Anda di halaman 1dari 2

KONSEP TEKNIK PENGELASAN

1.Pengertian Las
Pengertian Pengelasan menurut DIN (Deutch Industrie Normen), las adalah
suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa
las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas.

2.Penggunaan Sambungan Las

Penggunaan sambungan las yaitu menyambung dua bagian logam dengan


cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa
bahan pengisi. Dan sambungan las dapat di aplikasikan pada komponen yang akan
dihubungkan dengan komponen lain, sehingga menjadi satu bagian yang saling
berhubungan.
Banyak macam jenis sambungan las, jenis sambungan tergantung pada
faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang bertemu di sambungan, jenis
pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya
relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan
berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar
ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi.

3.Kualitas Hasil Pengelasan

Hasil pengelasan pada umumnya sangat bergantung pada keterampilan juru


las. Kerusakan hasil las baik di permukaan maupun di bagian dalam sulit dideteksi
dengan metode pengujian sederhana. Selain itu karena struktur yang dilas
merupakan bagian integral dari seluruh badan material las maka retakan yang
timbul akan menyebar luas. Perlunya pemeriksaan pada komponen yang telah
dilas. Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan standar pengelasan meliputi
pemeriksaan kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur las pada setiap
sambungan. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan selama proses pengelasan
meliputi: pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi penyimpanan elektrode
pengelasan; pemeriksaan las ikat; pemeriksaan kondisi kondisi pengelasan
terpending (arus listrik, tegangan listrik, kecepatan proses pengelasan, urutan
proses pengelasan, dsb.); pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan
pemanasan; danpemeriksaan status sumbing-belakang. Pengujian/pemeriksaan
yang dilakukan setelah proses pengelasan meliputi: pemeriksaan temperatur
pemanasan dan tingkat pendinginan sesudah proses pemanasan dan pelurusan;
pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan pemeriksaan pada bagian dalam
dan permukaan hasil las yang rusak.

4.Kampuh Sambungan Las


Sebelum melakukan pengelasan, selain harus diketahui jenis sambungan,
harus pula ditentukan desain kampuh yang akan dibuat. Desain tersebut selain
untuk menghasilkan lasan yang baik, juga mempertimbangkan efisiensi dan
efektifitas dari desain lasan. Desain yang sesuai dengan spesifikasi material yang
disambung akan dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan sambungan tanpa mengesampingkan kualitas sambungan itu sendiri.

Kampuh persegi
Kampuh persegi dapat dibuat dengan posisi kampuh tertutup ataupun terbuka.
Umumnya desain ini digunakan pada logam tipis.

Kampuh V
Desain ini dapat menghasilkan kualitas lasan yang sangat baik. Kampuh V
digunakan pada material dengan ketebalan sedang sampai tebal. Untuk material
yang lebih tebal dapat digunakan kampuh V ganda. Penggunaan kampuh V ganda
dapat mengurangi banyaknya tingkat endapan dan distorsi yang mungkin terjadi
pada material. Pada umumnya pada kampuh V ganda, pengelasan dilakukan
bergantian antar sisinya untuk menghindari distorsi.

Kampuh Tirus
Kampuh tirus memerlukan persiapan yang tidak sebanyak kampuh V. Penirusan
dilakukan hanya pada satu bagian saja sedangkan pada bagian lain yang akan dilas
dibiarkan dalam bentuknya. Desain ini memerlukan tingkat endapan las yang lebih
sedikit dibandingkan kampuh V dengan kekuatan las yang baik.

Kampuh U dan J
Desain kampuh U dan J umumnya digunakan pada material yang lebih tebal.
Desain ini dapat mengurangi tingkat endapan las yang diperlukan dibandingkan
dengan kampuh V karena kampuh U dan J menggunakan sudut kampuh yang lebih
kecil dan tetap menjaga fusi yang memadai.

Sumber : Harsono, Toshie. 1994. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta. PT Pertja

Anda mungkin juga menyukai