A. Patah Ulet
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang
diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retak
akan berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai
adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga
permukaan patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna
kelabu. Selain itu komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan
yang dihasilkan, jadi bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah
ulet terjadi pada material berstruktur bainit yang merupakan baja dengan
kandungan karbon rendah
1.1 Gambar deformasi selip dan kembar yang terjadi pada baja
Ciri-ciri patah ulet:
B. Patah Getas
Merupakan fenomena patah pada material yang diawali terjadinya
retakan secara cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis
terlebih dahulu dan dalam
waktu yang singkat. Dalam
kehidupan nyata, peristiwa
patah getas dinilai lebih
berbahaya daripada patah
ulet, karena terjadi tanpa
disadari begitu saja. Biasanya
patah getas terjadi pada
material berstruktur
martensit, atau material yang
memiliki komposisi karbon
yang sangat tinggi sehingga
sangat kuat namun rapuh
Ciri-cirinya:
D.
D. Patah Mulur
Logam bersifat regang bila dibebani. Peristiwa Mulur terjadi bila adanya
perubahan bentuk plastik dan kemudian patah akibat regangan pada suhu tinggi
dan tegangan lebih rendah dari tegangan luluh.
E. Patah Korosi
Merupakan proses perubahan struktur logam yang menimbulkan
kerapuhan. Dua jenis korosi paling berbahaya dalam konstruksi baja adalah
korosi antar butir dan korosi tegangan yang menimbulkan retak.
Komposisi kimia dalam sambungan las umumnya tidak merata sehingga daya
tahan terhadap korosi tak sama.
PERENCANAAN KONSTRUKSI LAS
PERENCANAAN KONTRUKSI LAS
Dalam bab ini akan dibahas klasifikasi sambungan las dan bentuk alur ampuh las.
Contoh-cotoh yang dipakai untuk hal ini diambil dari J,I,S yang sedikit banyak
yang berhubungan erat dengan standar dari A.W.S.disamping klasifikasi juga
akan dibahas secara singkattentang kekuatan sambungan las, mekanisme patah
perubahan bentuk atau deformasi las dan tegangan sisa dalam lasan. Bab ini akan
lebih mudah dimengerti bila mempelajarinya dikaitkan dengan pemilihan bahan
dan penghindaran cacat las juga dibahas dan dihubungkan dengan prosedur dan
perencanaan pengelasan. Untuk melengkapi akhir dari bukun ini ditambahkan
standar bentuk alur kampuh dari JSSC (Japan Society of Steel Contruction).
Sambungan dan jaminan sambungan. Karena itu pemilihan bentuk alur sangat
penting, bentuk dan ukuran alur sambungan datar ini sudah banyak distandarkan
dalam standar AWS, BS, DIN, GOST, JSSC dan lain-lainnya.
Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada penurunan logam
las
Sampai kepada harga yang terendah tidak menurunkan mutu sambungan. Karena
hal ini maka dalam pemilihan bentuk alur diperlukan kemampuan dan penglaman
yang luas. Bentuk-bentuk yang telah distandarkan pada umumnya hanya meliputi
pelaksanaan pengelasan yang sering dilakukan sehingga dalam pengelasan khusus
bentuk alur harus ditentukan sendiri berdasarkan penglaman yang dapat
dipercaya.
REPORT THIS AD
(3) Sambungan bentuk T dan silang;
Pada kedua sambungan ini secara garis besar dibagi dalam dua jenis yaitu jenis las
dengan alur dan jenis las sudut, hal-hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul
diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini, dalam pelaksanaan pengelasan
mungkin sekali ada bagian batang yang menghalngi yang dalam hal ini dapat
diatasi dengan memperbesar sudut alur.
menyebabkan terjadinya retak lamel, hal ini dapat dihindari dengan membuat alur
pada pelat tegak seperti yang terlihat dalam pengelasan yang tidak dapat
dilakukan karena sempitnya ruang maka pelaksanaanya dapat dilakukan dengan
pengelasan tembus atau pengelasan dengan pelat pembantu.
REPORT THIS AD
(1) Sambungaan Las Cair
Sambungan las cair adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi
las yang masih dibagi lagi kedalam elektroda terumpan dan elektroda tak
terumpan. Las busur listrik tangan, las busur listrik dengan pelindung gas dan las
busur listrik terendaam kesemuanya termasuk dalam las busur listrik dengan
elektroda terumpan. Sedangkan las TIG termasuk dalam las busur listrik dengan
elektroda tak terumpan.
(2) Sambungan Las Tekan
Jenis sambungan yang dapat dilakukan dengan sambungan las tekaan adalah
sambungaaan tumpang, di mana pelaksanaannya dapat berupaa las ledakan, las
gesekan atau friksi las ultrasonic las tekan dingin, lastekan panas dan las
resisteansi.
meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana dan
spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus
mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat menggunakan pengetahuan
tersebut dan mengerti tentang efesiensi dan ekonomi dari aktivitas produksi.
Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat prosedur tersendiri secara
terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan yang sesuai dengan rencana
pembuatan dan kualitas produksi.
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling
sesuai
REPORT THIS AD
untuk tiap-tiap sambungan las yang aada pada konstruksi. Dalam hal ini tentu
dasarnya adalah efesiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan
penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah
ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya
dibicarakan diantara tiga yaitu pihak perencana, pihak pelaksana, dan pihak
peniliti dilaboratorium dengan titik berat pada pelaksan. Dalam penentuan ini
dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang digunakan.
Ø Persiapan Pengelasan
Hal-hal umum
Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri
juga
Dalam konstruksi baja umum proses las yang digunakan biasanya adalah las busur
listrik dengan elektroda terbungkus, las busur listrik dengan pelindung gas
CO2 dan las busur listrik terendam. Proses yang pertama paling banyak dan sangat
umum dipakai tetapi kecepatan pengelasanya dan daya tembusnya lebih rendah
bila dibandingkan dengan kedua proses yang lainya. Las busur listrik dengan
pelindung gas CO2 mempunyai kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi
tetapi memerlukan pelindung angin, komponenyang lebih banyak dan pengaturan
gas. Pada las busur listrik terendam kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi
lagi. Tetapi hanya dapat digunakan pada las datar saja dan lebih sesua untuk pelat
tebal dari pada pelat tipis. Jelas disini bahwa masing-masing proses pengelasan
mempunyai untung ruginya sendiri yang harus dipertimbangkan masak-masak
dalam menentukan proses pengelasan yang akan digunakan.
Dalam menentukan alat-alat, disamping menentukan mesin lasnya sendiri, hal
yang Juga tidak kalah pentingnya adalah penentuan alat perakit atau alt antu. Alat
perakit ini adalah alat-alat khusus yang memegang dengan kuat bagian-bagian
yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat, jadi
pemilihan alat Bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan
mengurangi waktu pengelasan.
REPORT THIS AD
(2) Posisi Pengelasan Dan Alat Pemegang
pengelasan yang terbaik ilihat dari sudut kualitas sambungan dan efesiensi
pengelasan
Penyetelan Ini Seringkali bagian-bagian harus dihubungkan satu sam lain, dengan
lasan pendek-pendek pada tempat-tempat yang dinamakan las ikat. Karena
sifatnya sementara maka sering sekali las ikat ini dilakasanakan dengan
sembarangan sehingga terjadi retak-retak dan ronga halus yang akhirnya akan
menurunkan mutu lasan. Karena las ikat juga mempengaruhi kualitas maka
dianjurkan agar las ikat juga harus dilaksanakan dengan baik dan oleh juru las
yang mempunyai kualifikasi yang sama dengan juru las yang akan melaksanakan
seluruh pengelasan. Kalau hal ini tidak dapat dipenuhi maka sebaiknya tempat-
tempat yang nantinya tidak di las. Las ikat juga biasanya menggunakan elektroda
yang sama jenisnya dengan elektroda untuk pengelasan yang sebenarnya.
Ketelitian bentuk ukuranya juga harus dilakukan pada saat sebelum pengelasan,
dalam hal ini yang penting adalah besarnya celah akar, yang harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Kalau celah akar lebih besar dari pada
spesifikasi maka harus diadakan perbaikan seperlunya. Cara perbaikannya
tergantung dari pada celah dan jenis sambunganya.
bila bercampur dengan logam. Las dapat menimbulkan cacat las seperti retak,
lubang halus dan lain sebagainya yang dapat membahayakan kontruksi. Karena itu
kotoran kotoran tersebut harus dibersihkan sebelum pelaksanaan pengelasan yang
sebelumnya juga harus dibersihkan juga sebaik-baiknya. Cara pembersihan
kotoran tersebut ada dua macam yaitu cara mekanik dengan menggunakan sikat
kawat baja, penyemprotan pasir dan lain sebaginya, disamping itu juga cara
penyemprotan dengan apipada daerah yang akan dilas dengan tujuan menguapkan
api,membakar minyak dan gemuk, menghembus terak dan merupakan pemanasan
mula