ILMU LOGAM
Nama
NIM
: 2012-72-017
Kelompok
:1
1.1
merupakan
disiplin
ilmu
yang
mempelajari
hubungan antara struktur mikro dan sifat sifat logam serta paduan
dengan potongan alat seperti : mikroskop optic, mikroskop electron
dan fraksi sinar X, untuk mempelajari struktuk mikro logam tersebut
haruslah dilakukan persiapan sample yang baik dan benar. Pada
pratikum Metalografi ini digunakan metode mikroskop. Pengamatan
metalografi dengan mikroskop umumnya dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pengamatan Makro
Yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 10 100
kali.
2. Pengamatan Mikro
Yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran di atas 100
kali.
Sebelum
dilakukan
mikroskop maka
pengamatan
mikrostruktur
dengan
Preparasi Sample :
1) Penentuan Wilayah Kerja Sample
Dalam pemotongan dan
pengambilan
sample,
perlu
deformasi panas.
Bidang Planar
dengan nol.
Bidang Longitudinal : Tegak lurus dengan bidang planar
dan sejajar dengan arah pengerjaanya.
2) Pemotongan Sample
Teknik pemotongan sample dapat dilakukan dengan :
Pematahan
: Untuk bahan getas dan keras
1
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
lunak
Penggergajian : Untuk bahan yang lebih lunak dari 350 HB
Pemotongan abrasi
Bidang longitudinal : Tegak lurus terhadap bidang planar da
sejajar dengan arah pengerjaan.
sample
yang
akan
diamati.
Pengamplasan
ini
2
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB II
3
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
(grit) Kain
Langkah Percobaan
1. Tahapan Pemotongan
Dipotong ( tanpa deformasi dan perubahan struktur)
Polishing)
Permukaan halus dan rata (dari pinggir sampai ketengah
specimen)
2. Mounting
Bentuk sandwich terdiri dari specimen lembaran tipis
Compression (Hot Mounting) memanfaatkan temperatur
dan tekanan. Material yang umum jenis thermosetting
resin misalnya phenoic (Bakalite) atau termoplastik resin
ecrylics.
3. Grinding
Tahapan
kasar
grit
size
280,
untuk
meratakan
4
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Ampelas 200
Ampelas 400
Ampelas 600
Ampelas 800
Ampelas 1000
Ampelas 1500
Ampelas 2000
5
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
4. Mechanical Polishing
Specimen dipegang dengan tangan (hand polishing) atau
secara
mekanis
dipolishing
(automatic
pada
polishing)
permukaan
kemudian
rotating
sampai
Etsa
(etching),
proses
interaksi
antara
permukaan
MULAI
Pengamplasan Sample
dengan amplas kasar dan
gerakan amplas hanya satu
arah, yaitu maju.
Pengamplasan halus. Yang
sebelumnya dibersihkan dulu
dengan air.
Bersihkan sample dengan air,
perhatikan permukaan
sample tsb. Bila masih
terlihat garis amplas ulangi
pengamplasan halus.
SELESAI
BAB III
ANALISA
7
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
melakukan
uji
metalografi
yang
berguna
untuk
yaitu
macrostructure
(stuktur
makro)
dan
microstructure
8
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
1. Benda Uji
2. Amplas
3.
4.
5.
6.
7.
dengan
bermacam-macam
kekerasan
sudah
selesai
melalui
proses
praktikum.Sehingga
Larutan
itu
sendiri
harus
digunakan
secara
hati-
9
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Analisa Percobaan
Pada uji metralografi kali ini praktikan akan mempelajari dan
mengidentifikasi struktur mikro logam dengan bantuan mikroskop
optic. Praktikan diberi benda uji berupa batang besi berbentuk bulat.
Pada langkah ini, tahap 1 3 yang terdapat pada modul tidak
dilakukan karena benda uji yang diberi sudah mengalami langkah 1
3 sebelumnya. Setelah benda uji diamplas dengan tingkat
kekasaran amplas dimulai dari amplas kasar 220, 400, 600 dan 800
kemudian amplas halus 1000, 1500 dan 2000 secara bertahap untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan sample. Kemudian masuk
ke tahapan pemolesan, benda uji dipoles dengan menggunakan
mesin poles yang berputar dengan dibarengi pemberian cairan yang
merupakan campuran air + batu langsol. Tetapi pada kesempatan
kali ini mesin poles tidak dapat digunakan sehingga pemolesan
dilakukan dengan manual dengan menggunakan lap bersih dengan
gaya berputar pada sampel. Pemolesan ini bertujuan untuk lebih
memperhalus permukaan benda uji. Pada proses pemolesan ini
diberikan juga pasta alumina untuk mengkilapkan benda uji. Setelah
dipoles, sampel dicuci bersih kemudian dikeringkan.
Setelah dikeringkan, benda uji diamati struktur kristalnya
melalui mikroskop optic dengan perbesaran yang bervariasi guna
mendapatkan gambaran sejelas-jelasnya mengenai struktur Kristal
benda uji tersebut. Tak lupa diambil juga foto dari struktur Kristal
yang berhasil diamati dengan variasi pembesaran.
Setelah diamati, benda uji diberikan larutan etsa yang
merupakan campuran dari larutan asam klorida (HCl) dan
asam
10
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Analisa Foto
11
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
12
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. KESIMPULAN UJI METALOGRAFI
suatu struktur.
Dalam praktikum melografi sangat diperlukan ketelitian yang tinggi
dan kesabaran dalam setiap proses tahapannya.
13
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB I
TEORI DASAR
1.1. TEORI DASAR PENGUJIAN IMPAK
UJI
IMPAK
adalah
pengujian
dengan
menggunakan
14
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
yang
dapat
menimbulkan
Brittle
fracture
pada
suatu
konstruksi
harus
bentuk
Kristal
f.c.c
kecuali
material
tersebut
adalah dengan
Charpy
Izod
15
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
mengalami
tensile
stress
ketika
benda
uji
tersebut
material
adalah
sama.
memiliki
perbedaan
16
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN
DATA PENGAMATAN
II.1. PENGUJIAN IMPAK
A. Alat dan perlengkapan
1. Benda Uji
2. Mesin uji impak
3. Jangka sorong
B. Langkah percobaan cara Charpy
1. Setiap benda uji (specimen) yang akan diuji dengan memberikan
tanda
masing-masing dengan tinta/spidol.
2. Rendam benda uji ke dalam es batu dalam termos 10 menit.
3. Selama menunggu proses perendaman, anda dapat melakukan
uji coba
pendahuluan yaitu dengan mengangkat pendulum setinggi
mungkin ke arah kanan h o (lihat gambar bawah) dan kemudian
lepaskan, maka pendulum mengayun beban ke kiri dan
17
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
a
y
de
h0
7. Jadi ketentuan ukuran ketinggian di sini adalah :
h0 : ketinggian pendulum saat diangkat ke arah kiri, baik
sebelum pengujian ataupun saat penguhian dilakukan.
h1 : ketinggian pendulum arah balik kanan saat awal sebelum
benda uji dipasng.
h2 : ketinggian pendulum arah balik kanan saat setelah benda
uji dipasang.
8. Hitung penyerapan energy Potensial (Ep).
Ep1 = m. g. h1 (sebelum benda uji dipasang)
Ep2 = m. g. h2 (sesudah benda uji dipasang)
Ep2 = Ep1 Ep2
= m. g. h1 - m. g. h2
= m . g . (h1 h2 )
= W . (h1 h2 ) = [kgf.mm]
Dimana,
m = massa pendulum [kgm]
g = gravitasi bumi [ 9.81 m/s2 ]
18
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Ep
A
kgf . mm
mm
]=[
kgf . m
mm
Atau:
E=[
I
m2
kg f
= g. N
= 9, 807 N
1 Joule = 1 Nm
C. Data percobaan
Diketahui :
19
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
x
y
z
ho
h1
h2
:
:
:
:
:
:
0=80
1=50
9,68 cm
4,97 cm
6,065 cm
62,5 cm
60,74 cm
56,01 cm
rpendulum
rbahan uji
: 10,1 cm
: 0,49 cm
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1. TUGAS AKHIR PENGUJIAN IMPAK
1. Buatlah sketsa dan kedudukan pendulum sebelum dilepas.
2.
h1
20
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
h0
80o
60,74 cm
62,5 cm
21
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
pengujian)
= (
d2 . t ) ( x . y . t )
4
60,65mm )-
(202 mm)2
1
2
= 1937904,999
1
2
y2
.t)
(49,7 mm)2
mm3
. 60,65mm)
291784,724
mm3
58830,62583
mm3
= 1587289,649 mm3
= 1,5872
dm
m = V . berat jenis
= 1,5872
dm 3 . 7,8
kg
3
dm
= 12,3803 kg
22
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
kg m
2
s
= 121,4507 kgf
Hitung penyerapan Energi Potensial (Ep).
h1
ho
cos 0
-R
cos 80 o )
= 625 mm (101 mm
ho
cos 1
-R
= 625 mm (101 mm
cos 50
1
8
=
1
8
r2
(4,9 mm)2
= 9,43
mm2
Menghitung Ep :
Ep = W (
h1
h2
= 121,4507
kg f
(607,4 mm 560,08 mm )
= 121,4507
kg f
( 47,32 mm )
= 5747,047124
Etotal
Ep
A takikan
kg f
mm
5747,047124 mm
9,43 mm2
= 609,4429612
kg f
mm
23
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
material
akan
menyebabkan
terjadinya
deformasi
plastis
mengalami
kegagalan.Pemasangan
notch
juga
berpengaruh, yakni takikan atau notch tersebut harus benarbenar bagian tengahnya yang terkena pendulum.
7. Kesimpulan praktikum mengenai seluruh hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pengujian pukul takik yang telah dilakukan
berikut saran saran.
Kesimpulan mengenai praktikum ini akan dibahas pada bagian
kesimpulan pada akhir laporan.
Saran : Pada praktikum uji impac ini sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan
yang
berbeda.Karena
dengan
begitu
kita
akan
dapat
suhu
berpengaruh
dalam
ketahanan
suatu
logam
24
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB IV
ANALISA
4.1. ANALISA PENGUJIAN IMPAK
A. Analisa Alat dan Perlengkapan
Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum ilmu logam
modul 2 yaitu Uji impact semuanya dalam keadaan baik sehingga
tidak memberikan pengaruh saat praktikum berlangsung. Alat serta
perlengkapan yang digunakan yaitu :
1. Benda Uji
Benda Uji yang digunakan pada praktikum ini terbuat dari
Aluminium dan berbentuk dilinder dengan panjang yang telah
ditentukan sebelumnya. Akan tetapi kami praktikan tidak
mengetahui secara terperinci tentang materiall apa saja yang
terkandung dalam benda uji tersebut. Hal ini sebenarnya harus
diketahui karena akan memberikan pengaruh dalam pengujian
impact itu sendiri dan analisa dari praktikan.
2. Mesin uji impact
Mesin uji impact yang tersedia dalam laboratorium Ilmu logam
dalam keadaan baik dan masih dapat digunakan dalam
praktikum sehingga praktikan dapat dengan mudah dalam
pengambilan data selama praktikm berlangsung.
3. Jangka sorong
Dalam praktikum Uji impact ini jangka sorong digunakan untuk
mengukur diameter pada benda uji. Jangka sorong yang
tersedia dalam kondisi baik sehingga masih dapat digunakan.
Walaupun begitu sebagai praktikan dalam menggunakan
jangka
sorong
harus
benar-benar
teliti
karena
hasil
25
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Arah
butiran
specimen
yang
tegak
lurus
dengan
arah
Hal
energy
tersebut
lebih
terjadi
untuk
karena
memecah
arah
pembebanan
butiran-butiran
specimen tersebut.
4. Kecepatan pembebanan
26
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Pembebanan
yang
terlalu
cepat
menyebabkan
specimen
5. Tegangan triaxial
27
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
dan
banyak
negara
yang
lain
termasuk
Indonesia.
Pengukuran
Dalam
praktikum
berlangsung
ada
beberapa
sebelum
pengujian
ke
ataupun
arah
saat
pengujian dilakukan. ( h0 )
3. Ketinggian pendulum arah balik kanan saat awal
sebelum benda uji dipasang. ( h1 )
4. Ketinggian pendulum arah balik kanan saat setelah
benda uji dipasang. ( h2 )
Kesalahan yang sering terjadi pada saat pengukuran
sendiri adalah kurangnya teliti praktikan dalam pengukuran.
Oleh karena itu dalam setiap pengukuran praktikan harus teliti
agar dapat hasil yang akurat dan nantinya kemungkinan
kesalahan dalam perhitungan kecil.
Temperatur/Suhu
Di dalam dasar teori terdapat 2 efek (faktor) dalam
pengujian
impact
temperatur.Temperatur
yang
disini
salah
satunya
adalah
sendiri
maksdnya
adalah
28
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
dalam
kelangsungan
uji
praktikum
impact.
sendiri
Semakin
juga
mempengaruhi
kecilnya
sudut
yang
itu
seharusnya
29
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
tidak
menutup
membandingkan
hasil
kemungkinan
praktikum
uji
pratikan
dapat
impact.Pada
saat
putus
setelah
pendulum
menghantamnya.
Ini
tidak berserabut.
D. Analisa perhitungan
Etotal
Ep
A takikan
5747,047124 mm
2
9,43 mm
= 609,4429612
kg f
mm
kg f
mm
uji
impact
ini
dilakukan
pada
benda
uji
yang
dengan
keduanya
yaitu
benda
uji
dalam
keadaan
BAB V
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN UJI IMPAK
bahan.
Patahan ulet ditunjukan dengan permukaan patahan yang kasar,
gelap dan berserabut. Sedangkan patahan getas
ditunjukkan
Saran :
Pada percobaan ini tidak ada aktivitas pengukuran suhu, baik
pengukuran suhu kamar dan suhu es. Menimbulkan kerancuan yaitu
berapa suhu pasti specimen pada percobaan ini. Karena salah satu
parameter ujian ini adalah mengamati factor suhu terhadap specimen
yang diberikan beban kejut.
32
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
LAMPIRAN
Foto-foto saat praktikum berlangsung
33
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB I
TEORI DASAR
1.1.
atau
dapat
dilihat
melalui
table
berdasarkan
nilai
kekerasannya.
Sample atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu.
Penampangnya specimen dapat berbentuk plat tipis maupun bulat
seperti pada gambar.
Specimen tersebut ditarik dengan beban kontinyu sambil diukur
pertambahan panjangnya.
34
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
Keterangan Gambar :
O = titik Awal penarikan
A = batas elastis ( batas propotional )
OA = daerah elastis
AA = daerah plastis
B = batas maksimum
C = batas patah
Sumbu Y adalah sumbu tegangan dimana nilainya adalah :
penambahan
regangan
secara
proposional
dalam
merupakan
bagian
dari
batas
elastik
ini.
35
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
permanen
(plastis)
pertama
kalinya.
Kebanyakan
deformasi
(stress)
tanpa
yang
adanya
mengakibatkan
penambahan
bahan
beban.
menunjukan
permanent
bila
digunakan
dalam
penggunaan
UTS=
Fmaks
Ao
36
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
f. Keuletan (ductility)
Keuletan
merupakan
kemampuan
logam
suatu
menahan
sifat
yang
deformasi
menggambarkan
hingga
terjadinya
l f l o
lo
sebagai
pengurangan
luas
penampang
setelah
A 0 A f
x 100
Ao
Dimana
Afadalah
luas
penampang
akhir
dan
Ao
luas
penampang awal.
g. Modulus Elastisitas (E)
Modulus elastisitas atau modulus young merupakan ukuran
kekakuan suatu material. Semakin besar harga modulus ini
semakin kecil regangan elastis yang terjadi pada suatu tingkat
pembebanan tertentu.
37
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
E=
atau E=tan
regangan.
Modulus
elastisitas
suatu
material
BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM & DATA PENGAMATAN
2.1. PELAKSANAAN PRATIKUM
Alat dan Perlengkapan:
1. Benda Uji
2. Mesin uji tarik
3. Jangka Sorong
Langkah Percobaan Uji Tarik:
1) Persiapan uji sampel
Ukur dengan seksama diameter (untuk benda uji bulat) atau
tuas
38
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
F
A
b. Regangan
=
L
lo
c. Modulus Elastisitas
E=
terhadap
39
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
11)
Print out hasil uji anda dari monitor komputer dan bandingkan
BAB III
ANALISA DARI VIDEO UJI TARIK
Tujuan dari percobaan uji tarik sendiri yaitu untuk mengetahui sifat
mekanis dari suatu logam dengan mendapatkan nilai-nilai dari uji tarik
yang berupa kekuatan luluh (yield point), Kekeuatan maksimum (ultimate
strength),
kekuatan
patah
(breaking
strength)
dan
ketangguhan
Itu
dikarenakan
benda
uji
tersebut
sudah
dibentukan
40
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
41
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
BAB IV
KESIMPULAN
proses necking
Dilihat dari grafik, spesimen melawati 3 tahap sebelum patah yaitu
terdiri dari
Tegangan,regangan,UTS,Elongasi dan modulus elastisitas
Benda uji yang sedang dalam percobaan uji tarik, dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu bahan benda, dan suhu untuk benda
yang ingin di uji sehingga di dapat kurva atau grafik yang
berbeda.Perbedaan teori, faktor lingkungan, suhu,kesalahan dasar
praktikan yang dapat mempengaruhi dan perbedaan hasil, dari
42
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
LAMPIRAN
Selingan video dari percobaan uji tarik
43
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
44
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA
45
LABORATORIUM ILMU LOGAM
STT-PLN JAKARTA