Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN.

Penentuan batas penambangan ini tujuannya adalah menentukan

batas-batas penambangan pada suatu cebakan bijih seoptimal mungkin.

Walaupun tujuannya sama tetapi cara penentuannya dapat berbeda diantara

berbagai tambang. Cara-cara tersebut dapat berbeda karena pengaruh dari

geometri cadangan, kondisi geologi, besarnya kadar dan penyebaran dari

cebakan, stripping ratio serta cutoff garade yang diizinkan, topografi, batas

kuasa penambangan, kecepatan produksi yang direncanakan, geometri lereng

dan jalan yang direncanakan, biaya penambangan hingga biaya pemasaran.

Dalam pelaksanaan penentuan batas penambangan ada faktor-faktor

penting yang harus diperhitungkan, seperti faktor teknis dan faktor ekonomi.

Faktor teknis:

- Kesetabilan lereng: Makin curam sudut lerengyang dibuat akan makin

ekonomis, tetapi akan membahayakan kesetabilan lereng tambang.

- Keselamatan kerja operasi: pada beberapa kasus low wall pada tambang

batu bara tidak menggunakan bench sehingga akan dapat membahayakan

pada saat operasipenambangan terhadap personal dan peralatan.

- Jalan tambang dan peralatan: jalan tambang akan dapat mempengaruhi

kecuraman overal slope.

Faktor ekonomi:

- Tonase dan grade: sangat diharapkan bahwa cadangan mempunyai

tonnase yang besar dengan grade yang tinggi.

- Cost: Makin dalam dan luas penambangan, ongkos pengangkutan bijih dan

1
waste akan makin besar.

- Harga jual.

Kasus permasalahan lingkungan dapat membatasi penambangan,

seperti misalnya kasus pemotongan sungai, goa-goa purbakala, hutan lindung,

pemotongan akuifer serta masalah hidrologi lainnya menjadi masalah krusial

pada perluasan penambangan.

Pada perjalanan umur tambang, harga bahan galian dapat berubah

tergantung pasaran, menyebabkan batuan yang mempunyai kadar rendah

menjadi berharga atau sebaliknya batuab yang asalnya berkadar cukup

ekonomis menjadi tidak berharga, sehingga ada kemungkinan batas

penambangan menjadi semakin meluas dan mengecil. Hal-hal tersebut tentu

harus diperhitungkan.

BAB II
PERTIMBANGAN GEOMETRI

2
Disain dari suatu perencanaan tambang meliputi penentuan bentuk dan

ukuran (geometri) dari suatu lubang bukaan perencanaan produksi,

perencanaan pengolahan dan penempatan fasilitas penunjang lainnya.

Pertimbangan geometri akan menentukan bentuk lubang tambang. Dasar dari

pertimbangan geometri adalah kemampuan batuan dalam mengantisipasi

kecuraman lereng, penggunaan peralatan, perencanaan dan peralatan

produksi, disain jalan tambang serta lebar lereng jenjang yang harus dibuat

untuk maksud keselamatan kerja.

2.1. GEOMETRI JENJANG /LERENG.

PIT LIMIT

Safety Bench

Cut

Working Bench

Bench selanjutnya
Yang akan dipotong

Gambar 2-1. Ilustrasi Fungsi Bench Pada penambangan

Dari gambar diatas dapat dilihat fungsi dari bench:

1. Jenjang kerja (working bench) adalah temapat dilakukannya ekstrasi bahan

galian.

3
2. Safety bench adalah jenjang atau bench yang dibuat untuk mencegah

batuan lepas atau kelongsoran mencapai personil dan peralatan.

Perhitungan Overall Slope

Overall Slope dengan bench pada kemiringan lereng.

Surface
Batas Cadangan

Bijih
Overall Pit Slope dengan bench
500

Batas pit Tanpa Bench

L = 10
t = 15 meter

Gambar 2-2. Ilustrasi Kemiringan lereng pit dengan bench

Dari gambar diatas terlihat:

- Tinggi jenjang = 15 meter

- Lebar Jenjang = 10 meter

4
- Sudut Jenjang = 50 meter

Maka:

Dari hal tersebut diatas berarti kehadiran safety bench akan mengubah

geometri dari overal pit slope, oleh karena itu pada penentuan batas

penambangan, ukuran safety bench harus optimal. Bila terlalu lebar ukuran

safety banch maka akan memperlandai overall pit slope, yang akibatnya terlalu

banyak overburden yang harus digali. Jika safetybench terlalu sempit maka

akan mengurangi stabilitas slope.

2.2. Overall slope dengan jalan tambang.

Disamping geometri slope yang dapat mempengaruhi overal slope,

geometri jalan, pemiliham jalan masuk tambang serta route jalan angkut akan

mempengaruhi posisi lereng ahir.

5
Batas pit akibat banching dan jalan

Batas Cadangan tanpa benching dan jalan

10 m
Jalan
20 m

15 m

Gambar 2-3. Pengaruh Bench terhadap kemiringan lereng

Jika dibuat jalan selebar 20 meter pada posisi seperti gambar 2-3

diatas, maka overall slope dapat dihitung sebagai berikut:

geometri jalan yang mempengaruhi batas ahir penambangan, bukan

hanya lebar jalan angkut dilokasi lumbang tambang tetapi juga pada

penggunaan jalan tambang yang berbentuk spiral.

Gambar 2-4 dan 2-5 dibawah memperlihatkan perbedaan lebar lubang

tambang tanpa jalan dengan overal slope 45 0 dan dengan penambahan jalan

angkut yang mengakibatkan bertambah landainya sudut dan melebar.

Pada gambar 2-6 dibawah memperlihatkan bahwa kehadiran jalan

angkut tambang akan berakibat makin landainya overall slope, dengan

6
konsekwensi bijih yang terambil makin berkurang dan pengambilan wate makin

banyak.

Posisi jalan masukTambang

Ultimate pit slope

Meneabel ore

Ore

Gambar 2-6. Posisi jalan masuk tambang menentukan recovery

penambangan (switch back)

Untuk mengurangi pengaruh jalan angkut terhadap kelandaian overall

slope, adalah perubahan (menaikkan) sudut ramp, tetapi dengan akibat akan

membebani alat angkut dan/atau akan menimbulkan masalah keselamatan

kerja.

7
Gambar 2-7. perbedaan lokasi final pit dengan jalan angkut tambang

Dan tanpa jalan

BAB III

BATAS PENAMBANGAN

Seperti telah diuraikan diatas bahwa batas penambangan akan sangat

8
tergantung pada masalah teknis dan ekonomis. Masalah teknis akan

melahirkan pertimbangan geometri dalam sebuah disain. Sebenarnya masalah

teknis dengan masalah ekonomi tidak hanya terkait secara linier, tetapi juga

saling mengait antar keduanya.

Masalah kesetabilan lereng adalah masalah teknis, tetapi bila terjadi

kelongsoran, maka jalan tambang yang dianggap investasi akan hancur

sehingga investasi akan hilang. Begitu juga untuk dapat dilakukan

penambangan secara ekonomis, maka lereng harus dibuat optimal

kecuramannya. Walaupun tidak setiap kasus penambangan, masalah

kesetabilan lereng merupakan masalah besar, bahkan ada beberapa jenis

penambangan tidak memerlukan analisa kesetabilan yang rumit.

3.1. METODA PENAMPANG.

Parameter yang harus diketahui untuk menghitung pit limit dengan

metoda penampang adalah parameter:

- stripping ratio

- cutoff grade

- break even stripping ratio dan

- breakeven cutoff grade

masing-masing parameter tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:

9
A1w A2w
WASTE
A3w

A1b
A2b Bijih
A3b

Gambar 3-1. Ilustrasi Perhitungan Stripping Ratio

- Blok A1, terdiri dari A1 waste (A1w) dan A1 bijih (A1b)

- Blok A2, terdiri dari A2 waste (A2w) dan A2 bijih (A2b)

- Blok A3, terdiri dari A3 waste (A3w) dan A3 bijih (A3b)

Definisi stripping ratio (nisbah pengupasan) didapat dari pembagian

A1w/A1b (ton/ton, m3/ton, m3/m3) atau disebut overall stripping ratio (jika

kumulatif), sedangkan A2w/A2b disebut instantaneous stripping ratio. Sebelum

mencapai ultimate pit limit penambangan dilakukan pada kategori stripping ratio

yang masih diizinkan dan akan berahir pada stripping ratio yang mempunyai

nilai ekonomis 0 (nol).

10
A1w Waste
A2w Bijih
A3w

A4w

A1b

A2b

A3b

A4b

Gambar 3-2. Penggunaan segmengaris untuk menentukan pit limit

Secara definisi stripping ratio adalah perbandingan jumlah batuan

waste yang harus dibuang untuk mendapatkan bijih/batubara dengan satuan

pembagian waste/ore adalah volume/volume atau ton/ton atau m 3/ton, jika

penambangan dilakukan makin dalam, maka stripping ratio akan semakin

besar. Suatu saat pada nilai stripping ratio tertentu, penambangan tidak

ekonomis lagi dan kalau dilanjutkan akan merugi. Titik batas dimana

penambangan sudah tidak menguntungkan adalah pada harga Net Value = 0.

yaitu: harga jual bijih – ongkos produksi bijih = 0, titik tersebut disebut

Breakeven Stripping Ratio, atau BESR.

11
Tabel 1

Net Value Setiap Segmen Stripping pada gambar 3-2

Segmen Stripping Ratio Net Value ($)

1 A1w/A1b=1,5 2,48

2 A2w/A2b=1,68 1,38

3 A3w/A3b=1,89 0

4 A4w/A3b=2,1 -1,23

Pada segmen 3 terlihat bahwa Net Value akan berharga 0 (nol), jika stripping

ratio sebesar 1,89. maka stripping ratio 1,89 disebut Break Even Stripping Ratio

(BESR). Harga BESR dapat pula dihitung dari rumus sebagai berikut:

Nilai BESR ini disebut pula economic stripping ratio yang artinya berapa besar

keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang secara

tambang terbuka.

Nilai BESR ini akan menentukan pada kadar berapa suatu badan bijih

masih dapat menguntungkan jika ditambang. Harga BESR akan nol (0) pada titi

Break even Cutoff Grade (BECOG)

Tabel 2

12
Perhitungan Break Even Stripping Ratio

13
Gambar 3-3. Garafik brekeven striping ratio

3.2. METODE FLOATING CONE.

Metode ini digunakan untuk menentukan batas ahir tambang terbuka

dengan menggunakan analisis ekonomik pulang pokok (breakeven economic

analysis), dimana ongkos penambangan tahap ahir harus dapat membiayai

pengupasan tanah penutup.

Masukan data:

- Cadangan dibaagi dalam blok-blok yang seragam.

- Tiap blok mempunyai informasi mengenai sifat mekanik batuan/sudut lereng

dan kadar.

- Harga komoditas

- Ongkos stripping, penambangan, pengolahan dan pengangkutan.

- Recovery pengolahan

- .Ongkos administrasi dan royalty

- lebar pit bottom

14
Algoritma Flooting Cone bekerja dalam dua tahap.

Tahap 1:

Taksir kadar blok dan parameter ekonomik (harga komoditas, ongkos

penambangan dan pengolahan, perolehan dan royalty) digunakan untuk

membuat suatu model blok ekonomik. Setiap blok memiliki nilai moneter., blok

bijih nilainya positif dan blok lapisan penutup (waste) negatif. Nilai uang ini

mewakili keuntungan bersih dari penambangan blok yang bersangkutan.

Tahap 2:

Analisis floting cone dilakukan terhadap blok-blok.

- suatu analisis ekonomik dilakukan dengan menjumlahkan nilai uang dari

seluruh bloh. Jika hasilnya positif maka blok ini harus ditambang/dikeluarkan

dari model dan tidak diperhitungkan lagi.

- pengambilan blok dilakukan secara sistimatis sehingga semua blok yang

ekonomis habis ditambang. Pengambilan blok terus dilakukan sehingga

tidak ada lagi blok ekonomis yang ditambang.

- dinding lereng ditentukan sebelumnya.

- lebar pit bottom disesuaikan dengan ukuran peralatan alat.

LANGKAH-LANGKAH

1. Buat blok model nilai cadangan..

15
0,1 0,1 0,1 0,1

0,3 0,2 0,2 0,3 0,2

1,0 1,0 1,0 0,4 0,4 0,3

1,2 1,2 1,0 1,0 0,6 0,4 0,3

1,8 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3

Gambar 3.4. Pembuatan blok model

3. Hitung Net Value Tiap Blok

Net Value

5
4
3
2
1
0
-1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8
-2
Grade %

Gambar 3-5. Grafik Net Value

4. Pembuatan Net Value-Grade

16
-2 -2 -2 -2

-2 -2 -2 -2 -2

1 1 1 -2 -2 -2

2 2 1 1 -1 -2 -2

5 3 2 1 0 -1 -2 -2

Gambar 3-6. Pemodelan Net Value-Grade

Net Value = 4 N.V = N.V = 0


2

-2 -2 -2 -2

-2 -2 -2 -2 -2

1 1 1 -2 -2 -2

2 2 1 1 -1 -2 -2

5 3 2 1 0 -1 -2 -2

Gambar 3.7. Pit Limit Final

17
CONTOH FLOATING CONE

1. Buat Blok Model Net Value

2. Ambil blok yang paling memungkinkan

3. Lakukan langkah yang sama

18
4. ambil blok-blok terahir

5. Posisi Ultimate Limit.

19
Net Value Keseluruhan = +7+4-2-2-1-1-1-1-1-1 = +3

3.3. METODE LERCH – GROSSMAN

Algoritma Lerchs – Grossman merupakan pemrograman dinamik 2-

dimensi, pada dasarnya penentuan batas penambangan yang optimum

menggunakan penampang (2-D cross section) mudah dilakukan.

1. Asumsi-asumsi dasar

a. Nilai ekonomik tiap blok diketahui/dapat dihitung

b. Sudut lereng keseluruhan diberikan sebagai masukan

c. Tujuan memaksimalkan keuntungan total (nilai material yang ditambang

dikurangi ongkos penambangan)

2. Algoritma.

a. Sudut Lereng

- Jika ukuran blok dalam model sudah pasti, tentukan jumlah blok keatas dan

kebawah untuk setiap blok penampang yang paling mendekati kendala

sudut lereng.

- Jika ukuran blok masih dapat diatur, pilihlah sedemikian rupa sehingga

20
geometri ukuran blok sesuai dengan sudut lereng.

b. hitung nilai ekonomik dari tiap blok, yaitu pendapatan dari nilai jual dikurangi

ongkos penambangan blok tersebut, ongkos pengolahan dan ongkos G&A

(General & Administratif cost = Overhead). Nilai ekonomik ini kita sebut

dengan nilai pertama dari blok atau M ij pada penampang 2-Dimensi, blok

(i,j) terletak pada baris i kolom j.

c. Hitung jumlah nilai ekonomik dari blok-blok yang berada di satu kolom

dengan blok (i,j). Ini kita definisikan sebagai nilai kedua dari blok atau M ij.

d. Pada penampang kita tambahkan bari 0, lalu hitung nilai ketiga dari blok

atau Pij sebagai berikut:

Kemudian untuk tiap kolom mulai dari kolom 1:

untuk k = -1, 0, 1

atau

e. beri tanda padah untuk menandai maksimum dari blok (i,j) ke blok (j+k, j-l)

tanda panah ini harus mengarah dari kanan ke kiri.

- Untuk kolom pertama (j=1), buatlah Pij = Mij.

21
- Pij mewakili nilai paling besaryang dapat diperoleh dari penambangan blok

(i,j) dan semua blok diatasnya, serta blok-blok disebelah kirinya. Yang

ditandai oleh tanda panah.

f. pilih jalur optimal (yang akan menandai kontur permukaan tambang atas

batas penambangan dengan mencari j yang memiliki P ij positif dan terbesar

dipermukaan (dibaris 1)

- Kontur batas penambangan akan diperoleh dengan mengikuti arah anak

panah dari kanan ke kiri, mulai dari blok ini.

- Jika nilai Pij dipermukaan (baris 1) semua negatif, berarti tidak ada blok

yang ekonomik untuk ditambang pada penambangan yang bersangkutan.

22
23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai