Oleh:
Akbar Khoir Darmawan Kesuma
122170007
Asisten Praktikum:
Rizki Ferdiansah
121170025
Metalografi sendiri terdiri atas dua jenis yaitu, makrografi dan mikrografi
adapun pengertian dari dua jenis metalografi ialah, Makrografi atau
pemeriksaan bahan atau sampel merupakan pemeriksaan secara langsung
dengan mata atau dengan kaca pembesar dengan pembesaran rendah.
pemeriksaan makro berguna untuk melihat dan memeriksa permukaan
berupa celah-celah, lubang-lubang pada struktur sampel logam, bentuk-
bentuk patahan benda uji bekas lalu kemudian dibandingkan dengan
beberapa logam yang sesuai menurut bentuk dan strukturnya antara satu
dengan yang lain sesuai kebutuhan . angka pembesaran pemeriksaan makro
antara 0,5 kali sampai 50 kali. Selanjutnya mikrografi atau pemeriksaan
mikro ialah pemeriksaan sampel logam yang di mana bentuk permukaannya
yang tergolong halus dengan adanya pemeriksaan mikrografi sampel logam
pada permukaannya akan terlihat butiran dan kristal-kristal logam oleh
sebab itu dibutuhkan alat mikroskop dengan angka pembesaran lensa 50 kali
sampai 3000 kali atau lebih dengan menggunakan mikroskop dan difraksi
sinar X.
b. Austenit, Fasa ini memiliki struktur logam atom FCC (face centeraad
cubic) dalam keadaan setimbang fasa austenit ditemukan pada
temperatur tinggi. fasa ini bersifat nonmagnetik dan ulet dalam keadaan
temperatur tinggi dan memiliki kekerasan sekitar 200 BHN. Austenit
ialah bentuk kristal padat dari besi yang memiiki. Besi gamma adalah
istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan fase austenite
dalam paduan besi. Besi gamma ialah fase yang lebih stabil pada suhu
yang lebih tinggi, sementara besin alpha adalah fase yang lebih stabil
pada suhu lebih rendah. Ketika suhu paduan besi meningkat, fase besi
alpha akan berubah menjadi besi gamma (austenit) pada suhu tertentu.
Temperatur antara 910-13920°C besi murni berada dalam bentuk fasa
tunggal austenit, yang punya struktur kristal face-centre-cubic.
Austenite dapat melarutkan karbon lebih baik jika dibandingkan ferite,
mencapai 2%C pada suhu 11460°C, pemanasan baja karbon atau baja
paduan rendah ke temperatur dimana seluruh austenite dapat
melarutkan seluruh karbon diatas transformasi eutektoid, iniliah yang
menjadi dasar dari pengetahuan tentang perlakuan panas pada baja.
austenite juga memiliki sifat lunak dan ulet.
Dalam hal ini baja merupakan sampel pengamatan pada praktikum analisis
struktur mikro. Baja merupakan logam paduan unsur dasarnya ialah besi
dengan karbon sebagai unsur paduannya fungsi suatu unsur karbon di dalam
besi adalah sebagai unsur pengeras dengan cara mencegah dislokasi
bergeser pada kisi-kisi kristal atom besi baja karbon ini dikenal dengan baja
Hitam karena berwarna hitam kandungan unsur karbon dalam baja ini
berkisar diantara 0,2% hingga 2% dan memiliki berat sesuai dengan
tingkatannya.
