PENDAHULUAN
Dalam ilmu metalurgi struktur mikro merupakan hal yang sangat penting
untuk dipelajari. Karena struktur mikro sangat berpengaruh pada sifat fisik
dan mekanik suatu logam. Struktur mikro yang berbeda sifat logam akan
berbeda pula. Struktur mikro yang kecil akan membuat kekerasan logam akan
meningkat dan juga sebaliknya, struktur mikro yang besar akan membuat
logam menjadi ulet atau kekerasannya menurun. Struktur mikro itu sendiri
dipengaruhi oleh komposisi kimia dari logam atau paduan logam tersebut
serta proses yang dialaminya. Untuk mengamati struktur mikroyang terbentuk
pada logam tersebut biasanya memakai mikroskop optik. Metalografi
digunakan di semua tahap selama pembuatan material tersebut dari mulai
pengembangan, produksi, manufakturing proses kontrol, dan bahkan analisis
kegagalan logam. Metalografi biasanya dilakukan dengan alat mikroskop
optik. Untuk saat ini mikroskop yang digunakan sudah dihubungkan dengan
komputer yang dilengkapi dengan sistem analisis gambar yang akurat. Dari
hasil pengamatan mikroskop tersebut dapat dihitung ukuran ,bentuk dan
distribusi fasa dan juga didapat matriks mikrostruktur. Selain itu jika data
mikrostruktur sudah didapat, dengan data tesebut kita dapat memprediksi sifat
sifat mekanik seperti deformasi plastis, elongasi, dan kekuatan tarik.
Kebanyakan sifat makroskopik dari material berhubungan dengan
mikrotruktur Sifat mekanik material seperti tensile strengh, elongasi, sifat
terhadap panas dan juga sifat yang berhubungan langsung dengan
mikrostruktur. Pemahaman dari hubungan antara mikrostruktur dan sifat
makroskopik yang mempunyai peran penting dalam pengembangan material
merupakan tujuan utama dari metalografi. Dengan menguji dan mengamati
mikrostruktur suatu material, maka performa material tersebut dapat dilihat.
Struktur mikro ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat pengamat
struktur mikro, diantaranya (Zainuri, Setyawan, & Atmam, 2017).
a. Mikroskop elektron
3. Cementite
Gambar 5. 4 Gambar Cementite
Pearlite merupakan elektroid yang terdiri dari 2 fasa yaitu terit dan
sementit. Kedua fasa ini tersusun dari bentuk yang halus. Perlit hanya
dapat terjadi di bawah 723 C. Sifatnya kuat dan tahan terhadap korosi
serta kandungan karbonnya 0,83%.
5. Bainite
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah:
a. Struktur mikro menentukan tingkat kekerasan baja yang didapat dari
proses heat treatment.
b. Metode quenching merupakan metode yang tepat untuk mendapatkan baja
dengan tingkat kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan dengan metode
annealing atau normalizing.
c. Kecepatan pendingin setelah pemanasan dapat mempengaruhi struktur
mikro yang didapat.
d. Dengan mengetahui struktur mikro sebuah material, maka kita dapat
menentukan kegunaan dari material tersebut.
6.2 Saran
a. Praktikan dijelaskan lebih rinci dalam menggunakan alat praktikum dan
diberikan kesempatan untuk menggunakan alat praktikum.
b. Praktikan diberikan waktu berdiskusi secara berkelompok setelah
melakukan observasi.
c. Memberikan kebebasan terhadap praktikan memilih spesimen yang akan
diuji
d. Memberikan arahan secara struktur dan tidak melewati satupun prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Almadani, M. I., & Siswanto, R. (2020). Proses Manufaktur Mesin Poles dan
Amplas Untuk Proses Metalografi. Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa, 16.
Budianto, F. (2018). Tugas Diagram Fasa Fe-Fe3C Ilmu Bahan dan Pengerjaan
Logam. Surabaya: academi.edu.
ITERA, U. L. (2020). Modul Analisis Struktur Mikro. Lampung Selatan:
Laboratorium Teknik Mesin.
Pradipto, B., & Rasyid, A. H. (2018). Pengaruh Kecepatan Putar Mesin Grinding
dan Polish Terhadap Kualitas Benda Uji. Jurnal Rekayasa Mesin, 107.
Prof. Dr. Hazairin, S. (2012). Analisa Struktur Mikro pada Daerah Las dan HAZ
Hasil Pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMA W) pada Baja
Karbon Medium dan Quenching Air Laut. Jurnal Analisa Struktur Mikro,
3.
Saktisahdan, T. J. (2019). PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT
TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON
RENDAH. Jurnal Laminar, Vol. 1 No. 1, 29.
Saputra, D. L. (2018). Analisis Struktur Mikro Logam Stainless Steel tipe SS 304
Di Instalasi KHIPSB3. Tangerang Selatan: Pusat Teknologi Limbah
Radioaktif – BATAN.
Sukaini, Tarkina, & Fandi. (2013). Teknik Las SMAW. Malang: Kemendikbud.
Zainuri, A., Setyawan, P. D., & Atmam, P. (2017). Analisa Kekerasan dan
Struktur Mikro Pada Baja AISI 1018 Akibat Proses Pack Carburizing
Dengan Variasi Konsentrasi Serbuk Cangkang Keong Emas. Mataram:
Universitas Mataram.
LAMPIRAN