in

= 45,645 in

Tebal flight = tebal rotary dryer,

sehingga tebal flight = 3/16 in

Tabel. C.54. Spesifikasi Rotary Dryer (RD-01)


Spesifikasi
Alat : Rotary Dryer
Kode : RD-01
Fungsi Menghilangkan kadar air hasil keluaran centrifuge
:
(CF-01)
Bahan kontruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Luas Penampang : 1,0356 m2
Diameter : 1,15 m
Panjang : 7,75 m
Putaran : 9 rpm
Dimensi :
Waktu tinggal : 6,99 menit
Jumlah radial flight : 9 buah
Tinggi flight : 0,144 m
Power : 12 Hp
C.219

C.19 Belt Conveyor (BC-01)

Gambar C.35. Belt Conveyor (BC-01)

Kode : BC-01

Fungsi : Mengangkut produk asetanilida dari RD-01 menuju BE-01


Jenis : Close Belt Conveyor
Jumlah : 1 Unit

Laju alir massa (kapasitas aktual) = 3.535 kg/jam


= 3,535 ton/jam
Berdasarkan Tabel 21.7 Perry 7th ed, didapat spesifikasi sebagai berikut:
Lebar belt (w) = 14 in (1,17 ft)
Luas Penampang = 0,11 in
Kecepatan desain = 32 ton/jam
Kecepatan desain = 100 ft/menit
.†þ†5-o†5 †.odžÍ
&ËýËþ†o†Ì †.oÇ†Í = È .ËýËþ†o†Ì ÎË5†-Ì
.††5-o†5 ÎË5†-Ì
3,535
PZ\

&ËýËþ†o†Ì †.oÇ†Í = È 100 6o/0ËÌ-o


UT_

32
PZ\
UT_

= 11,0469 ft/menit

Menghitung Panjang Belt Conveyor


Sudut inklinasi (α) = 10o (Couper, 2005)
Lebar Belt = 14 in (1,17 ft) (Perry, 1999)
Jarak horizontal = 6 m (19,7 ft)
Panjang Conveyer (L) =4m
C.220

P = Pempty + Phorizontal + Pvertical (Couper, 2005)

Pempty ditentukan dari Grafik 5.5c Power to Drive Empty Conveyor (Couper, 2005)
yaitu sebesar 0,5 ft/min, maka:
Pempty = 1 hp
Phorizontal = (0,41 + L/300)(G/100)
= (0,41 + 39,4 ft/300)( 1335 kg/jam/100)
= 7,2268 hp
Pvertical = 0,001 HG
= 0,001 x 1,17 ft x 1335 kg/jam
= 1,56 hp
Maka P total = 1 hp + 7,2268 hp + 1,56 hp
= 9,7868 hp

Jika efisiensi motor listrik 80%, maka daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
belt conveyor adalah :
Ptotal
Daya motor aktual (P) = = 12,2335 Hp
80%
Motor yang digunakan = 15 Hp
C.221

Tabel C.55. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-01)

Kode : BC-01

Fungsi : Mengangkut produk asetanilida dari RD-01 menuju

BE-01

Jumlah : 1 unit

Laju Alir Massa : 3.535 kg/jam

Panjang Conveyor :4m

Lebar Belt : 1,17 ft

Kecepatan Aktual : 11,0469 ft/menit

Daya Motor : 15 hp

C.20 Bucket Elevator (BE-01)

Gambar C.36. Bucket Elevator (BE-01)

Kode : BE-01

Fungsi : Memindahkan material dari BC-01 ke BN-01


Jumlah : 1 Unit

Data-data :
C.222

Jumlah bahan yang dipindahkan = 3.535 kg/jam ≈ 3,535 ton/jam

Densitas bahan = 1.210 kg/m3 ≈ 75,5378 lbm/ft3

Menentukan dimensi Bucket Elevator

Tabel 21.8 Hal. 21-15 (Perry,1997) untuk kapasitas 3,535 ton/jam maka
dipilih Bucket Elevator dengan kapasitas minimum yaitu 14 ton/jam.

Spesifikasi Bucket Elevator


Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ - 12) in
Lebar Bucket = 6 in
Projection Bucket = 4 in
Dalam Bucket = 4 ¼ in
Jarak antar Bucket = 12 in
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit
Kecepatan Putar Poros = 43 rad/menit
Diameter Poros Atas = 1 15/16 in
Diameter Poros Bawah = 1 11/16 in
Tinggi Pengangkutan = 3 meter (Berdasarkan tinggi BN-01)

Menentukan Volume Bucket


Volume Bucket = Lebar x Proyeksi x Kedalaman
= 6 x 4 x 4,25 in
= 102 in3 ≈ 0,059 ft3
Bahan yang terisi didalam bucket sebanyak 85%, maka :
Vbucket = 0,85 x 0,059 ft3
= 0,05015 ft3
Berat didalam Bucket
W = ρbahan x Vbucket
= 75,5378 lbm/ft3 x 0,05015 ft3
= 3,7882 lb
C.223

Menentukan Jumlah Bucket dan Panjang Belt


Tabel 21-8 (Perry,1997) diperoleh data Diameter Pulley sebagai berikut :
Head = 20 in
Tail = 14 in
Lebar Belt = 7 in
Pbelt = 305 in = 25,4167 ft
Jumlah Bucket :
(n x 4) + (n x 12) = Panjang Belt
16 n = 305 in
n = 19,0625 Unit ≈ 20 Unit

Menghitung Kebutuhan Daya Angkat


Tabel 21-8 (Perry,1997) diperoleh data sebagai berikut :
Daya yang dibutuhkan pada kepala sumbu = 1 hp
Daya yang dibutuhkan setiap 1 ft panjang belt = 0,02 hp
Panjang belt = 25,4167 ft ≈ 25 ft
Daya Total = 1 + (25,4167 x 0,02)
= 1,5 hp
Maka kebutuhan daya angkut bucket adalah 1,5 hp

Tabel C.56. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-01)

Kode : BE - 01

Fungsi : Memindahkan material dari BC-01 ke BN-01


Jumlah : 1 unit

Laju Angkat Bahan : 3.535 kg/jam

Lebar Bucket : 6 in

Projection Bucket : 4 in
C.224

Kedalaman Bucket : 4,25 in

Jarak antar Bucket : 12 in

Jumlah Bucket : 20 Buah

Kecepatan Bucket : 225 ft/menit

Lebar Belt : 7 in

Tinggi Pengangkutan : 3 m

Daya Motor : 1,5 hp

C.21 Asetanilda Bin( BN-01)

Gambar C.37. Asetanilida Bin (BN-01)

Kode : BN-01
Fungsi : Tempat penyimpanan produk asetanilida
Jumlah : 1 unit
Data-data :

• Temperatur (T) : 30 oC
• Tekanan (P) : 1 atm
• Densitas : 1.210 kg/m3 ≈ 75,5378 lbm/ft3
• Laju Alir Massa : 3.535 kg/jam
C.225

Menghitung Volume Produk (V)


m
• Volume (V) =
ρ

= 3.535 kg/jam
1.210 kg/m3
= 2,9214 m3/jam

Volume tangki (Vt) n faktor keamanan 20%.


• Volume (Vt) = V x (1 + Fk)
= 2,9214 m3/jam x (1 + 0,2)
= 3,5056 m3

Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :

Hs
<2 (Ulrich, 1984)
D

Rasio Hs/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas bin yang paling
kecil. Hasil trial rasio Hs/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada Tabel C.54
berikut.

Tabel C.57. Hasil trial Hs/D terhadap Luas Bin

H/D D(ft) H(ft) A(ft2) Vsilinder (ft3)


0,2 8,30 1,66 97,43 90
0,3 7,25 2,18 90,86 90
0,4 6,60 2,64 88,99 90
0,5 6,12 3,06 88,29 90
0,6 5,75 3,45 88,32 90

Volume = Vs + V konis

n
= . 2.D2x Hl + h . (D2+ D.d + d2)
C.226

n
= 0,785.D2x Hl + h . (D2+ D.d + d2)

Dengan h = tan θ (D – d) / 2

Tan θ, sudut kerucut bawah bin yaitu θ = 60o, maka h = 0,866(D – d)

Volume konis = 0,2617 (D2 + D.d + d2 )

= 0,2266 (D-d) (D2 + D.d + d2)

= 0,2266 (D3 + D2.d + D.d2-D2.d-D.d2-d3)

= 0,2266 (D3 – d3)

Diketahui bahwa D/d =2

Diambil Hl/D = 0,5

Maka, Vs menjadi = 0,785 D2. Hl di shell

= 0,785 D2. (Hl – h)

= 0,3925 D3 – 0,3925 D2.h

= 0,3925 D3 – 0,3925 D2. (D-d)

= 0,3925 D3 – 0,19625D3

= 0,19625 D3

Sehingga, Volume = 0,19625 D3 + 0,2266 (D3 – d3)

15.4695 in3 = 0,224575 D3

D = 88,32 in

= 2,26 meter (Diambil diameter standar 2,5 meter)


C.227

Menghitung Tinggi Bin


Tinggi Silinder (hs) = 0,5 x Do
= 0,5 x 2,5 m
= 1,25 m
n
Hkonis = Vkonis / ( . (D2+ D.d + d2))

n
= 0,2266 (D3-d3) / ( . (D2+ D.d + d2))

= 21,3 in

= 0,5 m

Tinggi tangka total, H tangka = H shell + H konis


= 1,25 m + 0,5 m
= 1,75 meter
• Menghitung Tebal Plat Silinder
Pxr
t = +C (Peters dan Timmerhaus, 1991)
(f x E) - (0,6 x P)
Keterangan :
t = tebal plat silinder (in)
P = tekanan operasi (Psi) = 1 atm = 14,7 Psi
Do = diameter dalam silinder (in)
f = allowable stress (Psi) = 25.000 Psi (Brownell and Young, 1959)
E = welded joint stress (Psi) = 0,7
C = corrosion allowance = 0,125 in (Timmerhaus, 1991)

1
14,7 Psi x (88 in)
!25.000Psi x 0,7"- (0,6 x 14,7 Psi)
2
t = + 0,125 in = 0,162 in

Digunakan tebal shell standar yaitu 3/16 in (Brownell and Young, 1959)
C.228

• Perancangan Bottom bin


Jenis : Konis

Dimensi :

d = diameter kerucut terpancung = 1,25 meter

h = tinggi kerucut = 0,5 meter

θ = sudut kerucut = 600

Ds = diameter dalam shell = 2,5 meter

Menentukan tebal konis


£šL Þ! .uE , r"
tc = (Brownell, 1959 Hal 118)

Keterangan :
P : Tekanan Operasi, psi
f : Stress Value of Material, in
E : Efisiensi Sambungan, single weld butt joint 0,85
d : Diameter Inside kerucut, in
t : Ketebalan Dinding (shell), in

, <
< £šL ! . < ,+ E , < , "
t = + 0,125

= 0,1621 in
Digunakan tebal conis 3/16 in. DItentukan tekanan maksimum yang
diizinkan pada ketebalan 3/16 in ketika vessel dalam kondisi korosi (Buthod,
1997).
C.229

Tabel C.58. Spesifikasi Bin Produk (BN-01)

Kode : BN-01

Fungsi : Tempat penyimpanan produk asetanilida

Jumlah : 1 unit

Bahan Konstruksi : Stainless Steel AISI 316

Kapasitas : 2,9214 m3/jam

Waktu Tinggal : 1 jam

Diameter Silinder : 2,5 m

Tinggi Total : 1,75 m

Tebal Shell : 3/16 in

Tebal Konis : 3/16 in

C.22 Belt Conveyor (BC-02)

Gambar C.38. Belt Conveyor (BC-02)

Kode : BC-02

Fungsi : Mengangkut produk asetanilida dari BN-01 menuju Gudang


Jenis : Close Belt Conveyor
Jumlah : 1 Unit
C.230

Laju alir massa (kapasitas aktual) = 3.535 kg/jam


= 3,535 ton/jam
Berdasarkan Tabel 21.7 Perry 7th ed, didapat spesifikasi sebagai berikut:
Lebar belt (w) = 14 in (1,17 ft)
Luas Penampang = 0,11 in
Kecepatan desain = 32 ton/jam
Kecepatan desain = 100 ft/menit
.†þ†5-o†5 †.odžÍ
&ËýËþ†o†Ì †.oÇ†Í = È .ËýËþ†o†Ì ÎË5†-Ì
.††5-o†5 ÎË5†-Ì
3,535
PZ\

&ËýËþ†o†Ì †.oÇ†Í = È 100 6o/0ËÌ-o


UT_

32
PZ\
UT_

= 11,0469 ft/menit

Menghitung Panjang Belt Conveyor


Sudut inklinasi (α) = 10o (Couper, 2005)
Lebar Belt = 14 in (1,17 ft) (Perry, 1999)
Jarak horizontal = 6 m (19,7 ft)
Panjang Conveyer (L) =4m

P = Pempty + Phorizontal + Pvertical (Couper, 2005)


Pempty ditentukan dari Grafik 5.5c Power to Drive Empty Conveyor (Couper, 2005)
yaitu sebesar 0,5 ft/min, maka:
Pempty = 1 hp
Phorizontal = (0,41 + L/300)(G/100)
= (0,41 + 39,4 ft/300)( 1335 kg/jam/100)
= 7,2268 hp
Pvertical = 0,001 HG
= 0,001 x 1,17 ft x 1335 kg/jam
= 1,56 hp
C.231

Maka P total = 1 hp + 7,2268 hp + 1,56 hp


= 9,7868 hp

Jika efisiensi motor listrik 80%, maka daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
belt conveyor adalah :
Ptotal
Daya motor aktual (P) = = 12,2335 Hp
80%
Motor yang digunakan = 15 Hp

Tabel C.59. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-02)

Kode : BC-02

Fungsi : Mengangkut produk asetanilida dari BN-01 menuju


Gudang
Jumlah : 1 unit

Laju Alir Massa : 3.535 kg/jam

Panjang Conveyor :4m

Lebar Belt : 1,17 ft

Kecepatan Aktual : 11,0469 ft/menit

Daya Motor : 15 hp
C.232

C.23 Gudang Asetanilida (WH-01)

Gambar C.39. Gudang Asetanilida (WH-01)

Kode : WH-01

Fungsi : Tempat penyimpanan produk asetanilida

Jumlah : 1 unit

Data-data :

• Temperatur (T) : 30 oC
• Tekanan (P) : 1 atm
• Densitas : 1.210 kg/m3
• Laju Alir Massa : 3.535 kg/jam
• Lama Penyimpanan : 7 Hari (168 jam)

Menghitung Volume Produk (Vp)


m
• Volume produk (Vp) =
ρ

= 3.535 kg/jam
1.210 kg/m3
= 2,9214 m3/jam

Volume produk (Vp) dalam gudang untuk 7 hari (168 jam)


C.233

• Volume (V) = Vp x Ø
= 2,9214 m3/jam x 168 jam
= 491 m3

Karena material adalah padat, maka dipertimbangkan besar sudut θ (angle of


repose) dalam penyimpanan tersebut. Berdasarkan Stuckx.com tahun 2019 dan
Couper tahun 2005, untuk jenis padatan bertipe seperti pasir memiliki besar angle
of repose 30-35 derajat (diambil 30%).

Asetanilida dalam Gudang direncanakan disusun dalam bentuk gunung-gunungan


dengan diameter setiap gunungan masing-masing 10 m, seperti ditunjukkan oleh
gambar berikut.

30o
10 meter

Gambar C.40. Rancangan gunungan asetanilida dalam gudang

Dengan dimensi tersebut, maka setiap gunungan asetanilida memiliki volume :

Volume = 1/3πr2t

= 1/3 x 3,14 x (0,5 x 10) x (tan(30) x (0,5x10))

= 74,5 m3

Dengan kebutuhan asetanilida per minggu adalah 491 m3, maka jumlah gunungan
pasir (n) yang dibutuhkan adalah,

n = 491 m3 / 74,5 m3

= 6,59 (dibulatkan menjadi 7)

Jadi, jumlah gunungan yang dibutuhkan adalah 7.


C.234

Menghitung Dimensi Gudang Asetanilida (WH-01)

Pintu belakang

20 meter

Pintu depan

20 meter 4 meter 20 meter

Gambar C.41. Rancangan dalam gudang

Ditetapkan dimensi gudang adalah :

Panjang = 20 meter + 4 meter + 20 meter

= 44 meter

Lebar = 20 meter

Menghitung tinggi Gudang

Hstandar = 30 ft

= 360 in

= 9,144 m
C.235

Tinggi Silinder (hs) = 1 x Do


= 1 x 9,144 m
= 9,144 m

Besar sudut elemen conical dihitung dengan persamaan :

Min sin O =
9
P
(persamaan 4.6. Brownell and Young, 1959)

Diketahui :

O = sudut elemen conical dengan horizontal

D = diameter tangki, ft

T = tebal cone (head), in

= 0,1875 in

Maka, Min sin O =


9
P

sin O = 0,3812 = 21,84o

Tinggi atap dapat dihitung dengan korelasi sudut :

tan O =
7
Q
9
>

tan O =0,349

maka,

H = 0,349 x (30/2)
C.236

= 5,235 ft

= 1,5956 m

Untuk mengetahui tinggi tangki total digunakan persamaan :

Htotal = Hshell + Hkonis

= 9,144 m + 1,5956 m

= 10,7396 m

= 11 m

Jadi tinggi gudang 11 m

Desain atap Gudang Asetanilida

L
20o
20 meter 44 meter
Gambar C.42. Desain Atap Gudang

Kemiringan atap = 20o

Bahan konstruksi = Baja ringan

Dimensi,

Panjang = 44 meter

Sisi miring (L) = cos (20o) x (1 x 20 meter)

= 18,79 meter

Tinggi = sin (20o) x (1 x 20 meter) = 6,84 meter


C.237

Tabel C.60. Spesifikasi Gudang Asetanilida (WH-01)

Kode : WH-01

Fungsi : Tempat penyimpanan produk asetanilida dalam 7 hari

Jumlah : 1 unit

Bahan Konstruksi : Dinding = Beton; Atap = Baja Ringan

Kapasitas : 491 m3

Dimensi Dinding

Panjang : 44 m

Lebar : 20 m

Tinggi : 11 m

C.24 Heater Udara (HE-03)

Udara in Steam out

Udara Out Steam in

Gambar C.43. Skema Shell and Tube Heater Udara

Fungsi : Memanaskan udara yang akan digunakan pada rotary dryer

(RD-01)

Aliran : Counter-current 1-1


C.238

Jenis : Shell and Tube

Alasan Pemilihan :

1. Shell&Tube digunakan ketika kita menginginkan luas transfer panas yang

lebih besar (Kern, 1965, hal 125)sedangkan, untuk double pipe exchanger

digunakan ketika kebutuhan luas transfer panasnya relatif lebih kecil yaitu

100 – 200 ft2 atau kurang (Kern, 1965, hal 108).

2. Shell&Tube dapat dibuat dari berbagai macam material, mudah dibersihkan,

rancangan mekaniknya lebih baik karena bentuknya bagus untuk kondisi

bertekanan (R.K. Sinnot, 2003).

Tata Letak Lokasi Shell &Tube

1. Temperatur fluida : Jika temperatur yang digunakan cukup tinggi maka

dibutuhkan spesial logam, peletakkan temperatur yang lebih tinggi berada di

tube dan akan mengurangi biaya secara keseluruhan.

2. Tekanan Operasi : Aliran dengan tekanan tinggi sebaiknya diletakan pada

tube – side dari pada di shell – side. Tekanan tinggi di tube akan lebih murah

bila dibandingkan dengan tekanan tinggi di shell. (R.K. Sinnot, 2003).

Data design

Shell :

Fluida dingin = Udara

Laju alir, w = 143.625,5113 kg/jam = 316.694,2524 lb/jam

T masuk, t1 = 60 oC =140 oF

T keluar, t2 = 100 oC = 212oF

T averange = 80 oC
C.239

Tube :

Fluida panas = Steam

Laju alir, W = 467,4170 kg/jam = 1.030,48 lb/jam

T masuk, T1 = 250 oC = 482oF

T keluar, T2 = 250 oC = 482 oF

Taverange = 250 oC

1. Beban panas HE-301

Q = 2.945.751,060 kj/jam

Q = 6.494.261,70 lb/jam

2. Menghitung ΔT LMTD

Tabel C.61. Data Perhitungan ΔTLMTD


Fluida Panas FluidaDingin Perbedaan
(F) (F) Temperatur
482 Higher Temp 212 270 ∆T2
482 Lower Temp 140 342 ∆T1
0 Beda Suhu 72
(T1 - T2) (t2 -t1)

Δt LMTD = (T1 − t 2 ) − (T2 − t1 ) (Kern, 1983, hal 89)


(T − t )
ln 1 2
(T2 − t1 )

= 304,58 F

S = (t2 - t1)/(T1 -t1) = 0,21

FT =1
C.240

∆t LMTD = Ft x LMTD

= 304,58 F

3. Area heat transfer

Overall heat transfer

Dari tabel 8 (Kern, 1965) dipilih Ud untuk Hot fluid : Steam dan Cold fluid : udara

Range Ud = 5 - 50 BTU/hr ft2 °F → dipilih 50 BTU/hr ft2 °F

Pemilihan Spesifikasi Tube (Kern, 1983, Tabel 10, hal 843)

OD = 1,5 in

BWG = 16

At = 0,39 ft2/lin ft

a'' = 1,47 in2

Lenght, L = 16 ft

Luas Perpindahan Panas

Qtotal
A = = 426,436 ft2
U × Δt

Number of tube (Nt) :

Nt = A / L.a"

= 18,131 tube

= Dipilih Nt 19 tube (Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)

Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut :

Susunan tube = square pitch

Jumlah aliran = 2 pass

Pitch, Pt = 1,87 in

ID shell = 19,25 in (Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)


C.241

Sehingga :

A terkoreksi = L.a".N

= 447 ft2

UD terkoreksi = Q/A.∆tLMTD

= 47,713 Btu/jam.ft2 F

Shell side, Cold Fluid : Udara Tube side, Hot Fluid : Steam
1a. Flow area, as 1b. Flow area, at
Baffle = 0,75 x ID shell Dari tabel 10, (Kern, 1965) untuk
Jarak Baffle maksimum 0,2-1 ID shell OD(in) = 1,5
Baffle = 14,44 ft BWG = 16
Clearance, = Pt – OD tube = 0,37 n at' = 1,47 in2
as = IDs .C. B/ (144 Pt) flow area, at = Nt. at'/144n
= 0,39 ft2 = 0,097 ft2
2a. Mass Velocity, Gs 2b. Mass Velocity, Gt

Gs = w/as Gt = w/at

= 820.304,5039 lb/ft2.jam = 10.625,76 lb/ft2.jam

3a. Bilangan Reynold, Re,s 3b. Bilangan Reynold, Re,t

Pada tav = 176 oF Pada tav = 482 oF

z s = µ x 2,42 μt = µ x 2,42

µ= 0,018 (Kern, Gambar 15, hal 825) µ = 0,0265 (Kern, Gambar 15, p 825)

μs = µ x 2,42 = 0,0436 lb/ft.jam μt = 0,0265 x 2,42 = 0,0641 lb/ft.jam

Dari gambar 28 untuk OD tube 1,5 in Untuk OD tube (tabel 10, Kern,1983) :

Pitch, Pt = 1,875 in BWG = 16

Equivalent Diameter, De = 1,48 in IDt = 1,37 in


C.242

Equivalent Diameter, De = 0,12 ft IDt = 0,11 ft

Re,s = De.Gs/μs Re,t = D.Gt/μt

Re,s = 2.322.564,0224 Re,t = 18.916,3735

4a. JH 4b. Condensation of Steam

hio =1500 Btu/jam.ft2oF


pada Re 2.322.564,0224 , jH = 615
(Kern, 1983, hal 208)
5a. (Cp.μa/k)1/3
5a. tw’

tw’ = t £ + !T − t "
C = 0,25 Btu/lb. F ™·®
™·® w™®

(Kern, Gambar 3, hal 805)


tw’ = 482,954oF

K = 0,0165 Btu/hr.ft2.(oF/ft)

(Kern, Tabel 5, hal 802)

(Cp.μa/k)1/3 = 0,8709

6a. Mencari ho
0,14
 κ   cp. μ  1/3  μ 
jH     
 ID  κ  μ
   w 
0,14
µ
Dimana φS =   =1
 µW 

ho = 71,6352 btu/hr ft2 oF

ho
pada , t w = tc + (Tc − tc )
hio + ho

= 482,954oF

μw = 0,0265 × 2,42 = 0,06413

θs = (μs / μw)0,14
C.243

= (0,0436 / 0,06413 )0,14 = 0,9472

ho = 71,6352 × 0,9472

= 75,621 Btu/hr.ft2.F

4.Clean overall coefficient

h io .h o
Uc = = 71,9917 Btu/hr.ft2.F
h io + h o

5. Faktor Pengotor, Rd

Dari tabel 12, Kern, hal 845 faktor kekotoran untuk :

~ fluida panas : Steam → Rd = 0 (Kern,1983, hal 845)

~ fluida dingin : Udara → Rd = 0,002

Rd min total = 0,002,Rd hitung adalah :

Uc − Ud
Rd = = 0,0061 → Memenuhi
Uc × Ud

Tube, Cold fluid Shell, Hot fluid : Steam

1a. Untuk Re,s = 2.322.564,02 1b. Untuk Re,t = 18.916,3735

Dari Gambar 29 (Kern hal. 1965) : Dari Gambar 26 (Kern hal. 1965)

(f ) = 0,0012 ft2/in2 (f) = 0,0002 ft2/in2

Ρ = 1,57 , =0,95

s = 0,025 s = 0,015

IDS = 19,25 in = 0,031 ft Gt = 10.625,755 lb/jam.ft2

2a. Number of crosses 2


f G t L × .N
2b. ΔPt =
5,22 × 1010 × s × D × θt
N + 1 = 12 L/B = 13,2987
= 0,0078974 psi
C.244

2
f G s Ds (N + 1) 3b ΔPr = (4n / s) × (V2/2g’)
3a. ΔPs =
5,22 x 1010 x D e S φ s
= (4×12 / 0,015) × 0
= 0,1289 Psi = 0,1976 psi

4. ΔPT = ∆Pt + ΔPr

= 0,0078974 + 0,1976

= 0,2055 Psi

Tabel C.62. Spesifikasi Heater Udara (HE-03)


Spesifikasi
Nama alat : Heater
Kode alat : HE-03
Fungsi : Memanaskan hot air yang akan digunakan pada rotary
dryer (RD-01)
Type : Shell and tube
Aliran : Counter-current 1-1
Surface area : 426,436 ft2
Diameter shell : 19 in
Diameter tube : 1,37 in
Jumlah tube : 19 tube
Panjang tube : 16 ft
Rd : 0,0061
Bahan Kontruksi : Stainless Steel AISI 316

Anda mungkin juga menyukai