b. Tang Crusible
3.1 Bahan
b. Baja Carbon Steel Medium (AISI 1045)
d. Autosol
2. Pretest
Pada tahap ini praktikan diberikan beberapa pertanyaan soal berkaitan
dengan modul, untuk mengetahui seberapa jauh praktikan memahami
modul praktikum dan untuk mendapatkan sebuah nilai
3. Penjelasan modul
Pada tahap ini praktikan diberikan penjelasan singkat terkait modul
sebelum nantinya praktikan menggunakan alat-alat pada praktikum
5. Akhir
Pada tahap ini praktikan merapihkan kembali alat-alat yang digunakan
untuk memastikan semua berjalan dengan noramal, serta memastikan
semua alat sudah dalam posisi off
c. Normalizing
Tabel 4. 5 data heat treatment (normalizing) spesimen
Kelompok : 2 (dua)
Nama Material : Baja Karbon AISI 1045
Nama Mikroskop : Trinocular Metallurgical Microscope
Heat treatment : Normalizing Temperatur :
Media Pendingin : Udara Holding Time : 70 menit
Tabel 4. 6 Data analisis struktur mikro dengan metode normalizing
No Pendingi Struktur Mikro Pembesa Analisis
nan H/T ran Fasa
3 Udara 20μm Pada proses
pendinginan
normalizing
terlihat yang
mendominasi
adalah
austenite
dengan kadar
karbon
0,83% dan
austenite
terlihat
gelap.
....................................................................................................(1)
Keterangan:
L : panjang garis potong (mm)
n : jumlah fasa terpotong (mm)
V : pembesaran lensa (mm)
a. Quenching (air)
Gambar 4. 1 Fasa quenching yang dihitung
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material Teknik ITERA
mm
mm
d. Normalizing (Udara)
5.1 Analisis
Adapun analisis dan pembahasan yang didapatkan tentang pratikum kali ini
adalah sebagai berikut :
a. Diagram fasa Fe-Fe3C
Fase padat yang memiliki struktur kristal wajah pusat ialah Austenite .
Istilah ini umumnya terkait dengan logam ferrous, terutama baja.
Austenite terbentuk pada suhu tinggi dan merupakan fase struktural
yang stabil dari besi pada suhu di atas 912 derajat Celsius.Austenite
juga merupakan konsep penting dalam metalurgi, terutama dalam
pembuatan baja. Komposisi austenite yang tepat dan perlakuan termal
yang sesuai dapat memberikan sifat-sifat yang diinginkan dalam baja,
seperti kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan ketangguhan. Baja
yang mengandung austenite dapat dihasilkan dengan mengubah
struktur mikro pada suhu tinggi dan kemudian mendinginkannya
dengan cepat, seperti dalam proses pengerasan atau perlakuan panas
lainnya.
2. Martensite
5. Pearlite
Pearlite sering kali dihasilkan dalam proses perlakuan termal yang
dikendalikan dengan baik pada baja karbon sedang. Struktur perlite
memberikan kombinasi kekuatan dan keuletan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur baja lainnya, seperti ferrite atau
Cementite. Pearlite merupakan sebuah campuran mikrostruktur yang
terdiri dari dua fase, yaitu lapisan-lapisan tipis dari ferit dan cementite
yang terbentuk saat baja mengalami pendinginan perlahan dari suhu
austenitik. Ferit adalah fasa besi yang relatif lunak, sementara
cementite adalah senyawa karbon-besi yang keras dan rapuh. Kedua
komponen ini disusun secara bergantian dalam bentuk lapisan, yang
memberikan penampilan seperti pola garis atau garis-garis yang
terlihat di bawah mikroskop.
Bainite ialah salah satu struktur mikro pada baja yang terbentuk
sebagai hasil dari perlakuan termal tertentu yang dilakukan pada suhu
antara titik bayu atas dan titik martensit. Struktur bainite terdiri dari
ferrite dan cementite, mirip dengan perlite, tetapi dengan pola yang
lebih kompleks dan tersusun secara acak. Sifat-sifatnya dapat
disesuaikan dengan mengontrol suhu dan waktu pendinginan selama
proses perlakuan termal.
c. Adapun penjelasan unsur unsur pada media pendingin air,oli dan udara
yaitu sebagai berikut ini :
1. Fasa yang terbentuk dari proses quenching dengan media pendingin
air adalah martensite. Struktur martensite terbentuk karena proses
pendinginan secara langsung dengan air. Air memiliki massa jenis
yang besar tetapi viskositas yang rendah, maka dari itu air
memberikan laju pendinginan yang cepat dan mempercepat dalam
menurunkan temperatur.
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan pada praktikum analisis struktur
mikro ini adalah sebagai berikut :
a. Adapun penjelasan unsur unsur pada media pendingin air,oli dan
udara yaitu sebagai berikut ini yaitu. Fasa yang terbentuk dari proses
quenching dengan media pendingin air adalah martensite. Struktur
martensite terbentuk karena proses pendinginan secara langsung
dengan air. Air memiliki massa jenis yang besar tetapi viskositas yang
rendah, maka dari itu air memberikan laju pendinginan yang cepat dan
mempercepat dalam menurunkan temperatur. Pada proses pendinginan
menggunakan udara, fasa yang terbentuk dari proses normalizing ialah
austenite. Terbentuknya fasa ini yaitu dengan cara memanaskan
material pada temperatur 55 sampai 85°C diatas temperatur kritis.
Kemudian ditahan untuk beberapa lama hingga fasa secara penuh
bertransformasi ke fasa austenite. Selanjutnya material didinginkan
pada udara terbuka pada mencapai suhu ruang/kamar. Proses
pendinginan dalam tungku memiliki fasa yang terbentuk dari proses
annealing yaitu pearlite. Proses ini dilakukan dengan cara
memanaskan material baja pada temperatur 15 hingga 40°C di atas
temparatur A3 atau A1 tergantung kadar karbonnya. Adapun jenis-
jenis heat treatment dan faktor yang membedakan perubahan struktur
mikro dengan perlakuan panas yaitu: Jenis-jenis Normalizing,
Hardening, Tempering, Anealing, Quenching, dan Holding Time.
Faktor yang mempengaruhi perubahan struktur mikro dengan
perlakuan panas ini dengan deformasi plastis ialah karena lamanya
suatu proses pada pendinginan suatu material yang menyebabkan
perbedaan pada setiap struktur dari setiap perlakuan yang memiliki
tingkat kekerasan yang berbeda.
b. Alat yang digunakan pada praktikum analisis struktur mikro ini
adalah mikroskop optik yaitu Trinocular Metalurgical Microscope
untuk melakukan pengamatan mikro struktur pada specimen. Alat ini
memiliki kecanggihan yang dimana untuk melihat hasilnya bisa
menggunakan komputer dengan sambungan kamera dan bisa di potret
untuk menyimpan hasil pengamatan. Penggunaan alat ini dengan cara
menghidupkan Trinocular Metalurgical Microscope yang sudah
tersambung dengan aliran listrik, kemudian menghidupkan komputer,
setelah itu menaruh specimen ke stag specimen, lalu mengatur fokus
lensa objektif ke perbesaran terkecil dan mengatur specimen agar
mengenai lampu cahaya iluminasi dengan menggunakan fine
adjusting handle dengan cara diputar. Setelah itu membuka aplikasi
terkait, lalu setelah terlihat gambar pada komputer akan terlihat dan
setelah itu potret gambar menggunakan tols yang ada di aplikasi dan
kemudian disimpan.
c. Berikut hasil perhitungan dalam praktikum analisis struktur mikro kali
ini adalah sebagai berikut yaitu Pada perhitungan quenching
didapatkan hasil perhitungan panjang garis potong yaitu 0,027 mm.
Dan pada metode annealing didapatkan 0,026 mm. Sedangkan pada
metode normalizing mendapatkan 0,035 mm.
6.1 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk praktikum analisis struktur
mikro ini adalah sebagai berikut :
a. Sekiranya praktikan bisa lebih berhati-hati saat menggunakan alat
praktikum.
b. Disarankan untuk memeriksa alat praktikum sebelum melakukan
penggunaan alat.
c. Diharapkan praktikan dapat mempersiapkan diri sebelum praktikum
heat treatment seperti menonton video di youtube.
d. Sekiranya spesimen bisa diberikan tempat sendiri sendiri secara satuab
dengan wadah yang layak.
e. sekiranya praktikan lebih teliti dalam melakukan prosedur praktikum
dan penggunaan alat.
DAFTAR PUSTAKA