Anda di halaman 1dari 36

BAB.

2 PROSEDUR DAN TEKNIK


PENGELASAN

Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan


pengelasan yang meliputi cara pembuatan konstruksi las yang sesuai dengan
rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan tersebut.Karena itu mereka yang menentukan prosedur
pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las,dapat
menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi dan
ekonomi dari aktivitas produksi.

7.1 Perencanaan Prosedur Pengelasan

Prosedur pengelasan akan memberikan hasil yang baik bila sebelumnya


telah dibuat rencana tentang jadwal pembuatan,proses pembuatan,alat-alat
yang diperlukan,bahan-bahan,urutan pelaksanaan,persiapan
pengelasan,perlakuan setelah pengelasan,pengaturan pekerjaan,dan lain-
lainnya.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses
yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.

7.2 Persiapan Pengelasan

Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan


mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal
lainnya lagi.

7.3 Persiapan Bagian Yang Akan Dilas


(1) Persiapan sisi las
Pada umumnya untuk pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6mm
digunakan alur persegi,untuk pelat dengan tebal antara 6mm sampai 20mm
digunakan alur V tunggal dan yang lebih tebal lagi dengan alur V ganda atau U
tunggal atau ganda dan lain sebagainya. Pembuatan alur-alur ini dapat
dilakukan secara termal dengan alat pemotong gas atau dingin dengan mesin.
(2) Las ikat dan perakitan
Bagian-bagian yang telah dipersiapkan kemudian disetel untuk
dirakit.Dalam penyetelan ini sering sekali bagian-bagian harus dihubungkan
satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat-tempat tertentu
yang dinamakan las ikat

(3) Pemeriksaan dan perbaikan alur/kampuh


Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, Karena itu
pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukurannya harus juga dilakukan
pada saat sebelum pengelasan. Dalam hal ini yang penting adalah besarnya
celah akar,yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

(4) Pembersihan alur


Kotoran-kotoran seperti karat.terak,minyak dan gemuk,debu,air dan lain
sebagainya bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las
seperti retak,lubang halus dan lain sebagainya yang dapat membahayakan
konstruksi.Cara pembersihan kotoran tersebut ada dua macam, yaitu cara
mekanik dengan menggunakan sikat kawat baja,penyemprotan pasir dan lain
sebagainya dan cara kimia seperti penggunaan aseton, soda api dan lain-
lainnya.

7.3. Las Busur Dengan Elektroda Terbungkus

7.3.1 Hal-hal Dasar


(1) Urutan deposit dan urutan pengelasan
Dalam pengelasan ada dua macam urutan,yaitu urutan menempatkan
logam las cair pada alur las yang dinamakan urutan deposit dan urutan
penyambungan yang dinamakan urutan pengelasan.
(a) Urutan deposit: Dengan pengelasan lapis tunggal urutan yang utama
adalah urutan deposit dengan cara urutan lurus,urutan balik,urutan
simetris dan urutan loncat yang kesemuanya didasarkan atas arah
gerakan maju dari pengelasan.
 Urutan lurus
Dalam urutan ini pengelasan dimulai dari satu ujung hingga keujung
lain dari sambungan dan biasanya digunakan pada las lapis
tunggal,sambungan pendek dan pengelasan otomatis
 Urutan balik
Dalam urutan ini pengelasan dimulai pada beberapa titik dengan
bergerak kea rah yang berlawanan dengan arah maju pengelasan
 Urutan simetri
Urutan deposit ini dilaksanakan dengan membagi panjang sambungan
ke dalam bagian-bagian yang sama dan kemudian pengelasannya
dilaksanakan pada bagian-bagian tersebut dengan urutan yang
simetris terhadap pusat sambungan.
 Urutan loncat
Dalam urutan ini pengelasan dilaksanakan secara berselang pada
seluruh panjang sambungan
 Urutan pengisian
Urutan ini sebenarnya adalah urutan lurus,yang dilaksanakan pada
pengelasan lapis banyak
 Urutan kaskade
Urutan ini sebenarnya adalah urutan balik yang dilaksanakan pada
las lapis banyak
 Urutan petak
Urutan ini dilaksanakan dengan mengelas suatu satuan panjang
sambungan tertentu sampai pada lapisan tertentu

(b) Urutan pengelasan :Sama halnya dengan urutan deposit,tujuan dari


urutan pengelasan juga untuk menghindari terjadinya deformasi dan
tegangan sisa sejauh mungkin.Beberapa dasar pelaksanaan urutan
adalah sebagai berikut:
1. Bila dalam satu bidang terdapat banyak sambungan,sebaiknya
diusahakan agar penyusutan dalam bidang tersebut tidak terhalang
2. Sambungan dengan penyusutan yang terbesar setelah dilas lebih
dahulu dan baru kemudian sambungan-sanbungan dengan penyusutan
yang lebih kecil
3. Pengelasan hendaknya dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
mempunyai urutan yang simetri terhadap sumbu netral dari
konstruksi agar gaya-gaya kontraksi dalam keadaan yang berimbang.
(2) Pergerakan elektroda dan pengelasan busur listrik
(a) Pergerakan elektroda: Cara penggerakan elektroda banyak
sekali,tetapi tujuannya adalah sama yaitu mendapatkan deposit
logam las dengan permukaan yang rata dan halus dan
menghindari terjadinya takikan dan percampuran terak.
(b) Penyalaan dan pemadaman busur listrik: Penyalaan busur listrik
dapat dilakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda
dengan logam induk dan segera memisahkan lagi pada jarak
pendek.Cara pemadaman busur listrik ini mempunyai pengaruh
terhadap mutu penyambungan manik las.Untuk mendapatkan
sambungan manik las yang baik sebelum elektroda dijauhkan
dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu
dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah yang agak
mirin.Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan di tengah-
tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit.
7.3.2 Pemilihan Parameter Las
(1) Tegangan busur las
Tingginya tegangan busur tergantung pada panjang busur yang
dikehendaki dan jenis dari elektrida yang digunakan.Pada elektroda yang
sejenis, tingginya tegangan busur yang diperlukan berbanding lurus dengan
panjang busur.Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan
garis tengah elektroda.Tegangan yang diperlukan untuk mengelas dengan
elektroda bergaris tengah 3 sampai 6mm,kira-kira antara 20 sampai 30
volt untuk posisi datar.Sedangkan untuk posisi tegak atau atas kepala
biasanya dikurangi lagi dengan 2 sampai 5 volt.
(2) Besar arus las
Besarnya arus las yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran
dari lasan,geometri sambungan, posisi pengelasan, macam elektroda dan
diameter inti elektroda.

(3) Kecepatan pengelasan


Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti
elektroda, bahan yang dilas. geometri sambungan, ketelitian sambungan
dan lain-lain.
(4) Polaritas listrik
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa pengelasan busur listrik
dengan elektroda terbungkus dapat menggunakan polaritas lurus dan
polaritas balik.Pemilihan poliritas ini tergantung pada bahan pembungkus
elektroda, konduksi termal dari bahan induk, kapasitas panas dari
sambungan dan lain sebagainya.
Bila titik cair bahan induk tinggi dan kapasitas panasnya besar
sebaiknya digunakan polaritas lurus dimana elektrodanya dihubungkan
dengan kutub negatif.Sebaliknya bila kapasitas panasnya kecil seperti
pada pelat tipis maka dianjurkan untuk menggunakan polaritas balik
dimana elektroda dihubungkan dengan kutub positif.
(5) Besarnya penembusan atau penetrasi
Untuk mendapatkan kekuatan sambungan yang tinggi diperlukan
penembusan atau penetrasi yang cukup.Sedangkan besarnya penembusan
tergantung kepada sifat-sifat fluks,polaritas,besarnya arus,kecepatan las
dan tegangan yang digunakan.Pada dasarnya makin besar arus las makin
besar pula daya tembusnya.Sedangkan tegangan memberikan pengaruh
yang sebaliknya yaitu makin besar tegangan makin panjang busur yang
terjadi dan makin tidak terpusat,sehingga panasnya melebar dan
menghasilkan penetrasi yang lebar dan dangkal.
(6) Beberapa kondisi standar dalam pengelasan
Beberapa kondisi standar dalam pengelasan dengan syarat-syarat
tertentu seperti tebal pelat,bentuk sambungan,jenis elektroda,diameter
inti elektroda dan lain sebagainya,telah ada.Sudah tentu bahwa kondisi
standar ini harus dilaksanakan secara seksama dan sesuai dengan bentuk
ketelitian alur,kadaan tempat pengelasan dan lain-lainnya.
7.3.4 Usaha Penghindaran cacat
Dalam pengelasan selalu terjadi cacat las . Karena itu seorang sarjana ahli las
harus menguasai sepenuhnya tentang sebab-sebab cacat dan kemudian
menentukan usaha-usaha penghindarannya. Usaha penghindaran cacat las
pada las busur listrik dengan tangan dapat dilihat dalam tabel 7.8.
7.4. Las Busur Listrik Dengan Pelindung Gas CO2

(1) Tegangan busur,arus las dan kecepatan pengelasan


Tegangan busur tidak banyak mempengaruhi besarnya masukan
panas,melainkan mempengaruhi bentuk manik las. Pada umumya tegangan
rendah akan menghasilkan manik las yang sempit dan tegangan yang tinggi
menghasilkan manik las yang lebar dan datar.Dengan arus gas CO2 yang
tinggi dapat dicapai penembusan yang dalam tanpa percikan tetapi dapat
terjadi pembentukan manik berbentuk buah pir yang dapat menyebabkan
retak. +Arus Las adalah parameter yang langsung mempengaruhi
penembusan dan kecepatan pencairan. Makin tinggi arus las makin besar
penembusan dan pencairannya. Bila kecepatan las dipertinggi
makapenembusan dan lebar kampuh makin kecil sehingga akan terbentuk
manik las yang sempit dan cekung dan mungkin terjadi takikan.

(2) Sudut pembakar


Dilhat dari pembentukan manik,pengaruh gas pelindung dan mudahnya
pengamatan sebaiknya ujung pembakar agak miring ke depan dengan
sudut antara 10 sampai 200

Gbr.7.21. Sudut antara alat pembakar dan arah pengelasan


Gbr.7.22.Kedudukan pembakar pada las sudut.

(3) Jarak antara ujung pembakar dan logam induk


Jarak anatar ujung pembakar dan logam induk sangat menentukan
kecepatan pencairan kawat las den stabilitas busur.Karena itu juru las
perlu dilatih untuk dapat melaksanakan pengelasan dengan jarak yang
tetap
Tabel 7.9. Pengaruh parameter pengelasan busur listrik dengan CO2 terhadap
sifat-sifat Lasan.
7.5. Las Busur Listrik Terendam
7.5.1. Pemilihan Kondisi Pengelasan
Bentuk manik dan sifat lasan sangat dipengaruhi oleh kodisi
pngelasan.Dalam las busur listrik terendan daerah penggunaan arusnya
sangat luas sekali,sehingga pengaturan parameter lainnya harus tepat dan
sesuai dengan penggunaan.Dibawah ini diterangkan beberapa parameter
atau kondisi pengelasan yang penting.

(1) Arus las,tegangan busur dan kecepatan pengelasan


Arus las memberikan pengaruh yang terbesar pada penembusan dan
penguatan.Arus yang terlalu kecil akan menghasilkan penembusan dan
penguatan yang rendah,dan kalau terlalu besar akan menghasilkan manik
berbentuk buah pir.Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan
pencairan yang banyak dan pembentukan manik datar yang dapat
menimbulkan terjadinya lipatan manik. + Tegangan busur yang rendah
menghasilkan penembusan yang dalam dengan manik las yang sempit,
Tegangan yang tinggi menghasilkan penembusan yang kurang dalam dan
manik yang datar yang dapat menyebabkan retak tegang
(2) Kedudukan,kemiringan dan diameter kawat las
Bila kawat membentuk sudut mundur maka akan terjadi penembusan
yang dalam dan manik yang sempit.Sebaliknya dengan sudut maju
penembusan akan dangkal dan manik yang mnejadi lebar.Dalam pengelasan
kecepatan tinggi,sudut maju akan memberikan bentuk manik yang lebih
baik.
(3) Pemilihan fluks dan kawat las
Fluks dan kawat merupakan bahan las yang sangat menentukan dan
salinng mempengaruhi.Karena itu pemilihan kedua bahan ini harus
dilakukan bersamaan dengan memperhatikan sifat-sifat bahan
induk,kwalitas sambungan,keadaan permukaan,geometri sambungan dan
lain-lainnya.
7.6. Perlakuan Akhir Dalam Pengelasan

7.6.1 Perbaikan cacat


Setelah selesai pengelasan,hasil lasan harus diperiksa sesuai dengan
cara-cara pemeriksaan yang telah ditentukan misalnya dengan
radiografi,ultrasonik,dan cara lainnya.Bila ternyata ada cacat yang melebihi
batas spesifikasi maka perbaikan cacat harus dilakukan.
Cacat rongga halus atau terak yang tercampu cara perbaikannya
dilaksanakan dengan membuang bagian tersebut dengan pemotong gas atau
udara dan kemudian dilakukan pengelasan kembali.Pengelasan perbaikan
biasanya memerlukan kondisi dan prosedur yang lebih teliti,sebab kalau
tidak akan menyebabkan cacat yang lebih parah pada lasan di
sekitarnya.Berhubung dengan ini maka las perbaikan hanya dilakukan bila hal
tersebut betul-betul akan memperbaiki hasil lasan,sehingga cacat las yang
tidak membahayakan biasanya tidak diperbaiki.

7.6.2 Pembebasan Tegangan Dan Perbaikan Perubahan Bentuk


Setelah selesai pengelasan biasanya terjdi tegangan sisa yang dapat
menimbulkan perubahan bentuk.Karena hal ini pada hasil pengelasan
tertentu perlu adanya proses pelepasan tegangan,misalnya pada bejana yang
digunakan pada suhu rendah atau pada hasil las yang nantinya dilanjutkan
dengan pemesinan.
+Cara mempertinggi Effisiensi Las Busur Listrik Terrendam:
a. Dengan Elektroda banyak : dimana masing-masing elektroda mempunyai
sumber tenaga sendiri yang dapat diatur secara terpisah.
b. Pengelasan dengan penembusan dalam : Digunakan pengelasan dengan dua
elektroda dimana elektroda pertama menggunakan tegangan dan arus
listrik yang tinggi sehingga penembusannya dalam dan elektroda kedua
sebagai elektroda pengisi.

7.7. Manajemen Dalam Pengelasan


Juru las trampil dan alat las yang baik saja belum dapat menjamin hasil
las yang bermutu tinggi,apabila sarana lainnya tidak dipenuhi.Manajemen
pengelasan dalam hal ini harus mengatur beberapa sarana penting yang
dapat mempengaruhi hasil lasan seperti pelaksanaan yang aman,pemeriksaan
mutu dan pemeriksaan proses.

7.7.1. Pengamanan Pelaksanaan


Agar pengelasan dapat dilakukan dengan aman,alat-alat pengaman
harus lengkap dan juru las harus mengerti dan dapat serta mau
menggunakan alat pengaman tersebut.Dalam hal ini hal-hal penting adalah:
1. Pemakaian baju yang sesuai dan aman
2. Pemakaian pelindung dengan baik
3. Pada pengelasan di tempat yang tinggi harus menggunakan alat
pengaman agar tidak jatuh.
4. Pengamanan lainnya terhadap bahaya kebakaran dan ledakan.

7.7.2. Pengawasan mutu


Untuk mendapatkan mutu lasan yang baik perlu adanya pengawasan
pada alat-alat yang digunakan,bahan las yang dipilih,pelaksanaan dan
ketrampilan.
(1) Pengawasan Peralatan
Dengan menggunakan alat yang sempurna akan diperoleh mutu lasan
yang baik dan efisiensi keja yang tinggi,karena itu diperlukan sistem
manajemen yang dapat menentukan cara-cara pemilihan alat,pembelian
alat,peminjaman alat kepada pekerja dan cara memperbaiki alat yang
rusak.
(2) Pengawasan Bahan Las
Pengaturan pembelian bahan las baik dalam jenis maupun dalam
jumlah harus menjamin agar selalu terdapat jumlah persediaan seperti
yang telah ditentukan dan yang sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.Lingkungan tempat penyimpanan bahan las harus baik sehingga
tidak terjadi penyerapan uap yang akan menurunkan mutu hasil lasan

(3) Pengawasan Pelaksanaan


Apabila proses pengelasan telah ditentukan,maka perlu untuk
mengadakan pengawasan agar prosedur pengelasan diikuti
sepenuhnya.Untuk mempermudah pengawasan dan menghindari kesalahan
perlu dibuat petunjuk kerja yang terperinci yang meliputi kondisi
pengelasan,penggunaan alat,pemakaian bahan,prosedur pengerjaan dan
cara-cara mengadakan perbaikan bila terjadi cacat.

(4) Pengawasan Ketrampilan


Untuk mendapatkan juru las yang terampil perlu diadakan latihan dan
pendidikan.Tiap-tiap juru las harus mempunyai kwalifikasi berdasarkan
peraturan yang ditentukan oleh badan yang berwenang dalam bidang
konstruksi yang sesuai dan menguasai pengetahuan tentang pengelasan

(5) Pengawasan Proses


Pengawasan terhadap proses ditujukan untuk mempertinggi
produktivitas,yang berarti hasil yang baik dengan cepat dan
murah.Pengawasan proses meliputi pengawasan dan pengaturan
tempat,pengaturan pekerja,pengaturan bahan dan alat dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai