Oleh
Nama : Waira La Amba Buton
NPM : 07231911025
Kelas : IIIB
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “DESAIN BALOK LENTUR”. Tak lupa
syalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan
para sahabatnya. Serta Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mufti Amir Sultan,
St., Mt. selaku dosen pembimbing Matakuliah Struktur Beton 1. Tugas yang dikerjakan oleh
penulis ini bukanlah karya yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
Tugas ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya. Terima
Kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balok merupakan elemen struktur yang sangat penting disuatu bangunan. Dalam
perencanaan konstruksi balok direncanakan kuat menahan gaya-gaya yang mungkin akan
terjadi sesuai perhitungan beban, baik berupa gaya vertikal maupun gaya horisontal. Balok
merupakan struktur lentur yang mempunyai karakteristik yang sangat rumit karena banyak
gaya-gaya yang diterimanya sehingga rawan terjadinya kerusakan.
Salah satu kontruksi yang sering digunakan dalam pembagunan suatu gedung
adalah beton bertulang. Kontruksi balok dengan mengunakan beton bertulang ini
dimaksudkan agar balok dapat memiliki gaya lentur dan mempunyai kekakuan sehingga
dapat menerima beban dan gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi suatu bangunan.
Suatu pembangunan tentunya mengharapkan kontruksi bangunan direncanakan
sesuai dengan harapan, terutama mengenai keamanan konstruksi, maka dari itu sebelum
mengerjakan suatu konstruksi gedung harus dilakukan analisis struktur dengan benar dan
berpedoman pada peraturan SNI-03-28472002 dan SNI-2847-2013 tentang perhitungan
struktur beton untuk bangunan gedung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola retak dan mode keruntuhan balok yang telah diperkuat dengan
lembaran FRP
2. Bagaimana perilaku delaminasi pada balok beton bertulang yang telah diperkuat dengan
lembaran FRP
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan sebagai berikut ini.
1. Mengidentifikasi pola retak dan mode keruntuhan yang terjadi pada balok beton
bertulang yang diperkuat dengan lembaran FRP
2. Mengetahui perilaku delaminasi pada balok beton bertulang dengan lembaran FRP
setelah pembebanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keruntuhan lentur
Pada daerah yang mengalami keruntuhan lentur, retak terutama terjadi pada
sepertiga tengah bentang, dan tegak lurus terhadap arah tegangan utama. Retak-retak
ini disebabkan oleh tegangan geser v yang sangat kecil dan tegangan lentur f yang
sangat dominan yang besarnya hampir mendekati tegangan utama horisontal ft(max).
Dalam keadaan runtuh lentur demikian, beberapa retak halus vertikal terjadi di daerah
tengah bentang sekitar 50% dari yang diakibatkan oleh beban runtuh lentur. Apabila
bebannya terus bertambah, retakretak di tengah bentang juga bertambah, dan retak awal
yang telah terjadi akan semakin lebar dan semakin panjang menuju sumbu netral
penampang. Jika balok tersebut dalam kondisi underreinforced, maka keruntuhan ini
merupakan keruntuhan yang daktail yang ditandai dengan lelehnya tulangan tarik terlebih
dahulu.
GFRP merupakan jenis FRP yang menggunakan bahan dari serat kaca. GFRP
terbuat dari kaca cair yang dipanaskan pada suhu sekitar 2300 dan dipintal dengan
bantuan Bushing Platinumrhodium pada kecepatan 200 mph.
b. Mode kegagalan
Beberapa mode kegagalan yang sering terjadi pada balok yang diperkuat
dengan FRP yaitu: a. Rusaknya FRP setelah tulangan tarik meleleh. Kerusakan FRP
berupa putusnya FRP. Kegagalan ini disebut FRP failure. b. Hancurnya beton
sekunder setelah tulangan tarik meleleh. Kegagalan ini disebut dengan peeling. c. Inti
beton rusak karena tekanan sebelum tulangan tarik meleleh. Kegagalan ini disebut
dengan kegagalan tekan. d. Lepasnya ikatan antara FRP dan beton (debonding).
Model kegagalan berupa putusnya lapisan FRP yang terjadi setelah melelehnya
tulangan dan hancurnya beton pada sisi tekan. Hancurnya beton pada sisi tekan terjadi
sebelum tulangan tarik meleleh sehingga kondisi ini identik dengan kondisi over-
reinforced. Selain itu, terdapat pula kondisi di mana tulangan tarik telah meleleh namun
disertai dengan hancurnya beton pada sisi tekan tanpa disertai putusnya FRP. Model
kegagalan selanjutnya merupakan model kegagalan debonding. Model kegagalan
debonding ini merupakan model kegagalan yang paling sering dijumpai pada balok yang
diperkuat FRP. Debonding merupakan lepasnya ikatan antara beton dengan FRP.
Model kegagalan debonding sendiri dapat dibedakan atas empat jenis di mana hal ini
akan diuraikan lebih rinci pada subbab debonding FRP. 2.5.1.2 Debonding FRP
Perkuatan eksternal dengan menggunakan lembaran FRP merupakan cara dan metode
perkuatan yang efektif dan populer digunakan untuk konstruksi beton bertulang saat ini.
Kinerja FRP ini biasanya ditentukan dan dipengaruhi oleh masalah rekatan antara FRP
dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola retak yang terjadi pada semua benda uji adalah retak lentur dan mode
keruntuhan yang terjadi disebabkan kegagalan lekatan dengan GFRP (delaminasi dan
debonding failure). 2. Dari hasil pengamatan benda uji dengan perkuatan GFRP terlihat
bahwa benda uji menunjukkan perilaku yang sama saat delaminasi mulai terjadi yaitu
hubungan beban regangan antara baja dan FRP sudah tidak beriringan dan terdengar Bunyi
Kecil, Bunyi Sedang, Bunyi Besar yang menandakan bahwa GFRP .
DAFTAR PUSTAKA
https://moondoggiesmusic.com/contoh-daftar-pustaka/#gsc.tab=0
https://bloggoeroe.blogspot.com/2017/11/sistematika-pembuatan-makalah-dan.html?m=1