0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan36 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas prosedur dan teknik pengelasan, termasuk perencanaan prosedur pengelasan, persiapan pengelasan, dan persiapan bagian yang akan dilas. (2) Juga dibahas tentang las busur dengan elektroda terbungkus dan parameter las seperti tegangan busur, arus las, kecepatan pengelasan. (3) Terakhir membahas las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan parameter
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas prosedur dan teknik pengelasan, termasuk perencanaan prosedur pengelasan, persiapan pengelasan, dan persiapan bagian yang akan dilas. (2) Juga dibahas tentang las busur dengan elektroda terbungkus dan parameter las seperti tegangan busur, arus las, kecepatan pengelasan. (3) Terakhir membahas las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan parameter
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas prosedur dan teknik pengelasan, termasuk perencanaan prosedur pengelasan, persiapan pengelasan, dan persiapan bagian yang akan dilas. (2) Juga dibahas tentang las busur dengan elektroda terbungkus dan parameter las seperti tegangan busur, arus las, kecepatan pengelasan. (3) Terakhir membahas las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan parameter
Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang meliputi cara pembuatan konstruksi las yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut.Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las,dapat menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efisiensi dan ekonomi dari aktivitas produksi.
7.1 Perencanaan Prosedur Pengelasan
Prosedur pengelasan akan memberikan hasil yang baik bila sebelumnya
telah dibuat rencana tentang jadwal pembuatan,proses pembuatan,alat-alat yang diperlukan,bahan-bahan,urutan pelaksanaan,persiapan pengelasan,perlakuan setelah pengelasan,pengaturan pekerjaan,dan lain- lainnya.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.
7.2 Persiapan Pengelasan
Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan
mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.
7.3 Persiapan Bagian Yang Akan Dilas
(1) Persiapan sisi las Pada umumnya untuk pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6mm digunakan alur persegi,untuk pelat dengan tebal antara 6mm sampai 20mm digunakan alur V tunggal dan yang lebih tebal lagi dengan alur V ganda atau U tunggal atau ganda dan lain sebagainya. Pembuatan alur-alur ini dapat dilakukan secara termal dengan alat pemotong gas atau dingin dengan mesin. (2) Las ikat dan perakitan Bagian-bagian yang telah dipersiapkan kemudian disetel untuk dirakit.Dalam penyetelan ini sering sekali bagian-bagian harus dihubungkan satu sama lain dengan lasan pendek-pendek pada tempat-tempat tertentu yang dinamakan las ikat
(3) Pemeriksaan dan perbaikan alur/kampuh
Bentuk dan ukuran alur turut menentukan mutu lasan, Karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian bentuk dan ukurannya harus juga dilakukan pada saat sebelum pengelasan. Dalam hal ini yang penting adalah besarnya celah akar,yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
(4) Pembersihan alur
Kotoran-kotoran seperti karat.terak,minyak dan gemuk,debu,air dan lain sebagainya bila tercampur dengan logam las dapat menimbulkan cacat las seperti retak,lubang halus dan lain sebagainya yang dapat membahayakan konstruksi.Cara pembersihan kotoran tersebut ada dua macam, yaitu cara mekanik dengan menggunakan sikat kawat baja,penyemprotan pasir dan lain sebagainya dan cara kimia seperti penggunaan aseton, soda api dan lain- lainnya.
7.3. Las Busur Dengan Elektroda Terbungkus
7.3.1 Hal-hal Dasar
(1) Urutan deposit dan urutan pengelasan Dalam pengelasan ada dua macam urutan,yaitu urutan menempatkan logam las cair pada alur las yang dinamakan urutan deposit dan urutan penyambungan yang dinamakan urutan pengelasan. (a) Urutan deposit: Dengan pengelasan lapis tunggal urutan yang utama adalah urutan deposit dengan cara urutan lurus,urutan balik,urutan simetris dan urutan loncat yang kesemuanya didasarkan atas arah gerakan maju dari pengelasan. Urutan lurus Dalam urutan ini pengelasan dimulai dari satu ujung hingga keujung lain dari sambungan dan biasanya digunakan pada las lapis tunggal,sambungan pendek dan pengelasan otomatis Urutan balik Dalam urutan ini pengelasan dimulai pada beberapa titik dengan bergerak kea rah yang berlawanan dengan arah maju pengelasan Urutan simetri Urutan deposit ini dilaksanakan dengan membagi panjang sambungan ke dalam bagian-bagian yang sama dan kemudian pengelasannya dilaksanakan pada bagian-bagian tersebut dengan urutan yang simetris terhadap pusat sambungan. Urutan loncat Dalam urutan ini pengelasan dilaksanakan secara berselang pada seluruh panjang sambungan Urutan pengisian Urutan ini sebenarnya adalah urutan lurus,yang dilaksanakan pada pengelasan lapis banyak Urutan kaskade Urutan ini sebenarnya adalah urutan balik yang dilaksanakan pada las lapis banyak Urutan petak Urutan ini dilaksanakan dengan mengelas suatu satuan panjang sambungan tertentu sampai pada lapisan tertentu
(b) Urutan pengelasan :Sama halnya dengan urutan deposit,tujuan dari
urutan pengelasan juga untuk menghindari terjadinya deformasi dan tegangan sisa sejauh mungkin.Beberapa dasar pelaksanaan urutan adalah sebagai berikut: 1. Bila dalam satu bidang terdapat banyak sambungan,sebaiknya diusahakan agar penyusutan dalam bidang tersebut tidak terhalang 2. Sambungan dengan penyusutan yang terbesar setelah dilas lebih dahulu dan baru kemudian sambungan-sanbungan dengan penyusutan yang lebih kecil 3. Pengelasan hendaknya dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mempunyai urutan yang simetri terhadap sumbu netral dari konstruksi agar gaya-gaya kontraksi dalam keadaan yang berimbang. (2) Pergerakan elektroda dan pengelasan busur listrik (a) Pergerakan elektroda: Cara penggerakan elektroda banyak sekali,tetapi tujuannya adalah sama yaitu mendapatkan deposit logam las dengan permukaan yang rata dan halus dan menghindari terjadinya takikan dan percampuran terak. (b) Penyalaan dan pemadaman busur listrik: Penyalaan busur listrik dapat dilakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk dan segera memisahkan lagi pada jarak pendek.Cara pemadaman busur listrik ini mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan manik las.Untuk mendapatkan sambungan manik las yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah yang agak mirin.Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan di tengah- tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit. 7.3.2 Pemilihan Parameter Las (1) Tegangan busur las Tingginya tegangan busur tergantung pada panjang busur yang dikehendaki dan jenis dari elektrida yang digunakan.Pada elektroda yang sejenis, tingginya tegangan busur yang diperlukan berbanding lurus dengan panjang busur.Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan garis tengah elektroda.Tegangan yang diperlukan untuk mengelas dengan elektroda bergaris tengah 3 sampai 6mm,kira-kira antara 20 sampai 30 volt untuk posisi datar.Sedangkan untuk posisi tegak atau atas kepala biasanya dikurangi lagi dengan 2 sampai 5 volt. (2) Besar arus las Besarnya arus las yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran dari lasan,geometri sambungan, posisi pengelasan, macam elektroda dan diameter inti elektroda.
(3) Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas. geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lain. (4) Polaritas listrik Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa pengelasan busur listrik dengan elektroda terbungkus dapat menggunakan polaritas lurus dan polaritas balik.Pemilihan poliritas ini tergantung pada bahan pembungkus elektroda, konduksi termal dari bahan induk, kapasitas panas dari sambungan dan lain sebagainya. Bila titik cair bahan induk tinggi dan kapasitas panasnya besar sebaiknya digunakan polaritas lurus dimana elektrodanya dihubungkan dengan kutub negatif.Sebaliknya bila kapasitas panasnya kecil seperti pada pelat tipis maka dianjurkan untuk menggunakan polaritas balik dimana elektroda dihubungkan dengan kutub positif. (5) Besarnya penembusan atau penetrasi Untuk mendapatkan kekuatan sambungan yang tinggi diperlukan penembusan atau penetrasi yang cukup.Sedangkan besarnya penembusan tergantung kepada sifat-sifat fluks,polaritas,besarnya arus,kecepatan las dan tegangan yang digunakan.Pada dasarnya makin besar arus las makin besar pula daya tembusnya.Sedangkan tegangan memberikan pengaruh yang sebaliknya yaitu makin besar tegangan makin panjang busur yang terjadi dan makin tidak terpusat,sehingga panasnya melebar dan menghasilkan penetrasi yang lebar dan dangkal. (6) Beberapa kondisi standar dalam pengelasan Beberapa kondisi standar dalam pengelasan dengan syarat-syarat tertentu seperti tebal pelat,bentuk sambungan,jenis elektroda,diameter inti elektroda dan lain sebagainya,telah ada.Sudah tentu bahwa kondisi standar ini harus dilaksanakan secara seksama dan sesuai dengan bentuk ketelitian alur,kadaan tempat pengelasan dan lain-lainnya. 