STEEL ROLLING
Oleh:
RAHMAT ABDI TSALATS 03111005087
FIRMAN ACHSANU
03111005098
YOPE KORINTUS
03121005024
03111005106
HENO YATRI
03111005107
STEEL ROLLING
Oleh :
RAHMAT ABDI TSALATS 03111005087
FIRMAN ACHSANU
03111005098
YOPE KORINTUS
03121005024
03111005106
HENO YATRI
03111005107
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya Tugas Makalah Steel Rolling ini dapat diselesaikan. Penulisan
makalah ini dilakukan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Mesin Perkakas
Bentuk. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak yang terkait,
dan doa Orangtua sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah yang berjudul Steel Rolling yang disajikan
melalui Tugas Mesin Perkakas Bentuk ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa
teknik serta masyarakat khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, dan dapat
menjadi referensi bagi mahasiswa dan peneliti yang relevan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rolling atau pencanaian (Bahasa Indonesia Teknik) merupakan salah satu
teknik pengolahan logam dengan cara melewatkan logam ke dalam dua buah
batang besi perkakas berbentuk silinder saling berhadapan yang berputar
berlawanan arah, disertai penekanan oleh silinder besi tersebut sehingga logam
tersebut menjadi lebih pipih. Pengerolan mengakibatkan logam mengalami
deformasi plastis dimana terjadi pengurangan ketebalan.
Lingkup penggunaan pengerolan logam dalam konstruksi sangat luas
meliputi perkapalan, otomotif, rangka baja, bejana tekan, pembangkit listrik, pipa
pesat, pipa saluran, komponen mesin, rel kereta api, gerbong kereta api dan lain
sebagainya. Disamping untuk pengolahan logam dan juga dalam konstruksi,
proses pengerolan juga digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alumunium foil, tangga lipat dan
masih banyak contoh lainnya.
Lingkup dalam pengerolan dibagi menjadi dua yaitu pengerjaan panas (hot
rolling process) dan pengerjaan dingin (cold rolling process). Jenis pengerolan
lanjutan terdapat beberapa bagian diantaranya pengerolan datar, pengerolan
bentuk pengerolan ulir, pengerolan cincin, dan penembus (piercing).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
lingkup
dan
jenis-jenis
pengerolan
logam,
adapun
permasalahan dari penulisan makalah ini yang akan dibahas adalah penjelasan,
proses dan produk dari hasil lingkup pengerolan dan jenis-jenis pengerolan.
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk memahami proses pengerolan dan lingkupnya, penulis memperoleh
dari referensi terpercaya sehingga penulis memperoleh hasil tulisan yang baik.
Serta parameter-parameter yang terkait sehingga pembaca dapat memahami
proses pengerolan tersebut, serta menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam proses pengerolan di hari kemudian.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
akan logam bagi masyarakat serta menambah soft skill dan hard skill mahasiswa
dalam proses pengerolan. Serta menambah pengalaman teknik pengerolan logam
di Jurusan Teknik Mesin khususnya, dan juga bagi jurusan-jurusan lain pada
umumnya.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Pengerolan
Pengerolan adalah proses deformasi plastis dimana ketebalan bahan
Hot Rolling
Dalam proses hot rolling, batang baja yang akan diubah bentuknya
dari
sekitar 1200C dan untuk finishing bervariasai antara 700 900 oC, tetapi harus
diatas temperatur kritis untuk menghasilkan butiran ferit yang seragam. Ingot
kemudian dibawa ke mesin pengerolan dimana ingot dibentuk menjadi bentuk
setengah jadi seperti bloom, billet, slab. Bloom mempunyai ukuran minimal
150 x 150 mm. Billet lebih kecil daripada bloom dan mempunyai ukuran persegi,
ukuran mulai dari 40 x 40 mm sampai 150 x 150 mm. Bloom atau billet dapat
digiling menjadi slab yang mempunyai lebar minimal 250 mm dan tebal minimal
40 mm. Lebar selalu tiga (atau lebih) kali tebal, dengan ukuran maksimal 1500
mm. Pelat, skelp dan strip tipis digiling dari slab.
Pengerolan primer dilakukan dalam mesin rol bolak-balik bertingkat dua
atau mesin rol kontinyu bertingkat tiga. Pada mesin bolak-balik bertingkat dua
lembaran logam bergerak diantara rol, yang kemudian dihentikan dan dibalik
arahnya dan operasi tersebut diulang lagi. Pada interval tertentu logam diputar 90
derajat agar penampangnya seragam dan butir-butir merata dalam logam tersebut.
Diperlukan sekitar 30 pas untuk mengurangi penampang ingot yang besar
menjadi bloom (150 x 150 mm minimal). Pada rol atas maupun bawah terdapat
alur sehingga memungkinkan reduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.
Mesin rol bertingkat dua adalah mesin serbaguna karena dapat diatur
kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi. Hanya ukuran
panjang batangan yang dapat dirol tebatas dan pada setiap siklus pembalikan,
gaya kelembaman harus diatasi. Kerugian ini diatasi pada mesin rol bertingkat
tiga, namun disini diperlukan adanya mekanisme elevasi. Selain ini terdapat
sedikit kesulitan dalam mengatur kecepatan nol, mesin rol bertingkat tiga lebih
murah dan mempunyai keluaran lebih tinggi dibandingkan dengan mesin bolakbalik. Pada mesin rol bertingkat tiga ini atau yang dikenal dengan three-high mill,
logam panas melaju dibawah dan diatas, sehingga setelah mereduksi satu arah
bloom kemudian diangkat dan kembali lagi dirol diantara roll tengah dan atas.
Rel pengarah atau roller membantu menengahkan posisi bloom saat melaju
melalui roll. Biasanya setelah tahap ini ketebalan logam akan berkurang 14 inch.
Tahap inspeksi dilakukan unutk melihat adanya retakan. Sebagai catatan saat
retak terdeteksi oleh mesin x-ray atau visual inspection, logam harus dieliminasi
atau logam dipindahkan dari proses reduksi dan menyebabkan masalah pada
proses produksi. Retak permukaan ini dapat diatasi dengan api okiasitilen yang
secara harfiah melelehkan logam pada daerah cacat dan membakar daerah
tersebut. Dapat juga dihilangkan dengan mesin milling khusus dimana memiliki
pisau potong besar yang tepasang pada kepala putar mesin yang kemudian
mencungkil atau memotong logam pada daerah cacat.
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Hot Rolling
Untuk pengerolan plat datar dengan ketebalan besar (10 50 mm) diproses
melalui working roll yang berbeda. Sementara setiap rangkaian dengan teratur
mengurangi ketebalan. Hot strip digulung untuk mengurangi penambahan panjang
yang disebabkan pengurangan ketebalan.
2.3
Cold Rolling
Cold rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan dibawah
tegangan
sisa
dan
mengembalikan
butiran
ke
kondisi
simetriya.dengan tahapan pre-heated ini struktur sel akan kembali normal dan
bentuknya terdistorsi, dan reduksi dapat dilanjutkan.
Rol ganda, four-high dan six-high roll didesain kaku untuk menghindari
pemantulan atau pembengkokan ketika tekanan besar mendesak rol-rol. Karena
logam panas akan menghasilkan perubahan bentuk yang lebih besar dari logam
dingin oleh karena itu harus dikerjakan dalam beberapa design mill. Contohnya
pada six-high mill dimana logam dilewatkan diantara dua rol yang lebih kecil di
bagian tengah, dimana setiap rol ini ditahan oleh dua rol besar, oleh sebab itu
terdapat tiga roller di atas dan tiga roller di bawah. Diameter dari roll ditetapkan
sehingga roll ini akan menerima jumlah yang tepat untuk mengerol logam. Roll
yang besar akan memiliki sudut yang lebih datar dari roll yang kecil. Total reduksi
yang dicapai dengan cold rolling uumnya bervariasi antara 50-90%. Reduksi dari
setiap stand harusnya seragam tanpa menjatuhkan lebih banyak dibawah reduksi
maksimum untuk setiap pass.
Gambar 2.6 Diagram Alir Proses Cold Rolling
logam mengalami
sedikit pengerolan
dengan
mengeraskan ~0,5 -1%, dalam kondisi ini logam masih dapat dikerjakan.
Full hard yaitu logam di tekan dengan tekanan 50% tanpa cacat retak.
Dalam kondisi ini logam dapat dibengkokkan sampai 45o.
2.4
Ring Roll
Ring roll digunakan untuk membuat tube rolling dan ring rolling. Ring roll
terbuat dari spherodized graphite bainitic dan pearlitic matrix atau baja tuang
paduan. Ring rolling adalah salah satu jenis khusus dari hot rolling dimana
bertujuan untuk menambah diameter dari sebuah ring. Proses ini dimulai dengan
ring dengan sisi tebal, kemudian diletakkan diantara dua rol salah satu rol disebut
idler roll dan lainnya disebut driven roll. Kedua rol ini menekan ring dari sisi
luar. Ketika proses pengerolan berjalan, ketebalan dari ring berkurang yang
disertai dengan penambahan diameter.
Thread Rolling
Pada proses ini silinder dies berulir ditekan berhadapan dengan
permukaan rata billet silinder. Sebagai akibat kontak permukaan silinder dengan
tap berulir ini, permukaan logam akan mengalami bentuk berulir. Ada juga dies
yang berbentuk plat datar beralur dimana ulir dirol pada batang atau wire dengan
setiap berlawanan arah dari dies. Ulir yang dibentuk sebagai akibat axial flow
pada struktur bahan. Keuntunganya, struktur butiran dari bahan tidak terpotong
tapi menyebar mengikuti bentuk ulir. Pengerolan ulir dilakukan dalam satu siklus
sehingga jauh lebih cepat daripada diproses mesin, dan resultan ulirnya lebih kuat
daripada ulir diproses mesin. Ulir akan memilki ketahanan lebih baik pada
tegangan mekanik dan meningkatkan kekuatan fatigue. Permukaan yang
dihasilkan juga lebih mengkilap dan halus.
Gambar 2.11 Skema Thread Rolling dan Perbedaan Struktur Cut Thread dan
Rolling Thread
2.6
Pelubangan Tembus
Pada pembuatan pipa tanpa sambung atau tabung tanpa kampuh, billet
baja silindris bergerak diantara dua rol berbentuk konis yang berputar dalam arah
yang sama. Diantara kedua rol terdapat mandril yang akan melubangi pipa.
Mula-mula billet dari lubang senter dipanaskan hingga mencapai suhu
tempa, kemudian ditekan masuk diantara kedua rol penembus yang memaksa
billet berputar dan bergerak maju. Proses ini nantinya akan menghasilkan lubang
tengah yang besar sesuai dengan mandril. Setelah keluar dari pelubang tembus,
tabung yang berdinding tebal bergerak melalui rol yang beralur sedang,
ditengahnya terdapat mandril berbentuk sumbat dan pipa bertambah panjang dan
tipis sesuai dangan ukuran yang diinginkan. Kemudian masuk ke mesin pelurus
dan pengatur ketepatan ukuran.
Proses ini dapat membuat tabung tanpa kampuh dengan diameter
hingga 150 mm. Untuk tabung yang berdiameter lebih dari 150 mm harus
melalui tahap pelubangan tembus kedua dan pelubangan tembus ganda.
Kecepatan produksi mesin pelubangan tembuis kontinu mencapai 39 m/ menit.
Gambar 2.12 Proses Rol Untuk Tabung Tanpa Kampuh yang Panjang
BAB III
KESIMPULAN PENULISAN
3.1
Kesimpulan
Pengerolan merupakan salah satu teknik pengolahan logam dengan cara
melewatkan logam ke dalam dua buah batang besi perkakas berbentuk silinder
saling berhadapan yang berputar berlawanan arah, disertai penekanan oleh silinder
besi tersebut sehingga logam tersebut menjadi lebih pipih. Pengerolan
mengakibatkan logam mengalami deformasi plastis dimana terjadi pengurangan
ketebalan. Atau dalam kata lain pengerolan adalah proses deformasi plastis
dimana ketebalan bahan dikurangi (memipihkan) dengan menekan bahan tersebut
menggunakan dua besi berbentuk silinder yang saling berhadapan dan berputar
berlawanan arah. Proses pengerolan merupakan proses yang sangat luas
digunakan dalam proses pembentukan baja karena dapat memproduksi dalam
jumlah banyak dan mudah dikontrol produk jadi dari proses ini.
Lingkup penggunaan pengerolan logam dalam konstruksi sangat luas
meliputi perkapalan, otomotif, rangka baja, rangka struktur, bejana tekan,
pembangkit listrik, pipa pesat, pipa saluran, komponen mesin, rel kereta api,
gerbong kereta api dan lain sebagainya. Disamping untuk pengolahan logam dan
juga dalam konstruksi, proses pengerolan juga digunakan untuk menghasilkan
barang-barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alumunium
foil, tangga lipat, batang penyokong dan masih banyak contoh lainnya.
Berdasarkan lingkup, pengerolan dibagi menjadi dua yaitu pengerolan
pengerjaan panas (hot rolling process), dan pengerolan pengerjaan dingin (cold
rolling process). Terdapat juga beberapa jenis pengerolan lanjutan diantaranya,
pengerolan datar, pengerolan bentuk pengerolan ulir, pengerolan cincin, dan
penembus (piercing).
Selain pengerolan merupakan pengolahan lanjutan logam setelah proses
pengecoran, pekerjaan dalam bidang pengerolan juga menjunjung tinggi dan
memperhatikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sehingga selain kualitas
hasil logam pengerolan yang dapat dikontrol, kualitas sumber daya dalam
pekerjaan pengerolan dapat tertata dan teratur dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA