Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MESIN PERKAKAS BENTUK

STEEL ROLLING

Oleh:
RAHMAT ABDI TSALATS 03111005087
FIRMAN ACHSANU

03111005098

YOPE KORINTUS

03121005024

MUHAMMAD ALFIN GUSTIN

03111005106

HENO YATRI

03111005107

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

TUGAS MESIN PERKAKAS BENTUK

STEEL ROLLING

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Mesin Perkakas Bentuk

Oleh :
RAHMAT ABDI TSALATS 03111005087
FIRMAN ACHSANU

03111005098

YOPE KORINTUS

03121005024

MUHAMMAD ALFIN GUSTIN

03111005106

HENO YATRI

03111005107

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya Tugas Makalah Steel Rolling ini dapat diselesaikan. Penulisan
makalah ini dilakukan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Mesin Perkakas
Bentuk. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak yang terkait,
dan doa Orangtua sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah yang berjudul Steel Rolling yang disajikan
melalui Tugas Mesin Perkakas Bentuk ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa
teknik serta masyarakat khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, dan dapat
menjadi referensi bagi mahasiswa dan peneliti yang relevan.

Inderalaya, April 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rolling atau pencanaian (Bahasa Indonesia Teknik) merupakan salah satu

teknik pengolahan logam dengan cara melewatkan logam ke dalam dua buah
batang besi perkakas berbentuk silinder saling berhadapan yang berputar
berlawanan arah, disertai penekanan oleh silinder besi tersebut sehingga logam
tersebut menjadi lebih pipih. Pengerolan mengakibatkan logam mengalami
deformasi plastis dimana terjadi pengurangan ketebalan.
Lingkup penggunaan pengerolan logam dalam konstruksi sangat luas
meliputi perkapalan, otomotif, rangka baja, bejana tekan, pembangkit listrik, pipa
pesat, pipa saluran, komponen mesin, rel kereta api, gerbong kereta api dan lain
sebagainya. Disamping untuk pengolahan logam dan juga dalam konstruksi,
proses pengerolan juga digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alumunium foil, tangga lipat dan
masih banyak contoh lainnya.
Lingkup dalam pengerolan dibagi menjadi dua yaitu pengerjaan panas (hot
rolling process) dan pengerjaan dingin (cold rolling process). Jenis pengerolan
lanjutan terdapat beberapa bagian diantaranya pengerolan datar, pengerolan
bentuk pengerolan ulir, pengerolan cincin, dan penembus (piercing).
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan

lingkup

dan

jenis-jenis

pengerolan

logam,

adapun

permasalahan dari penulisan makalah ini yang akan dibahas adalah penjelasan,
proses dan produk dari hasil lingkup pengerolan dan jenis-jenis pengerolan.
1.3

Tujuan Penulisan
Untuk memahami proses pengerolan dan lingkupnya, penulis memperoleh

dari referensi terpercaya sehingga penulis memperoleh hasil tulisan yang baik.
Serta parameter-parameter yang terkait sehingga pembaca dapat memahami
proses pengerolan tersebut, serta menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam proses pengerolan di hari kemudian.

1.4

Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

akan logam bagi masyarakat serta menambah soft skill dan hard skill mahasiswa
dalam proses pengerolan. Serta menambah pengalaman teknik pengerolan logam
di Jurusan Teknik Mesin khususnya, dan juga bagi jurusan-jurusan lain pada
umumnya.

BAB II

DASAR TEORI

2.1

Pengertian Pengerolan
Pengerolan adalah proses deformasi plastis dimana ketebalan bahan

dikurangi dengan menekan bahan tersebut menggunakan dua besi berbentuk


silinder yang saling berhadapan dan berputar berlawanan arah. Proses pengerolan
merupakan proses yang sangat luas digunakan dalam proses pembentukan baja
karena dapat memproduksi dalam jumlah banyak dan mudah dikontrol produk
jadi dari proses ini.
Proses pengerolan dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pengerolan
panas (hot rolling) dan pengerolan dingin (cold rolling).
2.2

Hot Rolling
Dalam proses hot rolling, batang baja yang akan diubah bentuknya

dilakukan dalam dua tahap :


1. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi, berupa bloom, billet, slab.
2. Proses selanjutnya

dari

bloom, billet, slab menjadi pelat, lembaran,

batangan, bentuk profil atau lembaran tiffs (foil).

Gambar 2.1 Terminologi Pengerolan


Baja didiamkan dalam cetakan ingot hingga proses solidipikasi lengkap,
kemudian dikeluarkan dari cetakan. Selagi panas, ingot dimasukan dalam dapur
gas yang disebut pit rendam dan dibiarkan sampai mencapai suhu kerja merata

sekitar 1200C dan untuk finishing bervariasai antara 700 900 oC, tetapi harus
diatas temperatur kritis untuk menghasilkan butiran ferit yang seragam. Ingot
kemudian dibawa ke mesin pengerolan dimana ingot dibentuk menjadi bentuk
setengah jadi seperti bloom, billet, slab. Bloom mempunyai ukuran minimal
150 x 150 mm. Billet lebih kecil daripada bloom dan mempunyai ukuran persegi,
ukuran mulai dari 40 x 40 mm sampai 150 x 150 mm. Bloom atau billet dapat
digiling menjadi slab yang mempunyai lebar minimal 250 mm dan tebal minimal
40 mm. Lebar selalu tiga (atau lebih) kali tebal, dengan ukuran maksimal 1500
mm. Pelat, skelp dan strip tipis digiling dari slab.
Pengerolan primer dilakukan dalam mesin rol bolak-balik bertingkat dua
atau mesin rol kontinyu bertingkat tiga. Pada mesin bolak-balik bertingkat dua
lembaran logam bergerak diantara rol, yang kemudian dihentikan dan dibalik
arahnya dan operasi tersebut diulang lagi. Pada interval tertentu logam diputar 90
derajat agar penampangnya seragam dan butir-butir merata dalam logam tersebut.
Diperlukan sekitar 30 pas untuk mengurangi penampang ingot yang besar
menjadi bloom (150 x 150 mm minimal). Pada rol atas maupun bawah terdapat
alur sehingga memungkinkan reduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.
Mesin rol bertingkat dua adalah mesin serbaguna karena dapat diatur
kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi. Hanya ukuran
panjang batangan yang dapat dirol tebatas dan pada setiap siklus pembalikan,
gaya kelembaman harus diatasi. Kerugian ini diatasi pada mesin rol bertingkat
tiga, namun disini diperlukan adanya mekanisme elevasi. Selain ini terdapat
sedikit kesulitan dalam mengatur kecepatan nol, mesin rol bertingkat tiga lebih
murah dan mempunyai keluaran lebih tinggi dibandingkan dengan mesin bolakbalik. Pada mesin rol bertingkat tiga ini atau yang dikenal dengan three-high mill,
logam panas melaju dibawah dan diatas, sehingga setelah mereduksi satu arah
bloom kemudian diangkat dan kembali lagi dirol diantara roll tengah dan atas.
Rel pengarah atau roller membantu menengahkan posisi bloom saat melaju
melalui roll. Biasanya setelah tahap ini ketebalan logam akan berkurang 14 inch.
Tahap inspeksi dilakukan unutk melihat adanya retakan. Sebagai catatan saat
retak terdeteksi oleh mesin x-ray atau visual inspection, logam harus dieliminasi
atau logam dipindahkan dari proses reduksi dan menyebabkan masalah pada

proses produksi. Retak permukaan ini dapat diatasi dengan api okiasitilen yang
secara harfiah melelehkan logam pada daerah cacat dan membakar daerah
tersebut. Dapat juga dihilangkan dengan mesin milling khusus dimana memiliki
pisau potong besar yang tepasang pada kepala putar mesin yang kemudian
mencungkil atau memotong logam pada daerah cacat.
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Hot Rolling
Untuk pengerolan plat datar dengan ketebalan besar (10 50 mm) diproses
melalui working roll yang berbeda. Sementara setiap rangkaian dengan teratur
mengurangi ketebalan. Hot strip digulung untuk mengurangi penambahan panjang
yang disebabkan pengurangan ketebalan.

Gambar 2.3 Produksi Hot Rolling Coil Strip


Salah satu efek dari operasi pengerjaan panas pengerolan ialah
penghalusan butir yang disebabkan rekristalisasi. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Struktur yang kasar, kembali menjadi struktur
memanjang akibat pengaruh penggilingan. Karena suhu yang tinggi, rekristalisasi
terjadi dan butir halus mulai terbentuk. Butir-butir tersebut tumbuh dengan
cepat sampai limit bawah suhu rekristalisasi tercapai.
Gambar 2.4 Proses Rekristalisasi

Gambar 2.5 Perubahan Struktur Kristal pada Hot Rolling


Busur AB dan AB merupakan daerah kontak dengan rol. Aksi jepit
pada benda kerja diatasi oleh gaya gesek pada daerah kontak dan logam tertarik
diantara rol. Logam keluar dari rol dengan kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan masuk.

Pada titik antara A dan B kecepatan logam sama dengan kecepatan


keliling rol. Ketebalan mengalami deformasi terbanyak sedangkan lebar hanya
bertambah sedikit. Keseragaman suhu sangan penting pada semua operasi
pengerolan karena hal tersebut berpengaruh atas aliran logam dan plastisitas.

2.3

Cold Rolling
Cold rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan dibawah

temperatur rekristalisasi dan ditunjukan untuk pengerjaan pengerasan. Ini


mungkin sedikit membingungkan tapi perlu diketahui bahwa besi atau baja berada
dibawah temperatur rekristalisasinya, struktur bahan adalan bcc (body-centerd
cubic). Namun ketika dipanaskan diatas temperatur rekristalisasi, struktur bahan
akan berubah menjadi fcc (face-centerd cubic), dan lebih banyak memiliki slip
planes. Dengan kata lain, billet walaupun dalam keadaan panas (namun dibawah
temperatur rekristalisasi) atau dingin, masih mempunyai struktur bcc dan lebih
sedikit ketersediaan slip planes untuk tujuan reduksi. Sebagai akibat dari
fenomena ini akan ada suatu batasan reduksi yang diizinkan pada tahap cold
rolling, daripada hot rolling, karena pada akhirnya tidak ada reduksi lanjutan yang

dapat mengkibatkan cacat retak pada logam.


Sebelum tahap ini dicapai, logam harus dipanaskan dahulukan untuk
mengeliminasi

tegangan

sisa

dan

mengembalikan

butiran

ke

kondisi

simetriya.dengan tahapan pre-heated ini struktur sel akan kembali normal dan
bentuknya terdistorsi, dan reduksi dapat dilanjutkan.
Rol ganda, four-high dan six-high roll didesain kaku untuk menghindari
pemantulan atau pembengkokan ketika tekanan besar mendesak rol-rol. Karena
logam panas akan menghasilkan perubahan bentuk yang lebih besar dari logam
dingin oleh karena itu harus dikerjakan dalam beberapa design mill. Contohnya
pada six-high mill dimana logam dilewatkan diantara dua rol yang lebih kecil di
bagian tengah, dimana setiap rol ini ditahan oleh dua rol besar, oleh sebab itu
terdapat tiga roller di atas dan tiga roller di bawah. Diameter dari roll ditetapkan
sehingga roll ini akan menerima jumlah yang tepat untuk mengerol logam. Roll
yang besar akan memiliki sudut yang lebih datar dari roll yang kecil. Total reduksi
yang dicapai dengan cold rolling uumnya bervariasi antara 50-90%. Reduksi dari
setiap stand harusnya seragam tanpa menjatuhkan lebih banyak dibawah reduksi
maksimum untuk setiap pass.
Gambar 2.6 Diagram Alir Proses Cold Rolling

Keuntungan cold rolling ini adalah menghasilkan finishing permukaan


dengan kualitas tinggi, toleransi ukuran lebih baik jika dibandingkan dengan hasil
hot-rolling akibat ekspansi thermal yang sedikit. Cold rolling non ferous dapat
diproduksi dari hot-rolled strip, atau dalam kasus tembaga paduan yang di cold
rolling secara langsung dari tempat pengecoran, meningkatkan kekuatan tarik
akibat dari pengerjaan pengerasan serta meningkatkan kekerasan

Gambar 2.7 Baja Strip Cold Rolling


Cold rolling dapat dibedakan menjadi beberapa kondisi diantaranya.

Skin rolled yaitu

logam mengalami

sedikit pengerolan

dengan

mengeraskan ~0,5 -1%, dalam kondisi ini logam masih dapat dikerjakan.

Quarter hard yaitu kondisi dimana logam mengalami jumah deformasi


yang lebih tinggi. Dapat dibengkokkan dengan cara normal pada proses
pengerolan tanpa perpatahan.

Half hard yaitu logam dapat dibengkokkan sampai 90o.

Full hard yaitu logam di tekan dengan tekanan 50% tanpa cacat retak.
Dalam kondisi ini logam dapat dibengkokkan sampai 45o.

2.4

Ring Roll
Ring roll digunakan untuk membuat tube rolling dan ring rolling. Ring roll

terbuat dari spherodized graphite bainitic dan pearlitic matrix atau baja tuang
paduan. Ring rolling adalah salah satu jenis khusus dari hot rolling dimana
bertujuan untuk menambah diameter dari sebuah ring. Proses ini dimulai dengan
ring dengan sisi tebal, kemudian diletakkan diantara dua rol salah satu rol disebut
idler roll dan lainnya disebut driven roll. Kedua rol ini menekan ring dari sisi
luar. Ketika proses pengerolan berjalan, ketebalan dari ring berkurang yang
disertai dengan penambahan diameter.

Gambar 2.8 Bagan Komponen Ring Rolling

Gambar 2.9 Proses Ring Rolling

Gambar 2.10 Tipe Roller Ring Rolling


2.5

Thread Rolling
Pada proses ini silinder dies berulir ditekan berhadapan dengan

permukaan rata billet silinder. Sebagai akibat kontak permukaan silinder dengan
tap berulir ini, permukaan logam akan mengalami bentuk berulir. Ada juga dies
yang berbentuk plat datar beralur dimana ulir dirol pada batang atau wire dengan
setiap berlawanan arah dari dies. Ulir yang dibentuk sebagai akibat axial flow
pada struktur bahan. Keuntunganya, struktur butiran dari bahan tidak terpotong
tapi menyebar mengikuti bentuk ulir. Pengerolan ulir dilakukan dalam satu siklus
sehingga jauh lebih cepat daripada diproses mesin, dan resultan ulirnya lebih kuat

daripada ulir diproses mesin. Ulir akan memilki ketahanan lebih baik pada
tegangan mekanik dan meningkatkan kekuatan fatigue. Permukaan yang
dihasilkan juga lebih mengkilap dan halus.

Gambar 2.11 Skema Thread Rolling dan Perbedaan Struktur Cut Thread dan
Rolling Thread
2.6

Pelubangan Tembus
Pada pembuatan pipa tanpa sambung atau tabung tanpa kampuh, billet

baja silindris bergerak diantara dua rol berbentuk konis yang berputar dalam arah
yang sama. Diantara kedua rol terdapat mandril yang akan melubangi pipa.
Mula-mula billet dari lubang senter dipanaskan hingga mencapai suhu
tempa, kemudian ditekan masuk diantara kedua rol penembus yang memaksa
billet berputar dan bergerak maju. Proses ini nantinya akan menghasilkan lubang
tengah yang besar sesuai dengan mandril. Setelah keluar dari pelubang tembus,
tabung yang berdinding tebal bergerak melalui rol yang beralur sedang,

ditengahnya terdapat mandril berbentuk sumbat dan pipa bertambah panjang dan
tipis sesuai dangan ukuran yang diinginkan. Kemudian masuk ke mesin pelurus
dan pengatur ketepatan ukuran.
Proses ini dapat membuat tabung tanpa kampuh dengan diameter
hingga 150 mm. Untuk tabung yang berdiameter lebih dari 150 mm harus
melalui tahap pelubangan tembus kedua dan pelubangan tembus ganda.
Kecepatan produksi mesin pelubangan tembuis kontinu mencapai 39 m/ menit.

Gambar 2.12 Proses Rol Untuk Tabung Tanpa Kampuh yang Panjang

BAB III

KESIMPULAN PENULISAN
3.1

Kesimpulan
Pengerolan merupakan salah satu teknik pengolahan logam dengan cara

melewatkan logam ke dalam dua buah batang besi perkakas berbentuk silinder
saling berhadapan yang berputar berlawanan arah, disertai penekanan oleh silinder
besi tersebut sehingga logam tersebut menjadi lebih pipih. Pengerolan
mengakibatkan logam mengalami deformasi plastis dimana terjadi pengurangan
ketebalan. Atau dalam kata lain pengerolan adalah proses deformasi plastis
dimana ketebalan bahan dikurangi (memipihkan) dengan menekan bahan tersebut
menggunakan dua besi berbentuk silinder yang saling berhadapan dan berputar
berlawanan arah. Proses pengerolan merupakan proses yang sangat luas
digunakan dalam proses pembentukan baja karena dapat memproduksi dalam
jumlah banyak dan mudah dikontrol produk jadi dari proses ini.
Lingkup penggunaan pengerolan logam dalam konstruksi sangat luas
meliputi perkapalan, otomotif, rangka baja, rangka struktur, bejana tekan,
pembangkit listrik, pipa pesat, pipa saluran, komponen mesin, rel kereta api,
gerbong kereta api dan lain sebagainya. Disamping untuk pengolahan logam dan
juga dalam konstruksi, proses pengerolan juga digunakan untuk menghasilkan
barang-barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alumunium
foil, tangga lipat, batang penyokong dan masih banyak contoh lainnya.
Berdasarkan lingkup, pengerolan dibagi menjadi dua yaitu pengerolan
pengerjaan panas (hot rolling process), dan pengerolan pengerjaan dingin (cold
rolling process). Terdapat juga beberapa jenis pengerolan lanjutan diantaranya,
pengerolan datar, pengerolan bentuk pengerolan ulir, pengerolan cincin, dan
penembus (piercing).
Selain pengerolan merupakan pengolahan lanjutan logam setelah proses
pengecoran, pekerjaan dalam bidang pengerolan juga menjunjung tinggi dan
memperhatikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sehingga selain kualitas
hasil logam pengerolan yang dapat dikontrol, kualitas sumber daya dalam
pekerjaan pengerolan dapat tertata dan teratur dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Callister, W. J., & Rethwisch, D. (2009). An Introduction - Materials Science and


Engineering (Eight ed.). John Wiley & Sons, Inc.
Dallarna University. Hot Rolling Steel.
Dallarna University. Steel Making Rolling.

Anda mungkin juga menyukai