7.3.4 Usaha Penghindaran cacat Dalam pengelasan selalu terjadi cacat las . Karena itu seorang sarjana ahli las harus menguasai sepenuhnya tentang sebab-sebab cacat dan kemudian menentukan usaha-usaha penghindarannya. Usaha penghindaran cacat las pada las busur listrik dengan tangan dapat dilihat dalam tabel 7.8. 7.4. Las Busur Listrik Dengan Pelindung Gas CO2
(1) Tegangan busur,arus las dan kecepatan pengelasan
Tegangan busur tidak banyak mempengaruhi besarnya masukan panas,melainkan mempengaruhi bentuk manik las. Pada umumya tegangan rendah akan menghasilkan manik las yang sempit dan tegangan yang tinggi menghasilkan manik las yang lebar dan datar.Dengan arus gas CO2 yang tinggi dapat dicapai penembusan yang dalam tanpa percikan tetapi dapat terjadi pembentukan manik berbentuk buah pir yang dapat menyebabkan retak. +Arus Las adalah parameter yang langsung mempengaruhi penembusan dan kecepatan pencairan. Makin tinggi arus las makin besar penembusan dan pencairannya. Bila kecepatan las dipertinggi makapenembusan dan lebar kampuh makin kecil sehingga akan terbentuk manik las yang sempit dan cekung dan mungkin terjadi takikan.
(2) Sudut pembakar
Dilhat dari pembentukan manik,pengaruh gas pelindung dan mudahnya pengamatan sebaiknya ujung pembakar agak miring ke depan dengan sudut antara 10 sampai 200
Gbr.7.21. Sudut antara alat pembakar dan arah pengelasan
Gbr.7.22.Kedudukan pembakar pada las sudut.
(3) Jarak antara ujung pembakar dan logam induk
Jarak anatar ujung pembakar dan logam induk sangat menentukan kecepatan pencairan kawat las den stabilitas busur.Karena itu juru las perlu dilatih untuk dapat melaksanakan pengelasan dengan jarak yang tetap Tabel 7.9. Pengaruh parameter pengelasan busur listrik dengan CO2 terhadap sifat-sifat Lasan. 7.5. Las Busur Listrik Terendam 7.5.1. Pemilihan Kondisi Pengelasan Bentuk manik dan sifat lasan sangat dipengaruhi oleh kodisi pngelasan.Dalam las busur listrik terendan daerah penggunaan arusnya sangat luas sekali,sehingga pengaturan parameter lainnya harus tepat dan sesuai dengan penggunaan.Dibawah ini diterangkan beberapa parameter atau kondisi pengelasan yang penting.
(1) Arus las,tegangan busur dan kecepatan pengelasan
Arus las memberikan pengaruh yang terbesar pada penembusan dan penguatan.Arus yang terlalu kecil akan menghasilkan penembusan dan penguatan yang rendah,dan kalau terlalu besar akan menghasilkan manik berbentuk buah pir.Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yang banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya lipatan manik. + Tegangan busur yang rendah menghasilkan penembusan yang dalam dengan manik las yang sempit, Tegangan yang tinggi menghasilkan penembusan yang kurang dalam dan manik yang datar yang dapat menyebabkan retak tegang (2) Kedudukan,kemiringan dan diameter kawat las Bila kawat membentuk sudut mundur maka akan terjadi penembusan yang dalam dan manik yang sempit.Sebaliknya dengan sudut maju penembusan akan dangkal dan manik yang mnejadi lebar.Dalam pengelasan kecepatan tinggi,sudut maju akan memberikan bentuk manik yang lebih baik. (3) Pemilihan fluks dan kawat las Fluks dan kawat merupakan bahan las yang sangat menentukan dan salinng mempengaruhi.Karena itu pemilihan kedua bahan ini harus dilakukan bersamaan dengan memperhatikan sifat-sifat bahan induk,kwalitas sambungan,keadaan permukaan,geometri sambungan dan lain-lainnya. 7.6. Perlakuan Akhir Dalam Pengelasan
7.6.1 Perbaikan cacat
Setelah selesai pengelasan,hasil lasan harus diperiksa sesuai dengan cara-cara pemeriksaan yang telah ditentukan misalnya dengan radiografi,ultrasonik,dan cara lainnya.Bila ternyata ada cacat yang melebihi batas spesifikasi maka perbaikan cacat harus dilakukan. Cacat rongga halus atau terak yang tercampu cara perbaikannya dilaksanakan dengan membuang bagian tersebut dengan pemotong gas atau udara dan kemudian dilakukan pengelasan kembali.Pengelasan perbaikan biasanya memerlukan kondisi dan prosedur yang lebih teliti,sebab kalau tidak akan menyebabkan cacat yang lebih parah pada lasan di sekitarnya.Berhubung dengan ini maka las perbaikan hanya dilakukan bila hal tersebut betul-betul akan memperbaiki hasil lasan,sehingga cacat las yang tidak membahayakan biasanya tidak diperbaiki.
7.6.2 Pembebasan Tegangan Dan Perbaikan Perubahan Bentuk
Setelah selesai pengelasan biasanya terjdi tegangan sisa yang dapat menimbulkan perubahan bentuk.Karena hal ini pada hasil pengelasan tertentu perlu adanya proses pelepasan tegangan,misalnya pada bejana yang digunakan pada suhu rendah atau pada hasil las yang nantinya dilanjutkan dengan pemesinan. +Cara mempertinggi Effisiensi Las Busur Listrik Terrendam: a. Dengan Elektroda banyak : dimana masing-masing elektroda mempunyai sumber tenaga sendiri yang dapat diatur secara terpisah. b. Pengelasan dengan penembusan dalam : Digunakan pengelasan dengan dua elektroda dimana elektroda pertama menggunakan tegangan dan arus listrik yang tinggi sehingga penembusannya dalam dan elektroda kedua sebagai elektroda pengisi.
7.7. Manajemen Dalam Pengelasan
Juru las trampil dan alat las yang baik saja belum dapat menjamin hasil las yang bermutu tinggi,apabila sarana lainnya tidak dipenuhi.Manajemen pengelasan dalam hal ini harus mengatur beberapa sarana penting yang dapat mempengaruhi hasil lasan seperti pelaksanaan yang aman,pemeriksaan mutu dan pemeriksaan proses.
7.7.1. Pengamanan Pelaksanaan
Agar pengelasan dapat dilakukan dengan aman,alat-alat pengaman harus lengkap dan juru las harus mengerti dan dapat serta mau menggunakan alat pengaman tersebut.Dalam hal ini hal-hal penting adalah: 1. Pemakaian baju yang sesuai dan aman 2. Pemakaian pelindung dengan baik 3. Pada pengelasan di tempat yang tinggi harus menggunakan alat pengaman agar tidak jatuh. 4. Pengamanan lainnya terhadap bahaya kebakaran dan ledakan.
7.7.2. Pengawasan mutu
Untuk mendapatkan mutu lasan yang baik perlu adanya pengawasan pada alat-alat yang digunakan,bahan las yang dipilih,pelaksanaan dan ketrampilan. (1) Pengawasan Peralatan Dengan menggunakan alat yang sempurna akan diperoleh mutu lasan yang baik dan efisiensi keja yang tinggi,karena itu diperlukan sistem manajemen yang dapat menentukan cara-cara pemilihan alat,pembelian alat,peminjaman alat kepada pekerja dan cara memperbaiki alat yang rusak. (2) Pengawasan Bahan Las Pengaturan pembelian bahan las baik dalam jenis maupun dalam jumlah harus menjamin agar selalu terdapat jumlah persediaan seperti yang telah ditentukan dan yang sesuai dengan jadwal pelaksanaan.Lingkungan tempat penyimpanan bahan las harus baik sehingga tidak terjadi penyerapan uap yang akan menurunkan mutu hasil lasan
(3) Pengawasan Pelaksanaan
Apabila proses pengelasan telah ditentukan,maka perlu untuk mengadakan pengawasan agar prosedur pengelasan diikuti sepenuhnya.Untuk mempermudah pengawasan dan menghindari kesalahan perlu dibuat petunjuk kerja yang terperinci yang meliputi kondisi pengelasan,penggunaan alat,pemakaian bahan,prosedur pengerjaan dan cara-cara mengadakan perbaikan bila terjadi cacat.
(4) Pengawasan Ketrampilan
Untuk mendapatkan juru las yang terampil perlu diadakan latihan dan pendidikan.Tiap-tiap juru las harus mempunyai kwalifikasi berdasarkan peraturan yang ditentukan oleh badan yang berwenang dalam bidang konstruksi yang sesuai dan menguasai pengetahuan tentang pengelasan
(5) Pengawasan Proses
Pengawasan terhadap proses ditujukan untuk mempertinggi produktivitas,yang berarti hasil yang baik dengan cepat dan murah.Pengawasan proses meliputi pengawasan dan pengaturan tempat,pengaturan pekerja,pengaturan bahan dan alat dan lain sebagainya.